You are on page 1of 30

KESELAMATAN JALAN RAYA

Materi1
PENDAHULUAN

DR. Antono Damayanto, Ir., MMBAT


antono@ymail.com
TUJUAN KULIAH
MAMPU MENJELASKAN KONSEP AUDIT
KESELAMATAN JALAN DAN MAMPU
MEMBERIKAN REKOMENDASI TEKNIS
PENANGANAN LOKASI RAWAN
KECELAKAAN LALU LINTAS
MATERI KULIAH
Audit Keselamatan jalan
Ketentuan Teknis Audit Keselamatan Jalan
Tahapan Audit Keselamatan Jalan
Pelaksanaan Audit Keselamatan Jalan
Penanganan lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas
Kriteria Umum dan Tahapan Penanganan Lokasi
Rawan Kecelakaan
Analisis Data Kecelakaan Lalu Lintas
Monitoring dan Evaluasi
BUKU REFERENSI
Dep PU, Pedoman Audit Keselamatan Jalan
(Pd T-17-2005-B), Penerbit PU, Jakarta
Dep Kimpraswil , Pedoman Penanganan
Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas (Pd T-
09—2004-B), Penerbit PU, Jakarta
Austroads, Australian Standar : Road Safety
Audit, Austroads, Sidney 1994
IHT, Guidelines for The Safety Audit of
Highways, The Institution of Highway And
Transportation, London,1996
DLL
KECELAKAAN
TRANSPORTASI
Transportation Failure
Of three motor vehicles’ accidents,
one of them caused fatality
An accident in Bandar Lampung 8
died persons

An accident on freeway,
Cikampek km 69 An accident in
Pekan Baru
9 died persons 17 died
persons
Kehilangan kaki karena
kecelakaan lalu lintas
Safety priority in highway ???
Road = field of war/killing field
Jungle law = the strongest the winner
Decreasing of slow lane
Higher speed
Motor vehicles domination
Vehicles’ protection , not human protection
the healthy of vehicles / drivers’ is low
Etc.

Traffic goes on by rule NOT by instinct!


URGENSI PENERAPAN
MANAJEMEN KESELAMATAN
Dampak Kecelakaan Lalu Lintas Bagi Indonesia
Ekonomi Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang
Kesejahteraan
Meninggal Dunia Berdasarkan
 korban meninggal dunia akibat
 Tingginya Kelompok Usia, 2010 - 2016 dan 2016
100%
81% 77% 77% 80% kecelakaan lalulintas dengan proporsi
kerugian ekonomi 80% 70% 69% 72%
terbesar adalah dari kelompok usia produktif
pada dampak 60%
(BPS: 15 – 64 tahun) yaitu sekitar 80 persen
40%
kecelakaan lalu dari total korban.
20%
lintas (2.9 – 3.1 % 0%  Data tren proporsi usia korban meninggal
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
dari PDB) Rp 205 – dunia pada periode 2010 - 2016 juga
Anak-anak dan Remaja (0-14)
Rp 220 Trilyun Usia Produktif (15-64) menunjukkan bahwa proporsi usia produktif
Orang Tua dan Manula (65- 89) yang meninggal cenderung meningkat tiap
Kerugian materi
tahunnya.
yang dialami
 Dilihat dari sisi ekonomi, hal ini memberikan
korban kecelakaan dampak kerugian yang cukup tinggi baik
12% 8% Anak-anak dan
pada tahun 2014 Remaja (0-14) secara makro pada sistem ekonomi nasional
Usia Produktif
mencapai lebih dari (15-64) maupun secara mikro di level perekonomian
80%
250 Milyar
Orang Tua dan keluarga. Dengan meninggalnya anggota
Manula (65- 89)
keluarga pada usia produktif yang
kemungkinan besar adalah tulang
punggung keluarga dalam mencari nafkah
Sumber: Data maka keluarga tersebut menjadi lebih rentan
IRSMS, 2017
terhadap kemiskinan.
Potret Keselamatan Jalan di Indonesia
Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Jenis Tren Jumlah Sepeda Motor yang Mengalami
Kendaraan Tahun 2016 Kecelakaan Lalu Lintas, Tahun 2010 – 2016
160,000
1%
2% Sepeda 140,000
2%
8%
Sepeda Motor 120,000

