You are on page 1of 14

PRINTED ISSN 2087-8699

available at http://ejournal.unp.ac.id/index.php/psikologi/
ELECTRONIC ISSN 2622-6626

Published by Jurnal RAP (Riset Aktual Psikologi) Vol. 14 No. 1, 2023


Universitas Negeri Padang, Indonesia
Page 49-62

STRES AKADEMIK DAN KECERDASAN EMOSIONAL SEBAGAI


PREDIKTOR KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF
𝟏
Fidia Oktarisa, 𝟐 Reynalda Fildzah Dessyrianti, 𝟑 Ninda Deviona, 𝟒 Maghrizkia Aulia Wilda
1
Fakultas Psikologi Universitas Negeri Padang
2,3,4
Fakultas Psikologi Universitas Ciputra Surabaya
e-mail: fidiaoktaris@fpk.unp.ac.id

Submitted: 2023-05-15 Published: 2023-06-12


Accepted: 20223-06-09 DOI: https://doi.org/10.24036/rapun.v14i1.122927

Abstract: Academic Stress and Emotional Intelligence as the Predictor of Subjective


Well-being. University students face many challenges throughout their college year. In
the early pandemic of COVID-19, all activities were conducted online, leading to new
problems and may affect one’s subjective well-being. To know the contribution of
academic stress and emotional intelligence to the subjective well-being of college students
in Indonesia, this study collected research samples by using convenience sampling. This
research asked 118 university students from 51 different majors from various universities
to fulfil our questionnaire online. The data result concluded that the multiple linear
regression analysis showed that both Academic Stress and Emotional Intelligence played
a role in determining Subjective Well-being F = 14,792, p < 0.001. The total contribution
of both variables was 21,2% (𝑅 2 = 0,212). Partially only emotional intelligence can
contribute significantly with the acquisition of a t value of 5.360 and a significant p value
(p <0.001), while academic stress does not play a significant role in increasing student
subjective well-being.
Keywords: Academic stress, emotional intelligence, subjective well-being, university
students
Abstrak: Stres Akademik dan Kecerdasan Emosi Sebagai Prediktor Kesejahteraan
Subjektif. Mahasiswa menghadapi banyak tantangan sepanjang tahun kuliah mereka. Pada
awal pandemi COVID-19, semua aktivitas dilakukan secara daring sehingga menimbulkan
masalah baru dan salah satu dampaknya pada kesejahteraan subjektif mahasiswa.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi stress akademik dan kecerdasan emosi
terhadap kesejahteraan subjektif pada mahasiswa di Indonesia, penelitian ini
mengumpulkan sampel penelitian dengan cara menggunakan convenience sampling.
Sebanyak 118 mahasiswa dari 51 jurusan berbeda dari berbagai universitas di Indonesia
diminta kesediaannya mengisi kuesioner penelitian ini secara online. Analisis regresi linier
50 Jurnal RAP UNP, Vol. 14, No. 1, Mei 2023, hal. 49-62

berganda yang digunakan pada penelitian ini menunjukkan hasil bahwa stres akademik
dan kecerdasan emosional secara bersama-sama berperan dalam menentukan
kesejahteraan subjektif. Perolehan skor sebesar F = 14.792, p < 0,001 dan total kontribusi
kedua variabel adalah 21,2% (R2=0,212). Secara parsial hanya kecerdasan emosional yang
dapat memberikan kontribusi secara signifikan dengan perolehan nilai t sebesar 5,360 dan
nilai p signifikan (p<0,001), sedangkan stress akademik tidak berperan signifikan dalam
meningkatkan kesejahteraan subjektif mahasiswa.
Kata kunci: Stres Akademik, Kecerdasan Emosi, Kesejahteraan Subjektif, Mahasiswa

PENDAHULUAN
Pada tahun 2020, data Ditjen Dikti individu mencari jati dirinya (Asiyah, 2013).
mengungkapkan bahwa ada lebih dari 8 juta Sebagian besar mahasiswa juga merasakan
orang yang terdaftar sebagai mahasiswa pengalaman merantau, meninggalkan rumah
(PDDIKTI, 2020). Jumlah tersebut belum dan keluarga untuk pertama kalinya (Cleary et
termasuk jumlah mahasiswa Indonesia yang al., 2011).
belajar di luar negeri, artinya sebenarnya Pada masa awal pandemi COVID-19, proses
jumlah mahasiswa dalam lingkup pendidikan belajar mengajar dilakukan melalui platform
tinggi jauh lebih banyak. daring karena sebagian besar kampus
Faktanya mahasiswa memiliki tantangan mengalihkan semua perkuliahan dan kegiatan
dalam beradaptasi dengan kehidupan tatap muka. Pembelajaran seperti ini
perkuliahan. Misra dan Castillo (2004) dilakukan untuk menekan penyebaran virus
berpendapat bahwa individu mengalami COVID-19. Pembelajaran daring merupakan
kondisi penuh tekanan ketika melanjutkan kegiatan belajar mengajar dengan
pendidikan ke tingkat perguruan tinggi karena menggunakan jaringan internet untuk
perlu beradaptasi dengan lingkungan menyampaikan materi (Mustofa et al., 2019).
akademik dan sosial yang baru. Membuat Perubahan sistem atau pendekatan
pilihan hidup mandiri, menyesuaikan diri pembelajaran menuntut adaptasi yang cepat
dengan tuntutan kuliah, dan berinteraksi baik oleh mahasiswa maupun dosen.
dengan beragam orang baru merupakan Permasalahan tersebut dapat muncul jika
tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa pelaksanaannya tidak dipersiapkan dengan
(Hernandez-Torrano et al., 2020). Selain itu, baik sehingga menimbulkan sederet
masa kuliah merupakan masa dimana banyak

