You are on page 1of 10

RANCANGAN DAN UJI COBA OTOMATISASI IRIGASI CURAH

DESIGN AND TRIAL OF SPRINKLER IRRIGATION AUTOMATION


Rahmat Isnain1, Budi Indra Setiawan2, Satyanto K. Saptomo3
1
Department of Civil and Environmental Engineering, Faculty of Agricultural Technology, Bogor Agricultural
University, IPB Dramaga Campus, PO Box 220, Bogor, West Java,
Email: 1rahmat_isnain@yahoo.com 2budindra@yahoo.com 3ddody@yahoo.com

ABSTRACT
Sprinkler irrigation is a type of pressurized irrigation which can water the crops by spraying water into
the air like rain. Crop watering by sprinkler irrigation method is based on watering interval and soil moisture
condition. Determination of watering interval and moisture conditioning require a supporting technology to
optimize crop yield. ATMega328P microcontroller is a controller that can determine in crop watering interval
based on soil moisture conditions. Soil moisture can be determined by soil moisture sensor that is integrated in
microcontroller. Crop watering for automatic sprinkler irrigation uses pF parameters to conditioning the soil
moisture. pF value that is used between 4.2 ≤ pF <2.54 which is a limitation for irrigation water. pF value
between 4.2 ≤ pF <2.54 is lower and upper set point in the microcontroller that is used to decide in watering
and it is equivalent to the percentage of soil moisture 38.5%≤ soil moisture < 28.7%. Determination of soil
moisture percentage is obtained from the result of soil physical testing. Set point value is converted into the
censor reading that display on ATMega328P serial monitor and value to 505≤censor <422. Sensor output value
is displayed on serial monitor which is a value that is equivalent to 10 bit binary number. ATMega328P
microcontroller that is in the program with the input of C / C + + language. The programming language is in a
form of command to read the actual soil moisture condition from the sensor and opening or closing the solenoid
valve when the soil moisture condition reaches lower or upper set point.

Keywords: sprinkler irrigation, pF, soil moisture , set point, microcontroller ATMega328P, soil moisture sensor
PENDAHULUAN
Pemberian air irigasi yang sesuai dengan Rancangan dan uji coba otomatisasi pada irigasi
kebutuhan tanaman untuk tumbuh merupakan salah curah merupakan salah satu inovasi dari metode-
satu faktor keberhasilan dari usaha tani. Pemberian metode yang telah banyak digunakan. Rancangan
air irigasi yang baik yaitu pemberian air yang dapat dan uji coba ini menggunakan microcontroller
mengkondisikan kelengasan tanah dalam jumlah Arduino Uno/ATMega328P sebagai controller dan
yang cukup tinggi bagi tanaman serta penggunaan relay serta solenoid valve sebagai
meminimalisir adanya perkolasi dan genagan. aktuator. Sensor yag digunakan adalah soil
Pengkondisian lengas tanah pada lahan tanam tidak moisture sensor atau sensor kelembaban tanah.
bisa dilakukan seperti pemberian air irigasi secara Pemberian air irigasi curah secara otomatis
manual salah satunya yaitu dengan buka tutup memanfaatkan kinerja solenoid valve untuk
saluran/pipa air irigasi. Untuk mengetahui kondisi membuka dan menutup distribusi air secara
lengas tanah yang relatif akurat dibutuhkan alat otomatis dengan bantuan microcontroller
bantu berupa sensor yang dapat membaca kondisi ATMega328P untuk memberikan perintah kepada
aktual dari lengas. aktuator untuk membuka atau menutup. Pemberian
Otomatisasi pada irigasi curah merupakan suatu air pada tanaman disesuaikan dengan kondisi kadar
inovasi yang bermanfaat dalam hal peningkatan air tanah yang dapat dilihat melalui bantuan soil
hasil pertanian, penghematan air, dan efisiensi moisture sensor. Rancangan dan uji coba
tenaga kerja. Teknologi irigasi curah yang telah otomatisasi irigasi curah menerapkan sistem
banyak diterapkan sudah menggunakan berbagai kontrol loop tertutup yang mempergunakan aksi
macam kontrol dalam penerapan di lahan. umpan balik untuk memperkecil kesalahan sistem.
Penentuan waktu serta intensitas pemberian air Penelitian ini merupakan bagian kegiatan
irigasi dilakukan untuk meningkatkan produktifitas IMHERE - B2C IPB yang salah satunya
dalam kegiatan usaha tani, sehingga pemilihan merupakan penelitian mengenai pengembangan
kombinasi waktu dan jumlah pemberian air irigasi dari irigasi curah untuk diterapkan pada
yang tepat dapat menunjang keberhasilan sistem infrastruktur lahan dan pengairan. Hasil dari
irigasi curah. Keseragaman penyiraman air dari penelitian ini digunakan untuk mendukung
sistem irigasi curah akan menentukan sistem keberlanjutan pengembangan usaha pertanian
rancangan yang optimum serta memberikan dengan fokus penelitian pada mekanisme buka
keuntungan yang besar dari hasil tanaman (Benami tutup katup untuk menyiram lahan tanam secara
dan Ofen, 1984). otomatis yang berdasarkan kondisi kadar air tanah.
Mekanisme buka tutup katup yang dilakukan ATMega328P. Selanjutnya, stackable SD card
menggunakan mikrokontroler ATMega328P dihubungkan pada pin yang ada di proto screw
sebagai controller dan relay serta solenoid valve shield sesuai dengan jumlah pin yang ada. Tahap
sebagai aktuator. berikutnya adalah pemasangan real time clock
TAHAPAN PENELITIAN (RTC) pada stackable SD card. Urutan pin analog
Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa dan digital yang ada pada proto screw shield dan
tahapan, diantaranya: persiapam, perancangan, stackable SD card dapat dilihat pada sisi luar dari
implementasi perancangan, pengujian, percobaan, komponen tersebut. Berikut skema rangkaian
dan analisa kinerja rancangan. Berikut adalah struktural elektrikal.
bagan metode penelitian yang disajikan pada
gambar 1.

