You are on page 1of 24

LSA (LIFE SAVING APLIANCES)

LSA merupakan alat keselamatan yang di gunakan di atas kapal apabila terjadi suatu
kondisi dimana kita harus meninggalkan kapal. Berikut alat-alat keselamatan yang di
gunakan saat kapal mengalami kondisi bahaya sehingga kita harus meninggalkan kapal :
A. GENERAL LSA EQUIPMENTS

1. Life jacket
Standards : SOLAS Regulation III/4,III/7,III/22,III/34. Regulation X/3 1994 and 2000
HSC Code 8.
IMO Res. MSC.48(66)-(LSA Code) I,II.
IMO Res.MSC.81(70) as amended by MSC 200(80), MSC.323(89), MSC.207(81),
MSC.218(82).
JENIS GAMBAR
SOLAS life jackets
informations of solas lifejacket :
 SOLAS Standard
 EC CCS Certificates
 Buoyancy:150N
 For Commercial Vessel
 suitable for all kinds of vessels
and ships,used by seamen and
passangers as life-saving
equipment.

Offshore Work Vest


Informations of offshore life
jackets :
 Material:PVC Foam
 Buoyancy: 110N
 For Offshore Work

Inflatable Life Jacket


Informations of inflatable life
jacket :
 ISO 12402-3 Standard
 CE Certificate
 Buoyancy:150N
 For Fishing & Boating
Marine life
jackets/life jacket
Atunas
Informations of Marine Life
Jacket/life jacket Atunas :
 Material: Foam
 Different Sizes
 For Marine Work
 CCS ZY Certificates

Syarat-syarat Life-Jacket :
1.Dibuat dari bahan yang baik & dikerjakan dengan sempurna,

2.Modelnya dibuat supaya mudah dipakainya, dan enak,

3.Mampu mengangkat muka orang, menahan dengan badan terlentang,

4.Tidak mudah rusak karena pengaruh minyak,

5.Warna harus menyolok/orange,

6.Tahan dari lompatan min. 4,5 meter,

7.Dilengkapi dengan lampu berintensitas 0,75 cahaya lilin tahan 8 jam

8.Daya apungnya tidak berkurang lebih dari 5 % dalam 24 jam di air tawar,

9.Dilengkapi dengan peluit dan alat pemantul cahaya.

What is the Difference between Life Jackets and


PFD?
 Life jackets have special designs that turn anybody even in an unconscious state to
face upwards for easy breathing.
 A personal floatation device (PFD) will keep a conscious person afloat in calm
onditions.
 Life jackets have increased buoyancy in comparison to the personal floatation
device.
 It has the floatation material on the front while the PFD has the floatation
material on the back.
 This gives them more room to be less bulky and increase comfort for easier
movement than a life jacket.
 Life jackets usually have bright colors in yellow or red and whistle to increase
the chances of locating survivors.
 PFDs have varying colors depending on the owner’s preference.
 Life jackets are good for kids learning to swim as it increases the chance of
survival.
 PFDs are good for recreational and leisure activities which do not pose so much
danger.

2. Life-Raft
Standard : SOLAS (74/96), LSA, MSC.81(70), MSC.226(82), MSC.218(82),
MSC.293(87), MSC.323(89), ISO15738(2002).

There are 2 types for release Life-raft :


 Throw Overboard Life Raft
- You can launch it by throwing it over from a ship while others fall freely.
- After that, you can pull the painter to instantly inflate the life raft after which
passengers can climb on.
- It also has a hydrostatic release unit which prevents it from sinking with the
ship.
- High pressure forces it to detach from the sinking boat as the painter unlocks
to inflate and float the raft.
 Davit Launch Life Raft
- This type has a special launching davit device and a lifting hook to mechanically
transfer the raft to the sea.
- You will have to inflate it onboard before pulling a winch that will lower the raft
onto the water.

Throw Overboard Liferaft


Throw Overboard Liferaft is suitable for installing
in vessels sailing on international voyages.
Spesifications of Throw overboard liferaft :
 Capacity (persons) : 12, 15, 20, 25
 Gross weight : ≤ 145, ≤ 180, ≤ 185, ≤230
 Equipment Outfitting: SOLAS A / B Pack.

