Professional Documents
Culture Documents
FOTO THORAK
Radio-Anatomy
Superposisi dengan
m. sternokleidomastoideus
Trakea
Klavikula
Superior vena
cava
Arkus Aorta
Hilus
Trunkus Pulmonal
Ventrikel
kanan
Corakan vaskuler
(dibedakan dengan
fibrosis, dengan
mengikuti percabangannya atau dikotom
Atrium kanan
diafragma
Udara gaster
Sinus costodiafragma
Ventrikel Kiri
Arkus aorta
Retrosternal air
space
Arteri pulmonal
kiri
Bronkus kanan
Trunkus Pulmonal
Bronkus kiri
Retro cardial
air space
diafragma
Jarak antara artikulasio Sternoklavikularis dengan prosesus siponus kiri dan kanan
sama.
5. Densitas foto
Diskus intervertebralis terlihat 5 buah dari superior.
6. Tidak ada overlapping dengan skapula.
Caput
Art. Distal Inter-Phalang
Art. Proximal Inter-Phalang
Basis
Art. MetaCarpo-Phalangeal
Metakarpal
Caput metacarpal
Sesamoid
Trapezium
Basis Metacarpal
Hamatum
Trapezoid
Triquetrum
Art. Radiocarpal
Capitatum
Art. Radio-Ulnar
Styloid Ulna
Lunatum
Schapoid
Styloid Radius
Distal radius
Distal Ulna
Art. CarpoMetacarpal
Sesamoid
Hamatum
Trapezium
Capitatum
Art. Radio Carpal
Schapoid
Art. Radio-Ulnar
Triquetrum
Trapezoid
Lunatum
Psiform
Art. Metacarpo-Phalangeal
Caput Metacarpal
Basis Metacarpal
Art. Carpo-Metacarpal
Trapezium
Hamatum
Art. Radiocarpal
Trapezoid
Art. Radioulnar
Capitatum
Styloid Ulna
Triquetrum
Psiform
Schapoid
Lunatum
AP-VIEW OF SCAPULA
Art. AkromioKlavikularis
Akromion
Klavikula
Proc.
Corochoid
Caput
Humeri
Art. glenohumeri
spina
Margo
Superior
Margo
lateral
Margo
Medial
AP-VIEW SHOULDER
Art. Akromioklavikularis
Klavikula
Proc. Corachoid
Fossa Gleinodales
Glenoid Labrum
Fossa
gleinodales
Tuberositas
minor Caput
Klavikula
AKROMI
ON
humerus
Surgical
neck
Lateral view
humerus
Caput radius
Fossa olekranon
Proc.
coronoid
capitellum
Proc.
olecranon
trhoclea
AP-VIEW
klavikula
Caput hemerus
Tuberosita minor
akromion
Tuberositas mayor
humerus
Epicondilus medial
Epicondilus lateral
Fossa Olecranon
olecranon
throclea
radius
ulna
throclea
humerus
Epicondylus medial
Fossa olekranon
Epicondilus lateral
Art.humeroulnar
Art. humeroradial
Proc. coronoid
olekranon
10
LAT-VIEW
Fossa coronoid
Epikondilus medial
Proc.coronoid
Epicondilus lateral
Art. Humero-ulnar
olecranon
capitatum
psiform
schapoid
triquetrum
lunatum
Art. radiocarpal
Art. carpoulnar
Art. humeroradial
capitellum
Epikondilus medial
Art. humeroulnar
Basis radius
Epicondilus lateral
Fossa olecranon
AP-VIEW
10
11
SIAS
Art. sacroiliaka
Sacrum
Spina iliaka anterior inferior
Roof acetobulum
Acetubular convecsity
Ramus pubic superior
Trocanter mayor
Foramen obturatoar
Femoral neck
Trokanter minor
Ischial tuberosity
femur
Epikondilus medial
Epikondilus lateral
patella
Kondilus lateral
Kondilus medial
Eminensia
interkondiler lateral
Eminensia interkondiler
medial
Epifisis plate
tibia
Caput fibula
fibula
11
Lateral view
12
patella
Ligamentum patellar
Kondilus lateral
Eminensia interkondiler
Tibeal plateu
Tuberositas tibia
Caput fibula
tibia
12
13
Kondilus medial
Kondilus lateral
Kondilus lateral tibia
Eminensia interkondiler
Kondilus medial tibia
tibia
fibula
Maleolus medial
Maleolus lateral
talus
Art. talocruris
13
Lat-view of talocruris
fibula
14
tibia
Talus
Proc.med.talus
Neck of talus
navicular
calaneus
cuboid
14
15
Distal phalang
DIP
Distal interphalang
Medial phalang
PIP
Art. metatarsophalngeal
sesamoid
Basis metatarsal
Art. tarsometatarsal
Cueneform medial
navicular
Talus
Cueneform intermedial
Cueneform lateral
cuboid
Malailus lateral
15
16
kalkaneus
fibula
Art. thalocruris
Art.calcaneocuboid
Tibia
cuboid
Art. talocalcaneusnavicular
navicular
Cueneform medial
Art. cuneonavicular
Art. tarsometatarsal
Art.tarsometatarsal
16
17
sphenoid
Sinus frontalis
Inominata line
Sela tursika
Canalis auditorius
internus
Sinus ethmoidali
ant.