Gambar 2. Skema Rangkaian Struktural


Elektrikal
Perancangan berikutnya adalah perangkaian
jaringan perpipaan yang meliputi perakitan pipa
Gambar 1. Metode Penelitian
PVC ¾” dari sumber ke lahan, pipa PE, sprinkler,
Tahapan awal dari penelitian ini yaitu persiapan solenoid valve, dan komponen pendukung lainnya.
terhadap semua kebutuhan dalam perancangan dan Berikut adalah skema perancangan jaringan
implementasi/penerapan otomatisasi irigasi curah. perpipaan.
Kebutuhan struktural yang memiliki fungsi
fundamental dalam perancangan meliputi
microcontroller ATMega328P, soil moisture
sensor, stackable SD card dan memory card, real
time clock (RTC), inverter DC to DC/12 to 24 V,
adapter 12V/DC, baterai 12V/45AH, relay,
solenoid valve 24V/DC, pipa PVC ¾”, pipa PE
13mm, sprinkler, rigid riser, reducing joiner ¾” to
13 mm, dan end plug 13mm. Persiapan terhadap Gambar 3. Skema Perancangan Jaringan Perpipaan
kebutuhan baik struktural maupun fungsional
dilakukan guna mempermudah dalam tahap Tahapan perancangan selanjutnya yaitu
perancangan alat. Persiapan terhadap kebutuhan perancangan fungsional yang terdiri dari
struktural dilakukan untuk mempermudah dalam serangkaian penyesuaian untuk program pengendali
proses perancangan otomatisai irigasi curah. yang akan digunakan pada pengujian otomatisasi
Sedangkan persiapan pada kebutuhan fungsional pada irigai curah di lahan. Hasil perancangan
meliputi penggunaan bahasa pemrograman yaitu fungsional selanjutnya akan terintergrasi dengan
bahasa C/C++ dalam perancangan otomatisasi hasil dari perancangan struktural. Berikut adalah
irigasi curah. skema program pengendali dari perancangan
Tahapan selanjutnya adalah perancangan fungsional.
otomatisasi irigasi curah. Tahap perancangan terdiri
dari perancangan struktural dan fungsional.
Perancangan struktural pada rancangan terdiri dari
dua sektor yaitu perancangan struktural sektor
elektrikal dan sektor jaringan perpipaan.
Perancangan sektor elektrikal berupa perakitan
ATMega328P, soil moisture sensor, baterai serta
komponen pendukung lainnya sehingga menjadi
rangkaian struktural elektrikal.
Perakitan ini diawali dengan proto screw shield
yang dihubungkan pada pin analog dan digital dari Gambar 4. Skema Program Pengendali
Hasil dari perancangan struktural dan Berikut adalah proses kalibrasi skala laboratorium
fungsional selanjutnya akan dilakukan dan di lahan.
penggabungan yang menghasilkan rancangan
otomatisasi irigasi curah. Hasil dari implementasi
rancangan ini dilakukan pada skala laboratorium
dan di lahan.
Hasil dari implementasi rancangan selanjutnya
dilakukan pengujian terhadap kesesuaian antara
perancangan struktural dengan fungsional. Proses
pengujian dilakukan dalam skala laboratarium
sebelum sistem diterapkan di lahan. Tahap awal
sebelum memulai pengujian adalah penentuan nilai
set point yang akan dimasukan ke dalam
microcontroller sebagai acuan mekanisme operasi Gambar 5. Skema Kalibrasi Sensor Skala
dari rancangan. Nilai set point diperoleh dari data
Laboratorium
sifat fisik tanah hasil pengukuran yang dilakukan di
laboratorium. Penentuan nilai set point dilakukan
dengan perhitungan nilai pF tanah menggunakan
persamaan Van Genuchten. Berikut adalah
ersamaan Van Genuchten:
𝜃𝑠 −𝜃𝑟
𝜃(ℎ) = 𝜃𝑟 + 𝑚 (1)
ℎ 𝑛
(1+[ ] )
𝛼

