Professional Documents
Culture Documents
Abstrak. Mahasiswa santri adalah individu yang secara sekaligus menuntut ilmu
di perguruan tinggi dan pondok pesantren. Mahasiswa rentan mengalami stres
akademik yang disebabkan oleh beban tanggung jawab untuk mengemban ilmu di
dua tempat dan tuntutan prestasi akademik. Ketersediaan dukungan sosial yang
dimiliki juga dapat mempengaruhi tinggi-rendahnya tingkat psychological well-
being mahasiswa santri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan
psychological well-being mahasiswa santri ditinjau dari dukungan sosial dan
stress akademik. Metode kuantitatif digunakan sebagai metode penelitian.
Terdapat 200 mahasiswa santri di Daerah Istimewa Yogyakarta yang menjadi
sampel sampel penelitian. Instrument yang digunakan ada 3 skala. Kemudian
teknik analisis korelasi pearson product moment digunakan sebagai analasis data
penelitian. Menurut output penelitian, dukungan sosial dan stres akademik
memiliki dampak yang cukup besar terhadap psychological well-being, dengan
sumbangan efektif sebesar 47,4%. Analisis masing-masing variabel independen
menunjukkan bahwa stres akademik berhubungan negatif dengan kesejahteraan
psikologis (p=0,001), dengan sumbangan efektif sebesar 25,7%. Sedangkan
dukungan sosial berkorelasi positif dengannya (p=0,001), dengan kontribusi
efektif sebesar 22,2%, menurut analisis masing-masing variabel independen.
Kata Kunci: Psychological well-being, Dukungan sosial, Stres akademik,
Mahasiswa santri
189
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 10, No 2, 2022 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 189-205
Mahasiswa santri ialah individu yang batas minimum, dan kegiatan kampus
menetap dan menuntut ilmu agama di lainnya. Sedangkan kegiatan di pondok
lingkungan pondok pesantren dan juga meliputi diniyah, kegiatan hafalan, setoran
mengenyam perkuliahan di perguruan tinggi hafalan, kegiatan pada hari tertentu seperti
dalam waktu yang bersamaan (Mabruroh, malam jumat, sorogan, piket harian atau
2020). Mahasiswa sarjana memiliki rata-rata mingguan, kegiatan yang menuntut santri
usia sekitar 18-21 tahun. Usia ini menjadi untuk antri. dan perayaan acara hari raya
usia yang rentan mengalami permasalahan Islam dan bebeapa kegiatan pondok
psikologis. Karena merupakan masa transisi pesantren lainnya (Munawarah, 2018).
yang dimulai dari peralihan fase Padatnya kegiatan serta adanya keinginan
perkembangan remaja akhir menuju fase mencapai prestasi akademik menjadi salah
perkembangan dewasa awal. Dapat satu indikasi penyebab mahasiswa
dikatakan sebagai masa transisi ketika menghadapi banyak tekanan (Munawarah,
peralihan individu remaja dengan belum 2018). Hal tersebut dapat mempengaruhi
terpenuhinya fungsi sebagai individu kesejahteraan mahasiswa santri. Adawiyah
dewasa. Mereka akan melalui masa transisi (2016) dalam penelitiannya, menyebutkan
dengan menghadapi berbagai konflik. murid yang bermukim di pondok pesantren
Hubungan dengan orang tua, pacar, atau asrama jika tidak mampu beradaptasi
hubungan sosial pertemanan, pencapaian ataupun mengimplementasikan managemen
prestasi akademik yang tidak memuaskan, diri yang baik dapat mengalami stres
dan masalah keuangan merupakan beberapa akademik. Beban akademik yang berat dan
konflik yang rentan terjadi pada mereka lingkungan sosial yang beragam menjadi
yang sedang berada pasa fase transisi penyebab hal ini.