ELECTRONIC ISSN 2622-6626


UNP JOURNALS
[Fidia Oktarisa, dkk, Stres Akademik dan Kecerdasan...] 51

permasalahan dalam pembelajaran daring Persepsi dan evaluasi orang terhadap


(Charismiadji, 2020). kehidupannya sendiri termasuk dalam
Tantangan yang dihadapi mahasiswa semakin kesejahteraan subjektif (Diener, Oishi, & Tay,
meningkat sejak pandemi Covid-19. Krisis 2018). Diener, Oishi, dan Tay (2018) juga
yang tidak terduga ini, serta tindakan menambahkan bahwa kesejahteraan subjektif
pencegahan yang ketat seperti karantina yang mencakup penilaian kognitif reflektif
ketat dan penutupan sekolah, telah mengubah (kepuasan hidup) dan respons emosional
kehidupan orang secara dramatis dan (emosi yang menyenangkan versus tidak
berdampak negatif terhadap kesehatan mental menyenangkan. Individu dengan
dan fungsi psikologis mereka (Capone et al., kesejahteraan subjektif yang tinggi puas
2020). Mahasiswa menghadapi tantangan dengan kehidupan mereka dan merasa bahwa
baru terkait transisi ini, seperti kebutuhan mereka sering merasakan kegembiraan
untuk menciptakan teknik belajar baru, belajar (Tümkaya, 2011).
lebih mandiri, dan harus menghadapi banyak Ada banyak keuntungan memiliki
ketidakpastian (Capone et al., 2020). Siswa kesejahteraan subjektif yang tinggi. Bücker et
juga melaporkan kecemasan, kesusahan, dan al. (2018) melaporkan bahwa individu
kesulitan dalam berpartisipasi dalam kegiatan berisiko lebih rendah menderita beberapa
(Wu et al., 2021). Banyaknya peristiwa yang masalah psikologis dan sosial, termasuk
terjadi dapat berdampak pada kesejahteraan depresi. Kesejahteraan subyektif juga
subjektif siswa. berkorelasi dengan kesehatan fisik (Frisch,
Istilah kesejahteraan subjektif diartikan 2000). Kesejahteraan subyektif mahasiswa
sebagai persepsi seseorang tentang universitas dapat berdampak positif terhadap
kesejahteraannya berdasarkan lingkungan, kinerja akademik mereka. Orang yang
reaksi, dan pengalaman pribadinya (Pontin et percaya pada kemampuan mereka untuk
al., 2013). Kesejahteraan subyektif adalah menyelesaikan tugas akademik cenderung
evaluasi dan kesan individu terhadap kualitas menunda-nunda dan memiliki tingkat
hidup mereka (termasuk kualitas interaksi kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi
sosial, psikologis, dan emosional mereka) (Berber Çelik & Odaci, 2020). Kepuasan
(George, 2000; Tamannaeifar & hidup di kalangan siswa sekolah menengah
Motaghedifard, 2014). berhubungan positif dengan prestasi
akademik mereka (Diseth, Danielsen, &

