Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Background ; The high incidence of dysmenorrhea in the productive age is about 55% in
Indonesia, 56% in Central Java, 68.4% in Jepara and in Islamic Senior High School Hasyim
Asyari Bangsri is about 92 students from 118 students of class X and XI. Cause factor of
primary dysmenorrhea is low levels of prostaglandins, psychological factors and psychological
disorders, constitutional factors such as anemia and chronic disease, and allergic factors.
Objectives ; To know the influence of Abdominal Stretching Exercise to decrease the levels of
dysmenorrhea in female students of Islamic Senior High School Hashim Asyari Bangsri Jepara.
Method ; The type of research is Quasy Experimental with Control Group Design Pre-test and
post-test. The population in this research is all students of class X and XI in Senior High School
Hasyim Asyari Bangsri Jepara with sampling technique is purposive sampling about 30
samples. The analysis of bivariate in this research is Wilcoxon test.
Results; There are influence of Abdominal Stretching Exercise to decrease the levels of
dysmenorrhea in intervention group with a value of p = 0.002 and control group with p =
0.059.
Conclusion; Abdominal Stretching Exercise effect to decrease the level of
dysmenorrhea.Decreasing of pain in intervention group dropped compared to control group.
parasetamol atau asetamenofen (sumagesic, exercise lebih aman dan tidak mengandung
panadol, dll), asam mefenamat (ponstelax, efek samping karena menggunakan proses
nichostan, dll), ibuprofen (ribunal, ostarin, fisiologis tubuh hal ini didukung dengan
dll), metamizol atau metampiron (pyronal, hasil penelitian dari Sormin (2014)
novalgin, dll) dan obat-obatan pereda nyeri menyatakan bahwa latihan tubuh (exercise)
lainnya (Proverawati & Misaroh, 2009). yang dilakukan dapat meningkatkan aliran
Penanganan dismenore non farmakologi darah di panggul dan merangsang hormon
menurut Lusa (2010) dapat dilakukan endorphin di dalam tubuh memberi dampak
kompres hangat atau mandi air hangat, penurunan skala nyeri.
massase, latihan fisik (exercise), tidur yang Menurut Thermacare (2009) ada latihan
cukup, hipnoterapi, distraksi seperti fisik yang dapat digunakan untuk
mendengarkan musik serta reklaksasi seperti menurunkan dismenore pada saat menstruasi
yoga dan nafas dalam. yaitu dengan melakukan Abdominal
Umumnya nyeri yang biasa terasa di Stretching Exercise yang merupakan latihan
bawah perut itu terjadi pada hari pertama dan fisik peregangan otot perut yang dilakukan
kedua menstruasi. Rasa nyeri akan berkurang kurang lebih 10-15 menit untuk
setelah keluar darah yang cukup banyak meningkatkan kekuatan otor, daya tahan dan
(Proverawati & Misaroh, 2009). Menurut fleksibilitas otot shingga diharapkan dapat
Proverawati & Misaroh (2009) menurunkan nyeri dismenore pada remaja.
Jenis dismenore yang ada diantaranya adalah Untuk hasil yang lebih maksimal, ini
dismenore primer, yang penyebabnya merupakan ide yang baik yaitu dengan
dintaranya faktor endokrin yakni karena menggabungkan non aerobik yang memikliki
rendahnya kadar progesterone pada akhir dampak lebih rendah.
fase korpus luteum dan peningkatan kadar Banyak peneliti yang mengatakan exercise
prostaglandin, faktor kejiwaan atau gangguan dapat mengatasi dismenore dan exercise
psikis, faktor konstitusi seperti anemia dan lebih aman dan tidak mengandung efek
penyakit menahun, serta faktor alergi samping karena menggunakan proses
(Proverawati & Misaroh, 2009). Aplikasi fisiologis tubuh hal ini didukung dengan
dilapangan, penananan dismenore dilakukan hasil penelitian dari Sormin (2014) yang
dengan dua cara farmakologi dan non menyatakan bahwa latihan tubuh (exercise)
farmakologi. Penanganan dismenore dengan yang dilakukan dapat meningkatkan aliran
farmakologi biasanya menggunakan jenis darah di panggul dan merangsang hormon
obat-obatan untuk mengurangi rasa nyeri endorphin di dalam tubuh memberi dampak
pada saat menstruasi antara lain analgesic penurunan skala nyeri.
