You are on page 1of 12

RINGKASAN MATA KULIAH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SISTEM PENGOLAHAN DATA ELEKTRONIK

OLEH : KELOMPOK 11
Nurul Islamiah R Kartika Adiputra A.A.Istri Dewi Rharasati 1115351140 0906305165 0906305167

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS UDAYANA 2011

SISTEM INPUT
SISTEM INPUT BERBASIS-KERTAS
Input ke dalam sistem akuntansi di sebagian sistem akuntansi didasarkan pada dokumen sumber yang diisi secara manual dengan tulisan tangan. Dokumen tersebut dikumpulkan dan dikirim ke operasi komputer untuk dicek apakah ada kesalahan dan untuk diproses. Persiapan dan Pengisian Dokumen Sumber Dokumen sumber seperti order penjualan disiapkan secara manual. Kesalahan yang mungkin terjadi pada tahap ini diminimalkan dengan merancang dokumen sumber yang baik dan mudah dipahami. Dokumen sumber yang telah terisi lengkap secara periodik dikumpulkan dan dikirim ke departemen pengolahan data untuk dimasukkan ke dalam sistem komputer. Pengiriman Dokumen Sumber ke Bagian Pengolahan Data Batch control total dan register data yang dikirimkan merupakan pengendalian dasar atas transfer data antara departemen pengguna dengan departemen pengolahan data. Tidak adanya atau tidak memadainya pengendalian atas data yang dipindahkan dari departemen pengguna ke departemen pengolahan data mengindikasikan adanya kelemahan yang cukup signifikan. Kelemahan ini merupakan peluang diselipkannya transaksi tidak legal atau transaksi curang ke dalam sistem pengolahan. Perhitungan dokumen merupakan salah satu bentuk pengendalian batch yang paling sederhana. Selain penghitungan dokumen atau record, batch total juga dapat dihitung untuk setiap field numeric yang ada di dalam file data orisinil. Total ini dapat digunakan di sepanjang siklus pengolahan data untuk memonitor kelengkapan pengolahan data. Kelompok entry data seharusnya tidak menerima data kecuali data tersebut disertai dengan formulir pengendalian dokumen input sebagai bukti dan referensi penyerahan data. Formulir pengendalian dokumen input harus diberi tanggal dan jam, dan batch harus dicek untuk memastikan bahwa btach tersebut lengkap dan sesuai dengan prosedur pengendalian.informasi di dalam formulir pengendalian dokumen input biasanya direkam ke dalam log transfer data (register) sebagai wujud pengendalian disposisi dan penggunaan data. Batch control total merupakan dasar dari proses tersebut. Key verification merupakan satu prosedur pengendalian yang berguna untuk mendeteksi kesalahan pengetikan. Kesalahan yang mungkin saja terjadi antara lain, salah ketik nomor rekening pelanggan karena karyawan mengetik huruf yang salah atau karyawan salah mengartikan karakter yang tertulis di dalam dokumen sumber. Teknik Program Editing Data. Pengeditan data bisa jadi diterapkan untuk setiap struktur data, karakter, field, record, dan file. Teknik editing yang paling mendasar berperan untuk

memastikan bahwa semua field data memuat hanya karakter yang valid. Sebagai contoh, data numerik mestinya hanya berisi data angka. Data alphabet mestinya tidak diisi dengan data numerik.

