You are on page 1of 43

riset2014 1

30/05/2018
 Besar sampel dan cara pengambilan
sampel, M.Sopiyun Dahlan, 2010
 Metodologi penelitian bidang
kedokteran, FK UI, 2004
 Dasar-dasar metodologi penelitian klinis,
sudigdo Sastroasmoro, 2010

riset2014 30/05/2018 2
 Populasi : sejumlah besar subjek yg mpi
karakteristik tertentu
 Populasi target : sasaran akhir
penerapan hasil penelitian
 Populasi terjangkau : bagian dari
populasi target yg dapat dijangkau oleh
peneliti

riset2014 30/05/2018 3
 Sampel : bagian dari populasi yg dipilih
dengan cara tertentu shg dpt dianggap
mewakili populasi

riset2014 30/05/2018 4
 Peneliti melakukan penelitian yg bertujuan
untuk mengukur status gizi anak balita di
kecamatan Risete. jumlah balita yg
diperlukan untuk menjawab pertanyaan
tersebut sebanyak 300 orang, yg berasal dr
desa Be, Ce, dan De.
 Setelah dilakukan penelitian, didapatkan
jumlah subjek sebanyak 250 orang
 Sampel?populasi?populasi target?populasi
terjangkau?

riset2014 30/05/2018 5
 Sampel : 250 orang
 Populasi terjangkau : balita yg ada di
tiga desa pada kecamatan risete
 Populasi target : balita di kecamatan
risete

riset2014 30/05/2018 6
 Untuk menjawab pertanyaan penelitian
 dg total sampling
 agar sampel dapat dilakukan
generalisasi hasil penelitian
 Penelitian mjd efisien (biaya, waktu,
SDM)
 Penelitian mjd etis utk dilakukan

riset2014 30/05/2018 7
1. tujuan penelitian
2. Jenis penelitian
3. Cara pemilihan sampel
4. Kemaknaan statistik yg diinginkan
5. Saran yg tersedia (SDM, alat, biaya)

riset2014 30/05/2018 8
 Penentuan rumus
besar sampel  mengelaborasi
pertanyaan penelitian
 Elaborasi : identifikasi pertanyaan
penelitian berdasarkan parameter
tertentu, dimana parameter tsb akan
menentukan jenis pertanyaan penelitian

riset2014 30/05/2018 9
 Hipotesis dan desain penelitian dapat
memberikan arah untuk menentukan
perhitungan besar sampel yang tepat
 Hipotesis satu sampel dan dua sampel
 Desain yang biasa digunakan adalah
cross sectional, case control, kohort
dan exsperimen
 pada penelitian survei
 desain cross sectional
 Terkait dengan presisi
 Contoh hipotesis : Perilaku baik
pemberian makanan bayi lebih banyak
banyak terjadi pada keluarga inti.
2
Z 1 / 2 PQ
 Rumus n 2
d
 n = Besar sampel
 Z1-α/2 = 1,96 pada α 0,05
 P = Proporsi prevalensi kejadian (0,3)
 d = Presisi ditetapkan (0,1)
 Suatu penelitian dilakukan di Kabupaten
Bantul untuk mengetahui perilaku ibu
dalam memberikan makanan kepada
bayi. Jika penelitian yang dilakukan
menginginkan ketepatan 10%, tingkat
kemaknaan 95% dan diketahui
prevalensi pemberian makanan bayi
baik 30%. Berapa sampel yang harus
diambil pada kasus diatas?
 Rumus n
z1 
p0 1  p0   Z1  Pa1  Pa 
2