PRINTED ISSN 2087-8699


UNP JOURNALS
52 Jurnal RAP UNP, Vol. 14, No. 1, Mei 2023, hal. 49-62

Samdal, 2012). Individu yang mengalami kesehatan fisik dan psikologis, kinerja
emosi positif cenderung lebih fokus pada studi akademik, dan kesejahteraan subjektif mereka
mereka dan menganggapnya menyenangkan. sampai tingkat tertentu. Zhong (2009) juga
Siswa terus-menerus ditantang dengan menambahkan bahwa stres dapat berdampak
menuntut tugas kuliah selama studi mereka, negatif pada kesehatan mental seseorang.
yang membuat mereka stres. Mahasiswa yang
Stres kerja dapat menurun ketika seseorang
tidak dapat memenuhi ekspektasi perkuliahan
memiliki tingkat kecerdasan emosi yang
dapat mengalami stres (Septiani & Fitria,
tinggi (Baharuddin et al., 2020; Noviati,
2016). Stres dapat disebabkan oleh berbagai
2015). Gangai & Agrawal, 2013 menemukan
faktor, antara lain tekanan, ujian, mata
bahwa penanganan stress yang tepat dapat
pelajaran yang menantang, sistem pendidikan
meningkatkan kinerja seseorang dengan
yang unik, dan kekhawatiran tentang rencana
mengimplementasi kecerdasan emosi.
setelah lulus (Ramli et al., 2018).
Hubungan negatif Antara stres dan
Kondisi emosional atau mental yang paling
kecerdasan emosi, dimana semakin tinggi
sering ditemui siswa selama menempuh
kecerdasan emosi seseorang, maka semakin
pendidikan adalah stres akademik (Ramli et
rendah tingkat stress yang dialami (Putra et
al., 2018). Gadzella dan Masten (2005)
al., 2016).
mendefinisikan stres sebagai suatu kondisi
yang terjadi akibat adanya tuntutan dan Kecerdasan emosional adalah faktor penting
perubahan yang dialami seseorang. Stres lainnya untuk kesejahteraan subjektif siswa.
akademik merupakan kondisi yang muncul Salovey dan Mayer (1990) awalnya
akibat interaksi yang terjadi antara mengembangkan konsep kecerdasan
kepribadian seseorang, tingkat stres, dan emosional sebagai kemampuan individu
kecemasan yang terjadi saat menghadapi untuk memahami dan mengekspresikan
proses pembelajaran (Bedewy & Gabriel, emosi. Goleman (1998) percaya bahwa
2015). kecerdasan emosional adalah kemampuan
Dampak merugikan dari stres termasuk untuk memotivasi diri sendiri dan menahan
penurunan fungsi normal, kelelahan, dan frustrasi, mengendalikan dorongan hati dan
masalah kesehatan (Ramli et al., 2018). tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur
Ketika stres mahasiswa dilihat secara negatif suasana hati, dan menjaga agar stres tidak
atau berlebihan, hal itu dapat berdampak pada

ELECTRONIC ISSN 2622-6626


UNP JOURNALS
[Fidia Oktarisa, dkk, Stres Akademik dan Kecerdasan...] 53

melumpuhkan kemampuan berpikir dan Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
berempati. untuk mengetahui kontribusi stres akademik
dan kecerdasan emosional sebagai prediktor
Individu yang cerdas secara emosional dan
kesejahteraan subjektif pada mahasiswa.
mahir dalam mengatasi kesulitan emosional
Berdasarkan tujuan tersebut penelitian ini
lebih cenderung bahagia dan memiliki
diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa
kesejahteraan yang lebih baik (Wang, Zou,
dan konselor sekolah dengan memberi
Zhang, & Hou, 2019). Individu dengan
pemahaman tentang faktor-faktor yang
kecerdasan emosional yang tinggi lebih
mempengaruhi kesejahteraan subjektif.
mampu mengendalikan emosinya; dengan
demikian mereka cenderung memiliki Metode Penelitian
kesejahteraan yang lebih baik (Salovey, Penelitian ini mengkaji prediktor
Bedell, Detweiler, & Mayer 1999). kesejahteraan subjektif di kalangan
Kecerdasan emosional dipandang sebagai mahasiswa yang mengikuti perkuliahan
tanda penyesuaian psikologis dan pendahulu selama masa pandemi Covid-19. Jenis
yang signifikan terhadap emosi kebahagiaan penelitian ini kuatitatif korelatif dengan
(Mayer & Salovey, 1995). populasi mahasiswa di Indonesia. Jumlah
partisipan sebanyak 118 mahasiswa.
Beberapa penelitian tentang stres akademik,
Penelitian ini menggunakan teknik purposive
kecerdasan emosional, dan kesejahteraan
sampling dengan kriteria yaitu mahasiswa
subjektif telah dilakukan. Penelitian
aktif dari tahun pertama sampai tahun
sebelumnya oleh Sánchez-Álvarez,
keempat, melakukan perkuliahan secara
Extremera, dan Fernández-Berrocal (2016)
daring selama masa pandemi Covid-19, dan
dan Burrus et al. (2012) menunjukkan bahwa
berasal dari jurusan yang berbeda di berbagai
terdapat hubungan yang signifikan antara
universitas di Indonesia.
kecerdasan emosional dengan kesejahteraan
subjektif. Bel et al. (2012) menemukan bahwa Kesejahteraan subjektif dalam penelitian ini
stres dan kesejahteraan berkorelasi terbalik. diukur menggunakan The Modified BBC
Namun, penelitian sebelumnya dilakukan di Subjective Well-being Scale (BBC-SWB)
budaya Barat, penelitian ini ingin melihat oleh Pontin et al (2013) yang diterjemahkan
apakah hasil penelitian juga sejalan pada ke dalam Bahasa Indonesia. BBC-SWB
budaya Timur. memiliki 23 item dari 3 subskala berdasarkan

