You are on page 1of 10

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volume 1, Nomor 1, Desember 2010

e-ISSN :2460-9611, p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 1 (1)
H

S
EH
A
S EKO L

AT A N

SY E
D Z A SA I
NT I K A
Jurnal Kesehatan Medika Saintika
http://jurnal.syedzasaintika.ac.id

PENGARUH PENGEMBANGAN MANAJEMEN KINERJA KLINIS


(PMKK) TERHADAP KINERJA PERAWAT
DI IGD RS. DR. M. DJAMIL PADANG

Devi Verini
Stikes Syedza Saintika Padang

ABSTRAK

Dr. M. Djamil Hospital in Padang as health provider, teaching and qualified research hospital, and
referral hospital in Central Sumatera aims to increase people health degree by increasing profession
nurses performance. Emergency department service has complex services and knowledge
multidiscipline that influences other health services. The fact, nurses in this hospital are doing non
nursing job that caused conflict with patients, nurses, and other medical staffs. Developing system of
clinical performance management is one strategy for increasing nursing service quality and nursing
performance that implemented as in policy of health ministry no. 836/2005 to be policy of quality and
well nursing performance in hospital and primary health services (Tjahjono Kuntjoro, 2005). The
study aimed to find out the influence of developing system of clinical performance management toward
nurses performance with 5 major component of assessment, that were standard, job description,
performance indicator, cases reflection, discussion monitoring and evaluation. This was experiment
quasy study with one group pre and post test. Sample was obtained using quota sampling method
toward 22 nurses in trease emergency departement and 8 staffs in pre operative room. The study was
obtained for one month, started from second week in April until second week of May and three weeks
of evaluation. The result of the study showed significant influence of developing system of clinical
performance management training toward nurses performance skills with P = 0,000 (P < 0,05),
nurses attitude toward their performance with P = 0,000 (P < 0,05), and insignificantly influenced
nurses personal performance with P = 0,121 (P > 0,05), nurses knowledge toward nursing care of
emergency departement with P = 0,121 (P > 0,05), nursing care standard documentation from 24
substance, 16 of them generally has significant influenced with P = 0,000 (P > 0,05) and 8 of them
has no influenced before and after developing system of clinical performance management training.
Training of developing system of clinical performance management is effective enough in increasing
nurses performance but monitoring and evaluation should keep be obtained continuously.

Keywords : developing system of clinical performance management, nurses performance, nursing


care standard of emergency departement.

PENDAHULUAN
Studi oleh Direktorat Keperawatan melaksanakan tugas non keperawatan serta
dan Keteknisian Medik Depkes RI belum dikembangkan sistem monitoring
bekerjasama dengan WHO tahun 2000, di dan evaluasi kinerja perawat. Bertolak dari
beberapa provinsi di Indonesia yang mana uraian tersebut diatas, penurunan kinerja
ditemukan 47,4 % perawat belum memiliki perawat akan mempengaruhi mutu
uraian tugas secara tertulis, 70,9 % perawat pelayanan kesehatan, menyikapi kondisi
tidak pernah mengikuti pelatihan dalam tiga diatas, maka Direktorat Keperawatan dan
tahun terakhir, 39,8 % perawat masih Keteknisian Medik Depkes, UGM serta
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volume 1, Nomor 1,Desemebr 2010
e-ISSN :2460-9611, p-ISSN : 2087-8508

WHO mengadakan kerjasama untuk ini. Sebagai penyedia pelayanan kesehatan,


mengembangkan model Pengembangan tempat pendidikan dan penelitian, juga
Manajemen Kinerja Klinik (PMKK) yang harus mampu menjadi tempat yang
sekarang dikenal dengan Pengembangan menyenangkan penerima jasa pelayanan
Manajemen Kinerja (PMK) bagi perawat dan mengemban tugas meningkatkan
dan bidan dalam tatanan pelayanan derajat kesehatan masyarakat secara umum.
kesehatan di rumah sakit atau puskesmas. RS. Dr. M. Djamil Padang
RS. Dr. M. Djamil Padang mempunyai jumlah tempat tidur sebanyak
merupakan RS Rujukan untuk Daerah 750 TT, didukung oleh lebih kurang
Sumatera bagian tengah, satu-satunya sebanyak 1.819 orang karyawan tahun 2010
rumah sakit Tipe B di Sumatera pada saat seperti pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Jumlah Ketenagaan RS. Dr. M. Djamil Padang Tahun 2010


