Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Formulation of the problem in this study is how the mathematical representation of students in
comparing and sorting fractions. The purpose of this study was to determine the ability of a
description of a mathematical representation of students in comparing and sorting fractions. Subjects
were students of class VII SMP. Data obtained through tasks/problems. The results showed that the
students were able to represent well in understanding the concept of fractions subchapter compare
and sort the fractions containing them is symbolic and picture. Mathematical representation
illustrates the extent to which students understand mathematical concepts. Moreover, it provides an
opportunity for students to build understanding of the concept of fractions. Build understanding the
concept of fractions, students: (1) able to understand and provide appropriate information solutions
tasks/ problems; (2) shows the relationship in a variety of mathematical contexts (changing to another
form through symbolic representations, picture and more); (3) determine the use of the operation (use
various methods / strategies to find solutions to problems right). Thus the use of the proper
procedures can strengthen and develop students' understanding of mathematical concepts. In
addition, teachers should not be expected to provide complete information to a problem to the
students. So that students can use the knowledge to complement the information in building
understanding to solve the problems.
pengkodean, atau penghadiran kembali). Guru dalam kelas tidak hanya menggunakan
juga tidak dapat berdiri sendiri. Representasi representasi grafik (visual), atau representasi
bergantung pada system symbol konvensional vebal, tetapi dapat menggunakan representai-
representasi tersebut (lebih dari satu) sekaligus dalam urutannya pecahan yang
dalam menghadirkan suatu konsep dalam pembilangnya terkecil adalah
ruang kelas. pecahan terkecil dan sebaliknya
Karim (2009: 18) mengemukakan pecahan pembilangnya terbesar
bahwa dengan pemahaman konsep pecahan adalah pecahan terbesar. Atau
senama dengan baik, akan membantu anda dengan garis bilangan letak pecahan
dalam pemahaman tentang membandingkan yang lebih ke kiri maka pecahan itu
pecahan. Untuk membandingkan dua pecahan yang terkecil.
dengan memberi tanda , , dan =, perlu b. Membandingkan pecahan dengan
mengetahui teknik-teknik membandingkan penyebut tidak sama
sehingga mudah diurutkan. Mulyati dkk (2005: 36) mengemukakan
a. Membandingkan pecahan dengan bahwa untuk membandingkan pecahan
pembilang dan penyebut sama dengan penyebut tidak sama, dapat
1) Membandingkan pecahan dengan dilakukan dengan dua cara yaitu.
pembilang sama 1) Menyamakan penyebut kedua
Membandingkan pecahan dengan pecahan tersebut, dengan mencari
pembilang sama, Karim (2009 :19) KPK dari penyebut kedua pecahan
mengemukakan bahwa pecahan 2) Dengan perkalian silang
yang penyebutnya terkecil adalah Karim (2009: 16) mengemukakan
yang terbesar dan sebaliknya bahwa urutan pecahan dapat
pecahan yang penyebutnya terbesar digambarkan pada garis bilangan,
adalah pecahan yang terkecil. Atau untuk dapat menggambarkan dengan
dengan garis bilangan letak pecahan benar, kita harus mengurutkan dan
yang ke kiri maka pecahan itu yang meletakkannya di titik yang sesuai
terkecil. pada garis bilangan. Setiap pecahan
2) Membandingkan pecahan dengan
( dan bulat, 0) dapat
penyebut sama dipasangkan dengan tepat satu titik
Johnson dan Heill (2010:22) pada garis bilangan. Buchori (2007:
mengemukakan bahwa untuk 19) mengemukakan bahwa
menemukan pecahan yang lebih mengurutkan pecahan dari terkecil
besar atau lebih kecil dari dua ke terbesar atau sebaliknya dapat
pecahan yang mempunyai dua dilakukan jika penyebut dari
penyebut yang sama merupakan hal bilangan-bilangan pecahan sudah
mudah, cukup hanya disamakan.
membandingkan pembilangnya. Jika a) Mengurutkan pecahan yang
pembilang lebih besar maka nilai berpenyebut sama
pecahannya juga lebih besar, atau
Pecahan dengan penyebut sama dan memberikan solusi sesuai informasi
mudah untuk mengurutkannya, kita tugas/soal; (2) menunjukkan hubungan dalam
hanya melihat besarnya pembilang, berbagai konteks matematika (mengubah ke
pecahan dengan pembilang besar bentuk lain melalui representasi simbolik,
maka letaknya lebih ke kanan gambar dan lainnya); (3) menentukan
(pecahan terbesar) dan pecahan penggunaan prosedur pengoperasian
dengan pembilang kecil letaknya (menggunakan berbagai cara/strategi untuk
lebih ke kiri (pecahan terkecil). menemukan solusi masalah yang tepat).
