You are on page 1of 4

Pengaruh Formulasi Pakan Hijauan (Kaliandra, Gamal dan Rumput

Gajah) Terhadap Distribusi Protein dalam Saluran Pencernaan Domba


(Feed formulation influence of forage (Caliandra calothyrsus, Gliricidia sepium and
Penisetum sp.) on distribution protein in sheep digestive tract)

Firdus1
1
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

ABSTRACT It was assumed that feed formulation days and water was provided ad libitum. Parameter
given to animals has an effect on digested nutrient recorded in this experiment were distribution of
of the animals. The purpose of this experiment is to protein in sheep digestive tract, covers by protein
investigate nutrient contribution mainly protein in rate in rumen, omasum, abomasum, small intestine,
digestive tracts of sheep by forage formulation caecum, large intestine and rectal. Data recorded
treatment (Caliandra calothyrsus, Gliricidia sepium were processed by covariant analysis with body
and Penisetum sp.). Thirty (30) sheep tails with the weight of sheep at the early experiment treatment as
average body weight 15,42 kg (SD 2,68) were fed a covariant. Continuation test with Tukey test. The
forage with the following formulation: A. Fresh results of this research indicated that treatment had
Penisetum sp. (FP) and fresh Caliandra calothyrsus no significant effect on protein distribution of
(FC) (7 : 3 or 70 % + 30 %), B. Fresh Penisetum sp. digestive tract. It was shown by protein content in
(FP) and fresh Gliricidia sepium (FG) (7 : 3 or 70 digestive tract had no significantly difference
% + 30 %), C. Fresh Penisetum sp. (FP), fresh among treatments ( P < 0,05), except for rectum
Caliandra calothyrsus (FC) and fresh Gliricidia part.
sepium (FG). The experiment was conducted for 90

Key words: Caliandra calothyrsus, Gliricidia sepium, Penisetum sp., protein


2008 Agripet : Vol (8) No. 2: 31-34

PENDAHULUAN1 ternak. Kandungan proteinnya rata-rata di


atas 20 % (Tangendjaja dan Wina, 1998),
Salah satu faktor penunjang produk-
sehingga dapat diharapkan dalam perbaikan
tifitas ternak berkaitan dengan penyediaan
kualitas pakan (Mariyono et al., 1998).
pakan. Ternak yang sedang tumbuh dan dipe-
Kaliandra (Calliandra calothyrsus)
lihara dengan sistem perkandangan memer-
dan gamal (Gliricidia sepium) termasuk jenis
lukan kebutuhan nutrien yang cukup untuk
leguminosa yang banyak dimanfaatkan
mendukung pertumbuhannya yang sempurna.
peternak seperti di Jawa Timur (Wardhani et
Oleh karena itu, strategi pemberian pakan
al., 1989 dalam Mariyono et al., 1998).
harus disesuaikan dengan kebutuhannya baik
Kaliandra mengandung zat anti nutrisi tanin
dari segi kuantitas maupun kualitas. Perma-
dalam jumlah yang tinggi sampai 11 %
salahan penyediaan pakan ternak sering
sehingga dapat berpengaruh terhadap tingkat
mendapat kendala, baik dari strategi pembe-
pemanfaatan pakan oleh ternak (Tangendjaja
riannya maupun kesesuaian zat gizi yang
dan Wina, 1998), sedangkan gamal tidak
dibutuhkan ternak. Mariyono et al. (1998)
mengandung tanin (Mariyono et al., 1998).
mengatakan bahwa pemberian rumput tunggal
Penggunaan kaliandra sebagai pakan
belum mampu mengoptimalkan produktifitas
tunggal memungkinkan berdampak negatif
ternak, sementara menurut Nasrullah et al.
terhadap ketersediaan nutrien bagi ternak,
(1996) pemberian pakan konsentrat cenderung
karena komplek tanin-protein yang sangat kuat
tidak ekonomis.
dapat menurunkan daya cerna nutrien, terutama
Leguminosa merupakan salah satu
kecernaan protein oleh mikroba rumen. Dalam
alternatif yang dapat diusahakan sebagai pakan
hal ini dapat diasumsikan bahwa kemungkinan
Corresponding author:firzia_fir@yahoo.com
pengaruh tanin kaliandra terhadap kecernaan
protein kasar, yaitu dalam kadar tinggi dapat

