Hormonal Contraception: Ike Nurrochmawati, SST., MPH

HORMONAL CONTRACEPTION
IKE NURROCHMAWATI, SST., MPH
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SATRIA BHAKTI
NGANJUK
2020
Introduction
5 1
Contraception is a method to prevent
unwanted pregnancy.
Hormonal contraception refers to birth
2
control methods that act on the endocrine
system. Almost all methods are composed
of steroid hormones.
the original hormonal method—the
3
combined oral contraceptive pill—was first
marketed as a contraceptive in 1960..
1 2
3
4
1
Shukla, Jamwal, Bala, Adverse Effect Of Combined Oral Contraceptive Pills, Asian J Pharm
Clin Res, Vol 10, Issue 1, 2017, 17-21
PIL
01
INJECT
KIND OF
HORMONAL IMPLANT
CONTRACEPTION
HORMONAL IUD
BKKBN, 2015 2
Procedure of action
Menekan Mengentalkan
ovulasi Lendir Serviks
4 3 2 1
Menghambat
Mencegah
transportasi
implantasi
gamet oleh tuba
3
Female Reproductive Cycle
During
secretory
(luteal)
phase
The
follicular
During
phase
menses
(estrogen
dominant)
4
Female Reproductive Cycle
5
(Sherwood, 2013)
Mechanism of Action
(-)
(-)
6
De Leo. et.,al, Hormonal contraceptives:pharmacology tailored to women’s health , Human
Reproduction Update, Vol.22, No.5 pp. 634–646, 2016
HORMONAL
CONTRACEPTION
7
Oral Contraceptive Pill
• Efektivitas 99,5- 99,9% dan 97% .
• Kind of oral contraceptive pill:
1. Combination oral contaceptive pill
o monophasic
o biphasic
o Triphasic
2. progestine only pill (mini pil)
3. post coital oral contraceptive (morning
after pill)
8
Sabatini R, Cagiano R, Rabe T, Adverse Effects of Hormonal Contraception J.
Reproduktionsmed. Endokrinol 2011; 8 (Sonderheft 1), 130-156
CARA KERJA
1. Pil KB kombinasi (Combined Oral
Contraceptives = COC) Mengandung 2 jenis hormon wanita
yaitu estrogen dan progesteron.
• Mekanisme kerjanya :
a. FSH dan LH dihambat  ovulasi
b. Mengentalkan lendir serviks pergerakan sperma
terhalang
c. Motilitas tuba falopii dan uterus ditingkatkan
fertilisasi sulit terjadi
d. Dinding endometrium terganggu perkembangannya
2. Pil KB progesteron (Mini pill = Progesterone Only Pill