(Munawarah, 2018). Individu dengan kemampuan
Mahasiswa santri memiliki tanggung mengelola dan mengontrol dirinya sendiri
jawab untuk mengemban perkuliahan dan dan juga lingkugan sosial serta mampu
kegiatan pondok, sehingga ada beban ganda memenuhi aspek kesejahteraan psikologis
jika dibandingkan dengan mahasiswa non- dikatakan berada dalam kondisi
santri. Kegiatan perkuliahan meliputi kesejahteraan psikologis (Ryff, 1989).
mengerjakan tugas kuliah, memenuhi nilai Menurut Ryff (1989), ada enam komponen
ujian, mendapat indeks prestasi kumulatif di kesejahteraan psikologis, antara lain: (1)
190
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 10, No 2, 2022 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 189-205
individu menerima dirinya apa adanya; (2) sedang, dan 13% pada kategori rendah serta
individu dapat membuat tujuan dalam 15% pada kategori tinggi. Munawarah
hidupnya; (3) individu dapat (2018) dalam penelitiannya pada 131
memaksimalkan potensinya; (4) individu mahasiswa santri di Yogyakarta
dapat membangun hubungan yang sehat menunjukkan bahwa kategorisasi
dengan orang lain. (5) indivudu dapat psychological well-being pada subjek berada
bertindak secara mandiri dalam berbagai pada tingkat sangat rendah sebanyak 14,6%,
keadaan, dan (6) individu memiliki kemudian psychological well-being pada
kekuasaan atas lingkungannya. Setiap subjek dengan tingkat rendah sebanyak
individu perlu memiliki kesehatan 24,4% dan psychological well-being pada
psikologis yang baik karena kualitas diri subjek dengan tingkat sedang sebanyak
yang baik dihasilkan dari kesejahteraan 13%, serta 48% subjek memiliki tingkat
psikologis atau psychological well-bein yang tinggi dan sangat tinggi pada variabel
tinggi. Hal tersebut dapat meningkatkan psychological well-being.
harapan hidup dan memungkinkan individu Idealnya, psychological well-being
untuk meningkatkan fungsi dan kualitas yang baik atau pemenuhan aspek
hidup mereka (Diener et, al., 2009). kesejahteraan psikologis sepatutnya dimiliki
Fenomena mahasiswa dengan oleh mahasiswa santri. Karena setiap
keadaan kesejahteraan psikologis atau individu ingin menjalani kehidupan dengan
psychological well-being yang rendah juga terpenuhinya aspek psikologis yang
terjadi di banyak Universitas di Indonesia. sejahtera, termasuk mahasiswa santri.
Kurniasari dkk (2019) menemukan 38% Intensitas tekanan dan konflik berbagai
mahasiswa di Universitas Pendidikan masalah pribadi dapat membuat mahasiswa
Indonesia memiliki psychological well- santri kesulitan untuk mencapai
being kategori rendah, dan 16% berada pada kesejahteraan psikologis yang baik (Ismail
kategori tinggi. Selanjutnya penelitian yang dan Indrawati, 2013). Lebih lanjut Ulpa
dilaksanakan pada 100 mahasiswa psikologi (2014) menjelaskan bahwa para mahasiswa
oleh oleh Utami (2016), dengan bertempat santri diharapkan dapat meraih kesuksesan
di Universitas Muhammadiyah Malang, dengan mengembangkan dan
menunjukkan bahwa 72% dari mahasiswa memperbaharui diri, yang tentunya
memiliki psychological well-being kategori
191
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 10, No 2, 2022 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 189-205
membutuhkan dukungan psikologis untuk sosial mengacu pada tindakan yang diambil
proses belajarnya. oleh individu atau kelompok untuk
Akhtar (2009) menjelaskan bahwa menenangkan, memperhatikan, menghargai,
psychological well-being dapat menstimulus atau bersedia menawarkan dukungan (
perilaku dan hal-hal positif seperti Vanida & Dewi , 2014). Menurut Sarafino,
kestabilan emosi pada mahasiswa. Selain ada empat jenis dukungan sosial: 1)
itu, mereka dengan kesejahteraan psikologis dukungan emosional (perhatian, empati, dan
yang baik dapat lebih menikmati hidup perhatian); 2) dukungan penilaian; 3)
karena mereka memperoleh rasa puas dan bantuan fragmental (sumbangan barang atau
kebahagiaan dalam hidup. Guna mencapai jasa); dan 4) dukungan informasional (saran
aktualisasi diri dan dapat mengembangkan atau ide). Memberikan dukungan sosial
potensi secara optimal, menjadi langkah kepada individu akan berdampak baik bagi
yang penting untuk memiliki psychological individu, yakni individu akan mampu
well-being yang baik bagi mahasiswa santri. menangani berbagai situasi dan menemukan
Namun, secara realita yang terjadi adalah solusi untuk tantangan serta masalah yang
masih banyak tingkat psychological well- mereka hadapi. Sehingga individu bisa
being di lingkungan akademik belum beradaptasi dengan keadaan dan
tercapai dengan baik. Terdapat beberapa memungkinkan individu untuk
faktor psychological well-being yang meningkatkan psychological well-being-nya.