SISTEM INPUT TANPA KERTAS


Dalam sistem input tanpa kertas (paperless), sering disebut sistem input online, transaksi direkam langsung ke dalam jaringan komputer, dan kebutuhan untuk mengetikkan dokumen sumber dieliminasi. Sistem tanpa kertas menawarkan otomatisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem berbasis kertas. Salah satu masalah dengan sistem tanpa kertas adalah hilangnya peluang untuk melakukan pemisahan tugas dan hilangnya jejak audit. Dalam sistem berbasis-kertas, persiapan dokumen sumebr dan entry data biasanya dipisahkan, sama seperti yang terjadi dalam sistem manual. Pada sistem tanpa kertas, kedua fungsi tersebut dijalankan oleh orang yang sama, atau bahkan tidak ada keterlibatan manusia sama sekali. Hilangnya pengendalian internal dapat dikompensasi dengan menggunakan log transaksi. Log transaksi atau register transaksi dibuat dengan merekam semua input ke dalam file khusus yang secara otomatis memuat tanda (tag) untuk mengidentifikasi transaksi. Sistem Input Tanpa Kertas yang Memerlukan Intervensi Manusia Ada berbagai jenis sistem input tanpa kertas di mana pengguna memasukkan transaksi langsung ke dalam komputer. Sistem ini mencakup, sebagai contoh, sistem entry data manual online dan sistem identifikasi otomatis seperti sistem point-of-sales (POS). Dalam sistem entri data manual online, pengguna secara manual mengetikkan transaksi ke dalam sistem komputer. Transaksi di dalam sistem input tanpa kertas yang melibatkan intervensi manusia biasanya diproses melalui dua fase : (1) input data dan editing data, dan (2) pengiriman data ke sistem aplikasi host. Entri Data dan Editing Data. Program pengeditan data secara utuh pada sistem input tanpa kertas sering dijalnkan pada saat transaksi direkam ke dalam sistem. Sekali transaksi telah diterima oleh sistem, transaksi akan diproses segera ataupun pada suatu waktu nanti. Jika transaksi tersebut masih menunggu untuk diproses, maka tambahan editing data dapat dijalankan. Pengiriman Data ke Sistem Aplikasi Host. Dalam sistem tanpa kertas yang terpusat, transaksi biasanya diinputkan langsung ke dalam komputer pusat melalui terminal data. Dalam sistem yang terdesentralisasi dan terdistribusi, transaksi mungkin saja dimasukkan ke dalam salah satu komputer dan kemudian segera ditransfer ke komputer lain untuk diproses. Sistem Tanpa Kertas yang Tidak Memerlukan Intervensi Manusia Dalam beberapa sistem, pemrosesan transaksi dari awal sampai akhir tidak melibatkan intervensi manusia. Ini merupakan pengolahan transaksi yang sepenuhnya otomatis. Salah satu

aplikasi yang menggunakan teknologi ini adalah networked vending machine (NVM). Pompa bahan bakar POS merupakan salah satu contoh teknologi NVM. Aplikasi pengolahan transaksi yang sepenuhnya otomayis yang juga penting adalah electronic data interchange (EDI). Dengan EDI dan server database, order pembelian yang diterima dan order penjualan yang diterima dapat ditangani tanpa intervensi manusia.

SISTEM PEMROSESAN
SISTEM PEMROSESAN BERBASIS-KERTAS
Secara virtual, semua sistem berbasis-kertas dalam pengolahan atau pemrosesan transaksi biasanya berorientasi batch. Dalam sistem pemrosesan berorientasi batch, transaksi direkam ke dalam komputer secara per kelompok. Batch ini diproses secara periodik. Pemrosesan batch ekonomis jika ada banyak transaksi yang harus diproses. Sistem ini tepat dipakai jika file tidak perlu diperbarui segera setelah transaksi terjadi, dan laporan dibutuhkan hanya secara periodik. Kelemahan utama dari sistem pemrosesan batch adalah file dan laporan tidak up-to-date dalam rentang waktu antara suatu pemrosesan dengan pemrosesan berikutnya. Pemrosesan Batch dengan Memperbarui File Berurutan Banyak sistem yang berorientasi batch dan berbasis kertas yang menggunakan pemrosesan file berurutan untuk memperbarui master file. Pemrosesan di dalam sistem seperti itu biasanya mencakup beberapa tahap : 1. Mempersiapkan file transaksi : pertama, melakukan editing data dan validasi. Kemudian record di dalam file transaksi diurutkan sesuai urutan di dalam master file. 2. Memperbarui master file : record di dalam file transaksi dan master file (buku pembantu) dibaca satu demi satu, dicocokkan dan dituliskan ke satu master file baru untuk mencerminkan pembaruan sesuai dengan yang diinginkan. 3. Memperbarui buku besar. Buku besar diperbarui untuk mencerminkan perubahan di dalam master file. 4. Membuat laporan buku besar. Membuat neraca saldo dan laporan-laporan yang lain. Menyiapkan File Transaksi. Sekolompok dokumen diinputkan (1), diproses sehingga menghasilkan file transaksi (2), dan dicocokkan degan pengendalian batch (3) untuk memastikan bahwa tidak ada dokumen yang tidak diproses. File transaksi hasil proses disimpan dalam disk (4). File ini diproses dengan program edit (5) untuk mnyeleksi data sebelum pemrosesan lebih lanjut. Selain menyeleksi data, program edit (5) juga harus mengakumulasi batch control total data input setelah revisi. Hal ini penting karena data input dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu data yang baik data yang telah melewati program edit dan data yang ditolak.

