You are on page 1of 8

THE EFFECT OF DIFFERENT CONCENTRATION OF CULTURE AND

INCUBATION TIME AT ROOM TEMPERATURE ON pH, VISCOSITY, ACIDITY


CONTENT AND TOTAL PLATE COUNT (TPC) SET YOGHURT
M. Nuh Hudawi Siregar1, Lilik Eka Radiati2, and Djalal Rosyidi2
1
Student of Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University, Malang
2
Lecturer of Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University, Malang

Email: madnuh.siregar67@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research was to know determine the difference culture consentration
(Lactobacillus bulgaricus and Streptococcus thermophillus) and incubation time at room
temperature. The method of this research was factorial experiment (2x3) with rendomized design
and 3 time replication. The variable measured were pH, viscosity, acidity content and total plate
count (TPC). The data was analized by using analysis of variance continued by honestly
significan difference (HSD). The results of this research showed that the incubation time
treatment highly significant difference effect (P<0.01) pH value, viscosity and acidity content
and the concentration of culture significant difference effect (P<0.05) the levels of acidity
content, while total plate count (TPC) provides no significant difference effect (P>0.05) on set
yoghurt.
Keyword: Addition of culture, incubation time, set yoghurt

PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI KONSENTRASI KULTUR DAN LAMA


PEMERAMAN PADA SUHU RUANG TERHADAP pH, VISKOSITAS, KADAR
KEASAMAN DAN TOTAL PLATE COUNT (TPC) SET YOGURT
M. Nuh Hudawi Siregar1, Lilik Eka Radiati2, dan Djalal Rosyidi2
1
Mahasiswa Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang
2
Dosen Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang

Email: madnuh.siregar67@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan penambahan
kultur (Lactobacillus bulgaricus and Streptococcus thermophillus) dan lama pemeraman pada
suhu ruang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan faktorial (2x3)
dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali ulangan. Variabel pengamatan yang
dilakukan adalah mengukur nilai pH, viskositas, kadar keasaman dan total plate count (TPC).
Data yang dianalisis menggunakan analisis varian (ANAVA) dan perbedaan pengaruh diantara
1
perlakuan maka dilanjutkan dengan uji beda nyata jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa lama pemeraman dapat menurunkan nilai pH, meningkatkan viskositas dan kadar
keasaman (P<0.01), konsentrasi pemberian kultur juga dapat meningkatkan kadar keasaman
(P<0.05). Sementara itu, total plate count (TPC) dan interaksi tidak memberikan perbedaan
pengaruh (P>0.05) terhadap set yogurt.

