You are on page 1of 47

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PT Chevron Indonesia Company (CICo ) di


Kalimantan Timur, Indonesia

by: Rizky Dwiyana Putri (21060115083021)


SEJARAH PERUSAHAAN
Kegiatan Chevron Indonesia Company dibelah oleh
delta mahakam sebagai batas imajiner, menja
di 2 daerah utama: Utara dan selatan dan West Sen
o, trayek laut dalam diselat Makassar. Didaerah ope
rasi utara, Chevron Indonesia Company mengopera
sikan lapangan–lapangan Attaka, Melahi, Kerin
dingan, Serang dan West Sono, serta terminal Sa
ntan. Sedangkan di daerah operasi selatan mengel
ola lapangan Sepinggan dan Yakin, Terminal
Lawe – Lawe dan Base Camp, pusat logistik pena
SEJARAH PERUSAHAAN
Chevron Indonesia Company memiliki 3 lapangan
utama yaitu lapangan Attaka, Sepinggan dan Yaki
n dan West Seno. Terletak disebelah selatan delt
a mahakam, lapangan Sepinggan dan Yakin telah
memproduksikan minyak dan gas selama 30 tahu
n. Sepinggan mulai beroperasi pada bula
n april 1975, dan mencapai puncak produksinya
pada tahun 1981 dengan produksi sebyak 26.000
BPOD. Yakin mulai memproduksi setahun kemudi
an dan mencapai produksi sebanyak 13,000 BPO
SEJARAH PERUSAHAAN
Terminal Lawe – lawe merupakan tempat pengum
pulan minyak dari lapangan Sepinggan dan Yakin
yang kemudian diekspor dengan menggunak
an tangker atau dialirkan melalui pipa kepenyuling
an Pertamina di Balikpapan.
Location Balikpapan Bay , Sumber : Chevron Dok
umen, Tahun 2008)
SISTEM MANAJEMEN K3L
Sistem manajemen K3L yang diterapkan di Chevro
n Indonesia Company dalam mencapai pela
ksanaan proyek yang sukses yaitu sehat, aman da
n selamat bagi karyawan, klien, masyarakat dan li
ngkungan dimana Chevron Indonesia Company b
eroperasi serta untuk mencapai Zero Accident, mak
a Chevron Indonesia Company telah menerapakan
suatu manajemen di bidang Kesehatan Keselamat
an Kerja dan Lingkungan yang berlandaska
n pada kebijakan dasar.
SISTEM MANAJEMEN K3
Tujuh elemen kunci sebagai dasar penerapan kesel
amatan pekerjaan dikenal dengan Fundamental Saf
e Work Practice (FSWP). Sistem FSWP telah diran
cang dan dilaksanakan untuk meningkatakan kepat
uhan terhadap program dasar keselamatan kerj
a serta kegiatan-kegiatan dan untuk memastikan b
ahwa kita semua telah menyelesaikan pekerjaan
dengan selamat terdiri dari tiga program utama yait
u:
1.Pelatihan dan program penilaian kemampuan FS
WP untuk mendapatkan tingkat pengeta
huan standar para supervisor, karyawan dan kontr
aktor.
2.Program Penilaian berkala untuk memantau da
n memperbaiki kepatuhan dan kinerja pada pe
laksanaan FSWP.
3.Melakukan proses konsekuensi untuk meningkat
kan perilaku aman dan mengurangi pelanggara
n pada pelaksanaan FSWP
MANAJEMEN K3
Hal-hal yang menyangkut FSWP
1. Access Control
Merupakan sebuah buku yang mana bertujuan un
tuk mengetahui siapa saja yang memasuki suatu
area, dari bagian atau perusahaan mana orng itu ber
asal, serta tujuan orang tersebut memasuki area ters
ebut.
MANAJEMEN K3
2.Work Permit
Setiap karaywan harus memahami semua standa
r dan prosedur untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan bidangnya masing-masing. Tujuan d
ari izin kerja aman ini adalah untuk mengkomuni
kasikan dan mengkoordinasikan kondisi-kondisi ba
haya maupun persyaratan khusus serta pertangg
ung jawaban atas pekerjaan yang akan dilakukan. I
zin kerja diterapkan disemua kegiatan fisik yang me
ngakibatkan kecelakaan berdampak pada kes
MANAJEMEN K3
3.PPE (Personal Protective Equipment)
PPE adalah alat perlindungan yang digunakan u
ntuk melindungi karyawan dari hazard (bahaya) ya
ng dihasilkan oleh proses industry yang secara pr
aktek dan ergonomic tidak dapat dihilangkan denga
cara Engineering dan Administrative control. Chevro
n menjamin kualitas dan standarisasi PPE yang d
igunakan pada pekerjaan rutin di lokasi khusuny
a di Terminal Santan. Para supervisor bertanggung j
awab untuk meastikan bahwa setiap karyawan di ba
Sedangkan para karyawan juga bertanggung jawab
untuk menggunakan PPE dengan benar, melakukan
perawatan serta mengetahui standarisasi PPE yang
ada. PPE minimal yang harus digunakan jika melaku
kan kegiatan pekerjaan di Terminal Lawe-Lawe
adalah sebagai berikut :
MANAJEMEN K3
. Pelindung Kepala
Setiap karyawan harus menggunak
an pelindung kepala sesuai dengan s
tandarisasi Chevron yaitu sesuai d
engan standar ANSI ( American Nasion
al Standard Institut) Z89.1. Pengg
unaan jika sedang bekerja pada l
okasi kerja atau mengerjakan pekerjaa
n konstruksi.
MANAJEMEN K3