File data transaksi yang telah diedit (6) diurutkan sesuai dengan urutan data di dalam master file (7) untuk memfasilitasi proses pencocokkan data yang diperlukan dalam upaya melakukan pemrosesan file berurutan yang efisien. Memperbarui Master File. Sekali data transaksi telah diedit dan diurutkan (8), data tersebut diproses ke master file yang ada (9) dengan menggunakan program aplikasi piutang dagang (10). Program pembaruan master file mem-posting detail transaksi piutang dagang ke master file piutang dagang. Master file yang baru (11) merupakan master file yang akan digunakan untuk membuat laporan dan informasi yang lain. Data transaksi (12) dan master file yang lama disimpan untuk pengendalian backup. Laporan pengendalian (13), yang dicetak setelah semua proses selesai, direkonsiliasi (14) dengan laporan batch control total yang dihasilkan oleh program editing. Control total dari kedua laporan ini harus direkonsiliasi juga dengan batch control total yang dibuat oleh pengguna, sebelum laoran yang dihasilkan dikirimkan ke pengguna. Laporan pengendalian (13) biasanya mencakup satu daftar rincian transaksi yang diproses ke master file. Master file yang lama dan file transaksi harus disimpan untuk backup (15). Memperbarui Buku Besar. Setiap organisasi harus memiliki sistem akuntansi buku besar. Data harus dikumpulkan, dicatat, dikelompokkan, dan dimasukkan ke dalam catatan yang sesuai untuk memudahkan pembuatan laporan keungan. Sistem buku besar merupakan batu penjuru dari sistem akuntansi. Ada dua aspek utama pada operasi sistem buku besar yang etrkompterisasi. Aspek pertama adalah pemrosesan langsung program buku besar, yang biasanya dijalnkan sekali dalam sebulan. Aspek kedua adalah pemrosesan pada sistem aplikasi komputer yang lain untuk menyediakan input bagi sistem buku besar. Memperbarui File Buku Besar. Ayat jurnal diterbitkan oleh departemen buku besar. Ayat jurnal digunakan untuk membuat file ayat jurnal (file transaksi). File ini diedit dengan program untuk mengecek kelayakan jurnal dan nomor rekening dan untuk menentukan apakah rekening tersebut sudah benar terkait dengan jenis jurnal tersebut. Data yang tidak valid dilaporkan sebagai perkecualian dan dikembalikan ke sumber semula untuk dibetulkan dan diinputkan ulang ke dalam sistem. File ayat jurnal yang telah diedit akan diurutkan dan disusun untuk menghasilkan berbagai bentuk laporan. Ayat jurnal dalam urutan tertentu Ayat jurnal dalam rekening umum Buku besar per nomor rekening Ringkasan buku besar Neraca saldo Selain laporan keuangan dan jadwal, laporan sistem buku besar akan mencakup kelima item berikut ini :

