Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Introduction: Aloe vera is a tropical plant that known can decrease the amount of blood glucose
level in patient with diabetic type II. Diabetes mellitus is a disease cause by an increasing amount
of blood glucose level that is reduce by conditions of the insulin. The aimed of this study was to
analyze the effect of Aloe vera administering on decreasing blood glucose level for Diabetes
mellitus type II patient. Method: A quasy experimental non randomized control group pre post test
design was used in this study. There were 20 respondents divided into 3 group of treatment. Each
group is given 100 gr/day 200 gr/day and 300 gr/day Aloe vera juice respectively. Data were
collected by using observation and analyzed by using One way Anova and Paired t-Test with
significance level 0.005. Result: The result showed that Aloe vera juice administering can
decrease blood glucose level, with 100 gr/day, 200 gr/day, 300 gr/day (p=0.000). Discussion: It
can be proven that Aloe vera juice administering can decrease blood glucose level, its because the
content of Aloe vera more complete and effect from alprogen which impede absorption glucose and
blood glucose level. Further study are recommended to measure the effect of Aloe vera juice on
blood glucose level with more consider on gender, age, total calorie consumption, obesity,
activities, and stress.
14
Jus Aloe Vera menurunkan kadar gula darah (Kusnanto)
selulosa dari buah dan sayuran akan hancur Angka kejadian penyakit DM terus
dan larut sehingga mudah dicerna oleh meningkat seiring dengan meningkatnya
lambung dan saluran pencernaan (Cindy, tingkat kemakmuran, berubahnya gaya hidup,
2006). pola makan, dan bertambahnya usia. Kurang
Jenis tanaman Aloe vera yang baik lebih 90-95% dari seluruh jumlah pasien DM
digunakan untuk pengobatan adalah jenis merupakan DM tipe II dan 5-10% termasuk
Aloe vera Barbadensis miller. Hasil DM tipe I (Brunner dan Suddarth, 2000).
penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Data organisasi dunia (WHO) menunjukkan
Farmasi Mahidol University, Bangkok, bahwa jumlah penderita DM di Indonesia
Thailand pada 72 pasien berusia 35-60 tahun menempati posisi empat teratas setelah India,
dengan kadar gula puasa tinggi yang China, dan Amerika Serikat, yaitu 17 juta
diberikan ekstrak 80% Aloe vera sehari dua orang (8,6%) (Nurjanah dan Julianti, 2006).
kali selama 42 hari menunjukkan penurunan Menurut International Diabetic Federation
rerata kadar gula darah dari rerata 250,36 jumlah pasien DM pada tahun 2001 adalah
mg/dl menjadi 141,92 mg/dl. Hasil penelitian 5,6 juta pada usia lebih dari 20 tahun dan
lain terhadap Aloe vera menunjukkan bahwa pada tahun 2020 diperkirakan menjadi 8,2
karbohidrat merupakan komponen terbanyak juta (Departemen Kesehatan RI, 2003). Di
setelah air, yang menyumbangkan sejumlah Indonesia pasien DM terus mengalami
kalori sebagai sumber tenaga. Aloe vera peningkatan, diprediksikan pada tahun 2010
mengandung zat yang dibutuhkan oleh tubuh, akan mencapai 5 juta. Di Jawa Timur pasien
diantaranya terdapat asam amino, DM pada tahun 1994 adalah 300 orang dari
karbohidrat, lemak, air, vitamin, mineral, 33 juta penduduk (Tjokroprawiro, 2004). Di
enzim, hormon, dan zat golongan obat. RSU Sidoarjo jumlah pasien DM pada tahun
Menurut Freddy (2003) dalam Rahman 2006 yang rawat inap sejumlah 1369 orang
(2007), Aloe vera bukan cuma berguna dan yang rawat jalan sejumlah 11369 orang,
menjaga kesehatan, tapi juga mengatasi sedangkan pada bulan Oktober 2007 tercatat
berbagai penyakit dan mampu menurunkan jumlah kunjungan lama sebanyak 297 orang
gula darah pada penderita DM yang tidak dan kunjungan baru sebanyak 84 orang
tergantung insulin, di mana dalam waktu 10 (Rekam Medik RSU Sidoarjo, 2007).
