You are on page 1of 6

Protobiont (2015) Vol.

4 (1) : 203-208

Toleransi Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)


Terhadap Cekaman Salinitas Garam NaCl

Eti Dwi Asih1, Mukarlina1, Irwan Lovadi1


1
Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak,
email korespondensi: etidwiasih@gmail.com

Abstract
High levels of salt in the soil may cause the disruption of plant growth, especially the
crops. Mustard greens (Brassica juncea L.) as the main vegetable commodity in West Kalimantan, is grown on soil with
normally salinity level. The purpose of this research was to determine the growth response of mustard greens (B. juncea)
against the exposure to the NaCl. The research was carried out from August to Oktober 2014. Research was carried out
using the Completely Randomized Design (CRD), consisting of six treatment concentrations of NaCl i.e., 0 ppm, 2,000
ppm; 4,000 ppm; 6,000 ppm; 8,000 ppm; 10,000 ppm respectively. The results showed real effects of the treatment on
the leaf area, length of the root, wet and dry weight, but had no real effect on the parameter of the number
of chlorophyll. The whole treatment began to to affect the growth of mustard greens on the concentration of 4,000 ppm
of NaCl. The range of tolerance of mustard green toward NaCl salt concentration was between
2,000 ppm – 10,000 ppm of NaCl.

Kata kunci : salinity stress, NaCl salt, Brassica juncea L., glucosinolate

PENDAHULUAN rata 161 Kw/Ha (BPS, 2013). Penanaman sawi


hijau selama ini dilakukan pada media tanah yang
Kadar garam yang tinggi pada tanah menyebabkan
kadar salinitasnya normal. Namun, penanaman
terganggunya pertumbuhan. NaCl adalah salah satu
pada media yang sama nantinya tidak dapat terus
garam terlarut dalam tanah yang merupakan unsur
diterapkan karena semakin lama tanah juga akan
esensial untuk pertumbuhan tanaman, tetapi adanya
mengalami peningkatan salinitas. Famili
kelebihan larutan garam dalam tanah dapat
Brassicaceae secara umum memiliki senyawa
mempengaruhi pola pertumbuhan pada tanaman
metabolit sekunder glukosinolates yang
(Strogonov, 1964 dalam Bintoro, 1981). Respon dipengaruhi oleh adanya cekaman perubahan
tumbuhan terhadap peningkatan konsentrasi NaCl
lingkungan (Martinez-Ballesta et al., 2013).
berbeda-beda tergantung jenis tanaman.
Konsentrasi NaCl yang tinggi dapat meningkatkan
atau menurunkan tingkat pertumbuhan pada Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
tanaman. respon pertumbuhan tanaman sawi hijau (B.
juncea) terhadap perlakuan NaCl dan konsentrasi
Perlakuan 10.000 ppm NaCl menekan potensi
NaCl yang masih memungkinkan tanaman sawi
tumbuhan dalam membentuk akar yang
ditunjukkan dengan jumlah akar yang lebih rendah hijau (B. juncea) dapat tumbuh dengan baik.
pada tanaman kapas (Gossypium hirsutum)
(Sulistyowati et al., 2010), menghambat BAHAN DAN METODE
pertumbuhan Zea mays dan Cyperus rotundus pada Waktu dan Tempat Penelitian
konsentrasi NaCl 1.000 ppm (Pranasari et al., Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus
2012), meningkatan hasil dan mutu buah tomat 2014 sampai bulan Oktober 2014. Penanaman dan
(Solanum Iycopersicum) pada pemberian NaCl pemeliharaan tanaman dilakukan di rumah kasa
2500 ppm (Rahmawati et al., 2011), dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
meningkatkan kadar andrograpolida sambiloto Universitas Tanjungpura Pontianak. Uji analisis
(Andrographis paniculata) pada konsentrasi 1.000 kandungan tanah dilakukan di Laboratorium Kimia
ppm NaCl (Syakir et al., 2008). dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian
Sawi hijau (Brassica juncea L.) merupakan salah Universitas Tanjungpura Pontianak.
satu jenis tanaman sayuran yang menjadi
komoditas utama di Kalimantan Barat. Luas daerah Bahan Penelitian
areal penanaman sawi hijau tahun 2012 adalah 69 Pupuk dasar (urea, SP36, KCl), pupuk organik
Ha dengan produksi total 1.112 ton dengan rata- merk Kascing, biji sawi (B. juncea), garam NaCl,

