You are on page 1of 63

Peran Kedokteran Forensik

dan Medikolegal dimasa


Pandemi Covid-19

Dr. Andriani, Sp.FM


(OMS), W. H. O. (2022). COVID-19 Weekly Epidemiological Update. 8 June , 1;4.
https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situationreports/20201012-weekly-epi-update-9.pdf
(OMS), W. H. O. (2022). COVID-19 Weekly Epidemiological Update. 8 June , 1;4.
https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situationreports/20201012-weekly-epi-update-9.pdf
16 Otopsi, hingga 35 jam postmortem virus SARS-
COV-2 masih ditemukan
Post-mortem examination of Hospital Inpatient COVID-19 Deaths in Lusaka,
● TujuanZambia - A Descriptive
: menjelaskan Whole-body
patologi kasar dan fitur histologi Autopsy Series
COVID 19
● data dari 29 otopsi whole-body COVID 19 di RS di
Lusaka, Zambia, Africa

Diffuse Alveolar Damage (DAD), pulmonary


thromboembolism, and pneumonia were the most prevalent
autopsy findings, respectively.
Pulmonary thromboembolism due to SARS-CoV-2 was
the most common cause of death in our series.

A. Brain: Gross appearance showing hyperaemia (white


arrow heads).
B. Lung: Pulmonary thrombus in the pulmonary artery
(white arrow head).
C. Lung: Shower thrombo-emboli and grey hepatisation
(white arrow head and bent white arrow up).

https://www.ijidonline.com/action/showPdf?pii=S1201-9712%2821%2900502-6
Post-mortem examination of Hospital Inpatient COVID-19 Deaths
in Lusaka, Zambia - A Descriptive Whole-body Autopsy Series
● Tujuan : menjelaskan patologi kasar dan fitur histologi
COVID 19
● data dari 29 otopsi whole-body COVID 19 di RS di
Lusaka, Zambia, Africa

D. Leg: Deep venous thrombosis (white arrow head).


E. Liver: Thromboemboli in the liver in a case with
disseminated thrombosis (white arrow head).
F. Kidney: Granular surfaces of the kidneys in a case with
hypertension.
G. Kidney: Infarction due to disseminated thrombosis (white
arrow heads).

https://www.ijidonline.com/action/showPdf?pii=S1201-9712%2821%2900502-6
COVID-19 Autopsy in India: Protocols, Procedures, and
Experiences

● Tujuan : mengetahui histopatologi di


setiap organ pasien dengan Covid19.
● Dari 21 pasien covid 19 yang diautopsi

A. gross examination of lungs showing relatively


unremarkable lungs with mild edema and
consolidation;
B. gross examination of brain showing edema and
subarachnoid hemorrhage
C. gross examination of pancreas showing necrotic
and hemorrhagic changes;
D. gross examination of kidneys showing
contracted and flea-bitten kidneys

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8606798/
UU no.4 Th 1984 ttg Wabah Penyakit Menular

BAB V. UPAYA PENANGGULANGAN, Pasal 5:


1) Upaya penanggulangan wabah meliputi :
a. Penyelidikan epidemiologis;
b. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi penderita, termasuk Tindakan
karantina;
c. Pencegahan dan pengebalan; d.Pemusnahan
penyebab penyakit; e.Penanganan
jenazah akibat wabah*; f.Penyuluhan
kepada masyarakat; g.Upaya
penanggulangan lainnya

• *Penjelasan : … kematiannya disebabkan oleh penyakit yang menimbulkan wabah atau jenazah
tersebut merupakan sumber penyakit yang dapat menimbulkan wabah harus dilakukan secara khusus
menurut jenis penyakitnya tanpa meninggalkan norma agama serta harkatnya sebagai manusia.
UU no 4/1984 ttg wabah penyakit menular

•PASAL 7
Pengelolaan bahan-bahan yang mengandung penyebab penyakit dan
dapat menimbulkan wabah diatur dengan Peraturan Pemerintah.

