You are on page 1of 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN

Kelompok IV

Anggota : 1. Febriansyah
2. Febi Melani E
3. Efwita Astria
4. Lusia Monalisa

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2009
F. Data pengamatan

Titik didih (0C) pada penambahan zat terlaut


Sistem
1 2 3 4 5
Kloroform murni 610C
Kloroform + Aseton 670C 710C 760C 870C 960C
0
Aseton murni 62 C
Aseton + Kloroform 660C 770C 800C 840C 890C

SISTEM Kloroform murni Aseton murni


Tekanan uap 293 mmHg 344,5 mmHg
kb 1,72

G. Perhitungan

Diketahui :
Mr aseton : 58 g/mol ⍴ aseton : 0,784 g/ml P0 aseton : 344,5
mmHg
Mr kloroform : 119,5 g/mol ⍴ kloroform : 1,464 g/ml P0 kloroform : 293 mmHg

I. Kloroform + Aseton

► 10 ml kloroform murni

Massa = ⍴ . v

= 1,464 g/ml . 10 ml = 14,64 g

Mol = =0,122 mol

● Penambahan 2 ml aseton

Massa aseton = ⍴ . v

= 0,784 g/ml . 2 ml = 1,568 g

gr 1,568 g
Mol aseton = = 58 g / mol = 0,02 mol
mr

Mol kloroform = 0,122 mol


0,02
X aseton = = 0,02  0,122 = 0,14 mol

X kloroform = 1 - X aseton

= 1 – 0,859 = 0,822 mol

P aseton = X . P0 aseton

= 0,822 mol . 344,5 mmHg = 48,23 mmHg

P kloroform = X . P0 kloroform

= 0,859 . 293 mmHg = 251,6 mmHg

P total = P aseton + P kloroform

= 48,23 mmHg + 251,6 mmHg = 299,83 mmHg

● Penambahan 4 ml aseton

Massa aseton = ⍴.v

= 0,784 g/ml . 4 ml = 3,136 g

gr 3,316 g
Mol aseton = mr  58 g / mol  0,05mol

0,05
X aseton = 0,05  0,122  0.22mol

X kloroform = 1 – 0,22 = 0,78 mol

P aseton = X . P0 aseton

= 0,22 . 344.5 mmHg = 75,79 mmHg

P kloroform = X . P0 kloroform

= 0,78 . 293 mmHg = 228,54 mmHg

P total = 75,79 mmHg + 228,54 mmHg = 304,33 mmHg

● Penambahan 6 ml aseton

Massa = ⍴ . v

= 0,784 g/ml . 6 ml = 4,704 g


gr 4,704 g
Mol =   0,08 mol
mr 58 g / mol

0,08
X aseton = 0,08  0,122  0,39 mol

X kloroform = 1 – 0,39 = 0,61

P aseton = X . P0 aseton

= 0,39 . 344,5 mmHg = 134,355 mmHg

P kloroform = X . P0 kloroform

= 0,61 . 293 mmHg = 178,73 mmHg

P total = 134,355 mmHg + 178,73 mmHg = 313,085 mmHg

● Penambahan 8 ml aseton

Massa = ⍴ . v

= 0,784 g/ml . 8 ml = 6,27 g

gr 6,27 g
Mol =   0,108 mol
mr 58 g / mr

0,108
X aseton = 0,108  0,122 = 0,46 mol

X kloroform = 1 – 0,468= 0,54 mol

P aseton = X . P0 aseton

= 0,46 . 344,5 mmHg = 158,47 mmHg

P kloroform = X . P0 kloroform

= 0,54 . 293 mmHg = 158,22 mmHg

P total = 158,47 mmHg + 158,22 mmHg = 316,69 mmHg

● Penambahan 10 ml aseton

Massa = ⍴ . v

= 0,784 g/ml . 10 ml = 7,84 g

gr 7,84 g
Mol = gr / mol  58 g / mol  0,135 mol

0,135
X aseton = 0,135  0,122 = 0,525 mol
X kloroform = 1 – 0, 525 = 0,475

