You are on page 1of 10

Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No.

07 Tahun 2013

SIFAT- SIFAT GEL GELATIN TULANG CAKAR AYAM


Geling Properties of Chicken Shank Bone Gelatin
D. A. P. Puspitasari, V. P. Bintoro dan B. E. Setiani
Mahasiswa Magister Ilmu Ternak Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro Semarang
Email Korespondensi: dyahayu.pediatrika@yahoo.com

Abstract

The purpose of the study was to investigate the soaking effect of different HCl concentration,
soaking time and the interaction on geling properties (pH values, yield, viscocity, gel strength, melt time
and gel of temperature and time) of chicken shank bone gelatin. The materials used were chicken shank
bones, HCl, NaOH and liquid soda. The research design used was completely randomized design
(CRD) factorial, in which factor A was the concentration of HCl (a 1 = HCl 2%, a2 = HCl 3,5% and a3
= HCl 5%) and factor B was soaking time (b1 = 24 hours, b2 = 36 hours and b3 = 48 hours). The result
showed that the use of different HCl concentration, soaking time and the interaction affected geling
properties (pH values, yield, viscocity, gel strength, melt time and gel of temperature and time) of
chicken shank bone gelatin. The best result came from the interaction of soaking chicken shank bone in
5% concentration of HCl for 48 hours at 4 pH value, yield 1,31%, viscocity (40 60 OC) 1,62 3,03
cP, gel strength 228,81 bloom, melt in 40 60 OC for 0,58 3,29 minutes, gel in 10,7 OC for 7,5
minutes. In conclusion, according to GMIA (2012), gel properties of chicken shank bones gelatin by
soaking in 5% concentration of HCl for 48 hours recommended to become alternative food additive in
food industry.

Key words: chicken shank bone, gelatin, gel properties.

PENDAHULUAN dan Yahudi mengenai bahan makanan dan


Gelatin merupakan suatu produk hasil dari tambahan pangan yang berasal dari babi (Choi
proses hidrolisis parsial kolagen. Kolagen and Regenstein, 2000; Oh, 2012) menjadikan
merupakan protein fibrosa yang terdapat pada potensi tulang cakar ayam (TCA) sebagai salah
tulang, kartilago dan kulit dan ketiga sumber satu alternatif lain dalam pemilihan bahan baku
tersebut sulit untuk dicerna (Barbooti et al., gelatin (Guillen et al., 2011). Potensi cakar
2008; Guillen et al., 2011 dan Jayathikalan et ayam dapat dilihat dari kandungan kolagen
al., 2011). Penggunaan kulit babi dalam didalamnya yaitu 5,64 31,39% dari total
manufaktur gelatin mencapai 46%, sedangkan protein (Liu et al., 2001) atau 28,73 - 36,83%
penggunaann kulit dan tulang sapi berturut-turut dari total protein (Prayitno, 2007).
adalah 29,4% dan 23,1% (Guillen et al., 2011). Gelatin memiliki fisikokimia yang unik,
Adanya isu dunia mengenai penyakit bovine yaitu dapat larut dalam air, transparan, tidak
spongiform encephalopathy serta larangan dari berbau, tidak memiliki rasa (Guillen et al.,
agama Islam 2011) serta memiliki sifat reversible dari bentuk

