You are on page 1of 17

PRETEST BEDAH

BEDAH SARAF
Soal :
1. Sebutkan pembagian cedera kepala berdasarkan etiologi, berat/ringan, dan
morfologinya dan jelaskan pembagian GCS!
2. Gambarkan pembagian tulang kepala cranialis dan disusun secara AP Lateral!
3. Sebutkan seluruh nama nervus cranialis serta fungsinya!

Jawab :
1. Cedera kepala berdasarkan etiologi :
a. Tajam : tembak, tusuk
b. Tumpul :
- Akselerasi à benda bergerak membentur kepala diam
- Deselerasi à kepala bergerak membentur benda diam.
§ Coup : lesi yg diakibatkan adanya benturan pada tulang
tengkorak dan daerah disekitarnya.
§ Countrecoup : lesi di daerah yang letaknya berlawanan dg lokasi
benturan.

Cedera kepala berdasarkan morfologi :


a. Cranium
- Calvaria :
§ Linear / Stellata
§ Depressed / Non-Depressed
§ Open / Closed
- Basis Cranii :
§ +/- kebocoran LCS
§ +/- kerusakan N.VII
b. Cerebrum
- Fokal :
§ EDH
§ SDH
§ ICH
- Difus :
§ Commutio serebri
§ Kontusio
§ Cedera Iskemik
§ Axonal Injury

Cedera kepala berdasarakan berat/ringan :


a. Cedera kepala ringan : GCS 14 – 15
b. Cedera kepala sedang : GCS 9 – 13
c. Cedera kepala berat : GCS 3 – 8
Pembagian Glascow Coma Scale (GCS) :
Eye (E) : 4 à Spontan
3 à Respon suara
2 à Respon nyeri
1 à No respon
Interpretasi
Verbal (V) : 5 à Orientasi baik Composmentis : 14 – 15
4 à Berbicara meracau Apatis : 12 – 13
3 à Kata-kata tidak jelas Somnolen : 10 – 11
2 à Mengerang Delirium :8–9
1 à No respon Sopor :4–7
Motorik (M) : 6 à Sesuai perintah Coma :3
5 à Lokalisasi nyeri
4 à Fleksi normal
3 à Fleksi abnormal
2 à Ekstensi abnormal
1 à No respon

2. Pembagian tulang kepala AP Lateral :


3. Nervus Cranialis dan fungsi :
I. N. Olfaktorius
à Sensorik : penciuman / penghidu.
à Cara pemeriksaan : pasien memejamkan mata, disuruh membedakan bau
yg dirasakan.
II. N. Opticus
à Sensorik : penglihatan
à Cara pemeriksaan : snelend card + pemeriksaan lapang pandang
III. N. Okulomotorius
à Motorik : utk mengangkat kelopak mata ke atas, kontriksi pupil, dan
sebagian gerakan ekstraokuler.
à Cara pemeriksaan : tes putaran bola mata, menggerakkan konjungtiva,
reflex pupil, dan inspeksi kelopak mata
IV. N. Trochlearis
à Motorik : gerakan bola mata kebawah dan kedalam
à Cara pemeriksaan : sama dg N.III
V. N. Trigeminus
à Sensorik : sensasi di wajah
Motorik : menggerakkan otot2 utk mengunyah, reflex kornea dan reflex
kedip
à Cara pemeriksaan : menggerakkan rahang ke semua sisi, pasien
memejamkan mata, sentuh dg kapas pd dahi/pipi, menyentuh permukaan
kornea dengan kapas.
VI. N. Abdusen
à Motorik : deviasi mata ke laterak (abduksi mata)
à Cara pemeriksaan : sama dg N.III
VII. N. Fascialis
à Sensorik : rangsang anterior lidah (sensasi rasa)
Motorik : ekspresi wajah
à Cara pemeriksaan : senyum, bersiul, mengangkat alis, menutup kelopak
mata dengan tahanan, menjulurkan lidah utk membedakan gula dan garam.
VIII. N. Vestibulocochlearis
à Sensorik : utk pendengaran (koklea), dan keseimbangan (vestibula).
à Cara pemeriksaan : test webber dan rinne.
IX. N. Glosofaringeus
à Sensorik : rasa posterior lidah
Motorik : mengendalikan organ2 dalam.
à Cara pemeriksaan : membedakan rasa manis dan asam
X. N. Vagus
à Sensorik : menerima rangsang dari organ dalam (reflex muntah)
Motorik : mengendalikan organ dalam (menelan (?))
à Cara pemeriksaan : menyentuh faring posterior, pasien menelan saliva,
disuruh mengucap ‘ah…’.
XI. N. Aksesorius
à Motorik : mengendalikan pergerakan kepala
XII. N. Hipoglosus
à Motorik : mengendalikan pergerakan lidah
BEDAH UMUM
Soal :
1. Pemeriksaan fisik pada hernia inguinalis lateral dan medial?
2. Patofisiologi terjadinya apendisitis akut?

