You are on page 1of 8

PERSEPSI IBU MENGENAI AKUN INSTAGRAM ANAK SELEBRITI INDONESIA USIA BAWAH LIMA

TAHUN
(Deskriptif Kualitatif Ibu PKK RT 02 / RW 23 Perumahan Lembah Pinus Sasmita Jaya, Pamulang
Tangerang Selatan)

Vanessa Itamar
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Budi Luhur
Email : Vanessaitamar21@gmail.com

Eko Putra Boediman


Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Budi Luhur
Email : ekosyahid@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to find out how the perception of mother about Instagram accounts of Indonesian
celebrities children under five years old. This type of research is qualitative research using
postpositivism paradigm and research results presented in qualitative descriptive methods. The subject
in this research was the mother of PKK members RT 02 / RW 23 Lembah Pinus Residence, Sasmita Jaya,
Pamulang, South Tangerang amounted to 11 people. The collection of data obtained through
observation by observing the location of direct research, and structured interviews. Secondary data is
retrieved from a data source in the form of literature, printed books, internet and documentation. The
research results obtained from this research is the existence of mother perception about Instagram
accounts of Indonesian celebrities children under five years old. The use of social media will give effect
to the establishment of the children's character, but the harm could be prevented if parents restrict
social media use. The conclusions of this research are many factors that determine the person in using
social media and many of the factors which aspects influenced mother in giving its perception about
about Instagram accounts of Indonesian celebrities children under five years old.

Key Words : Perception, qualitative, postpositivism, social media, Instagram.

PENDAHULUAN sendiri atau respon yang sama dengan yang di


Latar Belakang maksud oleh sumber.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak Melihat pentingnya komunikasi,
pernah lepas dari komunikasi. Untuk dapat media komunikasi menjadi hal yang tidak
bertahan hidup manusia perlu berkomunikasi. terpisahkan. Seiring dengan perkembangan
Raymond S. Ross sebagaimana dikutip oleh zaman, kebutuhan manusia akan komunikasi
Rakhmat (2012: 3) mendefinisikan komunikasi dan juga informasi pun meningkat. Inovasi
sebagai “a transactional process involving teknologi semakin maju demi memenuhi
cognitive sorting, selecting, and sharing of segala kebutuhan terutama kebutuhan untuk
symbol in such a way as to help another elicit berkomunikasi dan mencari informasi.
from his own experiences a meaning or Moderenisasi teknologi komunikasi
responses similar to that intended by the menarik khalayak media massa untuk
source,” yaitu Proses transaksional yang melakukan perpindah dari media massa lama
meliputi pemisahan, dan pemilihan bersama (old media) ke media baru (new media),
lambang secara kognitif, sehingga membantu kehadiran internet sebagai era new media
orang lain untuk keluar dari pengalamannya menjadi bukti pesatnya kemajuan teknologi
komunikasi, hampir semua informasi dapat

