Professional Documents
Culture Documents
Ekonomi Regional & Spatial1 - Prof - Shiro
Ekonomi Regional & Spatial1 - Prof - Shiro
& Spatial
Ekonomi Region
DEVELOPMENT : Conceptual Clarifications
CHANGE
QUANTITY
QUALITY
(Size)
(Composition)
Enlargement
Advancement
Individual Population
Individual
Population
GROWTH DEVELOPMENT
EVALUATION
EXPANSION IMPROVEMENT
UNDERDEVELOPMENT : Focus of Regional Development Attempts
NEEDINESS
accidental permanent
PLIGHT POVERTY
RELIEF
systematic individual
UNDERDEVELOPMENT MISERY
(mass poverty) CHARITY
differential General
REVOLUTION
COORDINATED INTERVENTIONS
Surmounting through Harnessing of
of problems potentials
REGIONAL DEVELOPMENT
World GDP percapita 2008
indikator makro internasional
54797.00 (minimum)
245594.00
Dengan migas
1339115.00 (maximum)
60,21%
Tanpa migas 64,78%
Share PDRB thdp Nasional
Prtmbh Ekonomi 6,16% Share PDRB thdp Nasional
Dengan migas 0,25%
Pendpt perkapita 15,86 jt Dengan migas 1,46%
Tanpa migas 0,28%
Pnddk miskin 2,17 jt (16,0%) Tanpa migas 1,62%
Prtmbh Ekonomi 7,78%
Koefisien Gini 0,334 Prtmbh Ekonomi 4,76%
Pendpt perkapita 4,50 jt
Pendpt perkapita 5,88 jt
Pnddk miskin 0,52 jt
Sumber: BPS 2007 Pnddk miskin 0,23 jt (26,2%) (23,2%)
Sumber: BPS 2007 Koefisien Gini 0,289 Koefisien Gini 0,300
Ekonomi Regional INDONESIA
Kalimantan
Kontribusi 3 Sektor terbesar Pulau
struktur ekonomi wilayah Pertanian
Ind. Pengolahan
22,1%
20,47%
Kontribusi 3 Sektor Terbesar NAD : Pertambangan 19,26%
Pertanian : 27.35%
Pertambangan : 21.53%
Perdagangan : 12.30%
Event/kejadian
Berubah isi
+ proses
• Sebagai kata
benda • Perubahan kepemilikan
• Perubahan nilai, fungsi, peran
sasaran pembangunan (Todaro)
Ekonomi Region
sasaran pembangunan
Ekonomi Region
Ekonomi Regional
IER = IE + Teori Lokasi
Producers
Spatial classification
concentreted dispersed
concentreted I II
Consumers
dispersed III IV
Kekhususan IER
Perbedaan dengan IEMikro konvensional
mencakup :
1.faktor jarak (distance)
2.biaya angkut (transportation cost)
3.lokasi bahan baku (raw material)
4.konsentrasi konsumen
5.konsentrasi tenaga kerja (labor)
6.pasar (market)
7.dll
manfaat pertumbuhan wilayah
Memperbesar manfaat
desentralisasi
pertumbuhan ekonomi
Ekonomi Region
pertumbuhan ekonomi lanj.
Ekonomi Region
pertumbuhan ekonomi lanj.
Ekonomi Region
Beberapa teori pertumbuhan ekonomi
regional yang lazim dikenal, yaitu:
Ekonomi Region
wilayah homogen
wilayah (region)
Ekonomi Region
wilayah nodal
wilayah (region)
ekonomi regiona
wilayah administratif
wilayah (region)
ekonomi regiona
wilayah perencanaan
wilayah (region)
Wilayah Maju
Wilayah maju merupakan wilayah yang telah
berkembang dan diidentifikasikan sebagai wilayah
pusat pertumbuhan, pemusatan penduduk, industri,
pemerintahan, pasar potensial, tingkat pendapatan
yang tinggi dan memiliki sumberdaya manusia yang
berkualitas. Perkembangan wilayah maju di dukung
oleh perkembangan sumberdaya yang ada di wilayah
tersebut maupun wilayah belakangnya (hinterland) dan
potensi lokasi yang strategis. Sarana pendidikan yang
memadai serta pembangunan infrastruktur yang
lengkap,seperti jalan, pelabuhan, alat komunikasi dan
sebagainya mengakibatkan aksesabilitas yang tinggi
terhadap pasar domestik maupun internasional.
