You are on page 1of 25

Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari

Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan


Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP JABATAN NOTARIS ATAS


DUGAAN PELANGGARAN KODE ETIK DALAM PENGURUSAN
HARTA WARIS
(STUDI PUTUSAN MAJELIS PENGAWAS PUSAT NOTARIS NOMOR
03/MPPN/VIII/2016)

Michael Amsal Sumitro


(Mahasiswa Program S1 Fakultas Hukum Universitas Tarumanagara)
(E-mail: michael.amsal93@gmail.com)

Endang Pandamdari
(Corresponding Author)
(Dosen Hukum Jaminan Universitas Tarumanagara, Meraih Sarjana Hukum (S.H.) dari Fakultas
Hukum Universitas Indonesia (1983), Spesialis Notaris dari Universitas Indonesia (1993),
Magister Hukum (M.H.) dari Universitas Indonesia (1996), Doktor (Dr.) Hukum dari Universitas
Trisakti (2011))
(E-mail: epandamdari@yahoo.com)

Abstract

Notary Is a Public Official granted authority by the State in making an Authentic Deed. On that
basis, it is necessary to have legal protection for a Notary if in conducting his / her position of
office sued on the alleged violation of code of ethics as it happened in Decision of Supervisory
Board of Notary Center Number 03/MPPN/VIII/2016. Notary LIS is sued with alleged violation of
code of ethics on the management of the heirs but the allegations according to the judges in both
MPW and MPPN the action does not violate the code of ethics. Based on the analysis result that
referring to Article 9 paragraph (7) Notary Code of Ethics, the legal protection of the notary's
office on the alleged violation of the code of ethics in the management of the permanent
inheritance shall be entitled to the protection of a good name through a letter issued by the Notary
Publicity Council. The qualification of a notary act can be regarded as a violation of the code of
ethics only stipulated in the provisions of Article 4 of the Code of Ethics of 2015. Notary LIS is in
fact violating Article 52 UUJN because in carrying out the task of handling of inheritance based
on an oral testament there is still family relation. However, the MPPN is not careful that such
action is not a violation of UUJN.

Keywords: Notaries, Honorary Council of Notaries, Legal Protection, Violations of the Code of
Ethics, Notary Public Law
.

1
Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari
Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan
Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

I. Pendahuluan keperdataan di antara mereka.2)


A. Latar Belakang Namun demikian, dalam
Profesi Notaris merupakan menjalankan profesinya tidak
profesi yang terhormat karena jarang seorang notaris
tugas dari jabatannya adalah dilaporkan oleh klien ke
untuk melayani kepentingan lembaga etik notaris yaitu
masyarakat khususnya dalam Majelis Pengawas Daerah
bidang hukum perdata dan karena dalam pengurusan
sangat besar perannya bagi dinilai telah melanggar kode
bangsa dan Negara, khususnya etik notaris.
di dalam memberikan Salah satunya yaitu
kepastian hukum, baik dalam pengurusan harta peninggalan
perjanjian, kontrak, dan yang kemudian dibagikan
pengikatan lainnya, yang kepada ahli waris tentu
memberikan kepastian hukum, melibatkan jasa notaris.
dengan maksud untuk Sebelum harta dibagikan dan
membantu dan melayani dibuatkan akta atau
masyarakat yang dipindahtangankan kepada ahli
membutuhkan alat bukti waris maka langkah awal yang
tertulis yang bersifat otentik dilakukan adalah
mengenai keadaan, perisiwa menginventarisir daftar harta-
atau perbuatan hukum para harta yang dimiliki pewaris.
penghadap.1) Akta yang di buat Setelah keseluruhan daftar
oleh Notaris juga dapat harta diketahui maka kemudian
menjadi alas hukum atas status dicocokkan antara objek harta
harta benda, hak dan kewajiban peninggalan dengan surat-surat
seseorang. yang ada.
Dapat dikatakan bahwa, Menjadi permasalahan
jabatan Notaris timbul karena adalah ketika notaris diberikan
adanya kebutuhan masyarakat amanat untuk mengurus
di dalam mengatur pergaulan mengalihkan sejumlah harta
hidup sesama individu yang tanpa sepengetahuan ahli waris
membutuhkan suatu alat bukti karena keberadaannya tidak
mengenai hubungan diketahui. Apalagi amanat
yang disampaikan hanya secara
lisan sehingga tidak ada bukti
yang kuat ketika kasus ini
1
Syafran Sofyan, “Perlindungan Hukum
Terhadap Profesi Notaris”, (On-Line),
2)
http://www.indonesianotarycommunity.co Lumban Tobing, Peraturan Jabatan
m/perlindungan-hukum-terhadap-profesi- Notaris, Cetakan ke-4, (Jakarta: Erlangga,
notaris/, (4 Maret 2018). 1996), hal.30.

2
Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari
Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan
Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

dipermasalahkan ke Majelis Suyatno selaku aduk


Pengawas Daerah Notaris kandung Alm. Haryanto.
(MPDN). Meskipun notaris 3. Meminta secara paksa
tersebut memiliki hubungan dokumen-dokumen milik
saudara dengan pemberi ahli waris berupa copy KTP,
amanat, bukti otentik berupa copy akta lahir, akta nikah
surat pemberian amanat sangat tanpa memberitahukan
penting. tujuan dokumen tersebut
Digugatnya notaris dalam diminta, sehingga sangat
menjalankan jabatannya patut dicurigai dokumen-
sebagaimana yang terjadi dokumen milik ahli waris
dalam kasus Putusan Nomor tersebut disalahgunakan
03/MPPN/VIII/2016, karena untuk pengalihan tanah dan
notaris Lily Iswanti Sudjana bangunan milik Alm.
(LIS) diduga menjalankan Haryanto lainnya tanpa
tugasnya melanggar kode etik seijin dan sepengetahuan
notaris seperti:3) ahli waris.
4. Melakukan tindakan
1. Tidak pernah menunjukkan membuat akta jual beli
daftar harta-harta tidak (AJB) tanah dan bangunan
bergerak (berupa tanah dan milik Alm. Haryanto yang
bangunan) milik Alm. terletak di Perumahan
Haryanto kepada ahli waris Pondok Cilegon Indah tanpa
istri dan anaknya (Sherly meminta persetujuan ahli
Kumalawati Hardjo dan waris.
Laura Kumala Haryanto) 5. Notaris LIS kembali
padahal LIS telah melakukan tindakan yang
mengambil seluruh surat- tidak sesuai dengan aturan
surat tanah milik Alm. hukum dan patut diduga
Haryanto dari Euis Ernah merupakan pelanggaran
yang diketahui sebagai istri kode etik, dimana notaris
tidak sah Alm. Haryanto. LIS telah mengalihkan
2. Mempersulit mengambil kembali tanah dan bangunan
surat-surat tanah Alm. di Pondok Cilegon Indah
Haryanto dan LIS tidak tersebut dari Euis Erna
pernah menyerahkan surat- kepada pihak ketiga, tanpa
surat tanah tersebut seijin ahli waris sah dari
melainkan kepada Rudi Alm. Haryanto.
Gugatan ahli waris yang
3)
Salinan Putusan Nomor diajukan ke MPDN Kab/Kota
03/MPPN/VIII/2016, hal. 3-4.