•PASAL 13
Barang siapa mengelola bahan-bahan yang mengandung penyebab
penyakit dan dapat menimbulkan wabah, wajib mematuhi
ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7

• PASAL 14 DAN PASAL 15


Ketentuan pidana
Ketentuan pidana UU no 4/1984
PASAL 14 PASAL 15
1. Barang siapa dengan sengaja menghalangi • 1. Barang siapa dengan sengaja mengelola secara tidak benar bahan-bahan sebagaimana
pelaksanaan penanggulangan wabah diatur dalam Undang-Undang ini sehingga dapat menimbulkan wabah, diancam dengan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, pidana penjara selama-lamanya 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp
diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 1 100.000.000,- (seratus juta rupiah).
(satu) tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp
1.000.000,- (satu juta rupiah). • 2. Barang siapa karena kealpaannya mengelola secara tidak benar bahan-bahan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini sehingga dapatmenimbulkan wabah,
diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 1 (satu) tahun dan/atau denda setinggi-
2. Barang siapa karena kealpaannya
tingginya Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).
mengakibatkan terhalangnya pelaksanaan
penanggulangan wabah sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini, diancam dengan pidana kurungan
selama-lamanya 6 (enam) bulan dan/atau denda
setinggi- tingginya Rp 500.000,- (lima ratus ribu
rupiah).
UU NO 6/2018 ttg Kekarantinaan Kesehatan

Pasal 3
Penyelenggaiaan Ke ka r an t ina an Kesehatan b e r t u j u a n untuk:
1. Melindungi m a s y a r a k a t d a r i penyakit d a n / a t a u F a k t o r Risiko
Kesehatan Masyarakat yang berpotensi menimbulkan
K e d a r u r a t a n Kesehatan Masyarakat;
2. Me nc e ga h d a n menangkal penyakit d a n / a t a u F a k t o r Risiko
Kesehatan Masyarakat yang berpotensi menimbulkan
K e d a r u r a t a n Kesehatan Masyarakat;
3. Me nin g ka t k an k e t a h a n a n nasional di b i d a n g kesehatan masyarakat;
dan
4. M e m b e r i k a n p e r l i n d u n g a n d a n kepastian h u k u m b a g i m a s y a r a k a t
d a n pe t uga s kesehatan.
UU NO 6/2018 ttg Kekarantinaan Kesehatan

PASAL 35
Setiap K e n d a r a a n D a r a t yang:
a. D a t a n g d a r i wilayah y a n g Terjangkit;
b. T e r d a p a t o r a n g h i d u p a t a u mati yang d i d u g a
terjangkit; d a n / a t a u
c. T e r d a p a t o r a n g a t a u B a r a n g d i d u g a T e r p a p a r di
d a l a m K e n d a r a a n D arat,b e r a d a d a l a m Status
Karanti na.
UU NO.6/2018 ttg Kekarantinaan Kesehatan

•PASAL 93
• Seti ap o r a n g yang tidak mematuhi penyelenggaraan Kekaranti naan
Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dan/atau
menghalang-halangi pe nyeleng garaan Kekaranti naan Kesehatan
sehingga menyebabkan Ke d a r u ra ta n Kesehatan Masya rakat
dipid ana den ga n p id a n a pen ja r a p a lin g la ma 1 (sat u ) ta h u n
d a n / a tau p i d a n a d e n d a paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus
juta rupiah).
PERGUB DKI NO.79/2020

PENERAPAN DISIPLIN DAN PENEGAKAN HUKUM PROTOKOL


KESEHATAN SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN CORONA VIRUS DISEASE 2019

BAB IX. KETENTUAN-KETENTUAN LAIN


PASAL 24
1. Setiap o r a n g dilarang menolak pengurusan
jenazah yang b e r s t a t u s
suspek, p r o b a b l e , a t a u konfirmasi sesuai
p r o t o k o l Kesehatan.
2. Setiap o r a n g d i l a r a n g mengamb il paksa jenazah yang b e r s t a t u s
suspek,probable a t a u konfirmasi d a r i fasilitas pelayanan kesehatan
3. Setiap o r a n g yang m e l a n g g a r l a r a n g a n sebagaimana di mak a s ud
p a d a ayat (1) d a n / a t a u ayat (2),dikenakan sanksi p i d a n a sesuai
d e n g a n ketentuan p e r a t u r a n p e r u n d a n g - u n d a n g a n
4. Pengenaan sanksi p i d a n a sebagaimana dimak sud p a d a ayat (3)
dilaksanakan oleh pi ha k kepolisian.
PERATURAN TENTANG PEMULASARAAN
JENAZAH COVID 19