Kata kunci : penambahan kultur, lama pemeraman, set yogurt

PENDAHULUAN sineresis dan tekstur (Sunarlim, Hadi dan


Masniari, 2007).
Yogurt merupakan salah satu produk Yogurt baik dikonsumsi karena
susu yang difermentasi dengan bakteri dan memiliki kelebihan sebagai minuman yang
dibuat dengan berbagai variasi komposisi. mudah dicerna ketimbang susu, karena
Kultur dari yogurt adalah Streptococcus adanya bakteri hidup dan aktif akan
thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus. memproduksi enzim Lactase. Yogurt sering
Yogurt merupakan salah satu minuman yang digunakan sebagai makanan atau minuman
dikonsumsi oleh masyarakat, karena yang bertujuan untuk kebutuhan diet (dietic
mempunyai sifat yang asam, kental dan purposes) atau kesehatan (therapeutic
memiliki kandungan gizi tinggi yang baik purposes), terutama bagi konsumen yang
untuk masa pertumbuhan. Yogurt menginginkan produk pangan dengan kalori
merupakan minuman cair dan kental dari rendah. Penderita penyakit Lactose
akumulasi asam laktat dan rasa yang khas intolerence sangat baik mengkonsumsi
merupakan hasil dari aktifitas starter bakteri produk yogurt, karena jumlah laktosa yang
(bakteri asam laktat atau BAL) dalam terkandung sangat rendah. Bakteri
fermentasi susu (Elisabeth, 2009). Lactobacillus seperti L. Acidophillus, L.
Pembuatan yogurt pada umumnya Casei, atau keduanya memiliki potensi
dilakukan pemanasan susu terlebih dahulu untuk mendegradasi laktosa sehingga
pada suhu 60-90 0C sambil diaduk-aduk dan membantu dalam proses pencernaan laktosa
dipertahankan suhunya selama 10 menit (Askar dan Sugiarto, 2005).
(Wahyudi, 2006). Pasteurisasi yang Yogurt dibagi menjadi dua tipe
dilakukan pada suhu 90 0C selama kurang berdasarkan pembuatannya yaitu set yogurt
lebih 7 menit, setelah itu didinginkan sampai dan stirred yogurt. Perbedaan keduanya
mencapai suhu 45 0C dan presentase terletak pada sistem pembuatan dan struktur
pemberian kultur (S. thermophillus dan L. fisik koagulum yang terbentuk. Set yogurt
bulgaricus) sebesar 1:1 (Fadela, Cheriguene adalah yogurt yang proses inkubasinya
dan Bensoltane, 2009). Penentuan dilakukan dalam kemasan tertentu dan
penggunaan starter bakteri digunakan merupakan yogurt dengan tekstur sangat
konsentrasi 3, 4 dan 5% dan parameter yang kental, memiliki warna putih pada umumnya
diuji adalah total asam tertitrasi, nilai pH, dan rasa yang sangat asam. Stirred yogurt
2
diinkubasikan dalam wadah yang besar dan menggunakan rancanan acak lengkap
dilakukan pengadukan dan kemudian (RAL). Perlakuan yang digunakan dalam
dikemas kedalam kemasan yang lebih kecil. penelitian ini adalah 2 faktor (faktor kultur
Rasa yang digunakan dalam pembuatan 3 perlakuan dan waktu 3 perlakuan) dan 3
yogurt dibedakan menjadi dua, plain yogurt kali ulangan sehingga terdapat 27 unit
atau natural yogurt dan flavored yogurt atau percobaan dalam satu perlakuan.
fruit yogurt. Plain yogurt adalah yogurt Adapun rinciannya yaitu:
yang tidak ditambah flavor sehingga P1 : perlakuan penambahan kultur sebanyak
memiliki aroma dan rasa asam yang khas 1 % setelah sterilisasi.
dan sangat tajam, sedangkan flavored yogurt P2 : perlakuan penambahan kultur sebanyak
adalah yogurt yang ditambah dengan flavor 2 % setelah sterilisasi.
misalnya buah-buahan (Dwiyani, 2008). P3 : perlakuan penambahan kultur sebanyak
3 % setelah sterilisasi.
MATERI DAN METODE Q1 : lama inkubasi pada suhu inkubator
Penelitian ini dilaksanakan di selama 24 jam.
Laboratorium Mikrobiologi Hasil Ternak, Q2 : lama inkubasi pada suhu inkubator
Laboratorium Fisiko Kimia, Laboratorium selama 36 jam.
Epidemiologi Fakultas Peternakan dan Q3 : lama inkubasi pada suhu inkubator
Laboratorium Fakultas Teknologi Pertanian selama 48 jam.
(FTP) Universitas Brawijaya Malang.
Variabel Penelitian
Materi Penelitian Variabel yang diamati pada penelitian
Materi dalam penelitian ini yaitu set ini meliputi uji nilai pH dengan
yogurt dengan bahan dasar susu segar yang menggunakan pH meter Hanna, uji
dipanaskan melalui sterilisasi dengan viskositas menggunakan Elcometer Model
menggunakan autoclave pada suhu 120 0C 2300 RV, kadar keasaman dengan metode
tekanan 1,5 lb selama 20 menit. Susu yang titrasi dan uji total bakteri dengan metode
telah disterilisasi kemudian ditambahkan total plate count (TPC).
kultur dengan menggunakan bakteri
Streptococcus thermophilus dan Analisis Data
Lactobacilus bulgaricus dengan konsentrasi Data yang diperoleh dianalisis
perlakuan 1%, 2%, dan 3% dari total susu menggunakan metode analisis ragam
segar. Susu yang telah ditambahkan kultur, analisis varian (ANAVA), apabila hasil uji
selanjutnya dilakukan pemeraman atau menunjukan adanya pengaruh, maka
diinkubasi sesuai dengan perlakuan yaitu 24 dilakukan uji lanjutan menggunakan Uji
jam, 36 jam dan 48 jam pada suhu ruang Beda Nyata Jujur (BNJ). Data kualitatif
yang berkisar 25 29 0C. dianalisis secara deskriptif.

