You are on page 1of 13

HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PUSTAKAWAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

Sarwono', Purwono"

ABSTRACT
A stress could happen to everyone. A stress which is related to work is welt known as a work stress. The more someone works the more stressors (sources of stress) will be received. Its research is aimed at r4!cognizing the correlation between work length and work stress on Librarian of Library of Gadjah Mada University. The research uses a quantitative method with a questioner as a data collecting instrument. It is also a population research that takes total population of 31 persons. Primary data isprocessed tofind out the work stress level. The outcome of the research that has been already known is about 41,9 % j'espondents or 13 librarians got low level work stress and 58,1 % respondents or 18 librarians don't got stress. It consists of7 men and 6 woman of which 2 of them are from senior high school; 6 librarians arefrom diploma; 4 librarians arefrom undergraduate, and the last one isfrom graduate level. Viewingfrom respondents ages\ librarians that are affected by low level . work stress are 5 librarians (31-40years old); 3 librarians (41-50years old) and 5 librarians (above 50years old). Viewingfrom the work lengtHS of the libarrians that experience low level work stress are divided into 4 groups. For librarians who have work length less than 6 years have got no work stress; 6-12 years is 1 rspondent; 13-18 years is 4 respondents; and more than 18 years is 7 respondents;havegotlowlevelofworkstress.The conclusion is that a work stress could happen to librarians of Library of Gadjah Mada University. kJeanwhile, the result of statistic test using spearman's rho test is known tharp significance level is 0,06 which means that it is bigger thanp table that only 0,05. It means that hypothetic zero is accepted. It could be said that there is 110significance correlationbetweenworklengthandwork stressonlibrarianofLibraryofGadjahMadaUniversity.

Keywords: work length, work stress, librarian


* Perpustakaan UGM ** Perpustakaan Fakultas Teknik lJGM

1. Pendahuluan seluruh komponen perpustakaan termasuk para


Perpustakaan Universitas Gadjah Mada pustakawan. Pustakawan scnior dalam arti (UGM) sebagai salah satu pendukung program pustakawan yang telah lebih dulu bekerja di universitas yang telah mencanangkan untuk perpustakaan diharapkan dapat memberikan menuju research university dituntut untuk dapat kualitas pelayanan yang lebih baik karena menyediakan berbagai i"nformasi yang dianggap sudah berpengalaman. Untuk dibutuhkan oleh seluruh sivitas akademika untuk mendukung program research university maka mendukung seluruh keperluan dan kebutuhan diperlukan perubahan-perubahan dan perbaikansivitas akademika. Oalam memberikan perbaikan di segala sisi di perpustakaan. Oleh pelayanan kepada seluruh pengguna jasa karena itu sangat wajar bila perubahan demi perpllstakaan para pengclola pcrpllstakaan perubahan tclah tcrjadi di Pcrpustakaan dituntut untuk dapat mengedepankan kualitas Universitas Gadjah Mada. pelayananyangprima. Kualitaspelayananprima Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah tidakakandapatdiwujudkantanpaadadukungan Mada sebagai salah satu unsur pendukung

@ Berkala IImuPerpustakaandan Informasi Volume lll, Nomor 1,2006

universitas memiliki jumlah pegawai 93 orang yang terdiri dari 31 orang pustakawan dan 62 orang tenaga administrasi. lumlah tersebut di luar pustakawan yang diperbantukan di fakultas/pusat stui di lingkungan UGM. Tiga puluh satu orang yang bertugas di Perpustakaan Pusat UGM memiliki masa kerja yang berbeda-beda. Pustakawan yang masa kerjanya lebih lama tentu mempunyai pengalaman kerja yang lebih banyak. Pustakawan ini sudah banyak mengalami perubahan dalam kaitannya dengan pekerjaannya. Menurut Anoraga (1995:151) perubahan yang sering terjadi akan menguras energi karena menuntut kita untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut. Maka meyakini dan menerima situasi sampai taraf tertentu dengan apa. adanya, sepadan dengan kenyataan merupakan sikap yang disarankan untuk terus dikembangkan Perubahan mengandung unsur ketidakpastian. Sehingga orang ragu-ragu menerima perubahan yang ada bahkan ada yang cenderung menolak. Siagian (1993: 313) menyampaikan pertimbangan-pertimbangan rasional yang sering d'igunakan untuk menghadapi perubahan yang akan terjadi, yaitu : (1) Perlunya waktu melaksanakan berbagai penyesuaian, (2) Kemungkinan keharusan mempelajari situasi dan tugas baru,(3) Kondisi yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan situasi lama,(4) Beban tambahan yang harus dipikul,(5) Perbedaan interpretasi tentang bentuk, sifat dan dampak perubahan yang terjadi. Disamping itu secara emosional timbul kecenderungan untuk menolak perubahan karena: (1)Ketakutan mengenai faktor-faktor yang tidak diketahui atau masih asing. (2) Toleransi yang rendah terhadap perubahan,(3) Ketidaksenangan terhadap manajemen lama. atau pihak-pihak yang memprakarsai perubahan,(4) Kurangnya suasana Beberapa perubahan saling mempercayai.,(5) Kecenderungan yang mempertahankan status quo karena perasaan aman bekerja dalam kondisi terjadi di Perpustakaan Universitas Gadjah Mada misalnya:

memberikan yang terhaik bagi perpustakaan dan penggunanya. Apabila pustakawan tidak mampu menghadapi semua perubahan dalam pekerjaannya makaakanmenimbulkanstrespada diri pustakawan. Semua pustakawan, baik yang senior dalam arti telah lama bekerja di perpustakaan maupun yang belum lama masa kerjanya dapat mengalami stres. Stres yang berkaitan dengan pekerjaan biasanya difahami sebagai stres kerja.

Pergantian pimpinan, pergantian pimpinan kadang Penelitian lain dari Fimian (1988:839) membawa kor.sekuensi perubahan manajemen. Hal menunjukkan adanya hubungan antara jenis ini tentu m('mbawa pengaruh kepada sikap atau kelamin, umur,tingkatpendidikan dan lamakerja perilaku pustakawan untuk menyesuaika~ diri dengan stres kerj a guru. Salah satu kesimpulannya dengan sistem lama guru bekerja maka semakin adalah semakin dan suasana yang dibangun oJehpimpinan yang baru. tinggi tingkat stres kerja yang dialami.

