You are on page 1of 45

1

BAHAYA POTENSIAL FAKTOR DI


SARANA KESEHATAN
Dinas Kesehatan Kab. Sukabumi
Pendahuluan
2

 Dimana saja ada bahaya potensial biologi?


 semua tempat kerja yang : menggunakan
bahan-bahan biologi (mis: lab)
ada jasad renik/makhluk hidup (mis: RS, kehutanan,
pertanian, dapur, laundry,dll)
Pendahuluan …………
3

 Apa yang termasuk bahaya potensial biologi ?


 semua makhluk hidup:
- bersel satu sampai bersel banyak
- mikro organisme s/d hewan
Bidang Kesehatan
4

 Pelayanan kesehatan primer : klinik, puskesmas


 Pelayanan kesehatan rujukan : RS
 Pelayanan penunjang : Laboratorium
5

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KARAKTERISTIK RS/PKM
6

 Pelayanan kesehatan merupakan industri yang “labor


intensive”
 Pekerja Rumah Sakit:
 Profesi kesehatan
 Tenaga teknis
 Laboratorium
 Farmasi
 Administratif
 Rumah Tangga
 Kebersihan dll.
7

 SatuRumah Sakit, bisa mempunyai karyawan sampai


ribuan – makin banyak yang terlibat bila juga
merupakan institusi pendidikan

 PekerjaRumah Sakit ternyata menghadapi potensi


bahaya bagi kesehatan dan keselamatannya yang
lebih besar dari pekerja sektor lain.
Hazard (Bahaya Potensial)
di tempat kerja

Fisik
Kimia
Biologi
Ergonomi
Psiko-sosial

8
BAHAYA POTENSIAL
9
DI RS/PKM
BIOLOGI KIMIA FISIK ERGONOMI PSIKOSOSIAL

Virus: Ethylene Oxide Radiasi Pengion Posisi Statis, Kerja Shift


- Hepatitis B, C Formaldehyde Radiasi non- Mengangkat, Stress
Glutaraldehyde pengion Membungkuk
- HIV/AIDS
Obat Ca Suhu panas Mendorong
- SARS
Gas Anestesi Suhu dingin
Bakteri:
- TBC Mercury
Jamur, Parasit Chlorine
POTENSI BAHAYA MENURUT AREA KERJA:
PELAYANAN PASIEN
10
AREA PAJANAN
Klinik Biologis: Blood- & Airborne pathogen
Ergonomic, Lateks
Kecelakaan: terpeleset, Benda tajam
Ruang Bedah Sama dg di atas , Gas anestesi, Laser

Laboratorium Kuman, virus, jamur, Formaldehid, toluene,


xylene
Kecelakaan & Ergonomi

Radiologi Radiasi Pengion & non-pengion, Patogen,


kecelakaan, ergonomi

Fisioterapi Ergonomi, Kecelakaan, Biologis, Peralatan


POTENSI BAHAYA MENURUT AREA KERJA:
PENUNJANG PELAYANAN PASIEN
11

AREA PAJANAN
Farmasi Absorbsi obat-obatan, ergonomi,
kecelakaan, Lateks
Sentral Sterilisasi Gas anestesi, Compressed gases, Bahan
sterilisasi, pembersih, Ergonomi, kecelakaan

Laundry Bahan cucian terkontaminasi, Bising, Panas,


Kecelakaan, kebakaran, mengangkat beban

Urusan Rumah Cairan pembersih, bahan terkontaminasi,


Tangga lateks, beban mengangkat
Dapur Panas, kebakaran/listrik,
Pembuangan Limbah Bahan terkontaminasi, radiasi, benda tajam
Tabel: Patogen penyebab
infeksi saluran napas pada pekerja di fasilitas kesehatan7
12

Nama umum Organisme penyebab


Q fever Coxiella burnetti
Psittacosis Chlamidya psittacia
Histoplasmosis Histoplasma capsulatum
Blastomycosis Blastomyces dermatitidis
Coccidioidomycosis Coccidioides immitis
Anthrax Bacillus anthracis
Demam hemoragic dengan Fransicella tularensis
sindrom renal