1
Universitas Budi Luhur
ditemukan dalam internet, selain sebagai ingin dicapai adalah untuk mengetahui
sumber informasi, internet juga merupakan bagaimana persepsi ibu mengenai akun
sumber utama terbentuknya platform yang Instagram anak selebriti Indonesia usia bawah
dapat diakses dengan sangat mudah dan lima tahun. Rumusan masalah penelitian
menyenangkan, salah satunya media sosial. adalah “Bagaimana persepsi ibu mengenai
Media sosial merupakan media yang bisa akun Instagram anak selebriti Indonesia usia
diakses secara online dan memungkinkan bawah lima tahun?”, adapun tujuan penelitian
penggunanya untuk melakukan komunikasi yaitu untuk mengetahui bagaimana persepsi
satu sama lain di manapun dan kapanpun. ibu mengenai akun Instagram anak selebriti
Media sosial yang bisa digunakan saat ini Indonesia usia bawah lima tahun.
sangat beragam,beberapa diantaranya yaitu
youtube, whatsapp, facebook, twitter, TINJAUAN PUSTAKA
Instagram. Media Sosial
Instagram merupakan salah satu dari Sosial media menurut Dailey (2009: 3) adalah
sekian banyak media sosial , dalam Instagram konten online yang dibuat menggunakan
pengguna berinteraksi dengan cara ikuti dan teknologi penerbitan yang sangat mudah
mengikuti kembali, atau biasa disebut dengan diakses dan terukur. Paling penting dari
follow dan followback. Pengguna Instagram teknologi ini adalah terjadinya pergeseran cara
tersebar dari seluruh kalangan dimulai dengan mengetahui orang membaca dan berbagi
kalangan remaja, pengusaha, pegawai, berita, serta mencari informasi dan konten.
mahasiswa hingga influencer. Istilah influencer Ada ratusan saluran sosial media yang
digunakan untuk mendeskripsikan selebriti beroperasi di seluruh dunia saat ini dengan tiga
dan elit media sosial. Selebriti kerap tampil besar facebook, linkedIn dan twitter. (Badri
sebagai pemeran film, pembawa acara, model, 2011: 132)
dan profesi hiburan lainnya. Eksistensi yang
melekat membuat banyak selebriti untuk turut Persepsi
membuat akun Instagram khusus untu anak Persepsi dalam ilmu komunikasi, bisa
mereka. Akun anak selebriti Indonesia usia dikatakan sebagai inti komunikasi, sedangkan
bawah lima tahun sangat mudah ditemukan di penafsiran adalah inti persepsi, yang identik
Instagram, karena Instagram memiliki fitur dengan penyandian balik dalam proses
verifikasi atau tanda centang biru yang komunikasi. Persepsilah yang menentukan kita
menandakan orisinalitas sebuah profile akun memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan
Instagram. Biasanya akun yang terverifikasi yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan
adalah akun orang-orang yang memiliki persepsi individu, maka semakin mudah dan
eksistensi yang tinggi di masyarakat, seperti semakin sering mereka berkomunikasi, dan
public figure, selebriti, politikus, dan merek sebagai konsekuensinya, semakin cenderung
dagang atau lembaga. membentuk kelompok budaya atau kelompok
Terlepas dari fenomena akun identitas (Mulyana, 2005: 167).
Instagram anak selebriti Indonesia usia bawah
lima tahun, Instagram memiliki peraturan yang Teori Atribusi
tidak boleh dilanggar oleh penggunanya. Peneliti menggunakan teori atribusi
Peraturan Instagram yang pertama adalah usia (attribution theory) dipelopori oleh Bernard
pengguna minimal 13 tahun, usia tersebut Weiner dan Fritz Heider. Teori ini membahas
merupakan usia minimal seseorang legal untuk tentang bagaimana individu menarik
menggunakan layanan Instagram. Akun kesimpulan tentang penyebab dari suatu
Instagram anak selebriti Indonesia yang masih perilaku, baik itu perilaku dirinya maupun
berusia dibawah 13 tahun jelas melanggar perilaku seseorang. Teori ini sesuai karena
peraturan pengguna Instagram. Selain itu atribusi merupakan hasil interpretasi yang
penggunaan media sosial pada anak usia dini merupakan persepsi itu sendiri.
dapat menimbulkan dampak negatif bagi anak. Dalam tulisan Heath (2005) dan
Berdaskan uraian latar belakang, hasil yang McDermott (2009), dapat dideskripsikan

