Professional Documents
Culture Documents
1. Pendahuluan
Tuberkulosis paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi kronis yang sudah
sangat lama di kenal manusia, misalnya dia dihubungkan dengan tempat tinggal di
daerah urban, lingkungan yang padat, dibuktikan dengan adanya penemuan
kerusakan tulang vertebra torak yang khas TB dari kerangka yang di gali di
heidelberg dari kuburan zaman neolitikum begitu juga penemuan yang berasal
dari mumi dan ukiran dinding piramid di Mesir Kuno pada tahun 2000-4000 SM.
Indonesia adalah negeri dengan prevalensi TB ke-3 tertinggi di Dunia
setelah Cina dan India. Pada tahun 1998 di perkirakan TB di China, India dan
Indonesia berturut turut 1.828.000, 1.144.000 dan 591.000 kasus. perkiraan
terjadinya BTA di sputum yang positif di Indonesia adalah 266.000 tahun 1998
berdasarkan Suvay Kesehatan Nasional 2001, TB menempati ranking Ke-3
sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia (Supardi, 2007).
Hasil pendataan tahun 2011 jumlah pasien TB di Kabupaten Tuban tahun
2011 yaitu ada 733 kasus dan di Kecamatan Merakurak ada 163 kasus baru.
Banyak pasien penyakit Tuberkulosis gagal dalam pengobatan salah satunya di
Kecamatan Merakurak ada satu penderita penyakit Tuberkulosis mengalami
resisten obat dan sedangkan penyembuhan penyakit tuberkulosis itu sendiri
mempunyai banyak faktor yang mempengaruhi dalam penyembuhan penyakit
Tuberkulosis salah satunya lingkungan rumah yang tidak memenuhi standar yang
telah di tentukan dan dari survay awal peneliti di dapatkan mayoritas rumah
penderita penyakit Tuberkulosis tidak memenuhi syarat rumah sehat dan
diantaranya peneliti mengukur suhu dan kelembaban dari 5 rumah penderita
tuberkulosis BTA (+) didapatkan 80% di bawah standart yang telah di tentukan
dan pengukuran pada 5 rumah penderita BTA (-) di dapatkan 100% sesuai standar
yang telah di tetapkan menteri kesehatan indonesia dan rumah penderita
Tuberkolosis mayoritas ventilasi dan pencahayaan rumahnya kurang.
Faktor yang menyebabkan penyebaran tuberkulosis dan faktor yang
benyebabkan individu memiliki resiko terpajan resiko tuberkulosis adalah
pemukiman yang terlalau padat dengan ventilasi yang buruk atau pemukiman
yang tidak memiliki ventilasi. Jika klien tuberkulosis tinggal di sebuah rumah
yang terlalu padat, anggota keluarga rumah tangga tersebut akan terpajan resiko
tuberkulosis (Zang, 2003).
Bakteri TB memerlukan oksigen untuk tumbuh dan kelangsungan
hidupnya energi di peroleh dari hasil oksidasi senyawa karbon sederhana.
Karbon dioksida dapat merangsang pertumbuhan dengan suhu pertumbuhan 30 0400C dan suhu optimum 37-38 0C dan suhu umum temperatur kamar yang ideal
220C-300C, bakteri akan mati dengan pemanasan pada suhu 60 0C selama 15-20
menit (Mutaqin, 2006).
Kelembaban merupakan kadar air dalam udara yang mempengaruhi
proses penguapan air dari tubuh organisme dan penguapan ini akan berhubungan
dengan proses metabolisme bakteri (Handayani, 2010).
Depkes RI (2008) menjelaskan secara umum penilaian kelembaban di
dalam rumah menurut indikator pengawasan perumahan, kelembaban udara
yang memenuhu syarat kesehatan dalam rumah adalah 40%-60% dan
kelembaban udara yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah < 40% atau >
60%.
Dari uraian di atas peneliti tertarik ingin meneliti hubungan suhu dan
kelembaban ruangan dengan kejadian TBC di Kecamatan Merakurak Kabupaten
Tuban dikarenakan suhu dan kelembaban ruangan yang tidak sesuai standar
merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri penyebab
penyakit) terhadap pertumbuhan bakteri tuberkulosis.
2. Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik observasional, Taknik
sampling menggunakan Purposive Sampling, jumlah populasi 163 responden dan
jumlah sampel 34 responden serta menggunakan Uji Regresi Logistik Ganda.
