REKAYASA PONDASI

STABILITAS LERENG

BAGAN ALIR BAHASAN

PONDASI
DANGKAL

POKOK
BAHASAN
1.

(5)

STABILITAS
LERENG
(2)
PONDASI
DALAM

(6)
KEKUATAN
GESER
TANAH
(1)

DINDING
PENAHAN
TANAH
(3)

2.

3.

4.

TURAP
(4)

5.

6.

Keruntuhan dan
Kelongsoran
Plan Failure
Circularly
Cylindrical
Failure
Kelongsoran
Short Term dan
Long Term
Kekuatan
Mekanis Tanah
Mohr Coulomb
Method
Perhitungan
Stabilitas Lereng
Timbunan di
atas Lapisan
Lunak
Metode Statistik
dan Finite
Element

1. KERUNTUHAN DAN KELONGSORAN

Suatu muka tanah yang terbuka dan dengan kemiringan tertentu disebut
sebagai:
UNRESTRAINED SLOPE ( TALUD TANPA PENAHAN)
Apabila muka tanah tidak datar maka:
komponen gravitasi dari tanah akan cenderung menggerakkan
tanah ke bawah (Gambar 1), bahkan sampai memungkinkan terjadinya
kelongsoran
Untuk mengecek stabilitas talud suatu timbunan atau galian diperlukan
proses yang dinamakan:
SLOPE STABILITY ANALYSIS
(ANALISA STABILITAS TALUD)

A.

Slope failure in homogeneous

material. Circular arc.
1. Slide whally on slope
2. Surface of rupture intersect
toe of slope

C. Base
failure
in
homogeneous
material.
Slip circle tangent to firm
base, center on vertical
bisect or of slope

Gambar 1a. Some varieties of slides

B. Slope failure in non homogeneous

material.
Surface of rupture
follows dipping weak bed

D. Base failure in non homogeneous

material.
Surface of rupture
follows bed of very soft clay

E. Slide beneath side hill

fill. Slip controlled by
weak soil on which fill
was palced

G. Failure of
embankment. Gravel
counterweight on left
side prevent slide

Gambar 1b. Some varieties of slides

F. Failure within a side

hill fill

H. Slide in a fill involving

under thrusting of firm
surface material down
slope

PLAN FAILURE OF INFINITE SLOPE

C
PA
WN
T
h

PB

WT

PA = PB konstan

A
RN

Infinite Slope without seepage

W = berat pias tanah

R = reaksi tanah didasar

Safety Factor = SF = T/WT sepanjang AB

WT = W sin

; WN = W cos ; W = .h.L . cos

T = shear resistance sepanjang AB

T = cL + RN tg = cL + WN tg = cL + W cos tg

cL hL cos 2 tg
SF
hL sin cos
Bila

c
h

Stability Factor, maka :

2
tg
F
N
sin 2
tg

PERHITUNGAN KELONGSORAN SHORT TERM DAN LONG TERM

A. COHESIVE SOIL (CLAY, SILT)

B. COHESIONLESS SOIL (SAND,

GRAVEL)
MTA

MTA

MAT

SHORT TERM

LONG TERM

Undrained Test

Drained Test

Cu

sat

u = 0

Kasus Tanah Lunak

MAT

SHORT TERM = LONG TERM

s

C = 0

= sat w
s = s u

PENGARUH ALIRAN AIR

L
C

D
h

FW

T ' c' L ' hL cos 2 tg '

Gaya Penahan

WT

( Fw Gaya akibat aliran air )

Gaya Penggerak : FW + WT

WN
W

h
FW i w V
w h cos L 1
l
FW w hL sin cos
WT' ' hl sin cos

c' L ' hL cos 2 tg '

F
' hL sin cos w hL sin cos

SF

tg '
2
c'
1 w
sin 2 sath sat tg

Note : = sat -w

CIRCULAR FAILURE (SLIDING)

Gambar . Elemen dan Dimensi Sebuah Kelongsoran Tanah

KASUS KERUNTUHAN DAN PERGERAKAN TANAH

A. Runtuh Poinconnement
(Puncture)

B. LONGSOR DENGAN RETAK

CU = UNDRAINED COHESION

C. LONGSOR TANPA RETAK

Foto longsor
21 Feb 2007

di Desa Bodag
Kecamatan Kare
Kabupaten Madiun

KERUNTUHAN POINCONNEMENT

Safety Factor (SF) =

qmax 2cu

q
h

Bila B >>H qmax = c . NC

Koefisien Nc tergantung dari B/H
Bila timbunan terendam air, maka yang dipakai adalah nilai , dimana = sat - w