203
Protobiont (2015) Vol. 4 (1) : 203-208

dan tanah gambut dari lahan perkebunan tanaman Penanaman dan Pemeliharaan
sawi . Sebelum melakukan penanaman, media tanam
terlebih dahulu disterilisasi menggunakan autoklaf.
Metode Penelitian Setelah dicampur dengan pupuk dasar media tanam
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan didiamkan selama 2x24 jam. Pemeliharaan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas
meliputi penyiraman dan penyiangan gulma secara
6 perlakuan konsentrasi NaCl yaitu 0 ppm (S 1),
2.000 ppm (S2), 4,000 ppm (S3), 6.000 ppm (S4), manual.
8.000 ppm (S5), 10.000 ppm (S6). Masing-masing
perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali Pemberian NaCl
sehingga diperoleh 24 unit percobaan. Volume larutan NaCl yang diberikan yaitu
sebanyak 100 ml/hari/tanaman untuk semua
Analisis Data perlakuan (Pranasari et al., 2012). Penyiraman
Variabel pertumbuhan yang meliputi berat basah, larutan NaCl diberikan pada bagian tanah media,
berat kering, luas daun, dan kandungan klorofil setelah terlebih dahulu diberikan penyiraman air.
daun tanaman dianalisis dengan ANAVA (Analisis Pemberian larutan NaCl dilakukan 1 kali sehari
Varians) dengan data yang telah ditransformasikan yaitu pada saat pagi hari, dimulai dari 1 MST
dalam bentuk log. Jika hasilnya menunjukkan (Minggu Setelah Tanam) sampai dengan satu hari
adanya perbedaan yang berpengaruh nyata akan sebelum penelitian berakhir dan tanaman sawi
dilanjutkan dengan uji Tukey taraf 5%. Analisis dipanen. Pemeliharaan dilakukan selama 25 hari.
data dilakukan dengan menggunakan SPSS 21.
Variabel pertumbuhan untuk panjang akar Analisis Media Tanah
dianalisis dengan analisis nonparametrik Kruskal- Sebelum dan sesudah digunakan, kandungan tanah
Wallis, jika hasilnya menunjukkan adanya dianalisis di laboratorium Analisis Kimia Tanah,
perbedaan yang berpengaruh nyata akan Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura,
dilanjutkan dengan uji Nemenyi taraf 5%. Analisis Pontianak. Kandungan kimia yang dianalisis
dilakukan dengan minitab 14 dan excel. meliputi pH dan nilai salinitas.

Cara Kerja
Parameter Pengamatan
Persiapan Media Semai dan Media Tanam
Parameter pengamatan adalah parameter
Media untuk penyemaian biji sawi adalah
pertumbuhan dan parameter lingkungan. Adapun
campuran tanah gambut dengan pupuk organik
parameter pertumbuhan yang diamati adalah luas
Kascing dengan perbandingan 3:1. Media tanam
daun (cm), panjang akar (cm), berat basah (mg),
yang digunakan berupa tanah gambut dengan
berat kering (mg), dan kandungan klorofil daun
penambahan pupuk dasar. Media tanam disiapkan
(spad/unit). Parameter media tanah yang diamati
sebanyak 1,5 kg per polibag. Penambahan pupuk
meliputi pH dan salinitas.
dasar diberikan sebanyak 1,5 gr urea, 1,125 gr
SP36, dan 0,375 gr KCl per polibag (Busri et al., HASIL DAN PEMBAHASAN
2013).
Hasil
Penyemaian Biji Sawi Perlakuan garam NaCl pada tingkat konsentrasi
Biji sawi disemai dengan ditaburkan di atas media, yang berbeda berpengaruh nyata terhadap
selanjutnya media penyemaian disiram dengan air. pertumbuhan sawi hijau (B. juncea) pada parameter
luas daun (F2,77 = 8,423, p = 0,0001 ; Anava),
Perlakuan penyiraman sebanyak 2 kali setiap hari panjang akar ( 𝜒2 = 11,187, p = 0,0001 ; Uji
pada pagi dan sore hari tergantung kebutuhan dan Kruskal-Wallis), berat basah (F2,77 = 4,471, p =
kondisi media semai. Hasil semaian yang berumur 0,008 ; Anava), dan berat kering (F 2,77 = 15,111, p
10 hari dengan ciri tanaman telah memiliki 3-4 = 0,0001 ; Anava), namun tidak berpengaruh nyata
helai daun, siap untuk dipindahkan pada media terhadap jumlah klorofil daun (F 2,77 = 2,309, p =
tanam (Rukmana, 2002). 0,087 ; Anava).

