You are on page 1of 19

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PENENTUAN KADAR GLUKOSA DARAH

Dosen Pengampu:

Intan Tsamrotul Fu’adah.S.SI.M.Fram

Disusun Oleh:

Diina Maulina Batubara (231030790776)

Fitri Aulia Ananda Efrizon (231030790778)

Randy Subeski (231030790768)

Rina Anis Rahayu (231030790775)

Yasmin Fitria Muthmainnah (231030790769)

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS

STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

2023/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ i

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................

1.1 Latar belakang ............................................................................................................. 1

1.2 Tujuan Praktikum ........................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................

2.1 Definisi Glukosa Darah............................................................................................... 3


2.2 Klasifikasi Glukosa Darah .......................................................................................... 3

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................................

3.1 Alat dan Bahan ............................................................................................................ 5


3.2 Prosedur Kerja ............................................................................................................ 5

BAB IV PEMBAHASAN ...........................................................................................................

4.1 Hasil Pengamatan........................................................................................................ 7


4.2 Diskusi ........................................................................................................................ 9
4.3 Perhitungan ................................................................................................................. 11

BAB V KESIMPULAN .............................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 15

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1.1 hasil darah+aquadest ......................................................................................... 7

Gambar 4.1.2 hasil +larutan Ba(OH)2 +larutan ZnSO4 di sentrifus .................................... 7

Gambar 4.1.3 cairan bening +Cu alkalis ................................................................................. 8

Gambar 4.1.4 hasil dipanaskan ................................................................................................ 8

Gambar 4.1.5 hasil didinginkan+reagen pewarna arsenomolibdat ....................................... 8

Gambar 4.3.1 Kurva Standar Glukosa ..................................................................................... 12

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penentuan Kadar Glukosa Darah ............................................................................... 7

Tabel 2. Hasil Absorbansi standar Glukosa ............................................................................. 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Darah merupakan jenis jaringan ikat, terdiri atas sel-sel berupa eritrisit, leukosit, dan
trombosir yang tercampir dengan cairan kompleks plasma. Darah membentuk sekitar 8%
dari berat total tubuh menusia. Pergerakan konstan darah sewaktu mengalir dalam
pemburuh darah menyebabkan unsur-unsur sel tersebar merata dalam plasma. Fungsi
utama darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh.
Darah juga menyuplai tubuh dengan nutrisi, mengangkur zat-zat sisa metabolisme, dan
mengandung berbagai bahan penyusun system imun yang bertujuan mempertahankan
tubuh dari berbagai penyakit (Saadah, 2018).

Saat makanan menuju usus halus, pankreas akan mensekresikan enzim amilase
pankreas sehingga karbohidrat yang belum terhidrolisis akan diubah ke dalam bentuk
maltose dan polimer glukosa kecil lainnya. Maltose dipecah menjadi molekul-molekul
glukosa (Guyton dan Hall, 2011). Glukosa adalah bahan bakar utama yang ditemukan
dalam darah dan merupakan bahan bakar primer yang digunakan sebagai sumber energi
(Fried dan Hademenos, 2005).

Kadar Glukosa darah diatur sedemikian rupa agar dapat memenuhi kebutuhan tubuh
karena keseimbangan kadar glukosa sangat penting maka dibutuhkan pengaturan kadar
glukosa darah. Pengaturan kadar glukosa dalam darah terutama dilakukan oleh hormon
insulin dan glucagon. Apabila mekanisme pengaturan kadar glukosa darah tidak berjalan
dengan baik maka kadar glukosa darah tidak normar (Mashall, 2012)

Untuk memantau glukosa darah dapat dilakukan dengan mengukur kadar glukkosa
dalam darah. Pemeriksaan kadar glukosa dalam darah dapar dibedakan berdasarkan waktu
oengambilan darah dan kondisi pasien yakni pemeriksaan glukosa darah sewaktu, glukosa
darah puasa, glukoa darah postprandial dan Tes Toleransi Glukosa Oral (Price dan Wilson,
2005). Pemeriksaan glukosa darah sewaktu merupakan pemeriksaan glukosa darah yang