Jawab :
1. PF Hernia inguinalis lateral dan medial :
a. Inspeksi : Benjolan pada inguinal yang terlihat pada saat maneuver valsava dan
hilang pada saat rehat dan berbaring.
b. Palpasi :
- Silk Glove Sign à lateralis (+), medialis (-)
- Ziemans Sign à pasien maneuver valsava
§ Lateralis : dorongan pada ibu jari telunjuk (annulus inguinalis
profunda)
§ Medialis : dorongan pada jari tengah (annulus inguinalis superficial)
- Finger Test à jari telunjuk invaginasi pada annulus inguinalis sub-profunda,
pasien maneuver valsava.
§ Lateralis : dorongan pada ujung jari
§ Medialis : dorongan pada samping jari
- Thumb Test à ibu jari diletakkan pada annulus inguinalis profunda.
§ Lateralis : benjolan tidak keluar saat maneuver valsava
§ Medialis : benjolan keluar
c. Bentuk :
- Lateralis : lonjong
- Medialis : bulat
d. Auskultasi : bising usus (-)
e. Transluminasi à (-)

2. Apendisitis akut :
Penyumbatan pada lumen apendik (fekalit, neoplasma, benda asing, inflamasi) à
peningkatan sekresi mucus àdistensi lumen appendix à peningkatan tekanan
intralumen à arterial statis dan infark jaringan + sumbatan sal limfe dan edema
epitel mukosa rusak shg flora normal masuk à edema dan inflamasi à perforasi
dan isi appendix yg terkontaminasi tumpah + masuk ke peritoneum à distensi
abdomen merangsang saraf aferen melalui T.10 à nyeri dirasakan di sub umbilical /
epigastrium. à Jika inflamasi terus menerus : terjadi peradangan struktur serosa
dan sekitarnya, merangsang saraf somatis yg menginervasi peritoneum parietal
- Nyeri pada iliaca dextra
- Sifat nyeri tumpul dan susah dilokalisasi
BEDAH DIGESTIF
Soal :
1. Gambarkan pembagian anatomi abdomen luar serta proyeksi organ secara intra
abdominal!
2. Seorang pasien wanita 50th datang ketempat praktik saudara dengan keluhan utama
sakit perut kanan bawah. Tuliskan skema alur piker saudara tentang pasien ini!
(Anamnesis, PF, kemungkinan dx, PP)

Jawab :
1. Pembagian abdomen luar :
Hipokondrium dextra Epigastrium Hipokondrium sinistra
Lumbal dextra Umbilikal Lumbal sinistra
Iliaca dextra Hipogastrika Iliaca sinistra

Proyeksi organ intra abdominal :


Lobus hepatis dextra Lien
Vesika felleata Lobus hepatis sinistra Gaster
Sebagian duodenum Pancreas Sebagian pancreas
Fleksura hepalik pada kolon Sebagian gaster Fleksura splenik pada kolon
Seperdua atas renal dextra Colon transversal Seperdua atas renal sinistra
Kelenjar suprarenal Kelenjar suprarenal
Colon ascendens
Omentum Intestinum tenue
Seperdua bawah renal
Masenter Seperdua bawah renal
dextra
Pars horizontal duodenum sinistra
Sebagian duodenum dan
Colon transversal Colon descendens
jejunum
Caecum
Illeum Kolon sigmoid
Appendix vermiformis
Vesika urinaria Ureter sinistra
Ujung bawah ileum
Uterus Rectum
Ureter dextra
Kolon sigmoid Colon descendens
Ovarium