3
Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari
Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan
Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

Serang Kota Cilegon maupun berusaha untuk membuat surat


maupun Majelis Pengawas keterangan waris dan
Pusat Notaris (MPPN) ditolak. membaliknamakan harta
Menyatakan tindakan notaris almarhum ke ahli waris, tetapi
LIS tidak terbukti melanggar adanya kepemilikan 2 (dua)
ketentuan Undang-Undang KTP dari salah satu ahli waris
Nomor 2 Tahun 2014 tentang sehingga proses tersebut tidak
Perubahan Atas Undang- dapat dilakukan.
Undang Nomor 30 Tahun 2004 UUJN sebenarnya telah
tentang Jabatan Notaris dan mengatur mengenai
atau Peraturan Menteri Hukum perlindungan Hukum bagi
dan HAM Nomor Notaris yang dilakukan oleh
M.02.PR.08.10 Tahun 2014 Majelis Kehormatan Notaris
tentang Tata Cara (MKN), pengaturan mengenai
Pengangkatan Anggota, kedudukan serta bentuk
Pemberhentian Anggota, perlindungan hukumnya tidak
Susunan Organisasi dan Tata diatur secara tegas dalam suatu
Cara Pemeriksaan Majelis peraturan perundang-
Pengawas Notaris. undangan, sehingga dalam hal
Perbuatan Notaris yang ini terjadi kekosongan Norma
digugat karena dinilai dalam penegakan Hukum bagi
melanggar kode etik notaris Notaris yang harus dilakukan
dalam menjalankan tugasnya oleh Majelis Kehormatan
dan setelah proses persidangan Notaris (MKN). Dalam kasus
dinyatakan tidak terbukti, maka yang dialami Notaris LIS
perlu ada perlindungan hukum dalam putusannya tidak
terhadap jabatan notaris yang disebutkan pemulihan nama
diduga melakukan pelanggaran baiknya yang telah dituduh
kode etik. Gugatan yang telah melanggar kode etik. Apabila
dilakukan oleh ahli waris jelas dicermati ada kesalahan di
telah menghambat pekerjaan pihak penggugat yang memiliki
notaris yang bersangkutan 2 (dua) KTP ganda yang
karena harus mengorbankan mengakibatkan pembuatan
waktu dan tenaga selama surat keterangan waris tidak
proses persidangan dapat diproses lebih lanjut.
berlangsung. Padahal dalam Sebagai negara hukum,
menjalankan tugasnya notaris perlindungan bagi bangsa
LIS tersebut dilakukan karena Indonesia merupakan suatu
adanya amanat meskipun keharusan. Pasal 1 Ayat (3)
hanya sebatas lisan dan telah Undang-Undang Dasar Negara

4
Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari
Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan
Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

Republik Indonesia (UUDNRI) dalam penelitian sebagai


Tahun 1945 menyatakan berikut :
bahwa Indonesia adalah negara 1. Bagaimana perlindungan
hukum. Dengan demikian hukum tehadap jabatan
negara menjamin hak-hak notaris atas dugaan
hukum warga negaranya pelanggaran kode etik
dengan memberikan dalam pengurusan harta
perlindungan hukum dan waris?
perlindungan hukum akan 2. Bagaimanakah kualifikasi
menjadi hak bagi setiap warga tindakan notaris dapat
negara. dikatakan sebagai
Kasus di atas menurut pelanggaran kode etik?
penulis dinilai menarik untuk
diteliti karena untuk melihat
C. Metode Penelitian
ada tidaknya pelanggaran kode
etik yang dilakukan Notaris 1. Jenis Penelitian
LIS dalam menjalankan Dalam penelitian ini
tugasnya serta melihat menggunakan jenis
bagaimana perlindungan penelitian hukum normatif.
hukum terhadap jabatan notaris Penelitian dilakukan
dalam menjalankan tugasnya. berdasarkan pendekatan
Berdasarkan latar belakang yuridis normatif, meliputi
yang telah dijelaskan tersebut penelitian terhadap azas-
di atas, maka Penulis tertarik azas hukum, sumber-sumber
untuk mengkaji lebih dalam hukum, peraturan
mengenai: “Perlindungan perundang-undangan yang
bersifat teoritis ilmiah serta
Hukum Terhadap Jabatan
dapat menganalisa
Notaris Atas Dugaan
permasalahan yang
Pelanggaran Kode Etik 4)
dibahas. Menurut Soerjono
Dalam Pengurusan Harta
Soekanto penelitian hukum
Waris (Studi Putusan Majelis
normtaif merupakan
Pengawas Pusat Notaris
penelitian yang dilakukan
Nomor
dengan cara meneliti bahan
03/MPPN/VIII/2016)”.
pustaka atau data
B. Permasalahan
Berdasarkan uraian pada
latar belakang masalah di atas 4)
Sri Mamuji, et.al., Metode Penelitian dan
penulis merumuskan masalah Penulisan Hukum, (Jakarta: Badan
Penelitian Penerbit Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, 2005), hal.13.

5
Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari
Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan
Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

sekunder,5) sedangkan yang berkaitan dengan


pengertian lain adalah suatu isu yang dihadapi yang
proses untuk menemukan telah menjadi putusan
suatu aturan hukum, prinsip- pengadilan yang telah
prinsip hukum, maupun mempunyai kekuatan
doktrin-doktrin hukum guna hukum tetap.
menjawab isu hukum yang c. Pendekatan historis
dihadapi.6) (historical approach),
2. Pendekatan Penelitian yaitu pendekatan yang
Di dalam suatu dilakukan dengan
penelitian hukum terdapat menelaah latar belakang
beberapa pendekatan. apa yang dipelajari dan
Macam-macam pendekatan- perkembangan
pendekatan yang digunakan pengaturan mengenai isu
di dalam penelitian hukum yang dihadapi.
adalah:7) d. Pendekatan komparatif
(comparative approach),
a. Pendekatan undang- yaitu pendekatan yang
undang (statute dilakukan dengan
approach), yaitu membandingkan
pendekatan yang undang-undang suatu
dilakukan dengan Negara dengan undang-
menelaah undang- undang dari satu atau
undang yang berkaitan lebih Negara lain
dengan penulisan ini dan mengenai hal yang
regulasi yang bersangkut sama.
paut dengan isu hukum e. Pendekatan konseptual
yang sedang ditangani. (conceptual approach),
b. Pendekatan kasus (case yaitu pendekatan yang
approach), yaitu beranjak dari
pendekatan pendekatan pandangan-pandangan
kasus dilakukan dengan dan doktrin-doktrin yang
cara melakukan telaah berkembang di dalam
terhadap kasus-kasus ilmu hukum.
5)
Pada penelitian ini
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,
Penelitian Hukum Normatif: Suatu
menggunakan pendekatan
Tinjauan Singkat, (Jakarta: PT undang-undang dan
RajaGrafindo Persada, 2003), hal. 13. pendekatan kasus.
6)
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian
Hukum, cetakan ke-11, (Jakarta: Kencana, Pendekatan undang-undang
2011), hal.35. dilakukan dengan menelaah
7)
Ibid., hal. 133.

6
Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari
Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan
Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

undang-undang yang sistematis buku-buku,


berkaitan dengan penulisan majalah, peraturan-
ini dan regulasi yang peraturan lainnya yang
bersangkut paut dengan isu berhubungan dengan materi
hukum yang sedang yang dibahas dalam
8)
diteliti, yang penelitian ini dan
berhubungan dengan selanjutnya menganalisa
perlindungan hukum masalah-masalah yang
notaris terhadap gugatan dihadapi untuk menghimpun
hukum pelanggaran kode data sekunder. Penelitian
etik yang tidak terbukti Lapangan (Field Research),
dalam persidangan (Kasus penelitian lapangan
Putusan Nomor dilakukan untuk
03/MPPN/VIII/2016). mendapatkan data primer
Pendekatan kasus sehubungan dengan
dilakukan dengan cara permasalahan dalam
melakukan telaah terhadap penelitian dengan
kasus yang berkaitan melakukan mewawancarai
dengan isu yang dihadapi dengan pejabat notaris,
yang telah menjadi putusan pejabat MPPN dan dosen
pengadilan yang telah terkait yang berkompeten
mempunyai kekuatan dalam bidang yang sedang
9)
hukum tetap. diteliti.
3. Teknik Pengumpulan Data
Bahan penelitian Untuk mendapatkan
merupakan kajian terhadap hasil yang objektif dan
obyek yang berupa data dapat dibuktikan
penelitian. Untuk kebenarannya serta dapat
mendapatkan data yang dipertanggungjawabkan
diperlukan penelitian ini hasilnya, maka bahan-bahan
menggunakan 2 (dua) hukum yang digunakan
metode pengumpulan data terbagi menjadi tiga
yakni penelitian kelompok, yaitu:
Kepustakaan (Library a. Bahan hukum primer,
Research). Penelitian yaitu merupakan bahan-
kepustakan ini dilakukan bahan hukum yang
dengan mempelajari dan bersifat utama dan
menganalisa secara mengikat. Bahan hukum
primer ini terdiri dari
8)
Loc.Cit.
9)
Ibid, hal. 94.