15% Mobil 100,000

Bus 80,000
72%
Truk 60,000

Lain-lain 40,000

20,000

0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

jenis kendaraan yang mengalami kecelakaan lalu lintas pada tahun 2016 didominasi
72% oleh sepeda motor
 Jumlah sepeda motor yang mengalami kecelakaan lalu lintas pun mengalami peningkatan yang
cukup signifikan pada rentang waktu 2010 – 2016 dimana jumlahnya meningkat lebih dari tiga kali lipat
 Hal ini dapat disebabkan oleh pertumbuhan jumlah kepemilikan sepeda motor di Indonesia yang
sangat pesat dalam 10 tahun terakhir dan juga masih kurang optimalnya upaya peningkatan
keselamatan lalu lintas yang khusus menarget pengendara sepeda motor
Sumber: Data
IRSMS, 2017
KONDISI KINERJA KESELAMATAN JALAN
DAERAH (1)
Jumlah Jumlah Korban
PAPUA 997 Kecelakaan Lalu PAPUA 287 Meninggal Dunia
MALUKU 911 Lintas 2013 MALUKU 202 2013
MALUT 504 MALUT 90
SULSEL 4,563 SULSEL 1,261
SULTRA 1,238 SULTRA 297
SULTENG 1,574 SULTENG 376
GORONTALO 619 GORONTALO 132
SULUT 1,051 SULUT 293
KALTIM 1,286 KALTIM 530
KALSEL 962 KALSEL 521
KALTENG 1,008 KALTENG 318
KALBAR 1,630 KALBAR 546
NTT 1,108 NTT 426
NTB 1,784 NTB 487
BALI 2,166 BALI 572
JATIM 21,362 JATIM 5,607
DIY 3,634 DIY 352
JATENG 19,223 JATENG 3,212
JABAR 7,820 JABAR 2,941
METRO JAYA 6,498 METRO JAYA 676
BANTEN 1,447 BANTEN 580
LAMPUNG 1,874 LAMPUNG 814
BABEL 361 BABEL 243
SUMSEL 2,289 SUMSEL 934
JAMBI 843 JAMBI 363
BENGKULU 650 BENGKULU 282
KEPRI 723 KEPRI 189
RIAU 1,613 RIAU 670
SUMBAR 2,625 Sumber : Data SUMBAR 611 Sumber : Data
SUMUT 6,329 Laka Lantas SUMUT 1,931
ACEH Laka Lantas
1,414 Polda Jajaran ACEH 673
Polda Jajaran
0 10,000 20,000 30,000 Tahun 2013 0 2000 4000 6000 Tahun 2013 1
KONDISI KINERJA KESELAMATAN JALAN
DAERAH (2)

Data Kecelakaan Lalu Lintas


Berdasarkan Status Jalan Kondisi dan Panjang
Jalan Indonesia
Jalan Kondisi Tidak
6.9% Panjang Jalan Kondisi Mantap Mantap
Jalan (Km)
(Km) % (Km) %
27.0% Jalan
38.245 35.376,625 92,50% 2.868,375 7,50%
Nasional
36.2%
JALAN
29.9% Jalan
NASIONAL 47.666 33.540 70,36% 14.126 29,64%
Provinsi
JALAN
PROVINSI
JALAN
Jalan
KABUPATEN 233.411,5 59,21% 160.825,32 40,79%
Kab/Kota 394.228,5
JUMLAH
NO URAIAN KEJADIAN LAKA %
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum dan
2013
Perumahan Rakyat
1. JALAN NASIONAL 27.037 27,0%
Jalan Prov, Kab/Kota, dan
2. JALAN PROVINSI 29.971 29,9% Desa menyumbang 73%
kecelakaan lalu lintas jalan
3. JALAN KAB/KOTA 36.225 36,2%

4. JALAN DESA 6.873 6,9% Sumber : Kanttor Kepolisian Republik


JUMLAH 100.106 100,0% Indonesia
14
KONDISI KINERJA KESELAMATAN JALAN DAERAH
(3)
(Dalam Juta) (Dalam Juta)
Pertumbuhan Pertumbuhan
90.0 Kendaraan Jumlah Penduduk
Bermotror (Mobil
84.7
260 Indonesia
dan Motor)
80.0
76.4 255 254.8
70.0 68.8
250 250.1
60.0 61.1

52.8 245 245.4


50.0
47.7 Jumlah penduduk dan
Mobil 241.2 kendaraan bermotor
40.0 42.0 Penumpang 240
selalu meningkat
237.6 setiap tahunnya
32.5
30.0
28.5 235