ekonomi regiona
wilayah sedang berkembang
ekonomi regiona
wilayah belum berkembang
ekonomi regiona
wilayah tidak berkembang
ekonomi regiona
potensi ekonomi wilayah
Ekonomi Region
potensi ekonomi wilayah
Location Quotient
Location quotients compare the local share of a given
industry to the share of that industry for a larger area. This
concept measures the relative specialization and
concentration of an industry in the local economy compared
to the larger area (usually the nation).
The location quotient is defined as the ratio of an industry’s
share of the local economy to the industry’s share of the
national economy.
Ekonomi Region
potensi ekonomi wilayah
Ekonomi Region
potensi ekonomi wilayah
When LQ = 1 (Self-Sufficiency)
--In this situation, a given industry’s share of the local economy
is the same as the share of that industry in the national
economy.
--Local production is assumed to be just sufficient to meet local
demand, so all of the employment in this industry is considered
Non-Basic.
When LQ < 1 (Net Imports)
--In this situation, a given industry’s share of the local economy
is less than the share of that industry in the national economy.
--Local production is assumed to be insufficient to meet local
demand, so all of this employment is considered Non-Basic.
When LQ > 1 (Net Exports)
Ekonomi Region
regional cycle
Ekonomi Region
regional cycle
ekonomi regiona
regional cycle
Y Y’
K-II K-I
O(0, 0) P(1, 0) x
K-III K-IV
ekonomi regiona
regional cycle
Ekonomi Region
regional cycle
Ekonomi Region
regional cycle
Ekonomi Region
regional cycle
Pendapatan
perkapita
Pertumbuhan
Ekonomi Yi > Y Yi < Y
Gi > G Daerah Maju Daerah Berkembang
Ekonomi Region
regional cycle
Ekonomi Region
klasifikasi daerah
Ekonomi Region
klasifikasi daerah
Ekonomi Region
klasifikasi daerah
Ekonomi Region
regional disparity
Ekonomi Region
regional disparity
Ekonomi Region
disparity
IW
(Yi Y ) 2
fi / n
Y
Dimana:
IW = Indeks ketimpangan wilayah kecamatan
Yi = Pendapatan per kapita di kecamatan i
Y = Pendapatan per kapita rata-rata Kabupaten / Kota i
fi = jumlah penduduk di kecamatan i
n = jumlah penduduk Kabupaten / Kota i
Ekonomi Region
disparity
Ekonomi Region
disparity
Ekonomi Region
indeks entropi Theil
Ekonomi Region
Indeks Theil
Ekonomi Region
Indeks theil
Ekonomi Region
case
Ekonomi Region
penyebab ketimpangan pendapatan
Ekonomi Region
penyebab ketimpangan pendapatan
Ekonomi Region
Disparitas Ekonomi Regional Dan Perencanaan Wilayah
Ekonomi Region
Disparitas Ekonomi Regional Dan Perencanaan Wilayah
Ekonomi Region
teori pertumbuhan regional
Ekonomi Region
teori pertumbuhan regional
Ekonomi Region
Teori Lokasi dan Aglomerasi
Ekonomi Region
Teori Lokasi dan Aglomerasi
Ekonomi Region
Teori Lokasi dan Aglomerasi
Ekonomi Region
Teori Lokasi dan Aglomerasi
Ekonomi Region
aglomerasi
competitive advantage
comparative based on quality
location assets advantages based on environment
physical assets
knowledge as
knowledge resource available work force economic generator
2.Teori tempat Sentral (Central Place Theory)
Ekonomi Region
model area pelayanan heksagonal
Ekonomi Region
Central Place Theory
Ekonomi Region
3. Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Pole Theory)
Ekonomi Region
Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Pole Theory)
Ekonomi Region
Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Pole Theory)
Ekonomi Region
Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Pole Theory)
Ekonomi Region
4.Teori Konvergen (Convergence Theory)
Bila proses pembangunan terus berlanjut, dengan semakin baiknya
prasarana dan fasilitas komunikasi, maka mobilitas modal dan tenaga
kerja tersebut akan semakin lancar. Teori Konvergen dapat terjadi
jika negara yang bersangkutan telah maju, maka ketimpangan
pembangunan regional akan berkurang (Convergence).