mempengaruhi tinggi rendahnya Terdapat hubungan yang positif pada
kesejahteraan psikologis mahasiswa santri, variabel psychological well-being dengan
antara lain: locus of control, penilaian variabel dukungan sosial, dibuktikan oleh
pengalaman hidup, demografi (jenis penelitian Eva et al (2020). Hasil penelitian
kelamin, usia, posisi sosial budaya), tersebut menunjukkan bahwa dukungan
kepribadian (Ryff, 1989), dukungan sosial sosial sebagai varaiel bebas berkorelasi
(Ryff & Keyes, 1995), stres (Sarina, 2012). positif secara signifikan dengan variabel
Dukungan sosial adalah kepedulian terikat yakni psychological well-being
terhadap orang lain yang diungkapkan mahasiswa. Oktavia (2021) juga telah
melalui perhatian, penegasan, kenyamanan, melakukan penelitian dengan melibatkan
dan bantuan dari individu atau kelompok 435 subjek dari berbagai Universitas di
lain (Sarafino, 2006). Bentuk dukungan Indonesia. Hasil penelitian Oktavia tersebut
192
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 10, No 2, 2022 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 189-205
193
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 10, No 2, 2022 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 189-205
Penelitian dengan subjek mahasiswa meliputi individu yang secara sadar dapat
santri masih terbatas, padahal fenomena ini menerima diri apa adanya, mampu
sangat dekat dengan dunia pendidikan di mengelola emosi dengan baik, bersikap
Indonesia. Dengan latar belakang tersebut, positif kepada diri sendiri dan orang lain,
peneliti berfokus untuk meneliti terkait menetapkan keputusan secara mandiri,
korelasi psychological well-being yang memiliki tujuan hidup, mampu menentukan
ditinjau dari varaibel dukungan sosial dan lingkungan berdasarkan kebutuhannya dan
variabel stres akademik terhadap pada mampu megembangkan potensi dirinya
mahasiswa santri secara kuantitatif. dengan baik (Ryff, 1989).
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan Dukungan sosial adalah suatu bentuk
gambaran tentang arah hubungan atau perhatian, rasa nyaman dan penghargaan
korelasi antara psychological well-being yang ditujukan kepada individu oleh orang
dengan variabel dukungan sosial dan lain ataupun kelompok sehingga membantu
variabel stres akademik pada santri, individu ketika dihadapkan dengan tekanan
sehingga dapat digunakan sebagai referensi dan masalah karena individu merasa
untuk penelitian selanjutnya atau guna mendapat penghargaan, rasa cinta,
membuat program kesejahteraan psikologis diperhatikan dan dikasihi (Sarafino, 1994).
untuk mahasiswa santri. Stres akademik adalah tuntutan
akademik yang menimbulkan tekanan baik
Metode fisik maupun psikis karena adanya
Identifikasi Variabel ketidaksesuaian antara kemampuan yang
Variabel dependen dan variabel dimiliki dengan tuntutan akademik baik di
independen adalah dua jenis variabel yang perkuliahan maupun pondok pesantren
digunakan peneliti untuk melihat hubungan (Sarafino &Smith, 2011).
