You are on page 1of 9

Motor Bakar: Jurnal Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Tangerang, P-ISSN: 2549-5038, E-ISSN: 2580-4979

URL: http://jurnal.umt.ac.id/index.php/mjtm
Vol. 8, No. 1, Februari, 2024

Rancangan Ulang Mesin AC Split Kapasitas 2 PK


Ainul Izzah1, Zufri Hasrudy Siregar2, Mawardi3

1,2,3
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Al-Azhar
Jl. Pintu Air IV No. 214, Kwala Bekala, Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara, Indonesia
E-mail: 1Ainulizzah3@gmail.com

Submitted Date: Februari 05, 2024 Reviewed Date: Februari 18, 2024
Revised Date: Februari 19, 2024 Accepted Date: Februari 20, 2024

Abstract
This research aims to obtain the results of redesigning the 2 PK split AC machine. These results are then
used to compare the cooling machine specifications based on existing data with the redesigned machine. This
research uses quantitative methods. Using this method, the following research results were obtained; (1) Room
air conditions with a temperature of 770F or 250C with a relative humidity of 55%, (2) Outside air conditions of
91.580F or 33.10C with a relative humidity of 72%, (3) Design using rerigerant type R 22 with the results of
Coefficient Of Performance calculations (COP) engine 4.34, (4) The evaporator cooling load on the namplate is
16,500 btu/hr while the redesigned cooling load is 19,000 btu/hr, (5) The condenser from the calculation finger
for the total exhaust heat of the condenser is 23,533.25 btu/ hr while the existing data is 20,418.55 btu/hr, (6) The
power obtained from the compressor calculation results is 1.62 kW so that a hermatic compressor with a low
capacity unit reaching 7.5 kW is selected, (7) Based on the results of measuring the length of the capillary pipe
on Exiting data obtained is 1 m long while the capillary pipe as a result of the design is 1.2 m with a diameter of
2 mm.
Keywords: Test design, Split ac machine, 2 PK.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil perancangan ulang mesin AC split 2 PK. Hasil tersebut kemudian
digunakan untk membandingkan antara spesikfikasi mesin pendingin pada data eksisting dengan mesin hasil
perancangan ulang. Penelitian ini mengunakan metode kuantitatif. Dengan metode tersebut diperoleh hasil
penelitian sebagai berikut; (1) Kondisi udara ruangan dengan suhu 770F atau 250C dengan kelembaban relatif
55%, (2) Kondisi udara luar 91,580F atau 33,10C dengan kelembaban relatif 72%, (3) Perancangan menggunakan
rerigeran jenis R 22 dengan hasil perhitungan Coefficient Of Performance (COP) mesin 4,34, (4) Beban pendingin
evaporator pada namplate adalah 16.500 btu/hr sedangkan beban pendingan perancangan ulang sebesar 19.000
btu/hr, (5) Kondesor dari jari perhitungan besarnya panas buang total kondensor adalah 23.533,25 btu/hr
sedangkan data eksisting 20.418,55 btu/hr, (6) Daya yang diperoleh dari hasil perhitungan kompresor adalah 1,62
kW sehigga dipilih kompresor hermatik dengan unit berkapasitas rendah mencapai 7,5 kW, (7) Berdasarkan hasil
pengukuran panjang pipa kapiler pada data eksiting diperoleh panjang 1 m sedangkan pipa kapiler hasil
perancangan 1,2 m dengan diameter 2 mm.
Kata Kunci : Rancangan ulangan, Mesin AC slipt, 2 PK

