TEKNOLOGI SEDIAAN

SEMI SOLIDA

Formula dan manufakturing

Ointment, Cream

ftss-2010 1
Sediaan semisolid

ftss-2010 2
PLIKASI SED. SEMISOLODA :
LEBIH BANYAK UNTUK PENGGUNAAN TOPIKAL
(DERMATOLOGICAL VEHICLE & COSMETIC)

UNTUK BHN AKTIF DGN EFEK:

• ANTI INFLAMMATORY
• ANALGESIC, ANTIPURITIC
• PROTECTION FROM MECHANICAL, MICROBIOLO-
GICAL, THERMAL, CHEMICAL IRRITATION
• CLEANSING
• LUBRICANT AND EMOLLIENT

CATATAN : BASIS HRS SEGERA MELEPASKAN BHN AKTIF

(afinitas tdk terlalu kuat) UNTUK MEMPEROLEH ABSORPSI /
EFEK OPTIMAL

ftss-2010 3
PENGGOLONGAN :

• GEL (JELLY)
• OINTMENT
• CREAM

ftss-2010 4
PERTIMBANGAN PEMILIHAN BASIS :
• Tujuan pengobatan:
Contoh tujuan EPIDERMAL; piroxicam, ketoprofen
(menghindari side efffect pd GI)  gel

• Mendapatkan kriteria estetika tertentu :

penampakan (transparan dll), mudah dioleskan,
tidak berbau, tidak meninggalkan bekas

• Menghindari interaksi :
cationic drug & cationic preserv.  anionic surf.

• Lokasi penggunaan : kulit & mukosa

• pH kulit 4 – 6,8

ftss-2010 5
 OINTMENT:
• GREASY
• ANHYDROUS
• BHN AKTIF  TERLARUT ATAU TERDISPERSI

KLASIFIKASI BASIS OITNMENT:

• HYDROCARBON BASES
• ABSORPTION BASES
• WATER REMOVABLE BASES
• WATER-SOLUBLE BASES

sterilizing and antipruritic

ointment

ftss-2010 6
 Pharmaceutical ointments may be easily spread
on skin, being retained at the site of applications
as an occlusive layer, thereby preventing
moisture loss from skin.
 This is particularly useful whenever restoration
of the physical characteristics of the skin is
required (e.g due to inflammation)
 Pharmaceutical ointments are associated with
lubricating/emollient properties, properties that
may employed to reduce trauma of an affected
site upon spreading
In general, pharmaceutical ointments persist at the site
of
application, enabling the duration of drug release to be
greater than for many other topical dosage forms.
The increased viscosity of pharmaceutical pastes
ensures that a thick film of
the dosage form is applied to the site of action, which
shows
excellent persistence. This property is particularly useful
if
protection of an inflamed site is required, e.g. in
eczema,
psoriasis.
1. HYDROCARBON :
a. SOFT PARAFFIN (VASELINE) + HARD PARAFFIN
→ konsistensi tertentu
comb. white beeswax, cetostearyl alcohol → lembut
• BERMINYAK → greasy
• OCCLUSIVE, → lapisan (film) mencegah kehilangan

air, meningkatkan hidrasi kulit

• INERT

ftss-2010 9
2. ABSORPTION BASES
Lanolin (mengandung cholesterol) dikombinasi
dengan: - lanosterol
- acetylated sterols
- esters of polyhydric alcohols (sorbitan
monostearete, sorbitan monooleate)
hydrocarbon + bhn yg campur dengan hydrocarbon
dan mengandung gugus polar sebagai emulgator
w/o
• hydrophilic
• anhydrous
• menekan kehilangan air trans epidermal (TEWL)

lanolin sering menimbulkan alergi

ftss-2010 10
Contoh formula Absorption bases :

Simple ointment BP (absorbs ± 15 % water)

• wool fat
• hard paraffin
• cetostearyl alcohol
• white / yellow soft paraffin
Wool alcohol Ointment BP
• wool alcohol
• hard paraffin
• liquid paraffin
• white / yellow soft paraffin
• water

ftss-2010 11
3. EMULSIFYING BASES

mengandung emulsifying agent o/w → surfactant

Emulsifying wax BP (Na-lauryl sulfate & ceto-
stearyl alcohol)
• anhydrous
• miscible with water
• mix with aqueous skin secretions
• washable
• bring the medicament into more intimate contact
with the skin

