Professional Documents
Culture Documents
07 Tahun 2013
Abstract
The purpose of the study was to investigate the soaking effect of different HCl concentration,
soaking time and the interaction on geling properties (pH values, yield, viscocity, gel strength, melt time
and gel of temperature and time) of chicken shank bone gelatin. The materials used were chicken shank
bones, HCl, NaOH and liquid soda. The research design used was completely randomized design
(CRD) factorial, in which factor A was the concentration of HCl (a 1 = HCl 2%, a2 = HCl 3,5% and a3
= HCl 5%) and factor B was soaking time (b1 = 24 hours, b2 = 36 hours and b3 = 48 hours). The result
showed that the use of different HCl concentration, soaking time and the interaction affected geling
properties (pH values, yield, viscocity, gel strength, melt time and gel of temperature and time) of
chicken shank bone gelatin. The best result came from the interaction of soaking chicken shank bone in
5% concentration of HCl for 48 hours at 4 pH value, yield 1,31%, viscocity (40 60 OC) 1,62 3,03
cP, gel strength 228,81 bloom, melt in 40 60 OC for 0,58 3,29 minutes, gel in 10,7 OC for 7,5
minutes. In conclusion, according to GMIA (2012), gel properties of chicken shank bones gelatin by
soaking in 5% concentration of HCl for 48 hours recommended to become alternative food additive in
food industry.
19
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013
20
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013
NaOH 0,1 N selama 15 menit. Ossein dilihat secara ringkas pada Tabel 1.
diekstraksi secara bertahap dengan Berdasarkan perhitungan statistik, penggunaan
menggunakan waterbath. Suhu yang digunakan berbagai konsentrasi HCl, lama perendaman,
dalam proses ekstraksi berawal dari 65, 75 dan dan interaksi antara keduanya berpengaruh
85 OC, masing-masing selama 4 jam, kemudian nyata (p<0,05) terhadap pH gelatin. Hal ini
O
dipekatkan pada suhu 75 C selama 2 jam, menunjukkan bahwa perendaman dengan
supaya air yang masih terkandung di dalamnya menggunakan 2-5% HCl selama 24-48 jam
dapat menguap. mempengaruhi pH gelatin TCA dengan nilai
Gelatin yang sudah dikentalkan kemudian berkisar antara 3,5-4,14. Mengacu pada GMIA
dicetak. Pencetakan dilakukan dengan (2012), pH gelatin TCA yang sesuai dengan
menuangkan 15 ml (5 ml dalam sekali tuang). standar dihasilkan dari perendaman TCA
Penuangan berikutnya dilakukan jika gelatin dengan menggunakan 2% HCl selama 24 jam
sebelumnya sudah kering. Pengeringan serta 2-5% HCl selama 48 jam dengan pH
dilakukan dengan inkubator (kardus dengan berkisar 3,94-4,14. Seiring dengan
lampu bohlam 10 watt). (Modifikasi Hajrawati meningkatnya konsentrasi dan lama
(2006), Junianto et al. (2006), Yuniarifin et al. perendaman pH gelatin akan menurun.
(2006); Jayathikalan et al., 2011 dan Puspawati Naiknya pH pada perendaman dengan
et al., 2012). HCl 2 5% selama 48 jam, diduga karena
Analisis terhadap gelatin tulang cakar sumsum TCA mengalami koagulasi pada pH 4
ayam meliputi pH (British Standard 757 1975), dan sumsum tulang tersebut dapat terangkat
dihitung menggunakan rumus British Standard dengan perendaman dengan HCl 2 5% selama
757 197), Gel Strength (menggunakan Volland- 24 36 jam. Kolagen kulit atau tulang akan
Stevens LFRA Texture Analizer), waktu leleh mengalami peregangan pada pH di bawah 4 dan
gelatin (Suryaningrum dan Utomo, 2002), dan di atas 10. Pada pH tersebut, struktur tripel
suhu dan waktu jendal gelatin (Modifikasi heliks kolagen menjadi single heliks terjadi
Schrieber dan Gareis, 2007). secara maksimal (Li, 1993 dan Prayitno, 2007).
21
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013
viskositas (1,5-7,5 cP) dan gel strength (50-300 dari 2-5% HCl dengan 24-48 jam perendaman
bloom) dari GMIA (2012), gel strength gelatin dapat dilihat secara ringkas pada Tabel 1.
