You are on page 1of 57

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

SEKT

OR KONTRUKSI
SUB SEKTOR SIPIL
JABATAN KERJA GEODETIC ENGINEER OF BUILDING

PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN


YANG TERKAIT JASA KONSTRUKSI

KODE UNIT KOMPETENSI:


F45 AMPI 01 001 01
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
SEKT

OR KONTRUKSI
SUB SEKTOR SIPIL
JABATAN KERJA GEODETIC ENGINEER OF BUILDING

PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN


YANG TERKAIT JASA KONSTRUKSI

KODE UNIT KOMPETENSI:


F45 AMPI 01 001 01
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

KATA PENGANTAR

Pengembangan sumber daya manusia di bidang jasa konstruksi bertujuan untuk


meningkatkan kompetensi sesuai standar kompetensi yang dipersyaratkan dengan bidang
kerjanya. Berbagai upaya ditempuh, baik melalui pendidikan formal, pelatihan secara
berjenjang sampai pada tingkat pemagangan di lokasi proyek atau kombinasi antara
pelatihan dan pemagangan, sehingga tenaga kerja mampu mewujudkan standar kinerja yang
dipersyaratkan di tempat kerja.

Untuk meningkatkan kompetensi tersebut, Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan


Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum yang merupakan salah satu institusi pemerintah
yang ditugasi untuk melakukan pembinaan kompetensi, secara bertahap menyusun standar-
standar kompetensi kerja yang diperlukan oleh masyarakat jasa konstruksi. Kegiatan
penyediaan kompetensi kerja tersebut dimulai dengan analisa kompetensi dalam rangka
menyusun suatu standar kompetensi kerja yang dapat digunakan untuk mengukur
kompetensi tenaga kerja di bidang jasa konstruksi yang bertugas sesuai jabatan kerjanya
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 1999, tentang Jasa
Konstruksi dan peraturan pelaksanaannya.

Penyusunan Modul Pelatihan (Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi) untuk jabatan kerja
Ahli Muda Perencana Irigasi mengacu kepada SKKNI Ahli Muda Perencana Irigasi, yang
dalam penjabarannya kepada program pelatihan tertuang pada Kurikulum Pelatihan Berbasis
Kompetensi (KPBK). Penyusunan KPBK dilakukan dengan mengindentifikasi Unit-unit
Kompetensi melalui analisis terhadap Kriteria Unjuk Kerja (KUK) yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang merupakan dasar rumusan penyusunan
kurikulum dan silabus pelatihan.

Modul ini merupakan salah satu sarana dasar yang digunakan dalam pelatihan sebagai
upaya memenuhi kompetensi standar seorang pemangku jabatan kerja seperti tersebut
diatas, sehingga dimungkinkan adanya tambahan materi-materi lainnya untuk lebih
meningkatkan kompetensi dari standar yang dipersyaratkan setiap jabatan kerja

Penyusunan modul ini melalui beberapa tahapan diantaranya Focus Group Discusion serta
Workshop yang melibatkan para nara sumber, praktisi, pemangku jabatan serta stakeholder.
Dengan keterbatasan pelibatan stakeholder terkait dalam proses penyusunan modul ini, dan
seiring dengan perkembangan dan dinamika teknologi konstruksi kedepan, maka tetap
diupayakan penyesuaian dan perbaikan secara berkelanjutan sejalan dengan
dilaksanakannya pelatihan dengan menggunakan modul ini dilapangan melalui respon
peserta pelatihan, instruktur , asesor serta semua pihak.

Pada kesempatan ini disampaikan banyak terimakasih kepada tim penyusun yang telah
mencurahkan segala kemampuannya sehingga dapat menyelesaikan modul ini, serta semua
pihak yang telah terlibat dalam penyusunan modul pelatihan ini.

Jakarta, Nopember 2012

PUSAT PEMBINAAN
KOMPETENSI DAN PELATIHAN
KONSTRUKSI

Judul Modul : Peraturan Perundang-undangan Yang Terkait Jasa


Konstruksi Halaman : i
Buku Informasi
 
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................. i
Daftar Isi ....................................................................................................................... 1

BAB I PENGANTAR ................................................................................................. 2


1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)........................... 2
1.2 Penjelasan Materi Pelatihan.................................................................. 2
1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini ............................................................ 3
1.4 Pengertian-pengertian / Istilah .............................................................. 4

BAB II STANDAR KOMPETENSI............................................................................... 6


2.1 Peta Paket Pelatihan ............................................................................ 6
2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi .................................................... 6
2.3 Unit Kompetensi yang Dipelajari .......................................................... 7

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ....................................................... 12


3.1 Strategi Pelatihan ................................................................................. 12
3.2 Metode Pelatihan ................................................................................. 13
3.3 Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan .......................................... 13

BAB IV PENERAPAN PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG


TERKAIT JASA KONSTRUKSI, DAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN
(SMK3L) .......................................................................................................... 20
4.1 Umum .................................................................................................. 20
4.2 Penerapan Peraturan dan perundang-undangan yang terkait
Jasa Konstruksi..................................................................................... 23
4.3 Penerapan Ketentuan SMK3L............................................................... 28
4.4 Penerapan Prinsip Ekosistem Dalam Sumber Daya Air (SDA).............. 47

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN


KOMPETENSI ................................................................................................ 53
5.1 Sumber Daya Manusia ......................................................................... 53
5.2 Sumber-sumber Perpustakaan ............................................................. 53
5.3 Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ...................................................... 54

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 1 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

BAB I

PENGANTAR

1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)


1.1.1 Pelatihan berbasis kompetensi.
Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang
menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar
kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja.
1.1.2 Kompeten ditempat kerja.
Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang
bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja
yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.

1.2 Penjelasan Materi Pelatihan


1.2.1 Desain materi pelatihan
Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan
Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri.
1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang
instruktur.
2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh
peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang
diperlukan dengan bantuan dari instruktur.

1.2.2 Isi Materi pelatihan


1) Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk instruktur maupun
peserta pelatihan.
2) Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat
setiap pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam Pelatihan Klasikal
maupun Pelatihan Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:
a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk
mempelajari dan memahami informasi.
b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor
pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan
dalam melaksanakan praktek kerja.

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 2 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

3) Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh instruktur untuk menilai jawaban
dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai
pernyataan keterampilan.
b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian
keterampilan peserta pelatihan.
c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk
mencapai keterampilan.
d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku
Kerja.
e. Petunjuk bagi instruktur untuk menilai setiap kegiatan praktek.
f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
1.2.3 Penerapan materi pelatihan
1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah:
a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta
pelatihan sebagai sumber pelatihan.
b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam
penyelenggaraan pelatihan.
d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban /
tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku
Kerja.
2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan
adalah:
a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.
b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja.
c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
d. Mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja.
e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh instruktur.

1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini


1.3.1 Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-
RCC)
Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang
bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang
berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan.
1.3.2. Persyaratan
Untuk mendapatkan pengakuan kompetensi terkini, seseorang harus
sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, yang diperoleh
melalui:

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 3 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan,


keterampilan dan sikap kerja yang sama atau
2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang
sama atau
3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan yang sama.

1.4 Pengertian-pengertian / Istilah


1.4.1 Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap,
pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh
dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau
penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu
pekerjaan/jabatan.
1.4.2 Standarisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta
menerapkan suatu standar tertentu.
1.4.3 Penilaian / Uji Kompetensi
Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui
perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta
keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan
membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang
dipersyaratkan.
1.4.4 Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk
mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas
pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian
unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.
1.4.5 Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja
yang ditetapkan.
1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat
menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang
pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam
rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur
pekerjaan di berbagai sektor.

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 4 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

1.4.7 Standar Kompetensi


Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus
dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang
didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan
unjuk kerja yang dipersyaratkan.
1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan
pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1.4.9 Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu
kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh
Lembaga Sertifikasi Profesi.
1.4.10 Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara
sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada
standar kompetensi nasional dan/ atau internasional.

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 5 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

BAB II

STANDAR KOMPETENSI

2.1 Peta Paket Pelatihan


Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Ahli
Muda Perencana Irigasi yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi
Menerapkan Peraturan dan Perundang-undangan yang terkait Jasa Konstruksi,
dan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan
(SMK3L) - Kode Unit F45 AMPI 01 001 01, sehingga untuk kualifikasi jabatan
kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari
materi pelatihan lainnya, yaitu:
 Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air
 Pengumpulan Data Perencanaan Irigasi
 Perencanaan Layout Daerah Irigasi
 Perencanaan Saluran dan Bangunan Irigasi
 Perencanaan Bangunan Utama (Bendung)
 Parameter Standar Penggambaran Irigasi
 Panduan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi
 Aplikasi Model Matematis Jaringan Irigasi

2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi


2.2.1 Unit Kompetensi
Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan
yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit
komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu
jabatan kerja tertentu.
2.2.2 Unit kompetensi yang akan dipelajari
Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini
adalah “Menerapkan Peraturan dan Perundang-undangan yang terkait
Jasa Konstruksi, dan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja
dan Lingkungan (SMK3L)”.
2.2.3 Durasi / waktu pelatihan
Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada
pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang
berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi
kompeten dalam melakukan tugas tertentu.
2.2.4 Kesempatan untuk menjadi kompeten
Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan
pertama, Instruktur akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih
yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 6 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level


yang diperlukan.
Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga)
kali.
2.3 Unit Kompetensi yang Dipelajari
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi
peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :
 mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
 mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.
 memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
 menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja
telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
2.3.1 Judul Unit
Menerapkan Peraturan dan Perundang-undangan yang terkait Jasa
Konstruksi, dan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (SMK3L)
2.3.2 Kode Unit
F45 AMPI 01 001 01
2.3.3 Deskripsi Unit
Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
yang diperlukan untuk menerapkan peraturan dan perundang-undangan
yang terkait jasa konstruksi, dan sistem manajemen keselamatan &
kesehatan kerja dan Lingkungan (SMK3L).
2.3.4 Kemampuan Awal
Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal SOP
perusahaan, komunikasi dan struktur organisasi perusahaan.