Ketenagakerjaan Jumlah Keterangan
Dokter/medik 307 orang 10 orang struktural
Sup Spesialis 88 orang 2 orang struktural
Keperawatan 754 orang 15 orang struktural
Non-Keperawatan 230 orang 10 orang struktural
Non-Medis 476 orang 25 orang struktural
1.819 orang
Sumber : Laporan tahunan RS. Dr. M. Djamil Padang tahun 2010

Penyelenggaraan pelayanan pusat rujukan di Sumatera Bagian


kesehatan dilaksanakan dengan Tengah yang saat ini telah
mengacu kepada visi, misi dan motto melaksanakana pelayanan seperti pada
RS. Dr. M. Djamil Padang sebagai tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Kegiatan Pelayanan RS. Dr. M. Djamil Padang Tahun 2010


Jenis Pelayanan
Pelayanan Medik - Pelayanan rawat jalan
- Pelayanan rawat darurat
- Pelayanan rawat inap
- Pelayanan rawat intensif
- Pelayanan rawat sentral

Pelayanan penunjang - Pelayanan rehabilitasi medik


medik - Pelayanan laboratorium klinik, PA, mikrobiologi
- Pelayanan radiologi dan radioterapi
- Pelayanan gizi
- Pelayanan farmasi
- Pelayanan kedokteran kehakiman/ forensik/
pemulangan jenazah.
Sumber : Laporan tahunan RS. Dr. M. Djamil Padang tahun 2010
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volume 1, Nomor 1,Desemebr 2010
e-ISSN :2460-9611, p-ISSN : 2087-8508

Instansi gawat darurat RS. Dr. orang pasien. Dengan jumlah tenaga
M. Djamil Padang menyelenggarakan keperawatan berdasarkan status
pelayanan 24 jam sehari, terhadap kepegawaian serta tingkat pendidikan
pasien-pasien yang mengalami yang sangat bervariasi sperti terlihat
kegawatdaruratan medik. Rata-rata pada tabel 3.
jumlah kunjungan perhari 80-90

Tabel 3. Klasifikasi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di


IGD RS. Dr. M. Djamil Padang Tahun 2010

Tingkat Pendidikan Jumlah Status Kepegawaian


S1 Keperawatan 3 orang PNS
S1 Kesehatan 1 orang Tenaga Honorer
Masyarakat 58 orang PNS
DIII Keperawatn 1 orang Tenaga Honorer
DIII Kebidanan 3 orang PNS
DI Kebidanan 10 orang PNS
SPK
76 orang
Sumber : Laporan tahunan IGD RS. Dr. M. Djamil Padang tahun 2010

Perbandingan tenaga pendidikan DIII Keperawatan.


berpendidikan S1 dan DIII secara Sedangkan tenaga keperawatan yang
umum 4,9% : 95,1% sedangkan DIII : telah memiliki sertifikasi khusus
SPK dengan perbandingan 85,2% : tentang penanganan penderita gawat
14,8% tenaga perawat dengan status darurat sesuai dengan standar
kepegawaian tetap didominasi oleh akreditasi keperawatan gawat darurat
perawat yan berlatar belakang seperti terlihat pada tabel 4.

Tabel 4. Klasifikasi Tenaga Keperawatan yang Telah Mengikuti Pelatihan


Khusus Penanganan Penderita Gawat Darurat di IGD RS. Dr. M.
Djamil Padang.

Jenis Pelatihan Jumlah Keterangan


BHD (Bantuan Hidup Dasar) 25 orang In house Training RS.
Dr. M. Djamil Padang
PPGD (Penanggulangan 15 orang In house Training RS.
Penderita Gawat Darurat) Dr. M. Djamil Padang
BTCLS (Basic Trauma 18 orang AGD 118 Sunter Jakarta
Cardiac Life Support)
ACLS 2 orang RS Jantung Harapan Kita
Jakarta
Sumber : Laporan tahunan RS. Dr. M. Djamil Padang tahun 2010

Tabel 5. Kinerja RSUP. Dr. M. Djamil Padang Tahun 2002-2006


Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volume 1, Nomor 1,Desemebr 2010
e-ISSN :2460-9611, p-ISSN : 2087-8508