Useful for treating the scalp

ftss-2010 12
Contoh formula Emulsifying bases :

Emulsifying ointment BP (anionic base)

Emulsifying wax
White soft paraffin
Liquid paraffin

Cetrimide emulsifying ointment BP (cationic base)

Cetrimide
Cetostearyl alcohol
white soft paraffin
Liquid paraffin

ftss-2010 13
4 WATER SOLUBLE BASES

Campuran dari Polyethylene glycols (macrogols,

carbowaxes) BM rendah dan tinggi

BM 200 – 700 → liquid

BM 1000 < → soft to hard/solid

• Non occlusive
• Mix readily with skin exudates
• Do not stain bed linen or clothing
• Washing quickly, removes any residue from the
skin

ftss-2010 14
Contoh formula Water soluble bases :

Macrogol Ointment BP
• Macrogol 300
• Macrogol 4000

Polyethylene Glycol Ointment USP

• Macrogol 400
• Macrogol 4000

Basis Macrogol
* Pembawa local anesthetics (lignocaine)
* Aktifitas antimikroba dari methyl/ propyl paraben
 menurun
* Penicillin dan Bacitracin  inactivate

ftss-2010 15
PEMBUATAN BASIS OINTMENT

Relatif mudah,

Bila dalam formula basis ada bahan padat

 di lebur pada temperatur meleleh tertinggi
dari bahan padat

Diaduk sampai dingin supaya tidak terjadi

pemisahan

ftss-2010 16
PENCAMPURAN BAHAN AKTIF (BA)

BAHAN AKTIF CAIR

• Misible dengan minyak, tahan panas

→ ditambahkan pada saat dilebur
• Misible dengan minyak, tidak tahan panas
→ dicampurkan pada basis yang sudah
dingin
• Tidak campur minyak, tahan/tidak panas
→ ditambah emulgator, dicampurkan saat
dingin

ftss-2010 17
BAHAN AKTIF PADAT

• Larut minyak, tahan panas

→ ditambahkan pada saat dilebur
• Larut minyak, tidak tahan panas
→ dilarutkan dahulu pada bahan basis yg cair,
dicampurkan pada basis yg sudah dingin
• Tidak larut minyak, tahan panas
→ dihaluskan, ditambahkan saat basis dilebur
• Tidak larut minyak, tidak tahan panas
→ dihaluskan, digilas/levigasi dengan sebagian
bahan basis cair, ditambahkan pada basis jadi
yg sudah dingin

ftss-2010 18
 CREAM
EMULSI  konsistensi SEMISOLID
Hair remover cream

Type ; O/W, W/O

(O/W/O, W/O/W jarang digunakan pada
sediaan dermatological)
Diameter fase terdispes = 0,1 – 100 µm

Skin therapy : o/w banyak digunakan sebagai basis

yg dapat tercucikan oleh air
Emoliency & cleansing : w/o
Krim/lotion
 Bahan aktif
 Fase minyak
 Humektan
 emulsifier
 Thickening agent
 Antioksidan
 Pengawet
 Sequestering agent
 aquadem
Emulsifier

Untuk menggabungkan fase minyak dan air

Bisa menggunakan kombinasi 2 atau 3 emulsifier baik tipe O/W maupun W/O
Contoh :
Tipe O/W : TEA asam stearat cetearyl alcohol, ceteareth 20/21/25, PEG-40
Hydrogenated castor oil, PEG-7 Glyceryl cocoate, polysorbate 20, polysorbate
60, polysorbate 80, PEG 150 Distearate
Tipe W/O : Glyceryl stearate, polyglyceryl oleate, sorbitan stearate, Glycol stearat,
Glyceryl oleate, sorbitan oleate, Lauret -3, Glycol Distearate
preservative
Fase minyak