hari gula darah mencapai nilai normal. Pencegahan dan penanggulangan
Menurut Erlin (2003) dalam penyakit DM salah satunya melalui
Fitriani (2007) menyatakan bahwa secara pengaturan pola makan (diet). Makanan yang
klinis Aloe vera memiliki keampuhan, dikonsumsi mempunyai peranan besar dalam
kandungan mukopolisakarida (MPS) Aloe mengendalikan tinggi rendahnya kadar
vera dapat berperan mengontrol kadar gula glukosa dalam darah karena makanan adalah
dalam darah. Mukopolisakarida berperan sumber produksi glukosa. Pada penderita DM
sebagai penyokong imunitas tubuh karena tipe II, insulin yang ada tidak bekerja dengan
mampu menstimulasi sel T dan makrofag baik karena reseptor insulin pada sel
yang berfungsi memerangi sel patogen berkurang atau berubah struktur sehingga
perusak tubuh. hanya sedikit glukosa yang berhasil masuk
DM adalah suatu penyakit yang sel. Akibatnya sel mengalami kekurangan
disebabkan oleh peningkatan kadar gula glukosa, padahal di dalam darah glukosa
dalam darah (hiperglikemia) akibat menumpuk (Brunner dan Suddarth, 2002).
kekurangan hormon insulin baik absolut atau Kadar glukosa yang tinggi dalam tubuh tidak
relatif (Departemen Kesehatan RI, 2003). bisa diserap semua dan tidak mengalami
Pada penderita DM tipe II mengalami metabolisme dalam sel. Akibatnya, seseorang
resistensi kerja insulin karena interaksi kerja akan kekurangan energi, sehingga mudah
insulin dengan reseptor berkurang, sehingga lelah dan berat badan terus turun walaupun
glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel. Di adanya peningkatan kuantitas makanan.
Indonesia, DM terutama tipe II telah menjadi (Guile, 2007). Kondisi ini dalam jangka
ancaman kesehatan yang serius. panjang akan merusak pembuluh darah dan
Perkembangan prevalensinya dua sampai tiga menimbulkan berbagai penyakit. Keadaan ini
kali lebih cepat dibandingkan negara maju menimbulkan hiperglikemia yang dapat
(Nurjanah dan Julianti, 2006). mengakibatkan komplikasi metabolik akut
15
Jurnal Ners Vol. 3 No. 1 April 2008 :14-20
seperti diabetes ketoasidosis dan sindrom statistik Oneway Anova dan Paired t-Test
hiperglikemik hiperosmoler nonketotik dengan 0,05.
(HHNK). Hiperglikemia jangka panjang
dapat ikut menyebabkan komplikasi HASIL
mikrovaskuler yang kronis (penyakit ginjal
dan mata) dan komplikasi neuropati Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa
(penyakit pada saraf). Diabetes juga disertai setelah pemberian juice Aloe vera dengan
dengan peningkatan insidens penyakit dosis 100 gram/hari, dari 5 responden
makrovaskuler yang mencakup infark didapatkan hasil 3 responden mengalami
miokard, stroke dan penyakit vaskuler perifer penurunan kadar gula darah dengan rerata
(Brunner dan Suddarth, 2002). penurunan dari 227,60 (pre) menjadi 227,20
Berdasarkan penelitian sebelumnya (post). Pada pemberian juice Aloe vera
tentang manfaat juice Aloe vera dalam dengan dosis 200 gram/hari, dari 5 responden
menurunkan dan mengontrol kadar gula didapatkan hasil 4 responden mengalami
darah, maka peneliti ingin melakukan penurunan kadar gula darah dengan rerata
penelitian untuk mengetahui tentang besar penurunan dari 348,40 (pre) menjadi 291,20
penurunan kadar gula darah penderita DM (post) dan semua responden mengalami
tipe II dengan pemberian juice Aloe vera. penurunan kadar gula darah dengan dosis
pemberian juice Aloe vera 300 gram/hari
BAHAN DAN METODE rerata penurunan dari 344,80 (pre) menjadi
236,60 (post), sedangkan seluruh responden
Desain penelitian yang digunakan pada kelompok kontrol menunjukkan
dalam penelitian ini adalah quasy peningkatan kadar gula darah.
