Professional Documents
Culture Documents
41579-Article Text-214327-1-10-20230405
41579-Article Text-214327-1-10-20230405
41579
adalah dengan pengembangan ekowisata. Berbeda Alam (ADO-ODTWA) yang ditetapkan Direktorat
dengan kegiatan pariwisata pada umumnya yang Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
menimbulkan kerusakan lingkungan, ekowisata (Ditjen PHKA, 2003). Observasi lapangan dilakukan
memiliki konsep tersendiri dimana wisatawan yang untuk meninjau secara langsung kondisi dari lokasi
menikmati keindahan alam diajak untuk memahami dan penelitian dengan didukung oleh data lain berupa foto
menghayati nilai-nilai serta dapat ditanamkan dan klarifikasi dari warga Desa Salenrang untuk
pemahaman dan kepedulian terhadap pelestarian mendukung serta membuktikan kebenaran dari hasil
lanskap (Arifin et al, 2009; Kaswanto, 2015). Oleh karena observasi yang telah dilakukan. Kemudian hasil
itu, ekowisata dapat mendorong timbulnya rasa observasi dilakukan skoring (pembobotan) dan
kepedulian untuk melestarikan sumber daya kawasan kemudian dijelaskan menggunakan analisis deskriptif.
karst. Penilaian dilakukan oleh peneliti berdasarkan Kriteria
dan bobot dari pedoman penilaian ADO-ODTWA PHKA
Berdasarkan permasalahan tersebut dalam
tahun 2003 yang telah dimodifikasi sesuai kondisi di
pengembangan ekowisata pada lanskap yang
lapangan.
seharusnya dilestarikan, perlu mengetahui potensi-
potensi yang terdapat pada lanskap sebagai tahap awal Penilaian untuk ADO-ODTWA dilakukan untuk melihat
dari pengembangan kawasan (Bambang dan Pratiwi, seberapa besar potensi yang dimiliki oleh objek wisata
2011). Hal ini untuk mendeskripsikan kondisi kawasan kawasan karst Rammang-Rammang. Nilai bobot dari
karst Rammang-Rammang agar pemanfaatan masing-masing kriteria penilaian tersebut berbeda-beda
berkelanjutan dapat terlaksana. Oleh sebab itu, tulisan satu sama lain berdasarkan pedoman penilaian ODTWA
ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi potensi yang PHKA tahun 2003, antara lain kriteria penilaian daya
ada di lanskap karst Rammang-Rammang dan menilai tarik wisata alam dengan nilai bobot 6, kriteria penilaian
kelayakan pengembangan potensi karst Rammang- aksesibilitas dengan nilai bobot 5, kriteria penilaian
Rammang. akomodasi dengan nilai bobot 3 dan kriteria penilaian
sarana prasarana penunjang dengan nilai bobot 3.
METODE PENELITIAN
Penilaian komponen daya tarik memiliki 6 unsur
Lokasi dan waktu Penelitian penilaian. Unsur daya tarik tersebut berupa keindahan
alam, sumber daya alam yang menonjol seperti flora
Lokasi penelitian berada di Kawasan Karst Rammang-
maupun fauna, keunikan sumber daya alam, jenis
Rammang yang terletak di Desa Salenrang, Kecamatan
kegiatan wisata alam, kebersihan lokasi dan keamanan
Bontoa, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.
