You are on page 1of 9

LBM 4 MODUL 7

STEP 1
1. Polysiclic erythematous lessions
- Lesi kulit yang menjadi satu atau lesi yang awalnya terpisah satu sama lain karena
garukan lesi menjadi satu
2. Central healing phenomenon
- Pola bulat, tengah tenang, tepi aktif
- Proses penyembuhan yang bermula dari tengah
STEP 2
1. What is the meaning of central healing?
2. How does central healing occurs?
3. What are the maening of makula eritema and squamous?
4. Why he feel itchy when he wearing shoes and sweating?
5. Why on his right foot has red patches?
6. Is the diagnose contangious (menular)? And what the perantaranya?
7. Why there is polysiclic lessions, with papul and vesikel on its active and be found central
healing?
8. Why the healing start from center?
9. What are the risk factor of fungal infection
10. What is the diagnose from the scenario
11. What are the differential diangnosis of this case?
12. How do the etiological factor of this case?
13. How do the patogenesis of this case?
14. How do clinical manifestasion of this case?
15. How do the treatment of this case?
16. What the diagnostic tes that can be done to diagnose the case ?
17. What are the result that we expect from the test?
18. What are the differences between pityriasis rosea gilbert with seborhoic dermatitis,
tineacorporis and pityriasis versicolor?
STEP 3
1. What is the meaning of central healing?
- Round Pattern which the central is steady pale and dry, and the edge active, berwarna
kemerahan dan gatal
2. How does central healing occurs?
- Penyebaran dari tengah ke tepi lalu mencari keratin (melebar), cara penyebaran disebut
radial
3. What are the maening of macula, erytema and squamous?
Macula : suatu kelainan kulit yang mengalami perubahan warna
Erythema : kemerahan
Squamous : lapisan stratum korneum yang mengelupas
4. Why he feel itchy when he wearing shoes and sweating?
- Kita memakai sepatu maka kaki akan berkerinat dan terjadi kelembaban maka epidermis
pada kaki akan menjadi lunak, karena lunak sehingga spora jamur akan mudah masuk
akan memasuki epidermis kaki.
5. Why on his right foot has red patches?
- Because the spore entered the epidermis and scratch
- Because ada jamur dermatofit lalu terjadi inflamasi pada tepi dan akan telihat akan
terlihat nyata kemerahannya


6. Why there is polysiclic lessions, with papul and vesikel on its active ?
- Tepi aktif karena ada elemen jamur yang aktif melakukan destruksi pada kulit sehat
namun tubuh melakukan pertahanan berupa inflamasi, karena lesi yang meluas pada
tepi aktifnya lalu melebar dan menjadi satu : polisiklik
7. What are the risk factor of fungal infection?
- Karena hygiene kurang
- Menurunnya daya tahan
- Adanya penyakit lain di kulit
- Lingkungan pembawa jamur
- Suhu
- kelembaban
8. What is the diagnose from the scenario ?
- Termasuk penyakit dermatofitosis
- Tinea pedis : karena terjadi pada kaki
9. What are the differential diangnosis of this case?
- Erythromatosus papulus squamosa
- Psoriasis
- Dermatitis seboroic
- Pthyriasis rosea gibert
10. How do the etiological factor of this case?
Terbagi dalam 3 genus : mikrosporon(rambut dan kult), tricophyton(rambut, kulit, kuku),
epidermophyton(kulit, kuku).
Tumbuh di lapisan kulit mati/keratin, mempunyai kemampuan memanfaatkan keratin
sebagai sumber gizi
11. How do the patogenesis of this case?

12. How do clinical manifestasion of this case?

- Gejala khusus: lesi polisiklik, central healing
- Gejala umum : vesikel, papul, eritem

13. How do the treatment of this case?
- Anti mikosis : terdiri dari 2 yaitu topikal dan sistemik
- Topikal : imidazole, alilamin, poliene, mikonazole, ketokonazole, bifonazole, tiokonazole,
clotrimazole. Apabila ada hiperkeratosis maka diberikan bahan : asam salisilat 3 6 %
- Sistemik : imidazole, antibiotika, alilamin (terbinafine), itrakonazole, griseovulvin yang
harus diminum bersama orange juice karena untuk melarutkan obat harus dalam pH
asam.
- Fase akut : kalium permanganat
- Fase menahun : pemberian krim pada malam hari dan bedak anti jamur pada siang hari
14. What the diagnostic tes that can be done to diagnose the case ?
- Periksaan preparat denga larutan KOH 10 40 %
- Pemeriksaan lampu wood
- Gambaran histopatologi
15. What are the result that we expect from the test?
-
16. Is the diagnose contangious (menular)? And what the perantaranya?
- Menular : penyebaran misal : handuk yang bergantian, pemakaian sepatu yang
bergantian
- Langsung : fomitis, epitel, rambut yang berjamur
- Tidak langsung : tanaman, kayu berjamur, pakaian, debu, air
-
17. What are the differences between pityriasis rosea gilbert with seborhoic dermatitis,
tineacorporis and pityriasis versicolor?
- Prg : peny kulit yang tidak diketahui sebabnya
- Seboroic : didasari oleh pada tempat yang banyak glandula sebasea
- Tinea corporis : dermatofitosis yang tidak berambut
- Pityriasis vesicolor (panu): penyebab malasesia furfur
STEP 4