Pa  P0 2
 Po= proposi awal
 Pa=proporsi yang diinginkan
 α= level of signifikan
 β= power
 N= besar sampel
 Suatu penelitian survei terdahulu
diketahui jika angka prevalensi
ketrampilan rendah pada perawat di
RSU PKU Muhammadiyah 20%. Berapa
jumlah perawat yang harus diteliti dalam
survei jika diinginkan 90% kemungkinan
dapat mendeteksi bahwa angka
prevalensi ketrampilan rendah pada
perawat 15%.
 Apa hipotesis yang tepat untuk kasus
diatas?
 Desain penelitian apa yang tepat untuk
kasus diatas?
 Berapa sampel yang harus terambil?
 Biasa digunakan pada desain kohort dan dapat juga
digunakan pada desain cross sectional.
 Rumus

n
Z1 / 2 2 P1 P   Z1  P11 P1 P21 P2
2

P1  P22
 P1 = Proporsi perbedaan gangguan pertumbuhan
pada kelompok BBLR
 P2 = Proporsi perbedaan gangguan pertumbuhan
pada kelompok BBLN
 α = 0.05
 Zα = 1.96
 ß = 0.20
 Besar sampel untuk hipotesis odd rasio lebih
menekankan pada proporsi kelompok kasus
atau kontrol.
 Rumus

n
Z   / 2 2P * 1  P *  Z   P * 1  P *  P * 1  P *
1 2 2 1 1 1 2 2
2

P1 * P2 *2

(OR ) P2 *
P1 
(OR ) P2 * (1  P2 *)
 N : Besar sampel pada masing masing
kelompok
 P1 : Proporsi bayi dengan penyapihan dini
pada kejadian tidak ISPA.
 P2 : Proporsi bayi yang tidak penyapihan
dini pada kejadian tidak
 ISPA.
 Z1- : Level of significance,
 Z1- : Power of the test (80 %)
 OR : odd rasio
 Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui
kaitannya penyapihan dengan kejadian ISPA.
Jika diperoleh data sbb:
 Z1- : Level of significance, 0,05 = 1.96
 Z1- : Power of the test (80 %) = 0.84
 OR : 3.2 (Penelitian Cesar et al, 1999)
 P2 : 0.235 (berdasarkan penelitian Cesar,
1999)
 Berapa sampel yang harus terambil?
 Besar sampel untuk rata-rata satu populasi

n 
 2
Z 1  Z 1  
2

 0  1 
2

 Besar sample untuk rata-rata dua populasi.

2 2 Z 1  Z 1  
 2

n
1   2  2
 N = besar sampel
 S = standar deviasi
 Z = level of signifikan
 Z = power
 μ1 = rata-rata kelompok perlakuan
 μ 2 = rata-rata kelompok kontrol
 Penelitian akan dilakukan di rumah sakit A. jika
diketahui sebagai berikut:
 N = besar sampel
 S = standar deviasi (1.70 berdasarkan
penelitian Sharavage, 2006)
 Z = 0,05
 Z = 0,20
 μ1 = rata-rata kelompok perlakuan = 2.94
 μ 2 = rata-rata kelompok kontrol = 5.72
 Berapa sampel yang harus diambil?
 Pengambilan sampel random
 Pengambilan sampel non random
 Pengambilan sampel acak sederhana
menekankan sistem pengambilan sampel
yang didasarkan pada angka (bilangan) yang
muncul.
 Langkah-langkah; Menentukan nomer untuk
setiap individu dalam populasi; Melakukan
proses acak (dapat dilakukan dengan tabel
bilangan acak) untuk mendapatkan n angka
antara 1 dan N.
 Suatu penelitian dilakukan di RS A. jika
diketahui perawat di RSA 600 perawat
sedangkan besar sampel yang diingikan
20 perawat, bagaimana mengambil 20
perawat dari 600 perawat RS A UAD?
 Memberi label (nomer) untuk setiap perawat.
 Lakukan proses acak. Proses acak dapat
memanfaatkan bilangan random.
 Melakukan pemilihan nomer bisa dengan
menyamping ke kanan atau kebawah.
 Nomer 121 dianggap sebagai sampel
pertama. Sampel ke dua dan seterusnya
dapat dilakukan dengan cara memilih ke
samping kanan atau ke bawah.
1214 0211 4761 3567
0265 6513 4323 0123
1113 4535 9564 1433
5462 4334 0095 3432
4353 0015 0056 3221
3549 0228 0547 2300
2118 0238 6568 1231
4117 4227 3228 1232
 Pengambilan sampel ini lebih menekankan
pada sistem interval
Langkah-langkah;
 Memberi angka (nomer) untuk seluruh
populasi.
 penentuan angka didasarkan proporsi
terbanyak-terkecil.
 Interval sampel.
 Melakukan proses acak untuk interval
pertama.
 Hasil acak interval pertama sebagai sampel
no 1.
1214 0211 4761 3567
0265 6513 4323 0123
1113 4535 9564 1433
5462 4334 0095 3432
4353 0015 0056 3221
3549 0228 0547 2300
2118 0238 6568 1231
4117 4227 3228 1232
 Suatu penelitian dilakukan di RSU PKU
muhamadiyah. Yang dianggap sebagai
populasi adalah perawat. Jika seluruh
perawat di RSU PKU muhammadiya
adalah sebagai populasi (300 perawat)
sedangkan sampel yang diingikan
sebesar 30 perawat. Bagaimana
mengambil 30 perawat dari 300 perawat
yang ada di RSU PKU muhamadiyah?
 Pengambilan sampel dengan stratifikasi
lebih menekankan dan memperhatikan
sub-klaster yang ada.
 Pembagian sub-klaster dapat
didasarkan pada karakteristik atau tipe
dari populasi.
Populasi (seluruh
rumah sakit)

