You are on page 1of 17

Jurnal Psikologi Integratif

Vol 9, No 1, 2021 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga


Halaman 115-131

Berpikir Positif Dan Resiliensi Pada Mahasiswa


Yang Sedang Menyelesaikan Skripsi
Zidni Immawan Muslimin
Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan humaniora
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
e-mail : zidni_psiko@yahoo.com

Abstract. This study aims to determine the relationship between positive


thinking and resilience among undergraduate students who are currently
working on their thesis. The subjects of this study were 75 psychology
students in UIN Sunan Kalijaga who are working on their thesis. The
research variables were measured using positive thinking scale with aspects
were taken from Albercht's theory, namely: positive expectations, self-
affirmation, statements that do not assess, and conformity with reality. The
Positive Thinking Scale consists of 48 items, with a discrimination index
above 0.3 and reliability coefficient of 0.949. Meanwhile, the resiliance
variable was measured by resilience scale developed using Grotberg theory
(2003) with its aspects, namely: external support (I Have), Inner strengths (I
Am), and interpersonal and problem-solving skills (I Can). The Resilience
Scale consists of 51 items with discrimination index above 0.3 and reliability
coefficient of 0.944. Hypothesis testing was carried out using Spearman Rho
and the results showed correlation coefficient of 0.738 with p: 0.000 (p
<0.01). These results proved there is a significant positive correlation
between positive thinking and resilience. The effective contribution of
positive thinking to students resilience was 60.7%.
Keywords: student thesis; positive thinking; resilience

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara


berpikir positif dan resiliensi pada mahasiswa yang sedang menyelesaikan
skripsi. Subjek penelitian ini berjumlah 75 mahasiswa Psikologi UIN Sunan
Kalijaga. Variabel penelitian diukur dengan menggunakan skala berpikir
positif yang aspek-aspeknya diambil dari teori Albercht, yaitu: harapan yang
positif, afirmasi diri, pernyataan yang tidak menilai dan penyesuaian
terhadap kenyataan. Skala Berpikir Positif terdiri dari 48 aitem, dengan indek
daya beda di atas 0,3 dan koefisien reliabilitas sebesar 0,949. Sedangkan
untuk variabel resiliensi diukur dengan skala resiliensi yang mengacu pada
teori Grotberg (2003) dengan aspek-aspeknya yaitu: external support (I
Have), inner strengths (I Am), dan interpersonal and problem-solving skills
(I Can). Skala Resiliensi terdiri dari 51 aitem dengan indek daya beda di atas
0,3 dan koefisien reliabilitas sebesar 0,944. Uji hipotesis dilakukan dengan
menggunakan Spearman Rho dan hasilnya diperoleh koefisien korelasi
sebesar 0,738 dengan p: 0,000 (p<0,01). Dengan hasil ini membuktikan
bahwa hipotesis dinyatakan diterima. Hal ini berarti ada hubungan positif

115
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 9, No 1, 2021 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 115-131

yang sangat signifikan antara berpikir positif dan resiliensi. Adapun


sumbangan efektif berpikir positif terhadap kemampuan resiliensi sebesar
60,7 %.
Kata kunci : berpikir positif; mengerjakan skripsi; resiliensi
Hudori (2013) menyampaikan Kurikulum S1 umumnya didesain
bahwa mahasiswa semestinya bisa agar mahasiswa dapat menyelesaikan
berperan sebagai agent of change atau pendidikan dalam waktu 3,5 – 4 tahun.
unsur perubah bagi lingkungan sosialnya. Skripsi sebagai syarat kelulusan sebagai
Oleh karena itu mahasiswa perlu ditempa sarjana bisa dikerjakan mulai semester
dengan berbagai aktivitas dan tugas enam atau tujuh. Apabila pada semester
selama menjalani pendidikannya di enam atau tujuh mahasiswa bisa
perguruan tinggi agar kelak bisa memanfaatkan waktu dengan baik untuk
mengemban amanah dan berperan serta penulisan skripsi, maka kemungkinan
dalam membangun masyarakat besar pada semester tujuh atau delapan
Indonesia. Salah satu upaya dari skripsi sudah bisa diujikan. Namun
perguruan tinggi untuk menempa realitanya masih banyak ditemukan
mahasiswa agar memiliki kompetensi mahasiswa yang telah melewati delapan
untuk menghadapi kehidupan selanjutnya semester, namun belum juga dapat
di antaranya adalah dengan menyusun menyelesaikan penyusunan skripsinya.
kurikulum yang diharapkan bisa menjadi Ini artinya telah terjadi prokrastinasi
pedoman bagi para pengelola program akademik pada mahasiswa, terutama
studi, dosen dan tenaga kependidikan dalam penyusunan skripsi.
untuk mewujudkan apa yang menjadi Hasil riset yang dilakukan
visi misi lembaga. Syukron (2017) terhadap beberapa
Ada beberapa syarat yang harus mahasiswa yang sedang mengerjakan
dipenuhi bagi mahasiswa strata satu (S1) skripsi menunjukkan bahwa ada
untuk memperoleh gelar kesarjanaannya, beberapa faktor atau penyebab yang
salah satunya adalah menulis karya membuat mahasiswa beranggapan bahwa
ilmiah berupa skripsi yang harus skripsi itu sebagai tugas yang penuh
dipertanggungjawabkan di depan dewan tekanan. Tekanan-tekanan yang
penguji. dirasakan mahasiswa di antaranya adalah
tuntutan dari orang tua yang