Bercak merah gatal
Derm. seboroic PRG Tinea corporis pityriasis
STEP 6
1. What is the meaning of central healing?
2. How does central healing occurs?
3. What are the maening of makula eritema and squamous?
Makula: Perubahan warna kulit berbatas tegas berupa perubahan warna semata-
mata.
Eritema: kemerahan pada kulit yang disebabkan pelebaran pembuluh darah kapiler
yang reversible.
Squama: lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit. Squama dapat halus
sebagai taburan tepung, maupun lapisan tebal dan luas sebagai lembaran kertas.
IPKK FKUI
4. Why he feel itchy when he wearing shoes and sweating?
Tinea pedis disebut juga Athlete's foot = "Ring worm of the foot". Penyakit ini sering
menyerang orang-orang dewasa yang banyak bekerja di tempat basah seperti tukang
cuci, pekerja-pekerja di sawah atau orang-orang yang setiap hari harus memakai
sepatu yang tertutup seperti anggota tentara. Keluhan subjektif bervariasi mulai dari
tanpa keluhan sampai rasa gatal yang hebat dan nyeri bila ada infeksi sekunder.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1174/1/fkg-trelia1.pdf


5. Why on his right foot has red patches?
6. Is the diagnose contangious (menular)? And what the perantaranya?
mikosis superfisial adalah menular tertentu, dapat menyebar sendiri juga dapat menginfeksi
orang lain. Cara penularan penyakit: kontak langsung, seperti kejadian tinea capitis sering
kontak langsung dengan anak-anak menderita tinea capitis atau kurap penderitaan hewan
disebabkan setelah, dua infeksi maka sudut langsung, seperti yang sering digunakan pada
pasien dengan psoriasis hal-hal seperti sandal, bantal selimut, kain untuk menghapus kaki
kurap mungkin terjadi.
http://id.swewe.com/word_show.htm/?270814_1&Mikosis|superfisial

7. Why there is polysiclic lessions, with papul and vesikel on its active and be found
central healing?
8. Why the healing start from center?
9. What are the risk factor of fungal infection?
Environmental risk factors for mycosis fungoides.
Possible risk factors that have been implicated are occupational chemical exposure,
radiation, drugs and infections. The carcinogenic process is probably multifactorial
and multistep, combining the genetic predisposition of the individual and his
immune status with various exogenous factors.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17641490