RS tipe RS tipe RS tipe RS tipe


A B C D

Sampel
Sampel Sampel Sampel
 Menentukan populasi sasaran.
 Menentukan sub-klaster yang dapat
didasarkan pada karakteristik populasi. Ini
lebih sering dikenal dengan alokasi
sampling.
 Melakukan proses random (acak) untuk
setiap sub klaster.
 jumlah Sampel yang terambil untuk setiap
sub-klaster adalah sama.
 Melakukan Pengambilan sampel stratifikasi
 Suatu penelitian dilakukan di Yogyakarta
tentang kepatuhan bidan melaksakan
pecegahan infeksi. Yang dianggap sebagai
populasi adalah semua bidan yang berada di
rumah sakit di wilayah DIY baik rumah sakit
swasta atau pemerintah. Jika seluruh bidan
yang bekerja di DIY ada 200 sedangkan
sampel yang dibutuhkan sebesar 20
bagaimana cara memilih 20 bidan dari 200
bidan yang ada diwilayah kerja provinsi DIY
 suatu rangka yang terdiri dari klaster-
klaster unit pencacahan
 dibagi menjadi beberapa klaster yang
saling pisah
 klaster tidak harus sehomogen mungkin
 Suatu penelitian dilakukan untuk
mengetahui cakupan imunisasi anak
sekolah di provinsi DIY. Jika sampel yang
dibutuhkan sebesar 200 anak
sedangkan seluruh populasi 2.000 anak
di DIY. Bagaimana mengambil 200 anak
dari 2.000 anak di wilayah DIY?
 Proporsif Sampling
Proporsif sampling memberikan gambaran
bahwa pengambilan sampling didasarkan
pada asumsi peneliti
 Kuota Sampling
Kouta sampling didasarkan pada samling yang
ditemukan dimana telah memenuhi jumlah
sampling yang ditentukan.
 Jika diketahui pada bayi tersebar ke
dalam 39 posyandu dan diketahui
terdapat 1000 ibu yang mempunyai
anak usia dibawah 2 tahun bagaimana
pengambilan sampel yang tepat untuk
kasus diatas?
 SAMPLING KUOTA
 SAMPLING INSIDENTAL
 SAMPLING PURPOSIF
 SAMPLING JENUH
 Snowball Sampling
 Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan
sample dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (kuota) yang diiginkan.
 Pengambilan sampel hanya berdasarkan
pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan
kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu.
 Misalnya Sampel yang akan di ambil berjumlah 100
orang dengan perincian 50 laki dan 50 perempuan
yang berumur 15-40 tahun.
 adalah teknik penentuan sample
berdasarkan kebetulan,
 yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/incidental bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
cocok sebagai sumber data.
 Misalnya, reporter televisi mewawancarai
warga yang kebetulan sedang lewat.

You might also like