1
dilakukan setiap waktu sepanjang hari tanpa memperlihatkan makanan terakhir yang
dimakan dan kondisi tubuh orang (Depkes RI, 2008)

Kadar glukosa darah sewaktu normalnya < 140 mg/dL sementara bila kadar glukosa
darah sewaktu ≥ 200 mg/dL tanpa disertai dengan gejala yang khas maka diperlukan tes
konfirmasi lebih lanjut dengan melakukan salah satu pemeriksaan baik glukosa darah
puasa, postprandial atau TTGO sebelum didiagnosis menjadi DM (American Diabetes
Associatuon, 2017). Menurut WHO sebanyak 80% penderiya DM di dunia berasal dari
negra berkembang salah satunya Indonesia. Peningkatan jumlah penderita DM yang terjadi
secara konsisten menunjukan bahwa penyakit DM merupakan masalah kesehatan yang
perlu mendapatkan perhatian khusus dalam pelayanan kesehatan di masyarakaat
(Muslimin, 2018).

Di Dunia terdapat 415 juta orang dewasa dengan diabetes. Pada tahun 2040
diperkirakan jumlahnya akan melebihi 642 juta sedangkan estimasi penyandang diabetes
di Indonesia diperkitakan sebesar 10 juta (IDF Atlas, 2015). Di provinsi Sumatra Selatan
jumlah penderita diabetes mellitus tercatat pada tahun 2013 sebanyak 49.318 ribu orang
yang pernah didiagnosis menderita kencing manis (Riskesdas, 2013).

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa mampu untuk mengoperasikan prosedur kerja dan menerjemahkan hasil
Penentuan Kadar Glukosa Darah
2. Mahasiswa mampu untuk mengetahui dan mengoperasikan alat yang akan digunakan
pada praktikum.
3. Mahasiswa mampu menjalin kekompakan dengan rekan kelompok.
4. Mahasiswa mampu untuk melakukan prosedur kerja Penentuan Kadar Glukosa Darah

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Glukosa Darah


Darah adalah kombinasi plasma dan sel-sel yang beredar di seluruh tubuh. Cairan ini
memasok zat penting, seperti gula, oksigen, dan hormon, ke sel dan organ diseluruh tubuh.
Fungsi lain dari darah adalah mengangkut limbah dan bahan-bahan kimia hasil metabolisme
dari sel-sel tubuh. Tidak sampai disitu darah juga berperan sebagai pertahanan tubuh terhadap
virus atau bakteri yang bias menimbulkan berbagai kesehatan serius. Darah terdiri dari dua
bagian, yaitu caur dan padat. Separuh bagian darah yang berbentuk cair disebut plasma yang
terbuat dari campuran air, protein, dan garam. Sementara bagian padatnya terbuat dari sel darah
putih, sel darah merah dan trombosit. Seluruh sel ini diproduksi oleh sumsum tulang secara
terus menerut untuk menganti sel-sel tua yang mati. Sel darah merah dapat bertahan hidup
selama 120 hari, sel darah putih hanya hidup untuk satu hari, sedangkan trombosit bertahan
hingga enam hari. (Makarim FR, 2023)
Gula darah adalah gula atau glukosa yang ada dalam darah kita. Dalam istilah medis
disebut sebagai glukosa darah (Blood Glucose). Gula darah berasal dari makanan yang kita
makan, dan merupakan sumber energi utama bagi tubuh, agar sampai ke seluruh se-sel di tubuh
kita gula ini dialirkan melalui pembuluh darah. Glukosa darah (gula darah) menjadi ukuran
penting parameter kesehatan seseorang dan itu dipertahankan kadarnya pada level-level
normal. Jika kadar gula darah selalu tinggi (Hiperglikemia) maka akan menimbulkan penyakit
contohnya, diabetes (penyakit gula) atau kencing manis, begitu pula sebaliknya apabila kadar
glukosa darah terlalu rendah (Hipoglikemia) juga dapat menyebabkan seseorang pingsan.
(Muhlisin A, 2019)