Keterangan:
ϴ(h) : kadar air volumetrik (cm3/cm3)
ϴ(r) : kadar air volumetrik residual (cm3/cm3)
ϴ(s) : kadar air volumetrik jenuh (cm3/cm3)
h : hisapan tanah (cm) Gambar 6. Skema Kalibrasi Sensor di Lahan
α : hisapan tanah pada saat udara mulai masuk ke
pori-pori tanah (cm) Berikut adalah rumus yang digunakan untuk
n, m : koefisien mengkonversi bilagan biner ke satuan volt yang
disajikan pada persamaan 2:
Setelah nilai set point diperoleh selanjutnya Nilai bacaan sensor (𝑏𝑖𝑛𝑎𝑟𝑦)
dilakukan proses kalibrasi terhadap soil moisture Nilai aktual (Volt) = x Vref
210
sensor untuk mengetahui dan mendapatkan tingkat (2)
keakuratan sensor ketika pengambilan data. Proses
kalibrasi sensor dilakukan sebanyak dua kali, yaitu Vref = Tegangan referensi (Arduino = 5 volt)
kalibrasi skala laboratorium dengan menggunakan
program simulasi sederhana untuk membaca nilai Penentuan persentase kadar air tanah disajikan
kelembaban tanah dari sensor dan kalibrasi di lahan pada persamaan 3:
untuk validasi terhadap kalibrasi sebelumnya.
Penentuan nilai set point diperoleh melalui Persentase  (%) =
(Jumlah Volume Penambahan (ml))
persamaan linear dari hasil kalibrasi sensor. 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑂𝑣𝑒𝑛 (𝑔𝑟)
× 100% (3)
Kalibrasi yang dilakukan di lahan sudah
menggunakan program yang terintegrasi oleh real Hasil kurva kalibrasi dari hubungan antara
time clock pada ATMega328P. persentase kadar air tanah dengan bacaan sensor
Proses kalibrasi sensor membutuhkan tanah menghasilkan persamaan linear kalibrasi. Untuk
dengan kering oven (100oC±5oC) selama 24 jam memudahkan penentuan nilai set point yang akan
sebagai media pengambilan data kalibrasi. Tanah digunakan sebagai masukan pada microcontroller
tersebut terlebih dahulu ditimbang sebelum maka digunakan persamaan linear hasil kalibrasi
digunakan pada proses kalibrasi serta penentuan sensor. Hal tersebut dilakukan karena nilai yang
interval penambahan air untuk mendapatkan tampil pada serial monitor dari micocontroller
persentase kadar air tanah. berupa angka yang ekuivalen dengan bilangan
Nilai yang keluar pada serial monitor dari hasil biner 10 bit. Pada persamaan linear ini nilai y
kalibrasi sensor masih berupa angka yang adalah kadar air tanah dalam satuan cm3/ cm3 dan
ekuivalen dengan bilangan biner 10 bit. Data nilai x adalah nilai bacaan sensor dalam satuan
tersebut dikonversi menjadi data digital dengan ekivalen bilangan biner.
menggunakan analog to digital converter (ADC).
Nilai bacaan sensor yang diperoleh, Percobaan dilakukan pada lahan dengan luas 1.5 x
selanjutnya dapat dikonversi kedalam satuan Volt. 4 m. Sprinkler yang terpasang di tengah-tengah
Data kelembaban tanah yang terbaca oleh soil lahan sebanyak 2 unit dengan jarak per-sprinkler 2
m. Lahan ditanami tanaman sayuran pak choy
moisture sensor selanjutnya di simpan oleh memory
mulai dari benih hingga panen. Berikut adalah
card yang terintegrasi melalui stackable SD card skema rancangan percobaan:
pada microcontroller.
Tahap persiapan pengujian yang telah selesai
dilakukan, selanjutnya dilakukan uji terhadap
rancangan otomatisasi irigasi curah untuk skala
laboratorium. Solenoid valve yang sudah terpasang
pada pipa distribusi, selanjutnya dikoneksikan
dengan relay dan baterai. Relay terhubung pada
rangkaian ATMega328P melalui pin digital dan
inverter. Sensor yang digunakan dikoneksikan pada
ATMega328P melalui pin analog. Kabel sensor
yang berwarna merah dan tanpa pelindung
dihubungkan pada pin 5V dan Gnd. Sedangkan
kabel warna putih dihubungkan pada pin A0. Uji
Gambar 81. Skema Rancangan Percobaan
coba rancangan skala laboratorium dilakukan
Mekanisme rancangan kinerja otomatisai irigasi
sebagai uji performasnsi rancangan sebelum
curah diawali dengan sensor ditancapkan ke dalam
diterapkan di lahan. tanah dengan posisi horizontal pada kedalaman 5
Tahap selanjutnya sensor ditancapkan ke cm dari permukaan tanah. Perletakan sensor
dalam wadah yang berisi tanah. Alur pengujian tersebut dimaksudkan agar pada kedalaman 0 - 5
secara sederhana disajikan pada gambar 5 dan 6. cm, tanah relatif pada kondisi 10% diatas
Apabila kondisi kelembaban tanah di bawah set permanent welting point dan field capasity
point, maka microcontroller akan memberi perintah sehingga tanaman memperoleh cukup air. Sensor
kepada aktuator/relay untuk membuka solenoid yang digunakan terhubung pada microcontroller
valve. Jika kondisi kelembaban tanah berada diatas ATMega328P, dan selanjutnya sensor membaca
set point maka microcontroller akan memberi kondisi aktual kelembaban tanah. Nilai kelembaban
perintah kepada aktuator/relay untuk menutup tanah yang di baca sensor melaui kabel sensor yang
solenoid valve. Kabel solenoid valve terdiri dari terhubung pada microcontroller merupakan acuan
dua buah yang dihubungkan dengan inverter DC to dalam pemberian air irigasi pada lahan.
DC dan relay. Penggunaan RTC (Real Time Clock) dan stackable
Proses pengujian yang telah dilakukan SD card untuk perekaman waktu data dan data
merupakan implementasi awal pada perancangan kelembaban tanah. Data yang terekam SD card