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
adalah percobaan faktorial (2x3) dengan
3
HASIL DAN PEMBAHASAN mengalami penurunan. Data set yogurt
selama pemeraman menghasilkan perbedaan
Nilai pH pengaruh yang sangat nyata (P<0,01)
Hasil analisis ragam menunjukkan terhadap nilai pH, artinya lama pemeraman
bahwa menunjukan bahwa perlakuan lama pada suhu ruang dapat mempengaruhi nilai
pemeraman pada penelitian ini memberikan pH set yogurt. Rosa (2010) yang
perbedaan pengaruh yang sangat nyata menyatakan bahwa besarnya nilai pH bisa
(P<0,01) terhadap nilai pH set yogurt, dipengaruhi oleh suhu, waktu inkubasi,
penambahan konsentrasi dan interaksi pada jumlah starter serta jumlah prebiotik sebagai
suhu ruang tidak memberikan perbedaan bahan yang digunakan untuk fermentasi oleh
pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap nilai bakteri asam laktat. Standart pH untuk
pH set yogurt. yogurt berkisar antara 3,5 4,5.
% Kultur
pH
Rata-rata Perlakuan pemberian konsentrasi
24 jam 36 jam 48 jam
1% 4,68 4,16 4,29 4,380,27 kultur yang berbeda terhadap set yogurt
2% 4,60 4,53 4,23 4,450,19 dapat menurunkan nilai pH karena adanya
3% 4,52 4,40 4,16 4,360,18
Rerata 4,60b0,08 4,36a0,19 4,23a0,07 interaksi antara bakteri L.bulgaricus dengan
Keterangan: Superskrip a-b yang berbeda pada rata- S. thermophillus. Sugiarto (1997)
rata menunjukkan perbedaan yang
sangat nyata (P<0,01). menyatakan bahwa apabila L. bulgaricus
dengan S. thermophillus diinokulasi secara
Interaksi antara penambahan bersamaan pada suhu 430 C (pH 6,5 5,5),
konsentrasi kultur dengan lama inkubasi S. thermophillus mula-mula tumbuh lebih
tidak memberikan pengaruh yang nyata, baik dan setelah pH menurun karena
namun penambahan konsentrasi kultur dan dihasilkan asam laktat, maka L. bulgaricus
lama inkubasi terhadap nilai pH mampu akan tumbuh lebih baik.
menurunkan nilai pH set yogurt, hal ini Lama pemeraman mempengaruhi
dikarenakan semakin banyak kultur yang pembentukan asam pada set yogurt, hal ini
ditambahkan dan semakin lama inkubasi terlihat pada perubahan nilai pH yang
mengakibatkan menurunnya nilai pH diakibatkan adanya penambahan konsentrasi
semakin asam. Data menunjukkan bahwa kultur L. bulgaricus dengan S. thermophillus
semakin lama pemeraman yang dilakukan, (1%, 2% dan 3%) menunjukkan hasil yang
maka nilai pH set yogurt yang dihasilkan stabil. Badarudin (2006), menyatakan bahwa
akan semakin menurun. Penurunan pH set bakteri yang digunakan dalam pembuatan
yogurt yang lebih stabil dan lebih rendah yogurt (L. bulgaricus dan S. thermophillus
adalah pada presentase P3 (3%) dengan nilai dengan perbandingan 1:1) dapat menaikkan
rata-rata pH 4,360,183. Pemberian kultur keasaman yang tinggi.
semakin tinggi maka semakin rendah pula
nilai pH dari set yogurt. Nilai Viskositas
Proses pemeraman yang dilakukan Hasil analisis ragam menunjukan
semakin lama pada suhu ruang dimulai dari bahwa perlakuan lama pemeraman pada
24 sampai 48 jam nilai pH set yogurt dapat penelitian ini memberikan perbedaan
4
pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) Sumardikan (2007), menyatakan bahwa
terhadap nilai viskositas set yogurt, viskositas dapat dipengaruhi oleh suhu,
penambahan konsentrasi dan interaksi pada konsentrasi larutan, berat molekul larutan,
suhu ruang tidak memberikan perbedaan tekanan dan bahan pelarut. Presentase
pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap nilai pemberian kultur pada yogurt sangat
viskositas set yogurt. menentukan nilai viskositas karena
disebabkan oleh adanya bakteri pembentuk
% Viskositas (cP)
Rata-rata asam laktat. Muchtadi dan Sugiyono (1992)
Kultur 24 jam 36 jam 48 jam
1% 175,67 219,67 266,67 220,67a45,51
menambahkan bahwa, parameter tingkat
2% 266,00 281,33 353,33 300,22a46,63 kekentalan (viskositas) sangat penting untuk
3% 329,33 368,33 352,00 349,89b19,59
Rerata 25777,2 32449,7
produk yang berbentuk liquid. Viskositas ini
289,7874,7
Keterangan: Superskrip a-c yang berbeda pada rata- merupakan besarnya tahanan bahan terhadap
rata menunjukan perbedaan yang sangat tekanan yang ada.
nyata (P<0,01).
Lama pemeraman yang dilakukan
Lama pemeraman pada perlakuan P3 pada suhu ruang menunjukkan bahwa
(3%) menunjukkan bahwa memiliki rata-rata adanya pengaruh pada nilai viskositas set
nilai viskositas yang tinggi terhadap set yogurt akibat adanya perlakuan penambahan
yogurt (349,89 19,586 cP). Data pada kultur yang menghasilkan asam laktat
tabel tersebut menunjukkan bahwa adanya sehingga terjadinya gumpalan. Manab
perbedaan pengaruh yang sangat nyata pada (2007) menyatakan bahwa, gel yang
lama pemeraman set yogurt terhadap nilai terbentuk pada susu fermentasi adalah akibat
viskositas. Semakin semakin lama adanya asam laktat yang dihasilkan oleh
pemeraman jam ke-48 yang diikuti dengan bakteri asam laktat. Viskositas susu dan
semakin tinggi presentase penambahan yogurt dipengaruhi oleh pH, kadar protein,
kultur P3 (3%) maka semakin tinggi pula jenis kultur strain, waktu inkubasi dan total
nilai viskositas dari set yogurt. padatan susu. Rata-rata viskositas tertinggi
Data menunjukkan bahwa semakin dari set yogurt dengan penambahan kultur
lama dilakukan pemeraman pada suhu ruang dan lama pemeraman terdapat pada P3 (3%)
pada waktu 24 jam 48 jam viskositas set dengan nilai 349,89 19,586 %.
yogurt menunjukkan peningkatan, artinya
lama pemeraman pada suhu ruang Kadar Keasaman
mempengaruhi viskositas set yogurt. Rata- Hasil analisis ragam menunjukan
rata viskositas tertinggi dari set yogurt bahwa perlakuan lama pemeraman pada
dengan lama pemeraman pada suhu ruang penelitian ini memberikan perbedaan
terdapat pada jam ke-48 dengan nilai rata- pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) dan
rata viskositas 324 49,654 cP. Rata-rata penambahan konsentrasi memberikan
nilai viskositas terendah terdapat pada perbedaan pengaruh yang nyata (P<0,05)
penyimpanan jam ke-24 dengan nilai rata- sementara interaksi pada suhu ruang tidak
rata viskositasnya 257 77,224 cP.