19
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013

sol ke gel, membengkak atau mengembang Penelitian dilakukan dengan


dalam air dingin, membentuk film, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
mempengaruhi viskositas suatu bahan dan dapat pola Faktorial 3 x 3 dengan 3 ulangan. Faktor
melindungi sistem koloid (Junianto et al., pertama adalah konsentrasi asam pengekstraksi
2006). Kualitas gelatin ditentukan dengan gel (A) (a1 = HCl 2%, a2 = HCl 3,5% dan a3 = HCl
strength dan stabilitas termal (pembentukan gel 5%) dan faktor kedua adalah lama perendaman
dan suhu leleh). Asam amino prolin dan (B) (b1 = 24 jam, b2 = 36 jam dan b3 = 48 jam).
hidroksiprolin memberi peran penting terhadap
Prosedur Pembuatan Gelatin Tulang Cakar
efek gel pada gelatin. Kemampuan membentuk
Ayam
gel, viskositas dan sifat melt in the mouth Bahan baku yang digunakan adalah tulang
gelatin merupakan kunci dari luasnya aplikasi cakar ayam (TCA) bagian femur sebanyak 27
gelatin di industri farmasi, kedokteran, fotografi sampel percobaan. Masing masing sampel
hingga pangan. (Guillen et al., 2011). telah mengalami pengacakan sebelum diberi
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk perlakuan sehingga semua sampel memiliki
mengetahui sifat-sifat gel gelatin TCA (pH, kesempatan yang sama dalam memperoleh
rendemen, viskositas, gel strength, waktu leleh, salah satu kombinasi perlakuan konsentrasi HCl
suhu dan waktu jendal) yang dihasilkan dari dan lama perendaman. TCA yang telah diacak
interaksi antara konsentrasi HCl dan lama kemudian dilanjutkan proses degreasing yaitu
perendaman yang berbeda. Manfaat yang dapat proses penghilangan lemak dari jaringan tulang
diperoleh dari penelitian ini adalah dapat yang masih tersisa, dilakukan pada suhu 60 OC
mengurangi limbah TCA, meningkatkan daya selama 2 jam, kemudian dilanjutkan proses
jual TCA serta dapat mengurangi tingkat demineralisasi dengan menggunakan HCl 2%
kekhawatiran masyarakat akan ketidak halalan dan direndam selama 24 jam.
gelatin sebagai bahan tambahan pangan. Proses berikutnya demineralisasi,
dilakukan penetralan dengan menggunakan air
METODOLOGI
mengalir dan merendamnya selama 15 menit
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan dengan soda cair 0,01%. Penggunaan soda cair
September sampai bulan November 2012. ditujukan untuk mempercepat penetralan dan
Proses pembuatan gelatin serta pengujian menyempurnakan penghilangan sumsum tulang.
karakteristiknya dilaksanakan di Laboratorium Proses selanjutnya dilanjutkan dengan proses
Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan asam, yaitu merendam TCA dengan
dan Pertanian, Universitas Diponegoro. menggunakan HCl dengan konsentrasi 2%,
3,5% dan 5% selama 24, 36 dan 48 jam, setelah
Rancangan Penelitian
itu, ossein dinetralkan dengan air mengalir dan

20
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013

NaOH 0,1 N selama 15 menit. Ossein dilihat secara ringkas pada Tabel 1.
diekstraksi secara bertahap dengan Berdasarkan perhitungan statistik, penggunaan
menggunakan waterbath. Suhu yang digunakan berbagai konsentrasi HCl, lama perendaman,
dalam proses ekstraksi berawal dari 65, 75 dan dan interaksi antara keduanya berpengaruh
85 OC, masing-masing selama 4 jam, kemudian nyata (p<0,05) terhadap pH gelatin. Hal ini
O
dipekatkan pada suhu 75 C selama 2 jam, menunjukkan bahwa perendaman dengan
supaya air yang masih terkandung di dalamnya menggunakan 2-5% HCl selama 24-48 jam
dapat menguap. mempengaruhi pH gelatin TCA dengan nilai
Gelatin yang sudah dikentalkan kemudian berkisar antara 3,5-4,14. Mengacu pada GMIA
dicetak. Pencetakan dilakukan dengan (2012), pH gelatin TCA yang sesuai dengan
menuangkan 15 ml (5 ml dalam sekali tuang). standar dihasilkan dari perendaman TCA
Penuangan berikutnya dilakukan jika gelatin dengan menggunakan 2% HCl selama 24 jam
sebelumnya sudah kering. Pengeringan serta 2-5% HCl selama 48 jam dengan pH
dilakukan dengan inkubator (kardus dengan berkisar 3,94-4,14. Seiring dengan
lampu bohlam 10 watt). (Modifikasi Hajrawati meningkatnya konsentrasi dan lama
(2006), Junianto et al. (2006), Yuniarifin et al. perendaman pH gelatin akan menurun.
(2006); Jayathikalan et al., 2011 dan Puspawati Naiknya pH pada perendaman dengan
et al., 2012). HCl 2 5% selama 48 jam, diduga karena

Analisis terhadap gelatin tulang cakar sumsum TCA mengalami koagulasi pada pH 4

ayam meliputi pH (British Standard 757 1975), dan sumsum tulang tersebut dapat terangkat