PRINTED ISSN 2087-8699


UNP JOURNALS
54 Jurnal RAP UNP, Vol. 14, No. 1, Mei 2023, hal. 49-62

domain kesejahteraan subjektif. Subskala Kecerdasan emosional diukur dengan


mewakili kesejahteraan psikologis, menggunakan The Schutte Self Report
kesehatan fisik dan kesejahteraan, dan Emotional Intelligence Test (SSEIT) oleh
hubungan. Setiap dimensi BBC-SWB Schutte et al (1998) yang diterjemahkan ke
memiliki konsistensi internal yang baik. dalam Bahasa Indonesia. SSEIT memiliki 33
Alpha Cronbach of Psychological Well-being item dari 4 subskala berdasarkan domain
adalah 0,917 dengan 1 item dikecualikan kecerdasan emosional. Subskala mewakili
(CITC <.300), kesehatan fisik dan perceiving emotions, mengelola emosi,
kesejahteraan adalah 0,791 (CITC <.300), memfasilitasi emosi, dan memahami emosi.
dan relasi adalah 0,817 (CITC <.300). Secara keseluruhan, setiap dimensi SSEIT
memiliki konsistensi internal yang baik.
Stres akademik mahasiswa diukur dengan
Alpha Cronbach dari perceiving emotions
menggunakan The Perception of Academic
adalah 0,807 dengan 2 item dikecualikan
Stress Scale (PAS) oleh Bedewy & Gabriel
(CITC <.300), mengelola emosi adalah 0,778
(2015) yang diterjemahkan ke dalam Bahasa
(CITC >.300), memfasilitasi emosi adalah
Indonesia. PAS memiliki 18 item dari 4
0,758 dengan 1 item dikecualikan (CITC
subskala berdasarkan domain stres
<.300) dan memahami emosi adalah 0,758
akademik. Subskala mewakili beban kerja,
(CITC <0,300).
persepsi beban kerja, persepsi akademik diri
dan pembatasan waktu. Secara keseluruhan, Uji hipotesis kemampuan stres akademik dan
setiap dimensi PAS memiliki konsistensi kecerdasan emosional dalam memprediksi
internal yang baik. Alpha Cronbach dari kesejahteraan subjektif yaitu menggunakan
beban kerja adalah 0,681 dengan 1 item analisis regresi bertahap setelah mengetahui
dikecualikan (CITC < 0,300), persepsi beban korelasi masing-masing independen terhadap
kerja adalah 0,782 dengan 1 item variabel dependen menggunakan JASP versi
dikecualikan (CITC < 0,300), persepsi 0.11.1.
akademik diri adalah 0,775 dengan 1 item
HASIL DAN DISKUSI
dikecualikan ( CITC < 0,0300), dan
Hasil
pembatasan waktu adalah 0,669 dengan 2
Partisipan dalam penelitian berjumlah 118
item dikecualikan (CITC < 0,300).
yang terdiri dari laki-laki sebanyak 19,5%
atau 23 orang dan 80,5% atau sebanyak 95

ELECTRONIC ISSN 2622-6626


UNP JOURNALS
[Fidia Oktarisa, dkk, Stres Akademik dan Kecerdasan...] 55

orang. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 1 Berdasarkan hasil uji regresi berganda pada
latar belakang demografi berikut ini. tabel 2 menunjukkan skor F= 14.792
signifikan p <0.001. Pada tabel 3 dapat
Tabel 1. Latar Belakang Demografi
dilihat koefisien regresi R sebesar 0.460 dan
Jenis Kelamin n %
koefisien determinasi (R Square) sebesar
Laki-laki 23 19.5
Perempuan 95 80.5 0.212. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
Usia stres akademik dan kecerdasan emosional
18 tahun 11 9.3 secara bersama-sama mampu memprediksi
19 tahun 9 7.6
20 tahun 20 17 kesejahteraan subjektif mahasiswa.
21 tahun 40 34 Kontribusi kedua variabel prediktor dalam
22 tahun 23 19.5 persentase yaitu sebesar 21.2%. Lebih
23 tahun 12 10.1
detail dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3
24 tahun 1 0.8
25 tahun 2 1.7 berikut ini

Tabel 2. Hasil Uji Regresi Berganda


Model Sum of Squares df Mean Square F p
H₁ Regression 3501.252 2 1750.626 14.792 < .001
Residual 13018.872 110 118.353
Total 16520.124 112

Tabel 3. Besaran Sumbangan Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat


Model R R² Adjusted R² RMSE
H₁ 0.460 0.212 0.198 10.879

Berdasarkan pada tabel 4 menunjukkan 5.360 dan signifikan p<0.001. Hasil tersebut
variabel stres akademik memiliki koefisien menunjukkan bahwa secara terpisah hanya
beta terstandarisasi sebesar -0.077 dengan kecerdasan emosional dapat meningkatkan
nilai t sebesar -0.857 dan tidak signifikan p = kesejahteraan subjektif, dan stres akademik
0.393 (p>0.001). Variabel kecerdasan tidak berperan signifikan. Lebih rinci
emosional memiliki koefisieen beta kontribusi masing-masing variabel dapat
terstandarisasi yaitu 0.479, nilai t sebesar dilihat pada tabel 4 berikut ini.