1. Keputusan M e n t e r i Kesehatan RI No.


HK.01.07/Menkes/4834/2021 t e n t a n g P rotokol Pemulasaraan
d a n Pemakaman J e n a z a h C o r o n a Virus Disease 2019 (COVID-
19)
2. Fatwa MUI No. 18 t a h u n 2020 t e n t a n g Pedoman
P e n g u ru s a n J e n a z a h Muslim y a n g terinfeksi COVID-19
Tatalaksana Jenazah
COVID-19
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.01.07/Menkes/4834/2021
tentang Protokol Pemulasaraan dan Pemakaman Jenazah (COVID-19)

KRITERIA JENAZAH COVID-19


1. Jenazah suspek dari dalam rumah sakit sebelum keluar hasil swab,
termasuk pasien DOA (Death on Arrival) rujukan dari rumah sakit/fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya, baik sebelum dan setelah autopsi klinis dan
medikolegal bila diperlukan penegakan sebab kematian
2. Jenazah pasien dari dalam rumah sakit yang telah ditetapkan sebagai
kasus konfirmasi/probable COVID-19.
3. Jenazah dari luar rumah sakit, yang memenuhi kriteria konfirmasi/suspek
COVID-19, baik sebelum dan setelah autopsi klinis dan medikolegal bila
diperlukan penegakan sebab kematian
PELAKSANAAN PEMULASAN JENAZAH
COVID-19
1. Tim p e m u l a s a r a a n me m b e r i k a n penjelasan t t g p e m u l a s a r a a n
2. Petugas p e m u l a s a r a m e n g g u n a k a n APD sesuai k etentuan
3. Jenazah t i dak disuntik pengawet/dibalsem
4. Pemulasaraan Jenazah sebaiknya < 4 jam sejak d iny at ak a n
meninggal
5. Desinfeksi p a d a jenazah d e n g a n c a i r a n desinfektan k l o r i n
0,05%
6. T u t u p semua l u b a n g t u b u h m e n g g u n a k a n kapas yang dibas ahi
k l o r i n 0,05%. Bila t e r d a p a t luka, d i t u t u p d e n g a n ples ter k e d a p air.
7. D ipu la s ar ak an sesuai s y ar ia t (sesuai fatwa MUI no. 18 t a h u n 2020)
8. Mas ukkan jenazah ke d a l a m plastik 2 lapis, diikat erat.
9. Mas ukkan jenazah ke d a l a m k a n t o n g / p e t i k e d a p air.
10. Segel.
Perubahan pada Tubuh Akibat
Kematian

PERUBAHAN DINI PERUBAHAN LANJUT KEMATIAN SELULER

• Jantung berhenti • 20-30 menit • Bervariasi


timbul lebam mayat • 4 menit  kematian sel
• Pernafasan berhenti • 2 jam timbulkaku neuron
• Sistem syaraf pusat mayat • 8 jam  kematian sel
berhenti • Penurunan suhu tubuh otot
mayat
• Tubuh lemas
Bagaimana dengan pasien
yang meninggal di rumah,
diduga/ terkonfirmasi
COVID-19
ALUR PELAYANAN PEULASARAN JENAZAH DI LUAR FASYANKES

Laporan Dokter Jaga Puskesmas menuju Lapor


Ada tanda
Keluarga/RT/ lokasi untuk melakukan penapisan Kepolisian
kekerasan
RW ada tanda kekerasan/tidak setempat

Tidak ada Dokter Jaga Puskesmas Pulasara


tanda melakukan penapisan diduga Bukan jenazah
kekerasan COVID 19/bukan umum

Ya, Dokter Puskesmas


menghubungi

PIC Pemulasaraan Dr. Nisma Dinas Pertamanan : Camat/Lurah


(0812-9074-432) Posko Pemulasaraan Transport jenazah setempat untuk bantu
Jenazah (021-5484544/021- pemulasaraan Jenazah
(0812-9898-8634) 5480137)

Tim Pemulasara Petugas


Tim Mobil Jenazah
jenazah Pengamanan

Sebelum pkl. 20.00 WIB: Langsung


Pemulasaraan Transportasi jnzh ke dimakamkan
jenazah sesuai Tempat
prosedur pemakaman/kremasi
> Pkl 20.00 WIB : titip di RSUD terdekat,
makam esok hari
PROSEDUR
Otopsi Verbal dan periksa luka
Informasi p e m u l a s a r a a n jenazah penyakit m e n u l a r