Klasifikasi berdasarkan sumbernya

 dari hewan : lanolin, beeswax/cera

alba, squalane
 Dari tumbuhan : olive oil, coconut oil

 Dari mineral : parafin, vaselinum

album
Berdasarkan bentuknya
Padat (Wax) : beeswax
Klasifikasi Fase minyak (new
science cosmetic)
 Oil dan fat : trigliserida dari asam lemak dan gliserin
yg didapat dari hewan dan tumbuhan
 Wax ester : ester dari higher fatty acid dan higher
alcohol yang didapat dari hewan dan tumbuhan
 Hydrocarbon : mempunyai rantai karbon lebih dari 15
 Higher fatty acid : formula umumnya RCOOH diman
R bisa grup alkil saturasi dan alkenyl tidak tersaturasi
 Higher alcohol : alkohol monovalen dengan 6 atau
lebih atom karbon yang diproduksi dari petrochemical
 Ester : dari dehidrasi asam dan alkohol
1. Oil and fats

 Olive oil
 Camelia oil
 Macadamial nut oil
 Castor oil
2. Wax ester
 Carnauba wax
 Candelilla wax
 Jojoba oil
 Bees wax
 lanolin
3. Hydrocarbon
 Liquid parafin
 Parafin
 Petrolatum
 Ceresin
 Microcrystaliln wax
 squalane
4. Higher fatty acid
 Lauric acid
 Myristic acid
 Palmitic acid
 Stearic acid
 Isostearic acid
5. Higher alcohol
 Cetyl alcohol
 Stearyl alcohol
 Isostearyl alcohol
 2-octyl dodecanol
6. Ester
 Isopropyl miristat
 2-octyldodecyl myristate
 Cetyl 2-ethyl hexanoat
 Di-isostearyl malate
Moisturizer

Emolien → berfungsi sebagai pelembab karena

kemampuannya membentuk lapisan pada
permukaan kulit atau stratum korneum dan
beraksi sebagai pelumas (lubrikan), untuk
mengurangi kulit bersisik dan memperbaiki
penampilan kulit.

Oklusif →menghambat terjadinya penguapan air

dari permukaan kulit
Humektan
Thickening agent
 Menjaga stabilitas
 Memperbaiki tekstur
 Memberi rheology yang baik
 Contoh : cetyl alcohol, stearic acid, xanthan gum,
Hidroxyethyl Cellulose
Sequestering agent
 Fungsinya untuk mengikat logam karena Ion logam dapat
menurunkan kualitas dimana dapat merubah warna dan
mempercepat proses oksidasi
 Contohnya sodium edetat, phosporic acid, citric acid,
ascorbic acid, succinic acid, gluconic acid, sodium
polyphospate, sodium metaphospate
Prinsip pembuatan
 Bahan hidrofilik atau dapat terdispersi dalam air
→ditambahkan ke fase air
 Bahan lipofilik →dilarutkan atau didispersikan ke fase
minyak
 Fase dalam (air ) →masuk ke fase minyak
Pencampuran bahan aktif
Bahan Aktif Cair :
Miscible dg minyak, tahan panas→ditambahkan pada saat di lelehkan

Miscible dg minyak, tidak tahan panas→dicampur pada basis yang

sudah dingin

Tidak campur minyak, tahan/ tidak tahan panas →ditambah emulsifier,

dicampurkan saat dingin
Bahan aktif padat
 Larut minyak, tahan panas→ditambahkan saat di lebur
 Larut minyak, tidak tahan panas→dilarutkan dahulu pada bahan basis
yang cair, dicampurkan pada basis yg sudah dingin
 Tidak larut minyak, tahan panas→dihaluskan, ditambahkan pada saat
basis dilebur
 Tidak larut minyak, tidak tahan panas→dihaluskan, digilas dengan
sebagian bahan basis cair, ditambahkan pada basis jadi yg sudah dingin
1. KRIM TIPE : W/O

Emulgator : wool fat, wool alcohols

a fatty acid ester of sorbitan
calcium salt of fatty acid

Lebih disukai daripada ointment :

lebih mudah terdispersi,
kurang lengket
Contoh formula basis krim tipe W/O

OILY CREAM BP

- wool fat 16
- stearyl alcohol 16
- isopropyl mirystate 16
- cetrimide
0.04
- water up to 100
2. KRIM TIPE : O/W (ex. vanishing cream)