PRINTED ISSN 2087-8699


UNP JOURNALS
56 Jurnal RAP UNP, Vol. 14, No. 1, Mei 2023, hal. 49-62

Tabel 4. Besaran Koefisien beta Setiap Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat
Coefficients
Model Unstandardized Standard Error Standardized t p
H0 (Intercept) 82.637 1.143 72.33 <.001
H1 (Intercept) 28.156 11.598 2.428 0.017
PAS -0.106 0.124 -0.077 -0.857 0.393
SSEIT 0.488 0.091 0.479 5.360 <.001

Tabel 5. Besaran Sumbangan Efektif Variabel Bebas


Pearson's Correlations
Variable PAS SSEIT BBC
1. PAS Pearson's r —
p-value —
2. SSEIT Pearson's r 0.323 —
p-value < .001 —
3. BBC Pearson's r 0.078 0.455 —
p-value 0.410 < .001 —
= beta*zero order
Skor korelasi r = 0.479*0.323
= 0.155

Pada tabel 5 hasil perkalian skor beta dengan Penelitian ini memiliki temuan bahwa stres
zero order menunjukkan skor korelasi r akademik dan kecerdasan emosional secara
variabel kecerdasan emosional. Sumbangan bersamaan mampu memprediksi
efektif kecerdasan emosional dapat dilihat kesejahteraan subjektif. Sejalan dengan
pada perolehan skor korelasi r = 0.155 dan penelitian Julika & Setyawati (2019) bahwa
koefisien regresi 0.479 (p<0.001). stress akademik dan kecerdasan emosional
Sedangkan koefisien regresi stres akademik - dapat memprediksi kesejahteraan subjektif
0.077 (p<0.001) dan tidak terdapat mahasiswa dari berbagai program studi di
sumbangan efektif stres akademik terhadap Yogyakarta. Hal ini disebabkan terdapat
kesejahteraan subjektif. Kecerdasan hubungan yang signifikan antara stres
emosional memberi sumbangan yang lebih akademik, kecerdasan emosional, dan
banyak dari pada stres akademik dalam kesejahteraan subjektif pada mahasiswa
memprediksi kesejahteraan subjektif. (Julika & Setyawati, 2017).

Pembahasan

ELECTRONIC ISSN 2622-6626


UNP JOURNALS
[Fidia Oktarisa, dkk, Stres Akademik dan Kecerdasan...] 57

Kemampuan stres akademik dan kecerdasan Sutalaksana et al (2020) bahwa stres


emosional sebagai prediktor kesejahteraan akademik dan kesejahteraan subjektif dapat
subjektif memiliki peran yang berbeda. memiliki hubungan negatif. Stres akademik
Secara parsial hanya kecerdasan emosional yang tinggi, dapat menurunkan kesejahteraan
yang memberikan kontribusi terhadap subjektif pada mahasiswa tingkat akhir dan
kesejahteraan subjektif, sedangkan stres atau sebaliknya kesejahteraan subjektif dapat
akademik tidak menujukkan kontribusi yang meningkat ketika stres akademik rendah
signifikan sebagai prediktor. Islahuddiny, (Saraswati, 2019). Semakin tinggi stres
Dewi, & Sari (2022) juga menemukan bahwa akademik, maka kesejahteraan subjektif atau
stress akademik memiliki pengaruh yang kepuasan hidup menjadi rendah pada
kecil terhadap kesejahteraan subjektif pada mahasiswa tingkat akhir (Islahuddinny,
mahasiswa magang atau bekerja. Dewi, & Sari, 2022).

Pada mahasiswa yang mengikuti Penelitian ini menemukan bahwa kecerdasan


pembelajaran secara online, stres akademik emosional lebih mampu memberikan
tidak memiliki peran yang signifikan kontribusi dalam memprediksi kesejahteraan
terhadap kesejahteraan well-being meskipun subjektif mahasiswa dibandingkan stres
memiliki adaptive coping sebagai mediator akademik. Hal ini didukung oleh temuan
(Tyas & Utami, 2021). Secara langsung penelitian sebelumnya bahwa kecerdasan
Stres akademik memiliki peran yang emosional memiliki korelasi positif dengan
signifikan terhadap kesejahteraan subjektif kesejahteraan subjektif (Ramya, 2014;
dibandingkan melalui mediator. Berbeda Shaheen & Shaheen, 2016; Mehmood &
dengan hasil temuan Islahuddinny, Dewi, & Gulzar, 2014; Bhojwani, 2019; Valerie &
Sari (2022) bahwa stress akademik dapat Mularsih, 2021).
berpengaruh apabila memiliki perceived
Kesejahteraan subjektif memiliki komponen
social support sebagai moderator untuk
yang terdiri dari harga diri, kepuasan hidup,
meningkatkan aspek positif dari
dan penerimaan diri (Carmeli, Halevy, &
kesejahteraan subjektif.
Weisberg, 2009). Kecerdasan emosi yang
Menurut Yovita & Asih (2018) stres tinggi dapat mendorong seseorang untuk
akademik dapat menurunkan kesejahteraan mendapatkan perasaan positif terhadap diri
subjektif pada sarjana. Hal ini ditemukan sendiri, selanjutnya memberikan kontribusi