= POP) hanya berisi progesteron, bekerja dengan
mengentalkan cairan leher rahim dan membuat kondisi
rahim tidak menguntungkan bagi hasil pembuahan.
9
CARA KERJA
3. Morning After Pill
Pil ini mengandung estrogen dalam dosis besar. Cara
kerjanya dengan menghambat terjadinya implantasi /
penempelan blastokist ke dalam endometrium
10
KEUNTUNGAN
1. Pil KB kombinasi (Combined Oral Contraceptives = COC)
a. Tidak mengganggu hub sex
b. Dapat di gunakan jangka panjang
c. Mudah di hentikan setiap saat
d. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil di
hentikan
e. Dapat di gunakan sebagai kontrasepsi darurat
2. Pil KB progesteron (Mini pill = Progesterone Only Pill = POP)
f. Tidak menggangu hub sex
g. Tidak mempengaruhi ASI
h. Kesuburan cepat kembali
i. Nyaman/ mudah di gunakan
j. Sedikit efek samping
k. Dapat di hentikan setiap saat
l. Tidak mengandung estrogen
11
KEUNTUNGAN
3. Morning After Pill
a. mencegah kehamilan tak diinginkan pada korban
pemerkosaan
b. membantu program keluarga berencana
c. mencegah kehamilan
12
KERUGIAN
a. Membosankan karena harus menggunakannya setiap hari
b. Tidak boleh di berikan pada perempuan yang menyusui
c. Harus mengingat untuk minum pil
d. Tidak mencegah IMS/HIV, HBV
e. Harus di gunakan setiap hari pada waktu yang sama
f. Bila lupa 1 pil saja kegagalan menjadi lebih besar
g. Efektifitasnya menjadi rendah bila di gumakan bersamaan
dengan obat epilepsi/tuberkolusis
h. Tidak melindungi dari HIV/IMS
3. Morning after pills
a. tidak bisa mencegah penyakit menular seksual
13
INDIKASI
a. Usia reproduksi
b. Telah memiliki anak
c. Gemuk atau kurus
d. Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas
tinggi
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f. Nyeri haid hebati
g. Siklus haid tidak teratur
h. Riwayat KET
i. Kelainan payudara jinak
j. Usia reproduksi
k. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
yang sudah maupun yang belum memiliki anak
l. Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat
efektif selama periode menyusui
14
INDIKASI
d. Mempunyai TD tinggi < 180/110 mmHg,
e. Tidak boleh menggunakan estrogen
a. tidak bisa mencegah penyakit menular seksual
15
KONTRAINDIKASI
a. Hamil atau di curigai hamil.
b. Menyusui eksklusif
c. Perdarahan pervaginam
d. Penyakit Hepatitis
e. Perokok
f. Riwayat penyakit jantung.
g. Kanker payudara
h. Penyakit epilepsi
i. Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari,
j. Hamil.
k. Perdarahan pervaginam
l. Kanker payudara
m. Sering lupa menggunakan pil.
n. Miom uterus
o. Riwayat stroke. 16
KONTRAINDIKASI
a. Menggugurkan kandungan
17
EFEK SAMPING
a. Amenorea
b. Mual, pusing atau muntah.
c. Perdarahan pervaginam/spotting
d. Amenorea
e. Perdarahan tidak teratur
a. perubahan suasana hati (mood),
b. perut mulas
c. nyeri dada
d. mual, muntah
e. sakit kepala
18
WAKTU MULAI MENGGUNAKAN

a. Setiap saat selagi haid,diyakini tidak hamil
b. Hari 1-7 siklus haid
c. Boleh pada hari ke 8 tetapi perlu menggunakan
kontrasepsi lain (kondom) mulaihari ke 8 sampai 14 /
tidak melakukan hubungan seksual sampai paket pil habis.
d. Setelah melahirkan :
 Setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif
 Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
 Pascakeguguran (segera / dlm waktu 7 hari)
a. Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi  ingin
ganti pil kombinasi  dapat segera diberikan tanpa
menunggu haid
19

a. Mulai hari 1-5 siklus haid
b. Digunakan setiapsaat, asal diyakini tidak hamil. Bila
menggunakan setelah hari ke 5siklus haid  tidak boleh
melakukan hubungan seksual selama 2 hari / gunakan
kontrasepsi lain untuk 2 hari
c. Bila px tidak haid (amenorea), minipil dapat digunakan
setiap saat,asal yakin tidak hamil. tidak boleh melakukan
hubungan seksual selama 2 hari / gunakan kontrasepsi
lain untuk 2 hari
d. Menyusui antara 6 mggu dan 6 bulan pascapersalinan dan
klien telah mendapat haid, minipil dapat dimulaipada hari
1-5 siklus haid.
e. Minipil dapat diberikan segera pascakeguguran
f. Hormonal lain  dapat segera diberikan, bila kontrasepsi
sebelumnya digunakan dengan benar/tdk sdg hamil.
g. Kontrasepsi suntikan  minipil diberikan pada jadwal
suntikan 20

