You are on page 1of 7

Jurnal Peternakan Indonesia, Oktober 2012 Vol.

14 (3)
ISSN 1907-1760

Perkembangan Populasi Ternak Besar Dan Unggas Pada Kawasan Agribisnis Peternakan Di
Sumatera Barat

Developing Population of Ruminant and Poultry in Agribusiness Area


in West Sumatera

W. Sartika dan E. Rahmi

Fakultas Peternakan Universitas Andalas


Kampus Unand Limau Manis Padang
Email : winda_pdg@yahoo.com
(Diterima: 1 Mei 2012; Disetujui: 5 Oktober 2012)

ABSTRACT

This study was conducted to look at developing of ruminant and poultry population in
agribusiness area in West Sumatra . The research method was used a literature study of farm
statistics in 2011. Data analysis was done by descriptive qualitative agribusiness areas in West
Sumatra with livestock population data Regency/City in West Sumatra 2011 and the results were
depicted through graphs . The results showed that the area of agribusiness farms that had been
established by the government of West Sumatra there were several areas of the district / city that
was also the potential to served the agribusiness area not included in the region and vice versa.
West Sumatra province had considerable potential for the development of both ruminant and
poultry. Ruminant such as beef cattle was very good to be developed in the Pesisir Selatan, Padang
Pariaman and 50 Kota with a population of respectively 23 % and 10 % of the total cattle
population was in West Sumatra. Buffalo potential to be developed in Agam, Padang Pariaman,
and Sijunjung . Types of poultry chicken laying and broiler with the largest number of population
was 5,867,890 and 4,796,490 tails tails were in Limapuluh Kota which was the production center
for the cattle.

Keywords : potential for livestock, ruminant, poultry

PENDAHULUAN dan sekaligus sebagai pusat pertumbuhan


ekonomi wilayah.
Kebijakan pembangunan peternakan Menurut data dari Dinas Peternakan
harus berdasarkan pertimbangan potensi sum- Sumatera Barat (2012) yang terpublikasi pada
berdaya yang dimiliki serta permasalahan dan situs onlinenya mengemukakan bahwa kawa-
tantangan yang dihadapi dalam pembangunan- san-kawasan agribisnis peternakan di Kabu-
nya karena subsektor peternakan memiliki paten/Kota Sumatera Barat sebanyak 38
potensi sebagai salah satu sumber pertumbu- kawasan. Dengan adanya pengelompokan
han Sumatera Barat. Untuk mendukung kawasan agribisnis diharapkan akan lebih
pembangunan, salah satu upayanya adalah pe- mudah untuk melihat perkembangan usaha
ngembangan wilayah atau kawasan berdasar- peternakan yang terdapat di masing-masing
kan komoditas unggulan dengan menata dan daerah tersebut. Kawasan agribisnis tersebut
mengembangkan kelembagaan petani, sehing- terdiri dari Kawasan agribisnis sapi potong
ga secara makro ditujukan untuk pemberdaya- terdiri dari 16 kawasan, kawasan agribisnis
an ekonomi kerakyatan dengan mewujudkan ayam buras terdiri dari 7 kawasan, kawasan
kawasan sebagai Sentra Agribisnis Peternakan agribisnis ayam ras terdiri dari 5 kawasan,
kawasan agribisnis sapi perah terdiri dari 2