Rendemen (AOAC, 1995), Viskositas secara sempurna sehingga gelatin yang

(menggunakan viscometer Ostwald 350 dihasilkan memiliki pH lebih tinggi dibanding

dihitung menggunakan rumus British Standard dengan perendaman dengan HCl 2 5% selama

757 197), Gel Strength (menggunakan Volland- 24 36 jam. Kolagen kulit atau tulang akan

Stevens LFRA Texture Analizer), waktu leleh mengalami peregangan pada pH di bawah 4 dan

gelatin (Suryaningrum dan Utomo, 2002), dan di atas 10. Pada pH tersebut, struktur tripel

suhu dan waktu jendal gelatin (Modifikasi heliks kolagen menjadi single heliks terjadi

Schrieber dan Gareis, 2007). secara maksimal (Li, 1993 dan Prayitno, 2007).

Pengaruh Perlakuan terhadap Rendemen


Gelatin Tulang Cakar Ayam
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rendemen gelatin TCA yang dihasilkan
Pengaruh Perlakuan terhadap pH Gelatin
Tulang Cakar Ayam dari 2-5% HCl dengan 24-48 jam perendaman
dapat dilihat secara ringkas pada Tabel 1.
Nilai pH gelatin TCA yang dihasilkan dari
Berdasarkan perhitungan statistik, penggunaan
2-5% HCl dengan 24-48 jam perendaman dapat

21
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013

berbagai konsentrasi HCl, lama perendaman, menunjukan bahwa perendaman dengan


dan interaksi antara keduanya berpengaruh menggunakan 2-5% HCl selama 24-48 jam
nyata (p<0,05) terhadap rendemen. Hal ini mempengaruhi viskositas gelatin TCA berkisar
menunjukan bahwa perendaman dengan antara 1,12-4,69 cP. Dengan
menggunakan 2-5% HCl selama 24-48 jam mempertimbangkan standar pH (3,8-5,5) dan
mempengaruhi rendemen gelatin TCA sebanyak viskositas (1,5-7,5 cP) dari GMIA (2012),
0,38-3,25%. Tingginya rendemen gelatin viskositas gelatin TCA terbaik dihasilkan dari
mengindikasikan bahwa perlakuan yang perendaman 2-5% HCl selama 48 jam dengan
diterapkan itu bekerja secara optimal dan efektif viskositas sebesar 2-3,03 cP.
(Miwada dan Simpen, 2007). Tinggi rendahnya viskositas diduga
Tinggi rendahnya rendemen gelatin dipengaruhi oleh pH hasil dari interaksi antara
diduga dipengaruhi oleh pH hasil dari interaksi konsentrasi HCl dan lama perendaman.
antara konsentrasi HCl dan lama perendaman. Rendahnya viskositas gelatin TCA pada pH 3,5
Rendahnya rendemen pada pH 3,5 (perendaman (perendaman TCA dengan HCl 2% selama 36
TCA dengan HCl 2% selama 36 jam) yaitu 0,88 jam) yaitu 1,51 cP dan pH 4,14 (perendaman
% dan pH 4,14 (perendaman TCA dengan HCl TCA dengan HCl 2% selama 24 jam) yaitu 1,32
2% selama 24 jam) yaitu 0,38% menunjukkan cP menunjukan bahwa pada kisaran pH ini
bahwa struktur kolagen mengembang dan memiliki nilai geser tinggi karena sedikit
terbuka secara minimal pada pH 3,5 dan pH mengandung gelatin sehingga viskositas yang
4,14, sedangkan struktur kolagen akan dihasilkan minimum. Viskositas optimum
mengembang dan terbuka secara optimal pada diduga terjadi pada kisaran pH 3,62-3,68
pH 3,76 (perendaman dengan HCl 5% selama (perendaman dengan HCl 3,5-5% selama 24
36 jam). Pengembangan dan terbukanya jam).
struktur kolagen secara optimal ditandai dengan Menurut See et al. (2010) viskositas
rendemen yang dihasilkan tinggi yaitu 3,25%. maksimum dihasilkan pada pH 3 dan 10,5.
Tingginya viskositas menunjukkan bahwa
Pengaruh Perlakuan terhadap Viskositas
Gelatin Tulang Cakar Ayam gelatin memiliki nilai geser yang rendah serta
rantai asam amino yang panjang. Meskipun
Viskositas gelatin TCA yang dihasilkan
gelatin yang dihasilkan dari perendaman dengan
dari 2-5% HCl dengan 24-48 jam perendaman
HCl 3,5-5% selama 24 jam memiliki viskositas
dapat dilihat secara ringkas pada Tabel 1.
optimum, akan tetapi memiliki pH yang tidak
Berdasarkan perhitungan statistik, penggunaan
sesuai standar GMIA (2012) yaitu 3,5 5,5.
berbagai konsentrasi HCl, lama perendaman,
Gelatin dengan viskositas terbaik dihasilkan
dan interaksi keduanya berpengaruh nyata
dari perendaman HCl 5% selama 48 jam dengan
(p<0,05) terhadap viskositas. Hal ini
pH 4 dan viskositas 3,03 cP.
22
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013