2.2 Klasifikasi Glukosa Darah


A. Glukosa Darah Abnormal
Menurut Elizabeth (2009) keadaan kadar glukosa abnormal ditandai dengan peningkatan
ataupun penurunan kadar glukosa di dalam darah, diantara keadaan abnormal tersebut
adalah:
➢ Hiperglikemia (Peningkatan kadar glukosa darah)

3
Hiperglikemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar glukosa darah
yang di sebabkan oleh defesiensi insulin atau penurunan responsivitas terhadap
insulin.
➢ Hipoglikemia (Penurunan kadar glukosa darah)
Hipoglikemia merupakan keadaan dimana terjadinya penurunan kadar glukosa
darah yaitu kurang dari 30 mg/100 ml darah. Hipoglikemia disebabkan karena
olahraga dan puasa, karena olehraga dapat meningkatkan penggunaan glukosa
oleh sel-sel otot rangka. Kelebihan hipoglekemia dapat disebabkan karena
berlebihnya dosis insulin pada penderitavdiabetes melitus. Hipoglekemia
menyebabkan beberaoa gejala gangguan fungsi system saraf pusat diantaranya
konfigurasi iritabilitas kejang dan koma.

B. Diabetes Melitus (DM)


Penyakit diabetes melitus merupakan penyakit kelainan hormon yang mengakibatkan sel-
sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari darah. Pemeriksaan kadar gula darah
secara berkala merupakan hal yang sangat penting dalam penatalaksanaan penyakit DM.
evaluasi hasil diet dan pengobatan dapat dipantau melalui pemeriksaan glukosa darah
secara rutin (Depkes, 2017). American Diabetes Association (ADA) memberikan
klasifikasi diabetes melitus menjadi tipe 1 dan tipe 2, diabetes melitus gestational dan
diabetes melitus tipe khusus lain. Klasifikasi ini telah disepakati oleh WHO dan telah
dipakai seluruh dunia (ADA, 2010)
➢ Diabetes Melitus Tipe I (IDDM)
Diabetes ini merupakan diabetes yang tergantung dengan insulin.
➢ Diabetes Melitus Tipe II (NIDOM)
Diabetes ini merupakan diabetes yang tidak tergantung dengan insulin, terjadi
akibat penuaan. Banyak penderita diabetes ini mengalami peurunan pada fungsi
sel-sel panlreas sehingga berkurangnya jumlah insulin yang dihasilkan. Diabetes
ini biasanya banyak ditemukan saat usia diatas 40 tahun, dengan kejadian lebih
banyak yang terdapat pada orang yang mengalami kegemukan.

4
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


1. Alat
• Tabung reaksi
• Pipet tetes
• Gelas ukur
• Tabung sentrifuga
• Sentrifuga
• Penangas air
• Spektofotometer sinar tampak
• Timbangan analitis
• Erlenmeyer

2. Bahan
• Sampel darah 0,1 ml
• Larutan BA(OH)2 0.3 N
• Aquadest 1,9 ml
• ZnSO4 1,5 ml
• CU alkalis
• Reagen pewarna arsenomolibdat

3.2 Prosedur Kerja


a. Pembuatan Pereaks
• Reagen warna arsenomolibdat: larutkan 500 g ammonium molibdat dalam
90 mL H2O dan tambahkan 4,2 mL H2SO4 pekat, aduk dan dinginkan
(Larutan I). larutkan 0,6 g Na2HAsO4.7H2O dalam 5 mL H2O dan
vampurkan dengan Larutan I. larutan (berwarna kuning bening) disimpan

5
dalam botol coklat dan diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37 oC dan
kemudian disimpan dalam lemari es.
• Larutan Nelson A: larutkan 1,5 g Rocelle, 3 g Na2CO3 anhidrat, 2 g
NaHCO3 dan 18 g Na2SO4 anhidrat dalam air sambal diaduk dan kemudian
diencerkan hingga 100 mL.
• Larutan Nelson B: larutkan 2 g CuSO4.5H2O dalam air dan tambahkan 18
g Na2SO4 anhidrat. Kemudian aduk sampai semua larut. Tambahkan 1-2
tetes H2SO4 pekat dan encerkan hingga 100 mL.
• Larutan Cu alkalis: campurkan 4 volume Larutan Nelson A dan 1 volume
Larutan Nelson B, aduk sampai semua bercampur.