kawasan (Budiyono dan Soelistyari, 2016). Penilaian
Daerah ini merupakan kawasan karst berbukit dengan
komponen akomodasi terdiri dari ketersediaan sarana
tipe tower. Secara administrasi kawasan Rammang-
akomodasi yang terdapat pada radius 15 km dan jumlah
Rammang yang berada di Desa Salenrang memiliki
kamar yang ada di Kawasan Karst Rammang-
batas di sebelah Utara dengan Desa Boto Lempangan,
Rammang. Penilaian komponen aksesibilitas meliputi
di sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Maccini Baji,
beberapa unsur yaitu kondisi jalan dan jarak dari
di sebelah Timur berbatasan dengan Desa Baruga, dan
ibukota provinsi serta aksesibilitas di dalam kawasan,
di sebelah Barat berbatasan dengan Desa
penilaian waktu tempuh terdiri dar waktu tempuh dari
Tunikamaseang. Waktu penelitian dimulai pada bulan
ibukota provinsi dan waktu tempuh menggunakan
Oktober 2019 hingga Desember 2021 yang meliputi
perahu di dalam kawasan, dan yang terakhir frekuensi
kegiatan survei lapangan, persiapan, pelaksanaan dan
kendaraan dari pusat informasi ke obyek wisata.
pengambilan data, pengolahan data, dan penyusunan
Penilaian komponen sarana dan prasarana merupakan
tesis.
penilaian terhadap faktor penunjang yang
Alat dan Bahan memungkinkan proses kegiatan pariwisata dapat
berjalan dengan baik.
Peralatan yang digunakan dalam pengambilan data
tersebut antara lain: Global Positioning System (GPS),
Pengambilan data dilakukan melalui mengisi kriteria
kamera, kompas, dan perangkat lunak Microsoft Office.
dengan nilai yang sesuai dengan kondisi dan gambaran
Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain
kawasan. Kemudian nilai-nilai tersebut ditotal untuk
kuesioner, data sekunder, dan data citra.
mendapatkan skor. Skor diperoleh dengan cara jumlah
Pengumpulan Data nilai setiap unsur dikalikan dengan bobot dari setiap
kriteria penilaian. Menurut Mapa et al (2018) kriteria
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas
penilaian dapat dihitung dengan persamaan sebagai
data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
berikut:
dari hasil pengamatan atau observasi lapangan secara
S=NxB
langsung, wawancara, dan kuesioner di lokasi
Keterangan:
penelitian. Sedangkan data sekunder diperoleh untuk
S = Skor/nilai
mendapatkan data, informasi dan peta yang sudah
N = Jumlah nilai unsur-unsur pada kriteria
tersedia dari berbagai sumber informasi meliputi studi
B = Bobot nilai
literatur, artikel ilmiah, jurnal, dan instansi terkait
seperti kantor desa dan badan pusat statistika
Selanjutnya, untuk menentukan tinggi rendahnya
Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.
potensi objek dan daya tarik wisata alam, dilakukan
Prosedur Analisis Data klasifikasi yang disusun berdasarkan jumlah total dari
penilaian setiap kriteria. Untuk memperoleh nilai
Metode analisis menggunakan kriteria pedoman
maksimum diperoleh dari menjumlahkan skor terbesar
Analisis Daerah Operasi–Objek dan Daya Tarik Wisata
setiap unsur pada kriteria penilaian. Nilai potensi
ODTWA diperoleh dari hasil pembobotan yang telah Kesantaian suasana dan bunyi alami dapat dirasakan di
dilakukan pada setiap kriteria yang merupakan hasil sekitar telaga yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki.