Pemrosesan Batch dengan Memperbarui File Akses-Acak Pemrosesan batch juga dapat dilakukan dengan pembaruan akses-acak. Pada banyak sistem-khususnya sistem akuntansi berorientasi sistem manajemen database, dan bukannya sistem akuntansi yang berorientasi file-indeks dibuat untuk file buku pembantu maupun file buku besar. Indeks memungkinkan pengguna mengakses suatu rekening dengan cepat. Pembaruan dengan file akses-acak lebih sederhana dibandingkan pembaruan akses-berurutan. Pembaruan akses-acak tidak memerlukan urutan file transaksi dengan urutan yang sama seperti urutan data di dalam transfer file, juga tidak perlu membuat file file master baru. Ilustrasi Pemrosesan Batch dengan Memperbarui File Akses-Acak Aplikasi Faktur Baru. Aplikasi ini menyimpan file piutang dagang. Faktur baru diposting secara periodik ke dalam file piutang dagang. File pengendalian diperbarui untuk dapat merefleksikan adanya tambahan faktur baru ke dalam file piutang dagang.laporan ringkasan pengendalian dibuat, dikaji ulang, dan disetujui oleh manajemen sebelum menjalankan pengolahan bukti penerimaan kas harian. Pemrosesan Bukti Penerimaan Kas. Pembayaran pelanggan diterima di dalam satu kotak pos khusus. Pendekatan ini memisahkan penerimaan cek dari surat-surat yang lain dan meminimalkan jumlah karyawan yang harus menangani cek pada saat cek tersebut diterima. Pada saat cek dibawa dari Kantor Pos, cek diserahkan ke bagian pengendalian, karyawan di bagian tersebut member cap pada cek tersebut. Karyawan menjumlahkan seluruh cek yang diterima dengan mesin penjumlah dan membuat slip setoran. Pada saat cek disetorkan ke bank, slip setoran yang telah divalidasi oleh bank dan tape dari mesin penjumlah diarsip untuk nantinya direkonsiliasi dalam laporan ringkasan kas. Demi kemudahan penanganan, pengendalian dan rekonsiliasi, cek dikelompokkan dengan jumlah maksimal 30 cek dalam setiap kelompok. Aplikasi keamanan, yang mengendalikan akses ke seluruh aplikasi, mengecek apakah operator tersebut memang pengguna yang berwenang untuk mengakses sistem dan karyawan tersebut memang memiliki hak untuk mengakses transaksi yang dia minta. Operator terminal memasukkan data nomor faktur dan jumlah cek dari bukti dan jumlah cek pembayaran baris demi baris, sebanyak yang dapat ditampilkan dalam layar monitor. Jika pembayaran direkam atas catatan faktur yang belum lunas di dalam file piutang dagang, record faktur akan diperbarui untuk merefleksikan tanggal pembayaran, kode aktivitas, dan sistem akan menghasilkan nomor cek secara unit. Operator terminal dibatasi dengan pengendalian aplikasi oleh sistem untuk menerapkan bukti pembayaran kas hanya untuk satu rekening pelanggan. Semua bukti pembayaran cek dalam batch harus diaplikasikan ke rekening pelanggan, kecuali untuk cek yang salah kirim. System balanching, semua aktivitas pembayaran kas di-log di dalam file aktivitas untuk menyediakan jejak audit atas semua transaksi kas yang telah diproses. Setelah sekelompok cek dibebankan pada rekening pelanggan yang sesuai, sistem akan memperbarui nilai dollar sekelompok cek tersebut dalam file ringkasan bank. Setiap hari, setelah aplikasi piutang dagang

selesai dijalankan, sistem piutang dagang akan mencetak sebuah laporan ringkasan kas dari file ringkasan bank. Setiap hari, file aktivitas diringkas dan dibandingkan dengan total di dalam file ringkasan bank. File aktivitas dibandingkan dengan file ringkasan bank untuk memastikan bahwa semua kas yang telah disetorkan telah dicatat dalam file aktivitas. Laporan bank diterima setiap bulan dan direkonsiliasi dengan laporan yang dibuat dari file ringkasan bank.

SISTEM PEMROSESAN TANPA KERTAS


Pemrosesan batch maupun real-time dapat digunakan dalam sistem pemrosesan tanpa kertas. Pada pemrosesan real-time, kadang kala disebut pemrosesan real-time online, transaksi diproses pada saat transaksi itu ddiinputkan ke dalam sistem. Baik pemrosesan batch maupun real-time akan didiskusikan dalam konteks sistem pemrosesan tanpa kertas. Pemrosesan Batch dalam Sistem Pemrosesan Tanpa Kertas Pemrosesan batch dalam sistem tanpa kertas serupa dengan pemrosesan batch dalam sistem basis-kertas. Perbedaan utama adalah ayat jurnal diganti dengan ekuivalen elektroniknya, dan buku besar diperbarui secara otomatis pada saat dijalankan secara periodik. Pembaruan file berurutan maupun akses-acak dapat digunakan. Pemrosesan Real-time dalam Sistem Pemrosesan Tanpa Kertas Manfaat utama sistem tanpa kertas adalah menungkinkan pemrosesan dijalankan real-time. Sistem real-time online (OLRS) memproses transaksi langsung stelah transaksi diinputkan ke dalam sistem dan dapat langsung menghsilkan output untuk pengguna. Transaksi tidak diakumulasi per kelompok, tetapi pada saat mereka diinputkan, transaksi langsung digunakan untuk memperbarui master file dengan menggunakan pembaruan file akses-acak. Tipe Pemrosesan pada OLRS. Ada banyak jenis pemrosesan real-time dalam OLRS. Para pengguna pada sistem respons/inquiry, tidak menginput data untuk pemrosesan, mereka hanya meminta informasi. Para pengguna pada sistem entri data, berinteraksi secara aktif dengan data input. Data disimpan oleh OLRS, tetapi diproses secara periodik, sekelompok demi sekelompok. Pengguna pada sistem pemrosesan file juga secara aktif berinteraksi dengan data input, sebagaimana yang mereka lakukan di dalam sistem data entry. Perbedaan sistem pemrosesan file dengan sistem data entry adalah sistem pemrosesan file satu langkah lebih jauh dan langsung memproses ke dalam master file yang relevan. Pada sistem pemrosesan penuh, atau sistem pemrosesan transaksi, pengguna juga berinteraksi secara aktif dengan input. Perbedaan sistem pemrosesan penuh dengan sistem pemrosesan file adalah sistem pemrosesan penuh satu tahap lebih jauh dengan menyelesaikan seluruh transaksi pada saat transaksi diinputkan ke dalam sistem.