2.3.5 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria )

1. Mengaplikasikan 1.1 Peraturan dan perundang-undangan yang terkait


Peraturan dan dengan profesi perencana pada bidang jasa
perundang-undangan konstruksi diidentifikasi dengan cermat.
yang terkait Jasa 1.2 Ketentuan-ketentuan terkait dengan tugas
Konstruksi. perencanaan yang terdapat di peraturan dan
perundang -undangan disusun dalam suatu daftar.
1.3 Ketentuan-ketentuan yang terkait dengan tugas
perencanaan dilaksanakan dengan benar sesuai
ketentuan.

2. Mengaplikasikan 2.1 Ketentuan-ketentuan tentang SMK3L dalam


ketentuan SMK3L. perencanaan irigasi diidentifikasi secara cermat
dan benar.
2.2 Hasil studi analisis mengenai dampak lingkungan
(Amdal) yang ada pada wilayah sungai, digunakan

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 7 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria )


sesuai kebutuhan.
2.3 Rencana pengelolaan lingkungan (RKL) dalam
rencana pengelolaan SDA wilayah sungai,
dilaksanakan secara konsisten.
2.4 Rencana pemantauan lingkungan (RPL) dalam
rencana pengelolaan SDA wilayah sungai,
dilaksanakan secara konsisten.
3. Mengaplikasikan 3.1 Langkah-langkah ekosistem dalam pengelolaan
prinsip ekosistem SDA, disusun sesuai prosedur
dalam sumber daya air
3.2 Ekosistem dalam pengelolaan SDA, dilaksanakan
(SDA).
sesuai ketentuan
3.3 Prinsip ekosistem dalam pengelolaan SDA,
digunakan secara konsisten.

2.3.6 Batasan Variabel


1) Kontek Variabel
a. Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan
atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi
utamanya pada perencanaan irigasi.
b. Unit kompetensi ini diterapkan sebagai acuan dalam pelaksanaan
tugas perencanaan irigasi, meliputi:
(1) Ketentuan peraturan dan perundang-undangan terkait jasa
konstruksi.
(2) Ketentuan SMK3L yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
(3) Ketentuan tentang pengendalian lingkungan kerja.
(4) Ketentuan sistim manajemen mutu (SMM)
2) Perlengkapan dan Peralatan
a. Dokumen SMK3
b. Dokumen SML
c. Dokumen Peraturan dan perundang-undangan jasa konstruksi
d. Dokumen SMM
3) Tugas-tugas yang harus dilakukan :
a. Mengaplikasikan Peraturan dan perundang-undangan yang terkait
Jasa Konstruksi.
b. Mengaplikasikan ketentuan SMK3L.
c. Mengaplikasikan prinsip ekosistem dalam sumber daya air (SDA).
4) Materi dan peraturan-peraturan yang diperlukan :
a. Undang-undang tentang Jasa Konstruksi dan turunannya.
b. Undang-Undang tentang Ketenagakerjaan.

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 8 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

c. Undang-Undang tentang Lingkungan Hidup dan peraturan lainnya


terkait dengan pencegahan pencemaran lingkungan
d. Undang-Undang tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta
peraturanlainnya terkait dengan keselamatan kerja.
e. Permennakertrans tentang SMK3.
f. Permen LH tentang SML.
g. Peraturan-peraturan lain yang terkait dan berlaku.
2.3.7 Panduan Penilaian
1) Kondisi Pengujian
a. Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh
elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang
sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi
dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan
kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
b. Penilaian dapat dilakukan dengan cara : Tes tertulis, Tes lisan
(wawancara) dan atau Praktek/simulasi, Porto folio atau metode
lain yang relevan;
2) Penjelasan prosedur penilaian; Unit kompetensi yang harus dikuasi
sebelumnya dan yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi
ini serta unit-unit kompetensi yang terkait.
a. Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya, meliputi:
-
b. Kaitan dengan kompetensi lain:
(1) F45 AMPI 02 001 01 Menerapkan Prinsip-Prinsip
Pengelolaan Sumber Daya Air
(2) F45 AMPI 02 002 01 Mengumpulkan data
perencanaan irigasi
(3) F45 AMPI 02 003 01 Merencanakan Layout Daerah
Irigasi
(4) F45 AMPI 02 004 01 Merencanakan Saluran dan
Bangunan Irigasi
(5) F45 AMPI 02 005 01 Merencanakan Bangunan Utama
(Bendung)
(6) F45 AMPI 02 006 01 Menerapkan parameter standar
penggambaran Irigasi

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 9 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

(7) F45 AMPI 02 007 01 Menyusun Panduan Operasi dan


Pemeliharaaan Irigasi
berdasarkan Kriteria
Perencanaan
(8) F45 AMPI 03 001 01 Melakukan Aplikasi Model
Matematis jaringan irigasi

3) Pengetahuan yang dibutuhkan :


a. Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan bidang jasa
konstruksi, khususnya kegiatan perencanaan
b. Sistem Manajemen Mutu (SMM)
c. Sistem Manajemen K3L
d. Pengendalian lingkungan
e. SOP yang terkait dan diberlakukan.
4) Keterampilan yang dibutuhkan :
a. Menjelaskan peraturan dan perundang-undangan yang terkait
dengan pelaksanaan pekerjaan perencanaan irigasi
b. Menerapkan peraturan dan perundang-undangan yang terkait
dengan pelaksanaan pekerjaan, terutama K3L
c. Mengaplikasikan sistem manajemen mutu dalam perencanaan
irigasi
5) Aspek Kritis
Aspek kritis yang harus diperhatikan :
a. Kecermatan dalam mengidentifikasi dan menerapkan peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan kegiatan
perencanaan
b. Kecermatan mengidentifikasi dan menerapkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku terkait dengan SMK3L dalam
perencanaan irigasi
c. Kecermatan mengidentifikasi dan menerapkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku terkait dengan SMM dalam
perencanaan irigasi
d. Kecermatan mengidentifikasi dampak lingkungan yang mungkin
terjadi

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 10 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

2.3.8 Kompetensi kunci

No Kompetensi Kunci Tingkat

1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan


2
informasi

2. Mengomunikasikan informasi dan ide-ide 2

3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2

4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2

5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 2

6. Memecahkan masalah 2

7. Menggunakan teknologi 2

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 11 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

BAB III

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1 Strategi Pelatihan


Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan
pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh instruktur. Pada sistem ini peserta
pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri, artinya
bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan
Instruktur dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana
yang telah dibuat.
3.1.1 Persiapan / perencanaan
1) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap
belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi
proses belajar yang harus diikuti.
2) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh
berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah
dimiliki.
4) Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan.
3.1.2 Permulaan dari proses pembelajaran
1) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang
terdapat pada tahap belajar.
2) Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan yang telah dimiliki.
3.1.3 Pengamatan terhadap tugas praktek
1) Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh
instruktur atau orang yang telah berpengalaman lainnya.
2) Mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang kesulitan yang
ditemukan selama pengamatan.
3.1.4 Implementasi
1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
2) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan
praktek.
3) Mempraktekkan keterampilan baru yang telah diperoleh.
3.1.5 Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta
pelatihan

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 12 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

3.2 Metode Pelatihan


Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa
kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
3.2.1 Belajar secara mandiri
Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar
secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing.
Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan
disarankan untuk menemui instruktur setiap saat untuk
mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
3.2.2 Belajar berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang
bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar
berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan
kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi
antar peserta, instruktur dan pakar/ahli dari tempat kerja.
3.2.3 Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang
dilaksanakan oleh instruktur atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya
mencakup topik tertentu.

3.3 Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan


Rancangan pembelajaran materi pelatihan bertujuan untuk melengkapi hasil
analisis kebutuhan meteri pelatihan. Rancangan pembelajaran materi pelatihan
memberikan informasi yang bersifat indikatif yang selanjutnya dapat dijadikan oleh
instruktur sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran (session
plan) yang lebih operasional dan yang lebih bersifat strategis untuk membantu
para peserta pelatihan mencapai unit kompetensi yang merupakan tugasnya
sebagai instruktur.
Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan sebagai berikut:
Unit Kompetensi : Menerapkan Peraturan dan perundang-undangan yang terkait jasa konstruksi,
dan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja serta Lingkungan
(SMK3L)
Elemen Kompetensi 1 : Mengaplikasikan Peraturan dan perundang-undangan yang terkait Jasa
Konstruksi
Jam
Kriteria Unjuk Metode Sumber/
Tujuan Tahapan Pelajara
No Kerja/Indikator Pelatihan yang Referensi yang
Pembelajaran Pembelajaran n
Unjuk Kerja Disarankan Disarankan
Indikatif
1.1 Peraturan dan Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan 1. Undang- 10 menit
perundang- pembelajaran 2. Diskusi tentang undang
undangan yang sesi ini, peser- peraturan tentang Jasa
terkait dengan ta dapat perundang- Konstruksi
profesi Mengidentifika undangan dan
perencana pada si Peraturan yang terkait turunannya.
bidang jasa dan dengan profesi 2. Undang-
konstruksi perundang- sebagai Undang
diidentifikasi undangan perencana tentang