5
memberikan perbedaan yang nyata (P>0,05) diberikan merupakan penghasil asam laktat
terhadap kadar keasaman set yogurt. (S. thermophillus dan L. bulgaricus).
Kumalasari, dkk. (2012), menyatakan bahwa
% Kadar Keasaman (%)
Kultur 24 jam 36 jam 48 jam
Rata-rata proses fermentasi pada pembuatan yogurt
1% 1,037 1,387 1,330 1,25b0,19 pada prinsipnya dapat mengurangi laktosa
2% 0,993 1,057 1,143 1,06a0,08
3% 0,940 1,133 1,367 1,15a0,21 (gula susu) menjadi asam laktat dan
Rerata 0,99a0,05 1,19b0,17 1,28b0,12 berbagai komponen aroma dan cita rasa.
Keterangan: Superskrip a-b yang berbeda pada rata- Bakteri yang diberikan semakin banyak
rata menunjukkan perbedaan yang
sangat nyata (P<0,01). maka dapat memproduksi asam laktat yang
lebih banyak pula, maka semakin tinggi
Data lama pemeraman yang dilakukan asam yang terbentuk.
pada suhu ruang menunjukkan bahwa
terjadinya pengaruh pada kadar keasaman Total Plate Count (TPC)
set yogurt akibat adanya perlakuan Hasil analisis ragam menunjukan
penambahan kultur. Konsentrasi pemberian bahwa perlakuan konsentrasi, lama
kultur pada perlakuan terjadi fluktuasi P1 pemeraman dan interaksi pada suhu ruang
(1%) memiliki rata-rata kadar keasaman tidak memberikan perbedaan pengaruh yang
yang tinggi terhadap set yogurt yaitu 1,25 nyata (P>0,05) terhadap total plate count
0,188 %, P2 (2%) 1,06 0,075 % dan P3 (TPC) set yogurt.
(3%) 1,15 0,214 %. Rata-rata
% Total Plate Count (cfu/ml)
tertinggi ke-2 terdapat pada perlakuan P3 Kultur 24 jam 36 jam 48 jam
Rata-rata