Davit Launched Liferaft


Davit Launched Liferaft is suitable for installing in
vessels sailing on international voyages as survival
equipment.
Spesifications of Davit Launched Liferaft :
 Capacity (persons) : 12, 15, 20, 25
 Gross weight : ≤ 145, ≤ 180, ≤ 185, ≤230
 Equipment Outfitting: SOLAS A / B Pack.
Ada dua jenis equipment pack yang membedakan pada liferaft yaitu solas A pack

(digunakan pada kapal-kapal passenger baik itu internasional maupun domestic) & solas B

pack (digunakan pada kapal-kapal cargo atau jenis lain baik itu domestic maupun

internasional), yang membedakan adalah kapasitas muat liferaftnya dan alat-alat

keselamatan ataupun makanan serta benda-benda lain yang ada di dalamnya.

3. Life-Bouy
STANDARD : SOLAS 1974 CHAPTER III (REGULASI 7)& MSC 81(70)
lifebuoy or ring buoy is buoyant support like a belt that will keep you afloat in
water.

Syarat lifebouy yaitu :


1. Lifebouy di letakkan di kedua sisi kanan kiri kapal di dekat pilot ladder hingga
sepanjang raling main deck
2. Mudah di lepas / release
3. Panjang tali 2 kali tinggi kapal
4. 1/2 dari jumlah lifebouy yang ada di atas kapal harus ada self ignating light
5. Harus memiliki Min. 2 MOB lifebouy with bouyant smoke signal
6. Pada sisi lifebouy di tulis nama kapal & port registery yang di tulis dalam huruf
kapital

How do Life Buoys Work?


 In case of an emergency at sea, rescuers will throw a lifebuoy at you in
your location.
 In case you miss it, most of them are bright in color to enhance visibility when
day & bright in the night cause’ revlective tape
 Apart from that, modern lifebuoys have light extensions that will assist
you in locating the lifebuoy.
 It has an extension that rescuers use to pull you on board once you
secure the lifebuoy.
Ada 2 metode penggunaan lifebouy di atas kapal :
 Life-bouy that has weight 2,5 Kg is suitable for all kinds of vessel, used by
seaman and passenger life saving equipment. Completely HOLMES LIGHT /
SELF-IGNITION LIGHT & Lanyard

* Life-bouy with HOLMES LIGHT & Lanyard

* 2 types of HOMLES LIGHT

 Quick Release lifebouy weight 4,3 Kg is used to release lifebouy for MOB (Man

Over Board) which this lifebouy completely Bouyant smoke signal & LIGHT both

of these sticked into one. This lifebouy always put on starboard wing and portside

wing.

*Quick Release life-bouy in pocket


* MOB LIGHT& BOUYANT SMOKE SIGNAL

4. Immersion suit
STANDARD : SOLAS 1974 CHAPTER III (REGULASI 3)& MSC/Circ.114 testing rule.
IMMERSION SUIT adalah pakaian pelindung yang di gunakan untuk mengurangi

penurunan suhu pada si pemakai di air yang dingin sehingga pengguna / crew tidak

terkena hypotermia (di bawah -30o).

The main purposes of an immersion suit include:

 An immersion suit keeps you afloat in cold water as you await rescue.

 It has bright colors such as yellow and red that will increase your

visibility at sea.

 Protects you from hypothermia in case you are in cold seawater.

 It is waterproof and keeps you dry throughout the encounter at sea.

*illustration when your vessel is sinking or having other trouble and u’ are

using immersion suit for survival


5. Thermal Protective Aid
STANDARD : SOLAS 1974 CHAPTER III (REGULASI 3)
Thermal Protective Aids (TPA) adalah pakaian yang terbuat dari bahan tahan air

dengan menghantarkan temperatur dari -30o sampai 20o serta panas yang rendah.

* TPA is used by user like used blanket full except face

6. Breathing Apparatus
Fungsi utama Breathing Asparatus, membantu untuk melakukan pernafasan

terutama ketika dalam keadaan atau peristiwa berbahaya.

Masker breathing apparatus ini mandiri atau self contained sebab rangkaian

sistem pernafasannya tidak tergantung dengan persediaan udara dari selang yang

panjang cukup dengan tabung udara yang bertekanan. Udara dari masker BA

biasanya bukan oksigen murni, tetapi udara yang difiltrasi serta dikompresi. Alat

pernafasan ini resisten dari api dan membantu memberi udara yang layak agar

penggunanya dapat bernafas. BA biasanya memiliki tiga komponen utama antara

lain adalah sebagai berikut :

 Tangki atau tabung udara bertekanan tinggi, volume bervariasi. Kapasitas tabung

umumnya berkisar : 9L, 8L, 6L, 5L, 4L, 3L, atau 2L. Tangki udara ini biasanya

terbuat dari bahan Alumunium, Baja maupun Fiber Composite.

