Professional Documents
Culture Documents
4 (1) : 203-208
Abstract
High levels of salt in the soil may cause the disruption of plant growth, especially the
crops. Mustard greens (Brassica juncea L.) as the main vegetable commodity in West Kalimantan, is grown on soil with
normally salinity level. The purpose of this research was to determine the growth response of mustard greens (B. juncea)
against the exposure to the NaCl. The research was carried out from August to Oktober 2014. Research was carried out
using the Completely Randomized Design (CRD), consisting of six treatment concentrations of NaCl i.e., 0 ppm, 2,000
ppm; 4,000 ppm; 6,000 ppm; 8,000 ppm; 10,000 ppm respectively. The results showed real effects of the treatment on
the leaf area, length of the root, wet and dry weight, but had no real effect on the parameter of the number
of chlorophyll. The whole treatment began to to affect the growth of mustard greens on the concentration of 4,000 ppm
of NaCl. The range of tolerance of mustard green toward NaCl salt concentration was between
2,000 ppm – 10,000 ppm of NaCl.
Kata kunci : salinity stress, NaCl salt, Brassica juncea L., glucosinolate
203
Protobiont (2015) Vol. 4 (1) : 203-208
dan tanah gambut dari lahan perkebunan tanaman Penanaman dan Pemeliharaan
sawi . Sebelum melakukan penanaman, media tanam
terlebih dahulu disterilisasi menggunakan autoklaf.
Metode Penelitian Setelah dicampur dengan pupuk dasar media tanam
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan didiamkan selama 2x24 jam. Pemeliharaan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas
meliputi penyiraman dan penyiangan gulma secara
6 perlakuan konsentrasi NaCl yaitu 0 ppm (S 1),
2.000 ppm (S2), 4,000 ppm (S3), 6.000 ppm (S4), manual.
8.000 ppm (S5), 10.000 ppm (S6). Masing-masing
perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali Pemberian NaCl
sehingga diperoleh 24 unit percobaan. Volume larutan NaCl yang diberikan yaitu
sebanyak 100 ml/hari/tanaman untuk semua
Analisis Data perlakuan (Pranasari et al., 2012). Penyiraman
Variabel pertumbuhan yang meliputi berat basah, larutan NaCl diberikan pada bagian tanah media,
berat kering, luas daun, dan kandungan klorofil setelah terlebih dahulu diberikan penyiraman air.
daun tanaman dianalisis dengan ANAVA (Analisis Pemberian larutan NaCl dilakukan 1 kali sehari
Varians) dengan data yang telah ditransformasikan yaitu pada saat pagi hari, dimulai dari 1 MST
dalam bentuk log. Jika hasilnya menunjukkan (Minggu Setelah Tanam) sampai dengan satu hari
adanya perbedaan yang berpengaruh nyata akan sebelum penelitian berakhir dan tanaman sawi
dilanjutkan dengan uji Tukey taraf 5%. Analisis dipanen. Pemeliharaan dilakukan selama 25 hari.
data dilakukan dengan menggunakan SPSS 21.
Variabel pertumbuhan untuk panjang akar Analisis Media Tanah
dianalisis dengan analisis nonparametrik Kruskal- Sebelum dan sesudah digunakan, kandungan tanah
Wallis, jika hasilnya menunjukkan adanya dianalisis di laboratorium Analisis Kimia Tanah,
perbedaan yang berpengaruh nyata akan Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura,
dilanjutkan dengan uji Nemenyi taraf 5%. Analisis Pontianak. Kandungan kimia yang dianalisis
dilakukan dengan minitab 14 dan excel. meliputi pH dan nilai salinitas.
Cara Kerja
Parameter Pengamatan
Persiapan Media Semai dan Media Tanam
Parameter pengamatan adalah parameter
Media untuk penyemaian biji sawi adalah
pertumbuhan dan parameter lingkungan. Adapun
campuran tanah gambut dengan pupuk organik
parameter pertumbuhan yang diamati adalah luas
Kascing dengan perbandingan 3:1. Media tanam
daun (cm), panjang akar (cm), berat basah (mg),
yang digunakan berupa tanah gambut dengan
berat kering (mg), dan kandungan klorofil daun
penambahan pupuk dasar. Media tanam disiapkan
(spad/unit). Parameter media tanah yang diamati
sebanyak 1,5 kg per polibag. Penambahan pupuk
meliputi pH dan salinitas.
dasar diberikan sebanyak 1,5 gr urea, 1,125 gr
SP36, dan 0,375 gr KCl per polibag (Busri et al., HASIL DAN PEMBAHASAN
2013).
Hasil
Penyemaian Biji Sawi Perlakuan garam NaCl pada tingkat konsentrasi
Biji sawi disemai dengan ditaburkan di atas media, yang berbeda berpengaruh nyata terhadap
selanjutnya media penyemaian disiram dengan air. pertumbuhan sawi hijau (B. juncea) pada parameter
luas daun (F2,77 = 8,423, p = 0,0001 ; Anava),
Perlakuan penyiraman sebanyak 2 kali setiap hari panjang akar ( 𝜒2 = 11,187, p = 0,0001 ; Uji
pada pagi dan sore hari tergantung kebutuhan dan Kruskal-Wallis), berat basah (F2,77 = 4,471, p =
kondisi media semai. Hasil semaian yang berumur 0,008 ; Anava), dan berat kering (F 2,77 = 15,111, p
10 hari dengan ciri tanaman telah memiliki 3-4 = 0,0001 ; Anava), namun tidak berpengaruh nyata
helai daun, siap untuk dipindahkan pada media terhadap jumlah klorofil daun (F 2,77 = 2,309, p =
tanam (Rukmana, 2002). 0,087 ; Anava).