Septum nasi
Sinus maxilaris
Cavum nasi
17
18
Satura sagitalis
Sinus frontalis
sphenoid
Sinus ethmoidalis
Proc.mastodeus
Septum nasal &
os.nasal inferior
Sinus maxilaris
Protuberensia mentalis
Postero-anterior of cranial
18
19
Proc. spinosus
Foramen
intervertebralis
Diskus
intervertebralis
Proc.tranversusus
Fasies articularis sup.
19
20
Crista iliaka
Art. Sacro iliaka
sias
sacrum
Spina iliaka
posterior superior
bladder
coxic
Spina iliaka
psterior inferior
Foramen obturatoar
Posisi lateral
Corpus vertebra
Foramen intervertebra
Proc. spinosus
Proc. tranversus
Diskus
intervertebralis
pedikel
promontorium
20
21
pedikel
Psoas line
Proc.spinosus
Facies articularis
Proc. tranversus
Art. sacroiliaka
sacrum
21
22
Intravena pyelografi
Calyces superior
Calyces medial
Calyces inferior
ureter
Pelvis renalis
Distal ureter
Vesika urinaria
Thorakal 12
Lumbal I
renal
Psoas line
ilium
sacrum
22
23
23
24
BACA FOTO POLOS ABDOMEN
Posisi rutin untuk foto poos abdomen adalah posisi supine dan left lateral dekubitus.
Hal-hal yang dinilai:
1. Preperitoneal fat line
Menghilang pada peritonitis/ asites
2. Distribusi udara didalam usus
Menilai distribusi udara dalam usus mulai dari gaster sampai ke rektum. Jiak sampai ke
rektum maka alirannya bagus.
3. Apakah ada distensi usus
Haustra
Haustra merupakan tanda untuk distensi kolon.
Hearing bone appearance merupakan tanda untuk distensi usus halus
4. Pada foto LLD liat apakah ada air fluid level
Air fluid level merupakan gambaran dari batas udara dengan cairan. Air fluid level
menandakan adanya suatu obstruksi usus.
5. Apakah ada udara bebas.
Pada posisi supine kita nilai di para umbilikus .
Ekpertise:
Distribusi udara dinilai dari
gaster sampai ke rektum
24
25
Ileus obstuktif
Gambaran khas :
Ada gambaran air fluid level dengan pola step leader (bertingkat).dinilai pada foto
LLD. Jika masi terlihat distribusi udara dalm rektum disebut sebagai ileus
obstuktif parsial. Dan jika tidak tampak udara sampai ke rektum berarti ileus
obstruktif total.
Hearing bone
appearance
25
26
Ileus paralitik
Gambaran khas untu ileus paralitik adalah gambaran air fluid level yag panjang-panjang dan
sejajar.
Identitas pasien
Diafragma dan simfisis pubis harus terlihat
Dinding perut harus terlhat.
26
27
Hal-hal yang dinilai dalan Foto BNO.
Kontur ginjal.