Pelindung Mata
Alat pelindung mata harus digunakan di are
a kerja yang ditentukan seperti area prose
s,production,bengkel dan sedang bekerja d
engan potensi bahaya partikel berterbanga
n, bahan kimia,radiasi atau pekerjaan laind
apat membahayakan mata. Setiap pek
erja harus menggunakan pelindung mata
sesuai standarisasi yang telah ditetapkan o
MANAJEMEN K3
. Pelindung Kaki
Pelindung kaki harus digunakan di lokasi
kerja yang telah ditentukan seperti lokasi
proses, produksi, bengkel atau lokasi lain
nya yang berpotensi adanya bahaya bend
a jatuhmenggelinding atau sengatan listrik
. Pelindung kaki yang digunkan harus me
ngacu kepada standarisasi yang dig
unakan oleh Chevron serta standar AN
SI Z41 edisi terakhir dan Europian Stan
MANAJEMEN K3
Pelindung Pendengaran
Pelindung pendengaran harus digunakan
bila berada didaerah yang harus men
aikkan volume suara bila berkomun
ikasi dengan orang lain pada jarak satu l
engan atau ± 45 cm. Pelindung pendenga
ran juga harus digunakan jika be
kerja dilokasi dengan tingkat ke
bisingan lebih dari 85 dB atau sesuai d
MANAJEMEN K3
. Sarung Tangan
Sarung tangan (hand glove) digunakan u
ntuk melindungi tangan dari bahaya che
mical maupun fisik. Sarung tangan t
idak boleh digunakan pada saat mengop
erasikan mesin-mesin berputar seperti g
ergaji, gerinda atau mesin lain yang dap
at menjerat sarung tangan tersebut.
MANAJEMEN K3
Alat Pelindung Diri Untuk Pernafasan
Karyawan harus dilindungi dari paparan part
ikel-partikel
berterbangan seperti abu, kabut, asap, uap
dan gas memakai alat bantu pernapasan(re
spirator). Pemantauan polusi udara dapat di
lakukan secara berkala dilingkungan kerja
menggunakan unit pengambilan contoh udar
a.Respirator yang digunakan harus sesu
MANAJEMEN K3
Pakaian Tahan Api (Fire Retardant Clothin
g)
Pakaian kerja tahan api harus digunakan
di area Santan Terminal oleh setiap Kary
awan,ini dimaksudkan jika terjadi bahaya k
ebakaran setiap karayawan dipastikan tela
h menggunkan pakaian tahan api. Pa
kaian tahan api yang digunakan harus s
esuai dengan standarisasi yang telah
ditetapkan oleh Chevron.
LOTO (Log Out – Tag Out)
Merupakan peralatan pengaman, jika suat
u peralatan rusak atau tidak bisa digunaka
n maka diberi tanda,tanda ini yang bergun
a sebagai peralatan pengaman. Dalam p
emasangan LOTO harus mengikuti prose
dur yang telah ditetapkan seperti super
visor harus memeriksa LOTO dalam kead
aan standar sebelum izin kerja ditandatan
gani,pemasangan LOTO harus sesuai d
engan peralatan yang akan di aman
. Hazcom (Hazard Communication) dan MSDS (Material Safety Data Sheet)