Sebuah gaya hidup jamur yang kuat: bakteri mengandung klorofil, tidak ada fotosintesis,
hanya dengan parasit atau saprofit untuk bertahan hidup. Jamur seperti lingkungan yang
hangat dan lembab, suhu pertumbuhan yang optimal adalah 25-26 , pada pH 3,0-5,0
bawah kondisi kesempatan bisa tumbuh. Meskipun suhu tinggi (45 di atas) resistensi
lemah, tetapi suhu di bawah 4 ada ketahanan yang kuat. UV, radiasi, dll Ada juga
resistensi yang cukup. Dengan demikian, kondisi hidup jamur tidak menuntut. Oleh karena
itu, orang-orang dari atmosfer, tubuh tumbuhan dan hewan, dan kotoran manusia di lantai
dan di dalam tanah dapat mendeteksi berbudaya jamur patogen, singkatnya, jamur
kemampuan hidup, hampir di mana-mana di alam, sehingga jamur kemungkinan
menginfeksi manusia secara alami meningkat.
http://id.swewe.com/word_show.htm/?270814_1&Mikosis|superfisial
10. What is the diagnose from the scenario
TINEA MANUS DAN TINEA PEDIS
Tinea pedis disebut juga Athlete's foot = "Ring worm of the foot". Penyakit ini sering
menyerang orang-orang dewasa yang banyak bekerja di tempat basah seperti tukang cuci,
pekerja-pekerja di sawah atau orang-orang yang setiap hari harus memakai sepatu yang
tertutup seperti anggota tentara. Keluhan subjektif bervariasi mulai dari tanpa keluhan sampai
rasa gatal yang hebat dan nyeri bila ada infeksi sekunder.
Ada 3 bentuk Tinea pedis
1. Bentuk intertriginosa
keluhan yang tampak berupa maserasi, skuamasi serta erosi, di celah-celah jari
terutama jari IV dan jari V. Hal ini terjadi disebabkan kelembaban di celah-ceIah jari
tersebut membuat jamur-jamur hidup lebih subur. Bila menahun dapat terjadi fisura
yang nyeri bila kena sentuh. Bila terjadi infeksi dapat menimbulkan selulitis atau
erisipelas disertai gejala-gejala umum.
2. Bentuk hiperkeratosis
Disini lebih jelas tampak ialah terjadi penebalan kulit disertai sisik terutama ditelapak
kaki, tepi kaki dan punggung kaki. Bila hiperkeratosisnya hebat dapat terjadi fisura-
fisura yang dalam pada bagian lateral telapak kaki.
3. Bentuk vesikuler subakut
Kelainan-kelainan yang timbul di mulai pada daerah sekitar antar jari, kemudian
meluas ke punggung kaki atau telapak kaki. Tampak ada vesikel dan bula yang
terletak agak dalam di bawah kulit, diserta perasaan gatal yang hebat. Bila vesikel-
vesikel ini memecah akan meninggalkan skuama melingkar yang disebut Collorette.
Bila terjadi infeksi akan memperhebat dan memperberat keadaan sehingga dapat
terjadi erisipelas. Semua bentuk yang terdapat pada Tinea pedis, dapat terjadi pada
Tinea manus, yaitu dermatofitosis yang menyerang tangan
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1174/1/fkg-trelia1.pdf

11. What are the differential diangnosis of this case?
Tinea manus dan Tinea pedis harus dibedakan dengan :
1. Dermatitis kontak akut alergis
2. Skabiasis
3. Psoriasispustulosa
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1174/1/fkg-trelia1.pdf
12. How do the etiological factor of this case?
Dermatofitosis disebabkan jamur golongan dermatofita yang terdiri dari tiga genus
yaitu genus: Mikrosporon, Trikofiton dan Epidermofiton. Dari 41 spesies dermafito
yang sudah dikenal hanya 23 spesies yang dapat menyebabkan penyakit pada
manusia dan binatang yang terdiri dari 15 spesies Trikofiton, 7 spesies Mikrosporon
dan 1 spesies Epidermafiton.
Cara penentuan dermatofitosis terlihat pada bagan dan garnbar (dibawah ini). Selain
sifat keratinofilik ini, setiap spesies dermatofita m empunyai afinitas terhadap
hospes tertentu. Dermatofita yang zoofilik terutama menyerang binatang, dan
kadang-kadang menyerang manusia. Misalnya : Mirosporon canis dan Trikofiton
verukosum. Dermatofita yang geofilik adalah jamur yang hidup di tanah dan dapat
menimbulkan radang yang moderat pada manusia, misalnya Mikrosporon gipsium
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1174/1/fkg-trelia1.pdf


13. How do the patogenesis of this case?
Cara penularan jamur dapat secara langsung dan secara tidak langsung. Penularan
langsung dapat secara fomitis, epitel, rambut-rambut yang mengandung jamur baik
dari manusia, binatang atau dari tanah. Penularan tak langsung dapat melalui
tanaman, kayu yang dihinggapi jamur, barang-barang atau pakaian, debu atau air.
Disamping cara penularan tersebut diatas, untuk timbulnya kelainan-kelainan di kulit
tergantung dari beberapa faktor :
1. Faktor virulensi dari dermatofita
Virulensi ini tergantung pada afinitas jamur itu, apakah jamur Antropofilik, Zoofilik
atau Geofilik. Selain afinitas ini masing-masing jenis jamur ini berbeda pula satu
dengan yang lain dalam afinitas terhadap manusia maupun bagian-bagian dari
tubuh Misalnya : Trikofiton rubrum jarang menyerang rambut, Epidermatofiton
flokosum paling sering menyerang lipat pada bagian dalam.
2. Faktor trauma
Kulit yang utuh tanpa lesi-lesi kecil, lebih susah untuk terserang jamur.
3. Faktor-suhu dan kelembaban
Kedua faktor ini sangat jelas berpengaruh terhadap infeksi jamur, tampak pada
lokalisasi atau lokal, di mana banyak keringat seperti lipat paha dan sela-sela jari
paling sering terserang penyakit jamur ini.
4. Keadaan sosial serta kurangnya kebersihan
Faktor ini memegang peranan penting pada infeksi jamur di mana terlihat insiden
penyakit jamur pada golongan sosial dan ekonomi yang lebih rendah, penyakit ini
lebih sering ditemukan dibanding golongan sosial dan ekonomi yang lebih baik.
5. Faktor umur dan jenis kelamin
Penyakit Tinea kapitis lebih sering ditemukan pada anak-anak dibandingkan orang
dewasa, dan pada wanita lebih sering ditemukan infeksi jamur di sela-sela jari
dibanding pria dan hal ini banyak berhubungan dengan pekerjaan. Di samping
faktor-faktor tadi masih ada faktor-faktor lain seperti faktor perlindungan tubuh
(topi, sepatu dan sebagainya) , faktor transpirasi serta pemakaian pakaian yang
serba nilan, dapat mempermudah penyakit jamur ini.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1174/1/fkg-trelia1.pdf