Tampak jelas bila persiapan BNO dilakukan dengan benar.
Batas kontur ginjal adalah: pool atas setinggi TH 12 dan Pool bawah setinggi L3. Dimana
ginjal kanan lebih rentah kira-kira 1 corpus vertebre dari ginjal kiri.
PSOAS line
Bayangan
opak
Ekpertise
27
28
BACA FOTO IVP
Fungsi dari IVP adalah ubtuk menilai anatomi fungsi ginjal serta menili apakah ada batu
atau tidak sepanjang traktus urinarius bila tidak tampak pada pemeriksaan BNO.
PERSIAPAN
Sama dengan BNO
Kadar ureum < 60 dan kreatinin < 2
Skin test zat kontras.
Hal-hal yang dinilai
5 pertama: fungsi sekresi dan ekresi ginjal. Fungsi sekresi dikatan baik apabila tampak
kontur ginjal dengan jelas karena nefro-nefron ginjal terisi kontras dengan baik. Dan fungsi
ekresi ginjal dikatan baik apbila kontras telah mengisi sintem pelvicalices. Namun dalam
ekpertise belum boleh dikatakn baik karena pada dasarnya fungsi sekresi dan ekresi ginjal
haruslah sampai ke uretra. Kemudian nilai apakah ada pelebaran dari calices dan
bandingkan antara kanan dan kiri.
15: menilai drainase ureter: apakah kedua ureter telah terisi kontras dan sebagian vesika
urinaria juga terisi kontras. Kemudian juga dinilai bentuk kalices apakah ada pelebaran.
Normalnya berbentuk cuping. Derajat pembesaran calices ada 4 grade :
o Grade 1 : mendatar(flatering)
o Grade 2 : tumpul (blunting)
o Grade 3 : bulging
o Grade 4 : balloning
30 : menilai vesika urinaria : seluruh vesika urinaria telah terisi kontras dan dinilai
apakah ada :
o Filling defek : untuk menilai apakah ada bagian VU yang tidak terisi oleh kontras,
untuk menilai apakah ada masa di buli-buli.
o Additional shadow : kelaianan organ yang menyebabkan permukaan organ
bertambah dan kontras mengisi permukaan tersebut. Seperti diverticulosis.
o Indentasi : kontras terisi keseluruh buli-buli namun terlihat bayangan suram yang
merupakan penekanan masa diluar organ.
Post voiding (PV) : menilai residu urine. Normalnya residu urine minimal.
BNO rutin dilakukan sebelum IVP.
28
29
Contoh ekpertise :
5 m pertama: fungsi sekresi dan ekresi ginjal tampak pada 5 menit pertama. Sistem
pelvikocalices tidak melebar.
15 menit kedua : tampak kontras mengisi kedua ureter dan sebagian vesika urinaria. Tidak
tampak pelebaran dari calices.
30 menit ketiga : tampak kontras mengisi seluruh vesika urinaria. Tidak tampak filling
defek, additional shadow.
PV : Residu Urine Minimal
K/ Fungsi sekresi dan ekresi kedua ginjal dalam batas normal.
29
30
BACA FOTO VERTEBRA LUMBO SAKRAL
Yang dinilai dalam foto lumbo sakral adalah:
Alignment : kesegarisan : ditarik garis lurus di posterior pada foto lateral. Untuk menilai
apakah ada pergeseran/listhesis.
Derajat listhesis :
o Derajat 1 : < korpus
o Derajat 2 : - korpus
o Derajat 3 : - korpus
o Derajat 4 : > 1 korpus
Bone : nilai densitas dari tulang. Kemudian apakah ada lesi litik maupun lesi blastik,
osteoporosis dan osteofit . Nyatakan dimana lokasinya.
Pedikel intake atau tidak.
Nilai diskus intervertebralis pakah terdapat penyempitan atau pelebaran. Menyempit pada
spondilitis dan melebar pada fraktur kompresi
Nilai jaringan lunak para vertebralis apakah ada soft tissue swelling.
Foto normal
Ekpertise:
Alignment segaris/selaras
Densitas tulang normal, tidak
tampak lesi litik, lesi blastik,
osteofit dan osteoporosis.