2
Universitas Budi Luhur
beberapa asumsi teori atribusi yang (i) Individu cenderung ingin mengetahui
dirumuskan Heider dan Weiner, yaitu : (i) penyebab perilaku yang mereka lihat
individu cenderung ingin mengetahui Seseorang memberikan persepsinya
penyebab perilaku yang mereka lihat; (ii) terhadap suatu objek ataupun perilaku yang
individu menggunakan proses sistematik ditangkap oleh panca indera, baik perilaku
dalam menjelaskan perilaku; (iii) sekali atribut pribadi, maupun prilaku orang lain. Segala hal
dibuat atribut itu memengaruhi perasaan dan yang ditangkap oleh panca indera dapat
perilaku berikutnya; dan (iv) individu memiliki dipersepsikan, sebagaimana dikutip oleh
alasan untuk membangun impresinya Morissan (2013: 75), menurut Heider, setiap
terhadap orang lain. Impresi ini terbangun individu pada dasarnya adalah seseorang
melalui tiga tahap: mengamati perilaku, ilmuwan semu (pseudo scientist) yang
menentukan apakah perilaku tersebut berusaha untuk mengerti tingkah laku orang
dilakukan sengaja atau tidak, dan lain dengan mengumpulkan dan memadukan
mengategorikan perilaku tersebut sebagai potongan–potongan informasi sampai mereka
perilaku yang motivasi internal atau eksternal tiba pada sebuah penjelasan masuk akal
(Rachmat Kriyantono 2017: 171). tentang sebab–sebab orang lain bertingkah
laku tertentu. Asumsi pertama teori atribusi
METODE PENELITIAN menyebutkan bahwa individu cenderung ingin
Moleong (2000: 4) mengungkapkan mengetahui penyebab perilaku yang mereka
pendekatan kualitatif menekankan pada lihat, objek penelitian ini merupakan akun
makna, penalaran, definisi suatu situasi instagram anak selebriti Indonesia usia bawah
tertentu (dalam konteks tertentu), lebih lima tahun, sebelum mengetahui bagaimana
banyak meneliti hal-hal yang berhubungan persepsi ibu mengenai fenomena ini, peneliti
dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan memberikan pertanyaan yang menstimulus
kualitatif, lebih lanjut mementingkan proses informan dengan pertanyaan dasar seputar
dibandingkan dengan hasil akhir. penggunaan media sosial oleh informan. Hasil
Penelitian ini menggunakan metode wawancara peneliti dengan informan seputar
postpositivisme dengan pendekatan penelitian penggunaan media sosial menghasilkan
kualitatif dan metode penelitian deskriptif jawaban beragam, beberapa informan
kualitatif, teknik pengumpulan data yaitu mengemukakan bahwa mereka cenderung
dengan mengumpulkan data primer dan mengetahui media sosial yang dapat
sekunder, data primer menggunakan metode digunakan untuk berkomunikasi seperti
wawancara terstruktur (structured interview), aplikasi whatsapp, selain media sosial yang
Data sekunder dalam penelitian ini merupakan dapat digunakan untuk berkomunikasi,
dokumentasi selama penelitian berlangsung, informan juga menggunakan media sosial
selain itu peneliti juga membaca literature- untuk mencari informasi dan hiburan
literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. diantaranya aplikasi instagram dan facebook.
Teknik analisis data peneliti menggunakan Informan dalam menggunakan media sosial
teknik triangulasi data. bukan hanya didasari oleh faktor kebutuhan
namun juga berhubungan dengan profesi
HASIL PENELITIAN informan, lima orang informan yang berprofesi
Teori atribusi menjadi landasan dalam sebagai guru PAUD, menggunakan media
penelitian ini dengan permasalahan penelitian sosial untuk media sharing informasi dengan
yang mencoba untuk menemukan bagaimana rekan seprofesi dan juga wali murid. Berbeda
persepsi ibu mengenai akun Instagram anak dengan beberapa informan yang merupakan
selebriti Indonesia usia bawah lima tahun, ibu rumah tangga tidak terlalu mementingkan
sesuai dengan teori atribusi peneliti penggunaan media sosial, penggunaan media
memberikan pertanyaan-pertanyaan sosial hanya sekedar mencari informasi ringan
berdasarkan empat asumsi daras dari teori seperti gaya hidup dan juga hiburan. Berbeda
atribusi yang dirumuskan oleh Heider dan dengan informan lain yang memiliki usaha
Weiner yaitu sebagai berikut ini : online shop mengaku sangat aktif