116
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 9, No 1, 2021 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 115-131

menginginkan agar anaknya dapat Penelitan Aulia dan Panjaitan


menyelesaikan skripsinya dengan cepat, (2019) juga menguatkan apa yang
adanya tuntutan yang terlalu tinggi dari disampaikan Arsaningtias, yaitu dengan
dosen pembimbing skripsi sehingga ditemukannya bahwa mahasiswa yang
mengharuskan berkali-kali untuk sedang berproses menyusun skripsi di
melakukan revisi, perbedaan pandangan Fakultas Ilmu Keperawatan UI yang
antara dosen pembimbing skripsi dan sebagian besar mengalami stress dalam
mahasiswa, kesulitan dalam menemukan kategori sedang sebanyak 77 responden
tema penelitian, kesulitan menemukan (71,3%), kategori berat sebanyak 16
referensi atau literatur, dan kesulitan responden (14,8%) dan kategori stress
mencari subjek. Adapun faktor ringan sebanyak 15 responden (13,9%).
internalnya yaitu adanya perasaan malas, Dari hasil penelitian sebagaimana
serta kurang bisa berkonsentrasi dalam diterangkan di atas dapat diambil
menyusun skripsi. kesimpulan bahwa sebagian besar
Tekanan-tekanan yang dialami mahasiswa yang sedang mengerjakan
mahasiswa selama mengerjakan skripsi skripsi mengalami masalah yang terkait
bila tidak disertai kemampuan untuk dengan kemampuan menghadapi
berdaptasi akan bisa berakibat pada tekanan-tekanan yang muncul selama
munculnya gangguan psikologis. Hal proses penyusunan skripsi, sehingga
tersebut didukung oleh hasil penelitian dapat berdampak negatif tidak hanya
Arsaningtias (2017) pada 221 mahasiswa bagi mahasiswa, tapi bisa juga bagi
Universitas Airlangga dan diperoleh orang tua mahasiswa dan institusi
temuan bahwa sampel mengalami ketika pendidikan di mana mahasiswa menuntut
mengerjakan skripsi, dengan rincian ilmu. Dampak negatif bagi mahasiswa
sebagai berikut : 22,6% mengalami stres yaitu kelulusan yang tidak tepat waktu,
sangat berat, 25,8% stres berat, 15,8% bahkan bisa sampai terkena DO (drop
stres sedang, 23,1% stres normal, dan out). Hal ini selaras dengan hasil
12,7% stres ringan. penelitian Khusniatun (2014) yang
menyatakan bahwa mahasiswa yang

117
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 9, No 1, 2021 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 115-131

tidak memiliki kemampuan menghadapi mahasiswa. Hasil penelitian Triyana, dkk


berbagai tekanan akan cenderung (2015) tersebut sejalan dengan hasil
membuat melakukan penundaan dalam penelitian Rosyani (Roellyana dan
penyusunan skripsi, dan akhirnya akan Listiyandini, 2016) yang menemukan
berpengaruh pada panjangnya masa adanya hubungan positif antara resiliensi
studinya. dan coping menghadapi stress, yang
Hal senada diungkapkan Desmita berarti semakin tinggi resiliensi semakin
(2009) bahwa individu yang memiliki baik coping menghadapi stress.
kemampuan menghadapi berbagai Desmita (2009) mengutarakan
tekanan akan mampu melahirkan bahwa resiliensi adalah kemampuan
performa yang tinggi dan akhirnya bisa seseorang untuk mengantisipasi,
menyelesaikan permasalahan dalam meminimalkan, menghilangkan dampak-
hidupnya dengan efektif. Sebaliknya dampak negatif dari kondisi yang tidak
individu yang tidak memiliki nyaman, tidak menyenangkan yang
kemampuan menghadapi berbagai muncul dalam kehidupan. Adanya
tekanan akan menyebabkan individu kemampuan resiliensiakan membuat
berada dalam kondisi yang tidak individu lebih adaptif dengan kondisi
nyaman. Kemampuan individu dalam yang tidak menyenangkan.
menghadapi berbagai tekanan dalam Adanya kemampuan resiliensi
kehidupan dalam psikologi diistilahkan akan membuat individu mampu
dengan resiliensi. mengatasi berbagai permasalahan
Triyana, dkk (2015) pernah kehidupan dengan cara tertentu, dan
meneliti hubungan antara resiliensi dan individu akan mampu mengambil
tingkat stress pada mahasiswa yang keputusan yang tepat dalam kondisi sulit.
sedang mengerjakan skripsi. Dari Individu yang memiliki resiliensi tinggi
penelitiannya ditemukan adanya akan dapat mengubah permasalahan
hubungan negatif antara resiliensi dan menjadi sebuah tantangan,
stress, yang berarti semakin tinggi ketidakberdayaan menjadi kekuatan, dan
resiliensi semakin rendah tingkat stres kegagalan menjadi kesuksesan (Widuri,