antar keduanya. Secara rinci, variabel Instrumen Penelitian
psychological well-being berfungsi sebagai Aspek psychological well-being dari
variabel dependen penelitian. Sedangkan Ryff (1989), menjaadi acuan dalam
variabel dukungan sosial dan stres akademik pembuatan skala psychological well-being.
sebagai variabel independen penelitian. Skala tersbeut terdiri 36 item valid dengan
Psychological well-being adalah reliabilitas 0,934. Skala dukungan sosial
kondisi positif yang dialami individu dibuat dengan acuan dari aspek-aspek
194
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 10, No 2, 2022 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 189-205
195
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 10, No 2, 2022 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 189-205
Skala psychological well-being memiliki maksimal 80 dan skor minimal 44. Mean
sejumlah item sebanyak 36 item dengan skor yang diperoleh sebesar 63.83 dan standar
minimal pada tiap itemnya adalah 1 dan deviasi didapatkan skor sebesar 7,36.
maksimal 4. Berdasarkan perhitungan Kemudian pada skala stres akademik, terdiri
hipotetik diperoleh skor minimal 36 dan dari 27 item dengan skor minimal pada tiap
maksimal 144. Mean yang diperoleh sebesar itemnya adalah 1 dan maksimal 4.
90 dan standar deviasi diperoleh sebesar 18. Berdasarkan perhitungan hipotetik diperoleh
Sedangkan untuk perhitungan empirik skor minimal 27 dan maksimal 108. Mean
diperoleh skor minimal 83 dan skor yang diperoleh sebesar 67,5 dan standar
maksimal 142. Mean yang diperoleh sebesar deviasi diperoleh sebesar 13,5. Sedangkan
113,79 dan standar deviasi didapatkan skor untuk perhitungan empirik diperoleh skor
sebesar 11,26. Skala dukungan sosial terdiri minimal 38 dan skor maksimal 90. Mean
dari 20 item dengan skor minimal pada tiap yang diperoleh sebesar 63,34 dan standar
itemnya adalah 1 dan maksimal 4. deviasi didapatkan skor sebesar 8,44.
Berdasarkan perhitungan hipotetik diperoleh Kemudian analisis dilakukan kategorisasi
skor minimal 20 dan maksimal 80. Mean variabel pada setiap subjek.
yang diperoleh sebesar 50 dan standar Pengkategorisian subjek menggunakan
deviasi diperoleh sebesar 10. Sedangkan tingkat diferensiasi. Berikut tabel
untuk perhitungan empirik diperoleh skor kategorisasi pada masing-masing variabel:
Tabel 2.
Kategori Psychological Well-Being
Variabel Kategori Rumus Jumlah Subjek Persentase
(%)
Psychological Sangat Tinggi 122 < X 47 23,5 %
Well-Being Tinggi 100 < X ≤ 122 131 65,5 %
Sedang 79 < X ≤ 100 22 11 %
Rendah 57 < X ≤ 79 - -
Sangat Rendah X ≤ 57 - -
200 100%
196
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 10, No 2, 2022 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 189-205
tinggi dengan persentase 23,5%. Lalu, 65,5%, kategori sedang sebanyak 22 subjek
sebanyak 131 subjek dengan persentase dengan persentase 11%.
Tabel 3.
Kategori Dukungan Sosial
Variabel Kategori Rumus Jumlah Subjek Persentase (%)
Dukungan Sangat Tinggi 68< X 60 30 %
Sosial Tinggi 56 < X ≤ 68 112 56 %
Sedang 44 < X ≤ 56 28 14 %
Rendah 32 < X ≤ 44 - -
Sangat Rendah X ≤ 32 - -
Total 200 100%
Berdasarkan kategorisasi skala didapatkan sebanyak 112 subjek dengan
dukungan sosial, terdapat sebanyak 60 persentase 56%, untuk kategori sedang
subjek memperoleh dukungan sosial dengan diketahui sebanyak 28 subjek dengan
kategori sangat tinggi dengan persentase persentase 14%.
30%. Kemudian untuk kategori tinggi
Tabel 4.