204
Protobiont (2015) Vol. 4 (1) : 203-208

Hasil uji lanjut Tukey menunjukkan bahwa rerata


5,0 4,19a 3,85ab
luas daun pada pemberian perlakuan konsentrasi ab 3,76ab
3,47b 3,64

Berat basah (mg)


2.000 ppm tidak berbeda nyata dengan kontrol, 4,0 3,43b
sedangkan konsentrasi 4.000 ppm, 6.000 ppm, 3,0
8.000 ppm, dan 10.000 ppm berbeda nyata dengan
kontrol (Gambar 1). 2,0
1,0
2,0
1,52a 0,0
Luas daun (cm2)

1,5 1,27ab 1,18b 0 2000 4000 6000 8000 10000


1,10b 1,01b
0,97b Konsentrasi larutan NaCl (ppm)
1,0
Gambar 3. Rerata berat basah tanaman sawi hijau (B.
juncea) pada setiap konsentrasi perlakuan
0,5 salinitas

0,0 Hasil uji lanjut Tukey menunjukkan bahwa rerata


0 2000 4000 6000 8000 10000
berat kering pada pemberian konsentrasi 2.000
Konsentrasi larutan NaCl (ppm)
ppm dan 6.000 ppm tidak berbeda nyata dengan
Gambar 1. Rerata luas daun tanaman sawi hijau (B. berat kering kontrol. Konsentrasi 4.000 ppm, 8.000
juncea) pada setiap konsentrasi perlakuan ppm, dan 10.000 ppm berbeda nyata dengan berat
salinitas kering kontrol (Gambar 4).
Rerata nilai panjang akar berdasarkan uji lanjut
Nemenyi, pada pemberian perlakuan konsentrasi 3,5 3,07a
2,80a
3,0 ab
2,41b 2,54 2,37b 2,31b
Berat kering (mg)

2.000 ppm, 6.000 ppm, dan 8.000 ppm, tidak beda


nyata dengan panjang akar kontrol. Konsentrasi 2,5
2,0
4.000 ppm, dan 10.000 ppm beda nyata dengan
1,5
panjang akar kontrol (Gambar 2).
1,0
20 0,5
14,8a
13,175a 0,0
Panjang akar (cm)

15 0 2000 4000 6000 8000 10000


8,22b 9,6ab 9,7ab 8,62b Konsentrasi larutan NaCl (ppm)
10
Gambar 4 Rerata berat kering tanaman sawi hijau (B.
5 juncea) pada setiap konsentrasi perlakuan
salinitas
0 Tabel 1. Nilai Salinitas tanah sebelum dan sesudah
0 2000 4000 6000 8000 10000 perlakuan
Konsentrasi larutan NaCl (ppm) Salinitas Tanah (ppm)
Perlakuan
No Sebelum Sesudah
(ppm)
Gambar 2. Rerata panjang akar tanaman sawi hijau (B. Perlakuan Perlakuan
juncea) pada setiap konsentrasi perlakuan 1 0 575 431
salinitas 2 2.000 575 617
Berat basah berdasarkan hasil rarata uji lanjut
3 4.000 575 678
Tukey menunjukkan tidak berbeda nyata antar
perlakuan Hasil uji lanjut Tukey menunjukkan. 4 6.000 575 888
Kontrol tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 5 8.000 575 1090
2.000 ppm, 6.000 ppm, dan 8.000 ppm, tetapi 6 10.000 575 1430
berbeda nyata dengan konsentrasi 4.000 ppm dan
Sumber : Hasil analisis sampel tanah Fakultas Pertanian
konsentrasi 10.000 ppm (Gambar 3). Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah
(2014)