466 Perkembangan Populasi Ternak Besar dan Unggas (W.Sartika dan E.Rahmi)
Vol. 14 (3)

kawasan, kawasan agribisnis itik terdiri dari 3 butuhkan di provinsi Sumatera Barat. Sampai
kawasan, dan kawasan agribisnis kerbau saat ini telah terbentuk kawasan-kawasan
terdiri dari 5 kawasan. agribisnis peternakan di Kabupaten/Kota
Dengan semakin berkembangnya Sumatera Barat sebanyak 38 kawasan (Dinas
usaha peternakan pada saat ini yang diiringi Peternakan, 2012)
dengan meningkatnya kebutuhan protein
hewani bagi masyarakat maka akan berimbas 1. Kawasan Agribisnis Ternak Besar
pada kondisi peternakan di berbagai daerah di a. Sapi Potong
Sumatera Barat. Konsumsi protein hewani Sapi potong sebagai penghasil daging
pada tahun 2009 sebesar 6,81 g/kapita/hari merupakan salah satu jenis ternak yang harus
dan pada tahun 2011 konsumsinya menjadi terus dikembangkan guna untuk memenuhi
6,95 g/kapita/hari. Dengan adanya pening- kebutuhan protein masyarakat. Program swa-
katan tersebut maka diharapkan pertumbuhan sembada daging yang digalakkan oleh
usaha peternakan juga meningkat guna pemerintah terus memicu peternak untuk
memenuhi kebutuhan protein hewani bagi mengembangkan ternak sapi potong. Pada
masyarakat (Dinas Peternakan, 2011) Gambar 1 dapat terlihat bahwa populasi ternak
Penelitian ini dilakukan untuk melihat sapi potong tertinggi berada di Kabupaten
perkembangan populasi ternak besar dan ung- Pesisir Selatan dimana populasinya mencapai
gas di kawasan agribisnis di Sumatera Barat 23% dari jumlah populasi sapi potong yang
pada tahun 2011. Hasil yang diperoleh diha- ada di Sumatera Barat. Pada tahun 2011 ini
rapkan dapat menjadi pertimbangan untuk juga terlihat bahwa daerah Kabupaten Padang
melihat kembali potensi-potensi peternakan Pariaman, Kabupaten Solok, Limapuluh Kota,
daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Tanah Datar dan Dharmasraya juga terus
yang belum termasuk dalam kawasan agri- meningkatkan populasi ternak sapinya dengan
bisnis tersebut. total populasi secara berurut 10%, 10%, 10%,
9% dan 8% dari total sapi potong di Sumatera
METODE Barat.
Pemerintah provinsi Sumatera Barat
Metode yang digunakan dalam studi telah menetapkan kawasan agribisnis sapi
ini adalah model pendekatan analisis potong pada 16 kawasan yaitu : Kenagarian
deskriptif, dengan memanfaatkan data sekun- Mungo, Guguk Kabupaten Limapuluh Kota,
der. Data yang digunakan pada penelitian ini Koto Ilalang, Baso, Pakan Kamis, Kabupaten
adalah data populasi ternak besar dan unggas Agam, Sitiung, Koto Baru Kabupaten Sawah-
pada tahun 2011 seluruh Kabupaten/Kota lunto Sijunjung, Tanjung Emas, Salimpaung
yang ada di Sumatera Barat. Analisis data Kabupaten. Tanah Datar, Lembah Gumanti
dilakukan dengan deskriptif kualitatif pada Kabupaten Solok, Lubuk Alung, Padang Sago
enam kawasan agribisnis yang telah Kabupaten Padang Pariaman, Sutera, Bayang
ditetapkan oleh pemerintah Sumatera Barat Kabupaten Pesisir Selatan dan Kenagarian
dan hasilnya digambarkan dalam bentuk Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Dari
grafik. Gambar 1 terlihat bahwa Kabupaten Pasaman
Barat, Sijunjung dan Kota Padang memiliki
HASIL DAN PEMBAHASAN jumlah populasi sapi potong sebanyak 4% dari
total populasi sapi potong yang ada di
Untuk mendukung pembangunan Sumatera Barat dan beberapa daerah
peternakan maka pengembangan wilayah atau Kabupaten/Kota lainnya dengan populasi
kawasan berdasarkan komoditas unggulan sekitar < 4%.
untuk pemberdayaan ekonomi kerakyatan Firman (2002) menyatakan bahwa
dengan mewujudkan kawasan Sentra Agri- strategi prioritas dalam pengembangan sapi
bisnis Peternakan dan sekaligus sebagai pusat potong di KSP Koto Hilalang adalah dengan
pertumbuhan ekonomi wilayah sangat di- investasi/modal usaha yang terus dikembang-

Perkembangan Populasi Ternak Besar dan Unggas (W.Sartika dan E.Rahmi) 467
Vol. 14 (3)

kan dan kerjasama untuk memperkuat kelom- 287 ekor dan di Kabupaten Tanah Datar
pok peternak sapi di kawasan sentra produksi. sebanyak 139 ekor (Gambar 2). Pada tahun
Suryana (2009) mengatakan bahwa potensi 2007 populasi ternak sapi perah yang ada di
sapi potong lokal sebagai penghasil daging Sumatera Barat adalah 688 ekor dan pada
belum dimanfaatkan secara optimal melalui tahun 2011 jumlahnya mengalami penurunan
perbaikan manajemen pemeliharaan. Sapi menjadi 550 ekor.
local memiliki beberapa kelebihan yaitu daya Berdasarkan Gambar 3 terlihat bahwa
adaptasinya tinggi terhadap lingkungan daerah yang memiliki populasi kerbau ter-
setempat, mampu memanfaatkan pakan besar adalah Kabupaten Agam, Kabupaten
kualitas rendah dan mempunyai daya repro- Sijunjung, Kabupaten Padang Pariaman,
duksi yang baik. Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten
Sijunjung. Sedangkan menurut kawasan
b. Sapi Perah agribisnis ternak kerbau maka daerah yang
Kawasan agribisnis sapi perah di berpotensi untuk pengembangan ternak kerbau
Sumatera Barat terletak di Desa Gungung adalah Sijunjung Kabupaten Sawahlunto
Kota Padang Panjang, dan X Koto Kabupaten Sijunjung, IV Kota, Matur, Batagak, Kabu-
Tanah Datar. Ternak Sapi perah di Kota paten Agam, Alahan Panjang Kabupaten
Padang Panjang pada tahun 2011 sebanyak Solok.