118
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 9, No 1, 2021 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 115-131

2012). Kemampuan resiliensi ini sangat keadaan sulit. Berdasar pendapat Reivich
dibutuhkan oleh siapapun, termasuk dan Shatte di atas, dapat diambil
mahasiswa, ketika dihadapkan dengan kesimpulan bahwa kemampuan resiliensi
berbagai tekanan yang muncul selama individu sangat ditentukan dari
proses penyusunan skripsi. bagaimana mind-set seseorang dalam
Muniroh (2012) menambahkan memandang pengalaman dan kehidupan.
bahwa individu yang memiliki Jika mind-set seseorang dalam
kemampuan resiliensi akan lebih tahan memandang pengalaman dan kehidupan
dalam menghadapi berbagai tekanan, ini banyak diwarnai dengan hal-hal
dengan cepat bangkit dari kondisi yang positif maka orang tersebut bisa
tidak menyenangkan dan mampu dikatakan memiliki kemampuan berpikir
mencari solusi terbaik untuk mengubah positif. Hal ini berarti jika individu
keadaan yang tidak menyenangkan memiliki kemampuan berpikir secara
menjadi menyenangkan. Sebaliknya positif terhadap keadaan yang menimpa
individu yang tidak memiliki dirinya, maka individu akan memiliki
kemampuan resiliensi yang baik kemampuan resiliensi yang tinggi dalam
cenderung perlu waktu yang lebih lama menghadapi keadaan.
untuk bisa menerima keadaan yang tidak Secara etimologi resiliensi
menyenangkan. diambil dari kata “resilience” yang bisa
Reivich dan Shatte (2002) diartikan sebagai kemampuan untuk
menjelaskan bahwa resiliensi adalah kembali ke dalam bentuk semula atau
mind-set atau pola pikir yang bisa juga dimaknai dengan istilah daya
memungkinkan individu melihat bahwa lenting (Alwi, 2002). Istilah resiliensi
berbagai pengalaman yang dialami sering digunakan untuk menggambarkan
adalah bagian dari proses kehidupan kepribadian yang stabil atau kemampuan
yang harus dilewati. Ketika inidividu untuk melindungi diri dari dampak
memiliki kemampuan resiliensi yang negatif suatu kejadian yang menyulitkan
baik, dirinya akan bisa melahirkan dan dan beresiko (Everal, dkk, 2006).
mempertahankan sikap positif dalam

119
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 9, No 1, 2021 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 115-131

Smet (dalam Desmita, 2009) pengetahuannya untuk menentukan


menuliskan dalam bukunya bahwa orang langkah untuk meraih keadaan yang
yang pertama kali menggunakan istilah lebih baik.
resiliensi adalah seorang ahli yang Resiliensi menurut Grotberg
bernama Redl pada tahun 1969 untuk (2003) terdiri dari 3 aspek, yaitu :
menggambarkan adanya perbedaan sikap a. External Supports.
dan respon positif dari individu terhadap Grotberg memberikan istilah “I Have”
stres dan keadaan yang tidak untuk aspek pertama. Aspek ini
menyenangkan. merupakan karakteristik resiliensi
Menurut Grotberg (2003) yang bersumber dari pemaknaan
resiliensi merupakan kemampuan individu terhadap besarnya dukungan
individu untuk beradaptasi dengan dan sumber daya yang diperoleh dari
kondisi yang tidak menyenangkan yang lingkungan sosial. I Have ini
tidak bisa dihindari. Reivich dan Shatte bersumber dari beberapa kategori
(Natanael, dkk, 2011) menambahkan yang menyumbang pada proses
pengertian tentang resiliensi, yaitu pembentukan resiliensi, termasuk di
kemampuan individu untuk beradaptasi dalamnya yaitu (1) memiliki orang
dan bertahan dengan masalah yang sulit, yang dapat dipercaya, yang bisa
di mana kemampuan ini sangat diandalkan pada saat dan situasi
dibutuhkan dalam mengelola tekanan apapun. Individu yang mempunyai
hidup yang dihadapi. Resiliensi adalah orang yang dapat dipercaya akan
cara pandang atau pola pikir yang secara otomatis meningkat pula
membuat individu mampu memandang kemampuan resiliensinya; (2)
kehidupan yang dijalani sebagai proses memiliki orang yang selalu memberi
menuju kemajuan. Individu yang semangat agar mandiri, (3) bisa
memiliki kemampuan resiliensi akan mengakses layanan, misalnya layanan
memaknai kesalahan sebagai sesuatu pendidikan, kesehatan, atau layanan
yang wajar terjadi dan mereka akan lainnya, (4) mengetahui pedoman dan
memaknai dan memfaatkan aturan dalam berperilaku, (5)