Yuwono (2005: 30) mengemukakan Instrumen yang digunakan adalah
bahwa jika penyebut masing-masing tugas/soal tertulis dan wawancara terstruktur.
pecahan sudah sama, pecahan Tugas/soal tertulis yang diberikan berupa
tersebut dapat langsung diurutkan. cerita pada materi membandingkan dan
b) Mengurutkan pecahan yang mengurutkan pecahan disusun sesuai aspek
berpenyebut tidak sama yang sudah ditentukan. Sedangkan wawancara
Bagaimana mengurutkan pecahan terstuktur yang diperlukan untuk menggali
yang berpenyebut tidak sama? atau mencari informasi yang lebih mendalam
Apakah sama caranya dengan dari representasi matematis siswa dalam
membandingkan pecahan yang membangun pemahaman konsep pecahan.
berpenyebut tidak sama? Apabila Instrumen tugas/soal tertulis sebagai berikut.
mempunyai beberapa pecahan yang Toni, Anton, dan Dina berangkat sekolah
penyebutnya tidak sama, maka berjalan kaki. Waktu yang diperlukan Toni
untuk mengurutkan pecahan- 1
untuk berjalan kaki dari rumah ke sekolah 5
pecahan tersebut, harus mengubah 1
jam. Anton membutuhkan waktu 6
jam,
pecahan tersebut menjadi pecahan
1
yang berpenyebut sama terlebih sedangkan Dina membutuhkan waktu
4
dahulu dengan menggunakan jam. Tulislah urutan siswa dari yang paling
kelipatan persekutuan terkecil lama sampai di sekolah !
(KPK) penyebut pecahan-pecahan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai penyebut yang baru. Setelah Untuk mengetahui pemahaman konsep
penyebutnya sama, urutkan dengan matematika, siswa diberikan soal berbentuk
melihat besarnya pembilang. cerita dapat menggunakan pengetahuan dan
III. METODE pengalamannya dalam menyelesaikan
Penelitian ini termasuk jenis penelitian permasalahan. Hal ini sesuai dengan
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. pandangan OConnell (2007: 107) bahwa
Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas VII dengan pemahaman konsep, siswa akan lebih
SMP yang dipilih berdasarkan kriteria hasil mudah dalam menyelesaikan permasalahan
jawaban siswa, yaitu: (1) mampu memahami karena siswa akan mampu mengaitkan
berbagai konsep matematika dengan berbekal kriteria kedua dan ketiga, dapat menunjukkan
konsep yang sudah dipahaminya. Selain itu, keterkaitan berbagai konteks matematika
pemahaman konsep merujuk pada keaktifan dengan mengubah ke bentuk lain melalui
siswa mencari ide-ide matematika (Kilpatrick representasi simbolik dan gambar,
& Swafford, 2001). menemukan cara penyelesaian masalah dari
Hasil jawaban tugas/soal dapat soal yang diberikan serta memberikan jawaban
ditunjukkan berdasarkan beberapa representasi yang benar. Selain itu, siswa HN secara tidak
siswa dari tugas/soal. Beberapa representasi langsung dapat memberikan penjelasan sesuai
yang dimaksud meliputi representasi gambar secara matematis dilihat dari hasil jawabannya
dan simbolik (numerik). Hasil representasi bahwa dapat memahami informasi tugas/soal
jawaban siswa dalam penelitian ini yaitu siswa dengan menggambarkan perbandingan dari
HN (bukan nama asli) dan siswa RA (bukan waktu tempuh Anton, Dina dan Toni.
nama asli) dapat ditunjukkan pada Gambar Sehingga dengan menggunakan representasi
berikut. tersebut memudahkan siswa HN menentukan
Hasil jawaban siswa HN urutan waktu tempuh Anton, Dina, dan Toni.
Dengan demikian, soal berbentuk cerita dan
dengan menggunakan representasi dapat
meningkatkan kemampuan siswa memahami
soal dan dapat membangun pemahamannya
terhadap konsep membandingkan dan
mengurutkan pecahan.
Hasil jawaban tugas/soal siswa HN
yang diuraikan di atas dikembangkan dan di
tindaklanjuti dengan wawancara yang
bertujuan untuk menggali dan mengungkap
pemahaman siswa terhadap konsep
Siswa HN dapat memenuhi ketiga
membandingkan dan mengurutkan pecahan.
kriteria yang ditentukan, akan tetapi hasil
Deskripsi petikan wawancara dengan siswa
representasi jawaban yang diberikan singkat
HN, disajikan sebagai berikut.
(gambar dan simbolik) tanpa penjelasan.