experimental purposive sampling control Dari hasil analisis statistik Paired t-
group pre-posttest design. Populasi dalam Test, pemberian juice Aloe vera dengan dosis
penelitian ini adalah semua penderita DM 300 gram/hari menunjukkan nilai yang
Tipe II di Poli Penyakit Dalam RSUD signifikan yaitu p=0,000 (lihat tabel 1).
Sidoarjo. Sampel diambil sesuai dengan Dapat dilihat pula pada tabel 1 bahwa
kriteria inklusi yang telah ditentukan, dengan pemberian juice Aloe vera baik dengan dosis
jumlah sampel sebanyak 20 responden, 100 gram/hari, dosis 200 gram/hari maupun
dibagi menjadi kelompok perlakuan dan dengan dosis 300 gram/hari dapat
kelompok kontrol. Kelompok perlakuan menurunkan kadar gula darah pada penderita
terdiri dari 3 kelompok (masing-masing 5 Diabetes mellitus tipe II dengan hasil analisis
orang) yang diberikan juice Aloe vera 2x stastitik Oneway Anova menunjukkan nilai
sehari selama 10 hari dengan dosis juice yang signifikan (p=0,000). Dari ketiga dosis
Aloe vera untuk masing-masing kelompok pemberian yang diberikan pada kelompok
yaitu 100, 200, dan 300 gram/hari. Kelompok perlakuan menunjukkan pada dosis 300
kontrol memperoleh perlakuan standar gram/hari mengalami penurunan kadar gula
dengan jumlah sampel 5 orang. Penelitian darah yang paling bermakna diantara
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan kelompok perlakuan dengan dosis pemberian
Februari 2008. 100 gram/hari, dosis 200 gram/hari maupun
Variabel independen dalam pada kelompok kontrol.
penelitian ini adalah juice Aloe vera,
sedangkan variabel dependen adalah kadar PEMBAHASAN
gula darah pada penderita DM Tipe II.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian Hasil penelitian menunjukkan dari
ini adalah lembar observasi terhadap hasil tes ketiga kelompok perlakuan dengan dosis
kadar gula darah acak. Pengukuran kadar yang berbeda didapatkan hasil bahwa pada
gula darah acak dilakukan pada seluruh pemberian juice Aloe vera dengan dosis 300
responden sebelum dan sesudah pemberian gram/hari diperoleh hasil penurunan yang
juice Aloe vera. paling bermakna dibandingkan kelompok
Data yang diperoleh, ditabulasi dan perlakuan dengan dosis 100 gram/hari, dosis
kemudian dianalisis dengan menggunakan uji 200 gram/hari maupun pada kelompok
kontrol.
16
Jus Aloe Vera menurunkan kadar gula darah (Kusnanto)
Tabel 1.Kadar gula darah acak pasien DM yang mendapat juice Aloe vera antara kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol di Poli Penyakit Dalam RSUD Sidoarjo pada tanggal 23
Januari-6 Februari 2008.
Perlakuan Kontrol
Dosis Dosis Dosis
100 gram/hari 200 gram/hari 300 gram/hari
Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post
Rerata 227,60 227,20 348,40 291,20 344,80 236,60 216,60 554,80
Keterangan:
p = signifikansi SD = standar deviasi
Bila dihubungkan antara dosis obat somatostatin juga berperan penting dalam
dengan respons dari setiap individu diketahui pengaturan metabolisme karbohidrat.