7
Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari
Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan
Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

peraturan perundang- sistematis, faktual dan


undangan, yaitu : akurat dikaitkan dengan
(1)Undang-Undang ketentuan-ketentuan yuridis
Nomor 2 Tahun 2014 yang terdapat dalam
tentang perubahan peraturan perundang-
atas Undang-Undang undangan yang berkaitan
Nomor 30 Tahun 2004 dengan perlindungan hukum
tentang Jabatan notaris terhadap gugatan
Notaris. hukum pelanggaran kode
(2)Kode Etik Notaris. etik yang tidak terbukti
b. Bahan hukum sekunder, dalam persidangan (Kasus
adalah bahan hukum Putusan Nomor
yang berupa semua 03/MPPN/VIII/2016).
publikasitentang hukum
yang bukan merupakan 5. Teknik Analisis Data
dokumen-dokumen Metode analisis data
resmi, yang dari buku- yang digunakan dalam
buku hukum, jurnal penelitian ini yaitu metode
hukum, makalah- yuridis normatif, maka
makalah hukum dan pengolahan data pada
bahan dari internet yang hakekatnya merupakan
berhubungan dengan kegiatan untuk
penulisan skripsi ini. mengadakan analisa
c. Bahan hukum tersier, terhadap permasalahan
yaitu merupakan bahan- yang akan diteliti. Teknik
bahan yang memberikan analisis data yang
petunjuk maupun digunakan adalah teknik
penjelasan terhadap analisis data kualitatif,
bahan-bahan hukum yaitu dengan
primer dan sekunder. mengumpulkan data,
4. Sifat Penelitian mengkualifikasikan,
Sifat dari penelitian ini kemudian menghubungkan
adalah deskriptif analitis, teori yang berhubungan
yaitu suatu penelitian yang dengan masalah dan
menggambarkan fakta-fakta akhirnya menarik
hukum yang ada juga kesimpulan untuk
bertujuan untuk menentukan hasil pada
menjelaskan dengan penulisan penelitian ini.
melakukan analisis data
yang diperoleh secara II. Pembahasan

8
Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari
Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan
Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

A. Perlindungan Hukum Tehadap pernah diberikan amanat secara


Jabatan Notaris Atas Dugaan lisan untuk mengalihkan
Pelanggaran Kode Etik Dalam seluruh harta peninggalannya
Pengurusan Harta Waris baik yang ada dikuasai sendiri
Digugatnya notaris dalam maupun yang dikuasai pihak
menjalankan jabatannya lain. Akan tetapi, pada saat
sebagaimana yang terjadi mengurus proses peralihan
dalam Putusan Nomor tersebut dilakukan
03/MPPN/VIII/2016, kasus ini Notaris/PPAT LIS tidak
bermula dari adanya memberitahukan terlebih
pengaduan atas dugaan dahulu kepada ahli waris (LKH
pelanggaran etik yang dan SKH), dan diketahui
dilakukan oleh Lily lswanti bahwa salah satu harta
Sudjana (LIS), Notaris/PPAT peninggalannya ada yang
di Kota Cilegon - Banten, yang dikuasai pihak lain yang
disampaikan oleh Sherly diketahui sebagai Istri
Kumalawati Hardjo (SKH) dan simpanan Almarhum Haryanto.
Laura Kumala Haryanto (LKH)
Pihak LKH dan SKH
melalui Kuasa Hukumnya
meminta Notaris/PPAT LIS
Hotma Sitompoel yang
untuk menunjukkan isi amanat
ditujukan kepada Majelis
Almarhum Haryanto, namun
Pengawas Daerah (MPD)
Notaris LIS tidak dapat
Notaris Kota Cilegon Banten.
menunjukkan isi amanat yang
Dalam keterangannya,
dimaksud karena dilakukan
pengaduan dugaan pelanggaran
secara lisan. Tindakan
kode etik yang dilakukan oleh
Notaris/PPAT LIS yang tidak
SKH dan LKH mengaku
pernah menunjukkan daftar
sebagai istri dan anak yang sah
harta-harta yang milik
dari Almarhum Haryanto yang
Almarhum Haryanto padahal
telah meninggal pada tanggal
seluruh surat-surat tanah dan
13 Juli 2013. Dengan
bangunan tersebut telah
meninggalnya Almarhum
dikuasainya.
Haryanto, maka segala harta
peninggalannya menjadi milik Menurut LKH dan SKH
istri dan anaknya yang sah ada beberapa tindakan yang
yaitu SKH dan LKH. dinilai merugikan kepentingan
ahli waris dan sangat patut
Notaris LIS memiliki
diduga sebagai pelanggaran
hubungan saudara dengan
kode etik karena,
Almarhum Haryanto dan
Notaris/PPAT LIS tidak pernah

9
Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari
Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan
Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

menunjukkan daftar harta-harta memanggil, memeriksa,


tidak bergerak (berupa tanah mengadili dan menjatuhkan
dan bangunan) milik tindakan tegas terhadap
Almarhum Haryanto kepada Notaris/PPAT LIS selaku
ahli waris warisnya, ahli waris PPAT di Kota Cilegon Banten
baru menerima sebagian dari yang diduga telah melakukan
surat-surat tanah milik tindakan pelanggaran kode etik
Almarhum Haryanto, LKH dan selaku PPAT.
SKH selalu dipersulit oleh
Notaris/PPAT LIS saat akan Gugatan ahli waris yang
mengambil surta-surat tanah diajukan ke MPDN Kab/Kota
Almarhum Haryanto dimana Serang Kota Cilegon maupun
Notaris/PPAT LIS tidak pernah maupun Majelis Pengawas
menyerahkan surat-surat tanah Pusat Notaris (MPPN) ditolak.
tersebut kepada LKH dan SKH Menyatakan tindakan notaris
melainkan kepada Rudi LIS tidak terbukti melanggar
Suyanto (saudara kandung ketentuan Undang-Undang
Almarhum Haryanto), notaris Nomor 2 Tahun 2014 tentang
LIS juga pernah meminta Perubahan Atas Undang-
secara paksa dokumen- Undang Nomor 30 Tahun 2004
dokumen milik para LKH dan tentang Jabatan Notaris dan
SKH berupa copy KTP, copy atau Peraturan Menteri Hukum
Akta lahir, Akta Nikah, tanpa dan HAM Nomor
memberitahukan tujuan M.02.PR.08.10 Tahun 2014
dokumen tersebut diminta, tentang Tata Cara
notaris/PPAT LIS melakukan Pengangkatan Anggota,
tindakan yang tidak sesuai Pemberhentian Anggota,
aturan hukum dan patut diduga Susunan Organisasi dan Tata
merupakan pelanggaran kode Cara Pemeriksaan Majelis
etik karena mengalihkan Pengawas Notaris.
kembali tanah dan bangunan di Adanya pengaduan dari
Pondok Cilegon Indah tersebut LKH dan SKH terhadap
dari Euis Erna kepada phak Notaris/PPAT LIS, maka
ketiga, tanpa seijin ahli waris Majelis Pengawas Daerah
yang sah dari Almarhum Notaris Kabupaten/Kota
Haryanto. Serang dan Kota Cilegon telah
memeriksa Notaris/PPAT LIS
Berdasarkan hal tersebut, yang dituangkan dalam Berita
SKH mohon agar Majelis Acara Pemeriksaan Nomor
Pengawas Daerah Notanis 22/BAP/MPDN Kab/Kota
Cilegon Banten dapat segera