2. Anamnesis :
Keluhan utama : sakit perut kanan bawah.
RPS :
- Sejak kapan?
- Nyeri terus menerus / hilang timbul?
- Nyeri seperti apa? Tertusuk? Terbakar?
- Bisa ditunjuk bagian mana yg sakit?
- Pernah berobat? Minum obat?
- Nyeri hilang saat istirahat?
RPD :
- Pernah seperti ini sblmnya?
PF :
Keadaan umum : tampak kesakitan
TTV : suhu meningkat, TD, nadi, nafas, skala nyeri
Status Lokalis :
- Regio : abdomen
- Inspeksi : distensi, warna kulit à DBN
- Auskultasi : sulit dinilai
- Palpasi :
§ Nyeri tekan iliaca dextra (+)
§ Nyeri lepas (+)
§ Psoas sign (+)
§ Obturator sign (+)
§ Rovsing sign (+)
§ Blumberg sign (+)
Kemungkinan Dx à Apendisitis akut
PP :
- Lab darah rutin à leukositosis
BEDAH ONKOLOGI
Soal :
1. Seorang pasien wanita umur 46th datang ke RSUD AA dengan keluhan benjolan pada
payudara sebesar bola tenis sejak 6 bln SMRS
a. Apakah kemungkinan2 penyakit pada pasien ini?
b. Uraikan anamnesis kemungkinan2 penyakit tersebut!
c. Apa yg dinilai dari PF tumor?
d. Apa bedanya tumor ganas (Ca) mammae dan tumor ginak?
e. Apa pemeriksaan laboratorium dan PP yang dianjurkan dan untuk apa?
f. Bagaimana pembagian penilaian T4 pada Ca mammae? Bagaimana cara
pemeriksaannya?
g. Bagaimana anjuran pemeriksaan mammografi pada wanita diatas 50th dan
wanita <50th?
2. Seorang laki-laki umur 56th datang ke RSUD AA dg keluhan borok pada telapak kaki
kanan sejak 6 bln SMRS!
a. Uraikanlah anamnesis kemungkinan penyakit (dx)!
b. Jika ditemukan ulkus 6 cm, dasar tidak rata, ada benjolan ke arah proximal, KGB
inguinal kanan teraba, pemeriksaan yg dianjurkan?

Jawab :
1. Jawaban :
a. Kemungkinan penyakit pada pasien :
- Tumor jinak :
§ Fibroadenoma mammae
§ Fibrokistik disease (FCD)
§ Galaktokel
§ Phyloides
§ Sklerosis
§ Nekrosis lemak intraduktal
§ Adenosis
- Tumor ganas :
§ Invasif : Ca ductal invasive, Ca lobular invasive, Ca Inflamasi
§ Non-invasif : Ca ductal insitu, Ca lobular insitu

b. Anamnesis :
KU à benjolan di payudara sebesar bola tenis
RPS :

- Sejak kapan muncul benjolan? Sebelah mana?
- Awal muncul sebesar apa? Kecil dulu? Atau besar? Sekarang sebesar apa?
(Bagaimana progresivitasnya?)
- Bisa digerakkan?
- Awal muncul kenapa?
- Nyeri terus menerus atau hilang timbul?
- Gejala2 lain yang ditimbulkan? Demam? Sakit kepala?
- Ada kulit mengkerut? Peau de orange?
- Puting susu tertarik ke dalam?

- Ada benjolan ditempat lain?
- Di ketiak?
- Duluan muncul di ketiak atau payudara?
- Nyeri? Hilang timbul / terus menerus?
- Sebelah mana timbulnya?
- Sisi yang mana?

- Ada sesak nafas?
- Perut terasa penuh? Cepat kenyang?
- Nyeri punggung? Leher? Tulang?
Faktor Risiko :
- Sudah menikah?
- Punya anak?
- Umur brp menikah?
- Riwayat haid? Umur pas Haid?
- Pernah pakai KB? Jenis apa? Berapa lama?
- Alkohol? Merokok?
RPD :
- Keluhan yang sama sblmnya?
- Riwayat benjolan di tempat lain?
- Riwayat operasi? Biopsi? Kemoterapi?
RPK :
- Riwayat dikeluarga dengan keluhan yg sama?
- Riwayat tumor / Ca payudara?
Riwayat SosEk :
- Pekerjaan?
- Pola Makan?

c. PF pada pasien :
- TTV : suhu meningkat, TD, nadi, nafas
- Skala nyeri
- Inspeksi :
§ Nilai payudara kiri dan kanan
§ Simetris?
§ Perubahan warna kulit? Kemerahan? Dimpling? Ulserasi? Peau de
orange? Nodul satelit? Ulkus?
§ Perubahan nipple : discharge, krusta
§ Status KGB : teraba? Jumlah? Ukuran?
- Palpasi :
§ Nyeri
§ Benjolan : lokasi, ukuran, permukaan, konsistensi, jumlah, mobile/tdk.

