Professional Documents
Culture Documents
Faktor Kejadian Scabies 1
Faktor Kejadian Scabies 1
ABSTRACT
Scabies is a contagious disease that is thought to occur because of poor sanitation. The disease is
more common in high-density residential is also a lack of clean water. The purpose of this study was
to analyze the factors - factors related to the incidence of scabies in the fishing village of Lamongan
Weru. The experiment was conducted with cross-sectional design with a quantitative approach. The
study was conducted by means of interviews of 90 respondents. Sampling was done by random
sampling system, in a way to record all the fishermen in the village Weru. Sampling using simple
random sampling. The research was conducted by interview and clinical examination. The
independent variables are individual characteristics, employment and personal hygiene. While the
dependent variable is the disease scabies. To determine respondents infected scabies physical
examination. Of the 90 survey respondents found 21 people tested positive for scabies, scabies 37 and
32 other've never scabies. To find a strong relationship between the independent and dependent
variables using the Spearman correlation test. Correlation test results show no relationship between
knowledge and personal hygiene with the incidence of scabies. As for age, length of employment and
length of service is not associated with the incidence of scabies. The conclusion that can be drawn is
knowledge and personal hygiene have been associated with the incidence of scabies in the fishing
village of the District Weru Paciran Lamongan. It is recommended for fishermen to pay more
attention to personal hygiene.
ABSTRAK
Scabies merupakan penyakit menular yang diperkirakan terjadi karena sanitasi yang buruk. Penyakit
ini banyak terjadi pada kepadatan hunian yang tinggi juga kurangnya air bersih. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis faktor - faktor yang berhubungan dengan kejadian scabies pada nelayan di
Desa Weru Kabupaten Lamongan. Penelitian dilaksanakan dengan rancangan cross sectional dengan
melakukan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilakukan dengan cara wawancara kepada 90 responden.
Pengambilan sampel dilakukan dengan sistem random sampling, dengan cara mendata semua nelayan
di desa weru. Penarikan sampel menggunakan simple random sampling. Penelitian ini dilakukan
dengan cara wawanacara dan pemeriksaan klinik. Variabel bebas penelitian adalah karakteristik
individu, pekerjaan dan higiene perorangan. Sedangkan Variabel terikat adalah penyakit scabies.
Untuk menentukan responden terinfeksi penyakit scabies dilakukan pemeriksaan fisik. Dari 90
responden penelitian ditemukan 21 orang positif terkena scabies, 37 pernah scabies dan 32 lainnya
tidak pernah scabies. Untuk mengetahui kuat hubungan antara variabel bebas dan terikat dengan
menggunakan uji korelasi spearman. Hasil Uji korelasi menunjukkan ada hubungan antara
pengetahuan dan higiene perorangan dengan kejadian scabies. Sedangkan umur, lama kerja dan masa
kerja tidak berhubungan dengan kejadian scabies. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah pengetahuan
dan higiene perorangan mempunyai hubungan terhadap kejadian scabies pada nelayan di Desa Weru
Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Untuk itu disarankan bagi nelayan untuk lebih
memperhatikan higiene perorangan.
132
133 The Indonesian Journal of Occupational Safety , Health and Environment, Vol. 1, No. 1 Jan-April 2014: 132-143
bersih yang cukup. Hal ini menyebabkan dan tidak dilakukan perlakuan terhadap
para nelayan tersebut sesudah makan, objek penelitian selama penelitian
buang air besar maupun kecil atau setelah berlangsung. Berdasarkan waktu
bekerja mereka tidak mencuci anggota penelitian, maka penelitian ini bersifat
tubuhnya dengan bersih. Kejadian yang cross sectional, karena pengumpulan data
seperti ini dapat mengakibatkan timbulnya dilakukan sekaligus pada saat itu juga. Jika
penyakit scabies. ditinjau berdasarkan jenisnya, desain
Scabies adalah penyakit menular penelitian ini adalah penelitian analitik
yang disebabkan melalui kutu Sarcoptes karena bertujuan untuk menganalisis
scabiei var hominis. Penularan penyakit ini hubungan anatara variabel bebas dan
akibat dari kontak langsung. Penyakit ini variabel terikat dengan menggunakan uji
merupakan penyakit yang endemi pada statistik uji korelasi Spearman dan
banyak masyarakat. Penyakit ini dapat penelitian ini untuk menentukan adakah
terjadi pada semua ras maupun golongan pengaruhnya antara faktor faktor tersebut
dan pada semua umur. Faktor yang dapat dengan kejadian scabies dan faktor
menyebabkan penyebaran penyakit ini resikonya bagi responden. Penelitian ini
adalah higiene yang jelek, seksual termasuk penelitian lapangan karena
promiskuistas, kemiskinan, demografi, peneliti mengamati langsung di lapangan.
