You are on page 1of 27

BAHAN TAMBAHAN PANGAN

(BTP)

BADAN POM RI
2018

1
DASAR HUKUM

• Undang – Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang


Perlindungan Konsumen
• Undang – Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
• Undang – Undang Nomor 18 tahun 2012 tentang
Pangan
• Peraturan Pemerintah nomor 69 tahun 1999 tentang
Label dan Iklan Pangan
• Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan
Regulasi BTP terkini
• Permenkes 033 Tahun 2012 tentang BTP
• 27 PerKa Badan POM tentang Batas Maksimum
Penggunaan BTP
• PerKa Badan POM No. 22 Tahun 2016
Persyaratan Penggunaan Bahan Tambahan
Pangan Perisa
• PerKa Badan POM No. 8 Tahun 2016
Persyaratan Bahan Tambahan Pangan Campuran
• PerKa Badan POM No. 23 Tahun 2016
Pencantuman Informasi Tanpa Bahan Tambahan
Pangan Pada Label Dan Iklan Pangan
DEFINISI

Bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk


mempengaruhi sifat atau bentuk pangan

• Membentuk pangan
• Memberikan warna
Tujuan • Meningkatkan kualitas pangan
penggunaan • Memperbaiki tekstur
• Meningkatkan cita rasa
• Meningkatkan stabilitas
• Mengawetkan pangan

Meningkatkan daya terima konsumen


Penggunaan BTP
• Penggunaan yang tepat
sesuai takaran batas aman
akan memberikan manfaat
teknologi terhadap mutu
pangan
• Penggunaan yang tidak
tepat atau melebihi
takaran yang aman dapat
membahayakan kesehatan

5
Peraturan Kepala Badan POM terkait Batas
Maksimum Penggunaan BTP
(Terdapat 27 golongan)
1. Bahan Pengkarbonasi (No.4 ) 14. Gas untuk Kemasan (No.17)
2. Humektan (No.5) 15. Sekuestran (No.18)
3. Pembawa (No.6) 16. Pembentuk Gel (No.19)
17. Pengemulsi (No.20)
4. Perlakuan Tepung (No.7)
18. Peretensi Warna (No.21)
5. Pengatur Keasaman (No.8)
19. Pembuih (No.22)
6. Pengeras (No.9) 20. Penguat Rasa* (No.23)
7. Antikempal (No.10) 21. Penstabil (No.24)
8. Pengembang (No.11) 22. Peningkat Volume (No.25)
9. Pelapis (No.12) 23. Pengawet* (No. 36)
10.Antibuih (No.13) 24. Pewarna* (No.37)
11.Propelan (No.14) 25. Antioksidan* (No.38)
12.Pengental (No. 15) 26. Pemanis* (No. 4 Tahun 2014)
27. Perisa
13.Garam Pengemulsi (No.16)
*) PP 69/1999 : Pangan yang mengandung BTP ini harus
mencantumkan pula nama BTP, dan nomor indeks khusus untuk
Semua peraturan tersebut dapat diunduh di
pewarna : http://jdih.pom.go.id/
No.
No. INSdan
INS Nama
ma BTP Kategori Batass Maksi
Maksimum
ADI Pangan
Pangan

Belu
m
diat
ur ??
Cek kumpulan
Nota Dinas

Izin Penggunaan
ke Dit. SPP
PENGGUNAAN BTP

Ditambahkan
dalam pangan Tunggal
olahan
BTP
Sediaan
Campuran
BTP

Rasio 1
Prinsip Rasio Satu

Dalam hal BTP digunakan secara campuran maka


penjumlahan hasil bagi masing-masing BTP dengan Batas
Maksimum penggunaannya tidak boleh lebih dari 1 (satu).