14. How do clinical manifestasion of this case?
Umumnya gejala-gejala klinik yang ditimbulkan oleh golongan geofilik pada mausia
bersifat akut dan sedang dan lebih mudah sembuh. Dermatofita yang antropofilik
terutama menyerang manusia, karena memilih manusia sebagai hospes tetapnya.
Golongan jamur ini dapat menyebabkan perjalanan penyakit menjadi menahun dan
residif , karena reaksi penolakan tubuh yang sangat ringan. Contoh jamur yang
antropofilik ialah: Mikrosporon audoinii Trikofiton rubrum.
GEJALA -GEJALA KLINIK
umumnya dermatofitosis pada kulit memberikan morfologi yang khas yaitu bercak-
bercak yang berbatas tegas disertai efloresensi-efloresensi yang lain, sehingga
memberikan kelainan-kelainan yang polimorf, dengan bagian tepi yang aktif serta
berbatas tegas sedang bagian tengah tampak tenang .
Gejala objektif ini selalu disertai dengan perasaan gatal, bila kulit yang gatal ini
digaruk maka papel-papel atau vesikel-vesikel akan pecah sehingga menimbulkan
daerah yang erosit dan bila mengering jadi krusta dan skuama. Kadang-kadang
bentuknya menyerupai dermatitis (ekzema marginatum) , tetapi kadang-kadang
hanya berupa makula yang berpigmentasi saja (Tinea korporis) dan bila ada infeksi
sekunder menyerupai gejala-gejala pioderma (impetigenisasi)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1174/1/fkg-trelia1.pdf


15. How do the treatment of this case?
PENGOBATAN
A. Pengobatan Pencegahan :
1. Perkembangan infeksi jamur diperberat oleh panas, basah dan maserasi. Jika
faktor-faktor lingkungan ini tidak diobati, kemungkinan penyembuhan akan
lambat. Daerah intertrigo atau daerah antara jari-jari sesudah mandi harus
dikeringkan betul dan diberi bedak pengering atau bedak anti jamur.
2. Alas kaki harus pas betul dan tidak terlalu ketat.
3. Pasien dengan hiperhidrosis dianjurkan agar memakai kaos dari bahan katun
yang menyerap keringat, jangan memakai bahan yang terbuat dari wool atau
bahan sintetis.
4. Pakaian dan handuk agar sering diganti dan dicuci bersih-bersih dengan air
panas.
B. Terapi lokal :
Infeksi pada badan dan lipat paha dan lesi-lesi superfisialis, di daerah jenggot,
telapak tangan dan kaki, biasanya dapat diobati dengan pengobatan topikal saja
1. Lesi-lesi yang meradang akut yang acta vesikula dan acta eksudat harus dirawat
dengan kompres basah secara terbuka, dengan berselang-selang atau terus
menerus. Vesikel harus dikempeskan tetapi kulitnya harus tetap utuh.
2. Toksilat, haloprogin, tolnaftate dan derivat imidazol seperti mikonasol, ekonasol,
bifonasol, kotrimasol dalam bentuk larutan atau krem dengan konsentrasi 1-2%
dioleskan 2 x sehari akan menghasilkan penyembuhan dalam waktu 1-3 minggu.
3. Lesi hiperkeratosis yang tebal, seperti pada telapak tangan atau kaki memerlukan
terapi lokal dengan obat-obatan yang mengandung bahan keratolitik seperti asam
salisilat 3-6%. Obat ini akan menyebabkan kulit menjadi lunak dan mengelupas.
Obat-obat keratolotik dapat mengadakan sensitasi kulit sehingga perlu hati-hati
kalau menggunakannya.
4. Pengobatan infeksi jamur pada kuku, jarang atau sukar untuk mencapai
kesembuhan total. Kuku yang menebal dapat ditipiskan secara mekanis misalnya
dengan kertas amplas, untuk mengurangi keluhan-keluhan kosmetika. Pemakaian
haloprogin lokal atau larutan derivat asol bisa menolong. Pencabutan kuku jari
kaki dengan operasi, bersamaan dengan terapi griseofulvin sistemik, merupakan
satu-satunya pengobatan yang bisa diandalkan terhadap onikomikosis jari kaki.
C. Terapi sistemik
Pengobatan sistemik pada umumnya mempergunakan griseofulvin. Griseofulvin
adalah suatu antibiotika fungisidal yang dibuat dari biakan spesies penisillium. Obat
ini sangat manjur terhadap segala jamur dermatofitosis. Griseofulvin diserap lebih
cepat oleh saluran pencernaan apabila diberi bersama-sama dengan makanan yang
banyak mengandung lemak, tetapi absorpsi total setelah 24 jam tetap dan tidak
dipengaruhi apakah griseofulvin diminum bersamaan waktu makan atau diantara
waktu makan.
Dosis rata-rata orang dewasa 500 mg per hari. Pemberian pengobatan dilakukan 4 x
sehari , 2 x sehari atau sekali sehari. Untuk anak-anak dianjurkan 5 mg per kg berat
badan dan lamanya pemberian adalah 10 hari. Salep ketokonasol dapat diberikan 2 x
sehari dalam waktu 14 hari.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1174/1/fkg-trelia1.pdf