Dari pandangan neo-klasik, ketimpangan wilayah dapat dihubungan
dengan faktor ketidaksempurnaan pasar dan sifat kelambanan proses
pembangunan. Menyamaratakan faktor harga antara wilayah dalam
suatu wilayah melalui integrasi akan meningkatkan faktor mobilitas
sehingga dengan demikian akan ada pencapaian keseimbangan atau
pola pertumbuhan wilayah konvergen. Hal tersebut juga ditanggapi
rendahnya pendapatan wilayah akan meningkatkan para pekerja
melalui migrasi, sehingga menarik investor dengan biaya pekerja
yang rendah. Teori konvergen akan terus berlanjut sampai para
pekerja dan penghasilan seimbang. Karena wilayah yang
produktivitas dan tingkat pendapatan per kapita yang lebih tinggi
kedepannya akan lebih sulit menghitung hasil pengurangnya.
Akibatnya, untuk dapat menyeimbangkan perekonomian dapat
dilakukan jika perekonomian berada pada posisi yang lemah.
Ekonomi Region
Convergence Theory
Ekonomi Region
5. Teori Divergen (Divergence theory)
Ekonomi Region
6. Teori Basis Ekonomi
Ekonomi Region
7. Teori Lokasi
Ekonomi Region
8. Teori Daya Tarik Industri
Ekonomi Region
9. Models Export - Base
Kelompok ini mendasarkan pandangannya dari sudut teori
lokasi, Yang berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi suatu
region akan lebih banyak ditentukan oleh jenis keuntungan
lokasi dan dapat sigunakan oleh daerah tersebut sebagai
kekuatan ekspor. Keuntungan lokasi tersebut umumnya
berbeda-beda setiap region dan hal ini tergantung pada
keadaan geografi daerah setempat.
Pertumbuhan suatu daerah ditentukan oleh eksploitasi
kemanfaatan alamiah dan pertumbuhan basis eksport daerah
yang bersangkutan yang juga dipengaruhi oleh tingkat
permintaan eksternal dari daerah – daerah lain. Pendapatan
yang diperoleh dari penjualan ekspor akan mengakibatkan
berkembangnya kegiatan – kegiatan penduduk setempat,
perpindahan modal dan tenaga kerja, keuntungan –
keuntungan eksternal, dan pertumbuhan regional lebih lanjut.
Ini berarti untuk meningkatkan pertumbuhan suatu region,
strategi pembangunnannya harus disesuaikan dengan
keuntungan lokasi yang dimilikinya dan tidak harus sama
dengan strategi pembangunan pada tingkat nasional.
Ekonomi Region
10. Model Neo Klasik
Kelompok ini mendasarkan analisanya pada peralatan fungsi produksi.
Unsur – unsur yang menentukan pertumbuhan ekonomi regional adalah
modal, tenaga kerja dan modal. Adapun kekhususan teori ini adalah
dibahasnya secara mendalam pengaruh perpindahan penduduk (migrasi)
dan lalu lintas modal terhadap pertumbuhan ekonomi regional.