 Regulator pengatur tekanan


 Sambungan inhalasi berupa corong mulut atau masker mulut dan masker wajah,

yang menyatu.

Bagian Lainnya Dari Breathing Apparatus (SCAB dan SCUBA):

 Backpack plate yang berfungsi mengakomodasi tabung atau tangki udara

(cylinder)

 Reducer Valve yang berfungsi menurunkan tekanan tabung udara dari

bertekanan tinggi jadi bertekanan rendah. Tekanan pada tabung udara bervariasi

diantaranya 300 Bar, 200 Bar, 150 Bar jadi bertekanan rendah yakni 8 Bar

 LDV (Lung Demand Valve) yang berfungsi mengatur konsumsi dari tabung ke

masker full face.

 Masker Full Face yang berfungsi menutup wajah agar terhindar dari udara yang

terkontaminasi racun atau pun kadar oksigen yang kurang dari batas minimal.

 Pressure Gauge yang berfungsi mengetahui tekanan tabung udara.

 Warning Whistle yang berfungsi sebagai pluit penanda untuk memperingatkan

tekanan udara di dalam tabung breathing apparatus tinggal menipis, dan

pengguna harus meninggalkan kondisi atau tempat berbahaya menuju tempat

lebih aman.

Perhitungan waktu penggunaan BA :

Volume botol (liter) X pressure (bar)


Waktu penggunaan = ———————————————–
40 liter/menit
dimana: 40 liter / menit adalah kebutuhan udara rata-rata seseorang pada saat

bekerja berat.

Contoh :

Bila diketahui volume botol = 6.8 liter, tekanan = 300 bar, maka :

6.8 liter X 300 bar


Waktu penggunaan = ——————–------
40

= 2040
-———— = 51 menit
40

Jadi, Waktu penggunaan SCBA secara optimum adalah hasil perhitungan

dikurangi 10 menit sebagai waktu sebelum pemakaian masker dan 10 menit waktu
cadangan, sehingga dari contoh tersebut diatas, maka waktu optimumnya adalah 31

menit. SCBA akan mengeluarkan bunyi seperti peluit sebagai tanda bahwa tekanan

udara dari dalam botol sudah hampir habis dan segera mengevakuasi diri ke tempat

yang aman.

7. LIFE-BOAT / SEKOCI
Standard : SOLAS Ch.3/rule 20 & 36 - MSC 1 / Circular 1206.
Lifeboat/Sekoci adalah salah satu alat keselamatan yang paling penting diatas

sebuah kapal, yang digunakan pada saat keadaan darurat/ekstrim untuk meninggalkan

kapal.

Cara release Life-boat di kapal ada 2 cara, yaitu :

1. Davit / menggunakan dayang-dayang

2. Free fall

Jenis lifeboat ada 2, yaitu :

1. Total Enclosed Lifeboat


2. Open Lifeboat

Pada setiap perusahaan pasti memiliki checklist maintenance mengenai lifeboat

kategori-kategori pengecekan lifeboat yang biasanya di lakukan pada weekly, mounthly,

quarterly, periodicaly inspection. Berikut 6 kategori-kategori pengecekan lifeboat :

a) Hull (lifeboat body inside/outside) : dimana pada pengecekan ini di lakukan

pada badan lifeboat baik bagian dalam maupun luar, sehingga pemeriksaan pada

section ini meliputi :

I. Pemeriksaan, kerusakan, retak, bolong, ataupun penipisan pada badan life

boat

II. Mengecek marking codition seperti reflective tape, survival craft marking

(nama kapal, callsing kapal, dll),

III. Grab line (tali yang mengelilingi lifeboat)

IV. Fender, boat skate, dan jendela apakah buram atau tidak.

b) Release Mechanism : dimana pada mekasnisme rilis, kita harus mengecek

bagian-bagian seperti :

I. Lifting Hook (pastikan tidak ada keretakan, mudah di lepas sewaktu-waktu)

II. Lubricating/pelumasan menggunakan grease / gommok (melakukan

pelumasan pada wire rope, sheeve / roda tempat bergeraknya wire)

III. Oil pressure of accumulator

IV. Remote davit wire condition (yang menggantung di atas lifeboat seperti

bandulan)