16. What the diagnostic tes that can be done to diagnose the case ?
17. What are the result that we expect from the test?
18. What are the differences between pityriasis rosea gilbert with seborhoic dermatitis,
tineacorporis and pityriasis versicolor?
PITYRIASIS VERSICOLOR
TINEA VERSICOLOR
DEFINISI
Tinea versikolor/Pityriasis versikolor adalah infeksi ringan yang sering terjadi
disebabkan oleh Malasezia furfur. Penyakit jamur kulit ini adalah penyakit yang
kronik dan asimtomatik ditandai oleh bercak putih sampai coklat yang bersisik.
Kelainan ini umumnya menyerang badan dan kadang- kadang terlihat di ketiak, sela
paha,tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala
GAMBARAN KLINIS
Timbul bercak putih atau kecoklatan yang kadang-kadang gatal bila,berkeringat. Bisa
pula tanpa keluhan gatal sama sekali, tetapi penderita mengeluh karena malu oleh
adanya bercak tersebut.
Pada orang kulit berwarna, lesi yang terjadi tampak sebagai bercak hipopigmentasi,
tetapi pada orang yang berkulit pucat maka lesi bisa berwarna kecoklatan ataupun
kemerahan. Di atas lesi terdapat sisik halus.
TINEA KORPORIS
(Tinea circinata=Tinea glabrosa)
Penyakit ini banyak diderita oleh orang-orang yang kurang mengerti kebersihan dan
banyak bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat serta kelembaban kulit
yang lebih tinggi. Predileksi biasanya terdapat dimuka, anggota gerak atas, dada,
punggung dan anggota gerak bawah.
Bentuk yang klasik dimulai dengan lesi-lesi yang bulat atau lonjong dengan tepi yang
aktif. Dengan perkembangan ke arah luar maka bercak-bercak bisa melebar dan
akhirnya dapat memberi gambaran yang polisiklis, arsiner, atau sinsiner. Pada
bagian tepi tampak aktif dengan tanda-tanda eritema, adanya papel-papel dan
vesikel, sedangkan pada bagian tengah lesi relatif lebih tenang. Bila tinea korporis ini
menahun tanda-tanda aktif jadi menghilang selanjutnya hanya meningggalkan
daerah-daerah yang hiperpigmentasi saja. Kelainan-kelainan ini dapat teIjadi
bersama-sama dengan Tinea kruris.
Penyebab utamanya adalah : T.violaseum, T.rubrum, T.metagrofites. Mikrosporon
gipseum, M.kanis, M.audolini. penyakit ini sering menyerupai :
1. Pitiriasis rosea
2. Psoriasis vulgaris
3. Morbus hansen tipe tuberkuloid
4. Lues stadium II bentuk makulo-papular.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1174/1/fkg-trelia1.pdf

You might also like