bahwa setiap individu memiliki dosis yang Masuknya glukosa ke dalam otot rangka
berbeda yang diperlukan untuk menimbulkan meningkat selama olahraga tanpa adanya
suatu efek terapi tertentu. Dosis yang insulin. Olahraga juga meningkatkan
menimbulkan efek terapi pada 50% individu kepekaan insulin, melalui peningkatan
disebut dosis terapi median atau dosis efektif jumlah transporter GLUT-4 independen
median. Obat ideal adalah obat yang insulin di membran sel otot. Peningkatan ini
menimbulkan efek terapi pada semua menetap selama beberapa jam setelah
penderita tanpa menimbulkan efek toksik. olahraga dan olahraga teratur dapat
Dalam menimbulkan efek, obat tertentu tidak meningkatkan kepekaan membran sel
berikatan dengan reseptor. Suatu obat terhadap insulin (Ganong, 1999).
mengubah sifat cairan tubuh dan berinteraksi Kegiatan fisik pada keadaan post
dengan ion atau molekul kecil atau masuk ke absorbsi makanan, maka kebutuhan energi
komponen sel. otot yang bekerja akan dipenuhi oleh proses
Pemberian juice Aloe vera dengan pemecahan glikogen intramuskular, cadangan
dosis 300 gram/hari dibandingkan dosis 100 trigliserida dan peningkatan sediaan glukosa
gram/hari dan dosis 200 gram/hari memiliki hati dan asam lemak bebas dari cadangan
efek paling besar dalam penurunan kadar trigliserida intramuskular. Latihan jasmani
gula darah. Hal ini berarti bahwa semakin pada penderita DM akan menimbulkan
besar dosis yang diberikan, maka efek yang perubahan metabolik, yang dipengaruhi
ditimbulkan pun semakin besar. Dosis selain oleh lama, berat latihan dan tingkat
pemberian dan respons yang diterima tubuh kebugaran, juga oleh kadar insulin plasma,
untuk setiap individu berbeda, karena banyak kadar glukosa darah, kadar benda keton dan
faktor yang mempengaruhi. Beberapa faktor imbangan cairan tubuh. Ambilan glukosa
yang ditemukan oleh peneliti berkaitan oleh jaringan otot pada keadaan istirahat
dengan efek dan respons setiap responden membutuhkan insulin, hingga disebut sebagai
yang diberikan juice Aloe vera antara lain: jaringan insulin-dependent (Brunner dan
aktivitas fisik atau olahraga, faktor usia, Suddarth, 2002; Price dan Wilson, 1995).
obesitas dan stres. Pada otot aktif, meskipun terjadi peningkatan
Aktifitas fisik merupakan salah satu kebutuhan glukosa tetapi kadar insulin tidak
dari kelima pilar terapi Diabetes mellitus. meningkat. Hal ini disebabkan karena
Olahraga memiliki efek langsung pada peningkatan kepekaan reseptor insulin otot
metabolisme karbohidrat. Banyak hormon dan pertambahan reseptor insulin otot pada
selain insulin, IGF-I, IGF-II, glukagon, dan saat melakukan latihan jasmani. Kepekaan ini
17
Jurnal Ners Vol. 3 No. 1 April 2008 :14-20
akan berlangsung lama, bahkan hingga yang membesar, sel hati dan otot yang
latihan berakhir. Pada latihan jasmani akan kelebihan makanan juga menolak deposisi
terjadi peningkatan aliran darah, glikogen dan trigliserida tambahan dalam
menyebabkan lebih banyak jala kapiler depot cadangannya. Hiperplasia sel-sel
terbuka hingga lebih banyak tersedia reseptor pankreas seringkali terjadi dan bertanggung
insulin dan reseptor menjadi lebih aktif jawab atas respons insulin terhadap glukosa
(Soebardi dan Yunir, 2006). Hal ini atau rangsangan lain yang normal atau
mengakibatkan penurunan kadar gula darah berlebihan yang dijumpai pada bentuk
karena glukosa banyak masuk ke dalam sel penyakit yang lebih ringan (Greenspan dan
jaringan. Baxter, 2000). Suatu penyebab utama
Faktor usia pun berpengaruh resistensi insulin yang diamati terjadi pada