V. Locking pin (pin pengunci pada lifting hook)

c) Launching Aplliance : memperhatikan juga bagian yang ada pada saat

Launching lifeboat floating block, davit horn (tanduk), davit arm


d) Propulsion Mechanism : perawatan ini mencakup

I. Engine lifeboat, wheel/kemudi, daun kemudi dan propeller (pastikan tidak

dalam keadaan berkarat)

II. Emergency Tiller (kemudi manual menggunakan tuas saat kemudi utama

rusak)

III. Cooling pipe, propeller bearing, greasing/gommok, kondisi mesin luar dalam

IV. Check tank condition (kondisi tangki bahan bakar)

V. Battery & charging condition (battery dalam keadaan full siap pakai &

tercas pada ship main power)

VI. Always running test the main engine of lifeboat at low RPM for at least 3

minutes.

e) Illumination mecanism : mekanisme penerangan dalam dan luar lifeboat, yang mana

selalu mengecek kanopi light bagian luar yang berada pada rooftop lifeboat, interior

light bagian dalam, dan search light

f) Instruction and Emergency Lightnings : yang mana semua instruction launching

lifeboat for lifeboat even liferaft ini tertempel pada dinding bagian muster station

itu sendiri, serta mengecek penerangan lampu yang menerangi bagian itu.

B. DISTRESS SIGNALING EQUIPMENTS

1. EPIRB (EMERGENCY POSITION-INDICATING


RADIOBEACON)
Emergency Position Indicating Radio Beacon or EPIRB is used to alert search

and rescue services in the event of an emergency. It does this by transmitting a

coded message (pesan berupa data kapal dan posisi terakhir kapal) directly to Cospas

Sarsat network. On the 406 MHz dan 121,5 MHz. Adapun proses kerja Epirb yaitu :

I. Sinyal Epirb akan terpancar pada 406 MHz.

II. Terpancarnya sinyal Epirb akan mengirim MMSI (Maritime Mobile Service

Identification) dari kapal yang mana berisi 9 digit , 3 digit pertama adalah

identifikasi negara.

III.Proses penangkapan sinyal Epirb berawal dari satelit Cospas-sarsat

IV. Kemudian di kirim ke LUT (Local Unit Terminal) -> MCC (Mission Control Center)

-> RCC -> Sea Force untuk menuju tempat kejadian.


Epirb dilengkapi MMSI (Maritime Mobile Service Identification) yang mana ada 9

nomor digit. 3 digit pertama merupakan identifikasi kapal yang memuat biodata

kapal. Nomor digit ini hampir sama nomor handphone yang berisi data-data kapal.

Indonesia memiliki digit ‘525’ .

Distress frequency signal is sent via satellite and earth stations to the nearest

rescue co-ordination centre.

Apabila kita tidak sempat mengambil EPIRB pada saat kapal akan tenggelam,

maka EPIRB akan tenggelam namun akan floating ke atas air di karenakan adanya HRU

(Hydrostatic Release Unit) yang akan membuka tabung EPIRB pada kedalaman  4

meter dalam air. Sehingga pada kondisi ini EPIRP akan secara otmatis akan aktif &

secara langsung mengirimkan pesan / code yang berisikan data kapal dan posisi

tenggelamnya kapal ke Cospas Sarsat.

* EPIRB and tabung nya lengkap dengan HRU didalamnya

Pengecekan EPIRB biasanya di lakukan pada setiap “monthly inspection” yang

mana setiap Pengetesan EPIRB dilakukan tanpa melakukan transmisi actual, alias

dengan cara self test. Pada kebantakan EPIRB terdapat tombol test. Ada pun cara

pengetesannya

A. Open the cover

B. Open the key. Ada 3 mode yaitu Test, Ready, On

C. Switch test and waiting three time flashing

D. Back to ready

E. The epirb is good condition

Beterai Epirb bertahan 3-5 tahun dan HRU nya 2 tahun dengan release kedalaman

4-6 meter dengan tekanan 5 kg.


2. SART (Search And Rescue Transponder)
STANDARD : SOLAS 1974 CHAPTER III (REGULASI 6)
SART merupakan alat yang digunakan untuk menentukan lokasi survival craft

(sekoci, rakit penolong) atau kapal yang berada dalam keadaan bahaya (distressed

vessel). sehingga kapal yang berada di sekitar kita yang mana SART bekerja dengan

merespond sinyal radar 9 GHz dari radar X-band yaitu radar dengan panjang

gelombang 3 cm. Setelah terintegrasi dengan sinyal radar x-band, pada display akan

tampak serangkaian titik.

