You are on page 1of 6

JURNAL PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR LISTRIK 1

PENGUKURAN DAYA LISTRIK (P – 3)


Eken puspitasari, Ayustina Ozianti, Ilan Fitria, Lu’lu Almira Rahmah, Nadia, Nor Latifah Hasani,
Reyza Kurniawan S, Zulyan Rahman Dan Siti Hadijah
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
Jl. Brigjen H.Hasan Basry kotak pos 219 Banjarmasin 70123

e-mail: info@unlam.ac.id

menentukan daya listrik dengan metode 3 voltmeter- 3


Abstrak—Percobaan ini bertujuan untuk menentukan daya amperemeter AC.
listrik dengan metode voltmeter-ampermeter DC dan metode 3
voltmeter- 3 amperemeter AC. Metodenya merangkai Voltmeter- II. KAJIAN TEORI
Amperemeter DC, bohlam dan power supply serta 3 Voltmeter- 3
Amperemeter AC dan sesuai prosedur . pada kegiatan pertama
1. Pengukuran daya listrik dengan metode voltmeter-
yaitu menentukan daya listrik dengan metode voltmeter –
amperemeter Dc dengan menggunakan persamaan P = V I amperemeter DC
𝑑𝑊
diperoleh daya listrik sebesar pada rangkaian a :{ metode Menurut persamaan 𝑃 = , setiap saat daya yang diberikan
𝑑𝑡
voltmeter ( 0,884 ± 0,059) watt, (2,50 ± 0,10 ) Watt, dan (4,99 ± arus I melalui suatu perbedaan tegangan V adalah P= Vi. Bila
0,14)Watt } dan pada rangkaian b { (0,792 ± 0,057) watt, (2,30 ±
tegangan dan arus itu tetap besarnya dan nilainya masing-
0,09) watt, dan (4,99 ± 0,14) watt.} dari hasil yang diperoleh
semakin besar resistor yang digunakan maka nilai daya semakin masing V dan I, maka daya menjadi P = Vi.
besar dan nyala lampu semakin terang. Pada kegiatan dua 1. Pengukuran daya listrik dengan metode 3 voltmeter-3
dengan menggunakan metode 3 voltmeter – 3 amperemeter Ac amperemeter AC
𝟏 Dalam pengukuran fase, dapat dilakukan pengukuran
dengan menggunakan persamaan 𝑷 = (𝑽𝟑 𝟐 − 𝑽𝟐 𝟐 − 𝑽𝟏 𝟐 )
𝟐𝑹
𝑹 dengan menggunakan 3 alat ukur voltmeter dan atau ampere
(rangkaian 3 Voltemeter AC)𝑷 = (𝑰𝟑 𝟐 − 𝑰𝟐 𝟐 − 𝑰𝟏 𝟐 ) meter. Bila dilakukan pengukuran dengan menggunakan
𝟐
(rangkaian 3 Amperemeter AC) . diperoleh nilai daya listrik voltmeter maka diperoleh 𝑉1 , 𝑉2 , dan 𝑉3 .
sebesar, { pada 6 voltmeter : ( 0,71 ± 0,08) watt, (0,150 ± 0,013)
watt, dan (0,283 ± 0,013) watt.}. Sedangkan nilia daya listrik
dengan metode 3 Amperemeter adalah { (5,8 ± 0,8) watt, (1,7 ± 𝑉3 2 = 𝑉1 2 + 𝑉2 2 + 2𝑉1. 𝑉2 𝑐𝑜𝑠𝜑
0,4) watt, dan (1,0 ± 0,5) watt}. Pada percobaan dengan metode 3
𝑉2
voltmeter nilai daya listrik belum sesuai teori, hal tersebut 𝑊 = 𝑉1 𝐼 cos 𝜑 = 𝑉1 cos 𝜑
𝑅
dikarenakan kurang telitiya praktikan dalam membaca alat
ukur. Sedangkan pada 3 amperemeter nilai daya listrik yang 1
diperoleh sudah sesuai teori dimana semakin besar resistor yang = (𝑉3 2 − 𝑉2 2 − 𝑉1 2 ) (1)
2𝑅
digunakan makan nilai daya listrik akan semakin kecil.
Dengan menggunakan cara tiga alat ukur
Kata Kunci—Rangkaian Voltmeter, Rangkaian Amperemeter amperemeter maka bila masing-masing alat ukur
menunjukkan 𝐼1 , 𝐼2 , dan 𝐼3 , maka
I. PENDAHULUAN
𝐼3 2 = 𝐼1 2 + 𝐼2 2 + 2𝐼1. 𝐼2 𝑐𝑜𝑠𝜑
Pengukuran merupakan hal yang penting dalam dunia
pengetahuan. Umunya untuk melakukan pengukuran
𝑊 = 𝑉 𝐼1 cos 𝜑 = 𝐼2 𝑅 𝐼1 cos 𝜑
dibutuhkan instrumen. Sebuah instrumen dapat berupa sebuah
alat yang kontruksi sederhana dan relatif tidak rumit seperti 𝑅
halnya sebuah alat ukur dasar. = (𝐼3 2 − 𝐼2 2 − 𝐼1 2 ) (2)[1]
2
Pengukuran daya listrik dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara atau metode, yaitu dengan bisa dengan metode Ketika arus listrik berada dalam konduktor, energi listrik
voltmeter , amperemeter dc maupun dengan metode 3 secara continu diubah menjadi energi panas di dalam
voltmeter – 3 amperemeter Ac. Untuk lebih memahami konduktor. Medan listrik dalam konduktor mempercepat
bagaimana cara pengukuran daya listrik maka dilakukanlah gerakan setiap elektron bebas untuk waktu yang singkat
percobaan pengukuran daya listrik. membuat sesuatu peningkatan energi kinetik, tapi energi
Dari latar belakang diatas dapat diambil suatu rumusan tambahan ini secara cepat di transfer menjadi energi terminal
masalah.” Bagaimana hubungan antara tegangan – arus konduktor melalui tumbukan ion – ion konduktor.[2]
terhadap daya listrik, dan Bagaimana hubungan antara Pada saat arus listrik melalui resistor maka energi listrik ini
hambatan dengan daya listrik” akan berubah menjadi energi panas akibat tumbukan antara
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan muatan q dengan atom – atom dalam resistor. Dengan
daya listrik dengan metode voltmeter-ampermeter DC dan
JURNAL PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR LISTRIK 2