sebelum rancangan dan uji coba dilakukan di lahan. masih berbentuk angka yang ekuivalen dengan
Rancangan yang dilakukan di lahan dengan bilangan biner 10 bit.
penambahan komponen yang terintegrasi pada Sistem otomatisasi irigasi curah dapat berjalan,
microcontroller ATMega328P. Skema perancangan apabila nilai aktual kelembaban tanah berada di
pada ATMega328P dengan penambahan komponen bawah titik layu permanen yang telah ditentukan
pendukung dapat dilihat pada gambar 7. dan dimasukkan ke dalam microcontroller sebagai
set point. Microcontroller memberikan perintah
pada relay untuk membuka selenoid valve. Daya
yang dibutuhkan relay untuk membuka solenoid
valve diperoleh adapter 12V/AC yang
dihubungkan dengan listrik sebagai tambahan daya.
Baterai yang digunakan berfungsi untuk power
supply pada microcontroller. Pada kondisi
microcontroller memberikan perintah kepada relay
untuk membuka selenoid valve, maka air secara
Gambar 7. Skema Perancangan Microcontroller langsung terdistribusi dari sumber air menuju ke
dan Komponen Pendukung di Lahan pipa utama, pipa lateral dan berujung pada
Tahap selanjutnya yaitu percobaan yang sprinkler.
merupakan implementasi di lapang dari tahap Berdasarkan perancangan dan uji coba yang
pengujian. Tahap ini dilakukan setelah tahap telah diimplementasikan baik pada skala
perancangan struktural dan perancangan fungsional laboratorium dan penerapan di lahan, maka akan
serta tahap implementasi pada lahan selesai. dilakukan analisis terhadap kinerja perancangan
dari data yang diperoleh. Analisis kinerja Nilai permanent welting point dan field capasity
rancangan ini dilakukan agar perancangan yang yang diperoleh merupakan nilai set point yang akan
telah dilakukan dapat dimanfaatkan dan dijadikan digunakan sebagai masukkan data pada
rujukan untuk pengembangan otomatisasi irigasi microcontroller untuk menjalankan kontrol
curah berbasis microcontroller. otomatis pada irigasi curah. Nilai set point hasil
perhitungan memiliki satuan cm3/cm3 dikoversi
HASIL DAN PEMBAHASAN menjadi persentase kadar air tanah. Nilai kadar air
Penentuan Nilai Set Point tanah dikonversi menjadi angka yang tampil pada
Nilai set point diperoleh dari data fisik tanah serial monitor dengan menggunakan persamaan
berupa nilai pF tanah yang dihitung dengan linear dari kalibrasi sensor guna mempermudah
menggunakan persamaan Van Genuchten. Nilai pF dalam memasukan nilai set point pada program
yang digunakan pada lahan penelitian yaitu antara yang ada di microcontroller. Hal tersebut
2.54 – 4.2. Penentuan nilai pF sebagai set point dikarenakan keluaran angka pada serial monitor
dalam rancangan diharapkan dapat menurunkan masih berupa angka yang ekuivalen dengan
intensitas perkolasi dan genangan yang terjadi bilangan biner 10 bit. Proses memasukan nilai set
ketika proses pemberian air irigasi. Penurunan point ke dalam progam pada microcontroller dapat
intensitas perkolasi dan genangan, diharapkan air dilakukan setelah diperoleh fungsi persamaan
dapat digunakan secara optimal oleh tanaman untuk linear kalibrasi pada sensor.
pertumbuhan dan evapotranspirasi serta proses Kalibrasi Sensor
evaporasi yang secara alami terjadi pada lahan. Proses kalibrasi sensor dilakukan guna
Nilai bulk density dan particle density yang mengetahui tingkat keakuratan sensor dalam
diperoleh dari uji fisik tanah digunakan untuk membaca fluktuasi kelembaban tanah dan
mendapatkan nilai ruang pori total tanah. Nilai penentuan nilai set point yang akan dimasukan
ruang pori total tanah yang diperoleh dari hasil uji kedalam program di microcontroller. Tanah yang
tanah selanjutnya dihitung rata-rata dari jumlah digunakan pada proses kalibrasi memiliki berat 800
keseluruhan titik yang diuji. Hasil dari rata-rata gram. Proses penambahan air saat kalibrasi sensor
ruang pori tanah merupakan nilai maksimal dimana sebanyak 50 ml hingga 350 ml untuk kalibrasi
ruang pori tanah dalam kondisi jenuh dan nilai skala laboratorium.
tersebut sebesar 54.35%. Nilai tersebut digunakan Hasil kalibrasi sensor skala laboratorium
sebagai batasan maksimal pada proses kalibrasi dilakukan sebatas untuk mengetahui perubahan
sensor yang dilakukan untuk penentuan nilai set nilai kadar air tanah yang dibaca sensor dengan
point di lahan. penambahan air yang diberikan. Hasil kalibrasi
Hasil dari penentuan nilai pF dapat digunakan yang relatif sesuai dapat dilihat dari nilai koefisien
untuk mendapatkan kadar air volumetrik determinasi dari kurva hubungan antara persentase
(volumetric water content). Hubungan antara nilai kadar air dengan nilai yang terbaca sensor yang
kadar air volumetrik dan nilai pF menggambarkan tampil pada serial monitor di microcontroller.
karateristik penahanan matriks tanah terhadap air Hasil kalibrasi sensor yang dilakukan pada
yang disebut kurva retensi air tanah (water skala laboratorium menunjukan peningkatan
retention curve). Berikut adalah kurva hubungan persentase kadar air tanah dan bacaan sensor pada
pF dan kadar air volumetrik: serial monitor serta tegangan (volt) dari output
0.6 sensor. Berikut adalah kurva peningkatan
Plot 1 (10-15 cm) persentase kadar air tanah dan bacaan sensor serta
VWC (cm3/cm3)