Dalam peraturan solas kapal yang memiliki GT > 300-500 harus membawa 1 unit

sart, GT > 500 membawa 2 unit atau 3 unit, serta SART wajib ada di anjungan dan di

lifeboat.

SART bisa bertugas dalam dua hal yaitu transmiting sinyal ke radar kapal lain &

responder sinyal dari kapal lain. SART dapat memancarkan sinyal bahaya dengan

jarak 12 Mil atau tergantung ketinggian dari SART itu sendiri. Maka dari itu ketika

kita menggunakan SART, taruh lah setinggi tingginya pada atap sekoci kita agar jarak

transmiting sinyal nya semakin jauh lebih dari 12 Mil.

Pada radar X-Band, sinyal SART akan terlihat sebanyak 12 titik-titik dan titik

ke-12 terakhir yang terdekat dengan kapal adalah posisi SART atau korban. Apabila

SART nya sangat dekat dengan kapal kita, maka radar X-Band menangkap sinyal

SART seperti lingkaran.

SART sendiri memiliki kapasitas betrai selama 48 jam. Sehingga pada saat

meninggalkan kapal jangan terlalu terburu buru untuk mengaktifkan SART & itu hanya

akan membuang buang daya betrai SART. Oleh karena itu pastikan ada kapal lain

melintas di dekat kita lalu kita langsung mengaktifkan SART itu sendiri.

*gambar saat radar X-Band menangkap sinyal SART jarak  12 mil


* gambar saat radar X-Band menangkap sinyal SART dengan jarak yang
sangat dekat dengan kapal

Pengecekan SART biasanya di lakukan pada setiap “monthly inspection” yang

mana setiap Pengetesan adalah Search And Rescue Transponder dilakukan dengan

cara menggeser tombol normal ke posisi test. Test SART dilakukan terhadap RADAR

X-Band. Pada umumnya langka berikut berlaku :

A. Ambil SART dari braketnya

B. B.SART harus dipegang oleh seseorang yang berada pada area deteksi

RADAR. Pindahkan ke posisi TEST beberapa saat. Anda akan mendengan bunyi

“biiip…biip” jika SART terinterogasi RADAR.

C.Dalam waktu bersamaan, amatilah X-Band RADAR dan pastikan anda melihat

pola tertentu di radar. Pola ini paling tidak terdiri dari 11 lingkaran di mana

selang antara lingkaran tersebut sekitar 0.64 NM pada RADAR range 12 NM.

Jika SART cukup jauh, maka polanya menjadi berbentuk titik dengan jumlah

12 titik di mana titik yang terdekat adalah posisi SART.

3. VHF RADIO
VHF Radio merupakan alat GMDSS (Global Maritime Distress and Safety

System) yang di gunakan untuk berkumounikasi dalam frequency 30 MHz-300 Mhz &

panjang gelombang 1 Cm - 10 Cm sehingga jangkauan untuk Tx dan Rx sepanjang 20

Km-25 Km. Adapun untuk Tx DSC (Digital Selective Calling) dengan Freq. 156.525

KHz. VHF Radio di gunakan hanya dalam situasi distress, urgency, dan safety signals.
Tetapi pada keadaan tertentu VHF Radio sering di gunakan untuk memperjelas

komunikasi / tindakan kita yang akan sedikit keluar dari P2TL. Penggunaan VHF juga

di atur dan di jamin dalam P2TL apabila “komunikasi menggunakan VHF Radio sudah

menjadi kebiasaan para pelaut”. Hal ini di atur dalam P2TL rule No. 2 yang mana perlu

di garis bawahi kalimat “ordinary practice of seamen” artinya kebiasaan dari

pelaut pun itu menjadi sebuah peraturan yang harus diikuti / di patuhi.

Sebagai contoh, misalkan kapal kita sedang head on situation dengan kapal lain,

dalam COLREG aturannya mengatakan kita harus merubah haluan kekanan. Tetapi

pada hal tertentu kita tidak dapat merubah haluan ke kanan di karenakan mungkin ada

bahaya navigasi sperti pipa dan sebagainya yang mengharuskan kita untuk tidak

merubah haluan ke kanan. Untuk itu di sinilah penggunaan VHF Radio yang mana hal

seperti ini telah menjadi kebiasaan pelaut yang juga P2TL telah mengaturnya &

menjadi aturan apabila kita tidak mengikuti atau menurutinya pun juga akan menjadi

sebuah pelanggaran dalam bernavigasi.