Harga Nc :

( Mandel & Salencon )

B/H

Nc

0 s/d 1.49

5.14

5.30

5.80

6.30

6.80

7.30

7.80

8.20

8.70

10

9.15

1. METODE CULMANN

=45 + /2

H CR

4c sin cos
1 cos

METODE CULMANN

METODE CULMANN

METODE CULMANN

METODE CULMANN

Tentukan Bidang Longsor Kritis dengan cara

menentukan harga sudut .
Turunkan cd terhadap kemudian sama dengankan
0
, H dan konstan
Harga yang kritis:

cr

d
2

METODE CULMANN

cr

d
2

2. Terzaghi & Peck, 1967

H CR

cu

Stability Number

TIMBUNAN DIATAS LEMPUNG LUNAK ( U = 0, CU)

3. Metode Fellenius

c ' b w cos
n

i uibi tg ' cos1

w sin
i

Long Term lempung, Long Term dan Short Term Pasir :

p

FS

C '.L
n 1

[WN . cos N U .LN ]. tan '

n 1

. sin N

Short Term Lempung :

p

FS

C.L
n 1

WN . cos N . tan

W
n 1

. sin N

LONG TERM

53

40

30

30
16

9
9
0

19

PIAS

Wi(kN)

b(m)

c(kN/m)

()

i()

Ln
(m)=
b/cos

tg

c.Ln

Wi.cos
.tg

Wi.sin

0.5*1.43*3*(16)
= 34.32

27

18

-30

3.46

0.32

93.42

9.51

-17.16

54.35

2.01

27

18

-16

2.09

0.32

56.43

16.72

-14.98

88.8

27

18

-9

2.02

0.32

54.54

28.07

-13.89

136.48

27

18

0.32

54

43.67

170.24

27

18

2.02

0.32

54.54

53.81

26.63

191.68

27

18

19

2.12

0.32

57.24

58

62.4

253.5

2.49

27

18

30

2.88

0.32

77.7

70.25

126.75

132.88

1.51

30

40

1.97

0.58

59.04

85.41

0.5*3.8*2.48
*(20) = 94.24

2.48

30

53

4.12

0.58

32.89

75.26

447.87

371.96

330.42

FS

C.L
n 1

WN . cos N . tan

W
n 1

. sin N

447.87 371.96
FS
330.42
FS = 2.48 > 1.5 STABIL

LONG TERM

53

sat = 19 kN/m3
Cu

40

30

30
16

9
9
0

19

= 27 kN/m

= 18

PIAS

Wi(kN)

b(m)

c(kN/m)
=2/3.Cu

()

i()

Ln
(m)=
b/cos

tg

c.Ln

Wi.cos
.tg

Wi.sin

0.5*1.43*3*(1910) = 19.31

18

18

-30

3.46

0.32

62.28

5.35

-9.66

(1.43+1.95/2)*
2*(19-10) =
30.57

2.01

18

18

-16

2.09

0.32

37.62

9.4

-8.43

(0.5*1*2*20)+[(1
.95+2.35/2)*2*(1
9-10)] = 58.7

18

18

-9

2.02

0.32

36.36

18.55

-9.18

103.02

18

18

0.32

36

32.97

139.51

18

18

2.02

0.32

36.36

44.09

21.82

169.07

18

18

19

2.12

0.32

38.16

51.15

55.04

242.78

2.49

18

18

30

2.88

0.32

51.84

67.28

121.39

132.88

1.51

30

40

1.97

0.58

59.04

85.41

0.5*3.8*2.48
*(20) = 94.24

2.48

30

53

4.12

0.58

32.89

75.26

298.62

320.72

331.65

FS

C.L
n 1

WN . cos N . tan

W
n 1

. sin N

298.62 320.72
FS
331.65
FS = 1.87 > 1.5 STABIL

4. Metode BISHOP
Bila TERENDAM AIR

c ' bi wi uibi tg '

1
A cR b+w tgR cos 1 tan tan / F BC.Cu
B

P.d

BC.Cu .R
F
P.d

.R

Peran AB hanya + 10% dari resistance total AC

(F. BOURGES, 1984)

(A)
Gambar Studi tentang safety factor dan posisi bidang keruntuhan suatu
timbunan di atas tanah lunak untuk kurva non circular (Bourges & Pilot,
1984)

(B)
Gambar Studi tentang safety factor dan posisi bidang keruntuhan suatu
timbunan di atas tanah lunak untuk kurva non circular (Bourges & Pilot,
1984)

(C)
Gambar Studi tentang safety factor dan posisi bidang keruntuhan suatu
timbunan di atas tanah lunak untuk kurva non circular (Bourges & Pilot,
1984)

Korelasi Grafis antara Safety

Factor, Tinggi Timbunan Dan
Variasi Kemiringan Lereng
terhadap Stabilitas Lereng
(Sliding) Di Pelabuhan Tanjung
Emas Semarang (Design
report, Januari 2001).