PRINTED ISSN 2087-8699


UNP JOURNALS
58 Jurnal RAP UNP, Vol. 14, No. 1, Mei 2023, hal. 49-62

dalam meningkatkan salah satu dimensi memliki kesejahteraan subjektif lebih tinggi
kesejahteraan subjektif yaitu harga diri dibandingkan mahasiswa perempuan. Juga
(Mehmood & Gulzar, 2014). Selain itu, kepuasan hidup lebih tinggi pada mahasiswa
kecerdasan emosi dapat memberi pengaruh yang berasal dari perguruan tinggi swasta
terhadap kesejahteraan subjektif pada remaja dibandingkan perguruan tinggi negeri
melalui moderasi dukungan sosial. Semakin (Islahuddinnya, Dewi, & Sari, 2002).
tinggi tingkat kecerdasan emosi dan memiliki SIMPULAN DAN SARAN
dukungan sosial yang tinggi, maka remaja Simpulan
mampu mencapai kesejahteraan subjektif Temuan penelitian ini menyimpulkan bahwa
(Putri, 2016). secara bersamaan stres akademik dan
kecerdasan emosional dapat memprediksi
Kecerdasan emosi yang tinggi berdampak
kesejahteraan subjektif. Secara parsial, hanya
positif pada kemampuan mengelola stres
kecerdasan emosional yang memiliki
akademik. Dampak positif tersebut sesuai
kontribusi sebagai prediktor kesejahteraan
dengan penemuan Stevens, et al (2019)
subjektif. Stres akademik memiliki hubungan
bahwa siswa yang memiliki kecerdasan
yang negatif terhadap kesejahteraan subjektif
emosional yang lebih baik, maka lebih
karena adanya perbedaan kemampuan setiap
mampu mengeloa stres akademik.
mahasiswa dalam mengelola stres akademik.
Berdasarkan tingkat tahunnya, siswa tahun
Saran
keempat memiliki skor kecerdasan
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat
emosional lebih tinggi dibandingkan siswa
meneliti variabel prediktor lainnya yang
tahun pertama. Pengelolaan emosi yang baik
memiliki probabilitas dalam memberi
juga membantu wanita muda yang menikah
kontribusi terhadap kesejahteraan subjektif
untuk dapat merasakan kesejahteraan
mahasiswa, seperti dukungan sosial (Putri,
subjektif (Sari, 2022). Berdasarkan
2016), pengelolaan stres akademik (Stevens
komponen kesejahteraan subjektif (kepuasan
et al, 2019), dan adaptive coping (Tyas &
hidup dan afek positif), mahasiswa laki-laki
Utami 2021).

DAFTAR RUJUKAN
Anggara S, D., & Kusdiyati. (2020). Mahasiswa Tingkat Akhir. Prosiding
Hubungan Stres Akademik Dengan Psikologi, 594–598.
Subjective Well-Being Pada https://doi.org/10.29313/.v6i2.23629

ELECTRONIC ISSN 2622-6626


UNP JOURNALS
[Fidia Oktarisa, dkk, Stres Akademik dan Kecerdasan...] 59

Asiyah, N. (2013). Pola asuh demokratis, Emotional Management. Applied


kepercayaan diri dan kemandirian Psychology: Health and Well‐
mahasiswa baru. Persona, Jurnal Being, 4(2), 151-166.
Psikologi Indonesia, 2(2), 108-121. Capone, V., Caso, D., Donizzetti, A. R., &
Baharuddin, M. I., Jufri, M., & Hamid, A. N. Procentese, F. (2020). University
(2020). Hubungan Antara student mental well-being during
Kecerdasan Emosi Dengan Stres COVID-19 outbreak: What are the
Kerja Pada Anggota Kepolisian relationships between information
Satuan Lalu Lintas Polrestabes seeking, perceived risk and personal
Makassar. Jurnal Psikologi resources related to the academic
TALENTA, 5(1), 67. context?. Sustainability, 12(7039), 1-
https://doi.org/10.26858/talenta.v5i1. 17.
10633 Carmeli, A., Yitzhak-Halevy, M., &
Bedewy, D., & Gabriel, A. (2015). Weisberg, J. (2009). The relationship
Examining perceptions of academic between emotional intelligence and
stress and its sources among psychological wellbeing. Journal of
university students: The Perception of Managerial Psychology, 24(1), 66–
Academic Stress Scale. Health 78.https://doi.org/10.1108/02683940
psychology open, 2(2), 1-9. 910922546
Bell, A. S., Rajendran, D., & Theiler, S. Charismiadji, I. (2020). Mengelola
(2012). Job stress, wellbeing, work- pembelajaran daring yang efektif.
life balance of academics. Electronic Retrieved from
Journal of Applied Psychology, 8(1), https://news.detik.com/kolom/d-
25–37. 4960969/mengelola-pembelajaran-
Berber Çelik, Ç., & Odaci, H. (2020). daring-yang-efektif, 15 July 2022.
Subjective well-being in university Cleary, M., Walter, G., and Jackson, D.
students: what are the impacts of (2011). Not always smooth sailing:
procrastination and attachment mental health issues associated with
styles?. British Journal of Guidance the transition from high school to
& Counselling, 1-14. college. Issues Ment. Health Nurs,
Bhojwani, S. (2019). Exploring The 32, 250–254.
Relationship between Emotional Diseth, Å., Danielsen, A. G., & Samdal, O.
Intelligence and Psychological Well (2012). A path analysis of basic need
Being of Young Adults. International support, self-ef cacy, achievement
Journal For Innovative Research goals, life satisfaction and academic
Multidisciplinary Field, 5(6), 47–52. achievement level among secondary
Bücker, S., Nuraydin, S., Simonsmeier, B. school students. Educational
A., Schneider, M., & Luhmann, M. Psychology, 32(3), 335–354.
(2018). Subjective well-being and Diener, E., Oishi, S., & Tay, L. (2018).
academic achievement: A meta- Advances in subjective well-being
analysis. Journal of Research in research. Nature Human
Personality, 74, 1-50. Behaviour, 2(4), 253-260.
Burrus, J., Betancourt, A., Holtzman, S., Frisch, M. B. (2000). Improving mental and
Minsky, J., MacCann, C., & Roberts, physical health care through quality
R. D. (2012). Emotional intelligence of life therapy and assessment. In
relates to well‐being: Evidence from Advances in quality of life theory and
the Situational Judgment Test of