10
Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari
Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan
Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

Serang Kota Cliegon 05.15 Euis Erna yang selanjutnya


tanggal 12 April 2015. diserahkan kepada anak
Majelis Pengawas Daerah almarhum Maureen Yoanita
Notaris Kab. Serang/Kota Haryanto selaku ahli waris dan
Cilegon memanggil hal tersebut telah saya
Notaris/PPAT LIS melalul laksanakan.
surat Nomor
UM.MPD.Kab/Kota SRG- Notaris/PPAT LIS tidak
CLG.05.15-30 tanggal 8 Mei pernah membuat Akta amanat,
2015 perihal panggilan. melainkan Notaris/PPAT LIS
Majelis Pengawas Daerah hanya mendapatkan amanat
Notaris Kab. Serang/Kota secara lisan dari Almarhum
Cilegon dalam rapat pleno hari Hanyanto semasa hidupnya dan
selasa tanggal 12 Mel 2015 Notaris/PPAT LIS tidak pernah
telah membentuk Tim Majelis membuat Akta Notaris yang
Pemeriksa Notaris dengan berkitan dengan hal tersebut
keputusan Ketua Majelis yang dibuat adalah berupa
Nomor M.55.MPDN Kab. surat keterangan dibawah
Serang dan Kota Cilegon tangan yang menyatakan telah
05.15-20. menerima dokumen dari Euis
Erna berdasarkan amanat
Majelis Pemeriksa Daerah Almarhum Haryanto
Notaris Kabupaten/Kota sebagaimana tanda terima yang
Serang dan Kota Cliegon dibuat dengan tulisan tangan
dalam sidang pemeriksaan dan diserahkan kepada
pada hari Selasa tanggal 12 Notaris/PPAT LIS. Selain itu,
Mei 2015 diperoleh keterangan terdapat pengalihan rumah di
Notaris/PPAT LIS Jl. Pondok Cilegon Indah Blok
(Notaris/PPAT LIS) A 18 Kel. Kedaleman Kec.
menyatakan tidak pernah Cibeber Banten bukan
membuat amanat maupun merupakan kewenangan
mencatat dalam jabatan saya Majelis Pengawas Notaris
selaku Nofaris/PPAT untuk dikarenakan untuk jual beli
mengalihkan sejumlah harta tersebut yang bersangkutan
milik Almarhum Haryanto (Notaris/PPAT LIS) bertindak
sebagaimana yang dituduhkan selaku Pejabat Pembuat Akta
kepada saya, tetapi yang benar Tanah (PPAT) bukan sebagai
adalah saya selaku pribadi dan Notaris.
selaku saudara sepupu dari
Almarhum Haryanto dirninta Majelis Pengawas Wiiayah
untuk mengambli sertifikat dari Notaris Provinsi Banten akan

11
Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari
Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan
Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

mempertimbangkan apakah amanat, melainkan


pengaduan yang diajukan oleh Notaris/PPAT LIS hanya
SKH dan LKH sudah sesuai mendapatkan amanat secara
dengan Peraturan Menteri lisan dari Almarhum Haryanto
Hukum dan HAM No. semasa hidupnya" adalah
M.02.PR.08.10 Tahun 2004 pertimbangan yang keliru
tersebut. karena, pertimbangan hukum
MPW tersebut adalah
Berdasarkan Berita Acara pertimbangan hukum yang
Pemeriksaan Majelis keliru, karena tidak didasarkan
Pemeriksa Daerah Notaris pada fakta-fakta hukum yang
Kabupaten Serang dan Kota timbul dalam persidangan.
Cilegon Nomor
35/BAP/MPDN Kab. Serang Majelis Wiiayah tidak
dan Kota Cilegon 05.15 mempertimbangkan dan
tanggai 5 Juni 2015 dan mengesampingkan fakta
memperhatikan pasal-pasal hukum bahwa Notaris/PPAT
Undang-Undang Nomor 2 LIS telah melakukan
Tahun 2014 Tentang pelanggaran hukum selaku
Perubahan Atas Undang- Notaris karena dengan sengaja
Undang Nomor 30 Tahun 2004 dan tanpa hak, meminta
tentang Jabatan Notaris, dokumen-dokumen tanapa
khususnya Pasal 1, Pasal 4, pernah diketahui oieh para
Pasal 67 Jo. Pasal 25 dan Pasal klien kami, tujuan dokumen-
27 Peraturan Menteri Hukum dokumen tersebut diminta.
dan Hak Asasi Manusia Nomor Kami meyakini dokumen-
M.02.PR.08.10 Tahun 2004 dokumen tersebut telah
tentang Tata Cara dipergunakan untuk
Pengangkatan Anggota, mengalihkan harta-harta
Pemberhentian Anggota, Almarhum Haryanto Iainnya
Susunan Organisasi, Tata Kerja tanpa sepengetahuan para klien
dan Tata Cara Pemeriksaan kami.
Majelis Pengawas Notaris.
Oleh karena itu,
SKH dan LKH sepatutnya berdasarkan fakta
menyatakan keberatan atas tersebut demi hukum MPW
pertimbangan dari Majelis harus menyatakan
Wilayah yang menyatakan Notaris/PPAT LIS telah
dalam pertimbangan hukumnya melanggar kode Etik Notaris
"bahwa Notaris/PPAT LIS dan seharusnya melaporkan
tidak pernah membuat akta sendiri Notaris/PPAT LIS

12
Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari
Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan
Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

kepada pihak kepolisian atas surat keterangan waris tidak


dugaan tindak pidana dapat diproses lebih lanjut.
penggelapan, penipuan dan Sebagai negara hukum,
tindak pidana pemalsuan. perlindungan bagi bangsa
Indonesia merupakan suatu
SKH dan LKH keberatan keharusan. Pasal 1 Ayat (3)
terhadap Putusan Majelis Undang-Undang Dasar Negara
Pengawas Wiiayah yang tidak Republik Indonesia (UUDNRI)
memepertimbangkan Tahun 1945 menyatakan
pengaduan yang diajukan bahwa Indonesia adalah negara
terkait sikap dan tingkah laku hukum. Dengan demikian
Notaris/PPAT LIS Teriapor negara menjamin hak-hak
yang tidak mencerminkan hukum warga negaranya
sikap seorang Notaris yang dengan memberikan
profesional. perlindungan hukum dan
UUJN sebenarnya telah perlindungan hukum akan
mengatur mengenai menjadi hak bagi setiap warga
perlindungan Hukum bagi negara.
Notaris yang dilakukan oleh Ruang lingkup
Majelis Kehormatan Notaris kewenangan notaris adalah di
(MKN), pengaturan mengenai bidang hukum perdata dalam
kedudukan serta bentuk rangka menciptakan kepastian
perlindungan hukumnya tidak hukum melalui alat bukti akta
diatur secara tegas dalam suatu otentik. Eksistensi notaris
peraturan perundang- sebagai Pejabat Umum
undangan, sehingga dalam hal didasarkan atas UUJN yang
ini terjadi kekosongan Norma menetapkan rambu-rambu bagi
dalam penegakan Hukum bagi penggerak langkah seorang
Notaris yang harus dilakukan notaris. Adanya kewajiban
oleh Majelis Kehormatan kepribadian yang baik dan
Notaris (MKN). Dalam kasus tuntutan untuk menjunjung
yang dialami Notaris LIS tinggi martabat jabatan notaris,
dalam putusannya tidak dengan demikian dalam
disebutkan pemulihan nama pelaksanaan jabatannya notaris
baiknya yang telah dituduh harus memiliki pengetahuan
melanggar kode etik. Apabila secara teoritis dan pengalaman
dicermati ada kesalahan di secara teknis, tetapi juga harus
pihak penggugat yang memiliki ditambah dengan memiliki
2 (dua) KTP ganda yang tanggung jawab etika hukum
mengakibatkan pembuatan yang tinggi berupa nilai-nilai

