You are on page 1of 16

PC.

SALURAN
PERNAFASAN
ASMA,COPD,C&C,RHINITIS
Dosen Pengampu : Apt. Sanubari Rela Tobat, M.Farm

Nama : Niwayan Sritanjung


NIM : 2130122221
Kelompok : Kelompok 2
Kelas : Kelas B
SISTEM PERNAFASAN
Sistem pernafasan atau yang sering disebut system respirasi
merupakan sistem organ yang digunakan untuk proses
pertukaran gas, dimana sistem pernafasan ini merupakan
salah satu sistem yang berperan sangat penting, Sama seperti
system dan struktur tubuh lainnya, system pernafasan juga
sering mengalami masalah dan gangguan dalam menjalankan
fungsinya, baik yang disebabkan oleh infeksi baik yang
disebabkan oleh virus maupun bakteri.
RHINITIS
RHINITIS
Rhinitis sebagai ‘peradangan pada
membran yang melapisi hidung, dengan
ciri adanya sumbatan hidung, rinore,
bersin, gatal pada hidung.’ Sedangkan
rinitis alergi secara klinis merupakan
gangguan fungsi hidung yang terjadi
setelah pajanan alergen melalui inflamasi
yang diperantarai oleh Imunoglobulin E
yang spesifik terhadap alergen tersebut
pada mukosa hidung.
E ETIOLOGI
Beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan rhinitis :

Serbuk sari Tungau Bulu hewan

Asap dan polusi Debu Keturunan

Spora jamur Parfum Suhu dingin


ETIOLOGI

01 02 03 04
Inhalan Ingestan Injektan Kontaktan
masuk bersama dengan masuk ke saluran masuk melalui kontak
masuk melalui
udara pernafasan, misalnya cerna, berupa dengan kulit atau
suntikan atau
debu rumah, tungau, bulu makanan, misalnya jaringan mukosa,
tusukan, misalnya
binatang serta jamur susu, telur, coklat, misalnya bahan
penisilin atau
ikan dan udang. sengatan lebah. kosmetik atau
perhiasan
GEJALA DAN TANDA PILEK DAN HIDUNG
01 TERSUMBAT

BERSIN-BERSIN DAN
GATAL PAFA HIDUNG 02
BATUK, MATA GATAL
03 DAN BERAIR

SAKIT
KEPALA 04
05 BADAN LEMAH
PATOFISIOLOGI
• Saat kontak alergen,makrofag atau monosit
akan menangkap alergen yang menempel di • Bila mukosa yang sudah tersensitisasi
permukaan mukosa hidung. Setelah diproses, terpapar alergen yang sama, maka kedua
antigen akan membentuk fragmen pendek rantai IgE akan mengikat alergen spesifik
peptide dan bergabung dengan molekul HLA dan terjadi degranulasi (pecahnya dinding
kelas II membentuk komplek peptide MHC sel) mastosit dan basofil dengan akibat
kelas II (Major Histocompatibility Complex) terlepasnya mediator kimia yang sudah
yang kemudian dipresentasikan pada sel T terbentuk (Performed Mediators) terutama
helper (Th0). Kemudian sel penyaji akan histamine.
melepas sitokin seperti interleukin 1 (IL-1)
yang akan mengaktifkan Th0 untuk • Histamin akan merangsang reseptor H1
berproliferasi menjadi Th1 dan Th2. Th2 akan pada ujung saraf vidianus sehingga
menghasilkan berbagai sitokin. menimbulkan rasa gatal pada hidung dan
bersin-bersin
Berdasarkan lama : Berdasarkan lama :
Intermiten (kadang-kadang): bila gejala Persisten/menetap bila gejala lebih
kurang dari 4 hari/minggu atau kurang dari 4 hari/minggu dan atau lebih dari
dari 4 minggu. 4 minggu

