DASAR KLASIFIKASI

• Tatanama LINNEAN
• Dasar utama : bentuk
lempeng coccolith
• ORDO : morfologi
lingkaran luar / rim
• FAMILI : bentuk/
susunan/lebar rim
• GENUS : pola detil
elemen rim dan struktur
umum daerah pusat /
‘central area’
• SPESIES : struktur detil
daerah pusat
Modern coccosphere: Complete coccosphere of Coccolithus pelagicus.
Pleistocene. South African continental slope. Scanning electron micrograph.
Courtesy of W. G. Siesser, Vanderbilt University. Copyright Cushman
Foundation for Foraminiferal Research, Inc., 1987.
Cretaceous coccolith assemblage, showing Watznauria barnesae, Zygodiscus
elegans, Hayesites sp., and Rotelapillus laffittei. Scale at the bottom of the
scanning electron micrograph is 1 micron between dots. Upper Albian to upper
Cenomanian in age. Deep-Sea Drilling Project Site 417D-17-1, central west
Atlantic Ocean. Courtesy of W. G. Siesser, Vanderbilt University. Copyright
Cushman Foundation for Foraminiferal Research, Inc., 1987.
Coccolith: Chiasmolithus oamaruensis. Distal side in phase-contrast illumination
on left and cross-polarized light on the right. Specimen is approximately 5
microns in size. Upper Eocene. Courtesy of W. G. Siesser, Vanderbilt University.
Copyright Cushman Foundation for Foraminiferal Research, Inc., 1987.
Coccolith: Rhabdosphaera claviger, a rhabdolith from the Pleistocene on the
South African continental shelf. Scanning electron micrograph. Courtesy of W.
G. Siesser, Vanderbilt University. Copyright Cushman Foundation for
Foraminiferal Research, Inc., 1987.
Discoaster: The calcareous nannoplankton microfossil (discoaster), Discoaster
surculus, from the Lower Pliocene, South Africa. Scanning electron micrograph.
Courtesy of W. G. Siesser, Vanderbilt University. Copyright Cushman
Foundation for Foraminiferal Research, Inc., 1987
Ceratolith: Ceratolithus cristatus. Pleistocene, South African continental slope.
Scanning electron micrograph. Courtesy of W. G. Siesser, Vanderbilt University.
Copyright Cushman Foundation for Foraminiferal Research, Inc., 1987.
III. NANNOFOSIL SEBAGAI PEMBENTUK
SEDIMEN
COCCOLITH SEBAGAI SEDIMEN
• Pembentukan coccolith secara umum berkaitan dengan
fotosintesa (Zona Euphotik)

Honjo (1976) , Produksi Coccolith tergantung pada :

• Musim
• Suplai nutrisi
• Faktor hydrografi

Mid Pacific :
• 7 – 22 x 1012 g m-2 Coccolith
• 92% tiba di dasar laut
 Coccolithophore hidup pada kedalaman zona photik ( 200 m
dari m.a.l)
 Model pengendapan klasik menggambarkan cara pengendapan
coccolith sebagai 1 individu tersendiri

0,15 m / day
KONTROVERSI COCCOLITH SINKING
• Honjo (1976) membuat 2 paradok terhadap model
klasik tersebut di atas :

Paradok ke - 1 (fisik) :
• penurunan kecepatan ‘tenggelam’ sebanding dengan
penurunan temperatur (contoh : kecepatan tenggelam
dari Emiliania huxleyi pada 18 , 10 dan 4 C adalah
1,6 s/d 1 m/dt)
• arus permukaan (angin & konveksi thermal) menjaga
endapan suspensi tetap berada dekat permukaan
• peyebaran & pengayakan coccolith oleh arus bawah
permukaan (turbulensi)

Untuk kedalaman 5000m  50 - 150 tahun
Paradok ke - 2 (kimiawi) :

• kecepatan pelarutan kalsit  0.03mg cm2/tahun,

maka coccolith akan habis terlarutkan pada
kedalaman kurang dari 100m
• garis CCD ?
• Data penelitian memperlihatkan adanya sejumlah
coccolith pada kedalaman  100m, (bahkan pada
lantai samudra) sehingga berarti nilai kecepatan
pelarutan harus jauh lebih kecil atau ada proses lain
dalam pengendapan coccolith
TEORI HONJO : Pengamatan langsung dan eksperimen
laboratorium menghasilkan model baru sedimentasi coccolith/
nannolith sbb.:
1.Coccolith-coccolith diendapkan
sebagai ‘fecal pellet’ dari
pemangsanya (copepods,
Centrapoges typicus, Acartia
tonsa dsb.)

2. Paket kotoran (‘fecal pellet’) ini

akan lebih cepat mengendap
daripada yang diperhitungkan
sebelumnya (hanya 22 - 100
hari untuk kedalaman 5000m)
karena 1 paket terisi oleh
beberapa coccolith (80%) dan
material ‘kotoran’ yang lain

3. ‘Fecal pellet’ ini mampu

bertahan dari pelarutan
karbonat karena diselimuti
oleh ‘pellicle’
EKOLOGI
• Coccolithophores  planktonik marin
• Open ocean, pelagic environment,
• Near shore littoral
• Inshore lagoonal environment
• Dijumpai diseluruh lautan, terutama pada
daerah tropis  jumlah spesies & individu >
dari daerah subtropis
Nielsen (1986) :
• Kumpulan nannofosil lebih beragam pada
daerah lintang rendah dibandingkan dengan
daerah lintang tinggi
EKOLOGI
• Kedalaman :
Zona photik (100 - 150m)
Abundan pada …m s/d. 50m dari m.a.l.
Okada (1984) :
0% Florisphaera profunda pada laut dangkal