TCA terbaik dihasilkan dari perendaman 3,5- Berdasarkan perhitungan statistik, penggunaan
5% HCl selama 48 jam dengan gel strength berbagai konsentrasi HCl, lama perendaman
sebesar 263,07-228,81 bloom. Berdasarkan nilai dan interaksi keduanya berpengaruh nyata
bloom-nya, gel strength gelatin TCA termasuk (p<0,05) terhadap waktu leleh. Hal ini
dalam jenis medium-high bloom (Schrieber dan menunjukan bahwa perendaman dengan
Gareis, 2007). Berdasarkan standar GMIA menggunakan 2-5% HCl selama 24-48 jam
(2012), yaitu 50-300 bloom cocok untuk edible mempengaruhi waktu leleh gelatin TCA yaitu
film, food ingredient, soft and hard capsule. berkisar antara 0-3,29 menit. Dengan
dihasilkan diduga dipengaruhi oleh pH dan viskositas (1,5-7,5 cP) dan gel strength (50-300
viskositas yang dihasilkan dari interaksi antara bloom) dari GMIA (2012), waktu leleh gelatin
konsentrasi HCl dan lama perendaman. Gel TCA terbaik (Tabel 1.) dihasilkan dari
strength gelatin TCA pada pH 3,5 dengan perendaman 5% HCl selama 48 jam dengan
viskositas 1,51 cP (perendaman TCA dengan waktu leleh sebesar 3,29 menit.
HCl 2% selama 36 jam) sebesar 63,87 bloom Tinggi rendahnya waktu leleh gelatin
dan pH 4,14 dengan viskositas 1,32 cP TCA yang dihasilkan diduga dipengaruhi oleh
(perendaman TCA dengan HCl 2% selama 24 pH, viskositas dan gel strength yang dihasilkan
dari interaksi antara konsentrasi HCl dan lama
23
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013
perendaman. Gelatin TCA yang dihasilkan dari Tabel 1. Berdasarkan perhitungan statistik,
perendaman TCA dengan HCl 2% selama 36 penggunaan berbagai konsentrasi HCl, lama
jam (pH 3,5 dengan viskositas 1,51 cP dan gel perendaman, dan interaksi keduanya
strength 63,87 bloom) memiliki waktu leleh berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap suhu dan
selama 1,4 menit dan gelatin TCA yang waktu jendal. Hal ini menunjukan bahwa
dihasilkan dari perendaman TCA dengan HCl perendaman dengan menggunakan 2-5% HCl
2% selama 24 jam (pH 4,14 dengan viskositas selama 24-48 jam mempengaruhi suhu jendal
1,32 cP dan gel strength 0 bloom) memiliki gelatin TCA yaitu 0-13,7 OC dengan waktu 0-
waktu leleh selama 0 menit. Hal ini menunjukan 14,7 menit. Dengan mempertimbangkan standar
bahwa dengan kisaran pH 3,5 dan 4,14 pH (3,8-5,5), viskositas (1,5-7,5 cP) dan gel
menghasilkan viskositas minimum yang disertai strength (50-300 bloom) dari GMIA (2012) dan
dengan gel strength dan waktu leleh yang waktu leleh gelatin TCA terbaik (Tabel 1.)
rendah sedangkan pada viskositas optimum dihasilkan dari perendaman 5% HCl selama 48
yang terjadi pada kisaran pH 3,62-3,68 jam dengan waktu leleh sebesar 3,29 menit,
(perendaman dengan HCl 3,5-5% selama 24 maka suhu jendal terbaik dihasilkan dari
jam) yang disertai dengan gel strength yang perendaman 5% HCl selama 48 jam dengan
besar yaitu 1.150,67 bloom juga memiliki suhu jendal 10,7 OC selama 7,5 menit.
waktu leleh yang rendah. Meningkatnya suhu dan waktu leleh dan
Rendahnya nilai pH, menyebabkan gelatin jendal seiring dengan meningkatnya nilai
yang terekstrak lebih banyak sehingga nilai bloom, viskositas gelatin, berat molekul gelatin,
viskositas meningkat. Meningkatnya nilai panjangnya rantai asam amino dan konsentrasi
viskositas menunjukkan bahwa gelatin yang gelatin yang digunakan (Choi dan Regenstein,
dihasilkan memiliki rantai asam amino lebih 2000; Astawan et al., 2002; Schrieber dan
panjang, yang ditandai dengan nilai gel strength Gareis, 2007; Abustam et al., 2008).
yang besar (Ward dan Courts, 1977; Astawan
dan Aviana, 2003; Hafidz et al., 2011) dan KESIMPULAN
kandungan asam imino yang banyak (prolin dan Berdasarkan hasil penelitian penggunaan
hidroksiprolin) yang merupakan penstabil perbedaan konsentrasi, lama perendaman, dan
jaringan gel (Bustillos et al., 2006; Hafidz et al., interaksinya mempengaruhi sifat-sifat gel
2011; Tavakolipour, 2011). gelatin TCA. Interaksi yang dihasilkan dari
konsentrasi HCl dan lama perendaman yang
Pengaruh Perlakuan terhadap Suhu dan
Waktu Jendal Gelatin Tulang Cakar Ayam berbeda menghasilkan gelatin dengan
Suhu dan waktu jendal gelatin TCA yang karakteristik pH yang berbeda. Perbedaan pH
dihasilkan dari 2-5% HCl dengan 24-48 jam ini diduga secara langsung mempengaruhi
perendaman dapat dilihat secara ringkas pada rendemen dan sifat gel (rendemen, viskositas
24
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013
optimal, gel strength, waktu leleh serta suhu dan British Standard 757. 1975. Sampling and
testing of gelatin. Di dalam : Imeson,
waktu jendal) gelatin TCA dengan pH terendah
editor. Thickening and Gelling Agents
sebesar 3,5 dan tertinggi sebesar 4,14. for Food. New York :Academic Press.