Dalam hal di atas merupakan hal-hal yang dapat di komunikasikan melalui VHF

Radio dan dapat di katakan sebagai “MUTUAL AGGREMENT” yang sudah menjadi

kebiasaan pelaut dan harus di laksanakan.

Diatas kapal ada GMDSS dialy & weekly test, sehingga VHF Radio di lakukan

test utamanya test DSC (Digital Selective Calling) yang mana pada dialy test kita

melakukan SELF-Test pada VHF Radio sendiri & untuk weekly test itu mengirim sinyal

DSC ke kapal lain ataupun Coast Station terdekat.

4. MF/HF RADIO
MF/HF merupakan alat GMDSS yang di gunakan di atas kapal yang sama hal nya

dengan VHF Radio namun jangkauan nya lebih jauh di banding VHF Radio. Frequency

MF/HF 3 MHz-30MHz dengan jangkauan untuk Tx & Rx mencakup ribuan kilo meter.

Adapun freq. Dari masing-masing MF/HF saat mengirim kan DSC yaitu MF : 2187,5

KHz & HF : 4207,5 KHz.

semakin rendah frequency semakin jauh cakupan Tx & Rx akan tetapi suara yang

di kirim sama yang di terima tidak terlalu bagus / jelas. Sehingga komunikasi jarak

dekat selalu menggunakan VHF Radio. MF/HF hanya di gunakan untuk komunikasi

jarak jauh itupun hanya dalam keadaan darurat atau distress situation.
Diatas kapal ada juga dialy & weekly test untuk MF/HF sama seperti VHF Radio.

Melakukan test utamanya test DSC (Digital Selective Calling) yang mana pada dialy

test kita melakukan SELF-Test pada VHF Radio sendiri & untuk weekly test itu

mengirim sinyal DSC ke kapal lain ataupun Coast Station terdekat.

5. TWO-WAY VCF PORTABLE


STANDARD : SOLAS 1974 CHAPTER III (REGULASI 6)
Fungsi utama Two-way VCF Portable sesuai aturan solas adalah untuk komunikasi di

tempat kejadian kecelakaan (On scane communication). Syarat Two-way VCF Portable

sesuai IMO-Resolusi IMO A605 (15) antara lain :

1. Harus kedap air

2. Memiliki channel-channel yang dapat di gunakan yang dapat digunakan untuk

komunikasi dalam keadaan bahaya sesuai Master Plan (rencana induk) dalam GMDSS,

terutama dan channel 16 dan channel simplex yang di gunakan secara international

(misalnya channel-channel : 06, 13, 15, 17, dan 67). channel-channel tersebut harus

ditampilkan secara tepat

3. Batery harus selalu dalam keadaan full charge. Harus selalu di pasang pada alat

charger dan di letakkan di anjungan. Jumlah betery cadangan dalam jumlah yang

memadai dan dalam keadaan full charge. kapasitas batery harus dapat di gunakan

paling sedikit selama 8 jam secara terus menerus

4. Nama panggilan kapal harus tertulis dengan jelas secara permanent

5. Harus kedap air

6. Kapal-kapal antara GT 300-500 minimal harus memiliki 2 buah, dan kapal GT 500

keatas harus memiliki 3 buah

7. Output power / daya pancarnya antara 0,25-1,00 watt.


6. INMARSAT - C
Inmarsat - C merupakan salah satu alat dari GMDSS yang di gunakan untuk

mengirim pesan dalam bentuk tertulis yang berupa pesan laporan seperti morning

report, noon report, daan sebagainya. Alat ini juga dapan menerima pesan tertulis

berupa distres signal. Namun alat ini lebih sering di gunakan untuk mengirim pesan

laporan kapal.

menyediakan fasilitas penyimpanan dan pengiriman data (store-and-forward

data), dan fasilitas e-mail dari kapal ke bangunan lepas pantai, bangunan lepas pantai

ke kapal, maupun dari kapal ke kapal. Inmarsat-C juga memiliki kemampuan untuk

mengirim distress signal (sinyal bahaya) yang terformat ke sebuah RCC dan ke

Inmarsat-C SafetyNET Service. Inmarsat-C SafetyNET Service adalah sebuah

satelit pemancar informasi keselamatan maritim dunia yang memancarkan informasi

peringatan mengenai cuaca buruk (badai maupun gelombang tinggi) di laut, peringatan

navigasi pada NAVAREA, peringatan radio navigasi, peringatan laporan adanya

bongkahan es dan peringatan-peringatan yang dikeluarkan oleh USCG-Conducted

International Ice Patrol, dan informasi-informasi sejenis yang tidak tersedia pada