d. Beda tumor ganas dan jinak :


Beda Tumor Jinak Tumor Ganas
Pertumbuhan Lambat Cepat
Perubahan warna kulit Tidak ada Peau de orange
Batas Tegas Tidak tegas
Mobile Kecil : mobile
Mobile / terfiksir
Besar : terfiksir
Jumlah Biasanya multiple Tunggal

e. Laboratorium
- Darah rutin / kimia darah à untuk sesuaikan perkiraan diagnosis &
metastasis
- Histopatologi à gold standard diagnosis
- Tumor marker à utk follow up

PP Lanjutan : Radiologi
- Mammografi kontralateral : utk melihat tumor di bagian kontra/sebelah
- USG Abdomen : utk melihat metastasis ke hepar
- Ro Thorax : utk melihat metastasis ke paru
- Bone Scanning : utk melihat metastasis ke tulang

f. Pembagian T4 pada Ca Mammae :


- T4a à perlekatan di dinding dada / thorax
- T4b à Edema/nodul satelit, ulserasi di kulit
- T4c à T4a + T4b
- T4d à mastitis karsinoma

Cara pemeriksaan :
- Pasien buka pakaian bagian atas
- Posisi berdiri : pasien angkat kedua tangan, letakkan dibawah kepala
- Posisi berbaring : letakkan bantal dibawah punggung pasien
a. SADARI (Periksa Payudara Sendiri) à pasien periksa sendiri utk melihat
metastasis ke tulang yang sblmnya sudah diajarkan nakes terlatih
b. SADANIS (Periksa Payudara Klinis) à pasien diperiksa oleh nakes terlatih
c. Alat USG à Mammografi kontralateral

g. Anjuran pemeriksaan mammografi :


- < 50 th : 1 x / 2 bln
- > 50 th : 1 x / 1 bln

2. Jawaban :
a. KU : borok telapak kaki kanan
RPS :
- Sejak kapan?
- Hilang timbul / menetap?
- Awal sebesar apa?
- Awal muncul kenapa?
- Sekarang sebesar apa?
- Nyeri hilang timbul / terus menerus?
- Nyeri terasa seperti apa? Tertusuk? Terbakar?
- Ada benjolan di lipat paha? Leher? Ketiak?
- Gejala lain? Demam?
- Penurunan nafsu makan?
- Ada borok di tempat lain?
- Ada berobat sblmnya? Diobati?
RPD :
- Keluhan borok sebelumnya?
- Borok ditempat lain sebelumnya?
- Riwayat luka sulit / lama sembuh?
- Riwayat DM?
- Riwayat operasi?
RPK :
- Keluhan yang sama?
- Riwayat DM?
Riwayat SosEk :
- Pekerjaan?
- Pola makan?
- Alkohol?
- Merokok?

Diagnosis kerja è Squamous Cell Carcinoma

b. Pemeriksaan anjuran :
- Biopsi
- Histopatologi
- Dermoskopi
BEDAH PLASTIK
Soal :
1. Gambarkan dan jelaskan rules of nine!
2. Jelaskan terapi pada luka bakar!
3. Sebutkan pembagian fraktur le fort!

Jawab :
1. Rules of nine :
- Untuk menentukan luas luka bakar à utk menentukan kebutuhan cairan
- Utk mentukan derajat luka bakar

Kepala : 4%
Leher : 0,5%

2. Terapi pada luka bakar :


a. Primary Survey
b. FATT
- Fluid Rescucitation :
4 cc / 24 jam X % luas luka bakar x BB (Kg)
è Cairan : RL à
§ 50% 8 jam I
§ 50% 16 jam II
- Analgetik : Morfin 0,05 – 0,1 mg/kgBB, titrasi
- Test : X-Ray
- Tube :
§ Anak : > 10%
§ Dewasa : >20%
c. Evaluasi urin output dan TTV
d. Secondary survey
e. Re-evaluasi : darah rutin, EKG, Rontgen
f. Terapi definitif :
§ Beri silver sulfadiazine (AB)
§ Bersihkan (dressing) luka
§ Pembedahan jika ada indikasi