Hazcom merupakan suatu program Chevron


dalam komunikasi bahaya untuk mendukung progra
m ini maka Chevron melakukan beberapa hal sep
erti pelatihan karyawan,pemasangan label disetiap p
eralatan yang menimbulkan bahaya, ini merupakan
suatu informasi bahwa peralatan tersebut berbahaya,
serta cara-cara penanganan yang aman jika suatu b
ahaya terjadi.
MSDS merupakan program Chevron yang man
a dalam hal ini hanya berbentuk lembaran dimana l
embaran ini berisikan tentang penjelasan terh
adap bahan berbahaya serta cara pengamanan bah
an berbahaya tersebut. Apabila dalam pengirim
an barang kimia berbahaya tidak dilengkapi dengan
MSDS maka barang kimia berbahaya tersebut har
us dikembalikan. Pengetahuan ini akan dapat mend
ukung budaya terciptanya kesehatan dan kesela
matan kerja. Salah satu hal yang penting untuk diper
hatikan dalam MSDS adalah mengenai tanda bahay
Adanya beberapa kecelakaan kerja di la
boratorium dilingkungan puspiptek, s
erpong inilah yang mendasari kajian den
gan ini di lakukan. Ledakan dilaboratoriu
m yang mengakibatkan kebakaran terja
di karena kelalaian personal yang tidak
mengindahkan sifat-sifat bahan terse
but atau bahkan kurangnya pengkajia
n terhadap MSDS bahan yang digunak
an untuk melakukan.Dengan mengkaji l
ebih dalam mengenai MSDS, pemaha
Pada MSDS dikelompokkan menjadi 4 yai
tu bahaya dari segi kesehatan, mudah ter
bakar, reaktivitas bahan dan bahaya k
husus dan digunakan belah ketupat yang
terdiri empat bagian. Arti tersebut adalah
a.Bagian sebelah kiri berwarna biru menu
njukkan skala bahaya kesehatan
b.Bagian sebelah atas berwarna merah m
enunjukkan skala bahaya kemudahan terb
akar.
c. Bagian sebelah kanan berwarna kuning menunjukk
an skala bahaya reaktivitas.
d. Bagian sebelah bawah berwarna putih menunjukka
n skala bahaya khusus lainnya.
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1)Mempersiapkan APD yang sesuai, memastikan
bahwa APD tersebut telah dipakai sesuai
peruntukannya. Peralatan tersebut mencakup
sepatu safety, helmet, kacamata pengaman,
sarung tangan tahan minyak, jubah kerja dengan
warna mencolok, masker debu atau peralatan
pernafasan yang dibutuhkan.
2)Menyediakan rambu peringatan yang
menyampaikan informasi peringatan akan bahaya
pekerjaan.
4. Memastikan bahwa kolam-kolam penampungan ya
ng ada di lokasi pengolahan tidak dipakai sebagai
tempat pemeliharaan ikan dan membuat tan
da peringatan akan larangan tersebut.
Audit Lingkungan , Kesehatan , dan Kesela
matan Kerja
Audit K3 adalah kegiatan pemeriksaan secara sistem