diagnosis yang salah, ekologi dan derajat Populasi penelitian ini adalah pekerja
sensitasi individual (harahap, 2000). nelayan di Desa Weru Kecamatan Paciran
Di desa Weru kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Di desa Weru ini
Mayoritas penduduknya bermata para nelayan membentuk perkumpulan
pencaharian sebagai nelayan dan pengelola yang disebut paguyuban nelayan. Di desa
hasil tangkapan nelayan. Penduduk di desa ini terdapat 6 paguyuban nelayan. Jumlah
ini sangat padat. Menurut data dari nelayan di Desa Weru ini ada 1466.
puskesmas pembantu di desa weru Sampel yang diambil dalam penelitian ini
kejadian scabies ini menempati peringkat adalah nelayan desa weru kecamatan
ke 4 sepanjang tahun 2011 dan 2012. paciran dengan menggunakan sistem
Scabies ini merupakan penyakir kulit yang random sampling. Cara pengambilan
dapat ditularkan melalui kontak langsung sampel dari penelitian ini adalah simple
dengan penderita, seprei, baju, dan random sampling. Besar sampel dalam
hubungan seksual. Scabies juga dapat penelitian ini adalah 90 nelayan di desa
terjadi jika kekurangan air bersih. Weru kecamatan Paciran kabupaten
Kebutuhan air bersih pada manusia sangat Lamongan.
banyak selain untuk minum juga untuk Lokasi penelitian di Desa Weru
membersihkan diri. Selama nelayan melaut tepatnya dipaguyuban nelayan dan
mereka terkadang memakai air laut untuk penelitian ini dilaksanakan bulan
membersihkan dirinya. Hal ini yang dapat November 2013 sampai April 2014.
memicu terjadinya penyakit scabies Variabel yang digunakan dalam
dikalangan nelayan. penelitian adalah variabel bebas dan
Tujuan dari penelitian ini adalah variabel terikat. Variabel bebas meliputi
enganalisis faktor yang berhubungan faktor karakteristik individu (umur, jenis
dengan kejadian scabies pada nelayan di kelamin, tingkat pendidikan dan
Desa Weru Kabupaten Lamongan. pengetahuan), faktor pekerjaan (lama
kerja, masa kerja dan alat pelindung diri)
dan faktor Higiene Perorangan (mandi,
METODE
mencuci tangan, mengganti pakaian dan
Berdasarkan cara pengambilan data, persediaan air bersih)Variabel bebas dari
maka penelitian ini bersifat observasional, penelitian ini adalah kejadian scabies di
karena data diperoleh melalui pengamatan desa Weru kecamatan Paciran.
135 The Indonesian Journal of Occupational Safety , Health and Environment, Vol. 1, No. 1 Jan-April 2014: 132-143
terdapat pada nelayan yang memiliki Masa penyakit scabies dengan higiene
kerja yang lebih dari 5 tahun. Untuk data perorangan (korelasi 0,521).
lebih jelasnya akan disajikan pada tabel 4
berikut ini : Rekapitulasi Hubungan antar Variabel
Hasil rekapitulasi penelitian
Tabel 4. Distribusi kejadian scabies
hubungan antara variabel bebas (umur,
nelayan di Desa Weru
tingkat pendidikan, pengetahuan, masa
kabupaten Lamongan
kerja dan higiene perorangan) dan variabel
menurut masa kerja, tahun
terikat (Kejadian scabies) disajikan pada
2014
Kejadian Scabies
tabel 6.