PRINTED ISSN 2087-8699


UNP JOURNALS
60 Jurnal RAP UNP, Vol. 14, No. 1, Mei 2023, hal. 49-62

research. Dordrecht: Springer feelings. Applied and preventive


Netherlands. psychology, 4(3), 197-208.
Gadzella, B. M., & Masten, W. G. (2005). An Mehmood, T., & Gulzar, S. (2014).
analysis of the categories in the Relationship between Emotional
student-life stress inventory. Intelligence and Psychological Well-
American Journal of Psychological Being among Pakistani Adolescents.
Research, 1(1), 1-10. Asian Journal of Social Sciences &
Gangai, K. N., & Agrawal, R. (2013). Role of Humanities, 3(3). www.ajssh.
Emotional Intelligence in Managing Misra, R., & Castillo, L. G.
Stress among Employees at (2004). Academic stress among
Workplace. International Journal of college students: Comparison of
Innovative Research & Studies, 2(3). American and international students.
George, L. K. (2000). Well-being and sense International Journal of Stress
of self: What we know and what we Management, 11(2), 132–148.
need to know. The evolution of the Mustofa, M. I., Chodzirin, M., Sayekti, L., &
aging self: The societal impact on the Fauzan, R. (2019). Formulasi model
aging process. New York: Springer. perkuliahan daring sebagai upaya
Goleman, D. (1998). Emotional Intelligence: menekan disparitas kualitas
Kecerdasan Emosional mengapa EI perguruan tinggi. Walisongo Journal
lebih Penting dari IQ (terjemahan). of Information Technology, 1(2),
PT Gramedia Pustaka. 151-160.
Hernandez-Torrano, D., Ibrayeva, L., Sparks, Noviati, N. P. (2015). Stres Kerja Ditinjau
J., Lim, N., Clementi, A., dari Kecerdasan Emosi, Modal
Almukhambetova, A., & Muratkyzy, Psikologis dan Dukungan Sosial.
A. (2020). Mental health and well- Jurnal Psikologika, 20(1), 27–38.
being of university students: A Putra, M. S., Supartha, W. G., & Andewi, N.
bibliometric mapping of the M. A. Y. (2016). Pengaruh
literature. Frontiers in psychology, Kecerdasan Emosional Terhadap
1226. Stres Kerja dan Kepuasan Kerja pada
Islahuddiny, B. M., Dewi, F. I. R., & Sari, M. Karyawan PDAM Tirta Mangutama
P. (2022). Peranan Stres Akademik Kabupaten Badung. E-Jurnal
Terhadap Subjective Well-Being Ekonomi Dan Bisnis Universitas
dengan Perceived Social Support Udayana, 5(7), 2231–2260.
sebagai Moderator pada Mahasiswa Pontin, E., Schwannauer, M., Tai, S., &
Magang Atau Bekerja. 15(2), 116– Kinderman, P. (2013). A UK
136. validation of a general measure of
Julika, S., & Setiyawati, D. (2019). subjective well-being: the modified
Hubungan antara Kecerdasan BBC subjective well-being scale
Emosional, Stres Akademik, dan (BBC-SWB). Health and Quality of
Kesejahteraan Subjektif pada Life Outcomes, 11(1), 1-9.
Mahasiswa. Gadjah Mada Journal of Putri R. D. (2016). Peran Dukungan Sosial
Psychology (GamaJoP), 5(1), 50. dan Kecerdasan Emosi terhadap
https://doi.org/10.22146/gamajop.47 Kesejahteraan Subjektif pada Remaja
966 Awal. Jurnal Indigenous, 1(1), 12–
Mayer, J. D., & Salovey, P. (1995). 22.
Emotional intelligence and the Ramli, N. H., Alavi, M., Mehrinezhad, S. A.,
construction and regulation of & Ahmadi, A. (2018). Academic