3
Universitas Budi Luhur
menggunakan media sosial. 11 orang informan didasari pada pengalaman informan saat
dalam penelitian ini masing-masing adalah ibu melihat akun instagram selebriti, bahkan
rumah tangga dengan latar belakang profesi informan berpendapat bukan hanya selebriti
dan juga budaya yang berbeda. Namun semua yang ingin agar anaknya terkenal, melainkan
informan merupakan ibu dan juga aktif sebagai beberapa informan sendiri yang memiliki
anggota Ibu PKK RT 02 / RW 23 Lembah Pinus, keinginan agar anak mereka dikenal,
Pamulang, Tangerang Selatan, dan juga kemudahan dalam menggunakan media sosial
memiliki anak. Melalui hasil wawancara dan penyebaran informasi yang lebih cepat
dengan informan seputar pengetahuan mampu menarik pengguna untuk mengikuti
informan akan media sosial peneliti menarik jejak selebriti.
kesimpulan bahwa informan sudah familiar (ii) Individu menggunakan proses sistematik
dengan media sosial, maka langkah dalam menjelaskan perilaku
selanjutnya adalah untuk menstimulus Individu dalam memberikan
keingintahuan informan mengenai prilaku persepsinya terhadap sebuah objek atau
selebritis yang menggunakan akun media perilaku memerlukan tahapan. Suharman
sosial untuk anak mereka yang masih berusia (2005: 23) menyatakan persepsi merupakan
dibawah lima tahun. Setelah memberikan suatu proses menginterpretasikan atau
pertanyaan seputar pengetahuan informan menafsir informasi yang diperoleh melalui
akan media sosial, peneliti kemudian system alat indera manusia. Ada tiga aspek di
menanyakan pada informan pengetahuan dalam persepsi yang dianggap relevan dengan
mereka seputar akun instagram anak selebriti kognisi manusia, yaitu pencatatan indera,
Indonesia usia bawah lima tahun, dan hasil pengenalan pola, dan perhatian. Peneliti
wawancara menghasilkan jawaban yang memberikan stimulus objek penelitian yang
beragam, beberapa dari mereka menganggap akan diterima oleh indera informan dan
bahwa selebriti identik dengan hidup yang memunculkan perhatian agar informan
mewah, dan kecendrungan ingin dikenal oleh memberikan persepsinya. Asumsi ini
khalayak, dan hal tersebut berlaku juga untuk mendasari peneliti untuk membuat
anak-anak selebriti. bukan tanpa alasan, pertanyaan yang sistematis dengan
persepsi mereka mengenai hidup mewah pertanyaan mendasar dan diakhiri dengan
pertanyaan mengenai persepsi sebagai tujuan Namun jika orang itu percaya, seseorang
utama dari penelitian ini. melakukan sesuatu karena memiliki maksud
(iii) Sekali atribut dibuat atribut itu atau motif tertentu maka dimensi atribusi
memengaruhi perasaan dan perilaku lainnya akan saling berinteraksi. Sebagaimana
berikutnya dikemukakan oleh Heider, setiap individu
Asumsi ini melekat pada informan memiliki gaya tribusi atau style of attribution
yang tidak dapat dengan mudah untuk diubah, masing-masing yang telah melekat dalam diri
individu memberikan persepsi berdasarkan individu itu sendiri, hal ini berkaitan dengan
pada beberapa faktor, Morissan (2013: 77) kepribadian dan juga latar belakang yang
mengemukakan cara individu mengatasi dimiliki oleh seseorang. Beberapa informan
keraguan dan membangun suatu pola yang yang familiar dengan media sosial dan juga
konsisten adalah berbeda antara satu individu gemar mengikuti berita selebriti atau bahkan
dengan individu lainnya. Heider menyebut mengidolakan selebriti menganggap bahwa
pola–pola persepsi individu sebagai “gaya penggunaan Instagram pada anak usia bawah
atribusi”. Dia mengakui berbagai keadaan lima tahun merupakan suatu hal yang wajar,
dapat menyimpulkan berbagai interpretasi informan dengan pribadi seperti ini tidak
bergantung pada gaya atribusinya (style of keberatan dengan penggunaan Instagram
attribution). Misalnya, seseorang adalah orang pada anak usia bawah lima tahun meskipun hal
yang memiliki sifat optimis dan pemikiran ini melanggar ketentuan Instagram. Berbeda
positif maka akan menilai karyawan yang tiba– dengan informan yang tidak terbiasa dengan
tiba giat bekerja itu sebagai orang yang ingin media sosial, menganggap bahwa penggunaan
memperbaiki dirinya (self–improvement). Instagram pada anak usia bawah lima tahun