b. Pembuatan filtrat darah bebas protein

• Darah yang digunakan, terlebih dahulu diberikan natrium oksalat


• Darah oxalated dimasukkan dalam tabung sentrifuga yang telah diisi 1,5 ml
aquades
• Lalu ditambahkan 1,5 ml Ba(OH)2 0,3 N, diaduk.
• Tambahkan 1,5 ml ZnSO4 5%, diaduk kembali
• Biarkan selama 3 menit, kemudian disentrifuge selama 20 menit
• Sentrat yang diperoleh ditambahkan pereaksi Nelson
c. Penentuan Kadar Glukosa Darah
• Inkubasi dalam penangas air mendidih selama 20 menit, lalu dinginkan
hingga suhu kamar
• Tambahkan 1 ml pereaksi arsenomolibdat, diaduk
• Dibaca adsorbansi dengan spektofotometer pada λ = 540 nm.
• Dibuat juga larutan glukosa standart dengan konsentrasi 0,2; 0,4; 0,6; 0,8;
1
• Kemudian ditentukan serapan larutan blanko dan standar glukosa dengan
cara yang sama

6
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

No Percobaan Pengamatan Gambar


1 Darah 1 mL + aquadest Pada percobaan ini tabung reaksi
1,9 mL yang berisi sampel darah sebanyak
1 mL ditambahkan dengan
aquadest sebanyak 1,9 mL hingga
terjadi perubahan warna yang
awalnya merah kecoklatan berubah
menjadi merah cerah.
Gambar 4.1.1 hasil
darah+aquadest
2 + Larutan Ba(OH)2 + Setelah darah dicampur dengan
Larutan ZnSO4 aquadest kemudian ditambahkan
larutan Ba(OH)2 dan larutan
ZnSO4 masing-masing sebanyak
1,5 mL lalu di setrifus selama 5
menit sehingga terjadinya
Gambar 4.1.2 hasil
perubahan warna menjadi putih
+larutan Ba(OH)2
bening dengan gumpalan warna
+larutan ZnSO4 di
hijau lumut.
sentrifus

7
3 + Cu Alkalis 1 mL Setelah itu, diambil cairan
beningnya dan ditambahkan Cu
Alkalis sebanyak 1 mL hingga
warnanya berubah menjadi putih.

Gambar 4.1.3 cairan


bening +Cu alkalis
4 + Reagen pewarna Setelah itu di panaskan selama 20
Arsenomolibdat 1 mL menit sehingga terdapat endapan
berwarna putih kekuningan,
kemudian di dinginkan lalu
tambahkan reagen pewarna
arsenomolibdat sehingga terjadinya
perubahan warna menjadi hijau
bening. Gambar 4.1.4 hasil
dipanaskan