0.5 Air-entry
F.Capacit kurva peningkatan persentase kadar air tanah
0.4 dengan tegangan (volt) dari output sensor.
yPW.Point
0.3
0.2 50.00 y = 0.093x - 12.467
43.75
Kadar Air Tanah (%)

0.1 37.50 R² = 0.9493


31.25
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 25.00
pF 18.75
Water Retention Curve 12.50
6.25
Gambar 2. Kurva Hubungan pF dan Kadar Air 0.00
Volumetrik 50 250 450 650
Sumber: data primer, 2012
Bacaan Sensor (Ekuivalen dengan Bilangan
Kurva hubungan pF dan kadar air menunjukan Biner 10 bit)
permanent welting point dan field capasity tanah
yang ada di lahan sebesar 0.261 dan 0.385 kadar air Gambar 10. Kurva Peningkatan Persentase Kadar
basis volume. Data permanent welting point Air Tanah dan Bacaan Sensor (Skala
dinaikkan 10 % menjadi 0.287 guna mencegah agar Laboratorium)
tanaman tidak berada pada kondisi kekeringan. Sumber: data primer, 2012
50.00 sebelumnya. Hasil kalibrasi sensor yang dilakukan
Kadar Air Tanah (%) 43.75 di lahan dapat dilihat dari kurva peningkatan
37.50 persentase kadar air tanah dan bacaan sensor serta
31.25 serta kurva peningkatan persentase kadar air tanah
25.00 dengan tegangan (volt) dari output sensor.
18.75
12.50 59.785

Kadar Air Tanah (%)


6.25 54.35
48.915 y = 0.1183x - 21.188
0.00
43.48 R² = 0.8773
0.5 1.5 2.5 3.5 38.045
y = 19.054x - 12.467 Tegangan (Volt) 32.61
27.175
R² = 0.9493 21.74
16.305
Gambar 11. Kurva Peningkatan Persentase Kadar 10.87
Air Tanah dan Tegangan/Volt (Skala 5.435
0
Laboratorium)
100 300 500
Sumber: data primer, 2012
Pada kurva diatas kondisi tanah kering oven Bacaan Sensor (Ekuivalen dengan
diperoleh nilai bacaan sensor, tegangan (volt), dan Bilangan Biner 10 bit)
persentase kadar air tanah. Nilai yang terbaca oleh Gambar 12. Kurva Peningkatan Persentase Kadar
sensor sebesar 108, 0.527 Volt dan 0%. Air Tanah dan Bacaan Sensor (di lahan)
Peningkatan bacaan sensor, tegangan, dan
persentase kadar air tanah yang terbaca oleh sensor Sumber: data primer, 2012
dengan penambahan air sebesar 350 ml yaitu 550,
59.785
2.69 Volt, dan 43.75%. Hasil kalibrasi skala
Kadar Air Tanah (%)