KLASIFIKASI RHINITIS
Berdasarkan keparahan: Berdasarkan keparahan :
Ringan, bila tidak ditemukan
gangguan tidur, gangguan aktifitas Sedang atau berat bila terdapat satu
harian, bersantai, berolahraga, belajar, atau lebih dari gangguan tersebut
bekerja dan hal-hal lain yang diatas
mengganggu.
DIAGNOSA RHINITIS
DIBAGI 4

Tes darah Tes kulit Endoskopi CT scan


Untuk memeriksa Untuk mengetahui zat Tes ini dilakukan Tes ini dilakukan
keberadaan antibodi yang menjadi pemicu oleh dokter THT untuk melihat
yang diproduksi oleh alergi (alergen), untuk melihat kondisi bagian
sistem kekebalan tubuh dengan cara bagian dalam dalam tubuh secara
ketika mengalami menusukkan jarum ke hidung, detail.
alergi, yaitu kulit di bagian lengan, menggunakan
imunoglobulin E (IgE). yang telah diolesi selang tipis dengan
berbagai jenis alergen. kamera
PENCEGAHAN

01 Kebersihan barang
Cuci barang-barang, seperti tirai, bantal,
sprei dan sarung bantal, serta boneka,
secara rutin.

02 Kebersihan rumah
Bersihkan permukaan barang atau perabot dalam rumah dengan kain lap
basah yang bersih.

03 Kebersihan diri
Jangan memasukkan pakaian yang lembap ke dalam lemari pakaianatau
menjemur pakaian di dalam ruangan tertutup.
PENCEGAHAN

04 Kebersihan peliharaan
Jika memiliki hewan peliharaan, mandikan secara rutin,
setidaknya dua minggu

05 Ventelasi rumah
Pastikan rumah memiliki ventilasi yang baik.

06 Kebersihan hewan
Jangan biarkan hewan peliharaan masuk ke ruangan yang beralaskan
karpet.
PENATALAKSANAAN
01.
TERAPI Antihistamin
Antihistamin generasi 1 efektif menghilangkan gejala rinore dan
bersin akibat dilepaskannya histamin pada rinitis alergi.
FARMAKOLOGI Antihistamin generasi 2 seperti astemizol, loratadin, setirizin, dan
Ada 6 obat yang biasa terfenadin dapat menutup kelemahan antihistamin lama karena
nya digunakan untuk bersifat non-sedatif dan mempunyai masa kerja yang panjang.
terapi rhinitis

02. Dekongestan
Dekongestan merupakan obat yang bersifat agonis alfa adrenergik
yang dapat berikatan dengan reseptor alfa adrenergik yang ada di
dalam mukosa rongga hidung dan menyebabkan vasokonstriksi
pembuluh darah konka, akibatnya mengurangi buntu hidung.
Lanjutan ....

03. Kortikosteroid 04. Antikolinergik


Kortikosteroid mengatasi
inflamasi yang akut sehingga Antikolinergik menghambat aksi
hanya untuk penggunaan asetilkolin pada reseptor
jangka pendek. Yang sering muskarinik sehingga mengurangi
dipakai adalah kortikosteroid volume sekresi kelenjar dan
topikal (beklometosa, vasodilatasi. Ipratropium bromida,
budesonid, flusolid, flutikason, yang merupakan turunan atropin
mometasonfuroat dan secara topikal dapat mengurangi
triamsinolon). hidung tersumbat atau bersin.
Lanjutan .....
05. Natrium
kromolin
Digolongkan pada obat-obatan antialergi yang baru. Mekanisme
kerja belum diketahui secara pasti. Mungkin dengan cara
menghambat penglepasan mediator dari sel mastosit, atau
mungkin melalui efek terhadap saluran ion kalsium dan klorida.

06. Imunoterapi
Imunoterapi dengan alergen spesifik digunakan bila
upaya penghindaran alergen dan terapi
medikamentosa gagal dalam mengatasi gejala klinis
rinitis alergi.
THAN
K
DO YOU HAVE ANY
QUESTIONS?

You might also like