P aseton = X . P0 aseton

= 0,525 . 344,5 mmHg = 180,86 mmHg

P kloroform = X . P0 kloroform

= 0,475 . 293 mmHg = 139,175 mmHg

P total = 180,86 mmHg + 139,175 mmHg = 320,035 mmHg

II. Aseton + Kloroform

► 10 ml Aseton murni

Massa aseton = ⍴.v

= 0,784 g/ml . 10 ml = 7,84 g

7,84 g
Mol aseton = 58 g / mol = 0,135 mol

● Penambahan 2 ml koloroform

Massa = ⍴.v

= 1,464 g/ml . 2 ml = 2,928 g

2,928 g
Mol = 119,5 g / mol = 0,02 mol

0,02
X kloroform = 0,02  0,135  0,12 mol

P kloroform = X . P0 kloroform

= 0,12. 293 mmHg = 35,16 mmHg

X aseton = 1 – 0,12 = 0,88 mol

P aseton = X . P0 aseton

= 0,88 . 344,5 mmHg = 303,16 mmHg

P total = 35,16 mmHg + 303,16 mmHg = 338,32 mmHg

● Penambahan 4 ml koloroform

Massa = ⍴.v

= 1,464 g/ml . 4 ml = 5,856g


5,856 g
Mol = 119,5 g / mol = 0.049 mol

0,049
X kloroform = 0,049  0,135  0,26 mol

P kloroform = X . P0 kloroform

= 0,26 . 293 mmHg = 76,18 mmHg

X aseton = 1 – 0,26 = 0,74

P aseton = X . P0 aseton

= 0,74 . 344,5 mmHg = 254,93 mmHg

P total = 76,18 mmHg + 254,93 mmHg = 331,11 mmHg

● Penambahan 6 ml koloroform

Massa = ⍴.v

= 1,464 g/ml . 6 ml = 8,78 g

8,78 g
Mol = 119,5 g / mol = 0.07 mol

0,07
X kloroform = 0,07  0,135  0,28 mol

P kloroform = X . P0 kloroform

= 0,28. 293 mmHg = 82,04 mmHg

X aseton = 1 – 0,28 = 0,72 mol

P aseton = X . P0 aseton

= 0,72 . 344,5 mmHg = 248,04 mmHg

P total = 82,04 mmHg + 248,04 mmHg = 330,08 mmHg

● Penambahan 8 ml koloroform

Massa = ⍴.v

= 1,464 g/ml . 8 ml = 11,71 g

11,71g
Mol = 119,5 g / mol = 0,097 mol

0,097
X kloroform = 0,097  0,135  0,412 mol
P kloroform = X . P0 kloroform

= 0,412 . 293 mmHg = 120,716 mmHg

X aseton = 1 – 0,412 = 0,588 mol

P aseton = X . P0 aseton

= 0,588 . 344,5 mmHg = 202,5 mmHg

P total = 120,716 mmHg + 202,5 mmHg = 323,26 mmHg

● Penambahan 10 ml koloroform

Massa = ⍴.v

= 1,464 g/ml . 10 ml = 14,64 g

14,64 g
Mol = 58 g / mol = 0,122 mol

0,122
X kloroform = 0,122  0,135  0,47 mol

P kloroform = X . P0 kloroform

= 0,47 . 293 mmHg = 137,71 mmHg

X aseton = 1 – 0,47 = 0,53

P aseton = X . P0 aseton

= 0,53 . 344,5 mmHg = 182,585 mmHg

P total = 137,71 mmHg + 182,585 mmHg = 320,295 mmHg

H. Grafik
Grafik Hubungan Fraksi Mol Aseton dengan Titik
Didih Aseton + Kloroform

120
Titik Didih Larutan

100
80
60 Series1
40
20
0
0,14 0,22 0,39 0,46 0,257
Fraksi Mol Aseton

Grafik Hubungan Fraksi Mol Kloroform dengan Titik


Didih Aseton + Kloroform

120
Titik Didih Larutan

100
80
60 Series1
40
20
0
0,859 0,78 0,61 0,54 0,743
Fraksi Mol Kloroform
Grafik Hubungan Fraksi Mol Aseton dengan Titik
Didih Kloroform + Aseton