-Perubahan jam kerja. Universitas Gadjah Mada memberlakukan lima hari kerja yang sudah barang Wijokongko(1991:75)pemah menelitiStres Kerja tentu membawa dampak pada perubahan jam Guru SMA Negeri dan Guru SMA Swasta di kerja. Ketika jam Yogyakarta. Diantara kesimpulan dari Kotamadya kerja mulai pukul 07.00 sampai pukul 14.00 kemudian berubah terdapat perbedaan penelitiannya adalah tidakmenjadi pukul 07.00 yang Pendapat Stouffer dalam Koch dkk. sampai pukul 16.00 guru yang mengajar di SMA (1982:493) menunjukkan bahwa semakin lama signifikan stres kerjaakan membawa beberapa perubahan dan kebiasaan yang selama telah seseorang bekerja maka kondisi stres kerjanya Negeri dengan guru yang mengajar di SMA iniberjalan. akansemakinringan karenaorangtersebutsudah Swasta, tidak terdapat perbedaan yang signifikan berpengalaman dan cepat tanggap dalam dalam stres sistem presensi pegawai. Setelahguru Perubahan kerja antara guru SMA pria dan menghadapi masalah-masalahpekerjaan. SMA wanita, tidak terdapat interaksi yang bertahun-tahun menggunakan presensi manual signifikan antara gurunama, jam hadir pada saat Walaupunstreskerja yangterjadi hanyapada tingkat dengan cara mengisi SMA gengan jenis kelamin terhadap stres kerja guru, korelasi antaraserta tanda hadir dan jam pulang pada saat pulang, stres kerja yang ringan tetapi akan memberikan dampak bagi guru dengan lama kerja negatif. disediakan maka tangan pada form presensi yang seseorang berkaitan dengan pekerjaannya. adaperubahan sistempresensi yaitudengan sistem Oemikian pula halnya dengan para pustakawan. Retnani (2001:61)pegawai memiliki nomor induk komputer. Setiap melakukan penelitian tentang Kondisi pustakawan akan berpengaruh pada stres kerja pada perawat yang sudah menikah yang berbeda untuk dapat melakukan presensi pelayanan terhadap pengguna. Perpustakaan UGM hadir dan pulang. Sistem ini belum Oalam sebagai salah satu perpustakaan tertua di Indonesia ditinjau dari perbedaan waktu kerja.lama berjalan penelitian. tersebut Retnani telah menyimpulkan sudah dilakukan perubahan sistem dengan cara sangat menarik untuk diteliti berkaitan dengan bahwa terdapat perbedaan stres kerja pada perawat presensi sidikjari. kondisi stres ke~ja yangadapadapustakawan. . wanita yang sudah menikah yang bekerja pada Rotasi kerja. Perpindahan dan pergantian tugas siang hari dengan yang bekerja padamalamhari. r yang oleh pimpinan dimaksudkan untuk Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah menghilangkan kejenuhan pusrakawan memiliki khazanah ilmu pengetahuan dalam dua penelitian-penelitian kerja akan membuat Oari kemungkinan. Rotasi terdahulu dapat diketahui bidangpsikologiperpustakaan. . pustakawan bersangkutan lebih bergairah atau bahwa stres kerja dapat terjadi dal.am berbagai Oapat memberikan masukan atau informasi malahan sebaliknya merasa dibuang, merasa tidak bidangjenis pekerjaan. tambahan bagi semua pihak yang tertarik dengan dapat memenuhi tugasnya selama ini. Sehingga ada masalah yang dibahas dalampenelitian ini. kemungkinan ketika mengalami rotasi akan Pengertian stres Secara umum Tyrer (1980) dalam menjadikan pustakawan memikul beban berat Retnani (2001:12) mendefinisikan stres sebagai KAJIAN PUSTAKA dalam pikirannya. kondisi yang mengancam, menekan dan tak Perubahan sistem pelayanan. Setiap perubahan Beberapa penelitian tentang stres kerja telah menyenangkan bagi individu. Lebihpara sistem tentu menuntut penyesuaian spesifik lagi dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. stres merupakan reaksi fisik dan sistem terhadap pustakawan yang terlibat dalam psikis pelayanan Penelitian terdahulu mengandung karakteristik perubahan-perubahan yangdituntut untukindividu. yang berbeda karena daerah penelitian berbeda dan tersebut. Para pustakawan dialami oleh segera responden yang berbeda pula. Berikut ini beberapa Perubahan-perubahan terse sistem pelayanan yang memahami dan menguasai but merupakan salah satu bentuksehingga individu berinteraksi dengan penelitian terdahulu. diterapkan adaptasi dapat memberikan peiayanan lingkungannya. setiap pengguna perpustakaan. terbaik kepada Selain itu menurut Evans (1982) Penelitian dari McGrath dan Ulrich (Koch, dalam Retnani (2001:11)stres dapat dijelaskan 1982:494) menjelaskan adanya faktor dengan situasi yang memiliki karakteristik tuntutan Pustakawan sebagai salah satu sumber daya pengalaman kerja khususnya dalam hill lingkungan yang di Perpustakaan UGM dituntut manusia (SDM) melebihi kemampuan familiaritas terhadap tuntutan situasi kerja juga untuk mampu menyesuaikan diri dengan efek latihan dan training akan merubah reaksi perubahan yang ada agar tetap mampu pekerja terhadap stres kerjayang dialami.
Berkala IImu PerpustakaandanInformasi -VolumeIII,Nomor1,2006 @ @ Berkala IImu Perpustakaandan Informasi -Volume 1lI, Nomor 1,2006 .:;,."