4
Universitas Budi Luhur
bisa memberikan dampak buruk pada anak. mengamati perilaku, menentukan apakah
Sedangkan informan yang sangat aktif perilaku tersebut dilakukan sengaja atau tidak,
menggunakan media sosial mengungkapkan dan mengategorikan perilaku tersebut sebagai
bahwa ia bahkan turut membuatkan akun perilaku yang didorong oleh motivasi internal
Instagram untuk anaknya yang masih berusia atau eksternal. Untuk mengetahui bagaimana
empat tahun dengan tujuan agar foto-foto persepsi orang tua mengenai akun Instagram
sang anak dapat dikenang dan mudah anak selebriti Indonesia usia bawah lima tahun
ditemukan dalam media sosial. Gaya atribusi peneliti memberikan gambar objek penelitian
seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor dengan cara menunjukan langsung akun
seperti usia, pengalaman, lingkungan, Instagram anak selebriti yang berusia dibawah
pergaulan, jenis kelamin, budaya dan faktor lima tahun, tahapan ini merupakan bagian dari
lainnya. Gaya tribusi beberapa informan dalam mengamati perilaku. Kemudian informan
memberikan persepsinya mengenai akun memberikan pendapatnya mengenai objek
Instagram anak selebriti Indonesia beragam, tersebut, menentukan bagaimana perilaku
beberapa informan menentang hal ini, tersebut sesuai dengan pandangan mereka.
beberapa informan menganggap wajar, dan Lalu informan memberikan pendapatnya
informan lainnya mengikuti selebriti untuk apakah perilaku orang tua dalam
turut menggunakan media sosial pada anak. menggunakan media sosial pada anak didasari
Asumsi ketiga teori atribusi sesuai dengan oleh faktor internal ataukah eksternal. Dalam
persepsi yang disampaikan oleh informan membangun impresinya terhadap orang lain,
sesuai dengan gaya atribusinya masing- setiap individu memiliki alasan, alasan
masing. tersebut bisa berupa kesesuaian dengan
(iv) individu memiliki alasan untuk pengalaman masa lalu, ketertarikan terhadap
membangun impresinya terhadap orang lain orang lain, atau justru rasa tidak suka terhadap
individu memiliki alasan untuk orang lain, beberapa faktor tersebut
membangun impresinya terhadap orang lain. memengaruhi impresi seseorang trhadap
Impresi ini terbangun melalui tiga tahap: orang lain.
Hasil penelitian yang dicapai memberikan jawaban dari rumusan
menunjukan bahwa persepsi ibu mengenai permasalahan dan tujuan penelitian.
penggunaan media sosial Instagram pada anak Berdasarkan deskriptif kualitatif yang telah
sangat beragam, dan banyak faktor yang peneliti jabarkan dalam hasil wawancara
memengaruhi hal tersebut. Peneliti terhadap 11 Ibu PKK Perumahan Lembah Pinus
menemukan persepsi para informan dengan RT 02/23 Pamulang Timur, Tangerang Selatan
memberikan pertanyaan berdasarkan asumsi mengenai akun Instagram anak selebriti
dasar teori atribusi. Informan yang aktif Indonesia usia bawah lima tahun
menggunakan media sosial mengaggap wajar menghasilkan jawaban beragam.
jika selebriti membuat akun Instagram pribadi (i) Individu cenderung ingin mengetahui
untuk anak mereka meskipun masih berusia penyebab perilaku yang mereka lihat
dibawah lima tahun. Informan yang tidak Pada asumsi ini, peneliti memberikan
familiar dengan media sosial menganggap pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai
penggunaan Instagram pada anak dibawah penggunaan media sosial agar informan
usia dapat membawa pengaruh buruk bagi memiliki rasa keingintahuan terhadap objek
tumbuh kembang anak, sedangkan informan penelitian sehingga dapat memberikan
yang aktif menggunakan media sosial, dan juga jawaban terkait pertanyaan-pertanyaan
mengidolakan selebriti memberlakukan hal tersebut. Asumsi ini menyatakan bahwa
yang sama untuk anak mereka dengan cara individu cenderung ingin mengetahui
membuat akun Instagram pribadi untuk anak. penyebab perilaku yang mereka lihat,
pengetahuan informan mengenai media sosial
PEMBAHASAN adalah berdasarkan pengalaman mereka
Lima asumsi dasar teori Fritz Heider dalam memandang media sosial, anggapan
yang menjadi landasan penelitian telah positif datang dari informan yang dalam