No. Indikator Tahun Standar


2002 2003 2004 2005 2006 Nasional
1. Jumlah TT 688 688 730 750 750
2. Jumlah kunjungan 89.515 185.637 12.995 21.753 318
Rawat Jalan
3. Jumlah kunjungan 16.319 16.583 18.863 20.420 28.126
Rawat Inap
4. BOR (%) 59,93 65,15 66,44 68,91 76 75-85
5. ALOS (%) 8 8 7 7 7,90 7-10
6. TOI (%) 6,32 5,42 4,50 4,59 2,84 4-5
7. BTO (x) 23,10 23,44 25,19 26,63 2,84 5-45
8. NDR (%) 5,94 6 5,53 5,77 6,75 < 2,5
9. GDR (%) 8,30 8,71 8,26 8,30 9,33 <3
Sumber Data : Profil RSUP. Dr. M. Djamil Padang (2006)

Tabel 5 menunjukkan BTO walaupun masih berada dalam


kecenderungan indikator pelayanan standar normal dengan jumlah tempat
meningkat pada tahun 2006 seperti tidur 750 TT.
rawat jalan, rawat inap, BOR, dan

Tabel 6. Klasifikasi Tenaga Keperawatan yang Telah Mengikuti Pelatihan


Khusus Penanganan Penderita Gawat Darurat di IGD RS. Dr. M.
Djamil Padang.

Jenis Pelatihan Jumlah Keterangan


BHD (Bantuan Hidup Dasar) 25 orang In house Training RS.
Dr. M. Djamil Padang
PPGD (Penanggulangan 15 orang In house Training RS.
Penderita Gawat Darurat) Dr. M. Djamil Padang
BTCLS (Basic Trauma 18 orang AGD 118 Sunter Jakarta
Cardiac Life Support)
ACLS 2 orangRS Jantung Harapan Kita
Jakarta
Sumber : Laporan tahunan RS. Dr. M. Djamil Padang tahun 2010

Dari 76 orang jumlah tenaga Governance) terhadap peningkatan


keperawatan di IGD RS. Dr. M. mutu pelayanan keperawatan dan
Djamil Padang 16 orang (21%) kinerja perawat di rumah sakit.
mengikuti pelatihan secara umum PMK terdiri dari 3 komponen
(Pelatihan Costumer Satisfication, utama yang meliputi input, proses, dan
Pelatihan Kamar Operasi serta output. Dalam rangka meningkatkan
Pelatihan lainnya). kinerja klinik perawat, 3 komponen
Berdasarkan latar belakang utama tersebut dikembangkan menjadi
tersebut diatas, penelitian difokuskan 5 komponen yang merupakan
pada pengembangan manajemen indikator PMK dan disosialisasikan
kinerja (PMK). Dalam kerangka Tata dalam bentuk training maupun
Pengaturan Klinis (Clinical pelatihan. Indikator tersebut adalah (1)
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volume 1, Nomor 1,Desemebr 2010
e-ISSN :2460-9611, p-ISSN : 2087-8508

Standar Pelayanan dan Standar bebas) pelatihan PMKK


Operasional Prosedur (SOP), (2) (Pengembangan Manajemen dan
Uraian tugas, (3) Indikator Kinerja Kinerja Klinis) serta pelaksanaan
Klinik, (4) Diskusi Refleksi Kasus PMKK di IGD RS. Dr. M. Djamil
(DRK), (5) Monitoring dan Evaluasi. Padang. Variabel dependen (variabel
PMK suatu strategi dalam tergantung) kinerja tenaga perawat
peningkatan mutu pelayanan (kinerja individu) di IGD RS. Dr. M.
keperawatan dan kinerja keperawatan Djamil Padang. Variabel confounding
yang mana seperti tertuang dalam (variabel perancu) dari penelitian ini
Kepmenkes No. 836/2005, menjadi adalah berupa karakteristik perawat
kebijakan mutu dan kinerja seperti jenis kelamin, usia, masa kerja,
keperawatan baik di rumah sakit status kepegawaian.
maupun di puskesmas.