Pedikel intake
Diskus intervertebralis tidak
menyempit.
Soft tissue swelling para
vertebralis (-)
Keasan : foto vertebra lumbosakral tidak tampak kelainan.
30
31
BACA FOTO CERVICAL
hal-hal yangd dinilai dalam foto servical
Alignment segaris
Corpus vertebra baik
Diskus intervertebralis tidak
menyempit.
Foramen intervertebralis
tidak menyempit
Tampak osteofit minimal
Tidak tampak kalsifikasi
ligamentum nuchea
K/ spondiloarthrosis cervikalis.
31
32
32
33
TUMOR PADA TULANG
GIANT CELL TUMOR
EWING SARKOMA
33
34
OSTEOKONDROMA(jinak)
Osteosarkoma
Tampak daerah
radiolusen berbatas tidak
tegas, tampak dektruksi
tulang yang bermula dari
medulla, reaksi periosteal
(+) sun burst apparane.
Sun burs apparance
Codman triangel
34
35
OSTEOMYELITIS
Tampak lesi litik dan blastik
caput hemerus dengan reaksi
periosteal (+)
Dektuksi tulang
Ekpertise :
35
36
OSTEOARTHRITIS
DISTRUBUSI TERSERING
GAMBARAN RADIOLOGIS:
36
37
37
38
Perbedaan antara RA dan OA :
Telihat pada RA (A) penyempitan
sela sendi terjadi secara simetris
dan pada OA tidak.
Namun secara klinis keduanya
sangant berbeda karena RA
merupakan penyakit aoutoimun
yang bermanifestasi pada intra
dan ektra artikular.
k/ RA MANUS
38
39
ATHRITIS GOUT
GAMBARAN RADIOLOGIS
Kronik gout
dengan tofus(+)
Tofi intra
osseus
Punched out
Dektruksi tulang
39
40
ERCP merupakan metode pemeriksaan untuk menilai batu empudu, peradangan maupun tumor di
duktus cystikus, pankreatikus ataupun hepatikus dan duktus biliaris. Pemeriksaan dilakukan
dengan endoskopi dan menyuntikkan langsung zat kontras melalui ampula vater. Pemeriksaan
dilakukan dalam general anestesia.
Duktus coledukus/biliaris
Papila vater
Duktus asesorius
Duktus pankreatikus
40
41
BARIUM MEAL
Kontras di minum(bubur barium)
Setiap organ berlumen yang di isi kontras hal-hal yang penting untuk dinilai adalah?
1. Fase pengisian(full filling)
Fiiling defek
Defek pengisian karena adanya tumor didalam lumen tersebut
Additional shadow
Additional shadow
akibat sutu diverticula
Penyempian
lumen(rat tail)
Indentasi merupakan gambaran penekan masa yang bersal dari luar lumen sehingg
akan tampak bayangan yang suram.
Nilai apakah ada penyempitan lumen
Misalnya pada achalasia esofagus dimana distal menyempit dan proximal
melebar(rat tail)
2. Fase pengosongan unutk menilai mukosa dari lumen tersebut. Apakah mukosa reguler atau
ireguler.
41
42
Gambaran erosi pada mukosa yang terjadi secara
difus sehingga mukosa tidak lagi
reguler..(gastritis erosif)
BARIUM ENEMA
Pemeriksaan single kontras
Dilakukan hanya dengan memasukkan kontras ke dalam lumen melalui anus dan kemudian
dilkukan foto.
Double kontras
Persiapan pemeriksaaan.
Syarat utama dalam pemeriksaa kontras ganda adalah bahwa kolon harus bebas
dari kotoran, maka harus dilkukan hal-hal sebagai berikut: merubah pola makan
penderita(low residu), minum sebanyak-banyaknya, pemberian pencahar.
Cara pemeriksaan:
Media kontras
Yang biasa digunakan adalah barium dengan konsentrasi 70-80 W/V. dan banyak
larutan umumnya berkisar antara 600-800 ml.