100
Titik Didih Larutan

80

60
Series1
40

20

0
0,88 0,74 0,72 0,588 0,53
Fraksi Mol Aseton

Grafik Hubungan Fraksi Mol Kloroform dengan Titik


Didih Kloroform + Aseton

100
90
80
70
60
50 Series1
40
30
20
10
0
0,12 0,26 0,28 0,412 0,47

F. Pembahasan

Pada praktikum Kenaikkan titik didih larutan,kita dapat mengetahui kenaikkan titik
didih larutan berdasarkan jenis dan jumlah zat terlarut. Dan dapat melihat apakah larutan
tersebut merupakan larutan ideal atau tidak. Pada percobaan akan dilihat kenaikkan titikdidih
kloroform dengan penambahan aseton .Dan kenaikkan titik didh aseton dengan penambahan
kloroform.
Dari percobaan penambahan aseton pada kloroform didapatkan bahwa titik didih
larutan akan semakin bertambah jika volume aseton bertambah. Disini dapat dilihat bahwa
titik didih akan bertambah jika ditambahkan larutan lain kedalam larutan awal. Dan semakin
banyak komposisi larutan yang ditambahkan maka akan semakin tinggi titik didih larutan. Hal
ini disebabkan karena adanya interaksi antara partikel kedua larutan,sehingga dibutuhkan
energi yang lebih besar untuk mendidih. Dan juga disebabkan karena adanya ikatan hidrogen
antara zata terlarut dan pelarut.

Kemudian dari data yang didapatkan, dapat dicari tekanan uap masing-masing
larutan. Didapatkan tekanan uap jenuh setiap larutan dengan penambahan aseton atau
kloroform lebih kecil daripada tekanan uap jenuh larutan murninya masing-masing. Hal ini
disebabkan karena bila dua buah cairan bercampur maka ruang diatasnya akan berisi uap
kedua larutan. Karena permukaan larutan terdapat dua jenis zat maka peluang komponen
setiap zat untuk menguap semakin sedikit sehingga tekanan uapnya semakin rendah.

Dari grafik yang telah dibuat didapatkan bahwa campuran antara kloroform dan
aseton bukanlah merupakan larutan ideal. Krena dalam campuran tersebut terdapat perbedaan
interaksi antara partikel sejenis dengan yang tidak sejenis. Dalam campuran kloroform dan
aseton daya tarik antara partikel zat erlarut dengan partikel pelarut lebih besar dibanding daya
tarik antar partikel masing –masing larutan. Hal ini disebabkan karena danya gaya hidrogen
antar kedua molekul. Maka hal ini yang menyebabkan kedua komponen lebih sulit menjadi
uap dibandingkan dalam keadaan murni Dengan kata tekanan uap campuran lebih kecil
daripada tekanan uap larutan ideal sehingga disebut dengan penyimpangan negatif dari
hukum Roult.

G. Kesimpulan

Dari praktikum yang dilakukan dapat diambil kesimpulan yaitu sebagai berikut:

 Titik didih suatu larutan akan bertambah jika ditambahkan suatu zat kedalam larutan
tersebut

 Kenaikkan titik didih disebabkan karena adanya ikatan hidrogen antara zat terlarut
dengan pelarut

 Tekanan uap campuran lebih rendah dari tekanan uap murni

 Larutan kloroform dengan aseton bukan merupakan larutan ideal

 Larutan kloroform dengan aseton merupakan penyimpangan negatif dari hukum


Roult
H. Pertanyaan Akhir

Tentukan sifat campuran dalam percobaan ini ,apakah merupakan larutan ideal ? Jelaskan ?
Kalau larutan tersebut tida ideal penyimpangan mana yang terjadi?

Jawaban

Sifat campuran antara kloroform dengan aseton merupakan larutan tidak ideal karena dalam
larutan tersebut terjadi interaksi antara zat terlarut dan pelarutnya. Antara zat terlarut dengan
zat pelarutnya terjadi ikatan hidrogen sehingga susah untuk menghasilkan uap, dengan kata
lain tekanan uap campuran lebih kecil daripada tekanan uap larutan ideal. Karena larutan
ideal mengikuti hukum Roult maka campuran kloroform dengan aseton terjadi penyimpangan
negatif hukum Roult.

G. Daftar Pustaka

Atkins, P.W.1994.Kimia Fisika jilid I.Jakarta:Erlangga

Syukri S. 1999.Kimia Dasar 2.Bandung :ITB

Tim Kimia Fisika. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Fisika 1. Padang :FMIPA UNP
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I

Bilangan Oksidasi Nitrogen

Oleh :

Febriansyah (01997/’08)

Kelompok VIII

Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.

Dosen : 1.
2.
3.
Asisten : 1.
2.
3.

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2009

You might also like