SUBJEK DAN METODE


PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

Desain penelitian yang Penelitian ini adalah penelitian


digunakan adalah kuasi eksperimental kuasi ekperimen dengan rancangan
dengan menggunakan teknik one one group pre and post test yaitu
group test-post test. Intervensi yang penelitian yang dilakukan terhadap
dilakukan adalah penerapan satu kelompok tanpa adanya kelompok
Pengembangan Manajemen dan kontrol, karena keterbatasan jumlah
Kinerja Klinis (PMKK) dan penilaian tenaga, tidak sesuai dengan
dilakukan terhadap kinerja tenaga karakteristik atau persyaratan
keperawatan di IGD RS. Dr. M. kelompok yang homogen untuk
Djamil Padang. peserta pelaksanaan pelatihan klinik
Populasi penelitian adalah PMKK. Intervensi yang dilakukan
tenaga keperawatan di instalasi gawat adalah 5 komponen dasar dalam
darurat (IGD) RS. Dr. M. Djamil pelaksanaan pelatihan PMKK yang
Padang. merupakan indikator PMK : ((1)
Tenaga perawat ruang Triase Standar Pelayanan dan Standar
IGD RS. Dr. M. Djamil Padang Operasional Prosedur (SOP), (2)
berjumlah 22 orang dan ruang Pre Uraian tugas, (3) Indikator Kinerja
Operatif sebanyak 8 orang, yang akan Klinik, (4) Diskusi Refleksi Kasus
dibagi dua kelompok secara proporsi (DRK), (5) Monitoring dan Evaluasi.
yaitu kelompok perlakuan tanpa Adapun penilaian yang dilakukan
kelompok kontrol. adalah kinerja perawat meliputi
Tempat penelitian adalah di kinerja pribadi perawat, pengetahuan
Instalasi Gawat Darurat RS. Dr. M. perawat terhadap standar asuhan
Djamil Padang (Ruang Triase serta keperawatan gawat darurat,
Ruang Pre Operatif/ Ruang Observasi keterampilan kinerja perawat, sikap
Intensif) karena ruang ini mempunyai perawat terhadap kinerja perawat,
fasilitas dan jumlah tenaga perawat dokumentasi penerapan standar asuhan
yang cukup untuk kriteria penerapan keperawatan, pelaksanaan PMKK
Pengembangan Manajemen dan sebelum dan sesudah pelatihan PMKK
Kinerja Klinis (PMKK). dan dievaluasi selama 3 minggu.
Variabel dari penelitian ini Penelitian ini dilakukan di Instalasi
adalah, variabel independen (variabel
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volume 1, Nomor 1,Desemebr 2010
e-ISSN :2460-9611, p-ISSN : 2087-8508