205
Protobiont (2015) Vol. 4 (1) : 203-208

Pembahasan glukosinolat meningkat dalam keadaan cekaman


Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada salinitas, dan akan disintesis oleh tanaman ketika
konsentrasi perlakuan pemberian garam NaCl tanaman berada dalam cekaman lingkungan sampai
2.000 ppm, belum menunjukkan adanya pengaruh
batas toleransi tertentu (Martinez-Ballesta et al.,
nyata pada semua nilai parameter pertumbuhan
(Gambar 1 - 4). Keadaan ini diduga karena tanaman 2013).
sawi belum merespon konsentrasi tersebut sebagai
keadaan tercekam. Nilai parameter pertumbuhan Konsentrasi 10.000 ppm (Gambar 1 - 4) seluruh
menunjukkan hasil berbeda nyata dengan kontrol parameter pertumbuhan menunjukkan hasil yang
pada perlakuan konsentrasi garam NaCl mulai berbeda nyata dengan kontrol. Hal ini diduga
4.000 ppm (Gambar 1 - 4). Kondisi ini diduga karena konsentrasi garam yang sudah sangat tinggi
karena pada perlakuan garam NaCl 4.000 ppm
menyebabkan senyawa glukosinolat sudah tidak
tanaman sawi hijau mulai mengalami keadaan
tercekam sehingga mengurangi pertumbuhannya. dapat bekerja untuk menurunkan tekanan osmotik
Menurut Lopez-Perez et al. (2009), cekaman dalam sel tumbuhan. Konsentrasi garam NaCl yang
salinitas akan mengubah metabolisme yang lebih berada di atas ambang batas toleransi menyebabkan
diutamakan untuk mengatasi keadaan cekaman jumlah senyawa glukosinolat diduga berkurang.
yang menyebabkan pertumbuhan mengalami Penurunan kandungan senyawa glukosinolat
penurunan. mengalami penurunan pada tanaman brokoli
Peningkatan konsentrasi garam terlarut dalam (Brassica oleracea) setelah diberi perlakuan garam
NaCl 90 mM (5.265 ppm) (Zaghdoud et al., 2012).
tanah akan meningkatkan tekanan osmotik,
menurunkan kemampuan tanaman untuk menyerap
Pertumbuhan luas daun tanaman sawi hijau telah
air, dan mengurangi kemampuan fotosintesis,
dipengaruhi pada konsentrasi perlakuan garam
sehingga akan berpengaruh terhadap proses
4.000 ppm – 10.000 ppm (Gambar 1). Keadaan ini
metabolisme (Follet et al., 1981). Selain itu
disebabkan oleh adanya kandungan garam berlebih
kandungan NaCl yang tinggi akan menyebabkan
yang menghambat dalam proses pembelahan sel.
ketidakseimbangan ion pada penyerapan unsur
hara dan penggunaan kation-kation lain (Brady dan Menurut Fitter dan Hay (1994), salah satu pengaruh
negatif garam pada tanaman dapat berupa
Ray, 2008). Adanya kelebihan unsur hara Na + dan
berkurangnya kemampuan tanaman dalam
Cl- dapat menurunkan ion lain salah satunya ion K+.
menyerap air sehingga berpengaruh terhadap
Menurut Gardner et al. (1991), adanya kelebihan
proses pembelahan sel dan mempengaruhi fungsi
ion-ion tertentu bersifat antagonis terhadap
penyerapan ion-ion lain. Kelebihan ion Na+ pada hormon. Cekaman garam yang berlebih dapat
menurunkan fungsi hormon auksin (Pessarakli,
tanaman budidaya dapat menurunkan kandungan
1993). Auksin berperan dalam memacu
ion K+. Ion K+ diketahui berfungsi membantu
pembelahan dan pembesaran sel (Gardner et al.,
memelihara potensial osmotik dan pengambilan
1991).
air, serta berperan penting dalam fotosintesis.

Tanaman sawi hijau juga terpengaruh oleh


Pemberian perlakuan garam NaCl pada konsentrasi
cekaman salinitas garam NaCl pada pertumbuhan
6.000 ppm dan 8.000 ppm menunjukkan hasil yang
tidak berbeda nyata dengan kontrol (Gambar 2 - 4). panjang akar (Gambar 2). Adanya cekaman
salinitas yang tinggi diduga menyebabkan
Perlakuan pada keadaan cekaman yang telah
meningkat namun tidak memberikan respon yang berkurangnya pembelahan sel-sel pada akar.
Potensial osmotik media tumbuh yang lebih rendah
berbeda nyata terhadap kontrol diduga karena
dibandingkan dengan potensial osmotik didalam
tanaman sawi hijau telah mensintesis senyawa
metabolit sekunder untuk menurunkan tekanan sel, dapat menghambat pembelahan sel-sel akar
(Yuniati, 2004).
osmotik. Menurut Lopez-Bereguer et al. (2003),
famili Brassicaceae akan mensintesis senyawa
Perlakuan paparan garam NaCl juga
glukosinolat untuk mengatasi adanya cekaman
mempengaruhi berat basah dan berat kering
tekanan osmotik. Senyawa metabolit sekunder