• Rumus rasio satu:


PRINSIP PENGGUNAAN BTP
1.BTP hanya digunakan pada
produk pangan jika benar-
benar diperlukan secara
teknologi:

Misal: Produk yang habis


dikonsumsi dalam satu hari
tidak perlu menggunakan BTP
pengawet

10
PRINSIP PENGGUNAAN BTP
2. BTP tidak boleh digunakan untuk:
• menyembunyikan penggunaan
bahan*) yang tidak memenuhi
persyaratan
• menyembunyikan cara kerja yang
bertentangan dengan cara produksi
yang baik
• Menyembunyikan kerusakan
pangan
*) dapat berupa bahan baku, BTP ataupun bahan penolong

11
PRINSIP PENGGUNAAN BTP
3. Gunakan BTP yang diizinkan sesuai dengan
peraturan
4. Penggunaan BTP tidak boleh melebihi batas
maksimum yang ditetapkan
5. Gunakan sediaan BTP yang telah memiliki
nomor Izin edar (MD/ML)
6. Baca takaran penggunaannya dan gunakan
sesuai petunjuk label sediaan BTP

12
Golongan BTP yang sering digunakan oleh UMKM
Hasil Monitoring dan Evaluasi Bimtek
Tahun 2015:
BTP Penguat Rasa
BTP Pewarna
BTP Perisa
BTP Pengawet
BTP Pemanis
BTP Pengemulsi
BTP Antioksidan
13
BTP Ikutan (Carry over)
Adalah BTP yang berasal dari bahan baku baik
yang dicampurkan maupun yang dikemas Contoh :
secara terpisah tetapi masih merupakan satu
kesatuan produk Kecap

Komposisi: Kedelai, gula aren


(mengandung pengawet sulfit) air,
garam

14
BTP PERISA

BTP Perisa terdiri atas jenis perisa PerKa Badan POM No. 22
dengan atau tanpa ajudan perisa Tahun 2016
Persyaratan Penggunaan
Jenis BTP Perisa : Bahan Tambahan Pangan
a. Senyawa perisa (Lampiran I) Perisa
b. Bahan baku aromatik alami,
dapat mengandung senyawa bioaktif (Lampiran II)
c. Preparat perisa
d. Perisa asap Lampirkan spesifikasi perisa yang
e. Perisa hasil proses panas
mencantumkan :
• Komposisi  mendeteksi jenis
perisa dan ajudan yang
digunakan
• Nama kelompoknya  untuk
pelabelan
PERISA

Ajudan Perisa terdiri atas :


a. Bahan pangan
b. Bahan tambahan pangan
PerKa Badan POM No. 22
BTP yang diizinkan sebagai ajudan perisa tercantum pada lampiran III
Tahun 2016
a. Pelarut pengekstraksi.
Persyaratan Penggunaan
Perisa dikelompokkan menjadi : Bahan Tambahan Pangan
a. Perisa alami Perisa
b. Perisa identik alami
c. Perisa artifisial.

Untuk tujuan pelabelan, BTP perisa dikelompokkan menjadi :


a. Perisa alami
b. Perisa sintetik. Perisa dilarang digunakan dalam:
 Formula bayi
 Kategori pangan (plain)
BTP CAMPURAN

BTP yang mengandung dua atau lebih


jenis BTP baik dari golongan BTP yang
sama atau pun berbeda dengan atau tanpa
PerKa Badan POM No. 22
penambahan
PerKaTahun
Badan2016
POM No. 6
bahan lain yang diizinkan.
Persyaratan
Tahun
Penggunaan
2016
Persyaratan BTP Campuran : Bahan
Persyaratan
Tambahan
Penggunaan
Pangan
a. Harus memiliki spesifikasi masing-masing BTP Bahan Tambahan
Perisa Campuran
b. Spesifikasi harus memenuhi persyaratan Kodeks
Makanan Indonesia (KMI).
c. Jika belum terdapat pada KMI, dapat digunakan :
• Standar Nasional Indonesia (SNI), atau
• Combined Compendium of Food Additive
Specifications of Joint FAO/WHO Experts
Committee on Food Additives.
d. memenuhi persyaratan Cemaran Mikroba dan
Cemaran Kimia.
BTP CAMPURAN