Gambar 4.1.5 hasil


didinginkan+reagen
pewarna
arsenomolibdat
Tabel 1. Penentuan Kadar Glukosa Darah

8
4.2 Diskusi

1. Sampel Darah 1mL dan Aquadest 1,9mL


Pada percobaan ini tabung reaksi yang berisi sampel darah sebanyak 1 mL
ditambahkan dengan aquadest sebanyak 1,9 mL hingga terjadi perubahan warna yang
awalnya merah kecoklatan berubah menjadi merah cerah.
Pertama-tama, perlu dicatat bahwa darah manusia memiliki warna merah karena
adanya hemoglobin dalam sel darah merah. Perubahan warna yang di uji cobakan mungkin
disebabkan oleh oksidasi atau perubahan kimia dalam komponen darah.
Mungkin terjadi perubahan oksidatif pada hemoglobin atau zat lain dalam darah yang
dapat mempengaruhi warna. Selain itu, reaksi kimia dengan aquadest dapat memodifikasi
komponen darah.
Secara umum, mencampurkan darah dengan air distilasi (aquadest) dalam proporsi
seperti itu tidak menghasilkan reaksi kimia yang signifikan. Darah sendiri adalah campuran
kompleks dari berbagai komponen seperti sel darah merah, sel darah putih, platelet, protein,
dan zat lainnya.
2. Penambahan Larutan Ba(OH)2 + Larutan ZnSO4
Lalu setelah darah dicampur dengan aquadest kemudian ditambahkan larutan
Ba(OH)2 dan larutan ZnSO4 masing-masing sebanyak 1,5 mL lalu di setrifus selama 5
menit sehingga terjadinya perubahan warna menjadi putih bening dengan gumpalan warna
hijau lumut. Beberapa tahapan dengan zat-zat kimia tertentu. Warna putih bening dengan
gumpalan warna hijau lumut dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang mungkin terjadi
selama proses tersebut.
a) Larutan Ba(OH)2: Ba(OH)2 adalah basa kuat, dan pemberian basa pada campuran
darah dan air dapat menyebabkan perubahan pH. Mungkin ada reaksi dengan
komponen darah atau air distilasi yang memengaruhi warna.
b) Larutan ZnSO4: ZnSO4 mengandung ion seng (Zn2+). Interaksi ion seng dengan
komponen darah atau hasil reaksi sebelumnya dapat memainkan peran dalam
perubahan warna.
c) Sentrifugasi: Proses sentrifugasi dapat memisahkan berbagai komponen dalam
campuran berdasarkan massa jenisnya. Gumpalan warna hijau lumut mungkin
muncul karena pemisahan komponen tertentu selama sentrifugasi.

9
3. Penambahan Cu Alkalis 1 mL
Lalu setelah itu, diambil cairan beningnya dan ditambahkan Cu Alkalis sebanyak
1 mL hingga warnanya berubah menjadi putih.
Pada penambahan Cu Alkalis (Larutan Cu dengan penambahan alkali): Pemberian
Cu Alkalis dapat menyebabkan reaksi dengan senyawa-senyawa yang masih ada dalam
cairan bening setelah sentrifugasi. Perubahan warna menjadi putih dapat
mengindikasikan reaksi yang melibatkan ion tembaga (Cu2+).
Reaksi kimia yang menyebabkan perubahan warna menjadi putih setelah
penambahan Cu Alkalis mungkin melibatkan reaksi antara senyawa-senyawa yang
tersisa dalam cairan bening setelah sentrifugasi dan Cu Alkalis. Berikut adalah
beberapa kemungkinan reaksi yang dapat terjadi:
a) Pembentukan Endapan: Penambahan Cu Alkalis mungkin menyebabkan
pembentukan endapan senyawa tertentu. Endapan ini dapat memiliki warna
putih, menghasilkan perubahan warna secara visual.
b) Reaksi Pengendapan: Jika ada ion tembaga (Cu2+) dalam Cu Alkalis, reaksi
pengendapan dapat terjadi dengan senyawa tertentu dalam cairan bening. Ini
dapat menghasilkan senyawa yang tidak larut yang memberikan warna putih
pada larutan.
c) Reaksi Redoks: Reaksi redoks antara senyawa dalam cairan bening dan ion
tembaga dapat menyebabkan perubahan warna. Pemberian alkali (Cu Alkalis)
dapat memodifikasi kondisi kimia dan memicu reaksi tertentu.

4. Penambahan Reagen pewarna Arsenomolibdat 1 mL


Setelah itu di panaskan selama 20 menit sehingga terdapat endapan berwarna putih
kekuningan, kemudian di dinginkan lalu tambahkan reagen pewarna arsenomolibdat
sehingga terjadinya perubahan warna menjadi hijau bening.

10
Skenario tersebut mungkin melibatkan beberapa reaksi kimia yang berbeda.
Berikut adalah beberapa kemungkinan penjelasan:
a) Pemanasan hingga terbentuk endapan berwarna putih kekuningan: Proses
pemanasan mungkin memicu reaksi kimia antara senyawa-senyawa yang ada
dalam campuran, menghasilkan endapan yang dapat memiliki warna putih
kekuningan. Ini mungkin melibatkan reaksi redoks atau pembentukan senyawa
kompleks.
b) Penambahan reagen pewarna arsenomolibdat: Reagen ini dapat bereaksi
dengan senyawa tertentu yang ada dalam larutan setelah pemanasan. Pewarna
arsenomolibdat sering digunakan untuk mendeteksi fosfat atau anion fosfat,
dan dapat menghasilkan perubahan warna menjadi hijau bening dalam konteks
yang sesuai.
Kemungkinan reaksi ini melibatkan interaksi senyawa dalam campuran yang
dihasilkan setelah pemanasan dengan pewarna arsenomolibdat, yang dapat
mengindikasikan adanya fosfat atau anion lainnya dalam campuran tersebut.