Kategori Stres Akademik
Variabel Kategori Rumus Jumlah Subjek Persentase
(%)
Stres Akademik Sangat Tinggi 91 < X - -
Tinggi 75 < X ≤ 91 16 8%
Sedang 59 < X ≤ 75 132 66%
Rendah 43 < X ≤ 59 49 24,5%
Sangat Rendah X ≤ 43 3 1.5%
Total 200 100%
Berdasarkan kategorisasi skala stres dan 3 subjek tergolong pada kategori sangat
akademik, sebanyak 16 subjek tergolong rendah dengan persentase 1,5%.
masuk pada kategori stres akademik tinggi Diketahui melalui uji korelasi
dengan persentase 8%, kategori sedang product moment bahwa hasil hipotesis
sebanyak 132 subjek dengan persentase berdasarkan analisis data yang telah
66%. Lalu sebanyak 49 subjek masuk pada dilakukan peneliti sebagai berikut:
kategori rendah dengan persentase 24,5%
Tabel 5.
Hasil Uji Hipotesis Korelasi Product Moment
Korelasi Variabel r(xy) Sig (p) P Keterangan
Psychological Well-Being-Dukungan
0,549 0,001 P < 0,05 Signifikan
Sosial
197
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 10, No 2, 2022 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 189-205
Psychological Well-Being -Stres
-0,577 0,001 P < 0,05 Signifikan
Akademik
Berdasarkan tabel di atas, hipotesis yang dengan dukungan sosial (social support)
diajukan oleh peneliti yang kemudian pada mahasiswa rantau. Mahasiswa yang
dianalisis kuantitatif dinyatakan diterima. mempunyai tingkat psychological well-
Hasil pengujian untuk hipotesis pertama being dalam diri yang baik juga memiliki
penelitian ini mengenai variabel dukungan sosial yang terpenuhi dengan
psychological well-being pada mahasiswa baik. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya.
santri dengan variabel dukungan sosial Dalam penelitian tersebut koefisien korelasi
memiliki hubungan yang positif. Hipotesis antara kedua variabel yaitu 0.405.
pertama tersebut dinyatakan diterima, Kemudian, mengutip hasil dari temuan
dengan menunjukkan hasil hubungan positif penelitian Nashich (2020), psychological
yang signifikan. Hubungan yang diperoleh well-being dan dukungan sosial yang
dari kedua variabel tersebut berkorelasi dimiliki mahasiswa yang bekerja paruh
positif dengan r(xy) 0,549 dengan waktu memiliki hubungan yang positif.
signifikansi 0,000 (p<0.05). Artinya Koefisien korelasi yang didapatkan dari
semakin tinggi terpenuhinya kebutuhan kedua variabel tersebut sebesar 0,433.
dukungan sosial yang dapat diperoleh Penelitian lain yang sama yaitu penelitian
mahasiswa santri dari sosialnya, maka yang dilakukan Nugraha (2020) di mana
psychological well-being yang dimiliki hasilnya menunjukkan hubungan pada
mahasiswa santri semakin tinggi pula dan variabel dukungan sosial dan varibael
sebaliknya. psychological well-being memiliki arah
yang positif. Korelasi yang didapat sebesar
Diskusi 0,478 dengan kontribusi dukungan sosial
Terdapat beberapa penelitian sebelumnya pada psychological well-being 22,9%.
yang memiliki kesamaan dengan hasil Berdasarkan hasil penelitian ini,
hipotesis pertama penelitian ini, yakni oleh dukungan sosial memiliki peranan dalam
Kurniawan & Eva (2020) yang memaparkan meningkatkan psychological well-being
hasil penelitiannya yang secara signifikan pada mahasiswa santri. Seorang individu
menjelaskan terdapat hubungan positif yang dapat dideskripsikan memiliki psychological
konkrit antara psychological well-being well-being yang baik ketika dapat memenuhi
198
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 10, No 2, 2022 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 189-205
enam aspek, yakni kondisi individu yang psikologis dengan baik (Sarafino & Smith,
dapat mengatur lingkungan sesuai 2011).