120
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 9, No 1, 2021 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 115-131

memiliki sosok yang layak jadi dapat mengekspresikannya dalam


contoh (role models), dan (6) dapat bentuk perilaku yang beragam.
berhubungan secara baik dengan Empati bisa dilakukan dengan ikut
keluarga dan komunitas. merasakan bagaimana ketidak
b. Inner Strenghts. nyamanan yang dialami orang lain
Grotberg menggunakan istilah “I dan ingin melakukan sesuatu yang
Am” untuk aspek kedua, yang dapat menghentikannya; (5) memiliki
merupakan sumber resiliensi yang kepercayaan diri, optimis, dan terakhir
berasal dari kualitas pribadi, seperti (6) mandiri, bertanggung jawab, dan
keyakinan, perasaan, dan tingkah konsekuen atas perilakunya. Individu
laku. Aspek ini terbagi dalam memiliki kebebasan untuk melakukan
beberapa bagian, yaitu : (1) adanya berbagai hal sesuai dengan
perasaan bahwa dirinya memiliki keinginannya dan siap menerima
kesamaan dengan kebanyakan orang konsekuensi atas perbuatannya.
yang bisa menyukai dan mencintai; c. Interpersonal and Problem-Solving
(2) ada perasaan bangga dan berharga Skills.
dalam dirinya, yaitu individu sadar Aspek ini oleh Grotberg disebut juga
bahwa dirinya sosok individu yang denga istilah “I Can” yang merupakan
penting dan berharga dengan apa yang keterampilan-keterampilan sosial dan
telah dilakukan atau dicapainya, serta interpersonal yang dimiliki individu.
tidak akan membiarkan siapapun Aspek ini terdiri dari beberapa bagian,
meremehkan dirinya. Ketika individu yaitu : (1) mampu mengekspresikan
sedang menghadapi masalah, pikiran dan perasaannya kepada orang
keyakinan diri ini akan sangat lain dengan baik (asertif), serta bisa
membantu individu untuk bisa kuat mendengarkan perkataan orang lain,
dalam menghadapi dan mengatasi (2) Dapat mengukur tingkat
masalah. (3) individu juga dapat temperamen diri sendiri, sehinga
menghargai orang lai, (4) empati dan mengerti bagaimana harus bertindak,
peduli pada keadaan orang lain, serta mengambil resiko atau diam, dan

121
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 9, No 1, 2021 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 115-131

berhati-hati serta dapat pula melihat a. Harapan yang positif (positive


dan merasakan temperamen orang expectation), yaitu memfokuskan
lain. Kemampuan ini akan sangat pada kesuksesan, mencegah terjadinya
dibutuhkan saat individu masalah, serta menjauhkan diri dari
berkomunikasi dengan orang lain. pikiran yang mengarah pada
Menurut Arifin (Rohmah, 2012) kegagalan. Harapan yang positif juga
berpikir positif merupakan cara berpikir berarti individu percaya bahwa
individu yang berakar dari sesuatu yang dirinya memiliki kemampuan untuk
baik, yang dapat mengobarkan semangat melakukan sesuatu, dan menjauhkan
untuk melakukan transformasi yang dari pikiran kegagalan.
mengarah pada kehidupan yang lebih b. Afirmasi diri (self affirmation), yaitu
baik. Berpikir positif adalah sikap mental memfokuskan perhatian pada
yang mengarahkan individu untuk lebih kelebihan-kelebihan pada dirinya
banyak memasukkan pikiran-pikiran, dengan asumsi bahwa antara individu
kata-kata, bayangan, dan imaginasi yang satu dengan individu lain sama-sama
positif dan menjauhkan diri dari berartinya.
memasukkan pikiran-pikiran, kata-kata c. Pernyataan yang tidak menilai (non
dan bayangan atau imaginasi yang judment talking), adalah pernyataan
negatif bagi pikiran individu. yang banyak mengarah pada
Sedangkan menurut Albrecht mendeskripsikan suatu keadaan
(1980) berpikir positif adalah upaya daripada menilai kenyataan atau
untuk memfokuskan pada hal-hal yang keadaan yang ada. Pernyataan yang
positif serta pada bahasa dan kata-kata tidak menilai ini diharapkan bisa
positif sehinga tercipta pikiran dan sebagai pengganti pada saat individu
perasaan yang positif pada individu. cenderung memberikan pernyataaan
Albrecth (1980) mengungkapkan yang negarif tentang suatu
beberapa aspek dalam berpikir positif keadaan/kenyataan.
yaitu terdiri dari : d. Penyesuaian terhadap kenyataan
(reality adaptation) yaitu berusaha