23.1 Jumlah Penduduk


20.0
20.0
230
17.0 10.4 11.5
13.615.3 8.9 9.5
10.0 7.57.9
6.0 6.9
5.1
3.0 3.2 3.4 3.84.2 225
0.0 2010 2011 2012 2013 2014
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013

Sumber : Kantor Kepolisian Republik Sumber : Badan Pusat Statistik


Indonesia 15
TANTANGAN PELAKSANAN PROGRAM
KESELAMATAN JALAN INDONESIA
INTERVENSI UNTUK MENGURANGI
RESIKO/DAMPAK KECELAKAAN
Standar Prinsip pendekatan 5E:
keselamatan Koordinasi Engineering
kendaraan dan Education
Peraturan manajemen Enforcement
lalulintas keselamatan Encouragement
jalan Sistem data Emergency
Polisi kecelakaan
lalulintas dan Preparedness
lalulintas
penegakan
hukum
Kecelakaan lalulintas (crashes) dan
faktor-faktor penyebabnya (Austroads,

Mana yang
2002) Perencanaan
Perhitungan dan desain
interaksi
biaya keselamatan
kecelakaan jalan
lalulintas manusia kendaraan

Kecelakaan
lalin: penyebab
utama kematian Perbaikan
didahulukan?
Pertolongan & kerugian
interaksi lokasi-lokasi
pertama bagi ekonomi interaksi
korban berbahaya
kecelakaan (black spots &
laluintas black zone)
jalan raya &
lingkungan
Pendidikan Riset
keselamatan keselamatan
jalan untuk jalan
anak
Pelatihan dan Kampanye dan
pengujian Penjaminan sosialisasi
pengemudi atas keselamatan
keselamatan jalan
Sumber : ADB (1999) dan peran jasa
asuransi
1
7 17
TANTANGAN KESELAMATAN JALAN
INDONESIA (1)
Koordinasi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
 Sinkronisasi kebijakan penanggulangan kecelakaan lalu lintas yang melibatkan multi-sektor dan
lintas pemerintahan
 Mengefektifkan fungsi forum lalu lintas untuk penanganan kecelakaan lalu lintas

Sumber Pembiayaan Keselamatan Jalan


 Kontribusi sumber APBN masih rendah untuk keselamatan jalan
 Perlu alternatif dukungan sumber pembiayaan
 Dukungan bantuan Pemerintah Pusat seperti Pilot Project, pendampingan, dan bantuan
teknis

Dampak Kerugian Ekonomi (Economic Loss)


 Tingginya kerugian ekonomi pada dampak kecelakaan lalu lintas (2.9 – 3.1 % dari PDB)

Slide - 18 18
TANTANGAN KESELAMATAN JALAN
INDONESIA (2)
Tingginya Kecelakaan yang Melibatkan Sepeda Motor
 Jenis kendaraan yang paling sering terlibat kecelakaan lalu lintas (72%)
 Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat terhadap sepeda motor namun tidak
diimbangi dengan kepemilikan SIM

Tingginya Angka Kecelakaan Lalu Lintas di Daerah


 Sebagian besar kecelakaan lalu lintas terjadi di jalan Provinsi, Kabupaten, dan Kota (72%)
 Penentuan angka data kecelakaan lalu lintas sejak daerah maupun pusat perlu
menggunakan mekanisme yang lebih akutable dan memadai
 Belum adanya tim terpadu di setiap daerah atau puskesmas untuk respon cepat
penanganan pasca-kecelakaan

Faktor Penyebab Kecelakaan 90% Merupakan Human Error


 Perlu penerapan pendidikan berlalu lintas sejak usia dini, antara lain melalui modul
keselamatan berlalu lintas untuk setiap jenjang pendidikan
 Tingginya angka kecelakaan pada kelompok umur produktif (usia 16-30 tahun)

