Mekanisme Spinal

Nyeri
PAIN

Pain is a psychologic adjunct to a protective reflex, the

purpose of which is to cause the affected tissue to be
withdrawn from the potentially noxious (and injurious)
stimuli.

(Sherrington)
Ascending Pathway
Third Order Neuron :
Thalamus  Cortex Cerebri

Second Order Neuron :

Rexed Lamina Medula Spinalis  Thalamus

First Order Neuron :

Nociceptor  Rexed Lamina Medula Spinalis
REXED’S LAMINA
 Primary Afferent
Fibers
Modality Receptor Fiber type Conduction- Function
velocity (m/s) &
diameter (mikron)

Propioseptive Golgi, rufini, A-Alfa 70-120 & 15-20 Muscle tension,

muscle spindle length, velocity

Mechanoreseptive Meissner, rufini, A-Beta 40-70 & 5-15 Touch, flutter,

pacini, merkel motion, pressure,
vibration

Thermoreceptive Free nerve ending A-Delta 10-35 & 1-5 Innocious cold

Free nerve ending C 0,5-1 & <1 Innocious warm

Nociceptive Free nerve ending A-Delta 10-35 & 1-5 Sharp pain
Free nerve ending C 0,5-1 & <1 Burning pain
Characteristic features of Aδ & C
Fibers
Feature Aδ fibre C fibre
Number Less More
Myelination Myelinated Unmyelinated
Diameter 2-5 µm 0.4-1.2 µm
Conduction 12-30 m/s 0.5 -2 m/s
velocity
Specific stimulus Most sensitive to Most sensitive for
pressure chemical agents

Impulse Fast component of Slow component of

conduction pain pain

6
 SECOND ORDER
NEURON
Akhir dari aferen primer nosiseptor
 transmisi informasi ke first relay
neuron kornu dorsalis (second order
neurons)
Nociceptive Spesific Neuron :
- Predominan di superficial
layer lamina Rexed
- Input : noxious input
dari A∂ dan C fiber
Second order neuron :
1. NS : Nociceptive Spesific
(High Threshold)
2. WDR : Wide Dynamic Range
(Convergent Neurons)
WDR Dynamic Range Neuron :
- Lapisan 4 sd 6 lamina Rexed’s
- Input : Noxious dan non noxious
(termasuk dari Aß)
- Normal : tidak ada sinyal nyeri saat
respon terhadap rangsangan taktil
pada level nonnoxious
NS :
Nociceptive Specific

WDR :
Wide Dynamic Range
NEUROTRANSMISI di SPINAL CORD
Transmitter eksitasi Excitatory
dari terminal transmission antar
aferen primer neuron di spinal
nosiseptor cord

Transmitter inhibisi
Transmitter inhibisi
oleh interneuron di
dari supraspinal
spinal cord
 PERUBAHAN SENSORI dan
FISIOLOGIS
Stimulus non noxious
Injury WDR neuron
(Aß fiber)
• Alodinia pada • Memiliki receptive • Mengaktivasi
secondary area yang luas neural pathway
hiperalgesia zone termasuk central yang normalnya
• Primer hiperalgesia area yang memiliki untuk sinyal
zone tidak terjadi lower stimulus nosiseptif
perubahan ambang treshold • Misinterpretasi
terhadap stimulus • Sensitisasi sentral input 
termal dihubungkan mechanical
• Diperantarai WDR dengan perluasan allodynia
neuron receptive field dan
penurunan
tHreshold
Modulasi Nyeri Tingkat Spinal
- Interneuron inhibisi nosiseptif : GABAnergic dan Glycinergic
- GABA a (inhibisi reseptor post sinaps)
- GABA b (inhibisi release asam amino di presinaps)

Aplikasi klinis
- Bekerja untuk menurunkan release as amino (glutamat) :
lamotrigine, riluzole
- NMDA antagonis : ketamin, antiparkinson memantine, DMP,
metadon, Mg²+ infussion
- NSAID : inhibisi pembentukan As Arakidonat  menghambat COX 2
 Second Order
Neurons
Noxious & innocuous thermal
Contralaterally to anterolateral
Spinal Cord (Gray Matter)  Dorsal Horn quadrant Thalamus
5 major pathways :
1. Spinothalamic
2. Spinoreticulothalamic
3. Spinomesencephalic
4. Cervicothalamic
Primary afferent nerves
5. Spinohypothalamic
(skin, muscle, joint, viscera)
Traktus Spinothalamik
Sekitar lebih dari 85% project kontralateral
Traktus spinothalamik terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Traktus spinothalamik lateral  pain & temperatur (A delta & C fiber)
2. Traktus spinothalamik anterior  non-noxious mekanikal kutaneus (touch)
dan wide dynamic range nociceptive cells (respon terhadap stimulasi low-
high pinch & heat).
SPINO-THALAMIC TRACT
Traktus Spinothalamik Lateral
Traktus spinothalamik lateral berasal dari axon di lamina I (serabut A-delta dan C).
Proyeksi Lamina I berasal dari :
1. Nociceptive specific cell (mekanikal, thermal atau kedua-nya)  nukleus ventral
medial thalamus  insular cortex dan area 3a (sulkus post sentral  diskriminatif
dan aspek motorik nyeri
2. Polymodal nociceptive cell/HPC (noxious heat, pinch, cold)  nukleus ventral
posterior lateral thalamus  korteks somatosensory dan associated insular dan
opercular cortex  kualitas somatosensori dari nyeri.
3. Specific cool cell (innocuous cooling)  nukleus dorsal medial thalamus 
korteks anterior cingulate  aspek emosional nyeri.
Traktus Spinothalamik Anterior
Terdiri dari axon yang berasal dari lamina IV, V, VII, VIII
Lamina IV, V  berasal dari serabut A-beta dan A-delta (low threshold cells) 
non-noxious mechanical cutaneus stimulation (touch) & wide dynamic range
nociceptive cells (low-high intensity pinch & heat stimulation)
Lamina V  berasal dari input viseral, otot dan sendi
Lamina VII, VIII  wide dynamic range cell (wide dynamic stimulation 
propioseptive dan input viseral)
Lamina V, VII nukleus ventral lateral dan intralaminar thalamus
 area kortikal sama dengan proyeksi dari lamina I
Traktus
Spinoreticulothalamik
Berasal dari axon di lamina VII, VIII
di kornu dorsalis  formasio
retikular di pons dan medula 
medial thalamus
Traktus
Spinomesensephalik
Berasal dari axon di lamina I dan V 
mesensefalik formasio retikular dan
periakuaduktal gray matter (pusat
endogen opiod)  parabrachial nuklei
 hypotalamus,amygdala, insular dan
cingulatum  autonomik integrasi
dan homeostasis.

Stimulasi PAG  formasio retikularis

 raphe nukleus  inhibisi (modulasi
pain)  endogen opioid/enkephalin
 Traktus Cervicothalamik
Berasal dari neuron nosiseptif di lamina
III, IV  kontralateral ke nukleus di
midbrain  nukleus ventroposterolateral
dan posteromedial thalamus.
Traktus Spinohypothalamik
Berasal dari axon di lamina I, V, VIII  proyeksi langsung ke supraspinal
autonomic control (hypothalamus)  kontrol autonomic nervous system
dan neuroendokrin system.
Terima Kasih
SPINO-THALAMIC TRACT
TENS
TENS