Bustillos, R.J.A., C.W. Olsen., D.A. Olson, B.
Rendemen tertinggi dihasilkan dari pH 3,76,
Chiou, E. Yee, P.J. Bechtel and T.H.
viskositas optimal dan gel strength besar terjadi McHugh. 2006. Water vapor
permeability of mammalian and fish
pada pH 3,62-3,68, waktu leleh serta suhu dan
gelatin films. Journal Of Food Science.
waktu jendal tertinggi dihasilkan dari pH 4. 71 (4): E202-E207.
Choi, S. and J.M. Regenstein. 2000.
Berdasarkan sifat-sifat gel yang dihasilkan dan
Physicochemical and sensory
mengacu pada standar GMIA (2012), characteristics of fish gelatin. Journal of
Food Science. 65(2): 194-199
perendaman dengan interaksi antara HCl 5%
Gelatin Manufacturer Institute of America
selama 48 jam menghasilkan gelatin TCA (GMIA). 2012. Gelatin Hand Book.
America.
terbaik dan dapat direkomendasikan sebagai
Guillen, M. C. G., B. Gimenez., M. E. L.
alternatif bahan tambahan pangan pada industri Caballero and M. P. Montero. 2011.
Functional and bioactive properties of
pangan.
collagen and gelatin from alternative
DAFTAR PUSTAKA sources. Food Hydrocolloids. 25: 1813-
1827.
Abustam, E., H.M. Ali., M.I. Said dan J.CH. Hafidz, R.M.R.N., C.M. Yaakob, I. Amin, and
Likadja. 2008. Sifat fisik gelatin kulit A. Noorfaizan. 2011. Chemical and
kaki ayam melalui proses denaturasi functional properties of bovine and
asam, alkali dan enzim. Seminar porcine skin gelatin. International Food
Nasional Teknologi Peternakan dan Research Journal. 18: 813817.
Veteriner. 724 729. Hajrawati. 2006. Sifat Fisik dan Kimia Gelatin
Astawan M dan T. Aviana. 2003. Pengaruh Tulang Sapi dengan Perendaman Asam
jenis larutan perendaman serta metode Klorida pada Konsentrasi dan Lama
pengeringan terhadap sifat fisik, kimia Perendaman yang Berbeda. Tesis
dan fungsional gelatin dari kulit cucut. Magister Sains, Institut Pertanian Bogor,
Jurnal. Teknol. dan Industri Pangan. Bogor ().
XIV (1):7-13. Jayathikalan, K., K. Sultana, K. Radhakrishna
Astawan, M., P. Hariyadi dan A. Mulyani. and A.S. Bawa. 2011. Utilization of
2002. Analisis sifat reologi gelatin dari byproducts and waste materials from
kulit ikan cucut. Jurnal. Teknol. dan meat, poultry and fish processing
Industri Pangan. VIII (1): 38-46. industries: a review. J Food Sci Technol
AOAC. 1995. Official Method of Analysis of : DOI 10.1007/s13197-011-0290-7.
Association. Official Agricultural Jellouli, K., R. Balti, A. Bougatef, N. Hmider,
Chemist, Washington, DC. A. Barkia and M. Nasri. 2011. Chemical
Baker, R.C., P.W. Hahn, and Robbins, K.R. composition and characteristic of skin
1994. Fundamentals of New Food gelatin from grey triggerfish (Balistes
Product Development. Elsevier Science capriscus). LWT-Food Science and
B.V., New York. Technology. 44: 1965 1970.
Barbooti, M.M., S.R. Raouf and F.H.K. Al- Junianto, K. Haetami dan I. Maulina. 2006.
Hamdani. 2008. Optimization of Produksi Gelatin Dari Tulang Ikan dan
production of food grade gelatin from Pemanfaatannya Sebagai Bahan Dasar
bovine hide wastes. Eng and Tech. Pembuatan Cangkang Kapsul. Hibah
26(2): 240-253. Penelitian Dirjen Dikti. Fakultas
25
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013
26
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013
Tabel 1. Pengaruh Interaksi Konsentrasi HCl dan Lama Perendaman terhadap pH, Rendemen,
Gel Strength, Waktu Leleh serta Suhu dan Waktu Jendal Gelatin Tulang Cakar Ayam
27
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013
28