3. Pembagian Fraktur Le Fort :


- Le Fort I : Fraktur horizontal memisahkan bagian bawah dari maxilla,
lempeng horizontal dari tulang palatum, dan 1/3 inferior dari sphenoid
pterygoid processus dari 2/3 superior wajah.
- Le Fort II : fraktur dari inferior ke sutura nasofrontal, memanjang
melalui tulang nasal, dan sepanjang maksila menuju sutura
zygomaticomaxillary, termasuk 1/3 inferomedial dari orbita. Fraktur
berlanjut sepanjang sutura zygomaticomaxillary melalui lempeng pterygoid
- Le Fort III : Fraktur yang melewai sutura zygomaticofrontalis berlanjut ke
dasar orbita ke sutura nasofrontalis (tulang wajah terpisah dg cranium)
BEDAH ORTOPEDI
Soal :
1. Jelaskan klasifikasi fraktur terbuka yang kamu ketahui dan tatalaksana fraktur
terbuka yang kamu ketahui!
2. Jelaskan gejala gambaran laboratorium dan radiologi dari osteomyelitis
hematogenus akut?

Jawab :
1. Klasifikasi :
Grade I : luka < 1 cm, tanpa kontusio otot dan jaringan lunak disekitarnya.
Grade II : luka > 1 cm, ada kerusakan jaringan lunak yang tidak begitu luas.
Grade III : kerusakan jaringan yang luas, fraktur fragmented + kotor.
Grade IIIa : pada tulang yg patah, masih ditutupi jaringan lunak.
Grade IIIb : kerusakan jaringan lunak yang luas dan hilangnya sebagian jaringan
lunak, bone exposed.
Grade IIIc : ada kerusakan arteri yang perlu perbaikan.

Tatalaksana :
- Hentikan perdarahan dengan di debt kassa steril
- Bersihkan luka, irigasi dg NaCl
- Debridemant : pada jaringan yg mati dan curiga mati
- Penutupan luka : setelah 6-7 jam dimulai dari kecelakaan
- Pemberian antibiotik : sblm, selama, dan sesudah tindakan operasi
- Pencegahan tetanus :
§ Jika blm : berikan 250 unit immunoglobulin tetanus
§ Jika sudah : cukup beri tetanus toxoid

2. Gejala :
- Infeksi bacterial pada kulit dan saluran nafas
- Demam
- Malaise
- Penurunan nafsu makan
- Nyeri yg konstan, pd bagian yag infeksi terjadi penurunan fungsi gerak yg
terganggu
- Keterbatasan gerak sendi akibat pembengkakan sendi, diperberat jika
spasme local
Laboratorium :
- Darah rutin : peningkatan leukosit, peningkatan LED, CRP
- Kultur darah : gambaran darah tepi à ditemukan organisme penyebab
infeksi.
Radiologi :
- Setelah seminggu à tampak gambaran radiolusen, evaluasi
- 10 hari à destruksi tulang berupa retraksi tulang yang bersifat difus pd
metafisis dan pembentukan tulang abru dibawah periosteum yang terangkat.
- USG à gambaran efusi pada sendi
- MRI à gambaran dark focus
BEDAH UROLOGI
Soal :
1. Laki-laki 58th datang ke UGD dengan keluhan tidak bisa BAK sejak 2 hari SMRS!
a. Dx?
b. Anamnesis?
c. Apa tindakan yang dilakukan dan alatnya?
d. Apa tindakan yang dilakukan jika point c tidak berhasil?
e. Jika tindakan c berhasil, apa saja yang perlu diketahui?
f. PP?
g. Indikasi TURP
2. Wanita 30th ke UGD dengan keluhan kolik kiri
a. Apa tindakan di UGD?
b. Cara pemberian obat?
c. Bila tindakan a berhasil, apa tindakan selanjutnya?
d. Penyebab kolik kiri?
e. Pembagian BSK?
f. Anjuran PP
g. Apa kepanjangan ESWL dan indikasi?

Jawab :
1. Tidak bisa BAK sejak 2 hari SMRS :
a. Dx : Retensio urin et causa suspect BPH
b. RPS :
- Sejak kapan?
- Ada kencing? Tidak kencing? Sedikit?
- Menetes?
- Pancaran kuat? Lemah?
- Ada nyeri sblm / saat / setelah berkemih?
- Ngompol?
- Ada darah/pasir/batu?
- Brp x BAK sehari?
RPD :
- Keluhan yg sama sblmnya?
- Riwayat operasi perut/bg panggul?
- Riwayat trauma?
RPK :
- Keluhan yang sama sblmnya?
c. Tindakan yang dilakukan dan alat à Kateter urin dg alat folley catheter
d. Jika point c tidak berhasil à Pungsi buli
e. Yang perlu diketahui jika c berhasil à Jumlah (retensio/anuria), warna (ada
darah/tdk)
f. PP : urinalisis, faal ginjal, USG abdomen
g. Indikasi TURP (Transrectal Resection of The Prostate)
- Gejala BPH derajat sedang dan berat
- Volume prostat <90gr
- BPH tidak bisa diatasi dg obat2an
- BPH dengan retensio berulang
- Pasien cukup sehat utk dioperasi