(1%) dengan kadar keasaman 1,15 0,214 1% 2,089 1,837 1,692 1,870,201
2% 2,273 2,126 1,617 2,010,344
% terhadap set yogurt. Sugiarto (1997), 3% 1,678 1,978 1,973 1,880,172
menyatakan bahwa S. thermophillus adalah Rerata 2,01 0,31 1,98 0,15 1,76 0,19

bakteri penghasil asam laktat, tumbuh sangat Keterangan: Superskrip a-b yang berbeda pada rata-
rata menunjukan perbedaan yang
baik pada pH 6,5 dan pertumbuhannya sangat nyata (P<0,01).
terhenti pada keasaman pH 4,2 4,4. L.
bulgaricus tumbuh sangat baik pada pH 5,5 Perlakuan konsentrasi, lama
pertumbuhannya berhenti pada pH 3,8 4,0. pemeraman dan interaksi pada suhu ruang
Kedua kultur apabila digabungkan sebagai tidak memberikan perbedaan pengaruh yang
kultur campuran lebih menghasilkan banyak nyata (P>0,05) terhadap set yogurt. Total
asam daripada hanya menggunakan satu plate count (TPC) menunjukkan populasi
jenis kultur. seluruh mikroorganisme yang terdapat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam produk bahan pangan tanpa
adanya kombinasi kultur dengan susu steril menunjukkan jenis mikroorganisme tertentu,
memiliki perbedaan pengaruh terhadap sehingga dapat digunakan sebagai gambaran
keasaman set yogurt. Kombinasi kultur yang umum mikroorganisme dalam suatu bahan
diberikan semakin besar maka semakin pangan. Pembuatan set yogurt ini,
rendah pula kadar keasaman yang diharapkan bakteri yang tumbuh didominasi
dihasilkan. Hal ini disebabkan bakteri yang oleh bakteri asam laktat. Data menunjukkan
6
bahwa pada proses pemeraman terjadi susu sterilisasi sebesar 2% dengan lama
penurunan total plate count (TPC) yaitu pemeraman 48 jam.
pada 48 jam (1,76 0,188 cfu/ml).
Kumalasari, Nurwantoro dan Mulyani DAFTAR PUSTAKA
(2012), menyatakan bahwa aktifitas BAL
Askar, S. dan Sugiarto. 2005. Uji Kimiawi
akan mempengaruhi tingkat keasaman dan Organoleptik sebagai Uji Mutu
yugurt karena produk metabolit yang Yoghurt. Balai Penelitian Ternak
digunakan berupa asam laktat. Buckle, dkk. Ciawi Bogor. Balai Besar
(1987) menyatakan akibat adanya kondisi Penelitian Pasca Panen Pertanian.
media yang ideal pertumbuhan bakteri asam Cimanggu Bogor.Chotiah, S. 2008.
Beberapa Bakteri Patogen Yang
laktat (L. bulgaricus dan S. thermophillus)
Mungkin Dapat Ditemukan Pada
yang keduanya memiliki sifat Susu Sapi Dan Pencegahannya.
homofermentatif yang secara bersamaan Semiloka Nasional Prospek Industri
akan meningkatkan perubahan laktosa Sapi Perah Menuju Perdagangan
menjadi asam laktat yang tercermin dengan Bebas 2020. Balai Besar
peningkatan total keasaman dan Penelitian Veteriner. Bogor.
mengakibatkan sifat asam lebih cepat Badarudin, T. 2006. Penggunaan
diproduksi. Maltodekstrin pada Yoghurt Bubuk
Ditinjau dari Uji Kadar Air,
Kesimpulan Keasaman, pH, Rendemen,
Disimpulkan bahwa Set yogurt dapat Reabsorpsi Uap Air, Kemampuan
menurunkan nilai pH, meningkatkan nilai Keterbasahan, dan Sifat
viskositas dan kadar keasaman pada Kedispersian. Program Studi
konsentrasi penambahan kultur 2% dengan Teknologi Hasil Ternak. Fakultas
lama pemeraman 48 jam. Total plate count Peternakan. Universitas Brawijaya.
Malang.
(TPC) dan Interaksi tidak memberikan
perbedaan pengaruh terhadap penambahan Buckle, K. A., R. A. Edwards, G. H. Fleet
konsentrasi kultur dan lama pemeraman dan M. Wootton. 1987. Ilmu
pada suhu ruang set yogurt. Perlakuan Pangan. Terjemahan: H. Purnomo
dan Adiono. Penerbit Universitas
terbaik adalah menggunakan perlakuan
Indonesia, Depok.
dengan penambahan kultur sebanyak 2%
dengan lama pemeraman 48 jam mampu Dwiyani, R. K. 2008. Sifat Fisik dan Kimia
menghasilkan nilai pH, viskositas dan kadar Es Krim Yogurt Sinbiotik Selama
keasaman yang optimal. Penyimpanan. Program Studi
Teknologi Hasil Ternak. Fakultas
Saran Peternakan. Institut Pertanian
Saran yang dapat disampaikan dari Bogor.
hasil penelitian ini yaitu, penambahan kultur Elisabeth, D. A. A. dan Dody D. H. 2009.
dalam pembuatan set yogurt dengan metode Pengaruh Perbandingan dan
Konsentrasi Kultur Campuran