Teknik pemeriksaan
o Tahap pengisian
Pengisian kolon dengan kontras dan dikatakan cukup apabila telah
mencapaiflexura lienalis atau pertengahan kolon tranversum.
o Tahap pelapisan
Ditunggu 1-2 menit untuk memberi kesempatan kontras melapisi seluruh
mukosa dari kolon
o Tahap pengosongan
Setelah diyakini seluruh mukosa kolon terisi dengan sempurna maka sisa
larutan barium dalam lumen kolon perlu dibuang sebanyak2 nya dengan
cara memiringkan ke kiri dan menegakkan meja.
o Tahap pengembangan
Dlakuakan pemmpaan udara ke dalam lumen kolon dan jangan sampai
terjadi overdistension
o Tahap pemotretan
Setelah seluruh kolon mengembang secara sempurna dilakukan
pemotretan diakukan dalam spot view(bagian2 tertentu saja ) dan
keseluruha kolon.
42
43
FOTO NORMAL
FOTO ANTER0-POSTERIOR
Flexura
hepatika
Flexura lienali
Asending
kolon
sigmoid
Katup ileosaekal
Kolon
desending
apendik
43
44
Ekpertise:
Colon in loop; tampak kontras mengisi rektum,colon sigmoid, colon desenden, colon
tranversum, colon asenden saekum dan reluk ke ileum terminalis
Full barium: kaliber,dinding dan haustrasi kolon normal, tidak tampak filling defek, tidak tampak
additional shadow,tidak tampak indentasi,tidak tampak penyempitan lumen.
KEGANASAN
PADA: mukosa
KOLONdan dinding kolon dalam batas normal
Double kontras
K/ colon in loop dalam batas normal
Filling defect
gambaran apple core
Double contras
44
45
APENDIKOGRAM
Persiapan:
Yang dinilai :
Contoh :
Ekpertise apendikogram :
Plain foto ; tidak tampak kelainan
Apendikogram :
Tampak apendik tidak terisi oleh kontras
K/ non Visualisasi apendik.
Contoh ekpertise apendisitis kronik
45
46
Plain foto : tidak tampak kelainan
Apendikogram :
Tampak apendik terisi oleh kontras dengan bentuk dan kaliber sebagian mengecil , mukosa
dan dinding ireguler.
Kesan : apendisitis kronis.
46
47
selatursika
Petrosus ridge
Ekpertise foto cranium posisi
AP-LAT
47
48
Mastoid posisi sculler
Pasien berbaring ke kiri/kanan dengan prosesus mastodeus menempel pada film. Arah sinar datang
membentuk sudut 30 derajat ke arah caudal dan sentrasi sinar ke mastoi yang diperiksa.
Gambar normal:
Telinga luar
Temporomandibula joint
Peri antral air
cell
Antrum mastoid
Prosesus styloid
Perseubungan di antrum
dan periantrum sehingga
tidak tampak pneumatisasi
mastoid
Condylus mandibula
Ekspertise :
Apakah ada perselubungan di antrum/periantrum
mastoid sehingga tidak tampak pneumotisasi mastoid
Apaaakah ada dektruksi dan sklerotik tulang mastoid
Jika ada perselubungan maka kesan mastoiditis
Jika tampak sklerotik dan destruksi maka mastoiditis
dengan kolesteatom.
48
49
TEMPORO-MANDIBULA JOINT.(TMJ)
Temporomandibula joint
Proc.Kondylus mandibula
Proc. coronoid
Ramus mandibula
Angulus mandibula
Corpus mandibula
Contoh ekspertise
Sinistra:
Open mouth: Prosesus condylaris mandibula berada dalam fosa condylaris mandibula
Close mouth : prosesus condylaris mandibula berada anterior fossa kondilaris mandibula
Dextra
Open mouth : procesus kondilaris mandibula berada antero-inferior fossa kondilaris
mandibula
Close mouth : prosesus kondilaris mandibula berada lebih ke inferior fossa kondilaris
mandibula
Kesan/ Dislokasi Temporo- mandibularis junction dextra.
49
50
SINUS PARANASAL
POSISI WATER
Sinus frontalis
Sinus ethmoidalis ant.