I. Pendahuluan 2020). Variasi dalam pemakaian AC di


AC (Air Conditioing) merupakan dalam ruangan dimulai dari AC yang
salah satu faktor pendukung yang memiliki ukuran berkapasitas kecil sampai
memberikan kenyamanan dalam besar.
beraktivitas di dalam ruangan baik rumah Hal penting yang harus diperhatikan
hunian, rumah sakit, hotel, perkantoran dan dalam pemakaian AC adalaha refrigeration
industri. Berdasarkan kegunaannya AC (refrigerasi) dan pengkondisian udara.
tidak hanya mendinginkan atau Kedua istilah tersebut saling berhubungan
menyejukkan udara. AC dalam tetapi memiliki peran masing-masing.
pemakiaannya juga bermanfaat mengatur Ruang lingkup keduanya berperan sebagai
kelembaban dan kebersihan udara di dalam pendingin dan mengurangi kelembapan
ruangan (Ardiasyah, A & Siregar, I, A., (Stoecker, 1996).
referensi yang relevan dengan perhitungan
mesin AC split 2 PK. Penelitian ini
Refrigerasi berfungsi untuk secara dilaksanakan di Universitas Al Azhar,
umum pendingin yang berkaitan dengan dengan tahapan penelitian yang didasarkan
rumah tangga atau industri. Refrigerasi pada urutan waktu di mana penelitian
sering kali digunakan untuk industri dilakukan. Prosedur perancangan ulang
manufaktur, industri kimia, pengolahan komponen mesin pendingin untuk sistem
makanan dan minuman bersuhu dingin, cold pendinginan ruangan terdiri dari tiga
storage, ice scating rinks dan desalting. tahapan utama: pengumpulan data eksisting
Sementara itu pengkondisian udara sering mengenai evaporator, kompresor,
kali digunakan untuk AC spilt, window tipe, kondensor, dan pipa kapiler; proses
AC sentral (water chilling plant), rooftop perhitungan perancangan ulang; serta
unit. Di dunia industri pengkondisian udara analisis hasil yang diperoleh dari
sering kali digunakan untuk proses spary perancangan ulang tersebut.
washer, ruangan pabrik, produk fotografis,
komponen presisi dan industri percetakan. III. Hasil dan Pembahasan
AC juga memberikan manfaat Komponen utama dari sebuah mesin
kenyamanan untuk tempat tinggal. AC meliputi evaporator, kondensor,
Temperatur dan kelembaban AC dapat kompresor, dan pipa kapiler. Kehadiran
diatur sesuai dengan pengaturan yang keempat komponen ini sangat penting bagi
diinginkan segingga orang yang berada di operasional mesin refrigerasi. Ketepatan
dalam ruangan merasa nyaman. Dry Bulb dalam menentukan dimensi mesin AC yang
Temperature (DBT) atau suhu udara kering sesuai dengan beban pendinginan memiliki
untuk kenyamanan adalah 680F sampai dampak yang signifikan terhadap kualitas
dengan 700F. DBT juga mencapai 45 sampai udara di dalam ruangan. Perbedaan antara
dengan 55% Relative Humdity (RH). data eksisting dan hasil perancangan ulang
Faktor kenyamanan menjadi salah pada keempat komponen tersebut
satu penyebab meningkatnya penggunaan mempengaruhi hasil akhir dari sistem
AC. Kondisi tersebut menjadi perlu pendinginan.
dilakukan perancangan mesin AC baik
untuk tempat hunian ataupun perkantoran. Matsuani dan Suwaryo (2020)
Perancangan dilakukan dengan menghitung menjelaskan proses evaporator terjadi
ulang kaidah-kaida peracngan standar. ketika tekanan konstan sehingga terjadi
Kemudian membandingkan hasil perubahan fasa refrigerant dari cair menjadi
perancangan dengan spesifikasi mesin uap. Evaporator berperan sebagai bagian
pendingin pada data eksisting. sistem pendingin udara yang bertugas
sebagai pengubah kalor serta memfasilitasi
II. Metode Penelitian penguapan refrigeran dalam sistem sebelum
Penelitian ini menggunakan metode kembali ke kompresor. Fungsi utamanya
kuantitatif, yang merupakan pendekatan adalah menyerap panas dari udara
sistematis untuk mempelajari fenomena sekitarnya, mengakibatkan penurunan suhu
tertentu dengan mengumpulkan data yang udara di sekitar evaporator. Suhu yang lebih
dapat diukur menggunakan teknik statistik, rendah ini kemudian dialirkan ke tempat lain
matematika, atau komputasi. Penelitian ini melalui hembusan udara dari kipas, yang
mengandalkan dua sumber data utama, yaitu menciptakan aliran udara. Perbandingan
data primer dan data sekunder. Data primer antara spesifikasi hasil perhitungan
diperoleh secara langsung dari observasi evaporator dan data eksisting memberikan
lapangan, seperti analisis dan perhitungan informasi tentang kondisi mesin AC. Data
terkait mesin AC Split 2 PK. Sementara itu, dari perhitungan dan data eksisting tersebut
data sekunder diperoleh dari jurnal dan buku dicatat sebagai berikut:

|9
Tabel 1. Perbandingan Spesifikasi Evaporator
No Data Eksiting Hasil rancang ulang
1. Kapasitas panas buang 4835,6 W 5563,39 W
2
2. Koefisien perpindahan 12651,02 W/m ℃ 9334,77 W/m2℃
panas sisi refrigeran
3. Koefisien perpindahan 2049,97W/m2℃ 1143,78 W/m2℃
panas sisi udara
4. Koefisien perpindahan 582,77 W/m2℃ 502,02 W/m2℃
panas sisi menyeluruh
5. Penurunan tekanan sisi 5924,47 pa 5649,57 pa
refrigeran
6. Tebal pipa terpakai 0,7 mm 1 mm
7. Diameter dalam pipa 0,0088 m 0,0109 m
8. Diameter luar pipa 0,0094 m 0,0127 m
9. Jumlah pipa perlintasan 1 1
10. Susunan pipa Triangular Triangular
11. Panjang pipa per 0,75 m 0,77 m
lintasan
12. Tebal sirip 0,0002 m 0,00033 m
13. Tinggi sirip 0,0077 m 0,006 m
14. Jumlah sirip tiap in 23 8
15. Bahan pipa Tembaga Tembaga
16. Bahan sirip Aluminium Aluminium
17. Banyaknya lintasan 23 24
pipa
18. Luas perpindahan panas 0,47 m2 0,64 m2
total
19. Dimensi plenum (m) 0,75 x 0,03 x 0,29 0,77 x 0,032 x 0,45

Kondensor memiliki peran dalam dengan kemampuan evaporator dalam


menerima aliran refrigeran berupa uap melakukan pendinginan, karena panas yang
superheat dan mengembalikannya ke bentuk diserap oleh evaporator harus dapat dibuang
cair kembali. Perbandingan spesifikasi kembali oleh kondensor. Data hasil
antara hasil perhitungan ulang kondensor perhitungan dan data eksisting dapat dilihat
dan data eksisting penting untuk mengetahui sebagai berikut:
kapasitas panas yang dibuang oleh mesin
AC (kondensor). Hal ini sangat terkait

Tabel 2. Perbandingan Spesifikasi Kondesor


No Data Eksiting Hasil rancang
ulang
1. Kapasitas 5984,16 W 6897W
panas
buang
2. Koefisien 3193,1 W/m2℃ 4842,42 W/m2℃
perpindahan
panas sisi
refrigeran

| 10
No Data Eksiting Hasil rancang
ulang
3. Koefisien 1765,74W/m ℃ 538,33W/m2℃
2

perpindahan
panas sisi
udara
4. Koefisien 976,04W/m2℃ 649,56 W/m2℃
perpindahan
panas sisi
menyeluruh
5. Penurunan 4276,87 pa 4592,46 pa
tekanan sisi
refrigeran
6. Tebal pipa 0,7 mm 1 mm
terpakai
7. Diameter 0,0088 m 0,0107 m
dalam pipa
8. Diameter 0,0094 m 0,0127 m
luar pipa
9. Jumlah pipa 1 1
perlintasan
10. Susunan Triangular Triangular
pipa
11. Panjang 0,77 m 0,86 m
pipa per
lintasan
12. Tebal sirip 0,0001 m 0,00033 m
13. Tinggi sirip 0,0033 m 0,006 m
14. Jumlah sirip 23 8
tiap in
15. Bahan pipa Tembaga Tembaga
16. Bahan sirip Aluminium Aluminium
17. Banyaknya 37 40
lintasan
pipa
18. Luas 0,77 m2 1,19 m2
perpindahan
panas total
19. Dimensi 0,77 x 0,03 x 0,86 x 0,032 x
plenum (m) 0,56 0,72