Jumlah
Masa Scabie Pernah Tidak
Kerja s scabies Scabies Tabel 6. Rekapitulasi Hubungan antar
N(%) N (%) N (%) N (%) Variabel
<5 tahun 1 (50) - 1 (50) 2 (100)
Variabel Variabel Uji
5 tahun - 1 (100) - 1 (100) P Keterangan
Bebas Terikat Statistik
>5 tahun 20 (23) 36 (41) 31 (36) 87 (100)
Kejadian Tidak
Umur Spearman 0,225
scabies Signifikan
Hasil perhitungan menggunakan koefesien Tingkat Kejadian
Spearman 0,114
Tidak
korelasi spearman yang menunjukkan tidak Pendidikan scabies Signifikan
Kejadian
ada hubungan yang signifikan antara Pengetahuan
scabies
Spearman 0,004 Signifikan
penyakit scabies dengan masa kerja Kejadian Tidak
Masa Kerja Spearman 0,701
dikarenakan nilai koefisien (koefisien scabies signifikan
Higiene Kejadian
0,701) lebih dari (=0,01). Perorangan scabies
Spearman 0,000 Signifikan
Penggunaan APD pada saat bekerja scabies. Namun hal ini sesuai tidak sesuai
juga kurang dikarenakan banyak nelayan dengan Noor (2008) yang mengatakan
yang beranggapan APD yang digunakan umur mempunyai hubungan dengan
dapat memberatkan proses pekerjaannya. besarnya resiko terhadap penyakit tertentu
Sarung tangan yang responden gunakan dan sifat resistensi pada berbagai
merupakan sarung tangan yang terbuat dari kelompok umur tertentu. Dengan demikian
kain. Hal ini akan membuat penyakit maka dapat di mengerti bahwa adanya
scabies semakin memburuk karena sarung perbedaan pengalaman terhadap penyakit
tangan ini lebih mudah basah. Responden menurut umur sangat mempunyai
berasumsi bahwa lebih nyaman menarik kemaknaan (pengaruh) yang berhubungan
jaring atau pengkait kapal menggunakan dengan adanya perbedaan tingkat
sarung tangan kain dari pada sarung tangan keterpaparan dan kerentanan menurut
yang terbuat dari kain. Banyak nelayan umur, adanya perbedaan dalam proses
yang tidak menggunakan alas kaki pada kejadian patogenesis, maupun adanya
saat bekerja. Hal ini juga bias perbedaan pengalaman terhadap penyakit
mengakibatkan resiko terkontaminasi tertentu.
penyakit scabies atau jika sudah terkena Tetapi hasil ini sesuai dengan
scabies akan semakin memperparah. Harahap (2000) yang menyatakan bahwa
Dilihat dari observasi higiene penyakit scabies dapat mengenai semua ras
nelayan sabun yang mereka bawa pada saat dan golongan diseluruh dunia. Penyakit ini
cuci tangan bukan sabun khusus cuci banyak dijumpai pada anak dan orang
tangan tetapi sabun colek yang biasa dewasa muda, tetapi dapat mengenai
digunakan mencuci baju atau mencuci semua umur. Insiden sama pada pria dan
piring. Nelayan yang melaut disaat suhu wanita. Pawening (2009) juga menyatakan
mulai panas yaitu sekitar pagi sampai siang bahwa manusia terinfeksi oleh tungau
sering melepas pakaian dikarenakan panas Sacrcoptes Scabei tanpa memandang
sehingga akan lebih mudah anggota kapal umur, ras atau jenis kelamin dan tidak
yang lain terkontaminasi dengan scabies mengenal status sosial dan ekonomi, tetapi
jika salah satu anggota kapal lainnya telah higiene perorangan yang buruk dapat
terinfeksi penyakit scabies. meningkatkan infeksi.
Kepemilikan hewan juga
berpengaruh pada kejadian scabies. Dari Kejadian Scabies Menurut Tingkat
hasil wawancara sebesar 10 % nelayan Pendidikan
mempunyai hewan peliharaan berupa Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kambing. Kemungkinan mereka tertular tingkat pendidikan yang paling banyak
dikarenakan kontak langsung dengan mengalami scabies adalah responden
kambing yang teridentifikasi terkena dengan tamatan SD yaitu 10 responden
penyakit scabies. dengan persentase 24 %. Hal ini tidak
sesuai dengan Notoatmojo (2003) bahwa
Kejadian Scabies Menurut Umur semakin tinggi pendidikan normal yang
Hasil penelitian menunjukkan dicapai, maka semakin baik pula proses
responden dengan umur 20 40 terdapat pemahaman seseorang dalam menerima
11 nelayan yang terkena scabies dengan sebauah informasi baru. Tetapi dari hasil
persentase 26 % tidak jauh beda dengan korelasi spearman menjukkan tidak ada
responden yang berusia lebih dari 40 tahun hubungan yang signifikan antara kejadian
yaitu sebanyak 10 orang dengan persentase scabies dengan tingkat pendidikan.