206
Protobiont (2015) Vol. 4 (1) : 203-208

tanaman sawi hijau mulai konsentrasi 4.000 ppm pada perlakuan 20 g/L – 30 g/L NaCl (Houle et al.,
(Gambar 3 dan 4). Berat basah berkaitan dengan 2001).
luas daun dan panjang akar. Berkurangnya luas
daun akan mempengaruhi fotosintesis sedangkan Faktor media tanah yang diukur dalam penelitian
panjang akar akan mempengaruhi penyerapan air ini meliputi pH dan salinitas. Derajat keasaman
dan hara. Menurut Zeiger (2010) dalam Haryadi atau pH yang diukur pada awal dan akhir penelitian
(2013), luas daun memegang peranan penting, berkisar antara 4,39 sampai 4,62. Menurut
karena laju fotosintesis berlangsung mengikuti Salisbury dan Ross (1995), aktifitas enzim
dengan perkembangan luas daun. Fitter dan Hay dipengaruhi oleh nilai pH. Nilai pH tersebut sesuai
(1994) menyatakan bahwa adanya cekaman garam dengan nilai pH pada tanah gambut yang
menyebabkan akar tanaman berada dalam digunakan pada penelitian. Hasil analisis nilai
lingkungan dengan potensial air yang lebih rendah, salinitas tanah sebelum dan sesudah perlakuan rata-
sehingga penyerapan air menjadi terhambat. rata menunjukkan peningkatan sebanyak 75% dari
kondisi awal (Tabel 1). Peningkatan salinitas
Adanya ketidakseimbangan ion dalam tanah yang diakhir penelitian menunjukkan bahwa penyiraman
menyebabkan menurunnya kemampuan akar dalam larutan NaCl menyebabkan terjadinya kelebihan
menyerap air dapat menurunkan jumlah air dalam garam pada media yang sebagian digunakan oleh
tanaman sehingga menyebabkan pengurangan nilai tanaman dan sebagian terakumulasi lagi pada
parameter berat kering. Gardner et al. (1991), media.
menyatakan bahwa penurunan jumlah air akan
menyebabkan penurunan kemampuan fotosintesis
sehingga ketersedian karbohidrat sebagai sumber DAFTAR PUSTAKA
energi untuk pertumbuhan akan menurun.
Badan Pusat Statistik, 2013, Statistik Pertanian dan
Menurunnya ion K+ akibat ketidakseimbangan ion Sayuran dan Buah-buahan Provinsi
pada akar karena perlakuan NaCl menyebabkan Kalimantan Barat, Kalimantan Barat
turgor sel akan menurun dan stomata akan menutup Bintoro, M. H, 1981, ‘Pengaruh NaCl Terhadap
(Gardner et al., 1991). Fitter dan Hay (1994), Pertumbuhan Tanaman Terung CV.
Senryo Dan CV. Akanasu’, Buletin Agro,
menyatakan bahwa menutupnya stomata pada daun vol. XIV , no. 3, hal. 31-49
akan mengurangi asupan CO2 ke sel-sel mesofil Brady, NC, & Ray, RW, 2008, The Nature And
sehingga fotosintesis terhambat dan fotositant yang Properties Of Soil,fourttenth edition,
terbentuk sedikit. Upper Suddle River, New Jersey
Columbus, Ohio
Busri, Hidayat, & Wasi’an, 2013, ‘Uji Adaptasi
Kandungan klorofil daun tanaman sawi hijau tidak Tanaman Jagung F12 Di Lahan Gambut’,
mengalami penurunan dengan adanya perlakuan Skripsi, Fakultas Pertanian Universitas
Tanjungpura Pontianak
salinitas, keadaan ini diduga adanya senyawa
Fitter, AH & Hay, RKM, 1994, Fisiologi Lingkungan
metabolit sekunder yang dikeluarkan oleh tanaman Tanaman, Gadjah Mada University Press,
sawi hijau dapat digunakan untuk pengaturan Yogyakarta
tekanan osmotik, sehingga kelebihan garam NaCl Follet, RH, Murphy, LS, Donahue, RL, 1981, Fertilizer
And Soil Amandements, Prentice Hall Inc.
tidak secara langsung mempengaruhi proses Englewood, New York
pembentukan klorofil. Harjadi dan Yahya (1988) Gardner, PF, Pearce, RB, & Mitchel, RL, 1991,
menyatakan bahwa Na+ dan Cl- yang tinggi tidak Fisiologi Tanaman Budidaya, UI Press,
akan menghentikan sintesis klorofil secara Jakarta
Harjadi, S. S, & Yahya, S, 1988, Fisiologi Stress
langsung. Kandungan klorofil daun juga tidak Tanaman, PAU IPB, Bogor
terpengaruh oleh perlakuan salinitas pada Haryadi, 2013, ‘Pengukuran Luas Daun Dengan Metode
penelitian tanaman Barley var. Tokak pada Simpson’, Anterior, vol. 12, no. 2, hal. 1-
konsentrasi 100 mM – 200 mM NaCl (Yildiz dan 5
Houle, G, Morel, L, Reynolds, CE, & Siegel, J, 2001,
Terzi, 2013) serta pada tanaman Aster laurentianus ‘The Effect Of Salinity Of Different
Developmental Stages Of An Andemic
Annual Plant, Aster laurentius