seseorang untuk merespon lingkungannya tersebut. Lingkungan disini dapat diartikan sebagai lingkungan fisik maupun lingkungan sosial yang dialami individu tersebut. Calhoun (1990:414) mengemukakan stres adalah segala sesuatu yang menyebabkan kita harus menyesuaikan diri. Lingkungan adalah salah satu hal yang membuat kita harus menyesuaikan diri. Kondisi lingkungan yang tidak sesuai dapat menyebabkan stres yang disebut dengan stres lingkungan. Sementara itu Sarwono (1992:86) mengemukakan bahwa stres adalah beban mental yang oleh individu bersangkutan akan dikurangi atau dihilangkan. Untuk mengurangi atau menghilangkan stres individu melakukan penyesuaian. Jika ia berhasil maka individu akan kembali ke keadaan yang seimbang. Bila ia tidak berhasil maka individu tersebut akan kembali kepada keadaan stres lagi. Swarth (1993:1) memberikan definisi stres sebagai kekuatan yang memaksa seseorang untuk berubah, tumbuh, berjuang, beradaptasi dan mendapatkan keuntungan. Cranwel-Ward dalam Peranginangin (1998:7) mendefinisikan stres sebagai reaksi fisik dan psikologik yang terjadi pada seseorang di saat orang tersebut merasakan ketidakseimbangan antara besamya tuntutan yang dikenakan padanya dengan kemampuannya dalam menghadapi tuntutan tersebut. Dalam pengertian umum stres terjadi jika orang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka rasakan sebagai ancaman kesehatan tisik atal1 psikologisnya. Peristiwa tersebut biasanya dinamakan stresor dan reaksi orang terhadap pcristiwa tcrscbut disebut respon stres. (Atkinson dkk, 1999:338). Lebih lanjut Atkinson mengatakan bahwa ada dua macam reaksi terhadap stres yaitu reaksi psikologis berupa kecemasan, kemarahan dan agresi serta gangguan kognitif misalnya sulit konsentrasi. Reaksi yang kedua adalah reaksi fisiologis seperti meningkatnya tekanan darah. Sedangkan menurut Riggio dalam Retnani (2001:11) secara umum stres dapat diartikan sebagai reaksi fisiologis, emosional dan psikologis terhadap keadaan yang mengancam individu yang berasal dari lingkungannya. Reaksi

fisiologis dapat diindikasikan dengan peningkatan detak jantung dan pemapasan, tekanan darah dan berkeringat. Sedangkan reaksi emosional termasuk kecemasan, ketakut,m, rasa frustasi dan putus asa. Reaksi psikologis termasuk penilaian dan evaluasi terhadap dampak-dampak tentang hal-hal yang menyebabkan stres, memikirkan pengalaman yang menyebabkan stres dan persiapan mental untuk mengambil langkah-Iangkah dalam menghadapi stres. Stres menurut Hans Selye dalam Hidayat (2004:55) merupakan respons tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. Sehingga dari pengertian tersebut seseorang dapat dikatakan stres apabila orang tersebut mengalami beban atau tugas yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan merespons dengan tidak mampu terhadap tugas tersebut. Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa stres adalah respon tubuh yar=g bersifat spesifik yaitu reaksi fisiologis, emosional dan psikologis terhadap setiap tuntutan karena ketidakseimbangan antara besamya tuntutan yang dikenakan padanya dengan kemampuan yang dimili.ki untuk menghadapi tuntutan tersebut.

Pcngcrtian Strcs Kcrja Brousseau danPrince (1981:59)menjelaskan bahwa stres kerja adalah keadaan psikologis karyawan yang tidak mcnycnangkun illltuk bekerja karena merasa terancam di lingkungan kerjanya. Arsenault dan Dolan (1983 :227) mengemukakan bahwa stres kerja adalah kondisi psikologis yang. tidak menyenangkan yang ditimbulkan karena karyawan meraS(1terancam yang menunjukkan ketidaksesuaian antara individu dengan tUntutanpekerjaan Shin dkk.(1984:864) mendefinisikan stres kerja sebagai kondisi lingkungan kerja yang bersifat negatif seperti konflik peran dan kurangnya kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambi! ankeputusan.

Berkala IImuPerpustakaan dan Informasi -VolumeIII,Nomor 1,2006 @

Tingkat Stres Kerja Sedangkan Beehr (1995:6) menyatakan bahwa stres kerja dapat dilihat dari empat pendekatan Manusia akan beradaptasi terhadap tuntutan yang yaitu : dihadapi didalam kehidupan. Termasuk dalam dunia 1Medis, terjadi karena adanya stresor fisiologis sehingga pekerjaan yang digelutinya. Ketidakmampuan manusia menyesuaikan diri memunculkan gangguan fisio1ogisdalambekerja. terhadap tuntutan kerja terse but dapat 2Psikologis klinis, timbul karena stresor psikologis yang menyebabkan stres kerja. Respon seseorang tidak mengakioatkan pekerja mcngalami tckanan psikologisselalu sama dengan respon orang lain dalam menghadapi stresor atau tuntutan yang sama. dalam tugasny.a. . Demikian juga dalam dunia pustakawan. Setiap 3Teknis, terjadi karena lingkungan teknis dalam organisasi yang tidak mendukung performansi kerja pustakawan akan menunjukkan respon yang tidak karyawan, seperti peralatan yangtidakmenunjangkerja.selalu sama terhadap stresor yang sama saat 4Psikologi organisasi, stres kerja berasal dari stresor bekerja diperpustakaan. psikologis yang bersumber dari kondisi Menurut Golizek dalam Prayetni (2001:13) ada organisasitempatkerja. empat tahap stres kerja, yaitu : 1. Stres kerja yang dapat teratasi, yang ditandai adanya harapan meningkat dan idealisme, antusias, dedikasi, komitmen terhadap stres kerja serta memperlihatkan tingkat energi yang tinggi dan sikap positifterhadap kerja. Dari beberapa pengertian 8treskerja tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa stres kerja adalah 2. Streskerjaringan,yangditandai adanyarasa stres yang timbul oleh perasaan terancam pesimis dan ketidakpuasan kerja, frustasi, karena ketidaksesuaian dalam berinteraksi dengan kecewa, bosan, jemu dengan kerja, individu aspek-aspek pekerjaannya. Stres kerja merupakan mulai memperlihatkan gejala fisik dan kondisi yang tidak menyenangkan di tempat kerja psikologis terhadap stres kerja. . sebagai hasil dari interaksi antara karyawan 3. Stres kerja sedang yang ditandai dengan dengan tempat kerjanya. menarik diri dan isolasi. Seseorang mulai mudah marah, bermusuhan, selalu negatif. Hasibuan (2000:201) menyebutkan faktor-faktor Timbul gejala stres fisik dan psikologis, bila yangmenjadipenyebabstreskerja adalah : lebih buruk akan terjadi perubahanperubahan sederhana dalam tujuan kerja,sikap dan 1Bebankerjayangsulitdanberlebihan perilaku selanjutnya terjadi 2Tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan kemunduran. wajar 3Waktu dan peralatan kerja yang kurang memadai Stres kerja yang berat, terjadi kerusakan menetap 4Konflik antara pribadi dengan pimpinan atau dengan dan hilangnya minat kerja. Timbul gejala stres kelompokkerja kerja berat, harga diri rendah, absen yang kronis, 5Balasjasayangterlalurendah sinis dan negatifism total, timbul kematiankerja 6Masalah-masalah keluarga seperti anak, istri, mertua dankelelahanberat. dan lain-lain.