13
Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari
Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan
Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

atau ukuran-ukuran etika, perlu meminta persetujuan


penghayatan terhadap MKN untuk memeriksanya.
keluhuran dan tugas Sebaliknya, jika MKN Wilayah
jabatannya, serta integritas dan (MKNW) menerima
moral yang baik. permohonan persetujuan
Demikian pula dengan pemeriksaan Notaris atas
eksistensi jabatan Notaris, dugaan tindak pidana di luar
khususnya yang terkait dengan pelaksanaan tugas jabatan
persoalan perlindungan Notaris, maka MKNW harus
jabatan. Notaris adalah pejabat menolaknya dengan alasan
umum yang mendapatkan “tidak berwenang”
kuasa dari pemerintah untuk memberikan persetujuan atau
mengesahkan dan menyaksikan penolakan pemeriksaan atas
berbagai surat perjanjian, surat kasus tersebut. Oleh karena itu,
wasiat, akta, dan lain-lain. Notaris harus memiliki
Jabatan notaris diatur UUJN Integritas moral yang baik,
yang merupakan produk ketelitian dan ketrampilan yang
hukum yang dimaksudkan baik dalam membuat akta
untuk memberikan kepastian otentik yang sesuai dalam
dan perlindungan hukum bagi peraturan notaris. Jika akta
Notaris dalam menjalankan otentik tersebut sudah sesuai
profesinya sebagai pejabat dengan peraturan UUJN, maka
pembuat akta otentik. Oleh Notaris tidak perlu takut jika
karena itu di dalam UUJN dipanggil kepolisian untuk
memuat aturan hukum yang dimintai keterangan. Hal ini
salah satunya adalah bentuk justru dapat membantu
perlindungan hukum bagi kepolisian dalam menegakkan
Notaris. hukum di Indonesia.
Profesi Notaris ini Berkaitan dengan masalah
dilindungi oleh Majelis digugatnya notaris karena
Kehormatan Notaris (MKN), dinilai telah melanggar
namun MKN hanya memiliki ketentuan kode etik notaris,
peran melindungi profesi namun dalam fakta di
Notaris bukan personal persidangan dinyatakan tidak
Notaris. Dengan demikian, terbukti, notaris berhak
ketika Notaris melakukan atau mendapatkan perlindungan
diduga melakukan suatu tindak hukum. Perlindungan hukum
pidana yang tidak ada merupakan unsur yang harus
kaitannya dengan tugas jabatan ada dalam suatu negara. Setiap
Notaris, maka Penyidik tidak pembentukan negara pasti di

14
Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari
Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan
Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

dalamnya ada hukum untuk kepentingan umum tersebut


mengatur warga negaranya. adalah memberikan pelayanan
Dalam suatu negara, terdapat dalam pembuatan akta dan
hubungan antara negara dengan tugas-tugas lain yang
warga negaranya. Hubungan memerlukan jasa Notaris. Akta
inilah yang melahirkan hak dan yang diterbitkan oleh Notaris
kewajiban. Perlindungan memberikan jaminan kepastian
hukum akan menjadi hak bagi hukum bagi masyarakat.
warga negara, namun di sisi Notaris mempunyai peran serta
lain perlindungan hukum dalam menjalankan profesi
menjadi kewajiban bagi hukum yang tidak dapat
negara. dilepaskan dari persoalan-
Negara wajib memberikan persoalan mendasar yang
perlindungan hukum bagi berkaitan dengan fungsi serta
warga negaranya, sebagaimana peranan hukum itu sendiri.
tercantum dalam Undang- Notaris perlu mendapatkan
Undang Dasar Negara perlindungan dalam
Republik Indonesia Tahun menjalankan tugasnya jika
1945 Pasal 1 ayat (3) yang dalam keadaan diperlakukan
berbunyi : “Indonesia adalah tidak adil atau jika dalam
Negara hukum”. Perlindungan bahaya. UUJN telah
hukum merupakan suatu menempatkan Notaris sebagai
perlindungan yang diberikan pejabat umum, yang
terhadap subyek hukum (dari menjalankan tugas sebagai
tindakan sewenang-wenang jabatan, karena itu perlu
seseorang) dalam bentuk mendapatkan perlindungan
perangkat hukum baik yang hukum adalah Notaris sebagai
bersifat preventif maupun yang jabatan, bukan Notaris sebagai
bersifat represif, baik yang pribadi. Perlindungan hukum
tertulis maupun tidak tertulis.10) atas hak Notaris merupakan
Keberadaan lembaga hasil transformasi kepentingan
Notaris dilandasi oleh yang dilakukan melalui proses
kebutuhan masyarakat dalam legislasi dalam menjaga
membuat akta otentik sebagai pembentuk hukum atau
suatu alat bukti yang mengikat. parlemen, sehingga hak Notaris
Peran Notaris dalam dapat dihormati, atau
memberikan pelayanan dilindungi dan dipatuhi.

10)
Phillipus M. Hadjon, Perlindungan
Hukum Bagi Rakyat Indonesia, (Surabaya:
PT. Bina Ilmu, 1987), hal.2.

15
Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari
Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan
Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

Menurut Gunawan bahwa apabila anggota yang


11)
Djajaputra, apabila terdapat bersangkutan tidak terbukti
notaris/PPAT yang dituduh melakukan pelanggaran, maka
melanggar kode etik namun anggota tersebut dipulihkan
tidak terbukti di persidangan namanya dengan Surat
kode etik, maka pihak yang Keputusan Dewan Kehormatan
menuduh jika diperlukan bisa yang memeriksanya. Notaris
melalui pemrohonan maaf. tetap berhak mendapatkan
Dengan permohonan maaf perlindungan dalam setiap
tersebut sekiranya mendapat menjalankan tugasnya baik
pemulihan nama baik notaris dalam kasus perdata maupun
yang bersangkutan. Oleh pidana sebagaimana diatur
karena itu, disarankan sebelum dalam UUJN dan Kode Etik
membuat gugatan atas tudahan Notaris. Dengan demikian,
pelanggaran kode etik terhadap dapat dikatakan bahwa
notaris, hendaknya pihak-pihak perlindungan hukum notaris
yang merasa jika dirugikan dalam menjalankan jabatannya
oleh notaris sebelum baik dugaan melanggar kode
melangkah ke ranah pengadilan etik maupun terlibat dalam
harus diklarifikasi terlebih kasus pidana tetap berhak
dahulu ke Majelis Pengawas mendapatkan perlindungan.
Daerah.
Hal yang sama juga B. Kualifikasi Tindakan Notaris
dikemukakan oleh Edward S. Dapat Dikatakan Sebagai
Wiryomartani,12) notaris dalam Pelanggaran Kode Etik
menjalan pekerjannya harus Dalam UUJN diatur bahwa
tetap dilindungi. Apabila ketika Notaris dalam
notaris yang dituduh melanggar menjalankan tugas jabatannya
kode etik namun tidak terbukti terbukti melakukan
dalam proses persidangan, pelanggaran, maka Notaris
maka bentuk perlindungannya dapat dikenai atau dijatuhi
dapat dilihat dalam Pasal 9 sanksi, berupa sanksi perdata,
Ayat (7) Kode Etik Notaris administrasi, dan Kode Etik
Tahun 2015 yang menyatakan jabatan Notaris, dimana sanksi-
sanksi tersebut telah diatur
11)
Wawancara dengan Dr. Gunawan sedemikian rupa dalam UUJN
Djajaputra, S.H., M.H., selaku dosen dan dan Kode Etik jabatan Notaris
notaris, Gedung Blok M. Universitas
Tarumanagara, Jakarta, 25 April 2018.
sedangkan sanksi pidana
12)
Wawancara dengan Notaris Edward S. terhadap Notaris tidak diatur
Wiryomartani, S.H., M.H., selaku dalam UUJN maupun Kode
Notaris/PPAT di Tangerang, 4 Mei 2018.