54.35
laboratorium memiliki nilai koefisien determinasi 48.915
43.48
mencapai 0.9493. Persamaan linear kalibrasi yang 38.045
diperoleh dapat digunakan untuk mengkonversi 32.61
27.175
nilai set point berupa persentase kadar air tanah 21.74
kedalam nilai ekuivalen bilangan biner. 16.305
10.87
Nilai set point dari hasil kalibrasi skala 5.435
laboratorium belum bisa untuk diterapkan pada 0
rancangan di lahan. Hal tersebut disebabkan daya 0.2 1.2 2.2
yang digunakan pada kalibrasi bersumber dari y = 24.236x - 21.188 Volt
laptop dengan tegangan output sebesar 5 V. R² = 0.8773
Tegangan 5 V dari laptop akan berpengaruh pada
nilai bacaan sensor ketika rancangan langsung Gambar 13. Kurva Peningkatan Persentase Kadar
diterapkan di lahan dengan menggunakan set point Air Tanah dan Tegangan/Volt (di lahan)
dari hasil persamaan linear kalibrasi sensor skala Sumber: data primer, 2012
laboratorium. Nilai set point hasil perhitungan
dengan menggunakan persamaan linear dari hasil Pada kurva diatas, kondisi tanah kering oven
kalibrasi sensor skala labratorium diperoleh nilai nilai bacaan sensor, tegangan (volt), dan persentase
set point antara 548≤sensor<443. Nilai tersebut kadar air tanah yang terbaca oleh sensor sebesar
setara dengan kadar air tanah yang dijadikan set 117, 0.57 Volt dan 0%. Peningkatan bacaan sensor,
point yaitu sebesar 38.5%≤sensor<28.7% dan tegangan, dan persentase kadar air tanah yang
setara dengan tegangan output sensor sebesar terbaca oleh sensor dengan penambahan air sebesar
450 ml yaitu 556, 2.75 Volt, dan 54.35%. Hasil dari
2.68V≤sensor<2.16V.
Pada proses kalibrasi sensor di lahan, diberikan air kalibrasi sensor di lahan memiliki nilai koefisien
determinasi mencapai 0.8773.
sebanyak 50 ml sampai dengan penambahan
Persamaan linear kalibrasi yang diperoleh sudah
sebanyak 450 ml. Kalibrasi sensor di lahan
dapat digunakan untuk mengkonversi nilai set point
dilakukan guna mendapatkan validasi terhadap
berupa persentase kadar air tanah kedalam nilai
hasil kalibrasi skala laboratorium. Kalibrasi sensor
bacaan sensor. Nilai set point hasil perhitungan
ini terkoneksi pada microcontroller yang telah di
dengan menggunakan persamaan linear dari sensor
program untuk membaca nilai keluaran pada sensor
yang dapat dilihat pada serial monitor dan sudah yaitu antara 505≤sensor<422. Nilai tersebut setara
menggunakan baterai sebagai power supply untuk dengan kadar air tanah yang dijadikan set point
microcontroller. Baterai yang digunakan sebagai yaitu sebesar 38.5%≤sensor<28.7% dan setara
power supply terhubung dengan solar panel untuk dengan tegangan output sensor sebesar
mengisi daya pada baterai . Proses kalibrasi di 2.47V≤sensor<2.06V.
lahan tidak jauh berbeda dengan tahap kalibrasi Nilai set point berupa angka dari bacaan sensor
pada serial monitor yang telah diperoleh
merupakan batas atas dan batas bawah pada proses menunjukkan nilai set point yang diterapkan pada
pemberian air irigasi yang diterapkan di lahan. rancangan sebesar 505≤sensor<422 yang setara
Rancangan dapat beroperasi mengairi lahan ketika dengan kadar air tanah dan teganagan output sensor
kondisi nilai kadar air tanah yang setara dengan sebesar 38.5%≤sensor<28.7% dan
nilai bacaan sensor berada pada kondisi di bawah 2.47V≤sensor<2.06V.
batas bawah set point yaitu 422. Pemberian airss Data hasil pemantauan kadar air tanah diperoleh
irigasi akan berhenti ketika kondisi kadar air tanah dari hasil uji rancangan di lahan yang dilakukan
yang terbaca sensor berupa tegangan (setara dengan pada hari yang berbeda. Sumbu absis pada kurva
nilai bacaan sensor) berada pada kondisi lebih dari menunjukan waktu pengambilan data dan sumbu
sama dengan (≥) batas atas set point yaitu 505. ordinat menunjukan perubahan kadar air tanah
(cm3/ cm3) yang sebelumnya telah dikonversi dari
Analisa Kinerja Rancangan data yang keluar pada serial monitor dengan
Rancangan otomatisasi irigasi curah yang menggunakan persamaan kalibrasi sensor yang
dilakukan pada skala laboratorium menggunakan dilakukan di lahan.
program pengendali sederhana dan merupakan uji
1
performasi rancangan sebelum diterapkan di lahan. 0.387

Kadar Air Tanah


Uji coba dilakukan dengan menggunakan set point 0.367

(cm3/cm3)
hasil kalibrasi sensor skala laboratorium yaitu 0.347
548≤sensor<443. Pada uji performansi rancangan 0.327
di skala laboratorium pembacaan data yang tampil 0.307
pada serial monitor diatur setiap 3 detik. 0.287
Pada proses uji performansi yang dilakukan, 0.267
irigasi akan on ketika kadar air tanah yang terbaca 0.247 0
sensor kurang dari 443 dan akan berhenti ketika 08:42:4510:16:2111:49:5713:23:33
kadar air tanah lebih dari sama dengan 548. Hasil Waktu Pengamatan
dari uji performansi rancangan skala laboratorium
menunjukan rancangan mampu membaca kondisi Gambar 15. Kurva Pemantauan Kadar Air Tanah
aktual kadar air tanah dan memberikan air irigasi oleh Soil Moisture Sensor pada Hari Pertama
ketika kondisi kadar air tanah di bawah set point
yang telah ditentukan. Sumber: data primer, 2012
Rancangan otomatisasi irigasi curah di lahan 1
terbagi menjadi 2 sektor rangkaian, yaitu sektor 0.407
Kadar Air Tanah (cm3/cm3

elektrikal sebagai rangkaian pengontrol kinerja 0.387


rancangan dan sektor jaringan perpipaan sebagai 0.367
rangkaian pendistribusian air irigasi ke lahan. 0.347
Berikut adalah hasil dari kedua rancangan tersebut. 0.327
0.307
0.287
0.267
0.247 0
08:18:05 10:40:38 13:03:12 15:25:46
Waktu Pengamatan