demikian besar energi listrik yang hilang saat arus listrik I dibangkitkan oleh sumber daya yang ada pada powersupply
melalui resistor R.[3] dan dinyatakan dalam satuan Volt, yang pada saat percobaan
Sebuah lampu akan menyala redup,jika dipasang pada diubah-ubah sebanyak 3 kali sebesar 3 V, 6 V, dan 9 V untuk
tegangan yang lebih rendah. Hal ini karena arus yang mengalir mendapatkan nyala lampu mulai dari redup, terang, dan sangat
dalam lampu lebih kecil sehingga daya lampu juga menurun terang. Untuk variabel respon adalah tegangan dan kuat arus.
sedang hambatan lampu tetap. Misalnya sebuah lampu dengan Tegangan (V) didefinisikan sebagai beda potensial antara dua
spesifikasi V, volt / p , watt di pasang pada tegangan V2 volt. titik dalam sebuah rangkaian yang diukur melalui voltmeter
Dalam hal ini V2 lebih kecil dari V1 dan R1 sama dengan R2 dan dinyatakan dalam satuan Volt. Kuat arus (I) didefinisikan
maka daya lampu menjadi : sebagai banyaknya muatan yang berpindah dalam penghantar
𝑉2 𝑉1 2 setiap detiknya, yang diukur melalui amperemeter dan
= (3)
𝑃2 𝑃 2 dinyatakan dalam satuan ampere. Pada percobaan ini
1
𝑉12 mengukur tegangan dan arus pada gambar 1 rangkaian (a) dan
𝑃2 =( ) 𝑃1 (4) (b) masing-masing sebanyak 3 kali. Sedangkan untuk variabel
𝑉1
Lampu menyala lebih terang dari biasanya bila diberi kontrol pada percobaan ini adalah spesifikasi bohlam.
tegangan yang lebih besar dari pada spesifikasi tegangan ini Spesifikais bohlam didefinisikan sebagai daya sebuah lampu
karena pada lampu mengalir arus yang lebih besar sehingga maksimum untuk bisa menampung tegangan yang masuk dan
daya yang disimpan pada lampu lebih besar dari pada pada percobaan ditetapkan sebesar V/w.
spesifikasi dayanya. Jika daya disimpan ini melebihi kapasitas Untuk kegiatan 2 yang bertindak sebagai variabel
daya yang diizinkan pada lampu maka flamen tangten lampu manipulasi adalah hambatan (R). Hambatan (R) didefinisikan
akan putus.[4] sebagai perbandingan antara tegangan dan kuat arus yang
melalui reostart yang nilainya diukur menggunakan
III. METODE PERCOBAAN multimeter dan dinyatakan dalam satuan ohm dan diubah-ubah
A. Alat dan Bahan sebanyak 3 kali dengan mengeser-geser tahanan dan diperoleh
Dalam percobaan ini, dilakukan 2 kegiatan. Untuk nilai hambatan yang terbaca pada multimeter untuk rangkaian
kegiatan 1 yaitu pengukuran daya listrik dengan metode (a) sebesar 10Ω, 20 Ω, 30 Ω dan rangkaian (b) sebesar 10Ω,
voltmeter-amperemeter DC diperlukan beberapa alat dan 20 Ω, 30 Ω. Untuk variabel respon adalah tegangan dan kuat
bahan antara lain: Voltmeter sebanyak 1 buah, amperemeter 1 arus. Tegangan (V) didefinisikan sebagai beda potensial antara
buah, bohlam 1 buah, power supply 1 buah, dan konektor dua titik dalam sebuah rangkaian yang diukur melalui
buah. Untuk kegiatan 2 yaitu pengukuran daya listrik dengan voltmeter dan dinyatakan dalam satuan Volt. Kuat arus (I)
metode 3 voltmeter-3 amperemeter AC alat dan bahan yang didefinisikan sebagai banyaknya muatan yang berpindah