h. Nonhormonal minipil diberikan 1-5 siklus haid
i. AKDR  minipil diberikan pada hari ke 1-5 siklus haid 
dilakukan pengangkatan AKDR
21
Inject Contraceptive
• Mempunyai tingkat efektifitas yang tinggi sekitar 99,7
% dengan tingkat kehamilan 0,3 kehamilan per 100
perempuan dalam 1 tahun pertama
• disuntikkan pada otot gluteus maximus (otot bokong)
atau otot deltoideus (otot bahu).
• macam-macam kontrasepsi suntik :
1. Depo Mendroksi Progesteron (DMPA), mengandung
150 mg DMPA yang diberikan setiap tiga bulan
2. Cyclo provera (nama dagang: cyclofem) mengandung
50 mg progesteron dan 5 mg komponen estrogen
diberikan setiap bulan
Zamané et.,al, Hormonal Contraception and Hypertension at the Department of Obstetrics and Gynecology, Yalgado
22
Ouédraogo Teaching Hospital: Epidemiological, Clinical and Therapeutic Patterns, Open Journal of Obstetrics and
Gynecology, 2016, 6, 379-384
CARA KERJA
1. Medroxyprogesterone Acetate (DMPA) yang merupakan
hormon progestron. KB suntik ini bekerja secara efektif
mencegah kehamilan dalam waktu 13 minggu, oleh karena itu
KB suntik ini diberikan setiap 3 bulan atau 12 Minggu sekali
Mekanisme kerjanya :
bekerja dengan mengentalkan cairan leher rahim dan
membuat kondisi rahim tidak menguntungkan bagi hasil
pembuahan.
2. Cyclo provera (nama dagang: cyclofem) mengandung 50 mg
progesteron dan 5 mg komponen estrogen diberikan setiap bulan
Mekanisme kerjanya :
a. FSH dan LH dihambat  ovulasi
b. Mengentalkan lendir serviks pergerakan sperma
terhalang
c. Motilitas tuba falopii dan uterus ditingkatkan
fertilisasi sulit terjadi
d. Dinding endometrium terganggu perkembangannya
23
Gynecology, 2016, 6, 379-384
KEUNTUNGAN
1. Medroxyprogesterone Acetate (DMPA)
a. Tidak berpengaruh terhadap hubungan sex
b. tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan
gangguan pembekuan darah
c. Tidak mempengaruhi asi
d. Efek samping sedikit
e. Membantu mencegah kanker endometrium dan KET
f. Mencegah penyebab penyakit radang panggul
2. Cyclo provera (nama dagang: cyclofem)
a. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri
b. Jangka panjang
c. Efeksamping sangat kecil tidak di perlukan px dalam
d. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
24
Gynecology, 2016, 6, 379-384
KERUGIAN
a. Sering ditemukan gangguan
b. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan
kesehatan
c. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan
berikut
d. Permasalahan berat badan
e. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi
menular seksual
f. terlambatnya kembalinya kesuburan setelah pemakaian
dihentikan
a. Terjadi perubahan pola haid
b. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan
c. Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan.
d. Penambahan BB
25
Gynecology, 2016, 6, 379-384
INDIKASI
a. Usia reproduksi
b. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
c. efektif selama periode menyusui
a. Usia reproduksi
b. Telah memiliki anak ataupun belum memiliki anak
c. Ingin mendapat kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
d. Menyusui asi pasca persalinan
26
Gynecology, 2016, 6, 379-384
KONTRAINDIKASI
a. Hamil.
b. Perdarahan pervaginam
c. Kanker payudara atau riwayat
d. Tidak dapat menerima gangguan haid
a. Hamil
b. Menyusui di bawah 6 minggu pasca persalinan
c. Perdarahan pervaginam
d. Penyakit hepatitis
e. Usia > 35 tahun yang merokok
f. Tekanan darah tinggi > 180/110 mmHg
g. Keganasan payudara
27
Gynecology, 2016, 6, 379-384
EFEK SAMPING
a. Amenorea
b. Perdarahan, spotting
c. Meningkatnya/menurunya BB
a. Amenorea
b. Mual, pusing, muntah
c. Perdarahan/spotting
28
Gynecology, 2016, 6, 379-384
a. Setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil
b. Mulai hari 1-7 siklus haid
c. Pada ibu tidakhaid  injeksi pertama dapat diberikan
setiap saat asal tdk hamil.Selama 7 hari setelah suntikan
tdk boleh berhubungan seksual
d. Hormonal  sebelumnya dengan baikyakin tdk hamil 
suntikan pertama dapat segera diberikan tdk perlu
menunggu haid
e. Nonhormonal  hormonal  suntikan dapat langsung
diberikan asaltidak hamil. Bila disuntik setelah harike 7
haid, selama 7 hari setelah suntikan tdk boleh
berhubungan seksual
f. AKDR  suntikan pertama dapat diberikan pada hari 1-7
siklus haid,dapat diberikan setelah hari ke 7 siklus haid
asal yakin tdk hamil
g. Ibu tidak haid / perdarahan tdk teratur. Suntikan
pertama diberikan setiap saat asal yakin tidak hamil,
selama 7 hari stelah suntikan tdk boleh berhubungan
seksual 29
Gynecology, 2016, 6, 379-384
a. Suntikan pertama diberikan dlm waktu 7 hari siklus haid
b. Suntikan pertama setelah hari ke 7  tdk boleh
hubungan seksual /pkai kontrasepsi lain untuk 7 hari
c. Klien tdk haid  suntikan pertma dpt diberikan asal
yakin tidak hamil  tdk boleh hubungan seksual /pkai
kontrasepsi lain untuk 7 hari
d. Pascapersalinan 6 bulan, menyusui, belum haid 
suntikan pertama dpt diberikan asal yakin tdk hamil
e. Pascapersalinan > 6 bulan, menyusui, sudah haid 
suntikan pertama diberikan 1-7 siklus haid
f. Pascapersalinan < 6 bulan dan menyusui  tdk boleh
suntikan kombinasi
g. Pascapersalinan 3 minggu, tdk menyusui, suntikan
kombinasi dapat diberikan
h. Pascakeguguran, suntikan kombinasi dapat segera
diberikan atau dalam waktu 7 hari
30
Gynecology, 2016, 6, 379-384
REFFERENCE
Shukla, Jamwal, Bala, Adverse Effect Of Combined Oral Contraceptive
Pills, Asian J Pharm Clin Res, Vol 10, Issue 1, 2017, 17-21
Sherwood L. 2013. Human Physiology: from cells to systems. 8th edition.