Gambar 16. Kurva Pemantauan Kadar Air


Tanah oleh Soil Moisture Sensor pada Hari Kedua
Sumber: data primer, 2012
Gambar 14. Hasil Rancangan Otomatisasi Irigasi Waktu pengamatan yang dilakukan pada kurva
Curah hasil pemantauan kadar air tanah oleh sensor
Hasil dari kinerja perancangan di sektor elektrikal dilakukan pada hari yang berbeda. Hal tersebut
dan jaringan perpipaan menghasilkan proses dilakukan guna menguji kemampuan rancangan
pemberian air irigasi pada tanaman secara otomatis pada kondisi cuaca yang berbeda di lahan. Pada
berdasarkan kondisi aktual kadar air tanah. kurva diatas, dapat dilihat terjadi proses pemberian
Pemantauan kondisi kadar air tanah dapat air irigasi ketika kondisi kadar air tanah kurang dari
dilakukan oleh soil moisture sensor yang set point bawah dan akan berhenti selama selang
terintegrasi pada ATMega 328P beserta komponen waktu tertentu dimana kadar air tanah ≥ set point
pendukung perekaman data kadar air tanah serta atas. Lama waktu pengamatan pada hari pertama
terintegrasi pada jaringan perpipaan, khususnya dan kedua berbeda, hal tersebut disebabkan kondisi
solenoid valve. Hasil kailbrasi di lahan cuaca pada hari pertama pada pukul 13:00 WIB
mendung yang akan mengakibatkan power supply melalui tekanan sebesar 0.4 kg/cm2 dapat
dari solar panel ke baterai menjadi tidak stabil dan memberikan penyiraman pada lahan yang memiliki
berpengaruh pada data yang terbaca di serial ukuran 1.5 m x 4 m. Pada gambar 33 terdapat
monitor. areal yang tidak terbasahi sprinkler yang
Pada kurva pengamatan hari pertama, disebabkan level air pada tandon yang tidak stabil
pemberian air irigasi terakhir yang terjadi sehingga mempengaruhi tekanan operasi pada
berlangsung selama 14 menit 5 detik, hal tersebut sprinkler serta terjadi overlap penyiraman pada
disebabkan ketika proses penyiraman terdapat lahan. Jarak overlap yang terjadi ketika proses
angin yang berhembus cukup kencang yang penyiraman antara 30-50 cm pada sisi-sisi lahan.
berpengaruh pada pola sebaran sprinkler. Jumlah Penyebab terjadinya overlap yaitu ketika proses
air yang terpakai untuk irigasi pada hari pertama penyiraman berhembus angin dan level air di
selama rancangan beroperasi sebanyak 17.6 liter tandon tidak stabil. Berikut adalah pola
dengan tekanan pada pressure gauge rata-rata pembasahan yang sesuai dengan tekanan operasi
sebesar 0.4 kg/cm2.
Pada kurva pengamatan hari kedua, pemberian
cenderung lebih baik. Hal tersebut disebabkan
kondisi cuaca bearawan dan angin yang berhembus
relatif tidak mengganggu proses penyiraman.
Pengamatan hari kedua dihentikan pukul 16:29
WIB karena solar panel sudah tidak mendapatkan
sumber tenaga dari matahari yang akan
mengakibatkan supply daya ke baterai menjadi
berkurang. Jumlah air yang terpakai untuk irigasi
pada hari kedua selama rancangan beroperasi
sebanyak 17.8 liter pada tekanan rata-rata sebesar
0.4 kg/cm2. Jumlah air yang terpakai selama proses
penyiraman dapat dilihat di water meter. Berikut sprinklerpada lahan yang memiliki ukuran 1.5 x 4
adalah daerah pembasahan sprinkler pada tekanan m.
operasi dari rancangan. Gambar 18. Pola Pembasahan Sprinkler