jam) sebesar 0 bloom menunjukan bahwa


Pengaruh Perlakuan terhadap Gel strength dengan kisaran pH ini menghasilkan viskositas
Gelatin Tulang Cakar Ayam
minimum disertai dengan gel strength yang
Gel Strength gelatin TCA yang dihasilkan rendah. Viskositas optimum pada kisaran pH
dari 2-5% HCl dengan 24-48 jam perendaman 3,62-3,68 (perendaman dengan HCl 3,5-5%
dapat dilihat secara ringkas pada Tabel 1. selama 24 jam) juga disertai dengan gel
Berdasarkan perhitungan statistik, penggunaan strength yang besar yaitu 1.150,67 bloom. Oleh
berbagai konsentrasi HCl, lama perendaman, karena itu, gelatin yang dihasilkan dari
dan interaksi keduanya berpengaruh nyata perendaman HCl 5% selama 48 jam merupakan
(p<0,05) terhadap gel strength. Hal ini gelatin terbaik dan sesuai dengan standar GMIA
menunjukkan bahwa perendaman dengan (2012) dengan pH 4, viskositas 3,03 cP dan gel
menggunakan 2-5% HCl selama 24-48 jam strength sebesar 422,2 bloom.
mempengaruhi gel strength gelatin TCA dengan Pengaruh Perlakuan terhadap Waktu Leleh
nilai berkisar antara 0-1150,67 bloom. Dengan Gelatin Tulang Cakar Ayam

mempertimbangkan standar pH (3,8-5,5), Waktu leleh gelatin TCA yang dihasilkan

viskositas (1,5-7,5 cP) dan gel strength (50-300 dari 2-5% HCl dengan 24-48 jam perendaman

bloom) dari GMIA (2012), gel strength gelatin dapat dilihat secara ringkas pada Tabel 1.

TCA terbaik dihasilkan dari perendaman 3,5- Berdasarkan perhitungan statistik, penggunaan

5% HCl selama 48 jam dengan gel strength berbagai konsentrasi HCl, lama perendaman

sebesar 263,07-228,81 bloom. Berdasarkan nilai dan interaksi keduanya berpengaruh nyata

bloom-nya, gel strength gelatin TCA termasuk (p<0,05) terhadap waktu leleh. Hal ini

dalam jenis medium-high bloom (Schrieber dan menunjukan bahwa perendaman dengan

Gareis, 2007). Berdasarkan standar GMIA menggunakan 2-5% HCl selama 24-48 jam

(2012), yaitu 50-300 bloom cocok untuk edible mempengaruhi waktu leleh gelatin TCA yaitu

film, food ingredient, soft and hard capsule. berkisar antara 0-3,29 menit. Dengan

Tinggi rendahnya gel strength yang mempertimbangkan standar pH (3,8-5,5),

dihasilkan diduga dipengaruhi oleh pH dan viskositas (1,5-7,5 cP) dan gel strength (50-300

viskositas yang dihasilkan dari interaksi antara bloom) dari GMIA (2012), waktu leleh gelatin

konsentrasi HCl dan lama perendaman. Gel TCA terbaik (Tabel 1.) dihasilkan dari

strength gelatin TCA pada pH 3,5 dengan perendaman 5% HCl selama 48 jam dengan

viskositas 1,51 cP (perendaman TCA dengan waktu leleh sebesar 3,29 menit.