16
Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari
Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan
Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

Etik. Tujuan dari dibuatnya terhadap Notaris adalah guna


kode etik, dalam hal ini adalah menjamin pengamanan dari
Kode Etik Notaris, pada intinya kepentingan umum terhadap
adalah untuk menjaga para Notaris yang menjalankan
kehormatan dan keluhuran jabatannya secara tidak
martabat jabatan Notaris.13) bertanggung jawab dan tidak
mengindahkan nilainilai dan
Kedudukan Kode Etik bagi ukuran-ukuran etika serta
Notaris, yang pertama karena melalaikan keluhuran dari
sifat dan hakekat dari martabat dan tugas jabatannya.
pekerjaan Notaris yang sangat
berorientasi pada legalisasi, Kode etik profesi Notaris,
sehingga dapat menjadi disusun oleh organisasi profesi
fundamen Hukum utama Notaris, Ikatan Notaris
tentang status harta benda, hak Indonesia (I.N.I). Pasal 1 angka
dan kewajiban seorang (2) Kode Etik Notaris Ikatan
Penghadap yang menggunakan Notaris Indonesia (I.N.I)
jasa Notaris tersebut. Kedua, menjabarkan bahwa Kode Etik
agar tidak terjadi ketidakadilan Notaris dan untuk selanjutnya
sebagai akibat dari pemberian akan disebut kode etik adalah
status harta benda, hak dan seluruh kaedah moral yang
kewajiban yang tidak sesuai ditentukan oleh Perkumpulan
dengan kaidah dan prinsip- Ikatan Notaris Indonesia yang
prinsip hukum dan keadilan, selanjutnya akan disebut
sehingga dapat mengacaukan ”Perkumpulan” berdasarkan
ketertiban umum dan juga keputusan Kongres
mengacaukan hak-hak pribadi Perkumpulan dan/atau yang
dari masyarakat pencari ditentukan oleh dan diatur
keadilan, maka bagi dunia dalam peraturan Perundang-
Notaris sangat diperlukan juga Undangan yang mengatur
suatu Kode Etik Profesi yang tentang hal itu dan berlaku bagi
baik dan modern.14 Tujuan serta wajib ditaati oleh setiap
lainnya dari pengawasan dan semua anggota
perkumpulan dan semua orang
13)
Abdul Ghofur Anshori, Lembaga yang menjalankan tugas
Kenotariatan Indonesia, Prespektif Hukum jabatan sebagai Notaris,
dan Etika, (Yogyakarta: UII Press, 2009), termasuk di dalamnya para
hal. 34.
14)
Munir Fuady, Profesi Mulia (Etika Pejabat Sementara Notaris,
Profesi Hukum bagi Hakim, Jaksa, Notaris Pengganti dan Notaris
Advokat, Notaris, Kurator dan Pengurus),
(Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2005),
Pengganti Khusus. Kode etik
hal. 133. Notaris merupakan seluruh

17
Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari
Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan
Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

kaedah moral yang menjadi berbunyi: Notaris/Kantor


pedoman dalam menjalankan Notaris" di luar lingkungan
jabatan notaris, memuat kantor;
kewajiban, larangan dan 3. Melakukan publikasi atau
pengecualian bagi notaris promosi diri, baik sendiri
dalam pelaksanaan jabatannya. maupun secara bersama-
sama, dengan
Berkaitan dengan hal mencantumkan nama dan
demikian, maka notaris diminta jabatannya, menggunakan
agar dapat menjalankan sarana media cetak dan/atau
profesinya dengan profesional, elektronik, dalam bentuk:
dengan motivasi dan orientasi iklan, ucapan selamat,
pada keterampilan intelektual ucapan belasungkawa,
serta berargumentasi secara ucapan terima kasih,
rasional dan kritis serta kegiatan pemasaran, dan
menjunjung tinggi nilai-nilai kegatan sponsor baik dalam
moral. Selain itu, notaris juga bidang sosial, keagamaan,
harus melihat batasan-batasan maupun olah raga.
pihak-pihak mana saja yang 4. Bekerja sama dengan biro
dilarang oleh notaris dalam jasa/orang/Badan Hukum
membuat akta. yang pada hakekatnya
Tindakan notaris sangat bertindak sebagai perantara
terikat dengan kode etik notaris untuk mencari atau
dan UUJN yang mengatur mendapatkan klien;
larangan-larangan tertentu 5. Menandatangani akta yang
dalam menjalankan jabatannya. proses pembuatannya telah
Mengacu pada perubahan dipersiapkan oleh pihak
ketentuan Kode Etik Notaris lain;
kongres luar biasa Ikatan 6. Mengirimkan minuta
Notaris Indonesia di Banten kepada klien untuk
pada tanggal 29-30 Mei 2015, ditandatangani;
larangan yang termuat dalam 7. Berusaha atau berupaya
Pasal 4 Kode Etik, yaitu: dengan jalan apapun, agar
seseorang berpindah dari
1. Mempunyai lebih dari 1 Notaris lain kepadanya, baik
(satu) kantor, baik kantor upaya itu ditujukan
cabang ataupun kantor langsung kepada klien yang
perwakilan; bersangkutan maupun
2. Memasang papan nama melalui perantaraan orang
dan/atau tulisan yang lain;

18
Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari
Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan
Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

8. Melakukan pemaksaan dalamnya terdapat


kepada klien dengan cara kesalahan-kesalahan yang
menahan dokumen- serius dan/atau
dokumen yang telah membahayakan klien,
diserahkan dan/atau maka Notaris tersebut
melakukan tekanan wajib memberitahukan
psikologis dengan maksud kepada rekan sejawat yang
agar klien tersebut tetap bersangkutan atas
membuat akta padanya; kesalahan yang dibuatnya
9. Melakukan usaha-usaha, dengan cara yang tidak
baik langsung maupun d'dak bersifat menggurui,
langsung yang menjurus ke melainkan untuk
arah dmbuinya persaingan mencegah timbulnya hal-
yang tidak sehat dengan hal yang tidak diinginkan
sesama rekan Notaris; terhadap klien yang
10. Menetapkan honorarium bersangkutan ataupun
yang harus dibayar oleh rekan sejawat tersebut
klien dalam jumlah yang 13. Tidak melakukan
lebih rendah dari Kewajiban dan melakukan
honorarium yang telah Pelanggaran terhadap
ditetapkan Perkumpulan; Larangan sebagaimana
11. Mempekerjakan dengan dimaksud dalam Kode Etik
sengaja orang yang masih dengan menggunakan
berstatus karyawan kantor media etektronik, termasuk
Notaris lain tanpa namun tidak terbatas
persetujuan terlebih dahulu dengan menggunakan
dari Notaris yang internet dan media sosial;
bersangkutan, termasuk 14. Membentuk kelompok
menerima pekerjaan dari sesama rekan sejawat yang
karyawan kantor Notaris bersifat eksklusif dengan
lain; tujuan untuk melayani
12. Menjelekkan dan/atau kepentingan suatu instansi
mempersalahkan rekan atau lembaga, apalagi
Notaris atau akta yang menutup kemungkinan
dibuat olehnya. Dalam hal bagi Notaris lain untuk
seorang Notaris berpartisipasi;
menghadapi dan/atau 15. Menggunakan dan
menemukan suatu akta mencantumkan gelar yang
yang dibuat oleh rekan tidak sesuai dengan
sejawat yang ternyata di