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 13 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Jam
Kriteria Unjuk Metode Sumber/
Tujuan Tahapan Pelajara
No Kerja/Indikator Pelatihan yang Referensi yang
Pembelajaran Pembelajaran n
Unjuk Kerja Disarankan Disarankan
Indikatif
dengan cermat yang terkait 2. Menjelaskan Ketenagakerj
1. Dapat dengan profesi tata cara aan.
menjelaskan perencana pemilahan 3. Undang-
peraturan dan pada bidang pasal yang Undang
perundang- jasa konstruksi terdapat dalam tentang
undangan yang dengan cermat perundang- Keselamatan
terkait dengan undangan dan
profesi sebagai yang terkait Kesehatan
perencana dengan profesi Kerja serta
2. Mampu sebagai peraturanlain
memilah pasal perencana nya terkait
yang terdapat 3. Menjelaskan dengan
dalam tata cara keselamatan
perundang- pengidentifikas kerja
undangan yang ian Peraturan
terkait dengan perundang-
profesi sebagai undangan
perencana yang terkait
dengan profesi
sebagai
perencana
1.2 Ketentuan- Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelasakan 1. Undang- 10 menit
ketentuan terkait pembelajaran 2. Diskusi tentang undang
dengan tugas sesi ini, peser- pemilihan tentang Jasa
perencanaan ta mampu ketentuan- Konstruksi
yang terdapat di Menyusun ketentuan dan
peraturan dan Ketentuan- terkait dengan turunannya.
perundang - ketentuan tugas 2. Undang-
undangan terkait dengan perencanaan Undang
disusun dalam tugas 2. Menjelaskan tentang
suatu daftar perencanaan tentang Ketenagakerj
1. Mampu yang terdapat ketentuan- aan.
memilih di peraturan ketentuan 3. Undang-
ketentuan- dan terkait dengan Undang
ketentuan terkait perundang - tugas tentang
dengan tugas undangan perencanaan Keselamatan
perencanaan dalam suatu 3. Menjelaskan dan
yang terdapat di daftar tentang tata Kesehatan
peraturan dan cara Kerja serta
perundang – pembuatan peraturanlain
undangan daftar nya terkait
2. Dapat ketentuan- dengan
menjelaskan ketentuan keselamatan
ketentuan- terkait dengan kerja
ketentuan terkait tugas
dengan tugas perencanaan
perencanaan 4. Menjelaskan
yang terdapat di tentang tata
peraturan dan cara
perundang - penyusunan
undangan ketentuan-
3. Mampu ketentuan
membuat daftar terkait dengan
ketentuan- profesi
ketentuan terkait perencana
dengan tugas
perencanaan
yang terdapat di
peraturan dan
perundang –
undangan

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 14 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Jam
Kriteria Unjuk Metode Sumber/
Tujuan Tahapan Pelajara
No Kerja/Indikator Pelatihan yang Referensi yang
Pembelajaran Pembelajaran n
Unjuk Kerja Disarankan Disarankan
Indikatif
1.3 Ketentuan- Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan 1. Undang- 10 menit
ketentuan yang pembelajaran 2. Diskusi tata cara undang
terkait dengan sesi ini, peser- penerapan tentang Jasa
tugas ta mampu ketentuan- Konstruksi
perencanaan Melaksanakan ketentuan dan
dilaksanakan Ketentuan- terkait dengan turunannya.
dengan benar ketentuan tugas 2. Undang-
sesuai ketentuan yang terkait perencanaan Undang
1. Mampu dengan tugas 2.Menjelaskan tentang
menerapkan perencanaan tentang Ketenagakerj
ketentuan- dengan benar konsekwensi aan.
ketentuan yang sesuai jika mengikuti 3. Undang-
terkait dengan ketentuan ketentuan- Undang
tugas ketentuan tentang
perencanaan terkait dengan Keselamatan
2. Dapat tugas dan
menjelaskan perencanaan Kesehatan
konsekwensi 3.Menjelaskan Kerja serta
yang harus tentang peraturanlain
diterima, jika pemakaian nya terkait
mengindahkan ketentuan- dengan
ketentuan- ketentuan keselamatan
ketentuan yang terkait dengan kerja
terkait dengan tugas
tugas perencanaan
perencanaan
Diskusi:
Dilakukan setelah selesai penjelasan atau ceramah untuk setiap materi yang diajarkan

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 15 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Unit Kompetensi : Menerapkan Peraturan dan perundang-undangan yang terkait jasa konstruksi,
dan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja serta Lingkungan
(SMK3L)
Elemen Kompetensi 2 : Mengaplikasikan ketentuan SMK3L
Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
2.1 Ketentuan- Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelaskan 1. Undang- 5 menit
ketentuan tentang pembelajaran 2. Diskusi tentang Undang
SMK3L dalam sesi ini, peser- pengertian tentang
Perencanaan ta dapat SMK3L dalam Keselamatan
irigasi diidentifikasi Mengidentifikasi Perencanaan dan
secara cermat dan Ketentuan- irigasi Kesehatan
benar ketentuan 2. Menjelaskan Kerja serta
1. Dapat tentang SMK3L tentang tata peraturanlainn
mejelaskan dalam cara ya terkait
pengertian SMK3L Perencanaan pengidentifikasi dengan
dengan cermat irigasi secara an peraturan keselamatan
dan benar cermat dan dan perundang- kerja.
2. Mampu benar undangan yang 2.
mengidentifikasi terkait dengan Permennakert
peraturan dan SMK3L secara rans tentang
perundang- cermat SMK3.
undangan yang 3. Menjelaskan
berkaitan dengan tentang tujuan
SMK3L secara penerapan
cermat SMK3L dalam
3. Dapat perencanaan
menjelaskan irigasi
tujuan penerapan 4. Menjelaskan
SMK3L dalam tentang tata
perencanaan cara
irigasi pengidentifikasi
an ketentuan-
ketentuan
SMK3L dalam
Perencanaan
irigasi secara
cermat

2.2 Hasil studi analisis Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelaskan 1. Undang- 15 menit
mengenai dampak pembelajaran 2. Diskusi tentang Undang
lingkungan sesi ini, peser- pengertian tentang
(Amdal) yang ada ta dapat amdal Lingkungan
pada wilayah Menggunakan 2. Menjelaskan Hidup dan
sungai, digunakan hasil studi tentang hasil peraturan
sesuai kebutuhan analisis studi dampak lainnya terkait
1. Dapat mengenai lingkungan dengan
menjelaskan dampak pada wilayah pencegahan
pengertian amdal lingkungan sungai pencemaran
2. Dapat (Amdal) yang 3. Menjelaskan lingkungan
menjelaskan hasil ada pada tentang tata 2. Permen LH
studi dampak wilayah sungai, cara tentang SML
lingkungan pada sesuai pengidentifikasi
wilayah sungai. kebutuhan an hasil studi
3. Mampu analisis
mengidentifikasi mengenai
hasil studi analisis dampak
mengenai lingkungan
dampak pada wilayah
lingkungan pada sungai

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 16 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
wilayah sungai
2.3 Rencana Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelaskan 1. Undang- 15 menit
pengelolaan pembelajaran 2. Diskusi tentang Undang
lingkungan (RKL) sesi ini, peser- pengertian tentang
dalam rencana ta dapat rencana Lingkungan
pengelolaan SDA Melaksanakan pengelolaan Hidup dan
wilayah sungai, Rencana lingkungan peraturan
dilaksanakan pengelolaan (RKL) dalam lainnya terkait
secara konsisten lingkungan rencana dengan
1. Dapat (RKL) dalam pengelolaan pencegahan
menjelaskan rencana SDA wilayah pencemaran
pengertian pengelolaan sungai lingkungan
rencana SDA wilayah 2. Menjelaskan 2. Permen LH
pengelolaan sungai, secara tujuan rencana tentang SML
lingkungan (RKL) konsisten pengelolaan
dalam rencana lingkungan
pengelolaan SDA (RKL) dalam
wilayah sungai rencana
2. Dapat pengelolaan
menjelaskan SDA wilayah
tujuan rencana sungai
pengelolaan 3. Menjelaskan
lingkungan (RKL) tata cara
dalam rencana penerapan
pengelolaan SDA rencana
wilayah sungai pengelolaan
3. Mampu lingkungan
mengaplikasikan (RKL) dalam
rencana rencana
pengelolaan pengelolaan
lingkungan (RKL) SDA wilayah
dalam rencana sungai
pengelolaan SDA
wilayah sungai
secara konsisten
2.4 Rencana Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan 1. Undang- 15 menit
pemantauan pembelajaran 2. Diskusi tentang Undang
lingkungan (RPL) sesi ini, peser- pengertian tentang
dalam rencana ta dapat rencana Lingkungan
pengelolaan SDA Melaksanakan pemantauan Hidup dan
wilayah sungai, Rencana lingkungan peraturan
dilaksanakan pemantauan (RPL) dalam lainnya terkait
secara konsisten lingkungan rencana dengan
1. Dapat (RPL) dalam pengelolaan pencegahan
menjelaskan rencana SDA wilayah pencemaran
pengertian pengelolaan sungai lingkungan
rencana SDA wilayah 2. Menjelaskan 2. Permen LH
pemantauan sungai, secara tujuan rencana tentang SML
lingkungan (RPL) konsisten pemantauan
dalam rencana lingkungan
pengelolaan SDA (RPL) dalam
wilayah sungai rencana
2. Dapat pengelolaan
menjelaskan SDA wilayah
tujuan rencana sungai
pemantauan 3. Menjelaskan
lingkungan (RPL) tata cara
dalam rencana penerapan RPL
pengelolaan SDA dalam rencana
wilayah sungai pengelolaan
3. Mampu SDA wilayah

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 17 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
menerapkan RPL sungai
dalam rencana
pengelolaan SDA
wilayah sungai
Diskusi:
Dilakukan setelah selesai penjelasan atau ceramah untuk setiap materi yang diajarkan