P : Perhatikan soal tersebut, informasi/
Meskipun demikian, jawaban yang diberikan
keterangan apa yan kamu ketahui
sudah memberikan pemahamannya terhadap
tentang soal tersebut?
konsep membandingkan dan mengurutkan
HN : Waktu yang digunakan Toni, Anton
pecahan pada tugas/soal. Pada kriteria
dan Dina berangkat dari rumah ke
pertama, siswa HN dapat memahami dan
ekolah dengan berjalan kaki.
memberikan jawaban sesuai informasi dari
P : Berapa waktu yang digunakan Toni,
tugas/soal yang diberikan. Kemudian pada
Anton dan Dina?
1 1 1 HN : Oh iya kak, ini dapat dituliskan
HN : Toni 5 jam, Anton 6
jam dan Dina 4
1 1 1
jam. > > .
4 5 6
P : Ada hal lain lagi yang Anda ketahui? P : Begitu yah. Lalu apa lagi yang bisa
HN : Tidak ada kak. kamu jelaskan?
P : Apa yang ingin dicari dari soal 1
HN : Dari gambar ini dilihat bahwa jam
4
tersebut?
itu yang paling besar bagiannya maka
HN : Urutan siswa dari yang paling lama
bagian itu yang paling lama sampai
sampai ke sekolah 1
ke sekolah. Kemudian 5
jam adalah
P : Apa yang pertama kali muncul
waktu yang digunakan Toni. Dan
dalam fikiranmu dalam menjawab
1
soal tersebut? selanjutnya waktu yang digunakan
6
P : Apakah Anda ingat dengan symbol < paling lama sampai ke sekolah itu
, > , atau = ? Dina, kemudian Toni, dan yang
RA : Oh iya kak, ini dapat dituliskan tercepat itu Anton.
1 1 1
4
>5>6. Berdasarkan data yang diperoleh,
representasi dapat mempengaruhi cara berpikir
P : Dapatkah ketiga pecahan yang
siswa terutama dari pemahaman yang dimiliki
diketahui dalam satu garis bilangan?
sesuai dengan yang pernah diketahui dan
RA : Bisa kak, seperti ini (sambil
dipelajari sebelumnya. Sehingga pemahaman
menggambar satu garis bilangan
sebelumnya dapat membangun dan
kemudian menentukan posisi
1 1 1 mengembangkan konsep matematika yang
, , dalam garis bilangan
4 5 6
dipelajari dari pemahamannya. Sedangkan
tersebut)
salah satu penyebab kurangnya pemahaman
P : Bagaimana Anda yakin tentang
konsep matematika terutama pada materi
1 1 1
posisi dari , , 6
4 5
dalam garis pecahan adalah metode belajar maupun soal-
bilangan tersebut? soal yang diberikan oleh guru pada saat proses
RA : Disini saya menyamakan belajar mengajar mengacu pada jawaban guru
1 30
penyebutnya. Diperoleh 4
= 120 , lalu dan siswa kurang diberikan kesempatan
1 24 1 20 memberikan representasi sendiri dalam
5
= 120 dan 6
= 120. Sehingga,
membangun pemahamannya. Sehingga
30 24 20
> > . menyebabkan proses belajar mengajar di kelas
120 120 120
P : Begitu yah. Lalu apa lagi yang bisa kurang bermakna (Murray, 2011). Dengan
kamu jelaskan? kata lain bahwa kegiatan belajar mengajar
RA : Dari gambar ini dilihat bahwa Anton yang paling penting adalah untuk membangun
yang paling cepat sampai ke sekolah pemahaman siswa dalam proses belajar
1 1
dengan waktu jam. Kemudian 5 jam matematika (prosedural dan konseptual) di
6
adalah waktu yang digunakan Toni. kelas (Mousley, 2004; Hasnida & Zakaria,
1 2011).
Dan selanjutnya 4
jam waktu yang
Matematika dianggap siswa sebagai
digunakan Dina merupakan yang
pelajaran yang sulit dan sampai sekarang
paling lama sampai ke sekolah.
masih ditakuti. Hal ini dikarenakan sebagian
P : Apakah menurut Anda ad acara lain
besar seorang guru dalam proses belajar
yang bisa digunakan untuk
mengajar siswa hanya diajarkan menghafalkan
mengurutkan pecahan-pecahan itu?
rumus dan perhitungan saja, sehingga
penenaman konsep ke siswa kurang pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan
diperhatikan. Selain itu, perlu diperhatikan siswa dapat meliputi pengetahuan secara
bahwa dalam menanamkan pemahaman konseptual maupun prosedural. Pengetahuan
konsep kepada siswa harus menyesuaikan konseptual merupakan dasar penting untuk
dengan kemampuan yang dimilikinya. Selain mengembangkan ide-ide matematik dalam
itu siswa diharapkan sering mengerjakan memahami konsep secara prosedural.
latihan soal dan dituntut keaktifan belajar Sedangkan pengetahuan prosedural merupakan
dikelas. Seorang pendidik (guru) haruslah suatu pengetahuan yang menggunakan simbol-
memberikan kesempatan dan membebaskan simbol dan aturan-aturan yang melibatkan
para siswanya untuk menyelesaikan masalah langkah penyelesaian.