Gawat Darurat RS. Dr. M. Djamil Terdapat perbedaan yang


Padang. bermakna pada sikap perawat terhadap
Pengumpulan data dengan kinerja perawat sebelum dan sesudah
menggunakan kuesioner yang diisi pelatihan PMKK dengan P = 0,000
oleh perawat dengan menggunakan (P<0,05) dengan tingkat kepercayaan
pedoman wawancara partisipan serta 95%.
observasi oleh peneliti tentang Sikap perawat yang
pemahaman apa yang dimaksud profesional, dengan adanya mutu
dengan PMKK dibandingkan dengan asuhan keperawatan yang baik akan
penilaian kinerja perawat IGD RS. memberikan rasa puas kepada pasien,
Dr. M. Djamil Padang. sehingga akan berdampak pada citra
perawat di mata masyarakat menurut
Kinerja Pribadi Gison (2000) kinerja individu
Terdapat perbedaan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
bermakna pada kinerja tenaga perawat diantaranya karakteristik individu
sebelum dan sesudah pelatihan PMKK yaitu sikap.
dengan P = 0,121 (P>0,05) dengan
tingkat kepercayaan 95%. Pengetahuan Perawat terhadap
Faktor-faktor yang Asuhan Keperawatan Gawat
mempengaruhi kinerja seseorang Darurat
adalah kemampuan untuk melakukan Terdapat perbedaan yang tidak
pekerjaan bisa didapat dari pendidikan bermakna pada pengetahuan perawat
dan pelatihan, alat yang tepat untuk terhadap asuhan keperawatan gawat
melakukan pekerjaan, dorongan atau darurat sebelum dan sesudah pelatihan
motivasi untuk melakukan sesuatu PMKK dengan P = 0,443 (P>0,05)
pekerjaan. dengan tingkat kepercayaan 95%.
Hal ini sesuai dengan Seorang perawat IGD dituntut
penelitian yang dilakukan di Instalasi untuk dapat meningkatkan
Rawat Inap RSU Banyumas Unit pengetahuan terhadap asuhan
Swadana Daerah. keperawatan gawat darurat, dimana
menurut Simon-Morton (1995) dengan
Keterampilan Kinerja Perawat meningkatnya pengetahuan,
Secara umum terdapat kemampuan intelektual pun
perbedaan yang bermakna pada meningkat, memberikan dampak atau
keterampilan kinerja perawat sebelum hasil stimulasi informasi yang
dan sesudah pelatihan PMKK. diperhatikan dan diingat.
Analisis data keterampilan
kinerja perawat dengan P = 0,000 Dokumentasi Standar Asuhan
(P<0,05) dengan tingkat kepercayaan Keperawatan
95%. Dari 24 unsur dokumentasi
Secara sederhana kemampuan standar asuhan keperawatan (SAK)
seseorang dapat dilihat dari keahlian pada penelitian pelatihan PMKK
atau skill yang dimiliki seseorang, sebelum dan sesudah pelatihan, secara
dipengaruhi oleh latar belakang umum terdapat 16 unsur dokumentasi
pendidikan dan pengalaman. standar asuhan keperawatan
berpengaruh secara bermakna dimana
Sikap Perawat terhadap Kinerja P = 0,000 (P<0,05) sedangkan 8 unsur
Perawat lainnya erpengaruh secara tidak
bermakna dengan P = 0,07 (P>0,05).
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volume 1, Nomor 1,Desemebr 2010
e-ISSN :2460-9611, p-ISSN : 2087-8508

Analisis data pelaksanaan meliputi rencana tindakan mandiri


dokumentasi SAK sebelum dan serta kolaborasi sebagai penunjang
sesudah pelatihan PMKK dilihat dari 6 rencana tindakan keperawatan.
standar, (1) Pengkajian, (2) Diagnosa d. Implementasi keperawatan
keperawatan, (3) Intervensi Standar implementasi
keperawatan, (4) Implementasi keperawatan unsur 1 berpengaruh
keperawatan, (5) Standar evaluasi secara tidak bermakna sebelum
keperawatan, dan (6) Standar dan sesudah pelatihan PMKK
dokumentasi keperawatan. dengan P = 0,062 (P>0,05).
Pembahasan keenam aspek lebih Sedangkan unsur 2, 3, dan 4
lanjut adalah : terdapat pengaruh yang bermakna
a. Pengkajian keperawatan sebelum dan sesudah pelatihan
Standar pengkajian PMKK P = 0,000 (P<0,05).
keperawatan unsur 1 dan unsur 3 Perawat harus dapat
berpengaruh secara tidak melaksanakan rencana tindakan
bermakna (P>0,05), sedangkan keperawatan yang dibuat sesuai
unsur 2 dan unsur 4 berpengaruh dengan prioritas masalah
secara tidak bermakna dimana P = keperawatan.
0,000 (P<0,05). Implementasi keperawatan
Pengkajian keperawatan bertujuan agar kebutuhan pasien
merupakan komponen dasar dalam terpenuhi secara maksimal
mengumpulkan data, mencakup peningkatan kesehatan,
mengelompokkan data serta pencegahan, pemeliharaan serta
dianalisis untuk perumusan pemulihan kesehatan dengan
masalah keperawatan. mengikutsertakan pasien dan
b. Diagnosa keperawatan keluarga.
Standar diagnosa keperawatan
unsur 1, 2, dan 3 berpengaruh e. Evaluasi keperawatan
secara bermakna dimana P = 0,000 Standar evaluasi keperawatan
(P<0,05). unsur 1 berpengaruh secara tidak
Diagnosa keperawatan bermakna dengan P = 0,408
merupakan identifikasi kebutuhan (P>0,05) sebelum dan sesudah
spesifikasi pasien serta respon pelatihan PMKK, sedangkan unsur
terhadap masalah pasien yang 2 terdapat pengaruh yang
aktual dan potensial. bermakna dimana P = 0,000
c. Intervensi keperawatan (P<0,05) sebelum dan sesudah
Standar intervensi keperawatan pelatihan PMKK.
unsur 2, 4, dan 5 berpengaruh Evaluasi keperawatan
secara tidak bermakna sebelum dilaksanakan secara periodik,
dan sesudah pelatihan PMKK sistematis dan berencana untuk
dengan (P>0,05). Sedangkan unsur menilai perkembangan pasien,
1 dan 3 terdapat pengaruh yang yang diharapkan dapat dicapai
bermakna sebelum dan sesudah analisa keberhasilan intervensi
pelatihan PMKK P = 0,000 keperawatan dan perencanaan
(P<0,05). pelayanan selanjutnya.
Intervensi keperawatan
menggambarkan prioritas tindakan f. Dokumentasi keperawatan
keperawatan yang didasari atas Standar dokumentasi
ilmu keperawatan mutakhir, serta keperawatan unsur 1 dan 5
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volume 1, Nomor 1,Desemebr 2010
e-ISSN :2460-9611, p-ISSN : 2087-8508