perolehan skor dari setiap kriteria berdasarkan Kesantaian suasana dirasakan berdasarkan suhu udara
penilaian yang telah dilakukan. yang sejuk, banyaknya naungan, aroma yang
menyenangkan, dan suasana yang tenang. Bunyi alami
Tingkat kelayakan setiap kriteria diketahui melalui
berupa kicauan burung dapat didengar dengan jelas di
perhitungan sederhana persentase kelayakan suatu waktu sore hari. Hasil penilaian daya tarik wisata di
obyek wisata (Karsudi et al, 2010) dengan rumus: Kawasan karst Rammang-Rammang memiliki nilai unsur
yang tertinggi, karena hampir memenuhi seluruh sub-
(S Total)/ (S Maks) × 100%
unsur yang ada (Tabel 2)
Keterangan: Tabel 2. Hasil Penilaian Daya Tarik Wisata di Kawasan
Stotal = skor total suatu kriteria Karst Rammang-Rammang
Smaks = skor maksimum pada setiap kriteria No Unsur Nilai
Tabel 1. Penilaian Kelayakan ODTWA 1 Keindahan alam 30
2 Banyaknya jenis 30
No Nilai Tingkat Klasifikasi Penilaian sumberdaya alam yang
Kelayakan Potensi Unsur menonjol
1 >66.6 % Baik (A) Layak 3 Keunikan sumber 30
daya alam
2 33.3 – 66.6 % Sedang (B) Cukup Layak
4 Jenis kegiatan wisata alam 30
3 <33.3 % Buruk (C) Tidak Layak 5 Kebersihan lokasi 30
Sumber: PHKA 2003 6 Keamanan Kawasan 25
Skor (total nilai x Bobot 6) 175x6 = 1050
Untuk indeks potensi merupakan persentase hasil dari
penilaian setiap kriteria berdasarkan pada bobot nilai Banyaknya jenis sumberdaya alam yang menonjol terdiri
maksimum. Kemudian klasifikasi potensi ODTWA dari sub komponen air, flora, fauna, dan gua. Kawasan
dibagi menjadi tiga klasifikasi yaitu rendah, sedang dan karst Rammang-Rammang memiliki 5 sub komponen
tinggi. Untuk menentukan klasifikasi tersebut tersebut. Sub komponen air yang paling menonjol adalah
ditentukan berdasarkan range dari nilai minimum ke Sungai Pute. Flora yang paling menonjol adalah tanaman
nilai maksimum. Hasil perbandingan, maka akan nipa. Nipa (Nypa fruticans) banyak ditemukan di
diperoleh indeks potensi/kelayakan dalam persen (%). sepanjang Sungai Pute (Gambar 2). Fauna endemik kera
Indeks kelayakan ODTWA suatu kawasan ekowisata hitam dare (Macaca maura) yang tersebar di beberapa
adalah dapat dilihat pada Tabel 1. daerah di Kabupaten maros juga terdapat di kawasan
karst Rammang-Rammang. Terdapat tiga gua prasejarah
HASIL DAN PEMBAHASAN di kawasan karst Rammang-Rammang antara lain, gua
batu tianang, gua pasaung, dan gua karama. Gua Batu
Daya Tarik Kawasan Karst Rammang-Rammang
Tianang merupakan gabungan gua dan ceruk yang
Daya tarik merupakan merupakan alasan utama terletak tepat di sisi selatan kaki bukit karst Bulu' Baraka.
pengunjung untuk datang di kawasan karst Rammang- Gua terletak sebelah utara kawasan karst Rammang-
Rammang untuk melakukan kegiatan wisata. Keindahan Rammang. Terdapat beberapa bentuk gambar cadas
alam di kawasan karst Rammang-Rammang terdiri dari yang ada di dalam gua berupa gambar tangan, gambar
pandangan dalam kawasan, keserasian warna dan manusia, gambar ikan, penyu, teripang dan gambar
bentang alam, variasi pandangan, kesantaian suasana, perahu. Gua Pasaung berada pada kaki Bulu Mabaleang
bunyi alami (kicauan burung, gesekan daun, semilir yang merupakan hasil bentukan alam pegunungan
angin) yang terdengar di dalam kawasan. Keindahan gamping. Leang Pasaung merupakan situs yang
alam tersebut dapat dijumpai saat menyusuri Sungai berbentuk ceruk karena hanya merupakan pelataran.
Pute. Menyusuri Sungai Pute adalah paket lengkap Tidak mempunyai ruang berupa lorong-lorong. Situs ini
untuk menikmati dan merasakan keindahan alam berada di sebelah selatan kawasan karst Rammang-
kawasan karst Rammang-Rammang (Gambar 1). Rammang. Gua Karama merupakan gua yang memiliki
arah hadap barat laut. Berada di dalam area Kampung
Berua, sebelah timur kawasan karst Rammang-
Rammang. Gua ini memiliki ornamen berupa stalagtit,
stalagmit, dan pilar yang dijumpai pada atap, lantai, dan
lorong gua.