Tingkat Ekonomis OLRS. Banyak dari atribut OLRS, seperti pemrosesan transaksi secara langsung dan respons yang cepat dari terhadap inquiry, merupakan kelebihan OLRS dibandingkan dengan sistem pemrosesan batnch. Dalam banyak situasi, diperlukan OLRS. Sistem reservasi online, pengendalian persediaan dalam toko eceran dan file rekening konsumen di sebuah bank merupakan contoh sistem yang lazim menerapkan OLRS. Kekurangan OLRS dibandingkan dengan sistem batch adalah biaya penerapan yang sangat tinggi dan operasi sistem yang cukup rumit. OLRS secara khusus lebih sensitif terhadap kesalahan perangkat keras dan perangkat lunak, juga lebih rentan terhadap kesalahan pemrosesan sebagai akibat adanya kesalahan atau kecurangan input data. Pengendalian terhadap pemrosesan transaski harus lebih digiatkan di dalamn OLRS dibandingkan di dalam sistem batch. File sistem aplikasi diintegrasi dan transaksi direkam langsung oleh pengguna melalui terminal jaringan (terminal POS) atau PC yang terdapat di berbagai lokasi yang berbeda untuk dapat segera diproses.

SISTEM PENJUALAN REAL-TIME


Sistem penjualan real-time menggunakan teknologi informasi kontemporer untuk memaksimumkan kinerja sistem. Dalam sistem penjualan real time, order pembelian atas item persediaan dibuat atas dasar tarikan permintaan, bukan atas dasar dorongan untuk mengisi level persediaan secara berkala dalam interval waktu tertentu (seperti bulanan atau mingguan). Sistem penjualan real-time merupakan sentral straegi dari bersaing sebagian besar pengecer besar seperti Sears, Wal-Mart, dan J.C.Penney. sistem ini juga merupakan pusat strategi bersaing bagi para pemasok perusahaan eceran, seperti Levi, Haggar, dan Wrangler (semua pemasok dengan merek terkenal terkait dengan pakaian laki-laiki). Sebagian besar pemasok pengecer besar juga mengoperasikan sistem penjualan. Diperlukan tingkat kerja sama yang tinggi antarmitra dagang untuk mengimplementasikan sistem penjualan real-time. Perusahaan, pemasok, dan pembeli sering terlibat dalam kesepakatan kerja sama dagang tanpa persaingan. Dalam beberapa kasus, pelanggan dan pemasok mengkoordinasikan jadwal produksi mereka sehingga produk dapat diproduksi just in time. Sebelum sistem real-time, mitra dagang biasanya bekerja sama secara objektif , saling berbagi sedikit informasi yang dibutuhkan untuk membuat kesepakatan. Pengembangan sikap saling percaya antarmitra dagang penting demi terciptanya sistem penjualan eceran real-time. Perusahaan eceran harus percaya kepada pemasok karena perusahaan akan memberikan data kepada pemasok melalui terminal POS. Komponen Sistem Penjualan Real-Time 1. Sistem POS (Point-of-Sales) UPC (uniform product code) bar code yang di-scan oleh teknologi POS di counter checkout suatu toko eceran merupakan titik awal dari serangkaian kejadian yang akan berakhir pada