secara mandiri, akan tetapi tetap mengacu V. KESIMPULAN
pada kebenaran konsep yang ada. Dengan cara Berdasarkan hasil penelitian dan
memberikan kesempatan dan kebebasan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,
kepada siswa, seorang guru hanya bertugas maka dapat disimpulkan bahwa siswa mampu
membimbing/mengarahkan siswa menemukan melakukan representasi dengan baik dalam
solusi sendiri yang mengalami kesulitan. pemahaman konsep pecahan sub bab
Sehingga proses membangun pemahaman membandingkan dan mengurutkan pecahan
lebih penting dari hasil belajar, karena yang memuat diantaranya adalah simbolik dan
pemahaman akan bermakna pada materi yang gambar. Representasi timbul karena ide dalam
dipelajari. pikiran manusia. Kehadiran representasi dalam
Kebermaknaan belajar matematika pembelajaran matematika dapat membantu
akan dapat membangun suatu konsep siswa membangun kemampuan
matematika. Untuk dapat membangun pemahamannya untuk mengaitkan ide-ide
pemahaman konsep yang dimiliki siswa harus matematika di berbagai topik ataupun situasi.
memiliki pengetahuan prasyarat. Pengetahuan Representasi matematis yang dimunculkan
prasyarat dapat berfungsi sebagai landasan siswa memberikan gambaran bahwa
yang dapat dijadikan dasar untuk membangun sejauhmana siswa memahami konsep tentang
pengetahuan baru. Oleh karena itu, tanpa suatu materi matematika yang dipelajari.
pengetahuan awal (prasyarat) siswa akan Selain itu, untuk melibatkan siswa
mengalami kesulitan dalam belajar menggunakan representasi matematis di kelas,
selanjutnya. Pengetahuan prasyarat yang guru tidak harus memberikan informasi yang
dimaksud adalah kemampuan dalam lengkap terhadap suatu permasalahan ke
merepresentasikan suatu permasalahan. siswa. Sehingga dari informasi tersebut, siswa
Kemampuan representasi yang baik dapat dapat menggunakan pengetahuan yang
memberikan kesempatan kepada siswa dimiliki sebelumnya untuk melengkapi
mengkontruk pengetahuan melalui informasi yang diterima dalam menyelesaikan
keterampilan dan cara berpikirnya dari suatu permasalahan. Dalam hal ini, siswa
dapat memunculkan ide-ide yang dapat Buchori. 2007. Jenius Matematika Untuk
SMP/MTS. Semarang: Aneka Ilmu.
membangun pemahamannya terhadap konsep
yang dipelajari. Cankoy, O., & Ozder, H. 2011. The Influence
of Visual Representation and Context on
Mathematical Word Problem Solving.
Dengan demikian untuk dapat
Pamukkale University Journal of
membangun pemahaman konsep matematika Education, Vol 2(30). pp: 91-100.
pada materi pecahan, siswa dapat: (1) mampu Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri
memahami dan memberikan solusi sesuai Pendidikan Nasional Republik Indonesia
No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar
informasi tugas/soal; (2) menunjukkan Proses. Jakarta: Departemen
hubungan dalam berbagai konteks matematika Pendidikan Nasional.
(mengubah ke bentuk lain melalui representasi Dundar, S. 2015. Mathematics Teacher-
simbolik, gambar dan lainnya); (3) Candidates Performance in Solving
Problems with Different Representation
menentukan penggunaan pengoperasian Styles: The Trigonometry Example.
(menggunakan berbagai cara/strategi untuk Eurasia Journal of Mathematics,
Science & Technology Education. Vol.
menemukan solusi masalah yang tepat). 11(6). pp: 1379-1397.
Johnson, Trevor., & Neill, Hugh. 2010. Sri Mulyati, Yati dkk. 2005. Intisari
Swadidik Matematika. Bandung: Pakar Matematika untuk SD kelas 4, 5, dan 6.
Raya Pakarnya Pustaka. Bandung: CV Pustaka Setia.
Kaput, J. 1991. Notations And Representations Wong, M., & Evans, D. 2007. Students
As Mediators Of Constructive Conceptual Understanding of
Processes. In E. Von Glasersfeld (Ed.). Equivalent Fractions. Mathematics:
Radical Constructivism In Mathematics Essential Research, Essential Practice,
Education (pp. 5374). Dordrecht, The Vol. 2:824-833.
Netherlands: Kluwer Academic
Publishers. Yuwono, Budi. 2005. Pintar Matematika
Untuk SD. Jakarta: Puspa Swara
Karim, Muhtar A. 2009. Pendidikan
Matematika II. Universitas Terbuka.