Professional Documents
Culture Documents
Anestesi Spinal
Anestesi Spinal
Pembimbing:
dr. Ratna Emelia Hutapea, Sp.An
Pasien menolak
Infeksi pada tempat suntikan
Hipovolemia berat, syok
Koagulopati atau mendapat terapi antikoagulan
Tekanan Intracranial meninggi
Fasilitas resusitasi minim
Kurang pengalaman
Kontraindikasi Relatif
Infeksi sistemik
Infeksi tempat sekitar suntikan
Kelainan neurologis
Kelainan psikis
Bedah lama
Penyakit jantung
Hipovolemia ringan
Nyeri punggung kronis
PERSIAPAN :
1.Alat:
- Monitor
- Alat anestesi umum
- Alat resusitasi
- Set spinal
- Obat anestesi
2. Pasien
- Informed consent
- Pemeriksaan fisik
- Uji laboratorium
Obat Anastesi Spinal
Amida (Lokal):
• lidocaine : dosis max 4,5 mg/kg (7 mg/kg dengan epinefrin)
• bupivacaine : dosis max 2,5 mg/kg (3 mg/kg dengan epinefrin)
• ropivacaine : dosis max 3 mg/kg
Lidocaine with glucose package insert (1.5% Xylocaine-MPF with Glucose 7.5%, Astra—US), Rev 9/94, Rec 12/97.
POSISI PASIEN SAAT PENYUNTIKKAN
• Duduk
- Pasien disisi meja OP
- Hip dan bahu vertikal
- Punggung difleksikan
• Lateral
- Punggung searah sumbu meja op
- Tungkai dan kepala difleksikan
- Nyaman
- Pergerakan penyuntikan minim
Tempat Puncture
- Dibawah L2
- Lebih baik interspace L4-5
- Krista Iliaka Kanan-Kiri ditarik garis imajiner
(Tuffier’s line) memotong prosesus spinosus L4
atau interspinosus L4-5
Injeksi Obat Lokal Anestesi
- Cairan LCS keluar jernih
- Jarum spinal dihubungkan spuit yg berisi obat
- Aspirasi LCS 0,1 ml
- Kecepatan injeksi 0,5mL/detik
- Jarum spinal dicabut
Posisi Pasien Setelah Penyuntikan
- Perlu hati-hati pengembalian posisi
- Tidak batuk dan menggerakkan badan
- Kepala pasien diatas level spinal
- Cek tensi tiap 5-10 menit
- Mengevaluasi level spinal blok, contoh:
o Simpatis: Hipotensi
o Motorik: kaki tidak dapat diangkat
o Sensorik: kaki tidak merasakan ketika diraba
Komplikasi Anastesi Spinal
HIPOTENSI
• Paling sering terjadi dengan derajat bervariasi dan
bersifat individual.
• Mungkin akan lebih berat pada pasien dengan
hipovolemia.
• Derajat hipotensi berhubungan dengan kecepatan
masuknya obat lokal anestesi kedalam ruang
subarakhnoid dan meluasnya blok simpatis.
Pencegahan
• Pemberian cairan RL 500-1000 ml secara intravena sebelum
anestesi spinal dapat menurunkan insidensi hipotensi atau
preloading dengan 1-5 L cairan elektrolit atau koloid
digunakan secara luas untuk mencegah hipotensi.
Usahakan jalan nafas tetap bebas, kadang diperlukan bantuan nafas lewat face mask.
Jika depresi pernafasan makin berat perlu segera dilakukan intubasi endotrakheal dan kontrol
ventilasi untuk menjamin oksigenasi yang adekuat
Bantuan sirkulasi dengan dekompresi jantung luar diperlukan bila terjadi henti jantung.
Jika hipotensi tetap terjadi atau jika pemberian cairan yang agresif harus dihindari maka
pemberian vasopresor merupakan pilihan, seperti adrenalin dan sulfas atropin.
Penurunan Panas Tubuh (Shivering)
• Sekresi katekolamin ditekan shg produksi panas oleh
metabolisme berkurang
• Vasodilatasi pada anggota tubuh bawah merupakan
predisposisi terjadinya hipotermi