diperlukan antara lain Voltmeter sebanyak 3 buah, dalam penghantar setiap detiknya, yang diukur melalui
amperemeter sebanyak 3 buah, bohlam 1 buah, tahanan geser amperemeter dan dinyatakan dalam satuan ampere. Pada
1 buah, power supply 1 buah, multimeter digital 1 buah, dan percobaan ini, untuk rangkaian (a) seperti pada gambar 2
konektor 11 buah. mengukur tegangan 𝑉1 , 𝑉2 , 𝑉3 dan untuk rangkaian (b)
B. Rumusan Hipotesis mengukur arus 𝐼1 , 𝐼2 , dan 𝐼3 . Sedangkan untuk variabel
Adapun rumusan hipotesis dari percobaan ini adalah kontrol pada percobaan ini adalah spesifikasi bohlam dan
sebagai berikut : semakin besar tegangan sumber maka tegangan sumber (𝑉𝑠 ). Spesifikais bohlam didefinisikan
semakin terang nyala lampu dan daya nya semakin besar sebagai daya sebuah lampu maksimum untuk bisa menampung
begitu sebaliknya. tegangan yang masuk dan pada percobaan ditetapkan sebesar
Semakin besar hambatan maka semakin redup nyala lampu V/w. Tegangan sumber (𝑉𝑠 ) didefinisikan sebagai beda
dan daya semakin besar begitu juga sebaliknya. potensial yang dibangkitkan oleh sumber daya yang ada pada
C. Identifikasi variabel dan definisis operasional variabel powersupply dan dinyatakan dalam satuan Volt dan dijaga
Pada kegiatan 1: pengukuran daya listrik dengan metode tetap selama percobaan yaitu sebesar 6 volt.
Voltmeter-Amperemeter Dc semakin besar nilai tegangan
sumber yang digunakan maka semakin besar nilai beda D. Langkah perobaan
potensial (V) dan kuat arus (I) yang mengalir pada lampu, Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam percobaan
serta nyala lampu juga semakin terang. Untuk kegiatan 2: ini adalah sebagai berikut:
Pengukuran daya listrik dengan metode 3 Voltmeter- 3 Pada kegiatan 1 pengukuran daya listrik dengan metode
Amperemeter semakin kecil nilai tahanan (R) yang digunakan voltmeter-amperemeter DC langkah pertama yang harus
maka semakin besar arus listrik (I) dan beda potensial (V) dilakukan yaitu membuat rangkaian seperti gambar 1.
pada lampu, serta nyala lampu semakin terang. Kemudian, menghubungkan dengan sumber tegangan sambil
Ada dua macam kegiatan yang dilakukan pada percobaan memperhatikan nyala lampu (bohlam). Setelah itu, memulai
pengukuran daya listrik yaitu pengukuran daya listrik dengan dengan nyala lampu yang redup hingga maksimal terangnya
metode voltmeter-amperemeter DC dan pengukuran daya dengan pengaturan tegangan sumber. Selanjutnya, membaca
listrik dengan metode 3 voltmeter- 3 amperemeter AC. penunjukkan voltmeter dan amperemeter, kemudian mencatat
Identifikasi dan definisi opersional variabel (DOV) pada dalam format tabel 1 dan tabel 2. Melakukan kegiatan tersebut
percobaan ini yaitu: Untuk kegiatan 1 yang bertindak sebagai masing-masing untuk rangkaian (a) dan (b). Selanjutnya,
variabel manipulasi adalah tegangan sumber (𝑉𝑠 ). Tegangan menganalisis hasil yang Anda peroleh dan memberi
sumber (𝑉𝑠 ) didefinisikan sebagai beda potensial yang kesimpulan.
JURNAL PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR LISTRIK 3