207
Protobiont (2015) Vol. 4 (1) : 203-208

(Asteraceae)’, American Journal Of Zaghdoud, C, Alcarez-Lopez, C, Mota-Cadanes, C,


Botany, vol. 88, no. 1, hal. 62-67 Ferchichi, A, & Carvajal, M, 2012,
Lopez-Perez, L, Martinez-Ballesta, M.C, Maurel, C, & ‘Differential Responses Of Two Broccoli
Carvajal, M, 2009, ‘Changes In Plasma (Brassica oleracea L. Var italica)
Membrane Composition Of Broccoli Cultivars To Salinity And Nutritional
Roots As An Adaptation To Increase Quality Improvement’, The Scientific
Water Transport Under Salinity’, Journal World Journal, vol. 10, no. 12. hal. 1-12
Phytochemistry, vol. 70, hal. 492-500
Lubis, K, 2000, ‘Respon Morfogenesis Embrio
Beberapa Varietas Kedelai (Glyciene
max L. Merr) Pada Berbagai Konsentrasi
NaCl Secara In Vitro’, Thesis, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara
Martinez-Ballesta, MD, Moreno, DA, & Carvajal, M,
2013, ‘The Physiological Importance Of
Glucosinolates On Plant Response To
Abiotic Stress In Brassica’, International
Journal of Molecular Sciences, vol.14,
hal. 11607-11625
Pessarakli, M, & Tucker, TC, 1993, ‘Dry Matter Yield
And Nitrogen-15 Uptake By Tomatoes
Under Sodium Chloride Stress’, Journal
Soil Science, vol. 52, hal. 698-700
Pranasari, R. A, Tutik, N, & Purwani, K.I, 2012,
‘Persaingan Tanaman Jagung (Zea mays)
Dan Rumput Teki (Cyperus rotundus)
Pada Pengaruh Cekaman Garam (NaCl)’,
Jurnal Sains Dan Seni ITS, vol. 1, no. 1,
hal. 54-57
Rahmawati, H, Sulistyaningsih, E, & Putra, E.T.S, 2011,
Pengaruh Kadar NaCl Terhadap Hasil
dan Mutu Buah Tomat (Lycopersicum
esculentum Mill), Skripsi, Fakultas
Pertanian Gadjah Mada, Yogyakarta,
diakses 14 September 2013,
<jurnal.ugm.ac.id/index.php/jbp/article/d
ownload/1595/1411>
Rukmana, 2002, Bertanam Petsai dan Sawi, Kanisius,
Yogyakarta
Salisbury & Ross, 1995, Fisiologi Tumbuhan Jilid II,
ITB, Bandung
Sulistyowati, E, Sumartini, S, & Abdurrakhman, 2010,
‘Toleransi 60 Aksesi Kapas Terhadap
Cekaman Salinitas Pada Fase Vegetative’,
Jurnal Littri, vol. 6, no. 1, hal. 20-26
Syakir, M, Maslahah, N, & Januwati, M, 2008,
‘Pengaruh Salinitas Terhadap
Pertumbuhan Produksi Dan Mutu
Sambiloto (Andrographis paniculata
Ness)’, Jurnal Buletin Littro, vol. XIX,
no. 2, hal. 129-137
Yildiz, M, & Terzi, H, 2013, ‘Effect Of NaCl Stress On
Chlorophyll Biosynthesis, Prolin, Lipid,
Peroxidation And Antioxidative Enzymes
In Leaves Of Salt-Tolerant And Salt-
Sensitive Barley Cultivars’, Journal Of
Agricultural Sciences, vol. 19. hal. 79-88
Yuniati, R, 2004, ‘Penapisan Galur Kedelai Glycine
max(L) Merrill Toleran Terhadap NaCl
Untuk Penanaman di Lahan Salin’,
Makara Sains, vol. 8, no. 1, hal. 21-24

208

You might also like