Pada penelitian ini mengabaikan sumber 3tres kel:ja yang ada dan hanya akan mencari hubungan antara masa kerja / waktu kerja yang telah ditempuh oleh pustakawan diPerpustakaan UGM.

diperpustakaan disebut dengan pustakawan. Tetapi pada kenyataannya tidak semua orang yang bekerja di perpustakaan dapat disebut sebagai pustakawan. Untuk dapat disebut sebagai pustakawan harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Wendell (2001:53) memakai istilah "pustakawan" untuksetiaporangyangmengelola sebuah perpustakaan umum. Dan dapat menggunakan nama "koordinator perpustakaan" atau "ahli informasi masyarakat" atau sebutan serupa bila orang yang mengelola perpustakaan tidak menyelesaikan latihan ilmu perpustakaan yang formal. Qalyubi. dkk. (2003:4) mendefinisikan pustakawan sebagai orang yang bekerja di perpustakaan atau lembaga sejenisnya dan memiliki pendidikan perpustakaan secara formal (di Indonesia kriteria pendidikan minimal D-2 dalam bidang ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi.) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pustakawan .dimaknai sebagai (1) orang yang bergerak dibidang perpustakaan, (2) ahli perpustakaan. Dari makn.a tersebut pustakawan dapat diartikan sebagai orang yang bekerja, memiliki kemampuan, pengalaman dan keahlian untuk mengelola dan menyelenggarakan perpustakaan. Definisi yang lebih jelas terdapat dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

NegaraNomor: 132/KEP/M.PAN/12/2002BabI pasal 1 ayat 1


.

yang menyebutkan bahwa Pejabat Fungsional Pustakawan yang selanjutnya disebut Pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi instansi pemerintah dan atau unittersebut dapat diambil Dari beberapa definisi lainnya. kesimpulan bahwa pustakawan yang dimaksud disini adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. pegawai negeri sipil 2. diberi tanggungjawab, wewenang dan hak

Pustakawan Ketika membicarakan perpustakaan maka akan terbayang orang yang bekerja di perpustakaan yang sering discbut dengan petugas perpustakaan. Terbayang pula kesibukannya mengatur koleksi dan melayani pengguna. Seharusnya orang yang bekerja

@ Berkala IImu Perpustakaan clanInformasi Volume III, Nomor 1, 2006

adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka. penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sehingga jika yang diteliti adalah sebagian dari populasi (sampel) maka penelitian tersebutdisebut denganpenelitiansampel. Pada penelitian ini akan menggunakan seluruh populasi sehingga dapat disebut penelitian populasi atau penelitian sensus. Populasinya adalah seluruh pustakawan PerpustakaanUniversitas GadjahMada. Teknik Pengumpulan Data
.

secara penuh olehpejabat yang berwenang. (skor 0-18), stres kerja ringan (skor 19-36), stres Melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit kerja sedang (skor 37-54) dan stres kerja berat perpustakaan, (skor 55-72). dokumentasi dan unit-unit informasi lainnya. Dari uji korelasi yang dilakukan sebagaimana terlihat dalam lampiran 3. didapatkan nilai p METODE PENELITIAN hitung. Kemudian nilai p hitung dibandingkan dengan nilaiinitabel pada tingkat signifikansi 5 % Penelitian p merupakan penelitian deskriptif dan untuk dapat menerima Akbar (1996:5) menyatakan korelasi. Usman dan atau menolak hipotesis. bahwa penelitian korelasi adalah penelitian yang bermaksud mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berhubungan dengan variasi pada Tekl1ikAnalisis Data faktor lain berdasarkan koefisien korelasi. Teknik analisis data dari hasil penelitian ini adalah Sedangkan penelitian deskriptif adalah penelitian menggunakan metode deskriptif terhadap data-data yang bermaksud membllat pcmeriaan yang diperoleh dari hasil kuesioner. Data yang (penyandraan) secara sistematis, faktual, dan akurat diperoleh kemudian diproses menjadi bentuk mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat popu1asi tulisan yang digunakan untuk memahami tertentu. Menurut Arikunto (1993: 249) penelitian permasalahan yang diteliti. Data kuantitatif deskriptif dibagi menjadi penelitian deskriptif yang dipergunakan untuk mengambil kesimpulan. Data bersifat eksploratif yaitu penelitian yang bertujuan disajikan dalam tabulasi silang antara untuk menggambarkan keadaan atau status variabel bebas dan variabel terikat. Untuk menguji fenomena. dan peneiitian yang bersifat apakah ada hubungan antara variabelvariabel developmental yaitu penelitian yang bertujuan penelitian dilakukan uji dengan Korelasi menemukan suatu model hasil pembahasan Spearman's Rho. pata dari atau prototype. Sedangkan gambaran mengenai .hubungan masa memberikan penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada kerja pada pustakawan kerja dengan strestidaknya hubungan clanapabila ada, berapa Universitas Gadjah Mada. Perpustakaaneratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu.