(pereda nyeri) golongan Non Steroid Anti Menurut Thermacare (2009) ada latihan fisik
Inflamasi Drug (NSAID), misalnya yang dapat digunakan untuk menurunkan
parasetamol atau asetamenofen (sumagesic, dismenore pada saat menstruasi yaitu dengan
panadol, dll), asam mefenamat (ponstelax, melakukan Abdominal Stretching Exercise
nichostan, dll), ibuprofen (ribunal, ostarin, yang merupakan latihan fisik peregangan otot
dll), metamizol atau metampiron (pyronal, perut yang dilakukan kurang lebih 10-15
novalgin, dll) dan obat-obatan pereda nyeri menit untuk meningkatkan kekuatan otot,
lainnya (Proverawati & Misaroh, 2009). daya tahan dan fleksibilitas otot sehingga
Penanganan dismenore non farmakologi diharapkan dapat menurunkan nyeri
menurut Lusa (2010) dapat dilakukan dismenore yang terjadi pada pada remaja.
kompres hangat atau mandi air hangat, Untuk hasil yang lebih maksimal. Penelitian
massase, latihan fisik (exercise), tidur yang ini dilakukan dengan memberikan
cukup, hipnoterapi, distraksi seperti perlakukan stretching exercise untuk melihat
mendengarkan musik serta reklaksasi seperti adakah penurunan dimenorhe pada
yoga dan nafas dalam. responden diharapkan hasil penelitian ini
Banyak peneliti yang mengatakan dapat memberikan sumbangan bagi terapi
exercise dapat mengatasi dismenore dan
non farmakologis untuk mengatasi nyeri saat dismenore sekunder adalah endometriosis,
menstruasi atau dismenore radang pelvis, fibroid, adenomiosis, kista
ovarium dan kongesti pelvis. Dismenore
2. KAJIAN LITERATUR sekunder tidak terbatas pada saat haid,
A. Dismenore kurang berhubungan dengan hari pertama
haid, sering terjadi pada wanita yang lebih
Dismenore atau nyeri menstruasi merupakan tua yakni 30-40 tahun dan dapat disertai
nyeri menusuk yang terasa di perut bagian dengan gejala yang lain seperti disperunia,
bawah dan paha, hal ini terjadi akibat infertilitas dan perdarahan yang abnornal
ketidakseimbangan hormon progesteron yang terjadi di luar sikklus menstruasi
dalam darah sehingga menimbulkan rasa (Hacker, 2011).
nyeri. Hampir seluruh perempuan dan juga Faktor-faktor Penyebab Dismenore Primer
termasuk juga di dalamnya remaja putri pasti Menurut Prawirohardjo (2009), (1) Faktor
pernah merasakan gangguan pada saat Kejiwaan, merupakan faktor umum penyebab
menstruasi berupa nyeri menstruasi dismenore karena telah diketahui bahwa para
(dysmenorrhea) dengan berbagai tingkatan, remaja memiliki emosional tidak stabil,
mulai dari yang sekedar pedal-pegal di apalagi jika mereka tidak mendapat
panggul dari sisi dalam hingga rasa nyeri penerangan yang baik tentang proses haid.
yang luar biasa sakitnya. Umunya nyeri yang (2) Faktor Konstitusi
biasa terasa di bawah perut, ini terjadi pada Faktor ini berhubungan erat dengan faktor
hari pertama dan kedua menstruasi. Rasa kejiwaan yang dapat menurunkan ketahanan
nyeri ini akan berkurang setelah keluar darah terhadap rasa nyeri. Seperti anemia, penyakit
yang cukup banyak (Proverawati & Misaroh, menahun dan sebagainya merupakan faktor
2009) yang dapat mempengaruhi timbulnya
dismenore primer. (3) Obstruksi Kanalis
Macam-macam dismenore terbagi atas 2 Servikalis, Pada wanita dengan uterus
yaitu (1) Dismenore Primer (Fungsional) dalam hiperantefleksi mungkin dapat terjadi
Dismenore primer secara langsung berkaitan stenosis kanalis servikalis, namun hal ini
dengan siklus ovulasi normal yakni tidak dianggap sepenuhnya sebagai faktor
terjadinya ovulasi sebelumnya serta ada penting penyebab dismenore primer. (4)
hubungan antara kontraksi otot uterus dan Faktor Endokrin, Secara umum ada anggapan
sekresi prostaglandin (Wong, 2008). bahwa kejang yang terjadi pada dismenore
Dismenore primer biasanya terjadi dalam 6- primer di sebabkan oleh kontraksi uterus
12 bulan pertama setelah menarche segera yang berlebihan. Faktor endokrin ini
setelah siklus ovulasi teratur dari pada mempunyai hubungan dengan soal tonus dan
umumnya timbul setelah 1-2 tahun dari kontraktaklis otot tonus. (5) Faktor Alergi,
menarche, 2-3 tahun dari menarche Teori ini dikemukakan setelah
(Hendrik, 2006; Anurogo, 2008; Progestian, memperlihatkan adanya asosiasi antara