Brooks/cole, Cengage Learning
De Leo. et.,al, Hormonal contraceptives:pharmacology tailored to

women’s health , Human Reproduction Update, Vol.22, No.5 pp. 634–646,
2016
Sabatini R, Cagiano R, Rabe T, Adverse Effects of Hormonal
Contraception J. Reproduktionsmed. Endokrinol 2011; 8 (Sonderheft 1),
130-156
Zamané et.,al, Hormonal Contraception and Hypertension at the Department of Obstetrics and
Gynecology, Yalgado Ouédraogo Teaching Hospital: Epidemiological, Clinical and Therapeutic
Patterns, Open Journal of Obstetrics and Gynecology, 2016, 6, 379-384
Rowlands, Sam & Searle, Stephen. Contraceptive implants: current perspectives. Open Access
Journal of Contraception. 2014. 73. 10.2147/OAJC.S55968.
P.A. Lohr et al. Use of intrauterine devices in nulliparous women, Contraception 95 (2017) 529–537.
31
Thank you

Hormonal Contraception: Ike Nurrochmawati, SST., MPH

Uploaded by

Document Information

Original Title

Copyright

Available Formats

Share this document

Share or Embed Document

Sharing Options

Did you find this document useful?

Is this content inappropriate?

Copyright:

Available Formats

Hormonal Contraception: Ike Nurrochmawati, SST., MPH

Uploaded by

Copyright:

Available Formats

HORMONAL CONTRACEPTION

IKE NURROCHMAWATI, SST., MPH

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

2. Pil KB progesteron (Mini pill = Progesterone Only Pill

1. Pil KB kombinasi (Combined Oral Contraceptives = COC)

1. Pil KB progesteron (Mini pill = Progesterone Only Pill = POP)

1. Pil KB progesteron (Mini pill = Progesterone Only Pill = POP)

Sherwood L. 2013. Human Physiology: from cells to systems. 8th edition.

De Leo. et.,al, Hormonal contraceptives:pharmacology tailored to

You might also like