5
Universitas Budi Luhur
kesehariannya menggunakan media sosial, selebriti memberikan dukungan mengenai
sedangkan sebagian informan menganggap penggunaan media sosial oleh anak usia dini,
bahwa media sosial memberikan banyak pendapat tersebut tidak dapat dipatahkan
dampak negatif, dan informan menggunakan meskipun ada aturan jelas yang melarang
media sosial untuk keperluan berkomunikasi, pengguna Instagram usia dibawah 13 tahun.
selain itu tujuan penggunaan media sosial Informan lain yang tidak familiar terhadap
selain untuk berkomunikasi adalah sebagai Instagram dan memiliki pengalaman buruk
media hiburan. Dalam menggunakan media menyatakan bahwa orang tua tidak boleh
sosial Informan mengutamakan kemudahan menggunakan media sosial pada anak, hal ini
berkomunikasi, dan mengenai penggunaan juga tidak dapat dibantah meskipun anak akan
Instagram dilatarbelakangi oleh kebutuhan beranjak dewasa dan bisa membedakan baik
akan hiburan dan hobi. Setelah peneliti buruk, atau dengan didampingi orang tua
menanyakan mengenai penggunaan media dalam menggunakan media sosial, tetapi
sosial, pada asumsi ini peneliti menunjukan pendapat ini tidak akan bisa diubah karena
langsung profile Instagram selebriti dan anak atribut telah melekat dalam diri seseorang.
selebriti Indonesia usia bawah lima tahun. Pada asumsi ini peneliti memberikan
(ii) Individu menggunakan proses sistematik pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dalam menjelaskan perilaku dengan alasan penggunaan media sosial,
Asumsi ini menyatakan bahwa individu pengalaman dan ketertarikan informan.
dalam menjelaskan perilaku menggunakan (iv) Individu memiliki alasan untuk
proses yang berurutan. Beberapa informan membangun impresinya terhadap orang
seringkali menceritakan pengalamannya lain
sebelum menjawab pertanyaan. Ketika Dalam membangun impresinya terhadap
dihadapkan dengan objek penelitian, informan orang lain, setiap individu memiliki alasan,
mengamati objek tersebut, informan alasan tersebut bisa berupa kesesuaian
menangkap informasi dan ingin tahu lebih dengan pengalaman masa lalu, ketertarikan
banyak akan hal tersebut, setelah itu mereka terhadap orang lain, atau justru rasa tidak suka
akan berbagi pengalaman mereka dan terhadap orang lain, beberapa faktor tersebut
menjawab pertanyaan, maka dari itu peneliti memengaruhi impresi seseorang trhadap
memberikan pertanyaan-pertanyaan dasar orang lain. Seseorang cenderung tertarik
dan bertahap hingga pertanyaan mengenai dengan sesuatu yang dekat dengan mereka,
persepsi mereka sebagaimana tujuan dalam penelitian ini penekanan terhadap
penelitian untuk mengetahui persepsi. peran orang tua yang menjadi jembatan antara
(iii) Sekali atribut dibuat atribut itu objek penelitian dan pemilihan informan yang
memengaruhi perasaan dan perilaku sesuai sehingga rumusan masalah dapat
berikutnya dijawab. Impresi masih berkaitan dengan
Pada asumsi ini banyak hal yang berperan atribut yang telah melekat dalam diri
karena berhubungan dengan latar belakang seseorang, pada asumsi ini peneliti
seseorang dalam memberikan jawaban dan memberikan pertanyaan mengenai persepsi
persepsinya, persepsi antara satu informan ibu mengenai akun Instagram anak usia bawah
dengan lainnya akan menghasilkan jawaban lima tahun.
yang berbeda tergantung dari bagaimana latar Peneliti menggali persepsi informan
belakang usia, pendidikan, pengalaman, jenis mengenai penggunaan akun Instagram anak
kelamin, budaya, kelas ekonomi, bahkan selebriti Indonesia usia bawah lima tahun.
agama. Hal ini terlihat jelas oleh peneliti saat Informan yang tidak pernah menggunakan
berhadapan langsung dengan informan dan media sosial dan merasa tidak memerlukan
memberikan pertanyaan, ada pro dan kontra media sosial memberikan jawaban bahwa
yang terjadi sesuai dengan asumsi ini yang persepsi mereka akan akun intagram anak
menyatakan bahwa atribut yang dibuat, akan selebriti Indonesia usia bawah lima tahun
memengaruhi perasaan dan perilaku merupakan suatu yang memberikan dampak
berikutnya. Informan yang familiar dengan buruk bagi anak. Beberapa informan