19
Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari
Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan
Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

peraturan perundang- Lelang Kelas II di luar


undangan yang berlaku; tempat kedudukan Notaris;
16. Membuat akta melebihi 8. Menjadi Notaris Pengganti;
batas kewajaran yang batas atau
jumlahnya ditentukan oleh 9. Melakukan pekerjaan lain
Dewan Kehormatan; yang bertentangan dengan
17. Mengikuti pelelangan norma agama, kesusilaan,
untuk mendapatkan atau kepatutan yang dapat
pekerjaan/pembuatan akta. mempengaruhi kehormatan
Dalam Pasal 17 Ayat (1) dan martabat jabatan
UUJN juga mengatur larangan- Notaris.
larangan notaris. Larangan bagi Berdasarkan larangan-
Notaris merupakan suatu larangan notaris tersebut di
aturan yang memerintahkan atas, maka apabila dikaitkan
kepada Notaris untuk tidak dengan kasus dugaan
melakukan sesuatu yang pelanggaran etik pada perkara
bertentangan dengan peraturan Putusan Majelis Pengawas
perundang-undangan yang Pusat Notaris Nomor
berlaku. Larangan-larangan 03/MPPN/VIII/2016 atas
tersebut menegaskan bahwa: tindakan notaris LIS yang
menjalankan amanat secara
1. Menjalankan jabatan di luar lisan untuk mengurus harta
wilayah jabatannya; warisan bukan merupakan
2. Meninggalkan wilayah kualifikasi sebagai pelanggaran
jabatannya lebih dari 7 kode etik sebagaimana di atur
(tujuh) hari kerja berturut- dalam Pasal 4 ketentuan Kode
turut tanpa alasan yang sah; Etik Notaris. Namun demikian,
3. Merangkap sebagai pegawai apabila mengacu pada
negeri; ketentuan UUJN tindakan
4. Merangkap jabatan sebagai tersebut merupakan bentuk
pejabat negara; pelanggaran Pasal 52 UUJN
5. Merangkap jabatan sebagai yang menyatakan:
advokat;
6. Merangkap jabatan sebagai Notaris tidak
pemimpin atau pegawai diperkenankan membuat
badan usaha milik negara, akta untuk diri sendiri,
badan usaha milik daerah istri/suami, atau orang lain
atau badan usaha swasta; yang mempunyai hubungan
7. Merangkap jabatan sebagai kekeluargaan dengan
Pejabat Pembuat Akta Notaris baik karena
Tanah dan/atau Pejabat perkawinan maupun

20
Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari
Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan
Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

hubungan darah dalam garis menjalankan amanat untuk


keturunan lurus ke bawah mengurus harta waris, jika
dan/atau ke atas tanpa tidak ada yang meminta tidak
pembatasan derajat, serta boleh membuat sendiri.
dalam garis ke samping Seorang notaris tidak boleh
sampai dengan derajat membuatkan akta untuk
ketiga, serta menjadi pihak anggota keluarganya.
untuk diri sendiri, maupun Penulis berpendapat
dalam suatu kedudukan bahwa putusan Majelis Hakim
ataupun dengan perantaraan MPW maupun MPPN, tidak
kuasa. melihat ketentuan Pasal 52
UUJN yang seharusnya
Berdasarkan ketentuan menjadi bahan pertimbangan
Pasal 52 UUJN di atas sangat sebelum memutus dugaan
jelas bahwa notaris tidak pelanggaran terhadap UUJN.
diperbolehkan membuat akta Dengan tidak melihat
untuk pihak keluarga, maupun ketentuan Pasal 52 UUJN,
memiliki hubungan darah yang Notaris LIS dinyatakan tidak
cukup jauh. Apabila notaris terbukti karena dinilai tidak
membuatkan akta bagi melanggar UUJN. Dengan
keluarganya, maka akta demikian dapat dikatakan
tersebut hanya memiliki bahwa MPW maupun MPPN
kekuatan sebagai akta di bawah tidak cermat dalam melihat
tangan. Hal ini sejalan dengan kasus yang dihadapi, padahal
pendapat Gunawan sudah menjadi kewenangan
15
Djajaputra dan Yurisa Majelis Pengawas Notaris
16
Martanti yang pada intinya untuk menjatuhkan sanksi
menegaskan bahwa notaris terhadap Notaris yang
yang memiliki hubungan melakukan pelanggaran.
keluarga dilarang untuk Pelanggaran terhadap
mengurus pembuatan akta. ketentuan Pasal 52 UUJN
Tidak ada notaris yang bisa bukanlah pelanggaran kode
menjadi pelaksana wasiat atau etik. Kalaupun MPPN
waris apalagi dilakukan secara menyatakan bersalah
lisan. Notaris tidak bisa melanggar ketentuan Pasal 52
UUJN, tidak ada sanksi bagi
15)
Wawancara dengan Dr. Gunawan notaris namun hanya berakibat
Djajaputra, S.H., M.H., Op.Cit. pada keabsahan akta yang
16)
Wawancara dengan Dr. Yurisa Martanti,
S.H., S.Pn. selaku Ketua Bidang dibuat menjadi akta di bawah
Pendidikan dan Pelatihan Ikatan Notaris
Indonesia, Jakarta, 18 April 2018.

21
Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari
Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan
Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

tangan sebagaimana diatur kepada klien untuk ditanda


dalam Pasal 52 Ayat (3). tangani oleh klien yang
Berdasarkan uraian di atas, bersangkutan; dan membujuk
dapat diketahui bahwa klien membuat akta atau
kualifikasi tindakan notaris membujuk seseorang agar
dapat dikatakan sebagai pindah dari notaris lain. Notaris
pelanggaran kode etik hanya yang melanggar ketentuan
diatur dalam ketentuan Pasal 4 Pasal 52 UUJN bukanlah
Kode Etik Tahun 2015 pelanggaran terhadap kode
diantaranya meliputi akta yang etik, namun melanggar UUJN
telah terlebih dahulu akan tetapi dalam ketentuan
dipersiapkan oleh notaris lain Pasal 52 tersebut tidak ada
sehingga notaris yang sanksi bagi notaris namun
bersangkutan tinggal hanya berakibat pada akta yang
menandatangani; saling dibuatnya menjadi akta di
menjatuhkan antara notaris bawah tangan.
yang satu dengan yang lain; UUJN dan Kode Etik
menggunakan jasa perantara menghendaki agar Notaris
seperti biro jasa dalam mencari dalam menjalankan tugas
klien; ketentuan mengenai jabatannya sebagai pejabat
pemasangan papan nama di umum, selain harus tunduk
depan atau di lingkungan pada UUJN juga harus taat
kantor notaris, ditemukannya pada Kode Etik serta harus
notaris yang membuat papan bertanggungjawab terhadap
nama melebihi ukuran yang masyarakat yang dilayaninya,
telah ditentukan. Persaingan organisasi profesi (Ikatan
tarif yang tidak sehat, dimana Notaris Indonesia atau INI)
terdapat notaris yang maupun terhadap negara.
memasang tarif yang sangat Dengan adanya hubungan ini
rendah untuk mendapatkan maka terhadap Notaris yang
klien; melakukan publikasi mengabaikan keluhuran dari
atau promosi diri dengan martabat jabatannya selain
mencantumkan nama dan dapat dikenai sanksi moril,
jabatannya, seperti pengiriman ditegur atau diberhentikan dari
karangan bunga pada suatu keanggotaan profesinya juga
acara tertentu; menahan berkas dapat diberhentikan dari
seseorang dengan maksud jabatannya sebagai Notaris.
memaksa orang membuat akta Sepanjang apa yang sudah
kepada notaris yang menahan dilakukan oleh Notaris sudah
berkasnya; mengirim minuta sesuai dengan ketentuan