Beberapa Variasi Posisi

Bidang Gelincir Akibat Tinggi
Timbunan yang Berbeda
pada Reklamasi di Atas
Lapisan Lempung Lunak di
Pelabuhan Tanjung Emas,
Semarang (Design report,
Januari 2001).

Stabilitas talud
terhadap rupture
sirkular, untuk C
material timbunan =
0. Kemiringan
Lereng = 2 : 3
(PILOT & MOREAU,
1973

Stabilitas Talud terhadap rupture sirkular, yang memakai counter

weight, untuk slope 2 : 3, R = 350 (PILOT & MOREAU, 1973)

L/H

L/H

Gambar Modelisasi aliran

atau pergerakan tanah
(atas) dan zone plastis di
bawah timbunan hasil
perhitungan dengan
finite element (Cartier,
1981)

SPT No.

UNDISTURBED
SAMPLES

COLOR

SYMBOL

G.W.L. (m)

Thickness (m)

DEPTH (-m)

VISUAL DESCRIPTION

STANDARD PENETRATION TEST

(ASTM - D.1586)
NUMBER OF BLOWS

N VALUE
15

30

45

Cm

Cm

Cm

1
15

3
15

4
15

1
15

3
15

4
15

1
15

2
15

2
15

0
15

1
15

1
15

0
15

1
15

1
15

0
15

1
15

2
15

1
15

2
15

3
15

1
15

3
15

5
15

12
15

19
15

26
15

45

10

12
15

19
15

26
15

45

11

12
15

19
15

26
15

45

12

12
15

19
15

26
15

45

13

14
15

22
15

32
15

54

14

13
15

21
15

30
15

51

15

13
15

19
15

27
15

46

2.50
3

coklat
terang

5.50
UDS.2

6.50

8.50
9
10.00

UDS.3
10.50

11
UDS.4
12.50

13
UDS.5
14.50
15
UDS.5
16.50
17
UDS.5
18.50

Lempung Berlanau

19

UDS.6
20.50

21
UDS.5
22.50

23
UDS.5
24.50
25
UDS.5
26.50
27
UDS.6
28.50
29
20.00

END OF BORE HOLE

30.00 M

UDS.6
30.50

30

40

50

60

-20

-22

-25
-26
-27
-28
-29
-30
-31
-32
-33
-34
-35
-36
-37
-38
-24
-39
-40
-41
-42
-43
-44
-45
-46
-47
-48
-49
-50

-26

-28
-29

29.50
30

20

-18

-27

27.50
28

10

-16

-25

25.50
26

-14

-23

23.50
24

-12

-21

21.50

coklat
terang

22

-10

-19

19.50
20

-8

-17

17.50
18

-6

-15

15.50
16

-4

-13

13.50
14

-2

-11

11.50

abu-abu
terang

12

60

-9

9.50
10

50

-7

7.50
UDS.3

40

-5

7
8

30

-3

4.50

Lempung

3.50
UDS.2

20

-1

1.50
UDS.1

10

1
2

-30

CONE PENETRATION TEST

(SONDIR)