Surat Keterangan Kematian


Memastikan jenazah tidak dipulasara oleh PETUGAS
keluarga/warga KESEHATAN
M e n g h u b u n g i PIC pemulas araan, Posko
Pemulasaraan, Dinas Pemakaman, d a n a p p a r a t
setempat
Pengawasan Pemulasaraan Jenazah
PRINSIP TATALAKSANA JENAZAH DI
LUAR FASYANKES

 Pemulasaiaan dilakukan • Fatwa MUI No. 18 t a h u n


2020
sesegera mungk in
 Men ce g ah p e n g e l u a r a n  Memenuhi ketentuan
gas d a n c a i r a n d a r i s ya r iat
dalam tubuh  Mengikuti p i o t o k o l
 Pakaian dapat t i dak medis
 Dilakukan oleh
dilepaskan p ih ak
berwenang
 M enj ag a keselamatan
petugas.
TRANSPORTASI JENAZAH

• Dengan mobil jenazah / k e n d a r a a n p e n g a n g k u t


lainnya
• Petugas m e n g g u n a k a n APD : masker bedah
• a d a p e m b a t a s a n t a r a s u p i r d a n jenazah
PEMAKAMAN JENAZAH
 P e n g u b u r a n d a p a t di l a ks an ak an di TPU mana saja yang
memenuhi s y a r a t - s y a r a t TPU
 Jenazah dimakamkan tanpa membuka kantong
j e n a z a h /pe ti jenazah
 Bila jenazah t i d a k d a p a t l a n g s u n g d i ma k a m ka n k a r e n a
a n t r i a n p e m a k a m a n a t a u m a l a m hari, m a k a jenazah
d a p a t d i ti ti p k a n ke RSUD terdekat.
 Dalam ha l t e r j a d i lonjakan jenazah COVID-19, ma k a
sebelum jenazah d i b a w a ke p e m a k a m a n t e r l e b i h d a h u l u
dapat ditempatkan p a d a tempat transit jenazah yang
disediakan oleh Pemerintah D a e r a h setempat.
PENENTUAN SEBAB KEMATIAN
DAN PENULISAN SERTIFIKAT
MEDIS PENYEBAB KEMATIAN
Penentuan Sebab Kematian
● Menurut World Health Assembly tahun
1967 definisi penyebab kematian adalah:
semua penyakit, keadaan sakit atau
cedera yang keduanya dapat
mengakibatkan kematian dan
kecelakaan/kekerasan yang
menyebabkan cedera dan berakhir
kematian
Penentuan Sebab Kematian
(lanjutan)
● Penyebab Dasar kematian sesuai WHO :
1. Penyakit atau cedera yang merupakan awal
dari sekuensi/kronologis terjadinya penyakit
yang menyebabkan langsung kematian
2. Keadaan celaka/kekerasan yang
menghasilkan cedera yang fatal
menyebabkan kematian
Penentuan Sebab Kematian COVID-19
● A death due to COVID-19 is
defined for surveillance purposes
as a death resulting from a
clinically compatible illness, in a
probable or confirmed COVID-
19 case, unless there is a clear
alternative cause of death that
cannot be related to COVID
disease (e.g. Ĩrauma). There
should be no period of
complete recovery from COVID-
19 between illness and death.

InĨernaĨional Guidelines for CerĨificaĨion and ClassificaĨion (CODING) of COVID-19 as Cause of DeaĨh.
WHO. 16 April 2020.
Chain of Event
● Perjalanan penyakit hingga
mengakibatkan kematian dituliskan
dalam surat keterangan penyebab
kematian (Sertifikat Medis Penyebab
Kematian)
● Manfaat Sertifikasi Penyebab
Kematian :
1. Aspek Legal : untuk kepentingan
status perdata (ybs, pasangan
dan anak), warisan, asuransi,
tabungan dsb.
2. Aspek Statistik
Chain of Evenst

● Sebaiknya
menghindari
penulisan henti
jantung dan henti

nafas sebagai
penyebab
langsung (a)
Chain of Evenst
● Penyebab kematian : semua penyakit,
kondisi atau penyebab cedera yang
menyebabkan atau berperan terhadap
terjadinya suatu kematian.
● Penyebab langsung : Penyakit
yang secara langsung
menyebabkan kematian
● Penyebab antara : penyakit yang
menyebabkan atau mengakibatkan
terjadinya penyakit yang disebutkan di
penyebab langsung
● Penyebab Dasar : penyakit yang
merupakan awal dimulainya perjalanan
penyakit menuju kematian atau
keadaan kecelakaan/kekerasan yang
menyebabkan cedera dan berakhir
dengan kematian.
Chain of Events
Kondisi “b” mengakibatkan
kondisi “a” hingga pasien
meninggal