berpengaruh secara tidak cukup efektif dalam meningkatkan


bermakna dengan (P>0,05) kinerja tenaga keperawatan,
sebelum dan sesudah pelatihan berpengaruh terhadap mutu pelayanan
PMKK, sedangkan unsur 2, 3, dan keperawatan gawat darurat itu sendiri,
4 terdapat pengaruh yang dapat meminimalkan konflik dengan
bermakna dimana P = 0,000 pasien, keluarga, maupun sejawat
(P<0,05) sebelum dan sesudah sendiri. Pelatihan PMKK di RS. Dr.
pelatihan PMKK. M. Djamil Padang, diprogramkan
Dokumentasi keperawatan melalui bagian Dik-lit rumah sakit,
dilakukan secara individual, serta dikembangkan dan
mencakup penggunaan proses ditindaklanjuti oleh pihak manajemen
keperawatan. Dokumentasi dalam pelaksanaannya.
keperawatan berguna sebagai
informasi, komunikasi, dan
laporan. Pendokumentasian
dilakukan secara sistematis dan KESIMPULAN DAN SARAN
berkelanjutan. Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan yang telah diuraikan,
g. Pelaksanaan PMKK (Pre test dan dapat diambil kesimpulan :
post test) a. Secara umum terdapat peningkatan
Pemahaman pelaksanaan nilai yang bermakna pada
pelatihan PMKK sebelum dan keterampilan kinerja perawat serta
sesudah pelatihan (Pre test dan sikap perawat terhadap kinerja
post test) berpengaruh tidak perawat setelah pelatihan PMKK.
bermakna dimana P = 0,70 b. Peningkatan nilai yang
(P>0,05). berpengaruh secara tidak
PMKK merupakan bermakna pada kinerja perawat
mikrosistem pengembangan (kinerja pribadi), pengetahuan
manajemen kinerja klinis bagi perawat tentang asuhan
perawat dan bidan dalam tatanan keperawatan gawat darurat setelah
pelayanan rumah sakit dan pelatihan PMKK.
komunitas. c. Terdapat peningkatan nilai yang
PMKK memfasilitasi bermakna pada dokumentasi
terciptanya budaya kerja perawat asuhan keperawatan (SAK) setelah
yang mengarah kepada upaya pelatihan PMKK.
peningkatan mutu pelayanan d. Terdapat nilai yang berpengaruh
keperawatan yang didasarkan pada secara tidak bermakna terhadap
profesionalisme, IPTEK, aspek pemahaman PMKK setelah
legal, berlandaskan etika untuk pelatihan PMKK.
mendukung sistem pelayanan e. Ho ditolak dan Ha diterima bahwa
kesehatan secara komprehensif. ada pengaruh pelatihan PMKK
terhadap kinerja perawat.
IMPLIKASI HASIL PENELITIAN
Secara umum hasil penelitian Saran yang dapat diberikan dari
pelatihan PMKK terhadap kinerja hasil penelitian ini adalah:
tenaga keperawatan bermakna dengan
P = 0,000 (P<0,05) dengan derajat Direktur Utama RS. Dr. M. Djamil
kepercayaan 95%. Ini Padang
menggambarkan pelatihan PMKK
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volume 1, Nomor 1,Desemebr 2010
e-ISSN :2460-9611, p-ISSN : 2087-8508