- Non occlusive
- Dapat diencerkan oleh air
- Mudah dicucikan oleh air
- Pada penggunaan tidak tampak/ tdk berbekas
- Emulgator : - camp. surfaktan/fatty amphiphile
(alkohol rantai panjang, C 14 - 18
a.l. cetostearyl alcohol)
- fatty acid (dlm kosmetik)

Surfaktan (anionik) : Na-lauryl sulfate

(kationik) : cetrimide
(nonionik) : cetomacrogol,
tween
* Campuran emulgator bertujuan ;

• untuk meningkatkan stabilitas emulsi

Dengan terbentuknya senyawa kompleks

• surfaktan tunggal  emulsi cair

• Perbandingan surfaktan – fatty alcohol
yg tepat menghasilkan konsistensi yang baik
(umumnya 1 : 4 sampai 1 : 9)
penggunaannya dalam sediaan ± 16 %

Contoh kombinasi emulgator :

• Na-lauryl sulfat – cetostearyl alcohol
• cetrimide – cetostearyl alcohol
• cetomacrogol 1000 – cetostearyl alcohol
KRIM O/W pada penggunaan;

• Sebagaian besar fase luar (air) menguap film

• Konsentrasi bhn aktif larut air dalam lapisan film
meningkat
• Konsentrasi bhn aktif yg siap menembus stratum
corneum meningkat
• Meningkatkan absorpsi perkutan
• Dapat meninggalkan lipid dan moisturizers lain
diatas dan didalam stratum corneum  hidrasi
kulit >>>

• Untuk mencegah rekristalisali bhn aktif dan

untuk meningkatkan bioavailabilitas  +
nonvolatile water miscible co-solvent (PG)
Contoh formula basis krim o/w :

Vanishing cream
• Strearic acid
• Cetyl alcohol
• Span 80
• Tween 80
• Methyl paraben
• Prophyl paraben
• Water
PEMBUATAN BASIS KRIM:
FOKUS UTAMA
• Teknik pencampuran kedua fase
• Penempatan emulgator

PARAMETER KRITIS :
• Kecepatan penambahan
• Kecepatan pengadukan
• Temp. Masing-2 fase  70 °C  cooling to 25 °C
• Suhu pemanasan  (5 – 10°c) diatas suhu lebur yg
tertinggi bhn
• kecepatan pendinginan  mempengaruhi ukuran
droplet, viskositas & stabilitas
Tahapan pembuatan Vanishing cream:

FASE MINYAK : (lebur 70˚C)

Strearic acid + Cetyl alcohol + Span 80 +
Prophyl paraben

FASE AIR : (panaskan 70˚C  larut)

Tween 80 + Methyl paraben + Water

Fase minyak dimasukkan ke fase air  diaduk

homogen  didinginkan suhu ruangan sambil
tetap diaduk
CATATAN :

• Pemanasan masing-2 fase jangan terlalu tinggi

 degradasi bhn yg tdk tahan panas

• hidrolisis dari emulgator

• dekomposisi dari bhn pengawet
CARA PRAKTIS PEMBUATAN KRIM O/W :

• Fase internal ditambahkan ke fase eksternal

Atau
• Cara inversi
- Sebagian fase air ditambahkan ke fase minyak
 w/o
- ditambahkan sisa air  inversi o/w
(hasilnya ukuran droplet lebih halus)

Umumnya pd proses produksi sulit dilakukan

PEMBUATAN KRIM W/O :

• Bhn lipofilik  dilarutkan atau didispersikan

ke fase minyak
• Bhn larut atau dpt terdispersi dlm air 
ditambahkan dlm fase air
• Fase dalam (air )  ke fase minyak