7
Bakteri Asam Laktat (BAL): Departemen Pendidikan dan
Streptococcus thermophilus, Kebudayaan Direktorat Jenderal
Bifidobacterium breve dan Pendidikan Tinggi Pusat Antar
Lactobacilus cesei strain shirota Universitas Pangan dan Gizi
Terhadap pH, TAT dan Viskositas Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Awal Yoghurt Sinbiotik. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Rosa, N. 2010. Pengaruh Penambahan Umbi
Bali. Balai Pengkajian Teknologi Garut (Maranta arundinaceae L)
Pertanian Sumatera Utara. dalam Bentuk Tepung dan Pati
sebagai Prebiotik pada Yoghurt
Fadela, C., Cheriguene A. dan Bensoltane sebagai Produk Sinbiotik terhadap
A. 2009. Sensorial and Physico- Daya Hambat Bakteri Escherichia
Chemical Characteristic of Yoghurt coli. Program Studi Ilmu Gizi.
Manufactured with Ewes and Skim Fakultas Kedokteran. Universitas
Milk. Laboratoire de Microbiologie Diponegoro. Semarang.
at Biologie Vegetale. Departement
de Biologie. Faculte des Sciences. Sugiarto. 1997. Proses Pembuatan dan
Universite de Mostaganem. BP 227 Penyimpanan Yoghurt yang Baik.
Mostaganem 27000 Algeria. Balai Penelitian Ternak. Ciawi.
Laboratoire de Microbiologie P.O. Box 221. Bogor 16002. Hal.
Alimentaire et Industrelle. 62-67.
Departement de Biologie. Faculte
Sumardikan, H. 2007. Penggunaan
des Sciences. Universite dOran Es
Carboxymethyl (CMC) terhadap
Senia. Algeria. Vol. 4, No. 2. Hal.
pH, Keasaman, Viskositas,
136 140.
Sineresis dan Mutu Organoleptik
Kumalasari, K. E. D., Nurwantoro dan S. Yogurt Set. Program Studi
Mulyani. 2012. Pengaruh Teknologi Hasil Ternak. Fakultas
Kombinasi Susu dengan Air Kelapa Peternakan. Universitas Brawijaya.
Terhadap Total Bakteri Asam Malang.
Laktat (BAL), Total Gula dan
Sunarlim, R., Hadi S. dan Masniari P. 2007.
Keasaman Drink Yoghurt. Fakultas
Pengaruh Kombinasi Starter
Peternakan dan Pertanian.
Bakteri Lactobacillus bulgaricus,
Universitas Diponegoro. Semarang.
Streptococcus thermophilus dan
Vol. 1. No. 2. Hal. 48 53.
Lactobacillus plantarum Terhadap
Manab, A. 2007. Kajian Sifat Fisik Yogurt Sifat Mutu Susu Fermentasi. Balai
Selama Penyimpanan pada Suhu 4 Besar Penelitian dan
0
C. Program Studi Teknologi Hasil Pengembangan Pascapanen
Ternak. Fakultas Peternakan. Pertanian. Balai Besar Penelitian
Universitas Brawijaya. Malang. Veteriner. Bogor.
Vol. 3, No. 1. Hal. 52-58.
Wahyudi, M. 2006. Proses Pembuatan dan
Muchtadi, T.R. dan Sugiyono. 1992. Analisis Mutu Yoghurt. Balai Besar
Petunjuk Laboratorium Ilmu Penelitian dan Pengembangan
Pengetahuan Bahan Pangan. Pascapanen Pertanian. Bogor. Vol.
11, No. 1. Hal. 12 16.
8

You might also like