122
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 9, No 1, 2021 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 115-131

untuk menyesuaikan diri dengan Sosial dan Humaniora UIN Sunan


kenyataan yang ada, menghindarkan Kalijaga.
diri dari penyesalan, frustasi dan Dalam penelitian ini peneliti
perasaan bersalah, bisa menerima mengajukan hipotesis yang berbunyi :
masalah dan mencoba menghadapinya ada hubungan positif antara berpikir
dengan segala konsekuensinya. positif dan kemampuan resiliensi pada
Mahasiswa yang memiliki mahasiswa yang sedang menyusun
kemampuan berpikir positif akan skripsi. Semakin tinggi kemampuan
memandang bahwa kesulitan dan berpikir positif semakin tinggi pula
tantangan yang dialami ketika menyusun kemampuan resiliensinya.
skripsi sebagai sesuatu yang harus Metode
dilewati dan menganggap bahwa Identifikasi Variabel
tantangan dan kesulitan itu akan semakin Ada dua variabel penelitian yang
mendewasakan dirinya, baik secara dilibatkan dalam penelitian ini, yaitu satu
intelektual maupun kepribadian. Adanya variabel tergantung yaitu resiliensi dan
sikap mental atau mind-set yang seperti satu variabel bebas yaitu berpikir positif.
itu dalam menghadapi tantangan dan Instrumen Penelitian
kesulitan, maka mahasiswa akan dapat Resiliensi diukur dengan skala
bertahan dan mampu melewati setiap resiliensi yang disusun dengan mengacu
tekanan dan kesulitan yang ada, tanpa pada teori Grotberg (2003) yang aspek-
harus disertai dengan stress berat atau aspeknya terbagi dalam 3 bagian, yaitu :
depresi. a. External support (I Have), b. Inner
Berdasarkan penjelasan di atas strengths (I Am), dan c. Interpersonal
peneliti terdorong untuk meneliti and problem-solving skills (I Can).
keterkaitan antara berpikir positif dan Semakin tinggi skor yang diperoleh dari
kemampuan resiliensi pada mahasiswa skala resiliensi menunjukkan semakin
yang sedang dalam proses menyusun tinggi kemampuan resiliensinya.
skripsi di Prodi Psikologi Fakultas Ilmu Sebaliknya, semakin rendah skor yang
diperoleh dari skala resiliensi

123
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 9, No 1, 2021 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 115-131

menunjukkan semakin rendahnya delapan semester yang berjumlah 156


kemampuan resiliensinya. Skala mahasiswa. Pengambilan sampel
Resiliensi terdiri dari 51 aitem dimana dilakukan dengan teknik quota sampling.
setiap aitemnya memiliki indeks daya Peneliti menggunakan teknik quota
beda di atas 0,3 dan secara keseluruhan sampling dengan alasan mahasiswa yang
aitem diperoleh koefisien reliabilitas sedang mengerjakan skripsi tidak
sebesar 0,944. diketahui tempat tinggalnya dan sudah
Berpikir positif diukur dengan jarang yang berada ke kampus, sehingga
skala berpikir positif yang disusun hanya mahasiswa yang sedang berada di
dengan mendasarkan diri pada aspek- kampus saja yang menjadi sampel
aspek berpikir positif yang dikemukakan penelitian. Dari hasil pengambilan
Albercht (1980) yaitu : a. Harapan yang sampel diperoleh jumlah sampel
positif (positive expectation) b. Afirmasi sebanyak 75 orang.
diri (self affirmation) c. Pernyataan yang
tidak menilai (non judgment talking) d. Metode Penelitian
Pernyesuaian terhadap kenyataan (reality Penelitian ini menggunakan
adaptation). Semakin tinggi skor yang pendekatan penelitian kuantitatif.
diperoleh dari skala berpikir positif Pendekatan ini memungkinkan adanya
menunjukkan semakin baik pula tingkat pembuktian sebuah teori dengan cara
kemampuan berpikir positif. Skala meneliti hubungan antara variabel-
Berpikir Positif terdiri dari 48 aitem, dan variabel yang ada dengan menggunakan
semua aitemnya memiliki indeks daya instrumen (alat ukur) penelitian yang
beda di atas 0,3 dan koefisien reliabilitas sesuai. Output dari penelitian ini berupa
sebesar 0,949. angka yang dapat dianalisis secara
Subjek Penelitian statistik (Cresswell, 2010). Jenis
Populasi penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang digunakan
mahasiswa program studi Psikologi UIN dalam penelitian ini adalah jenis
Sunan Kalijaga yang sedang menyusun korelasional, yaitu penelitian yang
skripsi dengan masa studi lebih dari