Sumber : Harber P, Schenker MB, Balmes JR. Occupational and Environmental respiratory disease (dengan perubahan)
13

RISIKO TERPAJAN BAHAN


BIOLOGIS
di pelayanan kesehatan
RISIKO BEKERJA DI FASILITAS KESEHATAN

14
15 Merawat Pasien

Memproses
Instrumen
16
Pembedahan
17

MEMBERSIHKAN PERALATAN
& RUANGAN
Pembuangan Limbah
18

Memproses
Perlengkapan pasien
19
Beberapa organisme patogen
 Bakteria  Virus
 E. coli  HIV
 Tiuberkulosis  HBV
 Streptococcus Group A
 HCV
 Jamur  Rotavirus
 Fungus
 Ebola
 Parasit
 Malaria  Papillomavirus
20

CAIRAN TUBUH DAN RISIKO TERPERCIK

Berisiko tinggi Batas risiko tidak jelas Berisiko rendah*

Darah, serum Cairan Amnion Lendir serviks


Semen Cairan Serebrospinalis Bahan muntahan
Sputum, nanah Cairan Pleura Tinja
Vaginal secretions Cairan Peritoneal Air liur
Cairan Pericardial Keringat
Cairan Sinovial Air mata
Urin
ASI

* Kecuali terlihat terinfeksi dengan darah


Bagaimana risiko kerja di fasilitas
21
pelayanan kesehatan?
22
Risiko kematian yang disebabkan
oleh:
 Tersambar petir 1 : 10,000,000
• Kecelakaan 1 : 3,000,000
Pesawat Terbang
• Kecelakaan Mobil 1 : 10,000
• Terjun Parasut, 1 : 1,000
Terjun Bungee
RIsiko HIV
23

 Risiko penularan HIV setelah luka tusuk jarum


suntik yang terkontaminasi HIV

4: 1000
Risiko HBV
24

Risiko penularan HBV setelah luka tusuk jarum


suntik yang terkontaminasi HBV

27 - 37: 100
25
Risiko Infeksi akibat Percikan Darah
(tak disengaja) yang mengandung
HBV
Setidaknya 10-8 ml (.00000001 ml) darah yang
yang mengandung HBV dapat menularkan virus
berbahaya ini ke tubuh manusia yang rentan.

Source: Bond et al 1982.


26

RISIKO HCV

Risiko penularan HCV setelah luka tusuk jarum suntik


yang mengandung HCV

3 - 10 : 100
27
Setiap tahun, terjadi 800,000 kasus luka tusuk jarum
suntik bekas pada petugas kesehatan di Amerika
Serikat
Infeksi HIV/AIDS
28

Seluruh dunia
 40 juta orang menderita HIV/AIDS pada saat ini

Jumlah kasus setempat


 Tahukah anda?

Source: UNAIDS/WHO December 2001


WHO: Dari 35 juta pekerja kesehatan
29

 3 juta terpajan patogen darah:


2 juta terpajan virus HBV
 0,9 juta terpajan virus HBC
 170,000 terpajan virus HIV/AIDS

 Dapat terjadi: 15,000 HBC, 70,000 HBB & 1000


kasus HIV
 Lebih dari 90% terjadi di negara berkembang
Upaya Perlindungan
30
dengan Barier Protektif
Perlu upaya perlindungan :
 Sebagian besar infeksi terjadi melalui kontak
dengan cairan tubuh (darah, tinja, air ludah ) yang
mengandung mikroorganisme berbahaya dari
pasien yang terinfeksi.
 Sebagian besar infeksi berbahaya yang terjadi di
dalam masyarakat bersifat tanpa gejala.
31