atik dan independen untuk menentukan suatu kegia
tan dan hasil-hasil yang berkaitan sesuai dengan pe
ngaturan yang direncanakan, dan dilaksanakan seca
ra efektif dan cocok untuk mencapai kebijakan dan t
ujuan perusahaan.
Audit yang dilaksanakan di Terminal Chevron Indones
ia Company antara lain:
1. Audit Internal, dilaksanakan oleh auditor dari sala
h satu department yang meng-audit department lain
yang mengacu pada program dasar keselamatan
kerja yang digunakan Chevron Indonesia Company
agar dapat mencegah dan mengurangi kecelakaa
n secara langsung ditempat kerja. Program ini diken
al dengan Fundamental Safe Work Practice (FS
WP).
2. Audit Corporate, dilaksanakan oleh team Chevro
n Corporate Audit yang datang langsung dari Ameri
ka untuk mengevaluasi K3 yang ada di Terminal La
3.Ada pemindah tanganan pekerjaan dan tanggung j
awab dari satu kelompok kerja ke kelompok ke
rja lain.
4.Izin kerja aman tidak diterapkan pada semua peke
rjaan karena berdasarkan pengalaman hal i
ni mengurangi efektifitas pada pelaksana
an pekerjaan
Pelayanan Kesehatan
a.Pemeriksaan Kesehatan Awal
Pemeriksaan kesehatan awal bagi karyawan dilaku
kan sebelum karyawan tersebut mulai bekerja
di Terminal Lawe-Lawe Chevron Indonesia Co
mpany. Hasil pemeriksaan digunakan sebagai doku
mentasi catatan kesehatan awal yang dapat dipergu
nakan untuk mengetahui kondisi awal kesehatan pe
kerja dan menentukan diizinkan melakukakn pekerja
an. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemerikas
aan fisik.
b.Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan secar
a rutin dengan periode waktu 1 tahun sekali. H
asil pemeriksaan digunakan sebagai pantauan k
esehatan karyawan dan identifikasi adanya penyaki
t akibat kerja.
c.Pemeriksaan Kesehatan Khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan untuk mengetah
ui lebih lanjut keluhan penyakit karyawan. Pe
meriksaan kesehatan khusus dimaksudkan untuk
menilai adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan
Potensi Bahaya
a.Bahaya Tergores Benda Tajam
Potensi bahaya ini muncul pada proses pemoto
ngan rumput dan menggerinda besi. Upaya penge
ndalian yang dilakukan adalah dengan pemakaian
APD, pemberian training kepada pekerja dan safety
sign. Upaya tersebut bertujuan untuk mencegah te
rjadinya kecelakaan kerja, sehingga dalam hal ini T
erminal Lawe-Lawe Chevron Indonesia Comp
any telah sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahu
n 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3 mengen
b. Bahaya Kejatuhan atau Terbentur Benda Tajam