Unit Kompetensi : Menerapkan Peraturan dan perundang-undangan yang terkait jasa konstruksi,
dan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja serta Lingkungan
(SMK3L)
Elemen Kompetensi 3 : Mengaplikasikan prinsip ekosistem dalam sumber daya air (SDA)
Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
3.1 Langkah-langkah Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelaskan 1. Undang- 15 menit
ekosistem dalam pembelajaran 2. Diskusi tentang Undang
pengelolaan sesi ini, peser- pengertian tentang
SDA, disusun ta mampu ekosistem Lingkungan
sesuai prosedur Menyusun dalam Hidup dan
1. Dapat Langkah- pengelolaan peraturan
menjelaskan langkah SDA lainnya terkait
pengertian ekosistem 2. Menjelaskan dengan
ekosistem dalam dalam langkah- pencegahan
pengelolaan SDA pengelolaan langkah pencemaran
2. Dapat SDA, sesuai ekosistem lingkungan
menjelaskan prosedur dalam 2. Permen LH
langkah-langkah pengelolaan tentang SML.
ekosistem dalam SDA 3. Peraturan-
pengelolaan SDA 3. Menjelaskan peraturan lain
3. Mampu tata cara yang terkait
mengidentifikasi pengidentifikasi dan berlaku
langkah-langkah an langkah-
ekosistem dalam langkah
pengelolaan SDA ekosistem
dalam
pengelolaan
SDA

3.2 Ekosistem dalam Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelaskan 1. Undang- 15 menit


pengelolaan pembelajaran 2. Diskusi cara Undang
SDA, sesi ini, peser- mengaplikasika tentang
dilaksanakan ta mampu n ekosistem Lingkungan
sesuai ketentuan Melaksanakan dalam Hidup dan
1. Dapat Ekosistem pengelolaan peraturan
menjelaskan dalam SDA lainnya terkait
cara pengelolaan 2. Menjelaskan dengan
mengaplikasikan SDA, sesuai tujuan pencegahan
ekosistem dalam ketentuan penerapan pencemaran
pengelolaan SDA ekosistem lingkungan
2. Dapat dalam 2. Permen LH
menjelaskan pengelolaan tentang SML.
tujuan penerapan SDA 3. Peraturan-
ekosistem dalam 3. Menjelaskan peraturan lain
pengelolaan SDA tata cara yang terkait
3. Mampu menerapkan dan berlaku

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 18 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
mengaplikasikan ekosistem
ekosistem dalam dalam
pengelolaan SDA pengelolaan
sesuai ketentuan SDA sesuai
ketentuan

3.3 Prinsip Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelaskan 1. Undang- 15 menit


ekosistem dalam pembelajaran 2. Diskusi prinsip Undang
pengelolaan sesi ini, peser- ekosistem tentang
SDA, digunakan ta mampu dalam Lingkungan
secara konsisten Menggunakan pengelolaan Hidup dan
1. Dapat prinsip SDA peraturan
menjelaskan ekosistem 2. Menjelaskan lainnya terkait
prinsip ekosistem dalam tata cara dengan
dalam pengelolaan menerapkan pencegahan
pengelolaan SDA SDA, secara prinsip pencemaran
2. Mampu konsisten ekosistem lingkungan
menerapkan dalam 2. Permen LH
prinsip ekosistem pengelolaan tentang SML.
dalam SDA secara 3. Peraturan-
pengelolaan SDA konsisten peraturan lain
secara konsisten yang terkait
dan berlaku
Diskusi:
Dilakukan setelah selesai penjelasan atau ceramah untuk setiap materi yang diajarkan

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 19 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

BAB IV

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3-LH)

4.1 Umum

4.1.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil
karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan
pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja.

Menurut Permen PU No.9 Tahun 2008, definisi K3 adalah Keselamatan dan


Kesehatan Kerja dengan pengertian pemberian perlindungan kepada setiap
orang yang berada di tempat kerja, yang berhubungan dengan pemindahan
bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan
lingkungan sekitar tempat kerja.

K3 tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri.
Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan
konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula
meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja. Hal tersebut juga
mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah
terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis
kecelakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang
dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-
pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami perubahan
menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau
buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan
dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai
dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama. Untuk mengantisipasi
permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah peraturan perundangan-
undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pengganti
peraturan sebelumnya yaitu Veiligheids Reglement, STBl No.406 tahun 1910
yang dinilai sudah tidak memadai menghadapi kemajuan dan perkembangan
yang ada.

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 20 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang


keselamatan kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja,
baik di darat, didalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara, yang
berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

Undang-undang tersebut juga mengatur syarat-syarat keselamatan kerja


dimulai dari perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran,
perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan
penyimpanan bahan, barang produk tekhnis dan aparat produksi yang
mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun pada


pelaksaannya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena
terbatasnya personil pengawasan, sumber daya manusia K3 serta sarana
yang ada. Oleh karena itu, masih diperlukan upaya untuk memberdayakan
lembaga-lembaga K3 yang ada di masyarakat, meningkatkan sosialisasi dan
kerjasama dengan mitra sosial guna membantu pelaksanaan pengawasan
norma K3 agar terjalan dengan baik.

Identifikasi peraturan dan persyaratan lainnya harus dicatatat/direkam


kedalam Form Identifikasi dan Evaluasi Pemenuhan Peraturan Perundangan
K3.

Tabel 1. Contoh identifikasi peraturan perundangan terkait K3


PERATURAN PERUNDANGAN Issued By : Approved By :
TENTANG LINGKUNGAN HIDUP
DAN
KESESUAIANNYA DENGAN KONDISI USAHA Title : Title :
Kesesuaian
No No Peraturan Judul
Y T Catatan
I. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
Aturan keselamatan dan kesehatan
1 UU No.1 Tahun 1970 Keselamatan dan Kesehatan Kerja X
kerja bagi Perusahaan
PERMENAKER
2 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja X
NO.PER.05/MEN/1996 Aturan Pemerintah tentang SMK 3
KEP. MENAKER Pelaksanaan Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Keputusan Menaker untuk audit
3 X
NO.KEP.19/MEN/BW/97 Kesehatan Kerja SMK3
KEP.MENAKER
4 Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja X
NO.KEP96/M/BW/97 Sidak pelaksanaan K3 di perusahaan
PERMENAKER NO.PER-
5 Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja X
04/MEN/1995 Penunjukan jasa K3 oleh Disnaker
Instruksi kepada KaKandepnaker
INSTRUKSI MENAKER Pengaw asan dan Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja seluruh Indonesia untuk melakukan
6 X
NO.INST.05/M/RW/96 pada kegiatan Konstruksi Bangunan pengaw asan kegiatan konstruksi
bangunan
Hak bagi pekerja atas jaminan
7 KEPRES NO.22 TAHUN 1993 Penyakit yang timbul akibat hubungan kerja X
kesehatan kerja

8 UU No.3 TAHUN 1992 Jaminan sosial Tenaga Kerja X Kew ajiban keikutsertaan Jamsostek

Besarnya Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Penggantian biaya


9 KEPRES NO.28 TAHUN 1988 X
Assuransi Sosial Tenaga Kerja pengobatan/peraw atan
Pelaporan kejadian kecelakaan oleh
PERMENAKER
10 Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan X perusahaan kepada Disnaker
NO.PER.03/MEN/1998
setempat
SK DIRJEN PEMBINAAN
HUBUNGAN IINDUSTRIAL DAN
Perintah kepada DISNAKER dalam
PENGAWASAN
11 Cara pengisian formulir laporan dan analisis statistik kecelakaan X pemeriksaan kecelakan mengacu
KETENAGAKERJAAN
kepada UU
DEPNAKER RI
NO.KEP.84/BW/1998
KEP MENAKER Penunjukan PT(PERSERO) sucofindo sebagai audit sistem Penunjukan badan audit oleh
12 x
NO.KEP.103/MEN/1997 Menajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemerintah

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 21 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Tabel 2. Contoh form identifikasi dan evaluasi pemenuhan peraturan


perundangan terkait K3
PT xxxx yyyyy zzzzzzz
QUALITY FORM
IDENTIFIKASI DAN EVALUASI PEMENUHAN PERATURAN PERUNDANGAN K3
IDENTIFICATION AND EVALUATION OF OHS LEGAL COMPLIANCE

Kesesuaian
No Peraturan Judul Aplikasi Pasal/Ayat Isi Tidak/
Ya
Belum
A K3 Umum dan SMK3
1 UU No.1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja A Pasal 8 Point 1 : Pengurus diwajibkan memeriksakan x
kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan
fisik dan tenaga kerja yang akan diterimanya
maupun akan dipindahkan sesuai dcngan sifat-sifat
pekerjaan yang diberikan padanya
Point 2 : Pengurus diwajibkan memeriksa semua x
tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya,
secara berkala pada Dokter yang ditunjuk oleh
pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur
Pasal 9 Point 1 : pengurus diwajibkan menunjukan dan
menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang :

a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang x


dapat timbul dalam tempat kerja

b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan x


yang diharuskan dalam tempat kerja
c. Cara-cara dan sikap yang aman dalam bekerja x

Point 2 : Pengurus hanya dapat memperkerjakan x


tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin
bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami
syarat-syarat tersebut diatas
Point 3 : Pengurus diwajibkan menyelenggarakan x
pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada
dibawah pimpinannya, dalam pencegahan
kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta
peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja,
pula dalam pemberian pertolongan pertama pada
kecelakaan
Pasal 13 Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat x
kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk,
keselamatan kerja dan memakai alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan
Pasal 14 a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat x
kerja yang dipimpinnya, semua syarat-syarat
keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai
undang-undang ini dan semua peraturannya yang
berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada
tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja
2 Permenakertrans R.I. No. Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan A pasal 2 (1) Menteri Tenaga Kerja Atau Pejabat yang x
Per.02/MEN/1992 Wewenang Ahli Keselamatan dan ditunjuk berwenang menunjuk ahli keselamatan
Kesehatan Kerja dan kesehatan kerja pada tempat kerja dengan
kriteria tertentu dan pada perusahaan yang
memberikan jasa di bidang keselamatan dan
kesehatan kerja.