Agripet Vol 8, No. 2, Oktober 2008


31
melindungi protein dari kecernaannya oleh (domba) dilakukan secara acak. Setiap kandang
mikroba rumen dan kecernaan secara enzimatis individu dilengkapi dengan tempat pakan dan
dalam usus sehingga dapat menurunkan minum, serta penampungan feses dan urine
pemanfaatan nutrien oleh ternak. Sebaliknya yang dirancang dengan sebaik-baiknya, agar
dalam kadar rendah diasumsikan tanin mampu feses dan urine tidak tercampur.
melindungi protein dari aktifitas mikroba
rumen tetapi dapat dicerna secara enzimatis di Pakan
dalam usus, sehingga protein kasar yang lolos Pakan yang diberikan terdiri dari
cerna dari mikroba rumen (protein by pass) rumput gajah segar (RGS), kaliandra segar
dapat dimanfaatkan secara efisien dalam usus (KS) dan gamal segar (GS). Setiap ternak
halus. mendapatkan pakan sebanyak 5 % bahan
Perlakuan formulasi kaliandra dengan kering (BK) pakan per kg bobot badan
gamal dan rumput gajah diharapkan dapat (persamaan 1). Pakan yang diberikan kepada
meningkatkan efisiensi pemanfaatan nutrien ternak merupakan kombinasi perla-kuan
sebagai pendukung produktifitas ternak domba, dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), pola
kerena itu perlu diketahui distribusi protein searah. Adapun perlakuan tersebut adalah
kasar dalam saluran pencernaannya. Terkait sebagai berikut:
dengan hal ini, maka penelitian ini bertujuan A. Rumput gajah segar (RGS) dan kaliandra
untuk mengetahui pengaruh formulasi pakan segar (KS) (7 : 3 atau 70 % + 30 %)
hijauan (kaliandra, gamal dan rumput gajah) B. Rumput gajah segar (RGS) dan gamal
terhadap distribusi protein dalam saluran segar (GS) (7 : 3 atau 70 % + 30 %)
pencernaan domba. C. Rumput gajah segar (RGS), kaliandra
segar (KS) dan gamal segar (GS)
METODOLOGI PENELITIAN
Pelaksanaan Penelitian Pemberian pakan dilakukan pada pagi
Penelitian dilaksanakan di kandang hari selama 70 hari, dengan masa adaptasinya
percobaan Ruminansia kecil Balai Penelitian 15 hari. Air minum diberikan ed libitum.
Ternak (Balitnak) Ciawi, analisis protein
Pemberian pakan (g. e.-1 h-1)
dilakukan di Laboratorium Balitbio Cimanggu Bobot badan x 0,05 x Tetapan porsi pakan perlakuan x 100
dan analisis energi dilakukan di laboratorium = (1)
% Bahan kering pakan
Balinak Ciawi.
Parameter Percobaan
Ternak Parameter yang diamati dalam
Ternak yang digunakan adalah domba percobaan ini adalah distribusi protein dalam
ekor tipis sebanyak 30 ekor, dengan rata-rata saluran pencernaan domba, meliputi kadar
bobot badan awal 15,42 kg dengan umur rata- protein dalam rumen, omasum, abomasum,
rata 1 tahun. Domba tersebut dibagi dalam 3 usus halus, sekum, usus besar dan rektum.
kelompok perlakuan pakan (masing-masing
kelompok terdiri dari 10 ekor domba). Sebe- Pengumpulan Data
lum percobaan, semua domba diadaptasikan Distribusi protein dalam saluran
selama dua minggu, diberikan obat cacing pencernaan domba ditelusuri melalui analisis
(valbazen), antibiotik (kaloxi), obat mulut kadar protein pada masing-masing bagian
(terrusi) dan obat mata (terramicyn salf). saluran cerna, meliputi kadar protein dalam
Pemberian obat ini dimaksudkan untuk rumen, omasum, abomasum, usus halus,
menghindari gangguan kesehatan ternak yang sekum, usus besar dan rektum. Pengambilan
dapat memberi pengaruh terhadap jalannya data diawali dengan pengambilan isi saluran
penelitian. pencernaan. Sebanyak 15 ekor domba dari tiga
perlakuan di potong dan saluran pencer-
Kandang naannya dikeluarkan dari rongga tubuh. Setiap
Kandang yang digunakan adalah bagian dipisahkan dengan cara diikat pada
kandang individu untuk ruminansia kecil batas tiap bagian, kemudian dipotong dan
berukuran 135 x 65 cm, milik Balitnak Ciawi isinya dikeluarkan. Isi saluran pencernaan
Bogor. Penempatan hewan perco-baan

Pengaruh Formulasi Pakan Hijauan (Kaliandra, Gamal dan Rumput Gajah) terhadap Distribusi Protein dalam Saluran Pencernaan Domba (Ir. Firdus, M.Si)
32
sebagai sampel dibekukan dan dikering angin, 30

yang selanjutnya digiling sampai menjadi


bubuk. Selanjutnya dianalisis dengan metode 25

Kjeldhal untuk memperoleh kadar protein per


bagian saluran pencernaan. 20

Persentase (% BK)
Analisis Data 15
Data yang diperoleh diolah dengan
ancova, bobot badan domba pada awal
10
percobaan sebagai covarian. Bila terdapat
perbedaan yang nyata nilai rataan antar
perlakuan pada taraf signifikansi 5 %, maka 5

dilakukan uji lanjut dengan menggunakan


prosedur uji Tukey atau sering juga disebut uji 0
Rumen Omasum Abomasum Usus halus Sekum Usus besar Rektum
Kadar protein
beda nyata jujur (BNJ) (Steel dan Torrie,
1993). Data tersebut diolah dengan meng- Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C
gunakan program SAS 6.12 tahun 1997.
Gambar 1. Kadar protein dalam saluran pencer-naan
HASIL DAN PEMBAHASAN domba