Slide - 19 19
DEFINISI TRANSPORTASI
Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) adalah tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman
terdiri dari transportasi jalan, transportasi kereta api, transportasi sungai, danau, dan penyeberangan,
transportasi laut serta transportasi pipa, yang masing-masing terdiri dari sarana dan prasarana, kecuali pipa,
yang saling berinteraksi dengan dukungan perangkat lunak dan perangkat pikir membentuk suatu sistem
pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien, berfungsi melayani perpindahan orang dan atau barang,
yang terus berkembang secara dinamis.
Tataran Transportasi Nasional (Tatranas) adalah tatanan transportasi yang berfungsi sebagai pedoman untuk
pengembangan jaringan prasarana dan jaringan pelayanan yang memfasilitasi perpindahan orang dan/atau
barang antarsimpul atau kota nasional dan dari simpul atau kota nasional ke luar negeri atau sebaliknya.
Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil) adalah tatanan transportasi yang berfungsi sebagai pedoman untuk
pengembangan jaringan prasarana dan jaringan pelayanan yang memfasilitasi perpindahan orang dan/atau
barang antarsimpul atau kota wilayah ke simpul atau kota nasional atau sebaliknya.
Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) adalah tatanan transportasi yang berfungsi sebagai pedoman untuk
pengembangan jaringan prasarana dan jaringan pelayanan yang memfasilitasi perpindahan orang dan/atau
barang antarsimpul atau kota lokal, dan dari atau kota lokal ke simpul atau kota wilayah, dan simpul atau kota
nasional terdekat atau sebaliknya, serta dalam kawasan perkotaan dan perdesaan.
Moda transportasi terdiri dari moda transportasi jalan, kereta api, sungai, danau dan penyeberangan, laut dan
udara, yang dapat membentuk jaringan transportasi, dengan karakteristik teknis yang berbeda, serta
pemanfaatannya disesuaikan dengan kondisi geografis daerah layanan.
Transportasi antarmoda adalah transportasi penumpang dan atau barang yang menggunakan lebih dari satu
moda transportasi dalam satu perjalanan yang berkesinambungan.
Transportasi multimoda adalah transportasi barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda
transportasi yang berbeda, atas dasar satu kontrak yang menggunakan Dokumen Transportasi Multimoda dari
suatu tempat barang diterima oleh operator transportasi multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk
DEFINISI SISTEM
Sistem adalah suatu kesatuan dari bagian-
bagian atau unsur-unsur yang saling
berhubungan sedemikian rupa sehingga
apabila salah satu bagian atau unsur
mengalami perubahan akan memberikan
dampak/pengaruh kepada bagian yang lain
bahkan kepada keseluruhan kesatuan.
DEFINISI TRANSPORTASI
Transportasi secara umum adalah usaha
pemindahan atau pergerakan suatu benda
dari suatu lokasi yang disebut lokasi awal
ke lokasi lain yang biasa disebut lokasi
tujuan dengan mempergunakan sarana
tertentu.
Objek yang akan dipindahkan mencakup
benda tak bernyawa seperti sumber alam,
hasil produksi, bahan mentah, dsb, dan
benda hidup seperti manusia, binatang dsb.
SISTEM TRANSPORTASI
SISTEM TRANSPORTASI ADALAH
KETERIKATAN DAN KETERKAITAN
ANTARA PENUMPANG, BARANG,
PRASARANA DAN SARANA YANG
BERINTERAKSI DALAM RANGKA
PERPINDAHAN ORANG ATAU BARANG
YANG TERCAKUP DALAM SUATU
TATANAN, BAIK SECARA ALAMI
MAUPUN BUATAN
TEKNIK TRANSPORTASI
Adalah penerapan dari teknologi dan prinsip-
prinsip ilmiah pada perencanaan fungsional,
operasi pengelolaan dari fasilitas-fasilitas alat
angkut ( jenis apa saja/semua jenis ) untuk
memungkinkan suatu pergerakan manusia dan
barang dengan aman, cepat, nyaman, mudah,
ekonomis dan sesuai lingkungan.
FUNGSI TRANSPORTASI
Fungsi Transportasi adalah menghubungkan
orang atau masyarakat dengan lahannya (land)

• Pergerakan Manusia : penting didaerah URBAN


• Pergerakan Barang : penting didaerah RURAL
MASALAH TRANSPORTASI
MASALAH TRANSPORTASI
MASALAH UTAMA SISTEM TRANSPORTASI
(LANG & WOHL)
Daerah yang harus direncanakan menyangkut ribuan
atau jutaan perjalanan penduduk dengan jumlah
angkutan yang berbeda-beda.
Dengan tersedianya beragam cara dalam teknologi
transportasi dengan beragam cara operasi atau harga,
terdapat banyak cara untuk merubah sistem
transportasi didaerah tersebut.
Tujuan yang hendak dicapai dengan peningkatan
sistem transportasi seringkali sukar didefinisikan
dengan angka dan dengan sendirinya tidak hanya
menyangkut soal waktu perjalanan seseorang.
TERIMA KASIH

You might also like