2. Wanita dengan kolik kiri


a. Tindakan yg diberikan : beri analgetik (cth : ketorolac)
b. Cara pemberian obat : IV
c. Bila tindakan a berhasil, tindakan selanjutnya :
- Anamnesis + PF urologi utk menentukan dx & menyingkirkan DD
- Beri analgetik oral + anti emetic à evaluasi 4 jam
d. Penyebab kolik kiri :
- Batu ureter à ureterolithiasis sinistra
- Infeksi parenkim ginjal kiri
e. Pembagian BSK
- Berdasarkan lokasi :
§ Ginjal : batu pyelum, batu calyx, batu infundibulum, batu multiple ginjal,
batu cetak ginjal (staghorn) à komplit, inkomplit
§ Ureter : proksimal, medial, distal, ureter pelvic junction
§ Bladder neck : anterior, posterior
§ Uretra : anterior, posterior
- Berdasarkan opasitas batu :
§ Batu radio opak : kalsium, oksalat monohidrat, oksalat dihidrat
§ Batu radio lusen : asam urat, sistin, fosfat
- Batu infeksi
- Batu saluran kemih : atas, bawah
- Batu primer/sekunder
f. Anjuran PP
- Darah rutin, urinalisis, faal ginjal
- Radiologi : BNO-IVP, USG Abdomen, CT-Scan abdomen kontras, MRI
Abdomen
g. ESWL è Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy
Indikasi :
- Batu ginjal ≤2cm, hidronefrosis grade II
- Batu ureter <1cm
BEDAH ANAK
Soal :
1. Anak laki-laki 2 tahun, BB 16 kg, keluhan benjolan sejak bayi usia 2 hari, terakhir
benjolan di kantong kelamin kanan, tidak dapat keluar masuk disertai muntah.
Minum 6 jam terakhir tidak mau. T=36˚C, RR=28x/menit
a. Dx?
b. Penanganan life saving?
c. Kebutuhan cairan dan kalori?
d. Cara rujukan?
2. Anak perempuan 7 tahun mengeluh nyeri perut kanan bawah sejak 1 hari yang lalu,
nyeri tsb diawali dg nyeri pd uluhati dan pusat. Kemudian menetap di bawah kanan.
Selain nyeri disertai mual, terakhir terasa demam. PF T=38˚C, RR=28x/menit, defans
muscular (-), nyeri tekan iliaca dextra (+).
a. Dx?
b. Patofisiologi?
c. Mual muntah?

Jawab :
1. Anak 2 tahun, benjolan sejak usia 2 hari :
a. Diagnosis è Hernia serotalis congenital dextra irreponible
b. Life Saving :
- Dehidrasi, resusitasi cairan
- Beri anti emetic, analgetik, AB profilaksis
- Pasang DC + NGT
c. Cairan dan Kalori :
- Cairan
10 kg x 4 cc = 40 cc
6 kg x 2 cc = 12 cc
è 52 cc/jam
Microdrip : 1 cc = 60 tetes
è 52 cc/ 60 menit x 60 tetes = 52 tetes/menit
cairan RL
- Kalori : 1-3 th à 100 – 110 kal/BB/hari
è 100 (16) – 110 (16) = 1600 – 1610 kal/bb/hari
d. Rujukan :
- Pasien stabil (dehidrasi teratas)
- Hub dr. Sp.BA
- Pantau TTV saat merujuk

2. Anak 7 tahun nyeri perut kanan bawah :


a. Dx : Apendisitis akut
b. Patofisiologi :
è edema dan inflamasi mengakibatkan peradangan pd peritoneum visceral yg
dipersarafi oleh saraf simpatis setinggi T.8 –T.10 yg menyebabkan timbul nyeri
pd epigastric. Jika peradangan terus menerus akan menyebabkan inflamasi pd
perineum parietal yg merangsang saraf somatic. Timbul lah nyeri kanan bawah
abdomen
c. Mual muntah
Nyeri abdomen à tonus lambung menurun à peristaltic lambung menurun à
hilang sebaliknya tonus duodenum meningkat à reflux isi duodenum ke
lambungà lambung penuh à memicu mual muntah.

You might also like