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kadar protein dalam rektum me-


pada umumnya kadar protein dalam saluran nunjukkan perbedaan nyata (P < 0,05) atau
pencernaan tidak berbeda nyata antar dipengaruhi oleh perlakuan pakan (Tabel 1).
perlakuan (Tabel 1) kecuali kadar proein dalam Kadar protein yang terdapat pada perlakuan A
rektum (P < 0,05). Kadar protein tertinggi dari dan C berbeda dengan perla-kuan B.
ke tiga perlakuan pakan terdapat dalam usus Sedangkan kadar protein pada per-lakuan A
halus (Tabel 1 dan Gambar 1). Menurut tidak berbeda dengan perlakuan C. Hal ini
Parakkasi (1999) hal tersebut dapat dipenga- menunjukkan bahwa perlakuan yang
ruhi antara lain penurunan daya cerna protein disubstitusi kaliandra atau campuran-nya
oleh mikroba rumen, kecepatan laju aliran dengan gamal memperlihatkan jumlah
substrat ke pascarumen, prosesing dan atau terbanyak protein yang lolos ke rektum
perlakuan kimia bahan pakan, tingginya efisi- dibandingkan perlakuan yang hanya disub-
ensi kecernaan protein dan banyaknya jum- stitusi dengan gamal segar. Hal ini dapat
lah asam nukleat yang memasuki usus halus. diasumsikan bahwa ada dua kemungkinan
utama yang mempengaruhinya, yaitu tinggi
Tabel 1. Kadar protein dalam saluran pencernaan
(% BK)
rendahnya serapan protein dalam usus halus
Perlakuan Uji dan tingkat kecernaan atau kelarutan protein.
Parameter
A B C Statistik Kedua faktor ini saling berin-teraksi, artinya
Kadar protein dalam rumen 17.22 18.14 16.49 NS
jika tingkat kecernaan atau kelarutan protein
Kadar protein dalam omasum 17.31 15.03 16.60 NS
Kadar protein dalam abomasum 19.08 16.32 16.28 NS
rendah maka serapan protein menjadi rendah.
Kadar protein dalam usus halus 22.06 23.70 24.69 NS Dengan demikian ada kecenderungan protein
Kadar protein dalam sekum 15.36 13.93 15.60 NS yang lolos ke rektum menjadi banyak.
Kadar protein dalam usus besar 14.50 13.74 16.70 NS
Kadar protein dalam rektum 15.98a 12.78b 15.62a **
KESIMPULAN
Keterangan:
A. A : 70 % rumput gajah segar + 30 % kaliandra segar (kadar Hasil penelitian menunjukkan bah-wa
tanin: 1,09 %) umumnya perlakuan tidak memberi efek yang
B. B : 70 % rumput gajah segar + 30 % gamal segar (kadar
tanin: 0,123 %) signifikan terhadap distribusi protein dalam
C. C : 70 % rumput gajah segar + 15 % kaliandra segar + 15 saluran cerna, hal ini ditandai dengan kadar
% gamal segar (kadar tanin: 0,95%) protein dalam saluran pencernaan tidak
Superskrip yang berbeda pada satu baris berbeda nyata (** = P
< 0,05) berbeda nyata antar perlakuan. kecuali pada
NS : Tidak berdeda nyata bagian rektum.

Agripet Vol 8, No. 2, Oktober 2008


33
DAFTAR PUSTAKA
Mariyono, U., Umiyasih, B., Tangendjaja, A.,
Musofie. dan Wardhani, N.K., 1998.
Pemanfaatan leguminosa yang men-
gandung tanin sebagai pakan sapi
perah dara. Pros. Sem. Nas. II. INMT.
171 172.
Nasrullah, Salam, R. dan Chalidjah., 1996.
Pemberian daun leguminosa sebagai
substitusi konsentrat dalam ransum
penggemukan sapi bali. Pros. Sem.
Nas. II. Peternakan dan Veteriner. 627
630.
Parakkasi, A., 1999. Ilmu Nutrisi dan
Makanan Ternak Ruminan. UI-Press.
Jakarta. 852.
Steel, R.C.D. dan Torrie, J.H., 1993. Prinsip
dan Prosedur Statistika (Suatu
pendekatan biometrik). Alih bahasa, B.
Sumantri. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta. 748.
Tangendjaja, B. dan Wina, E., 1998. Pengaruh
transper cairan rumen dari domba lokal
ke domba merino terhadap kemam-
puan mencerna kaliandra. Pros. Sem.
Nas. Peternakan dan Veteriner. 448
454.

Pengaruh Formulasi Pakan Hijauan (Kaliandra, Gamal dan Rumput Gajah) terhadap Distribusi Protein dalam Saluran Pencernaan Domba (Ir. Firdus, M.Si)
34

You might also like