Sebagian besar penelitian umumnya

menggunakan kuesioncr sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. (Arikunto, 1996:227). Kuesioner atau angket mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpul data. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh responden dalam usaha mengumpulkan data. Penelitian ini mengumpulkan data den~an menggunakan kuesioner. Sehingga diperoleh data primer atau data dari tangan pertama. Responden diminta mengisi kuesioner yang sudah disiapkan . Kuesioner pengumpulan data meliputi Keterbatasan Penelitian. mendeskripsikan data Pada penelitian ini selain kli'~sionerkarakteristik responden dan kuesioner yang diperoleh juga mencari hubungan antara masa Pengumpulan data hanya dengan kuesioner yang respon stres kerja. Kuesioner karakteristik meliputi kerja dengan stres kerja. Dalam sangat dominan. tentunya subyektifitas responden penelitian ini 5 pertanyaan untuk mengetahui karakteristik variabel-variabd yang digunakan adalah : (a) rsponden yang meliputi pendidikan, umur, jenis variabel bebas : masa kerja dan (b) variabel Kemungkinan responden dalam menjawab kelamin, pemah atau belum pemah mengikuti terikat : stres kerja Masa kerja merupakan waktu setiap pertanyaan kurang jujur, kurang pelatihan perpustakaan dan lama atau masa kerja di kerja yang sudah' pengisian kuesioner konsentrasi, mengingat dirempuh atau lamanya perpustakaan UGM. pustakawan yang bersangkutan mulai bekerja dilakukan disela-sela melaksanakan tugas sehari di Kuesioner respon stres ket:iadiambil dari Tes perpustakaan Universitas haridiperpustakaan UGM. Gadjah. Sedangkan stres Tingkat Stres Kerja (Davis dkk, 1995:181) yang kerja adalah respon yang dialami oleh pustakawan Penelitian ini hanya dilakukan di dimodifikasi oleh peneliti terdiri dari 18 butir dalam menghadapi stresor yang dapat dibedakan pertanyaan. Pada penelitian ini untuk uji korelasi Perpustakaan Universitas Gadjah Mada sehingga stres menjadi : (1) Stres kerja yang teratasi/tidak jumlah responden sangat terbatas dan belum menggunakao Uji Korelasi Spearman's Rho karena kerja (2) Streskerja tingkatringan, (3) Stres kerja tentutingkatdigeneralisasikan pada populasi yang dapat data yang digunakan adalah data interval. berbeda.sedang, dan(4)Streskerjatingkatberat. Masa kerja dikelompokkan menjadi 4, yaitu : kurangdari6 tahun,6-12tahun,13-18tahundan lebihdari 1Stahun.Sedangkanuntuktingkatstres Populasi dan Sampel Menurut Arikunto (1996: kerja dibedakan menjadi 4 yaitu ~tidak stres kerja 115) populasi
Bcrkala IImu PerpustakaandanInfonnasi -VolumeIII.NomorI.

@ Berka1allmu PcrpustakaanclanInl0rmasi -Volume Ill, Nomor 1,2006

:006 @

Pelaksanaan Penelitian lumlah Pustakawan Pcrpustakaan Pusal UGM Tabel 1 Berdasarkan Tingkat Pendidikan Perpustakaan UGM Yogyakarta pada bulan Agustus 2006. Subyek penelitian No Tingkat Pendidikan Jumlah adalah pustakawan Perpustakaan UGM Pria Wanit Total a yang berjumlah 31 orang yang terdiri 1 SMAlSLTA 5 3 8 dari 16 pustakawan pria dan 15 2 DIl/DIli 5 9 14 pustakawan wanita. 3 S-1 Perpustakaan 2 2 4 S-2 Perpustakaan 4 1 5 Penelitian ini dilakukan di

HASIL PENELITIAN DAN

S-1 Non Perpustakaan PEMBAHASAN Jumlah 16 15 31 Profil Perpustakaan Universitas Sumber : Data Primer Gadjah Mada Dari tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa

5 22

Perpustakaan Universitas Gadjah Mada (UGM) lulusan diploma lebih banyakjumlahnya. Hal ini berdiri tanggal 1 Maret 1951, dan menempati mengindikasikan bahwa pekerjaan teknis lebih gedung di Jalan Setjadiningratan. (sekarang banyak dikerjakan. Hotei Limaran 11. Panembahan Senopati). Kemudian dari gedung ini pindah ke bekas tempat Konferensi Kolombo (Gedung Pantja HasH Penelitian Dharma/Unit Y, Sekip) pada tanggal 19 a. . TingkatPendidikanResponden Desember 1959. Gedung ini yang sekarahg .disebut dengan gedung Tabel 2 Perpustakaan Unit II. TanggaJ 31 luli

TingkatPendidikanResponden 1975 Perpustakaan UGM memperoleh No TingkatPendidikan Tidak Stres Jumlah tambahan satu gedung di Bulaksumur di Stres Ringan sebelah selatan Gedung Pusat UGM dan 1 SLTA 6 2 8 saat ini dikenal dengan Perpustakaan 2 D III D III 8 6 14 Unit I. (Panduan Perpustakaan UG~ 3 S-I Perpustakaan 0 2 2

2006/2007: 1) 4 S-2 Perpustakaan 4 1 5 5 S-1 Non Perpustakaan 0 2 2 Sumber Daya Marmsia Pustakawan
Jumlah 18 13 31 Perpustakaan Pusat UGM memiliki 3 1orang pustakawan yang terdiri 16pria Dari tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa dan 15 wanita. Dari 31 orang ini memiliki latar tingkat pendidikan responden cukup beragam. pendidikan dari SLTA sampai S-2 , usia yang Pendidikan terendah adalah SLTA yaitu para

beragam dan masa kerja yang berbeda-beda dan pustakawan impasing , Diploma II atau Diploma III , Sarjana danbeberapa bagian dengan jumlah Sebagian besar responden berpendidikan D 11/D bertugas dalam pendidikan tertinggi adalah S-2. pustakawan yang tidak sarna. IIIyaitusejumlah 14responden. Dalamjangka waktu tertentu diadakan rotasi Dari seluruh tingkat pendidikan ternyata tllgas yang diatllr oleh t1m manajemen terdapat responden yang mengalami stres kerja Perpustakaan Universitas Gadjah Mada dan rmgan. ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Perpustakaan Universitas No Usia Gadjah Mada. b. Usia Responden
Tidak Strcs Jumlah