Atau Cara inversi

KRITERIA KOSMETIK/ESTETIK:
1. VISUAL APPEARANCE OF PRODUCT
2. ODOR; (a) development of pungent odor
(b) loss of fragrance
3. SAMPLING CHARACTERISTICS OF PRODUCT,
eq. : ease of removal from container
4. APPLICATION PROPERTIES ;
(a) hard, (b) spread easily or with difficulty
(c) softens when applied
(d) creamy, watery (eq. runs off skin), adheres, viscous
(e) sticky, tacky, oily ,(f) pasty, lumpy, gritty, smooth,
powdery
(g) forms coherent film
5. RESIDUAL IMPRESSION AFTER APPLICATION :
(a) oily, greasy, or sticky residue on treatment area,
(b) appearance of treatment area (eq. dull, shiny, matt),
(c) irritation, (d) odor on skin, (e) ease of removal of residue
 KRITERIA FISIKO-KIMIA:

1. Stability of the active ingredients

2. Stability of the adjuvant
3. Rheological properties-consistency, extrudability
4. Loss of water and other volatile components
5. Phase changes-homogeneity / phase separation,
bleeding
6. Particle size and particle size distribution of disperse
phase
6. Apparent pH
7. Particulate contamination
KONTAMINASI MIKROBA
DAN PENGAWET:

SHOULD BE FREE FROM :

1. PSEUDOMONAS AERUGINOSA
2. SALMONELLA spp.
3. ESCHERICHIA COLI
4. STAPHYLOCOCCUS AUREUS
5. CANDIDA ALBICANS
6. ASPERGILLUS NIGER
PRESERVATIVES USED IN TOPICAL
PREPARATIONS:

TYPE EXAMPLES CONSENTRATION

(%)
alcohol ethyl alc, isopropyl alc,
chlorbutamol, benzyl 70
p-chlorphenyl propane-
diol, phenoxy ethyl,
bromo-nitropropanediol
(Bromopol)

Acids benzoic, dehydroacetic,

propionic, sorbic, cinnamic 0,1 – 0,2

Essential anethol, citronellol,

Oils eugenol, vanillate 0,001 – 0,002
 SOME EXAMPLE OF ANTIOXIDANTS:

Phenolic type: Organic acids, alcohols, esters:

BHA ascorbic, citric, malic acid,
BHT sorbitol,glycerol, propylene
NDGA glycol, ascorbyl palmitate
Quinone type: Amine type:
Hydroquinone, Ethanolamine, Lecithin,
Hydroxycoumarins, Cephalin, Plant and animal
Tocopherol phosphatides
Sulfur compounds: Inorganic acids/ salt:
Thiodipropionic acid Phosphoric acid and salt
(dilauryl, distearyl ester) Phosphorous acid and salt
Sulfites, bisulfites
Dithiocarbamates
ANTIOXIDANT AND THEIR SYNERGISTS

ANTIOXIDANTS SYNERGISTS

BHA citric and phosphoric acids, lecithin

BHT citric and phosphoric acids

Propyl gallate citric and phosphoric acids

α- Tocopherols citric and phosphoric acids

THE IDEAL ANTIOXIDANT :

1. Effective at low concentration

2. Nontoxic, nonirritant and non sensitizing
3. Decomposition product should be nontoxic,
nonirritant and non sensitizing
4. Odorless and should not color the product
5. Stable and effective over a wide pH range
6. Neutral – should not react chemically with
other ingredients
7. Nonvolatile
 ENHANCERS
could temporarily diminish the impermeability of
the skin
1. dimethyl sulfoxide (DMSO)
2. N,N-dimethyl acetamide (DMAC)
3. N,N-dimethyl formamide (DMF)
4. 2-pyrrolidone
5. 1-methyl-2-pyrrolidone
6. 5-methyl-2-pyrrolidone
7. 1,5-dimethyl-2-pyrrolidone
8. 1-ethyl-2-pyrrolidone
9. 2-pyrrolidone-5-carboxylic acid
 SCALE – UP :
laboratory bench to manufacturing plant

• size of the product batch

• kind of processing equipment
• its efficiency
• BENCH SCALE EXP. (lab)  1 – 5 kg of formulation
• PILOT PLANT  10 – 100 kg
• economic reasons
• new product is similar to one with established process
• acceptable if processing of is monitored and the
product is evaluation
• PRODUCTION FACILITIES  1000 kg or more
TUGAS
PRESENTASI EBOOK Ansel hal 272
Ebook New cosmetic science hal 341
 THE END

SELAMAT BELAJAR