Evaporator diberikan data sebagai berikut: masih memenuhi syarat tebal minimum pipa
1. Tebal Pipa berdasarkan rumus yang bergantung pada
Data eksisting menunjukkan bahwa variabel seperti tekanan kerja refrigeran dan
tebal pipa adalah 0,1 mm berdasarkan kekuatan bahan pipa.
pengukuran, sedangkan dalam hasil P.Do
tm=
perancangan ulang, tebal pipa adalah 1 mm. 2.S + 0.8.P
Meskipun demikian, tebal pipa tersebut

| 11
88,218x0,5 0,77 meter, yang dihasilkan dari perhitungan
= = 0,00365 in
2 x6000 + 0,8 x88,218 yang dilakukan.
𝑃!
= 0,09mm 𝐿𝑒 =
P = Tekanan refrigeran didalam pipa = 𝑏
18,26
88,215 Psi. = = 0,77 𝑚
S = Tegangan ijin bahan pipa tembaga = 24
dengan,
6000 psi.
Le = panjang pipa tiap lintasan
Pp = panjang pipa
2. Jumlah pipa dalam tiap lintasan
b = banyaknya lintasan pipa
Dalam data eksisting, terdapat 23
lintasan, sedangkan dalam hasil
7. Tebal sirip
perancangan ulang, terdapat 25 lintasan
Dalam data eksisting, tebal sirip
karena panjang pipa yang dihasilkan dalam
adalah 0,1 mm yang diukur menggunakan
perancangan ulang lebih besar.
mistar. Namun, dalam perancangan, tebal
sirip adalah 0,33 mm dan diperoleh dari
3. Diameter luar pipa
tabel Kays and London. Tebal sirip berperan
Dalam data eksisting, diameter pipa
dalam menentukan efisiensi sirip yang
adalah 0,375 inci yang diukur menggunakan
selanjutnya memengaruhi koefisien
jangka sorong. Sedangkan dalam hasil
perpindahan panas pada sisi udara. Semakin
perancangan ulang, pipa yang dipilih
tinggi efisiensi sirip, semakin besar pula
memiliki diameter 0,5 inci karena tidak ada
koefisien perpindahan panas pada sisi udara.
opsi pipa dengan diameter 0,375 inci.
Dipilih pipa dengan diameter 0,5 inci BWG
8. Tinggi sirip
20, dengan tebal pipa 0,035 inci dan
Dalam data eksisting, tinggi sirip
diameter dalam 0,430 inci.
adalah 0,0077 meter, sedangkan dalam
perancangan ulang, tinggi sirip adalah 0,006
4. Diameter dalam pipa
meter yang didapat dari tabel Kays and
Dalam data eksisting, digunakan
London. Karena keterkaitan erat antara
pipa dengan diameter 0,88 cm yang diukur
tinggi dan tebal sirip, tinggi sirip
dari dua lokasi berbeda. Sedangkan dalam
berpengaruh pada efisiensi sirip, seperti
perancangan, pipa dengan diameter dalam
yang ditunjukkan dalam grafik efisiensi
1,09 cm digunakan, diambil dari data pipa
sirip.
penukar kalor BWG 20 dengan diameter
luar 0,5 inci.
9. Jumlah sirip tiap m
Dalam data eksisting, jumlah sirip
5. Susunan pipa
per meter adalah 780, sedangkan dalam
Dalam data eksisting dan dalam
perancangan ulang, jumlah siripnya adalah
perancangan ulang, susunan pipa evaporator
315 per meter, yang diambil dari tabel Kays
diatur dalam pola segitiga. Namun, dalam
and London.
perancangan ulang, susunan pipa
disesuaikan dengan tabel yang disediakan
10. Bahan pipa
oleh Kays and London untuk penukar kalor
Data eksisting dan perancangan
kompak.
ulang keduanya memilih tembaga sebagai
bahan pipa karena sifat konduktivitas termal
6. Panjang pipa tiap lintasan
yang baik (Kern, 1983).
Dalam data eksisting, panjang pipa
adalah 0,75 meter, diukur menggunakan
11. Bahan sirip
mistar. Sedangkan dalam perancangan
Data eksisting dan hasil perancangan
ulang, panjang pipa setiap lintasan adalah
ulang memilih aluminium sebagai bahan

| 12
untuk sirip-siripnya karena sifat aluminium P = Tekanan refrigeran didalam pipa =
yang memiliki konduktivitas panas yang 333,774 Psi.
baik, mudah dibentuk, dan ringan. S = Tegangan ijin bahan pipa tembaga =
6000 psi.

