You are on page 1of 13

Nama Kelompok 4 :

1. Azra Putri F (2010020)

2. Dafqi Zukhrufiyah S (2010026)

3. Faradila Salsa N (2010046)

4. Khoirunnisa Umi R (2010056)

5. Marshanda Pravitasari (2010062)

6. Orifa (2010076)

7. Putri Dian Raras S (2010082)

8. Solekhatus khasanah (2010102)

9. Yunus Mufid W (2010108)


RIVIEW JURNAL
RHINOSINUSITIS
Rinosinusitis merupakan proses inflamasi mukosa sinus paranasal
yang sangat menggangu, dapat menurunkan kualitas hidup, dan
mempengaruhi produktivitas kerja. Proses terjadinya rinosinusitis
biasanya dipicu oleh infeksi saluran napas atas, rinitis alergi, polip
hidung, dan kelainan lain yang menimbulkan sumbatan hidung.
Anatomi Fisiologi
Hidung adalah organ penting pada wajah yang berguna untuk mengidentifikasi seseorang dan
estetika wajah karena merupakan hal pertama yang terlihat oleh mata. Hidung memiliki peran
penting sebagai organ pernapasan dan penghidu (AlJulaih & Lasrado, 2019). Salah satu organ tubuh
pada manusia yang bentuknya yang bervariasi pada setiap individu adalah sinus paranasal. Terdapat
empat pasang sinus paranasal, yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid, dan sinus sfenoid
kanan dan kiri.

• Sinus maksila terletak di tulang maksila dan berbentuk piramid. Dinding superiornya adalah
dasar orbita, dinding inferiornya adalah prosessus alveolaris, dinding medilanya adalah dinding
lateral rongga hidung (Alsaied, 2017).
• Sinus etmoid berongga-rongga yang terdiri lebih dari 1 sel. Terbagi menjadi sinus etmoid
anterior dan sinus etmoid posterior. Sinus etmoid anterior memiliki rongga lebih banyak dari
sinus etmoid posterior.
• Sinus frontal terletak diposteromedial dari os sinus. terbagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri
yang dipisahkan oleh tulang yang relatif tipis dan bentuknya tidak simetris.
• Sinus Sfenoid terletak di os sfenoid. Sinus sfenoid terbagi menjadi 2 bagian yang dipisabkan
oleh sekat yang disebut dengann septum intersfenoid. Sinus sfenoid berdrainase ke resesus
sfenoetmoidal melalui ostium sinus sfenoid yang berada di dinding anterior sinus (Alsaied,
2017).
Penatalaksanaan
Tujuan utama dari tatalaksana pada rinosinusitis kronik adalah untuk mengurangi gejala dan
meningkatkan kualitas hidup. Pengobatan secara medis yang biasa digunakan antara lain :
(Kwon O'Rourke, 2018)
a. Irigasi saline hidung berfungsi sebagai pengobatan tambahan. Irigasi nasal volume tinggi lebih
efektif daripada teknik semprotan hidung volume rendah.
b. Antihistamin digunakan apabila ditemukan dicurigai adanya alergi.
c. Dekongestan digunakan untuk mengurangi gejala
d. Antibiotik dapat diberikan untuk jangka waktu tiga minggu. Namun, bukti penggunaan rutin
pada antibiotik masih kurang.
e. Oral steroid dapat digunakan tetapi tidak dianjurkan untuk penggunaan rutin.
f. Nasal steroid dengan atau tanpa irigasi saline hidung. Pengobatan ini berlangsung selama 8- 12
minggu sesuai dengan ketentuan.
TERIMAKASIH

You might also like