22
Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari
Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan
Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

perundang-undangan akta otentik. Oleh karena


khususnya UUJN dan tidak itu di dalam UUJN
melanggar Kode Etik yang maupun Kode Etik Notaris
telah ditentukan, maka Majelis memuat aturan hukum
Pengawas tidak yang salah satunya adalah
memperkenankan Notaris yang bentuk perlindungan
bersangkutan untuk memenuhi hukum bagi Notaris.
aparat penegak hukum Perlindungan hukum
walaupun hanya sebagai saksi. tehadap jabatan notaris
Dengan dibentuknya Majelis atas dugaan pelanggaran
Kehomatan Notaris, kode etik dalam
diharapkan Notaris lebih pengurusan harta waris
profesional dalam menjalankan tetap berhak mendapatkan
tugasnya. Hal ini dikarenakan perlindungan meskipun
eksistensi Majelis Kehormatan setelah diproses di Majelis
Notaris yang baru menurut Pengawas Notaris tidak
peraturan perundang-undangan terbukti melanggar kode
baik untuk tingkat daerah etik. Mengacu pada Pasal
maupun tingkat pusat 9 Ayat (7) Kode Etik
merupakan pengawas sekaligus Notaris, yang menyatakan
pelindung serta mengayomi bahwa apabila anggota
Notaris agar tetap menjalankan yang bersangkutan tidak
tugasnya sesuai dengan terbukti melakukan
ketentuan hukum yang berlaku. pelanggaran, maka
anggota tersebut
III. Penutup dipulihkan namanya
dengan Surat Keputusan
A. Kesimpulan
Dewan Kehormatan yang
Berdasarkan uraian memeriksanya. Notaris
pembahasan analisis di atas, tetap berhak mendapatkan
maka penulis berkesimpulan perlindungan dalam setiap
sebagai berikut: menjalankan tugasnya baik
1. Jabatan notaris diatur dalam kasus perdata
UUJN yang merupakan maupun pidana
produk hukum yang sebagaimana diatur dalam
dimaksudkan untuk UUJN dan Kode Etik
memberikan kepastian dan Notaris.
perlindungan hukum bagi 2. Kualifikasi tindakan
Notaris dalam notaris dapat dikatakan
menjalankan profesinya sebagai pelanggaran kode
sebagai pejabat pembuat

23
Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari
Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan
Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

etik hanya diatur dalam tugasnya dalam pembuatan


ketentuan Pasal 4 Kode akta karena ada larangan
Etik Tahun 2015. Notaris bagi notaris membuat akta
yang melanggar ketentuan atau dokumen kenotariatan
Pasal 52 UUJN bukanlah yang masih dalam status
pelanggaran terhadap kode hubungan keluarga.
etik, namun melanggar
UUJN akan tetapi dalam IV. Daftar Pustaka
ketentuan Pasal 52 ayat 3 A. Buku
hanya berakibat akta hanya Anshori, Abdul Ghofur,
mempunyai kekuatan Lembaga Kenotariatan
pembuktian sebagai akta di Indonesia. (Yogyakarta: UUI
bawah tangan apabila akta Press, 2009).
itu ditandatangani oleh
penghadap, tanpa Fuady, Munir. Profesi Mulia
mengurangi kewajiban (Etika Profesi Hukum bagi
Notaris yang membuat Hakim, Jaksa, Advokat,
akta itu untuk membayar Notaris, Kurator dan
biaya, ganti rugi, dan Pengurus). (Bandung: PT.
bunga kepada yang Citra Aditya Bakti, 2005).
bersangkutan. Hadjon, Philipus M.
Perlindungan Hukum Bagi
B. Saran Rakyat Indonesia. (Surabaya:
Berdasarkan uraian PT. Bina Ilmu, 1987).
kesimpulan di atas, maka
saran-saran yang dapat Mamuji, Sri, et.al. Metode
penulis kemukakan adalah Penelitian dan Penulisan
sebagai berikut: Hukum, (Jakarta: Badan
1. Hendaknya Majelis Penelitian Penerbit Fakultas
Pengawas Notaris lebih Hukum Universitas
cermat dan teliti dalam Indonesia, 2005), hal.13.
menangani kasus
Marzuki, Peter Mahmud.
pelanggaran kode etik dan
Penelitian Hukum, cetakan
pelanggaran UUJN karena
ke-11, (Jakarta: Kencana,
sudah menjadi
2011), hal.35.
kewenangan dan
tanggungjawab Majelis Soekanto, Soerjono dan Sri
Pengawas Notaris. Mamudji. Penelitian Hukum
2. Notaris hendaknya lebih Normatif: Suatu Tinjauan
teliti dalam menjalankan Singkat, (Jakarta: PT

24
Michael Amsal Sumitro & Endang Pandamdari
Perlindungan Hukum Terhadap Jabatan Notaris Atas Dugaan
Pelanggaran Kode Etik Dalam Pengurusan Harta Waris (Studi Putusan
Majelis Pengawasan Pusat Notaris Nomor 03/MPPN/VIII/2016)

RajaGrafindo Persada, 2003), Tarumanagara, Jakarta, 25 April


hal. 13. 2018.
Martanti, Yurisa. Wawancara
Tobing, G.H.S. dengan Ketua Bidang
Lumban. Peraturan Jabatan Pendidikan dan Pelatihan Ikatan
Notaris, Cetakan Ke-4, Notaris Indonesia, Jakarta, 18
(Notaris Reglement). (Jakarta: April 2018.
Erlangga, 1996). Wiryomartani, Edward S.
Wawancara dengan
Notaris/PPAT di Tangerang, 4
B. Peraturan Perundang-
Mei 2018.
Undangan
Indonesia. Undang-Undang No.
E. Kamus
2 Tahun 2014 Tentang
Departemen Pendidikan
Perubahan Atas Undang-
Nasional, Kamus Besar
Undang Nomor 30 Tahun
Bahasa Indonesia. Edisi ke-3.
2004 tentang Jabatan
(Jakarta: Balai Pustaka,
Notaris; (Lembaran Negara
2002).
Republik Indonesia Tahun
Poerwadarminta, W.J.S. Kamus
2014 Nomor 3; Tambahan
Umum Bahasa Indonesia.
Lembaran Negara Republik
Cetakan IX, (Jakarta: Balai
Indonesia Nomor 5491).
Pustaka, 1986).
Perubahan Ketentuan Kode Etik
Puspa, Yan Pramadya. Kamus
Notaris Kongres Luar Biasa
Hukum, Edisi Lengkap,
Ikatan Notaris Indonesia di
(Semarang: Aneka Ilmu).
Banten pada tanggal 29-30
Mei 2015.
F. Putusan
Salinan Putusan Nomor
C. Makalah/Artikel/Internet
03/MPPN/VIII/2016.
Sofyan, Syafran. “Perlindungan
Hukum Terhadap Profesi
Notaris”, (On-Line),
http://www.indonesianotaryc
ommunity.com/perlindungan-
hukum-terhadap-profesi-
notaris/, (4 Maret 2018).

D. Wawancara
Djajaputra, Gunawan. Wawancara
dengan dosen dan notaries.
Gedung Blok M. Universitas

25

You might also like