PRINSIP-PRINSIP
PENCEGAHAN INFEKSI
Universal precaution (CDC,1985)
32

 Mencuci tangan sesudah kontak dengan pasien


 Tidak menutup jarum suntik dengan 2 tangan
 Pembuangan benda tajam dalam tempat khusus
 Sarung tangan bila akan kontak dengan darah, cairan
tubuh, kulit luka & mukosa
 Memakai APD bila kemungkinan terciprat
 Menutup semua luka sendiri
 Langsung membersihkan darah dll
 Sistem pembuangan sampah/limbah yang aman
Body Substance Isolation (Lynch, 1987)
33

 Sarung tangan untuk semua kontak cairan tubuh


 Imunisasi staf terhadap berbagai penyakit
(campak, rubella, Hepatitis B)
 Instruksi khusus untuk setiap penyakit menular
Standard Precaution (CDC, 1996)
34

 Kewaspadaan baku:
 Diterapkan bagi semua klien/pasien
 Kewaspadaan berdasarkan penularan:
 Hanya diterapkan bagi pasien rawat inap
 Menggantikan Universal Precaution & Body
substance Isolation
 Berkembang terus sampai tahun 2001
SETIAP ORANG BERPOTENSI
35 MENULARKAN PENYAKIT
 Cuci tangan dengan air mengalir
dan sabun:
 Stlh kontak
 Segera setelah melepas sarung
tangan
 Usap tangan dengan larutan
alkohol gliserin:
 2 ml gliserin dalam 100 cc alkohol
60 – 90%
Perlindungan dengan Barier
36 Protektif
APD
 Sarung tangan
 Masker/pelindung
mata/muka
 Apron/Celemek
 Alas/penutup kaki
Gunakan Sarung Tangan
37
Pada wajtu Menangani benda terkontaminasi
melakukan prosedur

Menangani
sampah biologis
BARIER PROTEKTIF
38

 Goggles, penutup
wajah, celemek
dan sepatu
tertutup.
Perlindungan: Cara Kerja Aman
39
 Mengelola jarum dan benda
tajam lainnya
40
Perlindungan dengan Cara Kerja Aman

 Pembuangan jarum suntik dan benda tajam


Dekontaminasi

41
Pemrosesan
Peralatan

Cuci Disinfeksi Tingkat


Sterilisasi Tinggi
 Kimiawi
• Merebus
 Uap tekanan tinggi
• Mengukus
 Panas kering
• Kimiawi

Keringkan/Dinginkan Lalu Simpan


42

 Identifikasi faktor resiko serta manajemen fakkto


resiko menjadi dasar untuk dilakukan pembuatan
dokumen UKL dan UPL
 Dimana tujuan utamanya adalah untuk mengurangi
faktor resiko yang mungkin timbul dan dapat
menyebabkan akibat buruk
 Kegiatan ini ditujukan untuk sarana pelayanan
kesehatan termasuk tenaganya serta untuk melindungi
masyarakat sekitar
Sistimatika UPL
43

 Bab I Pendahuluan
 Bab II Informasi Lingkungan
 Lingkungan fisik kimia
 Lingkungan Biologi
 Sosial
 Kesehatan Masyarakat
 Bab III Dampak Lingkungan Yg Akan terjadi
Uarikan secara singkat mengenai :
1. Kegiatan yang menjadi sumber dampak terhadap lingkungan hidup;
2. Jenis dampak lingkungan hidup yang terjadi
3. Ukuran yang menyatakan besaran dampak dan
4. Hal-hal lain yang perlu disampaikan untuk menjelaskan dampak
lingkungan yang akan terjadi terhadap lingkungan hidup
44

 Bab IV Program Pemantauan & Pengelolaan Lingkungan


Uraikan secara singkat dan jelas :
1. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mencegah dan mengelola
dampak termasuk upaya untuk menangani dan menanggulangai
keadaan darurat;
2. Kegiatan pemantauan yang dilakukan untuk mengetahui efektifitas
pengelolaan dampak dan ketaatan terhadap peraturan di bidang
lingkungan hidup;
3. Tolok ukur yang digunakan untuk mengukur efektifitas pengelolaan
lingkungan hidup dan ketaatan terhadap peraturan di bidang
lingkungan hidup.
TERIMA KASIH
atas perhatiannya ….
45

You might also like