50% kedalaman 2000m

Nielsen (1986) :
• 2% coccolith dari sedimen fraksi halus pada
kedalaman < 40m
• >10% coccolith pada kedalaman > 100m
EKOLOGI
Okada (1992) :
• Perbedaan kelimpahan
nannoplankton di daerah
teluk - tepi pantai, laut
neritik dan bathyal

• Di daerah teluk yang

dangkal, hanya dijumpai
Gephyrocapsa oceanica

• Di daerah pantai-neritik,
Florisphaera profunda dan
Emiliania huxleyi tambah
berlimpah, sedangkan
Gephyrocapsa oceanica
makin berkurang
EKOLOGI
Bukry (1971) :
• Braarudosphaera bigelowi dan Emiliania huxleyi
dapat dijumpai pada salinitas tinggi
• Braarudosphaera mampu hidup di air payau

Winter et al., 1979 :

• Suhu Air : Diversitas populasi Coccolithophore
daerah tropis > daerah dingin
• Salinitas : 16 - 45 ‰
• Calcidiscus leptoporus dan Gephyrocapsa oceanica
tidak dijumpai pada salinitas tinggi (41 ‰)
EKOLOGI
• Kadar CaCO3 :
Coccolithophore berkembang pesat pada
daerah dengan CO3 tinggi
• Kadar nutrisi :
Coccolithophore banyak dijumpai pada
daerah dengan nutrisi tinggi / ‘up-welling
zone’
• Kadar Oxygen :
Pada umumnya Coccolithophore
membutuhkan min. 40% kadar Oxygen
terlarut
IV. ANALISIS NANNOFOSIL
SAMPLING

• JENIS SAMPEL :
• Surface / sub-surface
 - core
 - swc
 - cuttings
• Klastik halus/sedang
• Karbonatan
• Tidak mengandung karbon
PREPARASI

• Quick smear slide

/ metoda poles
• Metoda suspensi
+ Na2CO3
• Metoda bleaching
/ kelantang
• S.E.M. Stub
PENGAMATAN
• Mikroskop polarisasi :
Perbesaran > 400x -
1000x
• Scanning Electron
Microscope :
Perbesaran > 10.000x

ANALISIS KUANTITATIF
• Cascading counting
method
• FOV
V. BIOSTRATIGRAFI
BIOSTRATIGRAFI NANNOPLANKTON

• 1. Ukuran sangat kecil (2-25 m) dan

jumlah melimpah dalam sedimen laut
• 2. Planktonis  penyebaran geografis luas
• 3. Perubahan morfologi yang cepat  zona
biostratigrafi yang lebih detil

High resolution biostratigraphic correlation
Perubahan morfologi cepat
BIOSTRATIGRAFI NANNOPLANKTON

• (?) Proterozoic  Karelosoon jatulicum ?

• (?) Paleozoic (Carbon-Devon)  nn relicts
• (?) Mesozoic (Upper Triassic)  rest of Cocc.
( ) Cretaceous  yes
• ( ) Caenozoic  yes
• ( ) Recent  yes
BIOSTRATIGRAFI NANNOPLANKTON

• Mesozoik : (? TRIAS) - JURA - KAPUR

Sissingh (1977)  Eropa + Tunisia (CC

Zone)
Perch-Nielsen (1983)  Cosmopolitan
(CC)
BIOSTRATIGRAFI
NANNOPLANKTON
• Kenozoik : Paleogen - Neogen - Resen

Martini (1971)  General (NP - NN Zone)

Okada & Bukry  Low Latitude (CP - CN
Zone)
KEUNTUNGAN : KERUGIAN :
• Jumlah sampel sedikit • Absen pada batuan
 Preparasi cepat pinggir pantai /
batuan metamorf
 Determinasi mudah • Fosilnya mudah rusak
 Kosmopolitan (Trias - • Sering ‘reworked’ (?)
Resen)
 ‘High resolution
biostratigraphic
correlation’
 Murah
TAXONOMI NANNOPLANKTON

• GARTNER S. (1981) : Calcareous nannofossils

in marine sediments, p.1145-1177. In : C.
Emiliani, The Oceanic Lithosphere. The
Sea, Vol. VII, John Willey & Sons, New York.
• HAQ B. U. (1984) : ‘Calcareous Nannoplankton’ p.
79-107. In : Introduction to Marine Micropaleonto-
logy, Elsevier Biomedical, New York.
• HONJO S. (1976) : Coccolith : Production,
Transportation and Sedimentation., Marine
Micropaleontology, Vol. I (1976) p.65-79;
Elsevier Scie. Pub. Co, Amsterdam.
BIOSTRATIGRAFI NANNOPLANKTON
• MARTINI E. (1971) : Standard Tertiary and
Quaternary Calcareous Nannoplankton Zonation.
In : Farinacci A. Ed., Proc.2nd
Plank.Conf.Roma 1970, vol.2 Tecnoscienza,
Roma, pp. 739-785
• BUKRY D. (1973) : Low latitude coccolith
biostratigraphic zonation. In : Edgar N.T.,
Saunders J.B. et al, Init.Rep.DSDP, Vol. 15
Washington (D.C) U.S Gov. Print. Off., pp. 685-
703.
Thx