Gambar 1. Populasi Sapi Potong di Kabupaten/Kota Sumatera Barat Tahun 2011

Gambar 2. Populasi Sapi Perah di Kabupaten/Kota Sumatera Barat Tahun 2011

468 Perkembangan Populasi Ternak Besar dan Unggas (W.Sartika dan E.Rahmi)
Vol. 14 (3)

Gambar 3. Populasi Kerbau di Kabupaten/kota di Sumatera Barat Tahun 2011

2. Kawasan Agribisnis Unggas b. Ayam Ras


Pengembangan unggas lokal yang Ternak ayam ras baik itu ayam ras petelur
dilakukan secara terintergrasi/terpadu dalam maupun ayam ras pedaging memiliki
suatu wilayah/kawasan merupakan salah satu kontribusi yang cukup besar dalam peme-
pilihan agar usaha di bidang unggas lokal nuhan kebutuhan protein hewani masyarakat
dapat dilakukan secara efektif, efisien dan di Sumatera Barat. Daerah Kabupaten/Kota
ekonomis. yang telah mengembangkan usaha ini dan
memiliki populasi yang cukup banyak adalah
a. Ayam Buras daerah Kabupaten Limapuluh Kota, Padang
Berdasarkan Gambar 4 tentang jumlah Pariaman, Kota Padang, Kota Payakumbuh
ternak ayam buras di Sumatera Barat tahun dan Tanah Datar dengan jumlah populasi
2011 terlihat bahwa populasi ternak terbanyak masing-masing adalah secara berurut 47%,
berada di Kabupaten Padang Pariaman, Kabu- 18%, 12%, 8% dan 5% dari populasi ternak
paten Limapuluh Kota dan Kabupaten Pesisir ayam ras di Sumatera Barat sedangkan daerah
dengan jumlah populasi sebanyak 1.338.696 lainnya memiliki populasi 2%.
ekor, 1.245.122 ekor dan 928.334 ekor atau Kawasan agribisnis ayam ras yang
setara dengan 22%, 20% dan 15% dari telah ditetapkan pemerintah Sumatera Barat
populasi ternak ayam buras yang ada di diantaranya Mungka Kabupaten 50 Kota,
Sumatera Barat. Sedangkan daerah kabu- Kinali Kabupaten Pasaman Barat, Sunur
paten/kota lainnya memiliki jumlah populasi < Kabupaten Pariaman, Salido Kabupaten
10% dari total populasi ayam buras di Pesisir Selatan, Padang Kota Padang. Berda-
Sumatera Barat. sarkan data di atas terlihat bahwa Kabupaten
Pemerintah provinsi Sumatera Barat Pesisir Selatan yang telah ditetapkan peme-
telah menetapkan kawasan agribisnis ayam rintah Sumatera Barat menjadi kawasan agri-
buras pada 7 kawasan di Sumatera Barat bisnis ayam ras hanya memiliki populasi 1%
seperti : Suliki Kabupaten Limapuluh Kota, dari populasi ternak ayam ras yang ada di
Painan Kabupaten Pesisir Selatan, Talawi Sumatera Barat. Daerah Kabupaten/Kota
Kota Sawahlunto, Padang Ganting Kabupaten yang sudah potensial untuk dijadikan kawasan
Tanah Datar, Desa Koran Kabupaten sentra ayam ras tetapi belum termasuk
Sawahlunto, Sijunjung, Pakandangan Kabu- dalam kawasan agribisnis ternak ayam ras
paten Padang Pariaman dan Aripan Kabupaten berdasarkan Gambar 5 adalah Kota Paya-
Solok. kumbuh. .

Perkembangan Populasi Ternak Besar dan Unggas (W.Sartika dan E.Rahmi) 469
Vol. 14 (3)

Gambar 4. Populasi Ayam Buras di Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Tahun 2011

Gambar 5. Populasi Ternak Ayam Ras di Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Tahun 2011.