Stres

I3crkala 11muI'crpustakaan <Ian(ntormasi -Volumc III, Ne!11or1.2006 @

1 20 -30 tahun

Tabel 3 Usia Respond(.n 0


2 31

0 0

?40 tahun
5 3 4 9

bertambahnya usia yang merubah beberapa kemampuan seseorang. Menjadi tua pada umumnya dipandang sebagai proses penurunan total. Namun penelitian empiris dalam hal intelegensi dan perilaku sosial menunjukkan bahwa pandangan seperti tersebut diatas kurang benar. Hurlock (1999:320) menyebutkan usia madya biasanya dibagi menjadi dua subbagian, yaitu usia madya dini yang membentang dari usia 40 sampai 50 tahun dan usia madya lanjut antara 50hingga 60tahun. Hidayat (2004) menyebutkan beberapa sumber No stres pada tahap dewasa tengah dan dewasa tua Jenis Kelamin adalah menerima proses menua, status sosial, Tidak penyesuaian Stres Jumlah diri di masa pensiun. c. Jenis Kelamin Stres Tabel4 Ringan JenisKelamin Responden
1 Pria
7

41-50 tahun
3 5

berusia31-40tahunberjumlah9 orangdanyang
Levinson dkk. (1978) dalam Monks (2001:329) 13 mempelajari fase-fase hidup manusia. Le'/inson 31 membedakan empat periode Data Primer Sumber : kehidupan yaitu : (1) Masa anak dan masa remaja (0 22 tahun), (2) Masa dewasa awal (17 45 tahtm), (3) Masa dewasa madya (40 65 tahun), dan (4) Masa dewasa akhir (60 tahunkeatas) Usia tumpang tindih 5 atau 7 tahun adalah mas a peralihan. Levinson menganggap pembagian dalam fase-fase kehidupan sebagai sesuatu yang universal. Antara 33-40 tahun adalah fase kemantapan dan keyakinan orang untuk menemukan tempatnya dalam masyarakat dan berusaha untuk memajukan karir sebaik-baiknya. Impian yang ada dalam fase sebelumnya (1745 tahun) mulai menjadi kenyataar.. Pekerjaan dan kehidupan keluarga membentuk aspek-aspek kepribadian yang diperlukan dalam fasetersebut. Pada usia 40 tahun tercapailah puncak masa dewasa. Sesudah itu mulailah peralihan ke arah dewasa madya (tengah baya antara 40-45 tahun). Dalam masa ini seseorang menghadapi tiga macam tugas yaitu penilaian masa lalu, merubah struktur kehidupan, proses individualisasi. Monks (200 1:331) mengemukakan bahwa telah diketemukan teori yang berhubungan dengan proses menjadi tua dengan
18

Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa usia8 4 responden terbesar adalah responden dengan lebih LebihdaTi50 tahun dari 50 tahun. Dari 9 responden berusia lebih dari 9 50 tahun terdapat 5 responden yang mengalami 5 14 stres kerja ringan. Responden yang

Jumlah mengalami streskerjaringansejumlah 5orang.

9 16 9 15

2 Wanita 6

Jumlah 13

19

31 Sumber : Data Primer

lingkungan keluarga. Karenanya dalam meniti karier wanita mempunyai beban dan hambatan yang lebih berat dibanding rekan prianya. Dalam arti wanita wanita juga harus menyelesaikan dahulu tugas-tugas rumah tangganya. Pada kenyataannya cukup banyak wanita yang tidak cukup mampu mengatasi hambatan ini sekalipun dia memiliki kemampuan teknis yang tinggi. Hal seperti ini biasanya akan menimbulkan dilema pada wanita yang bekerja dan bukan tidak mungkin ikut berpengaruh pada timbulnya stres kerja. Pada tabel 9 tersebut diatas terlihat bahwa pustakawan pria yang mengalami stres kerja lebih banyak dari pustakawan wanita. Hal ini menunjukkan bahwa pria dan wan ita sesungguhnya memiliki peluang yang sarna untuJ<mengalami stres kerja. Jumlah
No Jumlah Pclalihan d. Frekuensi Pelatihan Puslakawan Responden Responden Tidak telah mengikuti pelatihan 3 SIres atau lebih kali Stres Kerj sejumlah 22 orang responden, yang

me!1galami stres kerja. Pelatihan yang pemah diikuti dianggap ikut memberikanpengaruhpada stres kerja yang Jumlah No terjadi. Tetapi pada tabel diatas menunjukkan bahwa Masa Kerja responden yang pemah mengikuti pelatihan 3 kali atau Puslaka lebih mengalami stres kerja ringan. Tidak SIres
SIres Ketja

e. Masa Kerja Responden Responden dikelompokkan Keria berdasarkan masa kerja terdiri dari 4 kelompok, yaitu : kelompok masa kerja kurang Ringan dari 6 tahun, 6 12 tahun, 13 18tahun, dan masa kerja lebih dari 18 tahun. Jumlah pustakawan 1 Kurang dari 6 lahun dengan masa kerja tertentu dan mengalami stres kerja dapat dilihat 1 pada tabel6 berikut ini.
I

wan

yang

Tabel 6 Masa Kerja n Responden 2 6 -12 tahun


3 1 2 3 13 ? 18 lahun 12

mengikuti.pelatihan 2 kali sejumlah 4 orang dan yang mengikuti 1kali pelatihan sejumlah 5 orang. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut Keria In!. .
Ringan 1 TabelS Frekuensi Pelatihan Belum pcmah Responden 0 0

Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa jumlah 8 responden pria dan responden wanita hanya selisih satu responden. Sehingga hal ini juga 0 4 menunjukkan keseimbangan jumlah responden 2 4 1 k:tli pria dan wanita. Responden pria yang mengalami Lebih dari 18 lahun 5 stres kerja ringan sejumlah 7 orang dan responden 4 15 wanita yang mengalami stres kerja ringan sejumlah 6 orang. Sumber : Data Primer 1 8 3 Baik pria maupun wanita dapat mengalami stres. 2 kali Pada tabel 5 diatas nampak bahwa dari 22 responden yang 4 Diduga lebih banyak wanita daripada pria yang 7 pemah mengikuti pelatihan 3 kali3 atau lebih terdapat Responden mengalami stres. Pada wanita stres dapat muncul sejumlah 11 orang responden yang mengalami stres kerja Skur .'umlah akibat kewanitaannya secara umum sebagai akibat 1 ringan. Sedangkan 4 responden yang pemah mengikuti Keterangan sampingan dari keadaan dan perubahan biologis, pelatihan sebanyak 2 kali 4 terdapat 1 orang yang 31 3 kali alaulcbih Responden psikologis dan sosialnya. (Darmono, 1985:1096mengalami stres kerja ringan. Demikian pula pada 5 22 responden yang pemah mengikuti pelatihan sebanyak 1 Skor 1099) 11 18 kali terdapat I orang yang Keterangan Anoraga (1992: 121)mengemukakan bahwa wanita 1 11 13 yang bekerja bagaimanapun juga adalah ibu rumah 15tangga yang sulit lepas begitu saja dari Jumlah Tidak stres 31 17 IS 20 13 Stres Ringan