6
Universitas Budi Luhur
menentang penggunaan media sosial pada terlebih lagi pada anak usia bawah lima tahun.
anak usia bawah lima tahun dengan alasan Media sosial memberikan dampak positif dan
pengaruh buruk yang mungkin ditimbulkan negatif, sebagai orang tua harus mampu
pada sang anak. Selain itu beberapa faktor juga mendampingi anak dalam menggunakan
mempengaruhi persepsi informan yang tidak media sosial hingga tidak menyebabkan
setuju mengenai penggunaan media sosial dampak negatif bagi anak. Persepsi informan
pada anak usia bawah lima tahun, anggapan mengenai akun media sosial anak selebriti
buruk terhadap media sosial mempengaruhi Indonesia bawah lima tahun menghasilkan
informan dalam memberikan persepsinya. Hal jawaban beragam yang dipengaruhi oleh pola
yang berbeda terlhat pada informan yang pikir, pengalaman, profesi dan pandangan
terbiasa menggunakan media sosial dan pribadi informan. Sebagian orang tua
informan yang memiliki ketertarikan terhadap beranggapan bahwa merupakan suatu hal
selebriti, mereka menganggap bahwa akun yang wajar bagi selebriti dalam menggunakan
Instagram anak selebriti Indonesia usia bawah media sosial bagi anak usia bawah lima tahun,
lima tahun merupakan suatu hal yang menarik anggapan tersebut dipengaruhi oleh
dalam media sosial dan merupakan hal yang pengalaman dalam menggunakan media
wajar seorang selebriti. Informan yang sosial, dan sebagian informan lainnya
merupakan ibu PKK yang telah memiliki beranggapan bahwa sebagai orang tua
keluarga menggunakan pengalaman mereka seharusnya membatasi penggunaan media
dalam memberikan persepsi. Sebagian orang sosial dan tidak menggunakan media sosial
tua yang memang terbiasa menggunakan pada anak usia bawah lima tahun karena dapat
media sosial tidak keberatan melihat memberikan dampak buruk bagi anak.
penggunaan media sosial pada anak usia
bawah lima tahun. SARAN
Melihat hasil penelitian yang dicapai
KESIMPULAN setelah melalui proses penelitian, penelitian ini
Berdasarkan uraian penelitian serta masih memiliki banyak kekurangan, saran bagi
hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa peneliti selanjutnya diharapkan penelitian
informan dalam menggunakan media sosial selanjutnya dapat memperoleh data yang lebih
melihat pada beberapa faktor seperti faktor lengkap terkait dengan penelitian serupa,
kepentingan dalam menggunakan media fenomena dalam media sosial yang dapat
sosial, fungsi menggunakan media sosial dan diteliti sangat beragam, media sosial yang
menunjang profesi, daktu dalam terus berkembang dapat menjadi bahan
menggunakan media dipengaruhi oleh banyak penelitian yang dapat berguna bagi banyak
faktor, seperti faktor kebutuhan, faktor profesi kalangan. Peneliti berharap agar lebih banyak
dan faktor kepentingan, media sosial yang lagi penelitian-penelitian terkait media sosial.
banyak digunakan oleh informan adalah media
sosial yang menunjang kegiatan DAFTAR PUSTAKA
berkomunikasi, sehingga berkomunikasi lebih Badri, Muhammad. (2011). Corporate and
mudah dan efektif. Penggunaan Instagram Marketing Communication. Jakarta:
bukan merupakan kebutuhan utama, sebagian Universitas Mercu Buana.
Kriyantono, Rachmat. 2017. Teori-Teori Public
besar menggunakan Instagram hanya untuk
Relations Perspektif Barat dan Lokal:
mengisi waktu luang atau mencari hiburan. Aplikasi Penelitian dan Praktik.
Informan memandang penggunaan media Jakarta: Kencana.
sosial pada anak usia bawah lima tahun akan Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian
memengaruhi pribadi anak hingga dewasa Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
nanti. Beberapa informan beranggapan bahwa Rosdakarya.
penggunaan Instagram pada anak usia bawah Morissan. 2013. Teori Komunikasi : Individu Hingga
lima tahun dapat memberikan dampak buruk. Massa . Jakarta : Kencana.
Peranan orang tua menjadi hal yang terpenting Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu
dalam menggunakan media sosial pada anak Pengantar. Bandung : Remaja
Rosdakarya.

7
Universitas Budi Luhur
Rakhmat, Jalaluddin. 2012. Metode Penelitian
Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis
Statistik. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Suharman. (2005). Psikologi Kognitif. Surabaya:
Srikandi.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode
penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

8
Universitas Budi Luhur

You might also like