Kondisi “c” mengakibatkan


kondisi “b”

Penyakit dasar “d”


Bagian “d” mengakibatkan kondisi “c”
diisi penyakit
yang
mendasari
Chain of Evenst

Seluruh komorbid dituliskan


di no “2”
Urutan Logik

03
01
02
Bila hanya terdapat
1 diagnosis
penyakit sebagai
• Bila terdapat lebih dari 1
diagnosis penyakit, maka
dipilih diagnosis penyakit
Bila tdp 2 rangkaian
penyebab
kematian, maka
penyebab mana yang berkontribusi rangkaian penyakit
kematian, maka terhadap terjadinya kematian yang menimbulkan
penyebab kematian sebagai penyebab dasar (1d) keluhan utama
ini yang dipilih • Diagnosis lain dituliskan pasien dijadikan
sebagai penyebab sebagai kondisi lain (2) penyebab dasar
dasar & dituliskan di (1d)
bagian (1d)
ICD – 10 WHO
IC D – 10 WHO
ICD – 10 WHO
● COVID – 19
● Kasus konfirmasi COVID-19 :

U07.1
● Kasus suspek & Probable : U.07.2
Menurut ICD-10 yang tidak dapat dijadikan penyebab
kematian
1. “Hipertensi” saja
2. Hipotensi
3. Gagal Organ Vital
4. Henti Organ Vital
5. Senilitas
6. Aterosklerosis
7. “Diabetes Mellitus” saja
8. Asfiksia
9. BBLR
10. “Cedera” saja

Sumber : Pedoman Pengisian SuraĨ KeĨerangan KemaĨian (SKK).BaLiĨBangKes Kemenkes RI.


2016
COVID-19 sebagai penyebab
kematian

● Pasien yang dirawaĨ di RS 


- Suspek dan Probable

- Konf irmasi : dengan hasil swab PCR posiĨif


COVID-19 Sebagai Penyebab
Kematian
Covid Postitive (terkonfirmasi)
Coronavirus Pneumonia
COVID-19 Infection
SARS-Cov-2 Infection
(Coronavirus Two Infection)
COVID-19 Coronavirus infection – COVID-19
(Coroner Information)
Hospital Acquired Pneumonia - COVID –
Positive COVID-19 – Possible – tested negative
Novel Coronavirus
COVID-19 Sebagai Penyebab
Kematian
Contoh
kematian
pada kasus
konfirmasi
COVID-19

Sumber : InĨernaĨional Guidelines for CerĨificaĨion and ClassificaĨion(Coding) of COVID-19 as Cause of DeaĨh.
COVID-19 Sebagai Penyebab
Kematian
Contoh
kematian
pada kasus
suspek COVID-
19

Sumber : InĨernaĨional Guidelines for CerĨificaĨion and ClassificaĨion(Coding) of COVID-19 as Cause of DeaĨh.
COVID-19 Sebagai Penyebab
Kematian
Contoh kematian
pada kasus ibu
hamil dengan
COVID- 19

Sumber : InĨernaĨional Guidelines for CerĨificaĨion and ClassificaĨion(Coding) of COVID-19 as Cause of DeaĨh.
COVID-19 bukan sebagai Penyebab Kematian
Contoh
kematian
akibat
kecelakaan lalu
lintas dengan
COVID-19

Sumber : InĨernaĨional Guidelines for CerĨificaĨion and ClassificaĨion(Coding) of COVID-19 as Cause of DeaĨh.
WHO..2020
COVID-19 bukan sebagai Penyebab Kematian
Contoh pasien
COVID-19
meninggal
akibat
penyakit tidak
menular yaitu
Infark
Miokard

Sumber : InĨernaĨional Guidelines for CerĨificaĨion and ClassificaĨion(Coding) of COVID-19 as Cause of DeaĨh.
WHO..2020
Penggolongan Penyakit/Gangguan
Penyakit khusus
1. HIV
2. SARS
3. Flu Burung

Penyakit
Menular 1. COVID-19 4. Sifilis
2. TBC 5. Diare Bakterial
3. Hepatitis 6. dsb

Penyakit tidak
menular 1. Semua jenis Kanker
2. Diabetes
3. Anemia Aplastik
4. IMA
5. dsb

Penggolongan ini berdasarkan penyakit yang mendasari kematian


Pengisian Surat Keterangan Kematian
Disebut juga “Sertifikat Medis Penyebab Kematian (SMPK)” atau “Surat Model A” atau “Surat
Keterangan Penyebab Kematian”.