c. Itik Beberapa daerah juga telah ditetapkan


Itik merupakan sumber protein hewani oleh pemerintah provinsi Sumatera Barat
yang saat ini mulai disukai masyarakat. sebagai kawasan agribisnis ternak itik di anta-
Daging itik maupun telur itik sudah mulai ranya adalah Sumani Kabupaten Solok,
diolah menjadi berbagai macam masakan dan Pitalah Kabupaten Tanah Datar, Payobasung
makanan yang bergizi tinggi. Telur asin Kota Payakumbuh. Pada Gambar 6 terlihat
merupakan salah satu hasil produk hasil bahwa populasi itik terbanyak yaitu masing-
olahan telur itik yang memiliki cita rasa dan masing sebesar 13% dari populasi itik Suma-
gizi yang tinggi. Berdasarkan Gambar 6 tera Barat terdapat di Kabupaten Limapuluh
terlihat bahwa daerah di Provinsi Sumatera Kota, Kabupaten Agam dan Kabupaten Pesisir
Barat yang berpotensi untuk mengembangkan Selatan. Sedangkan populasi itik di Tanah
usaha peternakan itik adalah daerah Kabu- Datar dan Kota Payakumbuh adalah 9% dan
paten Agam. Kabupaten Limapuluh Kota, 5% dari populasi itik yang ada di Sumatera
Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Barat. Dari Gambar 6 terlihat bahwa populasi
Solok dan Kabupaten Tanah Datar. itik tertinggi berada di Kabupaten Agam yang

470 Perkembangan Populasi Ternak Besar dan Unggas (W.Sartika dan E.Rahmi)
Vol. 14 (3)

Gambar 6. Populasi Itik di Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Tahun 2011

bukan merupakan kawasan agribisnis itik di DAFTAR PUSTAKA


Sumatera Barat. Hal ini bisa saja terjadi
dikarenakan keterbatasan data atau informasi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat.
yang diperoleh sehingga potensi suatu daerah 2012. Potensi Peternakan di Sumatera
menjadi tidak tergali. Barat. www.disnaksumbar.com. Di
unggah tanggal 7 januari 2012.
KESIMPULAN Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat.
2011. Statistik Peternakan Sumatera
Berdasarkan data di atas maka dapat Barat. Dinas Peternakan Sumatera Barat.
disimpulkan bahwa pada kawasan agribisnis Padang.
peternakan yang telah ditetapkan oleh peme-
rintah Sumatera Barat masih terdapat beberapa Firman, Noer TA. 2002. Strategi
kawasan Kabupaten/Kota yang juga potensial Pengembangan Agribisnis Sapi Potong
untuk dijadikan kawasan agribisnis belum Di Kawasan Sentra Produksi Koto
termasuk didalam kawasan tersebut dan juga Hilalang, Kab. Agam Propinsi Sumatera
sebaliknya. Provinsi Sumatera Barat memiliki Barat. Tesis. Institut Pertanian. Bogor.
potensi yang cukup besar untuk pengem- Hendrayana, R. 2003. Aplikasi Metode
bangan ternak besar, ternak kecil, maupun Location Quotient (LQ) dalam
ternak unggas. Ternak besar seperti sapi Penentuan Komoditas Unggulan Nasi-
potong sangat baik untuk dikembangkan di onal. Balai Pengkajian dan Pengem-
Kabupaten Pesisir Selatan, Padang Pariaman bangan Teknologi Pertanian (Infor-
dan Limapuluh Kota dengan jumlah populasi matika Pertanian Vol. 12). Bogor.
masing-masing 23% dan 10% dari total popu-
lasi ternak sapi potong yang ada di Sumatera Saputra, H dkk. 2009. Strategi Pengembangan
Barat. Ternak Sapi Potong Berwawasan
Ternak Kerbau berpotensi untuk dikem- Agribisnis di Provinsi Aceh. Jurnal
bangkan di Kabupaten Agam, Sijunjung dan Manajemen dan Agribisnis 6(2).
Padang Pariaman. Ternak unggas jenis ayam www.jma.ipb.ac.id. Tanggal 21
ras petelur maupun ayam ras pedaging dengan November 2013.
jumlah populasi terbesar yaitu 5.867.890 ekor Setiawan, N. 2006. Perkembangan konsumsi
dan 4.796.490 ekor berada di Kabupaten protein hewani di indonesia : analisis
Limapuluh Kota yang merupakan daerah hasil survey sosial ekonomi nasional
sentra produksi untuk ternak tersebut. Tahun 2002-2005. Jurnal Ilmu Ternak.

Perkembangan Populasi Ternak Besar dan Unggas (W.Sartika dan E.Rahmi) 471
Vol. 14 (3)

6(1): 68-74. Universitas Padjajaran. /kawasan agribisnis peternakan, di


Bandung. unggah pada tanggal 9 November 2013.
Soemarno. 2011. Model Perencanaan Suryana. 2009. Pengembangan usaha ternak
Kawasan Sentra Produksi Agribisnis sapi potong beriorientasi agribisnis
(KSPA). Bahan Kajian. www. google dengan pola kemitraan. Jurnal Litbang
Pertanian 28(1): 29-37.

472 Perkembangan Populasi Ternak Besar dan Unggas (W.Sartika dan E.Rahmi)

You might also like