(2) Kriteria tertentu sebagaimana di maksud dalam


ayat (1) adalah :
a. Suatu tempat kerja dimana pengurus
memperkerjakan tenaga kerja lebih dari 100 orang
b. Suatu tempat kerja dimana pengurus
memperkerjakan tenaga kerja kurang dari 100
orang akan tetapi menggunakan bahan, proses alat
dan atau instalasi yang besar resiko bahaya
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

Catatan:
UU : Undang – Undang
PP : Peraturan Pemerintah
KEPRES : Keputusan Presiden
KEPMEN LH : Keputusan Menteri Lingk ungan Hidup
KEPMENAKER : Keputusan Menteri Tenaga Kerja
PERDA : Peraturan Daerah
SK : Surat Keputusan
JAKPINDUM : Jak sa Muda Tindak Pidana Umum
MENKES : Menteri Kesehatan

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 22 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

4.1.2 Lingkungan Hidup (LH)


Pengertian Lingkungan menurut Encyclopaedia of science & technology
(1960) adalah “Sejumlah kondisi di luar dan mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan organisme”. Sedangkan menurut Encyclopaedia Americana
(1974) adalah “Pengaruh yang ada di atas/ sekeliling organisme”, dan
menurut A.L. Slamet Riyadi (1976) lingkungan didefinisikan sebagai “Tempat
pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta
segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dpt diduga
ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu”.

Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain.

4.2 Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang Terkait Jasa Konstruksi


Sektor jasa konstruksi mempunyai peranan yang penting dalam pertumbuhan
ekonomi negara sehingga menyadari akan hal tersebut maka sudah selayaknya
kehadiran Undang-undang Jasa Konstruksi sangat dibutuhkan guna mengatur dan
memberdayakan jasa konstruksi nasional.

Hal inilah yang menyebabkan pemerintah berinisiatif menyusun konsep awal


Undang-Undang Jasa Konstruksi pada tahun 1988 dan selanjutnya bersama
asosiasi jasa konstruksi secara berkesinambungan meneruskan konsep awal
Rancangan Undang-Undang Jasa Kontruksi yang selanjutnya diubah dan
disempurnakan hingga akhirnya dapat dibahas di Dewan Perwakilan Rakyat dan
selesai pada tanggal 22 April 1999. Untuk menjamin kualitas dari pekerjaan Jasa
Konstruksi, maka panduan dalam melaksanakan manajemen organisasi yang
mengarah pada perencanaan, penerapan, pengendalian, pemeliharaan dan
peningkatan bagi pencapaian kinerja telah diatur dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor: 04/PRT/M/2009 Tentang Sistem Manajemen Mutu
(SMM).

4.2.1 Peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan profesi


perencana
Undang-Undang Jasa konstruksi No.18 Tahun 1999 terdiri atas 12 Bab, 46
Pasal dan 117 Ayat disertai Penjelasannya.

Undang-undang tentang Jasa Konstruksi ini menjadi landasan untuk


menyesuaikan ketentuan yang tercantum dalam peraturan perundang-
undangan lainnya yang terkait yang tidak sesuai. Undang-undang ini
mempunyai hubungan komplementaritas dengan peraturan perundang-
undangan lainnya, antara lain:
Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang
terkait Jasa Konstruksi Halaman: 23 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

1. Undang-undang yang mengatur tentang keselamatan kerja;


2. Undang-undang yang mengatur tentang wajib daftar perusahaan;
3. Undang-undang yang mengatur tentang perindustrian;
4. Undang-undang yang mengatur tentang ketenagalistrikan;
5. Undang-undang yang mengatur tentang kamar dagang dan industri;
6. Undang-undang yang mengatur tentang kesehatan kerja;
7. Undang-undang yang mengatur tentang usaha perasuransian;
8. Undang-undang yang mengatur tentang jaminan sosial tenaga kerja;
9. Undang-undang yang mengatur tentang perseroan terbatas;
10. Undang-undang yang mengatur tentang usaha kecil;
11. Undang-undang yang mengatur tentang hak cipta;
12. Undang-undang yang mengatur tentang paten;
13. Undang-undang yang mengatur tentang merek;
14. Undang-undang yang mengatur tentang pengelolaan lingkungan hidup;
15. Undang-undang yang mengatur tentang ketenagakerjann;
16. Undang-undang yang mengatur tentang perbankan;
17. Undang-undang yang mengatur tentang perlindungan konsumen;
18. Undang-undang yang mengatur tentang larangan praktek monopoli dan
persaingan usaha tidak sehat;
19. Undang-undang yang mengatur tentang arbitrase dan alternatif pilihan
penyelesaian sengketa;
20. Undang-undang yang mengatur tentang penatuan ruang.

Diharapkan dengan adanya Undang-Undang Jasa konstruksi dapat:


1. Memberikan arah pertumbahan dan perkembangan jasa konstruksi
nasional untuk mewujudkan struktur usaha yang kokoh, andal, berdaya
saing tinggi, dan hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas.
2. Mewujudkan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang menjamin :
a. kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa
dalam hal hak dan kewajiban
b. dipenuhinya ketentuan yang berlaku
c. mewujudkan peran masyarakat di bidang jasa konstruksi.

Sehubungan dengan banyaknya pasal untuk setiap undang-undang yang


ada, maka perlu dilakukan pemilahan pasal yang terdapat dalam perundang-
undangan yang terkait dengan profesi sebagai perencana.

Sebagai contoh di dalam UU Nomor 18 Tahun 1999 Jasa Konstruksi, dalam


Pasal 1 disebutkan Perencanaan konstruksi adalah penyedia jasa orang
perorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di
bidang perencanaan jasa konstruksi yang mampu mewujudkan pekerjaan
dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan atau bentuk fisik lain.

Kemudian dalam Pasal 9 ayat (1) bahwa Perencana konstruksi dan


pengawas konstruksi orang perseorangan harus memiliki sertifikat keahlian,
Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang
terkait Jasa Konstruksi Halaman: 24 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

sertifikat tersebut menunjukkan, bahwa pemilik sertifikat telah memiliki


kompetensi sebagai perencana atau pengawas konstruksi.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2000


tentang Usaha Dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi Usaha yang dimaksud
dengan jasa konstruksi mencakup jenis usaha, bentuk usaha, dan
bidang usaha jasa konstruksi.

Masing-masing bidang usaha yang dimaksud tersebut secara detail


ditetapkan dalam Pasal 7, PP 28 Tahun 2000 antara lain meliputi:
a) bidang pekerjaan arsitektural yang meliputi antara lain arsitektur
bangunan berteknologi sederhana, arsitektur bangunan berteknologi
menengah, arsitektur bangunan berteknologi tinggi, arsitektur ruang
dalam bangunan (interior), arsitektur lansekap, termasuk perawatannya;

b) bidang pekerjaan sipil yang meliputi antara lain jalan dan jembatan, jalan
kereta api, landasan, terowongan, jelan bawah tanah, saluran drainase
dan pengendalian banjir, pelabuhan, bendung/bendungan, bangunan
dan jaringan pengairan atau prasarana sumber daya air, struktur
bangunan gedung, geoteknik, konstruksi tambang dan pabrik,
termasuk perawatannya, dan pekerjaan penghancuran bangunan
(demolition),

c) bidang pekerjaan mekanikal yang meliputi antara lain instalasi tata


udara/AC, instalasi minyak/gas/geotermal, instalasi industri, isolasi
termal dan suara, konstruksi lift dan eskalator, perpipaan, termasuk
perawatannya;

d) bidang pekerjaan elektrikal yang meliputi antara lain instalasi


pembangkit, jaringan transmisi dan distribusi, instalasi listrik, sinyal dan
telekomunikasi kereta api, bangunan pemancar radio, telekomunikasi
dan sarana bantu navigasi udara dan laut, jaringan telekomunikasi,
sentral telekomunikasi, instrumentasi, penangkal petir, termasuk
perawatannya;

e) bidang pekerjaan tata lingkungan yang meliputi antara lain


penataan perkotaan/planologi, analisa dampak lingkungan, teknik
lingkungan, tata lingkungan lainnya, pengembangan wilayah, bangunan
pengolahan air bersih dan pengolahan limbah, perpipaan air bersih
dan perpipaan limbah, termasuk perawatannya.

Dalam pelaksanaannya, sesuai Pasal 9 PP 28Tahun 2000, maka setiap


usaha orang perseorangan dan atau badan usaha jasa konsultasi
perencanaan dan atau jasa konsultasi pengawasan konstruksi hanya
dapat melakukan layanan jasa perencanaan dan layanan jasa
Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang
terkait Jasa Konstruksi Halaman: 25 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

pengawasan pekerjaan konstruksi sesuai dengan klasifikasi dan kualifikasi


yang ditetapkan oleh Lembaga.

Dengan adanya berbagai peraturan dan perundangan yang yang terkait


dengan profesi perencana dan jasa konstruksi, maka perlu adanya
kecermatan dan ketelitian dalam mengidentifikasi setiap peraturan dan
perundang-undangan yang terkait dengan profesi perencana.

4.2.2 Ketentuan-Ketentuan terkait dengan tugas perencanaan


Tujuan dilakukannya pembuatan daftar ketentuan-ketentuan terkait dengan
tugas perencanaan yang terdapat di peraturan dan perundang-undangan,
diantaranya adalah untuk mamahami secara mendalam tentang tugas dan
kewajiban seorang perencana dalam melakukan kegiatannya.