NAVTEX. SafetyNET cara kerjanya mirip dengan NAVTEX pada area di luar

jangkauan NAVTEX. Peralatan Inmarsat-C relative lebih ringan dan lebih murah dari

pada Inmarsat-A, B, atau F77. Antena Terminal Stasiun Penerima Inmarsat-C di bumi

memiliki ukuran yang lebih kecil dibadingkan Inmarsat-A, B, dan F77.


7. NAVTEX
Navtex (Navigational telex) adalah frekuensi internasional secara automatis,

melalui layanan cetak langsung untuk pengiriman berita navigasi, peringatan badan

meterologi dan perkiraan atau yang biasa di sebut MSI (Maritime Safety

Information) yang mencakup informasi keselamatan kelautan untuk kapal, yang

menerima masukan secara otomatis dari kapal yang ada di laut dalam radius perkiraan

370 km dari garis pantai. Frequensi Navtex yaitu 490 KHz untuk local, 518 KHz untuk

international, dan 420,95 KHz saat di lengkapi NBDP (Narrow Band Direct Printing).

Navtex station in US di operasikan oleh “coast guard” di amerika dan pengguna

tidak di kenakan biaya dengan masuknya/menerima siaran radio NAVTEX. Navtex

adalah bagian dari IMO/IHO, worldwide navigation service (WWWNS) navtex juga

merupakan element utama dari GMDSS dan solas.

Kode berita-berita yang diterima NAVTEX :

A : Navigational warming

B : Meteorological warming

C : Ice report

D : Search and rescue information

E : Meteorological message

F : Pilot service message

G : DECCA message

I : LORAN message

H : OMEGA message

J : SATNAV message

K : Other electronic navaids message

L : Navigational warming – additional to A

V,W,X,Y : Special service – allocation by navtex panel

Z : No message on hand

Berita yang tidak dapat di tolak Navtex adalah pesan A, B, D, dan L.

Contoh penjelasan berita navtex sebagai berikut :


8. FAXIMILE WEATHER
Faximile Weather merupakan alat yang dapat Rx berita cuaca sehingga dapat

memudahkan pembangian cuaca pada waktu tertentu membantu memilih route

pelayaran untuk menghindari bahaya navigasi , karena cuaca yang buruk dalam area

yang akan di layari.


9. PYROTHECNICS
Pyrotechnics adalah sebuah signal visual yang dapat digunakan untuk mengirim

pesan SOS (safe our soul). Pesan yang dapat memancing perhatian kapal - kapal

disekitar bahwa suatu keadaan emergency atau marabahaya sedang terjadi dan

seseorang sedang membutuhkan pertolongan segera.

Jenis jenis pyrotecnics :

I.Hand Flare : Hand flare hanya memiliki waktu nyala sekitar 1 menit. SOLAS

chapter III regulasi 25 mensyaratkan bahwa sebuah hand flare haruslah:

 Watertight sehingga dalam keadaan hujanpun bisa dipakai

 Punya sistem self ignited, maksudnya tak perlu dibakar dulu pakai korek.

 Nyaman digunakan

 Tidak membahayakan ketika digunakan diatas sekoci

 Mengeluarkan warna merah menyala

 Dilengkapi dengan petunjuk penggunaan yang ringkas dan jelas pada bagian

luar casingnya.

II. Rocket parachute flare : Seperti namanya Rocket parachute dilengkapi

dengan parasut yang berfungsi memperlama waktunya di udara agar kapal yang

melihat signal tersebut punya waktu untuk mengidentifikasi posisi kapal kita.

SOLAS chapter III regulasi 26 memberi syarat minimun untuk rocket

parashut selain point diatas yaitu:

 Minimun jarak vertikal ke udara yang bisa dijangkau adalah 300 meter

 Lama menyala tidak kurang dari 40 detik dengan minimun intensitas cahaya

30000 c andela.