saat item yang tepat dengan cepat kembali dimasukkan ke dalam persediaan sehingga persediaan baru tersebut dapat dijual kembali. 2. Teknologi Bar-coding Identifikasi input penjualan secara otomatis merupakan satu hal yang esensial bagi sistem real-time; oleh karena itu, barcode yang dapat dibaca oleh mesin dan teknologi scanner menjadi komponen kritis dari sistem penjualan eceran yang real-time. 3. Sistem pemesanan EDI EDI merupakan pertukaran dokumen bisnis langsung dari komputer ke komputer melalui jaringan komunikasi. Hubungan EDI dengan sistem komputer pengecer dan sistem komputer pemasok memungkinkan terjadinya pembuatan dan pemrosesan order pembelian secara instan sehingga memfasilitasi pengiriman barang yang cepat. Pemrosesan Transaksi pada Sistem Penjualan Real-Time 1. Mengirim Katalog Elektronik ke Pelanggan Pelanggan secara berkala dikirimi katalog elektronik (melalui EDI) yang memuat produk yang ditawarkan pemasok. 2. Memperkirakan Pesanan Penjualan Pelanggan Dalam banyak kasus, perusahaan akan menganalisis tren penjualan pelanggan dan memprediksi kebutuhan di masa yang akan datang. 3. Menerima Pesanan dan Menerjemahkan Pesanan yang Diterima Pemrosesan pesanan EDI yang diterima dari pelanggan melibatkan beberapa fase, seperti : Penerimaan pesanan secara fisik : pesanan dapat berupa pesan e-mail melalui sistem mail internal perusahaan atau melalui sistem EDI (mail pihak ketiga). Validasi, deskripsi, dan pengecekan keaslian : entah bagaimana caranya pesanan diterima, pesanan tersebut harus divalidasi, didekripsi, dan dicek keasliannya. Sekalipun pesanan tersebut dienkripsi, amplop elektronik pesanan kemungkinan tidak dienkripsi.
4. Mengirim Surat Pemberitahuan Bahwa Pesanan Telah Diterima

Berikutnya, perusahaan mengirim sebuah surat pemberitahuan kepada pengirim pesan. Surat pemberitahuan transmisi hanya memuat infromasi bahwa pesan telah diterima. 5. Mengirim Informasi Pesanan ke Gudang atau ke Proses Produksi Informasi barang yang dipesan dikirim ke bagian produksi atau ke gudang untuk diproses lebih lanjut. 6. Membuat dan Mengirim Pemberitahuan Bahwa Barang Telah Dikirim Pemberitahuan bahwa barang yang dipesan pelanggan dikirim berguna agar konsumen tahu tanggal kapan barang yang dipesan akan diterima. 7. Mengirim Barang Departemen pengiriman barang akan men-scan item persediaan saat persediaan tersebut dikemas.

Pertimbangan Khusus Pengendalian Internal Ada pengendalian internal tertentu yang terkait dengan sistem penjualan real-time. Pertama, order pelanggan dapat diproses tanpa campur tangan dan otorisasi manusia. Akibatnya, pelanggan dapat membuat sendiri order penjualan karena order penjualan dihasilkan secara otomatis pada saat order pembelian EDI yang valid diterima oleh sistem. Kedua, pemisahan tugas ala-tradisonal benar-benar tidak dapat diterapkan. Komputer menangani transaksi dari awal sampai akhir. Terakhir, banyak dokumen tradisional dieliminasi dalam sistem berbasis- EDI.

SISTEM OUTPUT
Sistem output dapat berbasis-kertas, tanpa kertas, atau kombinasi antara keduanya. Sistem yang berorientasi batch dan berbasis-kertas dengan pemrosesan file berurutan biasanya menghasilkan banyak output. Di sisi lain, sistem tanpa kertas yang online dan real-time cenderung menghasilkan hanya sedikit output. Sistem semacam ini penting di perusahaan besar karena akan sangat tidak praktis bagi perusahaan besar untuk mencetak ratusan atau bahkan ribuan record. Pengendalian output dirancang untuk mengecek apakah hasil proses merupakan output yang valid dan apakah output didistribusikan dengan benar. Laporan harus dikaji ulang oleh supervisor di dalam departemen pengguna untuk mngecek kewajaran dan kualitas laporan jika dibandingkan dengan laporan periode lalu. Kelompok pengendalian EDP yang terpisah sering dibentuk untuk memonitor operasi EDP. Kelompok pengendalian EDP ini biasanya merupakan bagian dari fungsi audit internal. Harus dibuat satu prosedur untuk memastikan bahwa semua kesalahan dalam sistem dilaporkan ke kelompok tersebut.