Sebagai contoh, baik pengawas konstruksi maupun perencana konstruksi


wajib memiliki sertifikat keahlian. Kepemilikan sertifikat kompetensi keahlian
untuk pekerjaan konstruksi terhadap seorang perencana tersurat pada UU
No. 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi Pasal 9 ayat 1.

Ketentuan lain terkait dengan tugas perencanaan disebutkan dalam Pasal 26,
ayat 1 UUJK, bahwa jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan
karena kesalahan perencana atau pengawas konstruksi, dan hal tersebut
terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka perencana atau
pengawas konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai dengan bidang profesi
dan dikenakan ganti rugi. Hal ini menunjukkan tugas dan tanggung jawab
perencana atau pengawas konstruksi.

Sedangkan dalam Pasal 5 PP 28 Tahun 2000, dinyatakan bahwa Lingkup


layanan jasa perencanaan pekerjaan konstruksi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (2) dapat terdiri dari:
a. survei;
b. perencanaan umum, studi makro, dan studi mikro;
c. studi kelayakan proyek, industri, dan produksi;
d. perencanaan teknik, operasi, dan pemeliharaan;
e. penelitian.

Lingkup layanan jasa pengawasan pekerjaan konstruksi sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) dapat terdiri dari jasa:
a. pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
b. pengawasan keyakinan mutu dan ketepatan waktu dalam proses
pekerjaan dan hasil pekerjaan konstruksi.

Lingkup layanan jasa perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan


secara terintegrasi dapat terdiri dari jasa:
a. rancang bangun;
Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang
terkait Jasa Konstruksi Halaman: 26 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

b. perencanaan, pengadaan, dan pelaksanaan terima jadi;


c. penyelenggaraan pekerjaan terima jadi.

Pengembangan layanan jasa perencanaan dan atau pengawasan


lainnya dapat mencakup antara lain jasa:
a. manajemen proyek;
b. manajemen konstruksi;
c. penilaian kualitas, kuantitas, dan biaya pekerjaan.

Dalam prakteknya, diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam menyusun


ketentuan-ketentuan yang terkait dengan profesi perencana. Hal ini penting
dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam mengimplementasikan
SOP yang ditetapkan.

4.2.3 Penerapan ketentuan-ketentuan yang terkait dengan tugas perencanaan


Untuk bisa menerapkan ketentuan-ketentuan yang terkait dengan tugas
perencanaan, maka seorang perencana harus memahami isi dari tiap pasal
yang ada dalam perundang-undangan beserta penjelasannya. Cara lain yang
bisa diterapkan adalah dengan mengikuti berbagai macam pelatihan yang
terkait dengan profesi sebagai perencana sehingga memperoleh kompetensi
keahlian tertentu.

Sebagai indikasi bahwa seorang perencana mampu menerapkan ketentuan-


ketentuan yang terkait dengan tugas perencanaan, diantaranya ditunjukkan
dengan memiliki sertifikat kompetensi keahlian (SKA).

Konsekuensi yang harus diterima jika tidak mengindahkan ketentuan-


ketentuan yang terkait dengan tugas perencanaan sangat serius dan perlu
diperhatikan dengan baik oleh para perencana. Sebagai contoh, berdasarkan
PP nomor 28 tahun 2000, Pasal 43 ayat 1, dinyatakan Perencanaan
pekerjaan konstruksi yang tidak memenuhi ketentuan keteknikan dan
Kegagalam bangunan dikenakan sanksi pidana minimal 5 tahun atau dendan
5 % dari nilai kontrak.

Terkait Sertifikasi Keterampilan Kerja dan Sertifikasi Keahlian Kerja, seperti


telahdiatur dalam Bab III Pasal 15 PP nomor 28 Tahun 2000, dinyatakan
bahwa:
a. Tenaga kerja konstruksi harus mengikuti sertifikasi keterampilan kerja
atau sertifikasi keahlian kerja yang dilakukan oleh Lembaga, yang
dinyatakan dengan sertifikat.
b. Sertifikat keterampilan kerja diberikan kepada tenaga kerja terampil
yang telah memenuhi persyaratan berdasarkan disiplin keilmuan dan
atau keterampilan tertentu.

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 27 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

c. Sertifikat keahlian kerja diberikan kepada tenaga kerja ahli yang


telah memenuhi persyaratan berdasarkan disiplin keilmuan dan atau
kefungsian dan atau keahlian tertentu.
d. Sertifikat keterampilan kerja dan sertifikat keahlian kerja secara berkala
diteliti/ dinilai kembali oleh Lembaga.
e. Pelaksanaan sertifikasi dapat dilakukan oleh asosiasi profesi atau
institusi pendidikan dan pelatihan yang telah mendapat akreditasi dari
Lembaga.

Oleh karena itu perlu kecermatan dan ketaatan terhadap penggunaan


ketentuan-ketentuan yang terkait dengan tugas perencanaan, sehingga tidak
akan terjadi kesalahan prosedur seperti contoh di atas.

4.3 Penerapan Ketentuan SMK3L


Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)
merupakan rangkaian proses pekerjaan yang mempunyai siklus yang dimulai dari
suatu perencanaan, dilanjutkan dengan aplikasi, pemantauan terhadap aplikasi dan
peninjauan kembali terhadap perencanaan yang telah dibuat.

Menurut Permen PU No.9 Tahun 2008, Sistem Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang selamat,
aman, efisien dan produktif.

Dengan adanya SMK3L ini diharapkan terdapat perpaduan yang serasi antara
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan pekerjaan administrasi di atas meja.

4.3.1 Ketentuan-ketentuan tentang SMK3L dalam perencanaan irigasi


Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SM-
K3L) adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi
struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur,
proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3L dalam rangka
pengendalian resiko.

Terdapat beberapa peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan


dengan SMK3L, diantaranya:
a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja ;
b. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan ;
c. Permenaker No. Per 01/MEN/1985 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja ;
d. Permenaker No.Per.05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut ;
Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang
terkait Jasa Konstruksi Halaman: 28 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

e. Surat Keputusan bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan


Umum tentang Keselamatan Kerja Pada Tempat Kegiatan Konstruksi
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 09/Per/M/2008 Tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum

Tujuan penerapan SMK3L dalam perencanaan irigasi, diantaranya:


a. Sistem pengeloaan penerapan K3L yang dilakukan secara terstruktur
dan berkelanjutan sehingga mampu mencegah terjadinya kecelakaan
kerja dan dan dampak ligkungan akibat adanya kegiatan konstruksi.
b. mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja

perlunya kecermatan, dan ketelitian dalam mengidentifikasi ketentuan-


ketentuan SMK3L dalam Perencanaan irigasi.

4.3.2 Hasil studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan


Amdal adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/
atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yg diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/ atau
kegiatan.

Berikut ini merupakan beberapa hasil studi dampak lingkungan pada wilayah
sungai, antara lain: terjadinya sedimentasi di bagian hilir akibat adanya erosi
di bagian hulu, menurunnya kualitas air di bagian hilir akibat pencemaran
atau polutan yang masuk ke sungai di bagian hulu, dan sebagainya.

Contoh bagaimana cara mengidentifikasi hasil studi analisis mengenai


dampak lingkungan pada wilayah sungai adalah sebagai berikut:
Pengelolaan DAS dijalankan berdasarkan prinsip kelestarian sumberdaya
(resources sustainability) yang menyiratkan keterpaduan antara prinsip
produktifitas dan konservasi sumberdaya (sustainabilty = productivity +
conservation of resources) di dalam mencapai beberapa tujuan pengelolaan
DAS, yaitu :
a. terjaminnya penggunaan sumberdaya alam yang lestari, seperti hutan,
satwa liar, dan lahan pertanian;
b. tercapainya keseimbangan ekologis lingkungan sebagai sistem
penyangga kehidupan;
c. terjaminnya jumlah dan kualitas air yang baik sepanjang tahun;
d. mengendalikan aliran permukaan dan banjir;
e. mengendalikan erosi tanah, dan proses degradasi lahan lainnya

Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL), merupakan sebuah aturan kajian


atau konsekuensi tentang pengambilan keputusan terhadap penyelengaraan
usaha terhadap lingkungan atau proyek-proyek tertentu seperti konstruksi
bangunan atau pengoperasian pabrik , yang telah menjadi metode yang
Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang
terkait Jasa Konstruksi Halaman: 29 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

semakin umum dan berguna untuk menentukan kelayakan lingkungan dari


suatu proyek. Meskipun format agak berbeda dari organisasi ke organisasi,
peningkatan peraturan pemerintah menuntut penyelesaian AMDAL dapat
menetapkan persyaratan tertentu untuk penilaian yang telah menghasilkan
serangkaian praktik terbaik dan alat umum untuk AMDAL yang paling efektif.

Checklist amdal terhadap dampak lingkungan gedung merupakan cara untuk


menganalisa mengenai dampak di seluruh lingkungan gedung yang
merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan gedung itu sendiri dari aktivitas manusia. Adapun dari
contoh checklist secara umum di buat dapat anda lihat di bawah ini :

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 30 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Contoh Lembar Checklist Amdal Gedung

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 31 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 32 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 33 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Rekap dari checklist diatas, selanjutnya bisa digunakan untuk analisis guna
menentukan hasil mengenai studi AMDAL dalam suatu pekerjaan.

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 34 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Secara umum, perlu adanya kecermatan, ketelitian dan ketaatan terhadap


hasil studi analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) yang ada pada
wilayah sungai/ perencanaan suatu perkejaan.