11 Tidak stres 18 mengalami stres kerja ringan seiring dunia pekerjaan, termasuk para pustakawan. bertambahnya masa 4 kerja. Dapat dilihat juga Setiap pustakawan menunjukkan respon yang bahwa jumlah pustakawan pada Tidak sarna masing-masing tidak selalu sarna terhadap stresor yangstres saat kelompok mas a kerja juga mengalami 3 bekerja di perpustakaan. Babkan pustakawan peningkatan, sehingga meskipun terjadi yang memiliki 5 jumlah tetapi belum tingkat pendidikan, rentang karakteristik yang sarna dari keccnderungan kenaikan Tidak semakin umur, jenis kelamin dapat diambil kesimpulan bahwastres lama dan masa kerjanya, respon tingkat 19 stres kerjanya masa kCI:ia akan scmakin mcningkat .<;trcs tidak sclalu sama. Ketidakmumpuun orang 15 menyesuaikan diri terhadap tuntutan tidak keljanya. Hal ini dikarenakan pada penelitian ini dalam Tidak stres meneliti hal-hal yang dapat menyebabkan tersebut dapat menyebabkan kondisi distres dan stres kerja. 4 Sehingga dapat diasumsikan bahwa kejenuhan dan babkan kehilangan semangat kerja pustakawan yang 19 mengalami stres kerja tidak (Davis, 1995:178). disebabkan oleh lamanya masa kerja / waktu Stres Ringan 20 Pada penelitian ini tingkat stres kerja 25 yang telah ditempuh. dibedakan menjadi 4 tingkat yaitu stres kerja Stres Ringan teratasi/tidak stres kerja dengan skor 0 18, stres 5 Tingkat Stres Kerja 18 kerja ringan dengan skor 19-36, stres kerja sedang Tidak stres d~ngan skor 37-54 dan stres kerja berat Setiap orang akan berusaha untuk dengan 21 55-72. Berikut ini tabel yangberadaptasi skor terhadap tuntutan yang dihadapi memperlihatkan skor setiap responden yang 9 dalam kehidupannya baik secara biologis, Tidak menunjukkan tingkat stres kerja. stres psikologis, maupun sosial. Demikianjuga dalam 6 17 Tabel 7 TingkatStres Tidak stres KerjaResponden 22 16 Tidak.stres 7 Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa jumlah 9 responden dengan masa kelja lebih dari 18tahun Tidak stres memiliki jumlah terbesar. Dari 15 orang yang 23 memiliki masa kerja lebih dari 18tahun temyata 7 19 diantaranya mengalami stres kerja ringan. Stres Ringan Orang yang bekerja lebih lama gairah untuk 8 pencapaian dan pertumbuhan dalam pekerjaan 8 mungkin Tidak stres berkurang. Hal-hal baru dan perubahan yang terjadi cenderung tidak menghargai 24 19 penumpukan pengalaman. Pada saat yang sarna Stres Ringan menuntut peningkatan usaha dan kualitas pekerjaan untuk9 dapat tetap bersaing. Perasaan tidak terjamin 13 meningkat dan sikap tidak peduli pada pensiun Tidak stresdulu. masih jauh sekarang teras a di depan yang 25 mata. Timpe (1991:376) mengatakan orang yang 21 telah lama bekerja dan memiliki usia yang tua pula Stres Ringan sering muncul gejala kehilangan minat, tidak 10 partisipasif dan bahkan menyendiri. 36 Stres Ringan Pada tabel 6 terlihat bahwa terjadi peningkatan 26 jumlah pustakawan yang 12 Tidak stres 11 BerkalaIImuPerpustakaandanInformasi-VolumeIII,Nomor I, 2006 @ 12

27 32 orang dan Dari tabe1diatas dap~t dilihat bahwa da1arn Stres Ringan pendidikan S-1 sejurnlah 4 orang. Faktor ini yang mernberikan dukungan positif bagi penelitian ini sebagian besar responden yaitu 18 12 responden dalar.1rnemherikan respon stres saat orang pustakawan atau 58,1 % tidak rnengalarni 19 No No bekerja stres kerja dan 13 orang pustakawan atau 41,9 Stres Ringandi perpustakaan sehingga tidak ada % Masa Kerja .Masa Kerja responden yang mengalami stres kerja sedang dan Pustaka Tidak SIres Tidak Sires mengalami stres kerja ringan. 28 Ringan Stres Kerja berat. Sejain hal tersebut ada k~mungkinan Sres Keria Sedang 15 Tidak sernua orang rnengalarni stres walaupun Beral disebabkan Tidak stres oleh hal-hal yang tidak terukur dalam Jumla:, menghadapi stresor yang sarna. Hal ini antara lain penelitian ini seperti pengaruh pasangan hidup, 13 wan disebabkan oleh perbedaan daya tahan rnasingkepribadian seseorang yang turut rnernpengaruhi Keria 22 rnasingorangterhadap strestidak sarna. hasil pengukuran. Keria Stres Ringan Rin!!an 29 I Hubungan Masa Kerja dengan Stres Kerja Kurang dari lahun 16 Tabel <; Masa6Kerja I Responden Jurnlah pustakawan sesuai rnasa kerja dan Tidak stres 14 mengalarni stres kerja Idapat diihat pada tabel 8 I .Iumlah 19 0 berikut ini. Kunll1 duri (, luhun 2 1 Stres Ringan Tabel 8 6 -12 tahun 30 () lumlahPustakawanYangMengalamiStresKerja 3 13 () I Tidak stres 2 1 6 ?12tuhun 15 2 1 3 21 2 13 -18 tahun () Stres Ringan 12 0 31 3 3 g 21 13 -18 tuhun 4 8 Stres Rin.gan Sumber : Data Primer 4 4 0 16 Lebih dari 18 lahun 0 15 12 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 1 orang 16 4 Tidak stres responden dengan rnasa kerja kurang dari 6 tahun Lcbih dari 18 lahun 8 8 7 tidak rnenga1arni stres7kerja. Responden dengan masa kerja 6-12 tahun () sejumlah 3 orang dan () .Iumlah responden yang mengalarni stres kerja ringan 15 31 berjumlah 2 orang. Responden dengan masa kerja 18 13-18 tahun berjurnlah.luml:,h 12 18 orang dan 4 diantaranya 13 13 rnengalarni stres kerja ringan. Responden dengan () () rnasakerja lebih dari 18tahun berjurnlah 31 15orangdan7diantaranyarnengalami stres kerja ringan. Prosentusc 58,1 % Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dalarn 41,9% penelitian ini sebagian0% besar responden yaitu 18 O'Vo orang pustakawan atau100% % tidak rnengalarni 58,1 stres kerja dan 13orang pustakawan atau 41,9 % mengalamistres kerjaringan. Keadaan tersebut menurut asurnsi peneliti Sumber : Data Sekunder berkaitan dengan karakteristik responden pada penelitian ini. Pendidikan responden paling banyak adalah pendidikan .D II / D III yaitu sejumlah 14orang,SLTA8orang,S-2sejurnlah5