4.3 Perhitungan

1. Absorbansi Glukosa

Konsentrasi (x) Absorbansi (y)


100 0,399
200 0,956
300 1,411
400 1,967
500 2,489
Tabel 2. Hasil Absorbansi standar Glukosa

11
2. Kurva Standar Glukosa

8 7 222
7 0 0048 0 0145
0 9995
6
i

5
4
3 2 489
1 967
2 1 411
0 956
1 0 399

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
i

Gambar 4.3.1 Kurva Standar Glukosa

3. Persamaan Y pada Glukosa

Berdasarkan hasil absorbansi standar Glukosa dan kurva standar Glukosa diperoleh
persamaan y=0,0048x+0,0145. Data absorbansi yang diperoleh di distribusikan ke
dalam persamaan standar y=0,0048x+0,0145. Nilai y menyatakan absorbansi
sampel dan x menyatakan nilai konsentrasi Glukosa.

Diketahui:

y= 0,586

Jawaban:
y=0,0048x+0,0145
0,586=0,0048x+0,0145
0,586-0,0145=0,0048x
0,571=0,0048x
x=0,571/0,0048

12
x= 118,9 mg/ mL

Jadi dapat di simpulkan bahwa konsentrasi dari persamaan standar


y=0,0048x+0,0145 dan data absorbansi nilai y= 0,586 adalah 118,9 mg/mL

13
BAB V

KESIMPULAN

Dapat kami simpulkan bahwa hasil percobaan penentuan kadar glukosa dalam darah, sebagai
berikut :
1. Darah yang mengandung albumin harus dihilangkan pada uji glukosa, kemudian albumin
diendapkan dengan penambahan aquadest, Ba(OH)2 dan ZnSO4. Kemudian Pada
penambahan Cu alkalis, ion Cu+ direduksi oleh gula menjadi kupro Cu2+ dan mengendap
sebagai Cu2O. dengan menambahkan pereaksi arsenomolibdat, Cu2O yang melarutkan
lagi dan warna larutan dapat berubah menjadi biru kehijauan karena dapat disebabkan oleh
adanya oksidasi Mo.
2. Intensitas warna larutan merupakan ukuran banyaknya gula yang ada di dalam filtrat. Hasil
pengamatan dengan spektrofotometer dan perhitungan menunjukkan bahwa kadar glukosa
yang diperoleh dari darah praktikan adalah 118,9 mg/ mL
3. penentuan kadar glukosa darah dapat memberikan informasi tentang tingkat glukosa dalam
tubuh pada saat pengujian. Hasil yang normal menunjukkan regulasi glukosa yang baik,
sementara hasil yang tinggi atau rendah dapat mengindikasikan masalah kesehatan seperti
diabetes atau hipoglikemia. Penting untuk berdiskusi dengan profesional medis untuk
interpretasi yang tepat dan perencanaan pengelolaan kesehatan yang sesuai.

14
DAFTAR PUSTAKA

Arningsih W. 2007. Definsisi Darah. http://repository.unimus.ac.id/1158/3/BAB%20II.pdf.


(Diakses 19 Desember 2023)

Hutagalung NAL. 2019. Penentuan Kadar Glukosa Darah.


http://eprints.ukmc.ac.id/3628/4/TLM-2019-1534024-chapter1.pdf. (Diakses 19
Desember 2023)

Muhlisin A. 2020. Gula Darah- Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati.


https://www.honestdocs.id/gula-darah. (Diakses 19 Desember 2023)

Makarin FR. 2023. Darah- Fungsi, Golongan, Informasi Lengkap.


https://www.halodoc.com/kesehatan/darah. (Diakses 19 Desember 2023).

15

You might also like