HCl 2% selama 36 jam) sebesar 63,87 bloom Tinggi rendahnya waktu leleh gelatin

dan pH 4,14 dengan viskositas 1,32 cP TCA yang dihasilkan diduga dipengaruhi oleh

(perendaman TCA dengan HCl 2% selama 24 pH, viskositas dan gel strength yang dihasilkan
dari interaksi antara konsentrasi HCl dan lama

23
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013

perendaman. Gelatin TCA yang dihasilkan dari Tabel 1. Berdasarkan perhitungan statistik,
perendaman TCA dengan HCl 2% selama 36 penggunaan berbagai konsentrasi HCl, lama
jam (pH 3,5 dengan viskositas 1,51 cP dan gel perendaman, dan interaksi keduanya
strength 63,87 bloom) memiliki waktu leleh berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap suhu dan
selama 1,4 menit dan gelatin TCA yang waktu jendal. Hal ini menunjukan bahwa
dihasilkan dari perendaman TCA dengan HCl perendaman dengan menggunakan 2-5% HCl
2% selama 24 jam (pH 4,14 dengan viskositas selama 24-48 jam mempengaruhi suhu jendal
1,32 cP dan gel strength 0 bloom) memiliki gelatin TCA yaitu 0-13,7 OC dengan waktu 0-
waktu leleh selama 0 menit. Hal ini menunjukan 14,7 menit. Dengan mempertimbangkan standar
bahwa dengan kisaran pH 3,5 dan 4,14 pH (3,8-5,5), viskositas (1,5-7,5 cP) dan gel
menghasilkan viskositas minimum yang disertai strength (50-300 bloom) dari GMIA (2012) dan
dengan gel strength dan waktu leleh yang waktu leleh gelatin TCA terbaik (Tabel 1.)
rendah sedangkan pada viskositas optimum dihasilkan dari perendaman 5% HCl selama 48
yang terjadi pada kisaran pH 3,62-3,68 jam dengan waktu leleh sebesar 3,29 menit,
(perendaman dengan HCl 3,5-5% selama 24 maka suhu jendal terbaik dihasilkan dari
jam) yang disertai dengan gel strength yang perendaman 5% HCl selama 48 jam dengan
besar yaitu 1.150,67 bloom juga memiliki suhu jendal 10,7 OC selama 7,5 menit.
waktu leleh yang rendah. Meningkatnya suhu dan waktu leleh dan
Rendahnya nilai pH, menyebabkan gelatin jendal seiring dengan meningkatnya nilai
yang terekstrak lebih banyak sehingga nilai bloom, viskositas gelatin, berat molekul gelatin,
viskositas meningkat. Meningkatnya nilai panjangnya rantai asam amino dan konsentrasi
viskositas menunjukkan bahwa gelatin yang gelatin yang digunakan (Choi dan Regenstein,
dihasilkan memiliki rantai asam amino lebih 2000; Astawan et al., 2002; Schrieber dan
panjang, yang ditandai dengan nilai gel strength Gareis, 2007; Abustam et al., 2008).
yang besar (Ward dan Courts, 1977; Astawan
dan Aviana, 2003; Hafidz et al., 2011) dan KESIMPULAN
kandungan asam imino yang banyak (prolin dan Berdasarkan hasil penelitian penggunaan
hidroksiprolin) yang merupakan penstabil perbedaan konsentrasi, lama perendaman, dan
jaringan gel (Bustillos et al., 2006; Hafidz et al., interaksinya mempengaruhi sifat-sifat gel
2011; Tavakolipour, 2011). gelatin TCA. Interaksi yang dihasilkan dari
konsentrasi HCl dan lama perendaman yang
Pengaruh Perlakuan terhadap Suhu dan
Waktu Jendal Gelatin Tulang Cakar Ayam berbeda menghasilkan gelatin dengan
Suhu dan waktu jendal gelatin TCA yang karakteristik pH yang berbeda. Perbedaan pH
dihasilkan dari 2-5% HCl dengan 24-48 jam ini diduga secara langsung mempengaruhi
perendaman dapat dilihat secara ringkas pada rendemen dan sifat gel (rendemen, viskositas
24
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013