 Kecepatan jatuhnya setelah parashut terbuka minimal 5 m/s


 Ketika menyala tidak merusak atau membakar parashutnya diudara

 Jumlah Rocket Parachute Flare minimal 12 buah dan diletakkan di anjungan

III. Buoyant smoke signals : Syarat minimun dari SOLAS di chapter

yang sama regulasi 37 untuk smoke signal yaitu:

 Kedap air

 dilengkapi cara penggunaan yang ringkas dan jelas

 Tidak meledak ketika diaktifkan

 daya tampak Asap harus tajam dengan minimum pakai selama 3 menit

 Hanya mengeluarkan asap bukan api

Didesain untuk membantu tim penyelamat menentukan pin point dari kapal

yang dalam keadaan marabahaya. Efektif digunakan disiang hari, ketika

diaktifkan akan mengeluarkan asap jingga tebal yang cukup jelas dari

kejauhan, tetapi jika ada angin dengan kecepatan 7 knot saja penggunaannya
tak terlalu efektif lagi sebab asapnya akan ditiup angin sehingga tidak bisa

terakumulasi di satu titik.

IV. Line Throwing Apparatus : Line Throwing Appliances bukanlah signal

disress tapi dapat digunakan dalam keadaan emergency sebagai tali yang

bisa menghubungkan sekoci dengan kapal penolong contohnya, towing Syarat

minimun untuk line trowing device:

 Akurasi harus baik

 Dilengkapi cara penggunaan yang ringkas dan jelas

 Mempunyai minimal 4 proyektil, masing masing dapat membawa tali

sepanjang 230 m dalam cuaca tenang

 Mempunyai empat tali dengan breaking strength tidak kurang dari 2kn

V. Non–pyrotechnic signaling devices :


 Cermin

 Dye canister : dapat digunakan untuk mewarnai air sekitar sekocil

atau kapal Selain diatas ada lagi


Tata cara penggunaan pyrothecnic dalam keadaan distress :
 Identifikasi keadaan sekitar apakah ada orang, kapal atau pesawat yang

kemungkinan bisa melihat signal yang kita akan luncurkan, setelah yakin ada

maka

 Tembakkan parashut roket ke udara sebanyak tiga kali dengan interval 40 detik

 Setelah tim penyelamat terlihat dari kejauhan aktifkan smoke signal untuk

membuat awan jingga di sekitar sekoci kita

 Jika perlu setelah smoke signal habis nyalakan hand flare sebagai penunjuk

zero position kita kepada tim penyelamat.

 Jika tidak ada orang,kapal ataupun pesawat yang kemunkinan bisa melihat signal

jika kita luncurkan maka aktifkan dulu epirb atau sart tunggu sampai ada

kemungkinan datangnya tim penyelamat, setelah mereka nampak dari kejauhan

luncurkan roket dan seterusnya seperti diatas.


Tindakan kapal yang melihat signal pyrotehnic ini:

Tidak ada peraturan tertulis yang mengharuskan anda untuk menolong tapi sebagai

sesama manusia dan pelaut, maka seharusnya jika melihat signal tersebut maka:

 Identifikasi lokasinya pada radar X band 9 ghz 3 cm wavelength atau amati secara

visual jika memungkinkan

 beritahu coastguard terdekat lewat radio VHF Ch 16 atau media lain

 Jika tak membahayakan kapal, kita seharusnya yang segera lansung menolong.
Selain dalam keadaan marabahaya dilarang menggunakan pyrotehcnic tampa

seijin dari otoritas setempat jika dekat atau berada di pelabuhan, sehingga banyak

pelaut walaupun sudah berlayar lama mungkin belum pernah mencoba

menggunakannya secara lansung. Tentu saja kita berharap selama karir dilaut tidak

akan pernah menggunakannya. Sebagai mualim dua yang bertugas mengontrol

pyrotecnic saya punya akses untuk mencoba pyrotecnic yang expires

Perbedaan antara yang expire dengan pyrotecnic yang masih valid masa

gunanyab adalah pada durasi dan warnanya. Pyrotecnics yang sudah expire

biasanya warnanya sudah tidak semerah atau sejingga yang valid, durasi

nyalanyapun lebih singkat sehingga otomatis tak lagi memenuhi syarat SOLAS

dan COLREG.

Masa valid dari pyrotecnics adalah selama 3 tahun sejak dari pembuatannya,

itu sudah termasuk storagenya di gudang serta transportasinya hingga

sampai ke kapal. Terakhir Pyrotecnic harus disimpan ditempat yang dingin,

kering, dan mudah dijangkau.

You might also like