Peranan Sistem Pengolahan Data Elektronik Dalam Menunjang Pelaksanaan Prosedur Pelayanan Automated Teller Machine (Atm) Sistem pengolahan data elektronik adalah serangkaian kegiatan dengan menggunakan komputer yang mengubah informasi yang masih mentah menjadi informasi yang sesuai dengan tujuannya. Rangkaian kegiatan tesebut terdiri dari proses pemasukan, penyimpanan, pengolahan, menghasilkan keluaran dan pengendalian. Manfaat yang akan diperoleh menajamen dari sistem pengolahan data elektronik adalah adanya fungsi pengumpulan data, fungsi manifulasi data yang berupa klsifikasi data, penyusunan data, transfer data, perhitungan data, dan pengikhtisaran data, fungsi penyimpanan data, dan persiapan laporan data. Walaupun manfaat tersebut terdapat juga di dalam sistem pengolahan data manual, akan tetapi dalam sistem pengolahan data elektronik fungsi-fungsi diatas akan menjadi lebih cepat, akurat, serta dapat lebih dijamin keandalannya. Dengan adanya kelebihan-kelebihan yang ada dalam sistem pengolahan data elektronik apabila dikaitkan dengan pelaksanaan prosedur pelayanan ATM, maka sistem pengolahan data elektronik sangat menunjang kegiatanm pelayanan ATM sebagaimana pendapat Nugroho bahwa ATM berkomunikasi dengan pusat komputer dan menangani transaksi ke bank yang sesuai dengan jenis transaksi yang dibutuhkan nasabah. Stephen Liestyo dalam makalahnya menjelaskan bahwa prinsip kerja mesin ATM hanya menyampaikan pesan (pass through request) nasabah ke sistem komputer bank bersangkutan. www.kompas.co.id Dari pengertian tersebut ATM tidak dapat menyimpan data nasabah, melainkan diteruskan ke sistem komputer bank atau sistem pengolah data elektronik perbankan. Sistem pengolahan data elektronik di dalam memproses data khususnya transaksi ATM hanya memerlulan waktu yang relatif singkat, karena komputer dapat memperoses ratusan transaksi dalam suatu waktu tertentu, sehingga dengan sistem pengolahan data elektronik terdapat penghematan waktu yang mengakibatkan terjadinya peningkatan efesiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Sistem pengolahan data elektronik tidak hanya dapat melakukan perhitungan-perhitungan dengan kecepatan tinggi, tetapi juga merupakan proses yang sangat akurat, sehingga dengan demikian kekayaan dan catatan organisasi khususunya data transaksi nasabah akan lebih terjaga keandalannya. Dengan sistem pengolahan data elektronik dapat lebih memudahkan proses pelayanan di ATM. Dengan timbulnya permasalahan dalam masyarakat maju yang semakin sedikit memiliki waktu luang serta permasalahan yang kompleks, maka menuntut bank untuk memberikan pelayanan yang dapat memudahkan nasabah dalam bertransaksi. Oleh karena itu, bank memberikan layanan ATM sebagai peningkatan dari pelayanan yang diberikan oleh bank kepada nasabahnya.

Waktu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pengolahan data, maka harus digunakan suatu alat untuk mempercepat jalannya proses beserta staf yang mampu melaksanakan seluruh prosedur dalam rangka pengolahan data untuk menunjang pelaksanaan prosedur pelayanan ATM. Pengolahan data di sini yaitu dengan menggunakan perangkat komputer yang memiliki kemampuan yang berbeda dengan kemampuan manusia. Manfaat yang diperoleh dengan digunakannya komputer ini selain disebut di atas adalah efisiensi operasional yang dapat memproses transaksi dengan kecepatan tinggi tetapi tidak terlalu memboroskan sumber daya, sehingga biaya dapat ditekan dibandingkan jika transaksi diolah dengan sistem manual. Perkembangan perbankan yang semakin pesat menjadikan konsep pengolahan data elektronik mempunyai peranan penting dalam dunia perusahaan. Hal tersebut dikarenakan aktivitas dari perusahaan sudah semakin luas dan kompleks. Mengenai perlunya pengolahan data elektronik karena bertambah luasnya ruang lingkup perusahaan, seperti yang dikemukakan oleh La Midjan dan Azhar Susanto, dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi I memberikan pernyataan sebagai berikut : Dengan mesin komputer dapat diolah secara elektronik (elektronic data processing) berdasarkan berbagai data yang diolah untuk kemudian disajikan dalam bentuk berbagai informasi yang diperlukan. (La Midjan dan Azhar Susanto, 1999, 97)

You might also like