optimal, gel strength, waktu leleh serta suhu dan British Standard 757. 1975. Sampling and
testing of gelatin. Di dalam : Imeson,
waktu jendal) gelatin TCA dengan pH terendah
editor. Thickening and Gelling Agents
sebesar 3,5 dan tertinggi sebesar 4,14. for Food. New York :Academic Press.
Bustillos, R.J.A., C.W. Olsen., D.A. Olson, B.
Rendemen tertinggi dihasilkan dari pH 3,76,
Chiou, E. Yee, P.J. Bechtel and T.H.
viskositas optimal dan gel strength besar terjadi McHugh. 2006. Water vapor
permeability of mammalian and fish
pada pH 3,62-3,68, waktu leleh serta suhu dan
gelatin films. Journal Of Food Science.
waktu jendal tertinggi dihasilkan dari pH 4. 71 (4): E202-E207.
Choi, S. and J.M. Regenstein. 2000.
Berdasarkan sifat-sifat gel yang dihasilkan dan
Physicochemical and sensory
mengacu pada standar GMIA (2012), characteristics of fish gelatin. Journal of
Food Science. 65(2): 194-199
perendaman dengan interaksi antara HCl 5%
Gelatin Manufacturer Institute of America
selama 48 jam menghasilkan gelatin TCA (GMIA). 2012. Gelatin Hand Book.
America.
terbaik dan dapat direkomendasikan sebagai
Guillen, M. C. G., B. Gimenez., M. E. L.
alternatif bahan tambahan pangan pada industri Caballero and M. P. Montero. 2011.
Functional and bioactive properties of
pangan.
collagen and gelatin from alternative
DAFTAR PUSTAKA sources. Food Hydrocolloids. 25: 1813-
1827.
Abustam, E., H.M. Ali., M.I. Said dan J.CH. Hafidz, R.M.R.N., C.M. Yaakob, I. Amin, and
Likadja. 2008. Sifat fisik gelatin kulit A. Noorfaizan. 2011. Chemical and
kaki ayam melalui proses denaturasi functional properties of bovine and
asam, alkali dan enzim. Seminar porcine skin gelatin. International Food
Nasional Teknologi Peternakan dan Research Journal. 18: 813817.
Veteriner. 724 729. Hajrawati. 2006. Sifat Fisik dan Kimia Gelatin
Astawan M dan T. Aviana. 2003. Pengaruh Tulang Sapi dengan Perendaman Asam
jenis larutan perendaman serta metode Klorida pada Konsentrasi dan Lama
pengeringan terhadap sifat fisik, kimia Perendaman yang Berbeda. Tesis
dan fungsional gelatin dari kulit cucut. Magister Sains, Institut Pertanian Bogor,
Jurnal. Teknol. dan Industri Pangan. Bogor ().
XIV (1):7-13. Jayathikalan, K., K. Sultana, K. Radhakrishna
Astawan, M., P. Hariyadi dan A. Mulyani. and A.S. Bawa. 2011. Utilization of
2002. Analisis sifat reologi gelatin dari byproducts and waste materials from
kulit ikan cucut. Jurnal. Teknol. dan meat, poultry and fish processing
Industri Pangan. VIII (1): 38-46. industries: a review. J Food Sci Technol
AOAC. 1995. Official Method of Analysis of : DOI 10.1007/s13197-011-0290-7.
Association. Official Agricultural Jellouli, K., R. Balti, A. Bougatef, N. Hmider,
Chemist, Washington, DC. A. Barkia and M. Nasri. 2011. Chemical
Baker, R.C., P.W. Hahn, and Robbins, K.R. composition and characteristic of skin
1994. Fundamentals of New Food gelatin from grey triggerfish (Balistes
Product Development. Elsevier Science capriscus). LWT-Food Science and
B.V., New York. Technology. 44: 1965 1970.
Barbooti, M.M., S.R. Raouf and F.H.K. Al- Junianto, K. Haetami dan I. Maulina. 2006.
Hamdani. 2008. Optimization of Produksi Gelatin Dari Tulang Ikan dan
production of food grade gelatin from Pemanfaatannya Sebagai Bahan Dasar
bovine hide wastes. Eng and Tech. Pembuatan Cangkang Kapsul. Hibah
26(2): 240-253. Penelitian Dirjen Dikti. Fakultas