2010). (2) Dismenore Sekunder (Patologis) dismenore dengan urtikaria, migrain atau
Dismenore sekunder adalah dismenore yang asma bronkhiale. Smith menduga bahwa
disebabkan karena adanya masalah patologis sebab alergi ialah toksin haid. Penyelidikan
di rongga panggul wanita (Hockenberry- dalam tahun-tahun terakhir menunjukkan
Eaton, Schwartz, Wilson, Winkelstein, & bahwa peningkatan kadar prostaglandin
Wong, 2009). memegang peranan penting sebagai
Pada umunya, dismenore sekunder tidak penyebab dismenore primer. Dismenore pada
hanya terjadi saat menstruasi, tetapi dapat remaja umunya adalah dismenore primer
pula terjadi sebelum atau sesudah menstruasi. yang berhubungan dengan siklus ovulasi
Dismenore sekunder ini tidak terlalu terkait normal. Sedangkan untuk dismenore
dengan masa-masa pertama menstruasi dan sekunder factor penyebabnya adalah (1)
lebih sering terjadi pada usia yang lebih tua Rahim yang terbalik, sehingga membuat
yaitu 30-40 tahun. Tanda-tanda klinik dari darah haid tidak mudah dikeluarkan, (2)
Total 15 100,0
1 100,0 Sign (2 tailed) ,823**
5 ,000
F. Sumber : Data Primer 2016 Skala nyeri pretest
Tabel menunjukkan bahwa rata-rata kel.kontrol
Pearson
nyeri dismenore responden pada
correlation
kelompok intervensi sebelum dilakukan Sign (2 tailed) ,973**
Abdominal Stretching Exercise adalah ,000
kategori ringan dengan jumlah 8 Sumber : Data Primer
responden (53,3%) dan pada kelompok Berdasarkan Tabel diatas
kontrol sebelum dilakukan Tehnik menunjukkan bahwa hasil pearson
Napas Dalam adalah kategori ringan correlation pada skala nyeri pretest
dengan jumlah 9 responden (60,0%).. kelmpok intervensi-skala nyeri
Distribusi Frekuensi Berdasarkan posttest kelompok intervensi adalah
Tingkat Nyeri Dismenore Sesudah 0,823** maka terdapat hubungan
Abdominal Stretching Exercise pada yang signifikan karena nilai pearson
Kelompok Intervensi dan Tehnik correlation tmendekati 1 dan nilai
Napas Dalam pada Kelompok sign (2 tailed) didapatkan 0,000
Kontrol maka terdapat hubungan yang
G. signifikan pula karena nilai sign (2
Kel tailed) <0,05.
Tingkat Kel Intervensi
Kontrol Perbedaan Tingkat Nyeri Dismenore
Nyeri
N % N % Sebelum dan Sesudah Abdominal
Ringan 14 93,3 9 60,0 Stretching Exercise
Sedang 1 6,7 3 20,0
Berat 0 0 3 20,0 P
Variabel N Mean SD
Total 15 100,0 15 100,0 value
Sumber Data Primer 2016 Skala nyeri 15 3,60 1,844
pretest
Tabel diatas menunjukkan bahwa kelompok
rata-rata nyeri dismenore responden intervensi
0,002
sesudah dilakukan Abdominal Skala nyeri 15 2,13 1,356
Stretching Exercise pada kelompok posttest
kelompok
intervensi adalah kategori ringan intervensi
berjumlah 14 responden (93,3%) dan H. Sumber : Data Primer 2016
sesudah dilakukan Tehnik Napas Berdasarkan tabel diatas
Dalam pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa rata - rata nyeri
adalah kategori ringan dengan dismenore sebelum Abdominal
jumlah 9 responden (60,0%). Stretching Exercise 3,60 dengan
standart deviasi 1,844. Hasil uji
Hasil Relative Rellation Skala Nyeri statistik dengan wilcoxon test
Pretest Kelmpok Intervensi-Skala didapatkan nilai P 0,002 < 0,05,
Nyeri Posttest Kelompok Intervensi maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Dan Skala Nyeri Pretest Kelompok Artinya ada perbedaan yang
Kontrol-Skala Nyeri Posttest signifikan terhadap tingkat nyeri
Kelompok Kontrol dismenore sebelum dan sesudah
Abdominal Stretching Exercise.
Skala nyeri Skala nyeri
posttest posttest
kel.intervensi kel.kontrol Perbedaan Tingkat Nyeri Dismenore
Skala nyeri pretest Sebelum dan Sesudah Tehnik Napas
kel.intervensi Dalam
Pearson Variabel N Mean SD P Value
correlation Skala nyeri 15 4,07 2,463 0,059
J. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh
dari penelitian mengenai Abdominal
Stretching Exercise terhadap
penurunan tingkat nyeri dismenore
pada siswi remaja putri di MA
Hasyim Asyari Bangsri Jepara
dihasilkan adanya pengaruh yang
signifikan dengan nilai p-value 0,002
(p-value <0,005).
K. REFERENSI
Kusmiran, E. (2011). Kesehatan Remaja dan
Wanita. Jakarta: Salemba Medika.
Mansur, H. (2009). Psikologi Ibu dan Anak
untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.