Peryaratan BTP Campuran


• BTP Campuran mengandung pewarna  hasil uji kualitatif
pewarna PerKa Badan POM No. 22
• BTP Campuran mengandung pemanis PerKaTahun
Badan
buatan2016
POM No. 6
dan/atau
Persyaratan
Tahun
Penggunaan
2016
glikosida steviol  hanya Table Top Sweetener
Bahan
Persyaratan
TambahanPenggunaan
Pangan
• BTP Campuran dilarang menggunakanBahan : Tambahan
Perisa Campuran
Natrium nitrat (INS.251), kalium nitrat (INS.252), kalium
nitrit (INS.249), natrium nitrit (INS.250), sulfur dioksida
(INS.220), natrium sulfit (INS.221), natrium bisulfit (INS.
222), natrium metabisulfit (INS. 223), kalium metabisulfit
(INS.224), kalium sulfit (INS.225), kalsium bisulfit
(INS.227), dan/atau kalium bisulfit (INS.228).
PELABELAN BTP PADA PRODUK PANGAN

Pada komposisi, cantumkan :


• Golongan BTP
PerKa Badan POM No. 22
 Khusus untuk BTP Antioksidan, Pemanis Buatan,
PerKaTahun
Badan2016
POM No. 6
Pengawet, Pewarna dan Penguat Rasa harus
Persyaratan
Tahun dicantumkan
Penggunaan
2016
pula nama jenis BTP dan nomorBahanPersyaratan
Tambahan
indeks Penggunaan
Panganuntuk
khusus
Bahan Tambahan
Perisa Campuran
pewarna (contoh: pewarna eritrosin CI 45430

Komposisi :
Tepung terigu, ……..,
pengawet asam benzoat,
pewarna eritrosin CI 45430
PELABELAN BTP PADA PRODUK PANGAN

• Kelompok perisa (alami/sintetik) untuk pangan olahan


yang mengandung BTP Perisa PerKa Badan POM No. 22
PerKaTahun
Badan2016
POM No. 6
• BTP ikutan (carry over) dicantumkanPersyaratan
setelah
Tahunbahan
2016 yang
Penggunaan
mengandung bahan tersebut Bahan
Persyaratan
Tambahan
Penggunaan
Pangan
Bahan Tambahan
Perisa Campuran
• Contoh :
Komposisi : Kecap (mengandung pengawet natrium
benzoat), penguat rasa mononatirum glutamat, perisa
sintetik ayam, penstabil, pewarna eritrosin CI 45430
 Untuk sulfit pada gula, jika pada komposisi di
label tidak ingin dicantumkan sebagai “Gula
(mengandung pengawet sulfit)” maka
diperlukan hasil analisa pengawet sulfit pada
produk akhir dengan hasil tidak terdeteksi
Bahan yang Dilarang
Digunakan sebagai BTP
☺ Asam borat dan senyawanya (Boric acid) ☺ Dulkamara (Dulcamara)
boraks ☺ Kokain (Cocaine)
☺Asam Salisilat dan garamnya ☺ Nitrobenzen (Nitrobenzene)
(Salicylic acid and its salt) ☺ Sinamil antranilat (Cinamyl
☺ Dietilpirokarbonat (Diethylpyrocarbonate, anthranilate)
DEPC) ☺ Dihirosafrol (Dihydrosafrole)
☺ Dulsin (Dulcin) ☺ Biji tonka (Tonka bean)
☺ Kalium klorat (Potassium chlorate) ☺ Minyak kalamus (Calamus oil)
☺ Kloramfenikol (Chloramphenicol) ☺ Minyak tansi (Tansi oil)
 Salah satu antibiotik ☺ Minyak sasafras (Sasafras oil)
☺ Minyak nabati yang dibrominasi
(Brominated vegetable oils)
☺ Nitrofurazon (Nitrofurazone)
☺ Formalin
☺ Kalium Bromat (Potassium bromate)
22
Penggunaan BTP
Contoh penggunaan BTP Pengawet Natrium Benzoat
No. Kategori Pangan Jenis Produk Pangan Batas Maksimum (mg/kg)
dihit. sbg asam benzoat