25
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013

Perikanan dan Imu Kelautan, broiler dan karakterisasi gugus


Universitas Padjajaran. fungsinya dengan spektrofotometeri
Kolodziejska. I., E. Skierka, M. Sadowska. W. FTIR. Jurnal Kimia. 6 (1) : 87 79.
Kolodziejska and C. Niecikowska. 2008. Schrieber, R and H. Gareis. 2007. Gelatin
Effect of extracting time and Handbook. Wiley-VCH Verlag GmbH
temperature on yield of gelatin from & Co. KGaA, Germany.
different fish offal. Food Chem. 107: See, S.F. Hong, P.K., Ng., K.L Wan Aida,
700-706. W.M. and A.S Babdji. 2010.
Li, Shu-Tung. 1993. Collagen biotechnology Physiscochemical properties of gelatins
and its medical application. Biomed. extracted from skins of different
Eng. ppl.Baia Comm. 5: 646-657. freshwater fish species. International
Liu, D.C, Y.K. Lin, and M.T. Chen, 2001. Food Research Journal. 17 : 809 816.
Optimum Condition of extrcting Suryaningrum, T. D dan B.S.B. Utomo. 2002.
collagen from Chicken feet and its Petunjuk Analisa Rumput Laut dan
caracetristics. Asian-Australasian Hasil Olahannya. Pusat Riset
Journal of Animal Science 14 : 1638- pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi
1644. Perikanan dan Kelautan. Jakarta.
Miwada, I. N. S dan I. N. Simpen. 2007. Tavakolipur, H. 2011. Extraction and evaluation
Optimalisasi potensi ceker ayam (Shank) of gelatin from silver carp waste. World
hasil limbah rpa melalui metode J. of Fish and Mar. Sci. 3 (1): 10-15.
ekstraksi termodifikasi untuk Ward, A.G. and Courts, A. 1977. The Science
menghasilkan gelatin. Majalah Ilmiah and Technology of Gelatin. Academic
Peternakan. 10 (1): 5-8. Press, New York.
Oh, J.H. 2012. Characteristic of edible film Yuniarifin, H., V.P. Bintoro, dan A.
fabricated with channel catfish Suwarastuti. 2006. Pengaruh berbagai
(Istalurus punctatus) gelatin by cross- konsentrasi asam fosfat pada proses
linking with transglutaminase. Fish perendaman tulang sapi terhadap
Aquat. Sci. 15 (1): 9-14. rendemen, kadar abu dan viskositas
Prayitno. 2007. Ekstraksi kolagen cakar ayam gelatin. J. Indonesia Trop. Anim. Agric.
dengan berbagai jenis larutan asam dan 31 (1) : 55 61.
lama perendaman. Animal Production. 9
(2) : 99 104.
Puspawati, N.M., I.N. Simpen dan S. Miwada.
2012. Isolasi gelatin dari kulit kaki ayam

26
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013

Tabel 1. Pengaruh Interaksi Konsentrasi HCl dan Lama Perendaman terhadap pH, Rendemen,
Gel Strength, Waktu Leleh serta Suhu dan Waktu Jendal Gelatin Tulang Cakar Ayam

Konsentrasi Lama Perendaman (jam)


Parameter
HCl (%) 24 36 48
a d
pH 4,14 3,50 4,08a
f ef
Rendemen (%) 0,38 0,88 1,60cde
Viskositas (cP) 1,32d 1,51d 2,00bcd
2 Gel Strength (bloom) 0e 63,87e 422,20c
d c
Waktu Leleh (menit) 0 1,40 1,92bc
Suhu Jendal (C) 0e 9cd 14,7a
Waktu jendal (menit) 0c 11,3ab 8,3b
pH 3,68cd 3,66cd 3,94ab
Rendemen (%) 2,55b 1,92bc 1,16de
Viskositas (cP) 3,30ab 1,82cd 2,11bcd
3,5 Gel Strength (bloom) 941,56b 142,79de 263,07d
Waktu Leleh (menit) 2,00bc 1,71bc 2,37b
Suhu Jendal (C) 12,3ab 8d 11,3ab
Waktu jendal (menit) 13,6a 8,6b 8,4b
cd bc
pH 3,62 3,76 4,00a
Rendemen (%) 2,45b 3,25a 1,31cd
Viskositas (cP) 4,69a 1,88cd 3,03abc
5 Gel Strength (bloom) 1150,67a 118,20de 228,81d
Waktu Leleh (menit) 1,73bc 3,21a 3,29a
Suhu Jendal (C) 13,7a 11bc 10,7bc
Waktu jendal (menit) 8,0b 6,4b 7,5b
Keterangan : Superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan yang
nyata (p<0,05)

27
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013

28

You might also like