4.3.3 Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dalam rencana pengelolaan


SDA wilayah sungai
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) adalah suatu upaya pengelolaan
komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat
dari adanya suatu usaha dan/atau kegiatan.

Tujuan diadakannya suatu RKL dalam rencana pengelolaan SDA wilayah


sungai adalah:
a. Menghindari atau mencegah dampak negative dari lingkungan hidup
melalui pemilihan atas alternative, tata letak lokasi dan rancang bangun
proyek
b. Menanggulangi, meminalisasi atau mengendalikan dampak negative
yang timbul disaat usah dan/atau kegiatan beroperasi, maupun hingga
saat berakhir
c. Meningkatkan dampak positif agar memberikan manfaat yang lebih besar
baik kepada pemrakarsa maupun pihak lai, terutama masyarakat yang
turut menikmati dampak positif tersebut.
d. Memberikan pertimbangan ekonomi lingkungan sebagai dasar untuk
memberikan kompetensi atas sumber daya yang tidak dapat pulih, hilang
atau rusak sebagai akibat dari suatu usaha dan atau kegiatan

Salah satu cara mengaplikasikan rencana pengelolaan lingkungan (RKL)


dalam rencana pengelolaan SDA wilayah sungai, adalah: menghindari atau
mencegah dampak negatif dari lingkungan hidup melalui pemilihan atas
alternatif, tata letak lokasi dan rancang bangun proyek.

Berdasarkan dokumen RKL, selanjutnya diwujudkan dalam bentuk pelaporan


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL). Berikut ini disajikan contoh
matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) pada pekerjaan
Rekonstruksi Ruas Jalan Blang Glumpang-Bantayan, sebagai referensi.

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 35 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 36 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 37 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 38 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 39 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 40 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 41 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Berdasarkan contoh pengisian matriks UKL di atas, maka perlu adanya


kecermatan, ketelitian dan konsisten dalam menerapkan rencana
pengelolaan lingkungan (RKL) pada rencana pengelolaan SDA wilayah
sungai maupun rencana kerja yang lain.

4.3.4 Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dalam rencana pengelolaan


SDA wilayah sungai
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) adalah suatu upaya pemantauan
komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat
dari adanya suatu usaha dan/atau kegiatan.

Tujuan dari suatu RPL adalah memahami fenomena-fenomena yang terjadi


pada berbagai tingkatan, mulai dari tingkat proyek sampai ke tingkat kawasan
atau bahkan regional, tergantung pada skala keacuhan terhadap masalah
yang dihadapi.

Salah satu contoh penerapan RPL dalam rencana pengelolaan SDA wilayah
sungai, adalah pemantauan dilakukan pada sumber penyebab dampak dan
atau terhadap komponen/parameter lingkungan hidup yang terkena dampak.
Misalnya berubahnya tata guna lahan.

Berdasarkan dokumen RPL, selanjutnya diwujudkan dalam bentuk pelaporan


Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL). Berikut ini disajikan contoh
matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UPL) pada pekerjaan
Rekonstruksi Ruas Jalan Blang Glumpang-Bantayan, sebagai referensi.

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 42 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 43 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 44 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 45 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 46 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Berdasarkan contoh pengisian matriks UKL di atas, maka perlu adanya


kecermatan, ketelitian dan konsisten dalam menerapkan rencana
pemantauan lingkungan (RPL) pada rencana pengelolaan SDA wilayah
sungai maupun pada rencana kerja yang lain.

4.4 Penerapan Prinsip Ekosistem dalam Sumber Daya Air (SDA)


Menurut Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004, sumber daya air adalah air, sumber
air, dan daya air yang terkandung di dalamnya. Pengertian ekosistem dalam
pengelolaan SDA. Sedangkan Pengelolaan sumber daya air adalah upaya
merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan
konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian
daya rusak air.

Komponen ekosistem dalam pengelolaan SDA, antara lain meliputi:


a. manusia,
b. hewan,
c. vegetasi,
d. tanah,
e. iklim, dan
f. air

Masing‐masing komponen ekosistem tersebut memiliki sifat yang khas dan


keberadaannya tidak berdiri‐sendiri, namun berhubungan dengan komponen
lainnya membentuk kesatuan sistem ekologis (ekosistem).

4.4.1 Langkah-langkah ekosistem dalam pengelolaan SDA


Keseimbangan ekosistem akan terjamin apabila kondisi hubungan timbal
balik antar komponen berjalan dengan baik dan optimal. Kualitas interaksi
antar komponen ekosistem terlihat dari kualitas output ekosistem tersebut. Di
dalam DAS kualitas ekosistemnya secara fisik terlihat dari besarnya erosi,
aliran permukaan, sedimentasi, fluktuasi debit, dan produktifitas lahan.

Prinsip keberlanjutan (sutainability) menjadi acuan dalam mengelola DAS,


dimana fungsi ekologis, ekonomi, dan sosial‐budaya dari
sumberdaya‐sumberdaya (resources) dalam DAS dapat terjamin secara
berimbang (balance).

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden nomor 33 Tahun 2011


tentang Kebijakan Nasional Pengelolaan Sumber Daya Air, maka kebijakan
strategis dalam pengelolaan sumber daya air secara nasional untuk periode
20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2030
setidaknya SDA terdiri dari:
a. kebijakan umum;
b. kebijakan peningkatan konservasi sumber daya air secara terus
menerus;
Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang
terkait Jasa Konstruksi Halaman: 47 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

c. kebijakan pendayagunaan sumber daya air untuk keadilan dan


kesejahteraan masyarakat;
d. kebijakan pengendalian daya rusak air dan pengurangan dampak;
e. kebijakan peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam
pengelolaan sumber daya air; dan
f. kebijakan pengembangan jaringan sistem informasi sumber daya air
dalam pengelolaan sumber daya air nasional terpadu.

Kebijakan umum terdiri dari :


1. Peningkatan Koordinasi dan Keterpaduan Pengelolaan Sumber Daya Air.
Strategi untuk mewujudkan kebijakan ini adalah sebagai berikut :
a. Menata ulang tugas pokok dan fungsi lembaga yang terkait dengan
pengelolaan sumber daya air untuk meningkatkan efektifitas koordinasi
dan keterpaduan program lintas sektor, paling lambat 1 (satu) tahun
setelah Jaknas SDA ditetapkan;
b. Menyelesaikan penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
selambatlambatnya pada Tahun 2015 di semua wilayah sungai sesuai
dengan kewenangannya;
c. Meningkatkan efektifitas fungsi dan peran koordinasi Dewan Sumber
Daya
b. Air Nasional dalam rangka mengoptimalkan sinergi dan keselarasan
program
c. antarsektor, antarwilayah, dan antarpemilik kepentingan;
d. Membentuk dewan sumber daya air provinsi oleh pemerintah provinsi
selambat-lambatnya pada akhir Tahun 2011, serta memfasilitasi agar
dapat berfungsi secara optimal;
e. Membentuk dan mengefektifkan fungsi Tim Koordinasi Pengelolaan
Sumber Daya Air (TKPSDA) di wilayah sungai strategis nasional, paling
lambat 1 (satu) tahun setelah Keputusan Presiden tentang Penetapan
Wilayah Sungai ditetapkan;
f. Membentuk dan mengefektifkan fungsi TKPSDA di wilayah sungai lintas
kabupaten/kota dengan intensitas permasalahan tinggi oleh pemerintah
provinsi, paling lambat 1 (satu) tahun setelah Keputusan Presiden
tentang Penetapan Wilayah Sungai ditetapkan; dan
g. Memberikan dukungan sumber daya untuk memperkuat peran TKPSDA
wilayah sungai terhadap sinkronisasi program dan anggaran lintas sektor,
lintas provinsi dan lintas kabupaten/kota.

2. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Budaya Terkait Air.


Strategi untuk mewujudkan kebijakan ini adalah sebagai berikut :
a. Membangkitkan dan membangun etika serta budaya masyarakat yang
menjunjung tinggi nilai dan manfaat air melalui pendidikan formal dan
nonformal oleh pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha;

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 48 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian dan pengembangan


teknologi dalam bidang sumber daya air serta menerapkan hasil-hasilnya
dengan meningkatkan alokasi dana;
c. Meningkatkan jaringan kerja sama penelitian dan pengembangan
teknologi dalam bidang sumber daya air antarlembaga pemerintah,
lembaga nonpemerintah, perguruan tinggi, lembaga penelitian tingkat
nasional dan internasional;
d. Memfasilitasi pengurusan Hak Atas Kekayaan Intelektual bagi penemuan
ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi terkait bidang sumber daya air;
dan
e. Menginventarisasi dan mengevaluasi keberadaan hak ulayat masyarakat
hukum adat atas sumber daya air sebagai dasar untuk pengukuhan
dalam bentuk peraturan perundang-undangan paling lambat 2 (dua)
tahun setelah Jaknas SDA ditetapkan.

3. Peningkatan Pembiayaan Pengelolaan Sumber Daya Air


Strategi untuk mewujudkan kebijakan ini adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan sistem, instrumen, dan kelembagaan pembiayaan
pengelolaan sumber daya air, yang berasal dari anggaran pemerintah;
b. Meningkatkan kontribusi dunia usaha dan masyarakat dalam
pengelolaan sumber daya air;
c. Meningkatkan hasil penerimaan dari biaya jasa pengelolaan sumber daya
air dari penerima manfaat secara bertahap untuk membiayai pengelolaan
sumber daya air paling lambat 2 (dua) tahun setelah Jaknas SDA
ditetapkan; dan
d. Memanfaatkan hasil penerimaan biaya jasa pengelolaan sumber daya air
secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkesinambungan.