@ BerkalaIImuPerpustakaandanInformasi -VolumeIII,Nomor I, 2006

jumlah yang mengalami stres kerja ringan seiring dengan naiknya masa kerja. Hal ini berbeda dengan pendapat yang dikemukan oleh Stouffer dalam Koch dkk. (1982:493) menunjukkan bahwa semakin lama seseorang bekerja maka stres kerjanya akan semakin ringan karena orang tersebut sudah berpengalaman dan cepat tanggap dalam menghadapi masalah-masalah pekerjaan oleh karena itu dapat disimpulkan masa kerja mempunyai korelasi positif dengan stres kerja walaupun tidak signifikan. Hal ini terjadi menurut penulis karena stres kerja dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga untuk mengetahui mengapa kecenderungan itu terjadi perlu juga diteliti tentang sumber-sumber stres yang ada pada pustakawan Perpustakaan UGM.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1996.Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Anoraga, Pandji. 1992. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta Anoraga, Pandji dan Sri Suyati. 1995. Psikologi Industri dan Sosial. Jakarta :Pustakajaya. Arsenault, A. and Dolan, S. 1983. "The Rule of Personality, Occupation and Organization in Understanding The Relationships Between Job Stress, Performance and Absentuism." Dalam Journal of Development Psycology 56(4):227-240

Menurut peneliti hal ini perlu diadakan penelitian Atkinson, Rita L. dkk. 1999. Pengantar lanjut dengan memperhatikan faktorfaktor Psikologi. Batam: Interaksara. penyebab stres kerja seperti beban kerja, konflik Sumber: Data Primer Beehr, Terry. 1995. Psychological Stress in The intemal dan sebagainya. Workplace. New York:Routledge PENUTUP a. Simpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah : Terjadi stres kerja ringan pada sebagian atau 41,9 % pustakawan Perpustakaan Universitas GadjahMadaYogyakarta Streskerja ringan terjadi secaramerata, tidak hanya terjadi pada pustakawan dengan masa kerja yang lebih lama saja. Tidak ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan stres kerja pada pustakawan Perpustakaan Universitas GadjahMada. b. Saran Agar penelitian ini dapat dipakai untuk peneJitian lebih Janjut maka perlu pengembangan penelitian tentang stres kerja pustakawar. dengan lebih mendalam dan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempe.ngaruhistres kerja. Brosseau and Prince. 1981."Job Person Dynamics: Uji Hipotesis An Extention of Longitudinal Research." Dalam Hipotesis of Applied Psychology. 66:159-162. Journal Nol : tidak ada hubungan yang signifikan antara inasa kerja dengan stres kerja ada pustakawan Perpustakaan Universitas Gadjah Calhoun, James F. 1990. Psikologi Tentang Mada. Penyesuaian. Semarang: IKIP Semarang Hipotesis Alternatif : Ada hubungan yang Davis, antara dkk. kerja Panduan Relaksasi signifikanMartha, rnasa 1995. dengan stres kerja danReduksi Stres.Jakarta: EGC. pada pustakawan Perpustakaan Universitas Gadjah Mada. Eliza Eka Puspita. 1989. "Stres Antara Pria Dewi, dan Wanita". (Karya Tulis Ilmiah) Untuk rnelihat hubungan antara rnasa kerja dengan Yogyakarta:Fakultas Kedokteran UGM. stres kerja rnaka dalam penelitian ini rnenggunakan Uji Korelasi Spearman's Rho. of An Fimian, MJ. 1984. "The Development Dari uji koreiasi yang diiakukan didapatkan Stress in Instrument to Measure Occupational tingkat Signifikansi The hitung 0.06 sehingga lebih besar Teachers: (P) Teacher Stress Inventory." Dalam dari p tabel 0,05. Hal ini merniliki makna bahwa Journal of Personality And $ocial Psychology. 46 Hipotesis Nol diterima dan hipotesis alternatif (4): 839-852. ditolak. Artinya secara statistik tidak ada hubungan Hasibuan, Malayu, S.P. 2000. Manajemen Sumber yang signilikan antara rnasakerjadengan streskerja. daya Manusia. Jakarta BumiAksara.

Hidayat, tidak ada hubungan yang signifikan Wa1aupun A.Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: SalembaMedika. antara masa kerja dengan stres kerja tetapi bila kita melihat data hasil penelitian pada tabel 13 ada sesuatu yang menarik untuk dicermati. Yaitu Hurlock, Elizabeth B. 1999. Psikologi adanya kecenderungan naiknya

-~ ,.... @ BerkalaIlmuPerpustakaandanInfor:nasi. Volume1Il,Nomor 1,2006 BerkalaIlmuPerpustakaandanInformasi-VolumeIII,Nomor 1,2006 @

You might also like