12. Banyak lintasan pipa 2. Diameter luar pipa


Dalam data eksisting terdapat 23 Dari pengukuran menggunakan
lintasan, sedangkan dalam hasil jangka sorong, diameter luar pipa adalah
perancangan ulang terdapat 24 lintasan 0,375 inci. Namun, dalam perancangan
berdasarkan asumsi. Jumlah lintasan pipa ulang, karena tidak tersedia pipa dengan
memengaruhi panjang pipa pada setiap diameter luar 0,375 inci, dipilihlah pipa
lintasan; semakin sedikit jumlah lintasan dengan diameter luar 0,5 inci BWG 20,
pipa, semakin panjang pipa pada setiap dengan tebal pipa 0,035 inci dan diameter
lintasan. Panjang pipa keseluruhan dalam dalam 0,430 inci.
data eksisting adalah 16,5 meter, sementara 3. Diameter dalam pipa
dalam hasil perancangan ulang adalah 18,64 Data eksisting memanfaatkan pipa
meter. dengan diameter 0,88 cm yang diukur dari
dua lokasi berbeda. Sementara itu, dalam
13. Kapasitas pendinginan berdasarkan perancangan, pipa dengan diameter dalam
data eksiting 1,09 cm digunakan, yang berasal dari data
Informasi pada plakat menunjukkan pipa penukar kalor BWG 20 OD 0,5 in.
beban pendinginan sebesar 16500 Btu/hr,
sedangkan perhitungan dari perancangan 4. Tebal sirip
ulang menunjukkan beban pendinginan Dalam data eksisting, tebal sirip
sebesar 19000 Btu/hr. Perbedaan dalam sebesar 0,1 mm diukur menggunakan
beban pendinginan ini berdampak pada mistar, sedangkan dalam perancangan, tebal
dimensi permukaan evaporator, termasuk sirip sebesar 0,33 mm diperoleh dari tabel
panjang total pipa evaporator dan jumlah Kays dan London. Ketebalan sirip
lintasan pipa. Variasi dalam beban memengaruhi efisiensi sirip, yang pada
pendinginan mengakibatkan perubahan gilirannya mempengaruhi koefisien
dalam luas total perpindahan panas, perpindahan panas pada sisi udara. Semakin
sehingga menghasilkan perbedaan dalam tinggi efisiensi sirip, semakin besar
panjang pipa. koefisien perpindahan panas pada sisi udara.

Data kondensor sebagai berikut: 5. Panjang pipa tiap lintasan


1. Tebal pipa Dalam data eksisting, panjang pipa
Dari hasil pengukuran, tebal pipa adalah 0,77 meter, yang diukur
yang tercatat adalah 0,1 mm, sementara menggunakan mistar. Sedangkan dalam
dalam perancangan ulang, tebal pipa adalah hasil perancangan ulang, panjang pipa tiap
1 mm dan masih melebihi ketebalan lintasan adalah 0,79 meter, yang dihitung
minimum yang ditentukan oleh rumus berdasarkan perhitungan yang telah
ketebalan minimum pipa. Ketebalan ini dilakukan:
sangat dipengaruhi oleh variabel seperti 𝑃!
tekanan kerja refrigeran dan kekuatan bahan 𝐿𝑒 =
𝑏
pipa. 34,76
𝑃. 𝐷# = 0,86 𝑚
40
𝑡" = Le = panjang pipa tiap lintasan
2. 𝑆 + 0.8 𝑃
333,774𝑥0,5 Pp = panjang pipa
= = 0,013 𝑖𝑛
2𝑥6000 + 0,8𝑥333,774