1) Pelatihan PMKK dapat dijadikan serta dapat mengaplikasikan dalam


Program Pelatihan Dik-lit RS. Dr. bentuk tindakan keperawatan
M. Djamil Padang untuk terhadap kondisi Life threatening
pengembangan keterampilan (berdampak terhadap kemampuan
manajerial bagi setiap manajer lini pasien untuk mempertahankan
pertama perawat dalam mengelola hidup).
kinerja staf. Sehingga mutu
pelayanan keperawatan dapat DAFTAR PUSTAKA
dimaksimalkan dan kepuasan 1) Departemen Kesehatan RI. 2005.
pasien dan keluarga dapat Standar Asuhan Keperawatan
terpenuhi. Gawat Darurat. Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik
Bagian Dik-lit RS. Dr. M. Djamil Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Padang 2) Tjahjono, K. 2005. Pengembangan
2) Membuat program pelatihan Manajemen Kinerja Perawat dan
PMKK secara berkelanjutan, Bidan Sebagai Strategi dalam
bekerjasama dengan DEP-KES Peningkatan Mutu Klinis. Jurnal
serta WHO untuk pengembangan Manajemen Pelayanan Kesehatan.
pelatihan PMKK. Sehingga tujuan 3) Sarwono, J. 2006. Penelitian
dan sasaran dari PMKK tercapai Kualitatif dan Kuantitatif.
secara optimal. Untuk mendukung Jogjakarta : Graha Ilmu.
pelayanan kesehatan secara 4) Cooper, CL, dkk. 1995. Psikology
komprehensif. for Professional Groups. The
British Psycological Society.
Bagian Instalasi Gawat Darurat 5) Amriaty. 2003. Kinerja Perawat
3) Melakukan monitoring dan ditinjau dari Lingkungan Kerja
evaluasi secara periodik terhadap dan Karakteristik Individu Studi
kinerja tenaga keperawatan pada Instalasi Rawat Inap RSU
melalui survei kepuaasan Banyumas. Tesis UGM
pelanggan internal dan eksternal Yogyakarta.
maupun audit keperawatan. 6) Gibson, JI, dkk. 2000. Organisasi
4) Reward dan punishmen sangat Perilaku, Struktur, dan Proses,
penting untuk motivasi tenaga Jilid 2 (ed. 8). Jakarta : Bhina
keperawatan dalam melaksanakan Rupa Aksara.
tindakan keperawatan yang 7) Gillies, DA. 1996. Manajemen
bermutu. Keperawatan Suatu Pendekatan
Perawat Sistem. W.B Saunders Company,
5) Mengembangkan nilai-nilai Philadelpia.
profesional keperawatan melalui 8) Achieyani, SH. 2000. Konsep
pemahaman lima komponen dasar Perawat dalam Pengetahuan,
PMKK mancakup standar Keterampilan dan Etika
operating prosedur (SOP), uraian Profesional. Seminar sehari
tugas, indikator kinerja, diskusi keperawatan. Banyumas.
refleksi kasus (RDK), sistim 9) Arikunto, S. 1997. Prosedur
monitoring dan evaluasi. Penelitian Suatu Pendekatan
Perawat dapat mengembangkan Praketek. Jakarta : Rineka Cipta.
diri sendiri, dengan melalui 10) Azwar, A. 1994. Program
pelatihan-pelatihan khusus gawat Menjaga Mutu Pelayanan
darurat (ACLS, BTCLS, PPGD) Kesahatan: Aplikasi prinsip
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volume 1, Nomor 1,Desemebr 2010
e-ISSN :2460-9611, p-ISSN : 2087-8508

Lingkaran Pemecahan Masalah.


Jakarta : Yayasan Penerbit IDI.
11) Departemen Kesehatan RI. 1997.
Instrumen Evaluasi Penerapan
Standar Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit. Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan RI. Jakarta.
12) Departemen Kesehatan RI. 1992.
Undang-undang Republik
Indonesia, No. 23 Tahun 1992
Tentang Kesehatan. Jakarta.
13) Elly Nurachmah. 2000. Pentingnya
Komite Keperawatan dalam
Pengembangan Profesi. Jurnal
Manajemen Administrasi dan
Rumah Sakit Indonesia.

You might also like