124
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 9, No 1, 2021 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 115-131

bertujuan untuk membuktikan ada uji asumsi didapatkan bahwa variabel


tidaknya hubungan antar variabel. berpikir positif berdistribusi tidak
Teknik Analisis normal. Dari hasil analisis dengan
Teknik analisis data yang Spearman rho diperoleh koefisien
digunakan dalam penelitian adalah korelasi sebesar 0,738 dengan p : 0,000
Spearman Rho (non parametric). Teknik (bisa dilihat tabel 5).
analisis ini dipilih dikarenakan berdasar
HASIL
Tabel 1
Kategorisasi Berpikir Positif
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kategori Subjek Rumusan Norma Jumlah Prosentase
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rendah X < 96 0 0%
Sedang 96 ≤ X< 144 29 38,7 %
Tinggi 144 ≤ X 46 61,3 %

Tabel 2
Kategorisasi Resiliensi
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kategori Subjek Rumusan Norma Jumlah Prosentase
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rendah X < 102 0 0%
Sedang 102 ≤ X< 153 42 56 %
Tinggi 153 ≤ X 33 44 %

Tabel. 3
Hasil Uji Normalitas
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Variabel p Kaidah Normalitas Keterangan
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Berpikir Positif 0,015 p > 0,05 tidak normal
Resiliensi 0,200 p > 0,05 normal
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keterangan tabel : (p) adalah indeks normalitas Kolmogorov Smirnov Z

125
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 9, No 1, 2021 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 115-131

Tabel. 4
Hasil Uji Linieritas
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Valiabel Kaidah Sig. Linieritas (P) Linierity Keterangan
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Berpikir positif
dan resiliensi p < 0,05 0,000 linier
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keterangan tabel : (P) adalah taraf signifikansi linearitas
Tabel 5
Hasil analisis Spearman Rho
Correlations
resiliensi berpikir_positf
Spearman's rho resiliensi Correlation Coefficient 1,000 ,738**
Sig. (2-tailed) . ,000
N 75 75
**
berpikir_positf Correlation Coefficient ,738 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Diskusi semakin tinggi kemampuan berpikir


Dari hasil analisis data dengan positif individu akan semakin baik
mengguakan teknik Spearman rho pula kemampuan resiliensnya. Adapun
diperoleh koefisien korelasi sebesar sumbangan efektif berpikir positif
0,738 dengan p : 0,000. Hasil ini terhadap kemampuan resiliensi sebesar
membuktikan bahwa hipotesis 60,7 % (R Square : 0,607). Hal ini
dinyatakan diterima. Diterimanya berarti ada 39,3 % faktor lain (selain
hipotesis dalam penelitian ini berpikir positif) yang mempengaruhi
menunjukkan adanya hubungan positif resiliensi, antara lain : emosi positif,
secara sangat signifikan antara berpikir dukungan sosial, keberagamaan atau
positif dan resiliensi. Hal ini berarti spiritualitas.

126
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 9, No 1, 2021 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 115-131