22 %. Hal ini disebabkan karena tingkat
Hasil dari korelasi spearman pendidikan berpengaruh pada pola hidup
menunjukkan tidak ada hubungan yang dan kerangka berpikir seseorang, tetapi
signifikan antara umur dengan kejadian pengetahuan seseorang bisa di dapatkan
Cahya P. Ratri dan Indriati Paskarini, Faktor Yang Berhubungan Dengan 140
SIMPULAN http://www.gizikia.depkes.go.id/arch
ives/5087 ( sitasi : 26 Mei 2014)
Responden berusia 19 sampai 70
MaRufi, Isa.dkk. 2005. Faktor Sanitasi
tahun. 51 % responden berusia diatas 40
Lingkungan yang Berperan Terhadap
tahun. Sebesar 47% tingkat pendidikan
Prevalensi Penyakit Skabies. Jurnal
responden adalah tamatan SD.
Kesehatan Lingkungan.Vol 2 No 1,
Pengetahuan responden terhadap penyakit
Surabaya. journal.lib.unair.ac.id
scabies sebesar 58 % berpengetahuan baik,
(sitasi 1 mei 2014)
42 % berpengetahuan cukup dan tidak ada
Martiana dan Lestari.2006. Deteksi Dini
responden yang berpengetahuan kurang.
Penyakit Akibat Kerja.
Sebagian besar responden (97%)
Jakarta:ECG
mempunyai lama kerja lebih dari 5
Mellifera, A. 2009. Hubungan higiene
tahun.dan eluruh responden merupakan
perorangan santri dan sanitasi
nelayan harian dengan jam kerja rata rata
pondok pesantren dengan kejadian
60 jam perminggu.
penyakit scabies. Skripsi. Surabaya :
Hasil perhitungan skor higiene
Universitas Airlangga
perorangan sebesar 23 % mempunyai
Noor, Nur Nasry. 2008. Epidemiologi.
status higiene perorangan yang kurang, 37
Jakarta: Rineka Cipta
% responden mempunyai status higiene
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan
perorangan yang cukup, dan 40 %
dan Perilaku Kesehatan.Jakarta : PT
responden lainnnya mempunyai status
Rineke Cipta
higiene yang baik.
Pawening, A. 2009. Perbedaan Angka
Sebesar 23 % eesponden positif
Kejadian Skabies Antar Kelompok
terkena scabies, 41 % pernah mengalami
Santri Berdasar Lama Belajar di
scabies dan 36 % responden lainnya tidak
Pesantren. Skripsi. Semarang :
pernah mengalami scabies. Berdasarkan
Universitas negeri semarang
hasil perhitungan uji korelasi spearman
Permenaker No. 1/MEN/1981 tentang
faktor pengetahuan dan higiene perorangan
kewajiban melapor PAK.
mempunyai hubungan dengan kejadian
Puskesmas Pembantu Tlogosadang.2012.
scabies. Ada hubungan pengetahuan
Laporan Bulanan
dengan scabies dengan nilai korelasi 0,301
Puskesmas Pembantu, Tlogosadang, 2013.
dan hubungan higiene perorangan dengan
Laporan Bulanan
scabies dengan nilai korelasi 0,521
Rahmawati N. 2009. Pengaruh pendidikan
kesehatan tentang penyakit scabies
DAFTAR PUSTAKA terhadap perubahan sikap penderita
dalam pencegahan penularan
Cahyawati, Imma Nur dan Irwan Budiono.
penyakit scabies pada santri di
2010. Faktor yang Berhubungan
pondom pesantren Al amin Palur
dengan Kejadian Dermatitis Pada
Kabupaten Sukoharjo. Skripsi.
Nelayan. Jurnal vol 134. Semarang
Surakarta: Universitas
Universtas Negeri Semarang.
Muhammadiyah
http://journal.unnes.ac.id/index.php/k
Santosa. 2002. Ramuan Tradisional Untuk
emas (sitasi 1 mei 2014)
Penyakit Kulit. Jakarta : Penebar
Harahap, Mawarli. 2000. Ilmu Penyakit
Swadaya
Kulit. Jakarta : Hipokrates
Setyaji. 2012. Hubungan Higiene
Kesehatan Republik Indonesia. 2012.
Perorangan dengan Penyakit
PEMBINAAN KESEHATAN
Dermatitis pada Nelayan di Desa
KERJA NELAYAN DI 8
Weru Kanupaten Lamongan.
KABUPATEN / KOTA PADA
Skripsi. Surabaya : Universitas
TAHUN 2012.
Airlangga
143 The Indonesian Journal of Occupational Safety , Health and Environment, Vol. 1, No. 1 Jan-April 2014: 132-143
Sumamur. 2009. Higiene Perusahaan dan Undang Undang No.13 Th.2003 tentang
Kesehatan Kerja (HIPERKES). ketenagakerjaan
Jakarta : Sagung Seto