3. Hasil penelitian
3.1 Data Khusus
3.1.1 Hubungan suhu ruangan dengan penyakit Tuberkulosis
Suhu ruangan kamar penderita penyakit Tuberkulosis. Suhu adalah
temperatur udara yang diukur dengan alat termometer ruangan Hasil pengukuran
suhu ruangan kamar penderita penyakit Tuberkulosis BTA Positif dan BTA
Negatif dijabarkan pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Tabulasi silang hubungan suhu ruangan dengan kejadian penyakit
Tuberkulosis di Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban Tahun
2012
SUHU
TBC
Total
Suhu Tidak Baik Suhu Baik
BTA Negatif
BTA Positif
9
7
( 36,0%)
( 77,8%)
16
2
(64,0%)
(22,2%)
25 (100%)
9 (100%)
Total
16
(47,1%)
18
(52,9%)
34 (100%)
Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka dalam bagian
ini akan dibahas hasil penelitian yang telah dilaksanakan berdasarkan hasil yang
telah disajikan.
3.2.1
3.2.2
matahari dan zat kimia. Suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri adalah 30 0C
400C.
Kelembaban udara dalam ruangan untuk memperoleh kenyamanan,
dimana kelembaban yang optimum kurang lebih berkisar 60% dengan temperatur
kamar 220C 30C. Kuman TB Paru akan cepat mati bila terkena sinar matahari
langsung, tetapi dapat bertahan hidup selama beberapa jam di tempat yang gelap
dan lembab (Suryo, 2010).
Peneliti menyarankan bahwa untuk selalu menjaga kelembaban dan Suhu
tetap normal dengan cara membuat ventilasi, memperbaiki atap supaya tidak
bocor dan menjaga dinding tetap kering serta menjaga tanah tetap kering, tidak
berdebu, memasang genteng kaca supaya suhu ruangan tersebut normal yaitu
220C-300C dan kelembaban pada kisaran Normal 40%-60%.
4. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil yang diperoleh selama penelitian dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
4.1 Ada hubungan suhu ruangan dengan kejadian penyakit Tuberkulosis di
Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban.
4.2 Tidak ada hubungan kelembaban ruangan dengan kejadian penyakit
Tuberkulosis di Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban.
4.3 Tidak terdapat hubungan suhu dan kelembaban ruangan dengan kejadian
penyakit Tuberkulosis di Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban.
5
Saran
5.1 Bagi Responden.
Diharapkan responden merenovasi atau menata ulang kamar
tempat tidurnya dengan menambah ventilasi kamar dimana ada pertukaran
udara sehingga menjadikan suhu dalam batas normal dan juga kelembaban
udara tidak melebihi batas yang telah di tentukan karena ventilasi sangat
mempengaruhi suhu dan kelembaban udara.
5.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan mampu meningkatkan penyuluhan
kepada masyarakat bagaimana pentingnya menata suatu rungan dan
menjaga perilaku hidup bersih dan sehat.
5.3 Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Agar lebih meningkatkan pelayanan kesehatan dan lebih
memfungsikan sarana dan prasarana yang tersedia ditempat pelayanan
kesehatan dan menyediakan leaflet memberikan informasi sebagai sumber
yang paling mudah diterima oleh masyarakat.
5.4 Bagi Tokoh Masyarakat.
Hendaknya tokoh masyarakat selalu memberikan dukungan dan
dorongan pada masyarakatnya untuk selalu berperilaku bersih dan sehat
dan memberikan penyuluhan serta menggerakkan masyarakatnya untuk
membersihkan lingkungan rumah supaya terhindar dari penyakit
khususnya penyakit Tuberkulosis.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta. Rineka Cipta.
Azwar, (2005). Metodelogi Penelitian Kedokteran & Kesehatan Masyarakat.
Batam. Bina Aksara.
Departemen keseharan RI, (2003). Epidemiologi Penyakit Tuberkuosis. Jakarta.
Departemen keseharan RI, (2008). Ketentuan Perumahan Indonesia. Jakarta.
Enjang, Indan. 2003. Mikrobiologi Dan Parasitologi. Bandung. Citra Aditya
Bakti.
Hidayat, Aziz. 2009. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisa Data.
Jakarta. Salemba Medika.
Handayani, Nuri. 2010. Kantong Biologi SMA. Yogyakarta. Pustaka Widyatama.
Irman, Somantri. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta, Salemba Medika.
Mukono. 2005. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya. Airlangga
University.
Mukono. 2002. Epidemiologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga University.
Mutaqin, Arif. 2006. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta. Salemba Medika.
Notoatmodjo, soekidjo. (2003). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta. PT.
Rieneka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka
Cipta.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi
Keperawatan Edisi 2. Jakarta. Salemba Medika.
Penelitian
Ilmu