Keunikan sumber daya alam pada kawasan karst terlihat
dari bentuk karstnya yang unik yang sudah nampak dari
kejauhan. Untuk sub komponen ini terdiri dari gua,
Gambar 1. Hasil Penilaian Sarana dan Prasarana di telaga, flora, fauna khas, hutan batu dan sungai.
Lanskap Karst Rammang-Rammang Beberapa keunikan sumber daya alam tersebut memberi
Pemandangan lainnya terdapat pada area hutan batu yang ruang untuk melakukan kegiatan wisata alam yang
terdiri dari gugusan batu kapur yang berbentuk seperti dapat dilakukan pada kawasan karst Rammang-
menara-menara kecil yang pada bagian bawahnya Rammang di Desa Salenrang seperti trekking,
terbentuk labirin yang dapat dilalui pengunjung. Selain memancing, fotografi, penelitian, menikmati
hutan batu terdapat hamparan sawah dengan background pemandangan, olahraga, dan menyusuri sungai sambil
hutan batu. Area ini dapat digunakan untuk fotografi.
menikmati pemandangan karst serta flora yang ada mobil dan bus. Hasil penilaian aksesibilitas dapat
disekitarnya. dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Penilaian Aksesibilitas di Kawasan Karst
Rammang-Rammang
No Unsur Nilai
1 Kondisi jalan dan Jarak 70
2 Waktu tempuh 30
3 Frekuensi kendaraan 30
Skor (total nilai x Bobot 5) 130x5 = 650
dapat diakses menggunakan perahu dan memiliki batas bahwa pengembangan objek wisata alam dilakukan
waktu dari pagi hingga sore. Selain itu, terdapat satu berdasarkan skala prioritas dan rekomendasi. Hasil
penginapan yang berada di dekat Dermaga 2 berbentuk penilaian diperoleh termasuk dalam kategori sangat
ecolodge yang terdiri dari 6 kamar. potensial, yaitu daerah yang memiliki ODTWA layak
untuk dikembangkan (Dirjen PHKA, 2003).
Sarana dan Prasarana
Kriteria penilaian untuk komponen akomodasi memiliki
Sarana pariwisata adalah semua fasilitas yang
klasifikasi potensi rendah dengan indeks kelayakan
memungkinkan agar prasarana kepariwisataan dapat
sebesar 42%. Untuk pengembangan ekowisata perlu
hidup dan berkembang serta dapat memberikan
meningkatkan akomodasi dengan menambah ecolodge dan
pelayanan untuk memenuhi kebutuhannya yang beraneka
homestay yang melibatkan masyarakat Desa Salenrang.
ragam kepada pengunjung. Prasarana kepariwisataan
adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana
kepariwisataan dapat hidup dan berkembang sehingga SIMPULAN
dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan Berdasarkan hasil dari kajian ini, dapat diketahui bahwa
kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam. Sarana kawasan karst Rammang-Rammang di Desa Salenrang
kepariwisataan merupakan kelengkapan daerah tujuan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dengan
wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan indeks kelayakan pengembangan sebesar 81%. Namun
wisatawan dalam menikmati perjalanan wisata (Tabel 5). untuk untuk komponen akomodasi memiliki klasifikasi
Tabel 5. Hasil penilaian sarana dan prasarana di Kawasan potensi yang cukup rendah dibandingkan komponen
Karst Rammang-Rammang yang lain. Hal ini perlu diatasi dengan meningkatkan
akomodasi dengan menambah ecolodge dan homestay yang
No Unsur Nilai melibatkan masyarakat Desa Salenrang. Secara
1 Sarana 25 keseluruhan kawasan karst Rammang-Rammang di Desa
2 Prasarana 30 Salenrang memiliki potensi yang tinggi untuk
Skor (total nilai x Bobot 3) 55 x 3 = 165 dikembangkan untuk kawasan ekowisata.