Potensi bahaya ini muncul seperti kejatuhan mat


erial di area maintenance,area konstruksi,
dan area yang sedang berlangsung pekerjaa
n proyek. Tindakan Chevron Indonesia Compan
y untuk mengendalikan potensi bahaya ini adal
ah dengan membuat sistem ijin kerja, SOP, pem
asangan Safety Sign, serta menyediakan APD
untuk para pekerja.
Pencegahan yang dilakukan ini sesuai dengan p
ersyaratan dalam Kepmentamben No.555.K/26/M.
PE/1995 pasal 468 bahwa “Setiap orang yang
harus memakai topi pengaman apabila berada didal
am tambang bawah tanah atau di sekitar tamb
ang atau pabrik yang terdapat potensi bahaya kejatu
han benda atau terbentur”.
Kecelakaan Transportasi
Fasilitas transportasi yang memadai dan area ker
ja yang tidak datar memungkinkan terjadinya kecela
kaan transportasi yang disebabkan karena fakto
Untuk menanggulangi masalah kecelakaan trans
portasi, Terminal Lawe- Lawe Chevron Indonesia
Company menggunakan metode :
1)Pemasangan safety sign di jalan utama.
2)Setiap pengemudi atau operator yang mengemudi
kan kendaraan di wilayah Terminal CICo harus m
empunyai SIM(Surat Izin Mengemudi), Surat Izin P
erjalanan Kendaraan (SIPK), dan kartu izin menge
mudi perusahaan untuk menjalankan kendaraan t
ersebut.
3)Pemasangan indikator kecepatan mengemudikan
4 ) Memberi tanda peringatan bunyi ketika kendaraa
n akan berjalan, mundur dan belok di persimpan
gan.
5) Mengobservasi perilaku pengemudi dengan formu
lir BBS (Behaviour Based Safety) yang telah disedia
kan
Jatuh dari Ketinggian
Area proyek (Konstruksi) yang berada di ketinggi
an memungkinkan tenaga kerja terjatuh dari ketingg
ian.Pencegahan yang dilakukan dengan subst
itusi konstruksi tangga yang lebih aman, prosedur ijin
kerja,pemeriksaan kesehatan sebelum dan sesudah
bekerja bagi tenaga kerja yang bekerja di ketinggian
, penggunaan Safety Harness, dan APD lainnya
seperti safety shoes dan safety helmet.
Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.5
55.K/26/M.PE/1995 pasal 93 menyebutkan bahwa
apabila seseorang bekerja pada ketinggia
n lebih dari 2,5 meter dari lantai, perlindungan terha
dap kemungkinan jatuh harus disediakan den
gan cara memberi pagar, pegangan atau tempa
t pegangan tangan.
1)Penerangan
Pengukuran penerangan di seluruh ruang kerja
di Terminal Lawe-Lawe Chevron Indonesia Compa
ny belum dilakukan, sehingga belum dapat dipasti
kan telah sesuai dengan persyaratan yang ditetap
kan dalam Peraturan Menteri Perburuan No. 0
7/MEN/1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebe
rsihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja. Pen
gendalian masalah pencahayaan dilakukan denga
n 2 cara :
a) Penerangan di dalam ruangan dan di lapanga
n pada malam hari dengan penerangan alami dan
buatan dan pada siang hari di lapangan terbuka d
b) Pemilihan warna cat dinding yang segar dan jend
ela diberi gorden agar bila ada cahaya langsung d
ari sinar matahari langsung dapat mencegah
kesilauan.
2) Kebisingan
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehe
ndaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi
dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu
dapat menimbulkan gangguan pendengaran.
Kebisingan terdapat dalam berbagai bentuk yang
dapat ditemukan di Terminal Lawe-Lawe Chevron In
donesia Company, antara lain benturan 2 obyek, get
aran yang ditimbulkan oleh pergerakan atau percepa
tan mesin,atau sumber bunyi keras yang terus m
enerus atau konstan. Sumber kebisingan ini berasal
dari mesin-mesin besar di bagian Power Plant dan P
rocess Plan.
Sumber : Kepmenaker RI No.51/MEN/1999
Catatan : Tidak boleh terpajan lebih dari 140 dBA
, walaupun sesaat
Iklim Kerja
Pada Kepmenaker No.Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja, pasal 1ayat
5 berbunyi ” Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara
suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas
radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh
tenaga kerja sebagai akibat dari pekerjaannya”.
Sumber : Kepmenaker RI No.51/MEN/1999

Karena belum diadakan pengukuran iklim kerja di Ter


minal Lawe-lawe Chevron Indonesia Company mak
a pengendalian yang dilakukan untuk mengatasi m
asalah iklim kerja dengan pemasangan AC untuk men
gatur suhu ruangan agar tenaga kerja nyaman
Penerapan Higine Perusahaan
Chevron Inonesia Company telah mengimplementasi
kan beberapa aspek hygiene perusahaan dengan
melakukan pemantauan-pemantauan dalam berbag
ai faktor khususnya pemantauan limbah, faktor kimi
a (debu, bahan berbahaya dan beracun), namu
n untuk faktor fisika (kebisingan, iklim kerja, penca
hayaan di meja kerja) belum maksimal dilakukan
pemantauan.hal ini dikarenakan belum ada penguku
ran faktor fisika di tempat kerja yang meliputi fakto
r kebisingan, faktor penerangan iklim kerja .

You might also like