Menurut Albrecht (1980) positif juga berarti mempercayai


berpikir positif adalah upaya untuk bahwa dirinya mampu untuk
memusatkan perhatian pada hal-hal melakukannya, dan menjauhkan dari
yang positif dan menggunakan bahasa, bayangan kegagalan. Mahasiswa yang
ucapan, dan kata yang positif untuk memiliki harapan yang positif ketika
membentuk pikiran, yang bisa dihadapkan dengan berbagai kesulitan,
melahirkan pikiran dan perasaan yang tantangan, hambatan dan tekanan pada
positif dalam diri individu. saat menyusun skripsi, akan yakin dan
Menurut Jatmika (2016) optimis (aspek inner strength) bahwa
berpikir positif adalah pendekatan dirinya akan mampu menghadapinya,
yang melihat tantangan dan masalah serta menganggap bahwa tantangan
yang ada dari sudut pandang yang dan kesulitan itu akan semakin
positif. Individu yang berpikir positif mendewasakan dirinya, baik secara
akan memaknai situasi yang tidak intelektual maupun kepribadian.
menyenangkan dengan cara pandang Selain itu Albrecht (1980) juga
yang lebih positif dan berusaha menyatakan bahwa mahasiswa yang
menghadapinya dengan cara yang memiliki kemampuan berpikir positif
baik, belajar untuk melihat sisi baik akan memiliki kemampuan beradaptasi
dari orang lain, memandang diri dan dengan kenyataan (reality
kemampuannya secara lebih positif. adaptation) yang diwujudkan dalam
Mahasiswa yang memiliki bentuk menerima kenyataan yang ada,
kemampuan berpikir positif menurut berusaha untuk menyesuaikan diri,
Albrecht (1980) akan memiliki menghindarkan diri dari penyesalan,
harapan yang positif, yaitu lebih frustasi, perasaan bersalah, bisa
memusatkan perhatian pada menerima masalah dan mencoba
keberhasilan, dan kemampuan mengatasinya dengan segala
mengantisipasi masalah serta konsekuensinya.
menghindarkan diri dari pikiran- Jika melihat hasil kategorisasi,
pikiran kegagalan. Harapan yang didapatkan bahwa kebanyakan subjek

127
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 9, No 1, 2021 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 115-131

penelitian memiliki kemampuan pendapat Jatmika (2016) yang


berpikir positif yang tinggi (61,3 %), menyampaikan bahwa dengan berpikir
sehingga dengan kemampuan ini maka positif akan mendukung individu
mahasiswa ketika dihadapkan dengan untuk lebih resilien di tengah
kenyataan bahwa menurut dosen tantangan yang muncul di luar dugaan.
pembimbing skripsi (DPS) masih Hal ini sesuai dengan temuan bahwa
banyak kekurangan dan kesalahan subjek penelitian memiliki
pada skripsi yang dibuatnya, dan kemampuan resiliensi yang baik (56 %
mengharuskan dirinya untuk dalam kategori sedang dan 44 % dalam
memperbaiki sesuai dengan tuntutan kategori tinggi).
DPS, tidak membuatnya kemudian Kesimpulan
mengalami penyesalan, frustasi, dan Dari hasil analisis data dapat
menyalahkan diri, tetapi akan segera disimpulkan adanya hubungan positif
menyesuaikan diri dengan tuntutan secara sangat signifikan antara
DPS, dan tetap berusaha mencoba kemampuan berpikir positif dan
menghadapinya. Hal ini kemampuan resiliensi pada mahasiswa
menggambarkan bahwa mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di
memiliki sifat mandiri dan program studi Psikologi UIN Sunan
bertanggung jawab, konsekuen atas Kalijaga. Semakin baik kemampuan
perilakunya, serta menerima berbagai berpikir positif pada mahasiswa
konsekuensi dari perilakunya. semakin tinggi/baik pula resiliensinya.
Adanya sikap mental atau mind- Adapun sumbangan efektif berpikir
set dari mahasiswa yang seperti di atas positif terhadap kemampuan resiliensi
dalam menghadapi tantangan dan sebesar 60,7 % (R Square : 0,607).
kesulitan, maka mahasiswa dapat Hal ini berarti ada 39,3 % yang
bertahan dan mampu melewati setiap merupakan faktor lain (selain berpikir
tekanan dan kesulitan yang ada, tanpa positif) yang mempengaruhi resiliensi,
harus disertai dengan stress berat atau di antaranya : dukungan sosial,
depresi. Hal ini selaras dengan

128
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 9, No 1, 2021 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 115-131

spiritualitas atau keberagamaan dan Albercht, B.F. 1980. Brain Power:


emosi positif. Learn to Improve Your
Thinking Skills. New Jersey :
Dengan melihat besarnya Prectice Hall Inc.Englewood
sumbangan kemampuan berpikir Cliffs.
positif terhadap resiliensi, maka dapat Alwi, H. 2002. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi ketiga. Jakarta:
disarankan kepada mahasiswa agar
Balai Pustaka.
senantiasa meningkatkan kemampuan
Arsaningtias, R.P. 2017. Analisis
berpikir positif ketika dihadapkan pada Faktor Stresor Yang
situasi yang penuh tekanan dan Berhubungan Dengan Stres
Mahasiswa Program Studi S1
tantangan, sehingga diharapkan
Yang Melaksanakan Skripsi Di
mahasiswa akan dapat melewati setiap Universitas Airlangga
situasi yang penuh tantangan dan Surabaya. Skripsi. Surabaya :
Fakultas Kedokteran
tekanan secara adaptif, tanpa Universitas Airlangga.
menimbulkan efek negatif, baik secara
Aulia, S dan Panjaitan, R.U. 2019.
fisik maupun psikologis Kesejahteraan Psikologis Dan
(psikosomatis). Sedangkan bagi Tingkat Stres Pada Mahasiswa
Tingkat Akhir. Jurnal
peneliti selanjutnya disarankan untuk Keperawatan Jiwa. 7 (2), 127-
melakukan penelitian dengan 134
menggunakan pendekatan yang lebih Creswell, J. W. 2010. Research
kompleks, yaitu dengan pendekatan Design: Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif dan Mixed (Third
mixed method, mengkaitkan resiliensi Edition). Yogyakarta: Pustaka
sebagai variabel tergantung dengan Pelajar.