kebutuhannya, dapat mengembangkan Selanjutnya hasil hipotesis kedua,
potensi diri, memiliki sikap positif terhadap dinyatakan diterima, yakni menyatakan
dirinya dan orang lain, membuat hidupnya adanya hubungan berkorelasi negatif antara
lebih bermakna, membuat keputusan sendiri, psychological well-being pada mahasiswa
memiliki tujuan hidup dan mengatur tingkah santri dengan stres akademik yang dialami,
lakunya sendiri (Ryff, 1989). Dukungan dengan menunjukkan hasil yang signifikan.
sosial merupakan wujud penghargaan, Hubungan yang diperoleh dari kedua
perhatian atau pertolongan oleh lingkungan variabel tersebut berkorelasi negatif dengan
sosial baik orang sekitar maupun kelompok r(xy) -0,577 dan angka signifikansi sebesar
yang diberikan kepada individu (Sarafino, nilai 0,000 (p<0.05). Artinya jika stress
1994). Dukungan sosial bagi mahasiswa akademik dialami mahasiswa santri semakin
santri bisa didapatkan dari orang tua, teman memasuki kategori rendah, maka akan
pondok, teman kuliah, guru mengaji, dosen berdampak pada psychological well-being
maupun kelompok dan komunitas. Ryff mahasiswa santri dengan semakin
(1989) menyatakan bahwa faktor dukungan memasuki kategori tinggi.
sosial yang didapatkan individu dari Hasil penelitian yang memiliki
lingkungan sosial menjadi salah satu faktor kesamaan juga dipaparkan oleh Astuti
penting yang efektif dalam menentukan (2021), yakni psychological well-being pada
tinggi rendahnya tingkat psychological well- mahasiswa di masa pandemi Covid-19
being. memiliki hubungan yang negatif saat
Menurut Sarafino (1994), secara ditinjau dengan variabel stre akademik.
positif dampak dari dukungan sosial yang Artinya bahwa semakin tinggi tingkatan
diterima individu, akan dapat memulihkan psychological well-being dapat dipengaruhi
dan menguatkan kondisi fisik dan psikis oleh semakin rendahnya tingkat stres
individu. Dukungan sosial yang diterima akademik pada mahasiswa. Dalam
individu akan membantu mereka memiliki penelitiannya didapatkan koefisien korelasi
pengalaman hidup dan harga diri yang lebih sebesar -0,525 dengan sumbangan efektif
tinggi, lebih optimis dalam menghadapi 27,5%. Penelitian lain yang memiliki
kehidupannya, memenuhi kebutuhan kesamaan dengan hasil penelitian ini, yakni
199
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 10, No 2, 2022 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 189-205
200
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 10, No 2, 2022 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 189-205
korelasi pearson product moment, pengelolan stress akademik yang baik dan
menunjukkan nilai signifikansi 0,001 (p< meningkatkan relasi dukungan sosial. Ketika
0,05). Sumbangan efektif pada variabel mahasiswa mampu mengelola stres
psychological well-being yang ditinjau oleh akademik dengan baik dan mendapat
variabel dukungan sosial didapatkan nilai dukungan sosial, harapannya kedua hal
sebesar 22,2%. Kemudian pada variabel tersebut dapat terintegrasi untuk
psychological well-being yang ditinjau oleh meningkatkan psychological well-being
variabel stres akademik didapatkan nilai mahasiswa. Individu dengan psychological
25,7% sumbangan efektifnya. Sumbangan well-being yang baik, akan memiliki
efektif pada dukungan sosial dan stres pemenuhan enam aspek psychological well-
akademik terhadap psychological well-being being. Yakni individu memiliki kemampuan
sebesar 47,4%, sisanya adalah faktor lain untuk menerima diri yang baik, individu
yang tidak diteliti dalam penelitian ini. memiliki tujuan hidup, individu dapat
Implikasi penelitian ini terhadap membuat makna hidupnya sendiri, individu
kontribusi pengembangan keilmuan adalah mampu menciptakan lingkungan yang
temuan penelitian ini menunjukkan adanya dibutuhkannya, individu mudah membuat
mahasiswa santri dengan stres akademik keputusan, serta individu mampu berusaha
sedang dan tinggi sebanyak 74%. Hal ini mengeksplorasi dan mengembangkan
dapat menjadi informasi pertimbangan dirinya menjadi pribadi yang semakin baik
pondok pesantren untuk memperhatikan (Ryff, 1989).