Os. nasal
Sinus maxilaris
Sinus sphenoid
mandibula
Os. zigomatikum
50
51
Ekpertise :
Retrograde uretrografi
bladder
51
52
Ekspertise :
Kontras tmapak mengisi uretra cavernobulbosa, kontras
tidak dapat masuk ke vesika urinaria.
Tamapak ektravasasi kontras.
Kesan/ ruptur uretra.
RAH
Batas jantung kanan lebih dari 1/3
diafragma kanan dan sudut
kardiofrenikus lancip
Pada stenosis trikuspid
LAH ;
Tampak gambaran double kontur sisi kanan
jantung, aurikel menonjol dan bronkus utama
kiri terangkat.
LATERAL VIEW: menekan esofagus ke belekang
atau kesamping .atrium kii menojol 1/3 bagian
tengah belakang
Double kontur
Jika LVH : jantung membesar ke kiri dengan apek tertanam
ke diafragma dan segmen pulmonal tidak menonjol
52
53
Tipe marginal : proses dimulai dari dekat diskus intervertebralis baik atas maupun bawah.
Tampak gambaran ektruksi tulang di depan corpus vertebre dan dapat menyebabkan gibbus.
Sangat cepat merusak diskus vertebralis
Tipe sentral : proses dimulai di tengah korpus. Abses di mulai di tengah korpus vertebra dan
lambat menyebabkan kerusakan diskus
Tipe anterior/ sup periosteal : proses di mulai dari periosteoum dan ke ligamentum longitudinal
anterior. Kerusakan diskus terjadi lambat.
Trias
Destruksi tulang
Penyempitan sela sendi
Edema paravertebra
Ekpertise ;
Alignment selaras
Tampak dektruksi corpus vertebralis L3-4
disertai penyempiatan sela sendi dan edema
paravertebralis.
53
Pedikel intak
k/ spondilitis lumbalis
54
Ekperetise:
Tampak lesi hiperdens di parieto oksipital sinistra disertai dengan perifokal udem dan
obliterasi kornu poster ventrikel lateral
Tak tampak midline shift
Sulkus dan gyrus tidak melebar.
Diffrensiasi korteks dan medula jelas
Cerebelum, pons, CPA baik
Kesan : perdarahan intra serebral parieto-oksipital sinistra
54
55
BRAIN CT-SCAN
Radio Anatomi
Distrubisi lesi isodens, hipodens maupun Hiperdens terletak di 2 area besar yaitu supra dan infra
tentorium. Tentorium serebri adalah pemisa antara serebelum dan sereblum. Di topang oleh
os.petrosum.
Ventrikel III
Os. petrosum
pons
serebelum
Ventrikel IV
Os. Petrosum dapat dipakai sagai penanda secara anatomis apakah suatu lesi terletak di supra
ataupun infra tentorium. Jika pada slice yang tidak tampak lagi os. Petrosum maka dara tersebut
telah masuk ke supra tentorium.
Sistem Ventrikel
Ventrikel Latreal terbagi 3 kornu (tanduk) anteroir, medial dan kornu posterior. Di dikat kornu
anterior kita dapat menilai nukleus caudatus, nukleus filformis(globus palidus dan
putamen),capsula interna,capsula ekterna dan juga talamus
55
56
Nc. caudatus
Capsula eksterna
Cornu anterior
Vent. LAT
Putamen
Capsula interna
interna
globus
palidus
talamus
Sisterna (lekukan
sulcus yang besar)
Lobus otak terbagi 4 yaitu lobus frontal, lobus parietal, lobus temporal dan lobus oksipital.
Penanda lobus frontal adalah di fossa anterior (depan os. Petrosum.) lobus temporal pada di tandai
dengan fisssura silfii, apabila fissura silfii tidak tampak yang kita lihat adalah lobus parietal.
medulla
korteks
Cornu posterior
Vent.Lat
Garis midline
56
57
Ekspertise CT-scan Kepala normal
Tidak tampak lesi isodens,hipodens maupun hiperdense di supra dan infra tentorium
Sulci dan giry tidak melebar
Sitem ventrikel dan sisterna tidak melebar
Differnsiasi korteks dan medulla baik
Tidak tampak midline shift
Cerebelum, pons, CPA baik.
57
58
Fran s Widodo
p
58