variabel bebas lainnya, misal : Desmita. 2009. Psikologi


dukungan sosial, spiritualitas atau Perkembangan Peserta Didik.
Bandung: Rosdakarya Offset.
keberagamaan, emosi positif atau
regulasi emosi. Selain untuk peneliti Everal, R.D, Altrows, K.L, and
Paulson, B.L 2006. Creating a
selanjutnya disarankan juga untuk future: A study of resilience in
menggunakan subjek yang berbeda. suicidal female adolescents.

Kepustakaan

129
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 9, No 1, 2021 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 115-131

Journal of Counseling and Resilience between Indonesia


Development, 84 (4), 461-470 and Polish Students. Makalah.
Disampaikan dalam The
Grotberg, E. H. 2003. Resilience for International Conference on
Today : Gaining Strength from Psychology of Resilence yang
Adversity. United States of diselenggarakan pada tanggal
America: Praeger. 22 September 2011 di
Hudori, M. (2013). Peranan Mahasiswa Universitas Indonesia
Dalam Mewujudkan Wawasan Reivich, K. And Shatte, A. 2002. The
Multikultural di Lingkungan
Resilience Factor . New York :
Kampus. Makalah. Disampaikan
di Orientasi Multikultural
Random House, Inc.
Mahasiswa Lintas Agama Rifa’i, M.S. 2017. Hubungan
Provinsi Bengkulu pada tanggal 5- Kekuatan Akidah Dan
7 Mei 2014.
Resiliensi Pada Mahasiswa
Jatmika, D. 2016. Berpikir Positif: Yang Sedang Mengerjakan
Memaknai Tantangan Hidup Skripsi. Skripsi (tidak
Secara Positif. Buletin KPIN, 2 diterbitkan). Yogyakrta :
(13) Program Studi Psikologi
Universitas Islam Negeri Sunan
Khusniatun. 2014. Hubungan Antara Kalijaga.
Resiliensi Dan Prokrastinasi
Akademik Pada Mahasiswa Roellyana, S dan Listiyandini, R.A.
Program Studi Psikologi 2016. Peranan Optimisme
Fakultas Ilmu Sosial Dan terhadap Resiliensi pada
Humaniora Universitas Islam Mahasiswa Tingkat Akhir yang
Negeri Sunan Kalijaga Mengerjakan Skripsi. Makalah,
Yogyakarta. Skripsi (Tidak disampaikan dalam Konferensi
Diterbitkan). Yogyakarta : Nasional Peneliti Muda
Program Studi Psikologi Psikologi Indonesia , 1 (1), 29-
Universitas Islam Negeri Sunan 37
Kalijaga.
Rohmah, L. 2012. Hubungan Antara
Muniroh, S. M. 2010. Dinamika Berpikir Positif Dengan
Resiliensi Orang Tua Anak Kepatuhan Pada Aturan Studi
Autis. Jurnal Penelitian. 7 (2), Pada Santri di Pondok
1-9. Pesantren Putri Al-Amanah
Tambakberas Jombang. Skripsi
Natanael, B., Dziedzic, T., Tiatri, S., (tidak diterbitkan). Malang :
Sorokowski, P., Kartasasmita, Fakultas Psikologi Universitas
S. (2011). The Different of

130
Jurnal Psikologi Integratif
Vol 9, No 1, 2021 Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Halaman 115-131

Islam Negeri Maulana Malik


Ibrahim Malang
Triyana, M., Tuti, H., Nugraha, A. K.
2015. Hubungan Resiliensi dan
Stres dalam Menyusun Skripsi
pada Mahasiswa Program Studi
Psikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret.
Skripsi (Tidak Diterbitkan).
Surakarta: Program Studi
Psikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret.
Widuri, E. L. 2012. Regulasi Emosi
dan Resiliensi pada Mahasiswa
Tahun Pertama. Jurnal
Humanitas. 9 (2), 147-156.

131

You might also like