4. Peningkatan Pengawasan dan Penegakan Hukum


Strategi untuk mewujudkan kebijakan ini adalah sebagai berikut :
a. Mewujudkan sistem pengawasan dalam pelaksanaan ketentuan
pengelolaan sumber daya air dengan melibatkan peran masyarakat,
paling lambat 2 (dua) tahun setelah Jaknas SDA ditetapkan; dan
b. Mempercepat pembentukan Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS) dalam penegakan hukum bidang sumber daya air pada setiap
wilayah sungai paling lambat 2 (dua) tahun setelah Jaknas SDA
ditetapkan.

Sedangkan untuk penjelasan 5 (lima) kebijakan yang lain, dapat dlihat dalam
Lampiran Peraturan Presiden nomor 33 Tahun 2011 tentang Kebijakan
Nasional Pengelolaan Sumber Daya Air.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka perlu adanya kecermatan dalam


menyusun langkah-langkah ekosistem pengelolaan SDA, termasuk
pengembangan atau pembangunan suatu daerah irigasi.
Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang
terkait Jasa Konstruksi Halaman: 49 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

4.4.2 Pelaksanaan ekosistem dalam pengelolaan SDA


Cara mengaplikasi ekosistem dalam pengelolaan SDA, yaitu:
a. Pengelolaan DAS mencoba menyeimbangkan tujuan ekonomi
sumberdaya alam dengan tujuan konservasi dalam suatu kawasan DAS.
b. Tujuan produksi menitikberatkan untuk mengoptimumkan pendapatan
dan produksi, sedangkan
c. tujuan konservasi lebih menekankan pada upaya meminimalkan
terjadinya degradasi sumberdaya alam

Salah satu tujuan penerapan ekosistem dalam pengelolaan SDA, adalah


untuk memastikan bahwa prinsip keberlanjutan (sutainability) menjadi acuan
dalam mengelola DAS, dimana fungsi ekologis, ekonomi, dan sosial‐budaya
dari sumberdaya‐sumberdaya (resources) dalam DAS dapat terjamin secara
berimbang (balance).

Contoh bagaimana cara mengaplikasikan ekosistem dalam pengelolaan SDA


sesuai ketentuan, antara lain bagaimana melihat hubungan antara bagian
hulu dan hilir dari suatu Daerah Aliran Sungai (DAS).

Keterkaitan antara bagian hulu dengan hilir diantaranya adalah :


a. bagian hulu mengatur aliran air yang dimanfaatkan oleh penduduk di
bagian hilir,
b. erosi yang terjadi di bagian hulu menyebabkan sedimentasi dan banjir di
hilir, dan
c. bagian hilir umumnya menyediakan pasar bagi hasil pertanian dari
bagian hulu.

Dalam perencanaan suatu daerah irigasi, sebagai bagian dari kegiatan


pengelolaan SDA, maka dalam pelaksanaannya harus disertai dengan
kegiatan studi kelayakan.

Studi kelayakan untuk pembangunan daerah irigasi pengelolaan sumber daya


air dituangkan dalam dokumen studi kelayakan yang paling sedikit memuat:
a. analisis kondisi topografi untuk tapak rencana bendungan, jalan akses,
quarry dan borrow area, penyimpanan material, tempat pembuangan
galian, dan daerah genangan;
b. analisis geologi yang berkaitan dengan tapak bendungan, lokasi material
bahan bendungan dan daerah genangan;
c. analisis hidrologi daerah tangkapan air;
d. analisis kependudukan di daerah tapak bendungan dan rencana
genangan serta daerah penerima manfaat bendungan;
e. analisis sosial, ekonomi, dan budaya pada daerah tapak bendungan dan
rencana genangan serta daerah penerima manfaat bendungan;
f. analisis kelayakan teknis, ekonomis termasuk umur layan bendungan,
dan lingkungan untuk setiap alternatif rencana bendungan;
Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang
terkait Jasa Konstruksi Halaman: 50 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

g. rencana bendungan yang paling layak dipilih;


h. pra-desain bendungan yang paling layak dipilih; dan
i. rencana penggunaan sumber daya air.

Studi kelayakan tersebut dilakukan melalui kegiatan survei dan investigasi.


Kegiatan survei dan investigasi yang dimaksud, dilakukan untuk
mengumpulkan data dan informasi mengenai topografi, kondisi geologi,
hidrologi, hidroorologi, tutupan vegetasi, erositivitas, kependudukan, sosial,
ekonomi, dan budaya. Kegiatan survei dan investigasi tersebut harus
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dengan demikian perlu adanya kecermatan, ketelitian dan ketaatan terhadap


ketentuan ekosistem dalam setiap kegiatan pengelolaan SDA.

4.4.3 Prinsip ekosistem dalam pengelolaan SDA


Prinsip keberlanjutan (sutainability) menjadi acuan dalam mengelola DAS,
dimana fungsi ekologis, ekonomi, dan sosial‐budaya dari
sumberdaya‐sumberdaya (resources) dalam DAS dapat terjamin secara
berimbang (balance).

Cara penerapan prinsip ekosistem dalam pengelolaan SDA secara konsisten;


Pengelolaan DAS dijalankan berdasarkan prinsip kelestarian sumberdaya
(resources sustainability) yang menyiratkan keterpaduan antara prinsip
produktifitas dan konservasi sumberdaya (sustainabilty = productivity +
conservation of resources) di dalam mencapai beberapa tujuan pengelolaan
DAS, yaitu :
a. terjaminnya penggunaan sumberdaya alam yang lestari, seperti hutan,
hidupan liar, dan lahan pertanian;
b. tercapainya keseimbangan ekologis lingkungan sebagai sistem
penyangga kehidupan;
c. terjaminnya jumlah dan kualitas air yang baik sepanjang tahun;
d. mengendalikan aliran permukaan dan banjir;
e. mengendalikan erosi tanah, dan proses degradasi lahan lainnya

Terkait dengan pembangunan daerah irigasi sebagai bagian dari pengeloaan


SDA, maka perlu juga diperhatikan beberapa prinsip tentang ekosistem.
Dalam perencanaan pembangunan suatu daerah irigasi, harus memenuhi
beberapa prinsip yang sedikitnya memuat:
a. identitas pembangun daerah irigasi;
b. lokasi daerah irigasi yang akan dibangun;
c. maksud dan tujuan pembangunan daerah irigasi;
d. jenis dan tipe daerah irigasi yang akan dibangun;
e. ketentuan hak dan kewajiban; dan
f. jangka waktu berlakunya izin.

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 51 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

Perencanaan pembangunan suatu kawasan irigasi secara umum meliputi


kegiatan berikut:
a. studi kelayakan;
b. penyusunan desain; dan
c. studi pengadaan tanah.

Perencanaan pembangunan suatu daerah irigasi harus disusun dengan


memperhatikan:
a. kondisi sumber daya air;
b. keberadaan masyarakat;
c. benda bersejarah;
d. daya dukung lingkungan hidup; dan
e. rencana tata ruang wilayah.

Dalam prakteknya, perencanaan pembangunan daerah irigasi harus


dilakukan semacam pertemuan konsultasi publik. Hal ini diperlukan sebagai
salah satu media untuk sosialisasi kepada masyarakat. Perencanaan
pembangunan daerah irigasi disusun dengan mengacu pada norma, standar,
pedoman, dan manual yang telah ditetapkan.

Dengan demikian sangat diperlukan konsistensi dan tanggung jawab dalam


menjalankan prinsip ekosistem pada setiap kegiatan pengelolaan SDA.

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 52 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

BAB V

SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN


KOMPETENSI

5.1 Sumber Daya Manusia


5.1.1 Instruktur
Instruktur dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran instruktur adalah
untuk :
1) Membantu peserta untuk merencanakan proses belajar.
2) Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap belajar.
3) Membantu peserta untuk memahami konsep dan praktek baru dan
untuk menjawab pertanyaan peserta mengenai proses belajar.
4) Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
5) Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
6) Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika
diperlukan.

5.1.2 Penilai
Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di
tempat kerja. Penilai akan :
1) Melaksanakan penilaian apabila peserta telah siap dan
merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan
peserta.
2) Menjelaskan kepada peserta mengenai bagian yang perlu untuk
diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan
peserta.
3) Mencatat pencapaian / perolehan peserta.
5.1.3 Teman kerja / sesama peserta pelatihan
Teman kerja /sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber
dukungan dan bantuan. Peserta juga dapat mendiskusikan proses
belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang
berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan
belajar/kerja dan dapat meningkatkan pengalaman belajar peserta.

5.2 Sumber-sumber Kepustakaan ( Buku Informasi )


5.2.1 Sumber pustaka penunjang pelatihan
Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung
proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan
materi pelatihan ini.
Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :
Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang
terkait Jasa Konstruksi Halaman: 53 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 01 001 01

 Buku referensi (text book)/ buku manual servis


 Lembar kerja
 Diagram-diagram, gambar
 Contoh tugas kerja
 Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk
membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada
suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam pelatihan Berbasis Kompetensi mendorong
kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam
suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk
menggunakan sumber-sumber alternatif lain yang lebih baik atau jika
ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar
ini tidak tersedia/tidak ada.

5.2.2 Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan:


Judul : Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan di
Indonesia
Pengarang/Peng- : Imam Syahputra Tunggal SH, CN, LLM
himpun Drs. Amin Widjaja Tunggal Ak, MBA
Penerbit : Harvarindo, Jakarta
Tahun terbit : 2003

Judul : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32


Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Pengarang :-
Penerbit :-
Tahun terbit : 2009

5.3 Daftar Bahan


5.3.2 Bahan yang dibutuhkan:
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
2) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi;
3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja;
4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang
Sumber Daya Air;

Judul Modul: Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang


terkait Jasa Konstruksi Halaman: 54 dari 54
Buku Informasi Edisi: 1-2012

You might also like