STANDART PENETRATION TEST

N-VALUES
15

30

45

Cm Cm Cm

STANDART PENETRATION TEST 2

NUMBER OF BLOWS

10

20

30

40

50

1.50
2.50

Nrata = 5
Lempung Lunak
Warna : coklat terang

3.50
UDS.2
4.50
5.50
UDS.3
6.50

1
3
4
15 15 15

1
3
4
15 15 15

1
2
2
15 15 15

7.50
UDS.4
8.50

Nrata = 5
9.50
Lempung Lunak
Warna : abu-abu terang UDS.5
10.50

0
1
1
15 15 15

0
1
1
15 15 15

12.50

0
1
2
15 15 15

14.50

1
2
3
15 15 15

16.50

Nrata = 19
Lempung Kenyal (stiff)
Warna : coklat terang

17.50
UDS.9
18.50

12 19 26
15 15 15

45

19.50
UDS.10 12 19 26
20.50 15 15 15

45

21.50
UDS.11 12 19 26
22.50 15 15 15

Nrata = 47
Lempung Keras
Warna : coklat terang

45

23.50
UDS.12 12 19 26
24.50 15 15 15

54

27.50
UDS.14 13 21 30
28.50 15 15 15

51

-4

-6

-8

-10

-12

-14

-16

1
2

-3

-4

45

45

-18

4 10

45

45

-20

-5

11

45

45

-22

5 12

45

45

-24

-6

13

54

54

-26

6 14

51

51

-28

-7

15

46

46

-30

-8

-9

-10

10

-11

11

-12

12

-13

13

RASIO GESEKAN (%)

200

250

10 12 14 16 18

0
1
2
3
4

qcrata = 10 kg/cm2
Rf = 5 %
Lempung Medium

5
6
7

11

46

qcrata = 5 kg/cm 2
Rf = 10 %
Lempung organik dan
tanah campuran

13
-14

-16

14
15
16

-17

17

-18

18

-19

19

-20

20

-21

21

-22

22

-23

23

15
16

18
19

10

20

30

40

50

20

-25

25

-26

26

-27

27

-28

28

qcrata = 125 kg/cm 2

Rf = 8 %
Lempung non organik,
tidak retak-retak,
tidak sensitif

21
22
23

60

24

-30

14

17

-25
-26
-27
-28
-29
-30
-31
-32
-33
-34
-35
-36
-37
-38
-39
-24
-40
-41
-42
-43
-44
-45
-46
-47
-48
-49
-50

-29

29.50
UDS.15 13 19 27
30.50 15 15 15

-2

45

25.50
UDS.13 14 22 32
26.50 15 15 15

-1

-15

1
3
5
15 15 15

DEPTH ( M )
-2
150

12

15.50
UDS.8

N VALUE
7
100

10

13.50
UDS.7

VALUE
7
50

11.50
UDS.6

KEDALAMAN (m)

UDS.1

Jenis Tanah

TEKANAN KONUS (Kg/cm )

SPT No.
1

60

KEDALAMAN (m)

Jenis Tanah

24
25
26
27
28

29

29

30
0

500

1000

1500

2000

2500

JUMLAH HAMBATAN PELEKAT (Kg/cm)

Tekanan Konus
Jumlah Hambatan Pelekat

30
GESEKAN LOKAL (Kg/cm2)
Local Friction

Friction Ratio

Series3

JAWABAN PR LINGKARAN MOHR

40Mpa

30

(kPa)
80

max=+60 kPa

70
60

(-20,40)50 s3=-34 kPa

POLE

40
30
30

s = -27 kPa

s3
-70 -60 -50 -40

s1=+83 kPa

20
10

-30 -20 -10

-10

s1
10

20

30

40

50

60

70

80

-20

(s,)

-30

= -27 kPa

-40
-50
-60
-70
-80

(70,-40)

90 100 110 120

s(kPa)

Mata kuliah

REKAYASA PONDASI

BAB II
Stabilitas
Lereng

JAWABAN PR TES GESER TANAH

1. DIRECT SHEAR
2. TRIAXIAL
3. UNCONFINED

s1 = 10/35.26=0.28 s2 = 20/35.26=0.57
kg/cm2
kg/cm2

s3 = 30/35.26=0.85
kg/cm2

27

3.97

0.11

31

4.56

0.13

37

5.44

0.15

45

6.62

0.19

50

7.35

0.21

53

7.79

0.22

71

10.44 0.30

77 11.32

0.32

78

11.47

0.33

93

13.67 0.39

99

14.55 0.41

104

15.29

0.43

123

18.08 0.51

132

19.4

0.55

139

20.43

0.58

141 20.73

0.59

159

23.37

0.66

6.7 cm

C=0.43 kg/cm2
=15

35.26 cm2

(s3)
(q)

s1 = q+s3 =

1.093

1.231

1.456

1.0

1.0

1.0

2.093

2.231

2.456

0.65
15

6.8

36.32

36.32
31

4.46

36.50

0.12

55

7.91

36.68

0.22

78

11.22

37.05

0.30

96

13.8

37.45

0.37

107

15.39

37.85

0.41

93

13.37

38.24

0.35

qu

Cu= qu/2 = 0.205 kg/cm2

PR STABILITAS TIMBUNAN