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Rancangan otomatisasi irigasi curah pada
penelitian telah dibuat dan diuji pada skala
laboratorium dan lapang. Rancangan otomatisasi
yang diterapkan pada irigasi curah merupakan
penggabungan antara perancangan struktural dan
perancangan fungsional. Perancangan struktural
terdiri dari rangkaian struktual elektrikal serta
rangkaian jaringan perpipaan. Sedangkan
perancangan fungsional dirancang dengan
menggunakan bahasa C/C++.
Keberhasilan dari kinerja rancangan
ditunjukan dari kemampuan soil moisture sensor
Gambar 17. Daerah Pembasahan Sprinkler di yang terintegrasi pada ATMega328P dalam
Lahan memantau kondisi kadar air tanah dan membuka
atau menutup distribusi air pada set point yang
Rancangan otomatisasi irigasi curah ini tidak telah dientukan yaitu 505≤setpoint<422. Nilai set
menggunakan pompa air untuk menggerakan point tersebut setara dengan kadar air tanah sebesar
sprinkler, namun hanya memanfaatkan beda tinggi 38.5%≤kadar air tanah<28.7%. Data yang
dari sumber air ke lahan. Beda tinggi dari lahan ke diperoleh dari hasil pemantauan rancangan
sumber air adalah 5 m dari tanah ke bagian atas memiliki tingkat keakuratan yang relatif tinggi. Hal
penyanggah tandon. Level air yang ada di dalam tersebut disebabkan nilai koefisien determinasi dari
tandon diasumsikan stabil yaitu 1 m. Tekanan hasil kalibrasi sensor di lahan yang diperoleh
operasi yang didapat dari beda tinggi sebesar 0.6 sebesar 0.8773.
kg/cm2, namun tekanan yang digunakan untuk Rancangan otomatisasi irigasi curah yang
mengoperasikan sprinkler sebesar 0.4 kg/cm2. Hal telah dibuat masih terdapat kendala dari sektor
tersebut dikarenakan luas lahan yang digunakan elektrikal dan daerah pembasahan sprinkler.
memiliki ukuran 1.5 m x 4 m. Dengan demikian Baterai yang digunakan sebagai power supply oleh
ATMega328P mengalirkan tegangan yang tidak [Anonim]. www.vegetronix.com/Products/VH400.
stabil ketika malam hari. Hal tersebut dikarenakan [5 Juli 2012]
solar panel yang digunakan sebagai power supply
untuk baterai tidak lagi mendapatkan sinar Atmel. 2009. 8-bit AVR Microcontroller with
matahari. Ketidakstabilan tegangan pada baterai 4/8/16/32K Bytes In-System
akan mengakibatkan nilai bacaan sensor yang tidak Programmable Flash ATmega48PA/
stabil serta mengganggu pengaktifan aktuator. ATmega88PA/ ATmega168PA/
Kendala yang dihadapi selanjutnya adalah daerah ATmega328P. Orchard Parkway San
pembasahan sprinkler yang tidak stabil. Hal Jose: Atmel Corporation.
tersebut disebabkan level air pada tandon yang
tidak stabil yang mengakibatkan tekanan operasi Benami, A. dan A, Ofen. 1984. Irrigation
pada sprinkler menjadi tidak stabil. Ketidakstabilan Engineering. Irrigation Engineering
tekanan operasi sprinkler akan mempengaruhi Scientific. Israel Institute of Technology.
daerah pembasahan ketika proses penyiraman
berlangsung. Bolton, W. 2006. Sistem Instrumentasi dan Sistem
Kontrol. Diterjemahkan oleh: Astranto,
Saran S.Sa., Soni. Erlangga. Jakarta.
Untuk memperoleh hasil bacaan sensor yang
relatif stabil dan relatif sesuai dengan kondisi D Sharon, J Harstein, G Yantian. 2007. Robot dan
aktual kadar air tanah diperlukan analisis lebih Otomasi Industri. Elex Media
lanjut mengenai tingkat kesetabilan voltase pada Komputindo. Jakarta
ATMega328P yang terintegrasi dengan soil
moisture sensor dan pengaruh penggunaan daya Hansen, V.E. Israelsen, O.W. dan G.E. Stringham.
yang bersumber dari tegangan AC ataupun DC 1979. Irrigation Principle and Practice.
untuk menjalankan rancangan otomatisasi irigasi (terjemahan) John Willey and Sons. Inc.
curah. New York.
Rancangan dan uji coba yang dilakukan
masih dalam tahap pengkondisian kelembaban Heryanto AM et al. 2008. Pemrograman Bahasa C
tanah dengan pengaturan pemberian air irigasi untuk Mikrokontroler ATMEGA8535.
berdasarkan set point bawah dan atas. Untuk itu Andi: Yogyakarta.
perlu dilakukan analisis terhadap tingkat
evapotranspirasi, evaporasi, kecepatan angin, dan Ikadawanto, Dody. 1993. Penentuan Efisiensi
pola sebaran serta pembasahan dari springkler yang Penyebaran Air Pada Sistem Irigasi
menjadi acuan dalam penentuan nilai set point Curah Melalui Uji Performansi. Skripsi.
pada masukan program pengendali dari FATETA, IPB. Bogor.
microcontroller.
Jacob, JM. 1989. Industrial Control Electronics,
DAFTAR PUSTAKA Application and Design. Prentice-Hall
Inc. (4-5).
[Anonim].
www.antelco.com/metric/sprays/singlepi Kay, Melvyn. 1983. Sprinkler Irrigation.
ecejets.html. [6 Juli 2012] Equipment and Practice. Anchor Press.
London.
[Anonim].
www.arduino.cc/en/Main/ArduinoBoard Keller, J. and Bliesner, R.D. 1990. Sprinkler and
Uno. [11 Juni 2012] Trickler Irrigation. AVI Book. New
York.
[Anonim]. www.ascovalve.com. [13 Juli 2012]
Ogata, K. 1985. Teknik Kontrol Automatk (Sistem
[Anonim]. www.dfrobot.com. [13 Juli 2012] Pengaturan) jilid 1. Edi
Laksono,penerjemah; Jakarta: Penerbit
[Anonim]. Erlangga. Terjemahan dari: Modern
www.elektroarea.blogspot.com/2009/06/ Control Engineering. (4-6).
how-to-use-adc-08080809.html. [13 Juli
2012] Rustami, Erus. 2008. Sistem Kontrol Kecepatan
Putar Spin Coating Berbasis
[Anonim]. Mikrocontroller ATMega8535. skripsi.
www.famosastudio.com/arduino/module FMIPA, IPB. Bogor.
/real-time-clock-module. [13 Juli 2012]
Sosrodarsono, S. dan K. Takeda. 1985. Hidrologi
Untuk Pengairan. Pradya
Paramita.Jakarta.
Madie, Syar. 2011. Irigasi Sprinkler. http://
syarmadie.blogspot.com [13 Juli 2012]

Wardana, Meri. 2011. Prinsip Kerja Relay. http://


meriwardana.blogspot.com. [5 Juli 2012].

Winoto Ardi. 2010. Mikrokontroler AVR


ATmega8/32/16/8535 dan
Pemrogramannya dengan Bahasa C pada
WinAVR. Informatika: Bandung.

You might also like