| 13
6. Jumlah pipa dalam tiap lintasan panjang pipa di setiap lintasan; semakin
Dalam data eksisting, terdapat 37 sedikit jumlah lintasan pipa, semakin
lintasan, sedangkan dalam hasil panjang pipa di setiap lintasan. Untuk data
perancangan ulang terdapat 40 lintasan. eksisting, total panjang pipa adalah 27,75
Susunan pipa kondensor, baik dalam data meter, yang dihitung dengan mengalikan
eksisting maupun hasil perancangan ulang, panjang pipa per lintasan (0,75 meter)
diatur secara triangular. Namun, dalam dengan jumlah lintasan (37).
perancangan ulang, susunan pipa
disesuaikan dengan tabel yang disediakan Dalam perancangan kompresor diberikan
oleh Kays and London untuk penukar kalor spesifikasi eksiting kompresor :
kompak. 1. Merk AC : Uchida
2. Power source : 1-phase 220
7. Tinggi sirip V ; 50 Hz
Dalam data eksisting, tinggi sirip
3. Cooling capacity : 16500 Btu/h
adalah 0,0033 meter, sementara dalam hasil
perancangan ulang, tinggi sirip adalah 0,006 = 4,835 Kj/s.
meter yang diambil dari tabel Kays and 4. Input : 1550 W.
London. Karena keterkaitan yang erat antara 5. Running Ampere : 7,3
tinggi dan tebal sirip, tinggi sirip akan A.
berpengaruh terhadap efisiensi sirip, seperti 6. Refrigerant : R22 ; 1,15
yang ditunjukkan dalam grafik efisiensi Kg.
sirip.
Dalam perancangan ulang ini,
8. Jumlah sirip tiap m fokusnya adalah pada pemilihan jenis
Dalam data eksisting, terdapat 780 kompresor yang akan digunakan. Pemilihan
sirip per meter, sedangkan dalam hasil tersebut didasarkan pada hasil perhitungan
perancangan ulang, jumlah siripnya adalah untuk daya yang dibutuhkan dan
315 per meter, yang diambil dari tabel Kays disesuaikan dengan kondisi lapangan terkait
and London. dengan penggunaan kompresor yang
umumnya digunakan. Berdasarkan hasil
9. Bahan pipa perhitungan, daya yang diperlukan adalah
Data eksisting dan hasil perancangan 1,62 kW. Oleh karena itu, dipilih kompresor
ulang keduanya mengadopsi tembaga hermatik yang dirancang untuk unit
sebagai bahan untuk pipanya karena alasan berkapasitas rendah, hingga 7,5 kW.
bahwa tembaga memiliki konduktivitas Pipa kapiler adalah komponen yang
termal yang unggul (Kern, 1983). digunakan dalam sebagian besar sistem
pendinginan berukuran kecil dan telah
10. Bahan sirip diterapkan hingga kapasitas 10 kW.
Data eksisting dan hasil perancangan Biasanya, pipa kapiler memiliki panjang
ulang memilih aluminium sebagai bahan antara 1 hingga 6 meter, dengan diameter
untuk sirip-siripnya karena sifat konduktif dalam berkisar antara 0,5 hingga 2 mm.
panas yang baik, kemampuan untuk Cairan refrigeran memasuki pipa
dibentuk dengan mudah, dan bobotnya yang kapiler dan mengalir melaluinya,
ringan. menyebabkan penurunan tekanan akibat
gesekan dan percepatan refrigeran.
11. Banyak lintasan pipa Sebagian cairan berubah menjadi uap
Dalam data eksisting, terdapat 37 ketika melewati pipa ini. Untuk memenuhi
lintasan pipa, sedangkan dalam perancangan persyaratan tertentu, berbagai kombinasi
ulang ada 40 lintasan berdasarkan asumsi. panjang dan diameter pipa kapiler dapat
Jumlah lintasan pipa mempengaruhi digunakan. Setelah dipasang, pipa kapiler