06.6 Tepung Bumbu 1000


15.2 Kacang Telur 500

Dalam menakar BTP seharusnya menggunakan


timbangan analitik
Contoh penggunaan BTP Pewarna Coklat HT
No. Kategori Pangan Jenis Produk Pangan Batas Maksimum (mg/kg)

15.1 Keripik Ubi 30


06.7 Dodol ketan 30
23
Cara Menentukan Penggunaan BTP
 Jenis BTP yang dapat digunakan terdapat dalam Permenkes 033/2012 tentang
BTP
 Hanya ditambahkan apabila benar-benar diperlukan
 Apabila ingin memperbaiki warna pada pangan, memberikan identitas pada
produk, dan memberi kesan menarik bagi konsumen , maka gunakan :
BTP Pewarna (alami atau sintetis), seperti ;
• kurkumin CI. No. 75300
• kuning FCF CI. No. 15985
• ponceau 4R CI. No. 16255
 Apabila ingin membuat produk pangan yang mempunyai sifat mudah rusak,
bersifat asam, mudah basi, mudah busuk dan ingin agar produk lebih tahan
lama; atau agar proses fermentasi, penguraian atau pengasaman oleh
mikroba dapat terhambat, serta produk mempunyai masa simpan lebih
panjang, maka dapat digunakan BTP Pengawet, seperti :
• benzoate dan garamnya
• sulfit dan garamnya atau;
• sorbat dan garamnya. 24
PERHITUNGAN RASIO 1

Contoh 5:
Minuman Rasa Buah BTP Batas Penggunaan Rasio
Maksimum pada produk
(mg/kg) (mg/kg)
Komposisi: Na. 400 X x/400
Air, sari buah anggur, Benzoat
BTP Pengawet (Na. Benzoat, Kalium 1000 y y/1000
Kalium Sorbat) Sorbat
(x/400) +
(y/1000)
≤1

KETENTUAN:
 Rasio (hasil bagi) masing-masing jenis BTP
tidak boleh lebih dari satu (>1)
 Perhitungan rasio tidak berlaku untuk jenis
BTP yang memiliki batas maksimum
“secukupnya”. 25
Contoh
Bahan yang dapat digunakan dengan fungsi serupa BTP
No Fungsi BTP Contoh bahan dengan fungsi serupa BTP Contoh jenis
pangan antara lain
1 Pemanis Gula pasir, gula merah, gula semut, gula batu, madu Es , minuman, keik,
dodol, jenang
2 Pewarna Daun suji, umbi bit, ubi ungu, daun jambu biji, Es , minuman, dodol,
kunyit, bubuk cokelat, gula karamel, tomat, wortel, wajik, makanan
buah stroberi, buah mangga, buah jeruk dan buah ringan (krupuk,
lainnya . keripik)
3 Perisa Rempah-rempah, daun pandan, vanili, bubuk Es , minuman, kue
cokelat, kopi, daun jeruk purut, daun kemangi, basah
wortel, buah stroberi, buah mangga dan buah
lainnya
4 Pengeras Air kapur (kalsium hidroksida food grade) Asinan buah, lontong
Putih telur Rempeyek
Tapioka, pati sagu, pati aren Bakso, siomay, cireng,
batagor
5 Pengemulsi Telur Bakso, siomay, keik
6 Pengawet Kunyit Tahu
Gula Manisan buah, selai
buah, dodol, lempok

26
Terima Kasih
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Surabaya
Telp. 031-5022815 ext. 132
E-mail: ulpk_sby@yahoo.co.id

You might also like