Pada setiap pasien dirawat, lingkari dasar


diagnosis 1. Rekam Medis

Pada pasien meninggal akibat Pada pasien meninggal akibat bukan


COVID-19, lingkari bagian Penyakit COVID-19, lingkari bagian Penyakit atau
Menular gangguan yang sesuai
Pengisian Surat Keterangan Kematian
● CONTOH 1 : Pada blanko surat kematian,
Pasien dengan penyakit dasar Leukimia (1 d) bagian ”2” dituliskan
● Hingga terjadi gangguan pembekuan darah (1 c) “suspek COVID’
● Hingga terjadi perdarahan (1 b)
● Berakhir dengan Syok hipovolemik (1 a)
Penyebab kematian Pada
Surat Keterangan
Kondisi klinis juga menunjukkan klinis COVID (2)
Kematian/SMPK dilingkari
no. “3. Penyakit Tidak
Menular”

KESIMPULAN : Pasien yang meninggal karena Leukimia namun juga terinfeksi COVID-19.
COVID-19 merupakan komorbid.
Pengisian Surat Keterangan Kematian
● CONTOH 2 :
Pasien DM yang meninggal akibat suspek COVID-19
● PenyakiĨ dasar : suspek COVID-19 (1 d atau c) Penyebab kematian Pada
● Menimbulkan Pneumonia (1 b) Surat Keterangan
● Menimbulkan respiratory failure (1 a) Kematian/SMPK dilingkari
no. “2. Penyakit
*maka DM merupakan komorbid yang diĨulis di Menular”
bagian (2)

KESIMPULAN : Pasien DM meninggal akibat COVID-19, atau


.Pasien COVID-19 meninggal dengan komorbid DM
Pengisian Surat Keterangan Kematian
● CONTOH 3 : Pada blanko surat kematian
Pasien datang ke IGD dengan gangguan kesadaran diisi :
dengan hasil lab menunjukkan adanya asidosis ● Asidosis Respiratorik
respiratorik, tidak beberapa lama kemudian pasien (1b)
meninggal. ● Respiratory failure (1a)

Tidak jelas Riwayat COVID-19, penyakit dasar belum


dapat ditegakkan. Penyebab kematian Pada
Surat Keterangan
Kematian/SMPK dilingkari
no. “6. Gejala, tanda
dan kondisi lainnya”
Pengisian Surat Keterangan Kematian
● CONTOH 4 : Pada blanko surat kematian
Pasien HIV dan TB dirawat di IRNA Anggrek karena diisi :
suspek COVID-19. Setelah dirawat 14 hari ● TB Paru (1 d atau c)
dinyatakan sembuh dari COVID. Suatu hari ● Infection due to
kemudian, pasien meninggal karena infeksi Klebsiella
sekunder Klebsiella yang menyebabkan syok (1 b)
sepsis. ● Septic Shock (1 a)
Penyebab kematian Pada
Surat Keterangan
Kematian/SMPK dilingkari
no. “2. Penyakit
Menular”

Jenazah akan ditatalaksana sebagai penyakit menular tidak dengan tatalaksana COVID
Kesimpulan
Peran kedokteran Forensik dan Medikolegal dimasa pandemi Covid:
- Berkontribusi memberikan masukan penyusunan kebijakan di tingkat
pusat maupun daerah dalam penanganan jenazah Covid 19
- Terlibat langsung dalam penatalaksanaan jenazah Covid 19 ditingkat
satuan kerja
- Sosialisasi peraturan-peraturan yang terkait dengan Wabah penyakit
menular, Karantina Kesehatan dan prosedur penanganan jenazah Covid 19
- Sosialisasi dan pelatihan pengisian Sertifikat Medis Penyebab Kematian
akibat Covid 19
- Dapat melakukan otopsi klinis jenazah Covid 19 apabila ada ijin keluarga
Terima
Kasih

CREDITS: This p i e se n t a t i o n template was


c i e a t e d by Slidesgo, including icons by
Flaticon, i n f o g i a p h i c s & images by Fíeepik

You might also like