| 14
tidak dapat diatur kembali untuk mengatasi Terimakasih penulis ucapkan kepada pihak-
perubahan tekanan buang, tekanan hisap, Kampus yang telah bersedia untuk menjadi
atau beban. tempat penelitian dan sebagai sarana dalam
Kompresor dan perangkat ekspansi proses penelitian dalam menyelesaikan
harus mampu mencapai kondisi hisap dan penelitian yang telah dilakukan serta
buang yang sesuai, memungkinkan membantu dalam berbagai hal baik ilmu,
kompresor untuk memompa jumlah pengetahuan, gagasan dan pengalaman.
refrigeran yang sama dengan yang
dilewatkan oleh perangkat ekspansi. Daftar Pustaka
Dalam data eksisting, panjang pipa Ardiansyah, Achmad dan Siregar,
kapiler terukur sebesar 1 meter, sedangkan Herlamba, I. 2020. Rancang Bangun
dalam hasil perancangan ulang, panjang Trainer Air Conditioning Jenis Split
pipa kapiler menjadi 1,2 meter dengan Untuk Media Pembelajaran. JRM, 06
diameter 2 mm. Perubahan ini diperoleh (01), 35-41.
melalui perhitungan berdasarkan data hasil
pengukuran pada mesin. Austin, 1990. C., H., Zulkifli, H., Pompa dan
Blower Sentrifugal. Jakarta: Erlangga
IV. Kesimpulan Dietzel, F., 1992. Turbin Pompa dan
Mesin AC terdiri dari empat Kompresor, Jakarta: Erlangga.
komponen utama: evaporator, kondensor, Doborovolsky, V., Machine Element,
kompresor, dan pipa kapiler. Kehadiran Foreign Languages Publishing House,
keempat komponen ini sangat penting untuk Moscow.
operasional mesin pendingin. Kepastian
dalam menentukan dimensi mesin AC yang Karrasik I., J., Krutzch,W., Cincin, Warren
cocok dengan beban pendinginan F., Messina J., H., 1978. Pump
berdampak langsung pada kenyamanan dan Handbook, 2nd edition, USA: Mc
kesegaran udara di dalam ruangan. Pada Graw Hill Company,
evaporator, terdapat perbedaan antara Khetgurov M. Marine Auxiliary Machine
besarnya beban pendinginan yang tertera System, Peace Publisher, 1996.
pada nameplate sebesar 16500 Btu/hr dan Moskow Lazarkiewics, S.,
hitungan dari perancangan ulang yang Tronskolanski, A., T., Impeller Pump,
menunjukkan beban pendinginan sebesar Widawnicta Warszawa : Naukowo-
19000 Btu/hr. Techniczne.
Kondesor Dari hasil perhitungan
besarnya panas buang total kondensor Makalah Seminar "Pengenalan Gas Alam
adalah 23533,25 Btu/hr sedangkan data Lapindo Brantas, Inc. 18 April 2001.
eksisting 20418,55 Btu/hr. Untuk Untuk Kawasan Industri" oleh Faiz
kompresor, daya yang diperlukan sebesar Shahab, Hyatt Hotel Surabaya
1,62 kW telah dihitung. Oleh karena itu, Matley,J., Fluid Movers, 1979. McGraw-
dipilih kompresor hermatik yang dirancang Hill New York : Publication Co.
untuk unit dengan kapasitas hingga 7,5 kW.
Matsuani dan Suwaryo. 2020. Analisis
Mengenai pipa kapiler, panjang pipa kapiler
Sistem Pengkondisian Udara Pada
tercatat 1 meter dari data eksisting
Ruang Kerja PT. Sarku Enjinering
berdasarkan pengukuran, sedangkan dalam
Utama. Jurnal Rekaya Material,
hasil perancangan ulang, panjang pipa
Manugaktur dan Energi, 3(2), 93-
kapiler menjadi 1,2 meter dengan diameter
102.
2 mm.
Sato G.T, Sugiarto, 2000. Menggambar
Mesin Menurut Standar ISO, Jakarta:
Ucapan terimakasih PT Pradnya Paramita.

| 15
Spott M.F., 1953. Design Of Machine
Element, 2nd Edition, New York:
Prentice Hall.
Stepanoff, A., J., 1969. Centrifugal and
Axial Flow Pumps, New York: John
Willey and Sons.
Sularso, Suga Kyokatsu, 1987. Dasar
Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin Jakarta: P.T. Prandya
Paramitha
Sularso, Tahara,2000. Pompa dan
Kompresor, Jakarta: PT Pradnya
Paramita.

| 16

You might also like