204
Protobiont (2015) Vol. 4 (1) : 203-208
205
Protobiont (2015) Vol. 4 (1) : 203-208
206
Protobiont (2015) Vol. 4 (1) : 203-208
tanaman sawi hijau mulai konsentrasi 4.000 ppm pada perlakuan 20 g/L – 30 g/L NaCl (Houle et al.,
(Gambar 3 dan 4). Berat basah berkaitan dengan 2001).
luas daun dan panjang akar. Berkurangnya luas
daun akan mempengaruhi fotosintesis sedangkan Faktor media tanah yang diukur dalam penelitian
panjang akar akan mempengaruhi penyerapan air ini meliputi pH dan salinitas. Derajat keasaman
dan hara. Menurut Zeiger (2010) dalam Haryadi atau pH yang diukur pada awal dan akhir penelitian
(2013), luas daun memegang peranan penting, berkisar antara 4,39 sampai 4,62. Menurut
karena laju fotosintesis berlangsung mengikuti Salisbury dan Ross (1995), aktifitas enzim
dengan perkembangan luas daun. Fitter dan Hay dipengaruhi oleh nilai pH. Nilai pH tersebut sesuai
(1994) menyatakan bahwa adanya cekaman garam dengan nilai pH pada tanah gambut yang
menyebabkan akar tanaman berada dalam digunakan pada penelitian. Hasil analisis nilai
lingkungan dengan potensial air yang lebih rendah, salinitas tanah sebelum dan sesudah perlakuan rata-
sehingga penyerapan air menjadi terhambat. rata menunjukkan peningkatan sebanyak 75% dari
kondisi awal (Tabel 1). Peningkatan salinitas
Adanya ketidakseimbangan ion dalam tanah yang diakhir penelitian menunjukkan bahwa penyiraman
menyebabkan menurunnya kemampuan akar dalam larutan NaCl menyebabkan terjadinya kelebihan
menyerap air dapat menurunkan jumlah air dalam garam pada media yang sebagian digunakan oleh
tanaman sehingga menyebabkan pengurangan nilai tanaman dan sebagian terakumulasi lagi pada
parameter berat kering. Gardner et al. (1991), media.
menyatakan bahwa penurunan jumlah air akan
menyebabkan penurunan kemampuan fotosintesis
sehingga ketersedian karbohidrat sebagai sumber DAFTAR PUSTAKA
energi untuk pertumbuhan akan menurun.
Badan Pusat Statistik, 2013, Statistik Pertanian dan
Menurunnya ion K+ akibat ketidakseimbangan ion Sayuran dan Buah-buahan Provinsi
pada akar karena perlakuan NaCl menyebabkan Kalimantan Barat, Kalimantan Barat
turgor sel akan menurun dan stomata akan menutup Bintoro, M. H, 1981, ‘Pengaruh NaCl Terhadap
(Gardner et al., 1991). Fitter dan Hay (1994), Pertumbuhan Tanaman Terung CV.
Senryo Dan CV. Akanasu’, Buletin Agro,
menyatakan bahwa menutupnya stomata pada daun vol. XIV , no. 3, hal. 31-49
akan mengurangi asupan CO2 ke sel-sel mesofil Brady, NC, & Ray, RW, 2008, The Nature And
sehingga fotosintesis terhambat dan fotositant yang Properties Of Soil,fourttenth edition,
terbentuk sedikit. Upper Suddle River, New Jersey
Columbus, Ohio
Busri, Hidayat, & Wasi’an, 2013, ‘Uji Adaptasi
Kandungan klorofil daun tanaman sawi hijau tidak Tanaman Jagung F12 Di Lahan Gambut’,
mengalami penurunan dengan adanya perlakuan Skripsi, Fakultas Pertanian Universitas
Tanjungpura Pontianak
salinitas, keadaan ini diduga adanya senyawa
Fitter, AH & Hay, RKM, 1994, Fisiologi Lingkungan
metabolit sekunder yang dikeluarkan oleh tanaman Tanaman, Gadjah Mada University Press,
sawi hijau dapat digunakan untuk pengaturan Yogyakarta
tekanan osmotik, sehingga kelebihan garam NaCl Follet, RH, Murphy, LS, Donahue, RL, 1981, Fertilizer
And Soil Amandements, Prentice Hall Inc.
tidak secara langsung mempengaruhi proses Englewood, New York
pembentukan klorofil. Harjadi dan Yahya (1988) Gardner, PF, Pearce, RB, & Mitchel, RL, 1991,
menyatakan bahwa Na+ dan Cl- yang tinggi tidak Fisiologi Tanaman Budidaya, UI Press,
akan menghentikan sintesis klorofil secara Jakarta
Harjadi, S. S, & Yahya, S, 1988, Fisiologi Stress
langsung. Kandungan klorofil daun juga tidak Tanaman, PAU IPB, Bogor
terpengaruh oleh perlakuan salinitas pada Haryadi, 2013, ‘Pengukuran Luas Daun Dengan Metode
penelitian tanaman Barley var. Tokak pada Simpson’, Anterior, vol. 12, no. 2, hal. 1-
konsentrasi 100 mM – 200 mM NaCl (Yildiz dan 5
Houle, G, Morel, L, Reynolds, CE, & Siegel, J, 2001,
Terzi, 2013) serta pada tanaman Aster laurentianus ‘The Effect Of Salinity Of Different
Developmental Stages Of An Andemic
Annual Plant, Aster laurentius
207
Protobiont (2015) Vol. 4 (1) : 203-208
208