terhadap naik turunnya kadar gula darah. jaringan sasaran penderita obesitas diyakini
Peningkatan kadar gula darah pada penderita sebagai cacat post reseptor terhadap kerja
DM usia lanjut disebabkan karena adanya insulin. Keadaan ini disertai depot cadangan
gangguan toleransi glukosa akibat faktor yang membengkak dan berkurangnya
usia. Mengingat pola makan dan pola hidup kemampuan untuk membersihkan zat gizi
usia lanjut sudah berbeda dengan usia muda, dari sirkulasi sesudah makan. Akibatnya
maka terapi diet dan latihan tidak dapat terjadi hiperinsulinemia. Hiperinsulinemia
diharapkan sebagaimana mestinya. yang terjadi dapat memperburuk resistensi
Timbulnya gangguan toleransi glukosa pada insulin melalui mekanisme down-regulation
usia lanjut diduga karena menurunnya sekresi reseptor insulin. Akibat lebih lanjut, bila
insulin oleh sel beta pankreas. Timbulnya hiperglikemia menetap, maka suatu protein
resistensi insulin pada usia lanjut disebabkan glucose transporter spesifik pada jaringan
oleh 4 faktor yaitu adanya perubahan sasaran insulin (GLUT-4) juga mengalami
komposisi tubuh yang mengakibatkan down-regulation sesudah aktivasi terus
menurunnya jumlah serta sensitivitas reseptor menerus. Hal ini memperburuk gangguan
insulin, turunnya aktivitas fisik yang akan kerja insulin post reseptor dan akibatnya
mengakibatkan penurunan jumlah reseptor makin memperburuk hiperglikemia
insulin yang siap berikatan dengan insulin (Greenspan dan Baxter, 2000).
sehingga kecepatan translokasi GLUT-4 juga Kondisi stres pun dapat
menurun. Kedua hal tersebut akan meningkatkan kadar gula darah. Respons
menurunkan baik kecepatan maupun jumlah stres pada setiap individu berbeda, tergantung
ambilan glukosa. Faktor ketiga yaitu koping individu dalam menyikapi stressor
perubahan pola makan pada usia lanjut yang yang diterimanya. Berdasarkan pada konsep
disebabkan oleh berkurangnya gigi geligi atau teori Psikoneuroimunologi (PNI)
sehingga prosentase bahan makanan menurut Clancy dalam Putra (2005) bahwa
karbohidrat akan meningkat dan faktor stres psikologis, sosial dan spiritual akan
keempat yaitu perubahan neurohormonal, berpengaruh pada hipotalamus, kemudian
khususnya Insulin-Like Growth Factor-1 hipotalamus akan mempengaruhi hipofisis
(IGF-1) dan Dehydroepandrosteron sehingga hipofisis akan mengekspresikan
(DHEAS) plasma. Konsentrasi IGF-1 serum Adrenal Cortico Tropic Hormone (ACTH)
turun sampai 50% usia lanjut. Penurunan yang akhirnya dapat mempengaruhi kelenjar
hormon ini akan mengakibatkan penurunan adrenal, di mana kelenjar ini akan
ambilan glukosa karena menurunnya menghasilkan kortisol. Apabila stres yang
sensitivitas reseptor insulin serta menurunnya dialami sangat tinggi, maka kelenjar adrenal
aksi insulin. Keempat faktor tersebut akan menghasilkan kortisol dalam jumlah
menunjukkan bahwa kenaikan kadar glukosa banyak sehingga dapat menekan sistem imun.
darah pada usia lanjut disebabkan karena Adanya penekanan sistem imun ini akan
resistensi insulin (Rochmah, 2006). berakibat pada penghambatan proses
Pada penderita obesitas, penurunan kadar gula darah pada penderita
ketidakpekaan terhadap insulin endogen DM, sehingga tidak terjadi penurunan kadar
berkorelasi positif dengan suatu pola gula darah yang menyebabkan kadar gula
distribusi lemak abdominal, yang darah tetap tinggi bahkan akan mempercepat
menyebabkan rasio lingkar pinggang terjadinya komplikasi baik akut maupun
terhadap panggul abnormal tinggi. Adiposit kronis.
18
Jus Aloe Vera menurunkan kadar gula darah (Kusnanto)
19
Jurnal Ners Vol. 3 No. 1 April 2008 :14-20
20