beban kegiatan dan membuat program- Adapun penelitian ini memiliki
program untuk meningkatkan psychological beberapa keterbatasan, yaitu variabel
well-being mahasiswa santri. Bagi dukungan sosial yang digunakan masih
perguruan tinggi diharapkan untuk secara umum, tidak membedakan dukungan
menyediakan layanan konseling atau sosial antara keluarga (dukungan sosial
program sejenis guna memfasilitasi secara spesifik), teman kampus atau
kebutuhan kesehatan mental terutama lingkungan pondok pesantren. Kemudian
kesejahteraan psikologis mahasiswa. penggunaan media google form sebagai alat
Temuan penelitian ini juga dapat menjadi pendukung pengumpulan data. Hal ini
perhatian bagi mahasiswa santri sendiri memudahkan peneliti untuk mendapat data
untuk menjaga kesejahteraan psikologis, secara jarak jauh, namun terdapat
201
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 10, No 2, 2022 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 189-205
keterbatasan yakni peneliti tidak melakukan secara positif antara psychological well-
pengawasan secara langsung dalam proses being dengan dukungan sosial dan korelasi
pengisian kuesioner oleh subjek. negatif antara stres akademik dan
Kesimpulan psychological well-being pada mahasiswa
Berdasarkan output penelitian yg santri. Sehingga, tingginya psychological
sudah dilakukan, maka diperoleh well-being mahasiswa santri dapat
kesimpulan yaitu: pertama, psychological berkorelasi dengan semakin tingginya
well-being secara signifikan berkorelasi tingkat dukungan sosial yang diperoleh
positif dengan variabel dukungan sosial mahasiswa santri, serta semakin rendah taraf
pada mahasiswa santri. Mahasiswa santri stres akademik yang dialami, begitu juga
yang tingkat dukungan sosial yang sebaliknya. Hasil temuan dalam penelitian
diterimanya tinggi, maka semakin tinggi menunjukkan kedua variabel bebas
pula tingkat psychological well-being nya, (dukungan sosial dan stress akademik)
begitu juga sebaliknya. Hasil temuan dalam memberikan kontribusi sebesar 47,4%
penelitian juga menunjukkan variabel terhadap variabel psychological well-being
dukungan sosial memberikan kontribusi mahasiswa santri.
sebesar 22,2% terhadap variabel
psychological well-being mahasiswa santri. Saran
Kemudian hasil temuan kedua, Berdasarkan penelitian ini, peneliti
psychological well-being memiliki korelasi selanjutnya direkomendasikan agar
negatif yang signifikan dengan stress melakukan studi terkait variabel dukungan
akademik pada mahasiswa santri. Artinya sosial secara spesifik. Studi ini menemukan
semakin rendah tingkat stres akademik yang bahwa 74% mahasiswa santri mengalami
dialami oleh mahasiswa santri maka akan stres akademik yang meliputi tingkat sedang
semakin meningkat psychological well- hingga tingkat tinggi. Hal ini dapat menjadi
being-nya, berlaku juga sebaliknya. Hasil pertimbangan fokus variabel apa yang urgen
temuan dalam penelitian mendeskripsikan diteliti lebih lanjut, khususnya pad akonteks
bahwa variabel stres akademik memberikan mahasiswa santri. Dinamika interaksi antara
kontribusi sebesar 25,7% terhadap variabel faktor dukungan sosial dan stres akademik
psychological well-being mahasiswa santri. terhadap psychological well-being pada
Ketiga, adanya korelasi yang bergerak mahasiswa santri dapat diteliti lebih lanjut
202
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 10, No 2, 2022 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 189-205
203
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 10, No 2, 2022 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 189-205
204
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 10, No 2, 2022 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 189-205
205