Suatu kesimpulan yang menarik dari model Neo – Klasik adalah bahwa
terdapat hubungan antara tingkat pertumbuhan suatu negara dengan
perbedaan kemakmuran daerah (regional disparity) pada negara yang
bersangkutan. Pada saat proses pembangunan baru dimulai (negara yang
sedang berkembang), tingkat perbedaan kemakmuran antar wilayah
cendrung menjadi tinggi (divergence), sedangkan bila proses
pembangunan telah berjalan dalam waktu yang lama (negara yang telah
berkembang), maka perbedaan tingkat kemakmuran antar wilayah
cendrung menurun (convergence). Hal ini disebabkan pada negara yang
sedang berkembang lalu lintas modal masih belum lancar sehingga proses
penyesuaian ke arah tingkat keseimbangan pertumbuhan belum dapat
terjadi. Masih belum lancarnya fasilitas perhubungan dan komunikasi serta
kuatnya tradisi yang menghalangi mobilitas penduduk biasanya merupakan
faktor utama yang menyebabkan belum lancarnya arus perpindahan orang
dan modal antar daerah. Sedangkan pada negara – negara yang telah maju
proses penyesuaian tersebut dapat terjadi dengan lancar karena telah
sempurnanya fasilitas perhubungan dan komunikasi.
Ekonomi Region
11.Model Cummulative Causation
Ekonomi Region
12. Model Core-Periphery
Model Core-Periphery
Teori ini menekan analisanya pada hubungan yang
erat dan saling mempengaruhi antara
pembangunan kota (core) dan desa (periphery).
Menurut teori ini, gerak langkah pembangunan
daerah perkotaan akan lebih banyak ditentukan
oleh keadaan desa – desa sekitarnya. Sebaliknya
corak pembangunan daerah pedesaan tersebut
juga sangat ditentukan oleh arah pembangunan
perkotaan. Dengan demikian aspek interaksi antar
daerah (spatial interaction) sangat ditonjolkan.
Ekonomi Region
13. shift share analysis
Analisis Shift-Share menganalisis berbagai perubahan
indikator kegiatan ekonomi, seperti produksi dan
kesempatan kerja, pada dua titik waktu di suatu wilayah.
Hasil analisis dapat menunjukkan perkembangan suatu
sektor di suatu wilayah jika di bandingkan secara relatif
dengan sektor-sektor lainnya, apakah perkembangan
dengan cepat atau lambat. Hasil analisis ini juga dapat
menunjukkan bagaimana perkembangan suatu wilayah bila
dibandingkan dengan wilayah lainnya.
Tujuan analisis Shift-Share adalah untuk menentukan
produktifitas kerja perekonomian daerah dengan
membandingkan dengan daerah yang lebih besar (regional
atau nasional).
Ekonomi Region
shift share analysis
Ekonomi Region
shift share analysis
Ekonomi Region
shift share analysis
Ekonomi Region
shift share analysis
Komponen Pertumbuhan
Nasional (PN) atau
Pertumbuhan Regional
Maju
PP +PPW ≥ 0
Sektor ke i Wilayah ke j
(sektor i) (Wilayah j)
Lamban
PP +PPW < 0
Komponen Komponen
Pertumbuhan Pertumbuha Pangsa
Proporsional (PP) Wilayah
(PPW)
Ekonomi
Sumber: Budiharsono (2001) Region
Model Analisis Shift-Share
Ekonomi Region
input-output
Note that in the example given we have no input flows from the industries to 'Labor'.
input-output
We know very little about production functions because all we have are
numbers representing transactions in a particular instance (single points on
the production functions):
Or
Now
gives
Perencanaan Tata Ruang
Nasional , Provinsi dan
Kabupaten/Kota
Konsep Dasar Penataan
Ruang
Penataan Ruang : Tindakan dalam mengatur
suatu ruang yang sesuai dengan fungsi dan
potensinya sehingga menghasilkan fungsi
yang optimal