ELECTRONIC ISSN 2622-6626


UNP JOURNALS
[Fidia Oktarisa, dkk, Stres Akademik dan Kecerdasan...] 61

stress and self-regulation among kedinasan. Jurnal penelitian


university students in Malaysia: psikologi, 7(2), 59-76.
Mediator role of mindfulness. Shaheen, S., & Shaheen, H. (2016).
Behavioral Sciences, 8(1), 12. Emotional Intelligence In Relation To
Ramya S. (2011). Relationship between Psychological Well-Being among
Emotional Intelligence and Students. The International Journal
Psychological Well Being among of Indian Psychology, 3(4), 206–213.
Young Adults. The International Stevens C, Schneider E, Miller.P.B, &
Journal of Indian Psychology, Arcangelo K. (2019). Exploring The
Special Issue, 1-52. Relationship Between Emotional
Salovey, P., & Mayer, J. D. (1990). Intelligence and Academic Stress
Emotional intelligence. Imagination, Among Students at A Small, Private
cognition and personality, 9(3), 185- College. Contamporary Issues In
211. Education Research, 12(4), 93–102.
Salovey, P., Bedell, B. T., Detweiler, J. B., & Tamannaeifar, M. R., & Motaghedifard, M.
Mayer, J. D. (1999). Coping: The (2014). Subjective well-being and its
psychology of what works. New York: sub-scales among students: The study
Oxford University Press. of role of creativity and self-
Sánchez-Álvarez, N., Extremera, N., & efficacy. Thinking Skills and
Fernández-Berrocal, P. (2016). The Creativity, 12, 37-42.
relation between emotional Tümkaya, S. (2011). Humor styles and socio-
intelligence and subjective well- demographic variables as predictor of
being: A meta-analytic subjective well-being of turkish
investigation. The Journal of Positive university students. Egitim ve
Psychology, 11(3), 276-285. Bilim, 36(160), 158-170.
Saraswati, Y. M. (2019). Hubungan Antara Tiyas, R. R., & Utami, M. S. (2021). Online
Stres Akademik dengan Subjektive- Learning Saat Pandemi Covid-19:
Well Being pada Mahasiswa. Stres Akademik terhadap Subjective
Program Studi Psikologi, Fakultas Well-being dengan Adaptive Coping
Psikologi, Universitas Katolik sebagai Mediator. Gadjah Mada
Soegijapranata. Journal of Psychology (GamaJoP),
Sari, N. (2022). Hubungan Kecerdasan 7(2), 225.
Emosional dengan Kesejahteraan https://doi.org/10.22146/gamajop.64
Subjektif pada Wanita yang Menikah 599
Usia Muda di Kecamatan Tangse Valerie, B., & Mularsih, H. (2021). The
Kabupaten Pidie. Universitas Islam Correlation Between Emotional
Negeri Ar-Raniry. Intelligence and Subjective Well-
Schutte, N., Malouff, J., Hall, L., Haggerty, Being Among Psychology Students
D., Cooper, J., Golden, C. and in Jakarta. Proceedings of the
Dornheim, L. (1998) Development International Conference on
and validation of a measure of Economic, Business, Social, and
emotional intelligence. Personality Humanities, 1059–1063.
and Individual Differences, 25, 167- Wang, M., Zou, H., Zhang, W., & Hou, K.
177. (2019). Emotional intelligence and
Septiani, T., & Fitria, N. (2016). Hubungan subjective well-being in Chinese
antara resiliensi dengan stres pada university students: the role of humor
mahasiswa sekolah tinggi

PRINTED ISSN 2087-8699


UNP JOURNALS
62 Jurnal RAP UNP, Vol. 14, No. 1, Mei 2023, hal. 49-62

styles. Journal of Happiness


Studies, 20(4), 1163-1178.
Wu, J., Xie, M., Lai, Y., Mao, Y., & Harmat,
L. (2021). Flow as a key predictor of
subjective well-being among Chinese
university students: A chain
mediating model. Frontiers in
psychology, 12.
Yovita, M., & Asih, S. R. (2018). The Effects
of Academic Stress And Optimism on
Subjective Well-Being Among First-
Year Undergraduates. Diversity in
Unity: Perspectives from Psychology
and Behavioral Sciences, 559–563.
https://doi.org/10.1201/97813152253
02-70
Zhong, L. F. (2009, October). Academic
stress and subjective well-being: The
moderating effects of perceived social
support. In 2009 16th International
Conference on Industrial
Engineering and Engineering
Management (pp. 1321-1324).

ELECTRONIC ISSN 2622-6626


UNP JOURNALS

You might also like