Untuk kegiatan 2 pengukuran daya listrik dengan metode 3


voltmeter-3 amperemeter AC. Pertama-tama membuat
rangkaian seperti gambar 2. Kemudian, menghubungkan
dengan sumber tegangan sambil memperhatikan nyala lampu
(bohlam). Setelah itu, membaca penunjukkan voltmeter dan
amperemeter, kemudian mencatat dalam format tabel 3 dan
melanjutkan kegiatan untuk rangkaian (b) dan mengisi tabel
pengamatan 4. Selanjutnya, menganalisis hasil yang Anda
peroleh dan memberi kesimpulan.
(b)
E. Rangkaian percobaan Gambar 2. Rangkaian (a) dan (b)
Rangcangan percobaan metode Voltmeter-Amperemeter F. Teknik Analisis
DC adalah sebagai berikut:
Adapun rumus yang digunakan dalam percobaan kali
ini adalah sebagai berikut:

 Metode Voltemeter-Amperemeter DC:

𝑃 = 𝑉. 𝐼

∆𝑉 ∆𝐼
∆𝑃 = {| | + | |} × 𝑃
𝑉 𝐼

 Metode 3 Voltmeter AC:

(a) 1
𝑃= (𝑉 2 − 𝑉2 2 − 𝑉1 2 )
2𝑅 3

2. 𝑉3 2. 𝑉2
∆𝑃 = {| 2 2 2 ∆𝑉3 + ∆𝑉2
𝑉3 − 𝑉2 − 𝑉1 𝑉3 − 𝑉2 2 − 𝑉1 2
2

2. 𝑉1 ∆𝑅
+ 2 ∆𝑉1 + |}
𝑉3 − 𝑉2 2 − 𝑉1 2 𝑅

 Metode 3 Amperemeter AC:

(b) 𝑅 2
Gambar 1. Rangkaian (a) dan (b) 𝑃= (𝐼 − 𝐼2 2 − 𝐼1 2 )
2 3
Rangcangan percobaan metode 3 Voltmeter- 3 2. 𝐼3 2. 𝐼2
Amperemeter AC adalah sebagai berikut: ∆𝑃 = {| 2 2 2 ∆𝐼3 + 2 ∆𝐼2
𝐼3 − 𝐼2 − 𝐼1 𝐼3 − 𝐼2 2 − 𝐼1 2
2. 𝐼1 ∆𝑅
+ 2 ∆𝐼1 + |}
𝐼3 − 𝐼2 2 − 𝐼1 2 𝑅

G. Data
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh
hasil sebagai berikut:
Alat ukur yang digunakan
 Amperemeter
(a) NST = 1 / 50 = 0.02 A
∆I = 0,01 A
 Voltmeter
NST = 10 / 50 = 0,2 v
∆v = 0,1 v
 Multimeter
JURNAL PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR LISTRIK 4

∆v = 0,01 v
∆I = 0,01 A

1) Pengukuran daya listrik dengan metode voltmeter


ampermeter DC
Tabel 1. Hasil pengukuran daya listrik dengan metode
Voltemeter-Amperemeter DC (Rangkaian (a))
No Vs Nyala Lampu (V ± 0,1 ) V ( I ± 0,01) A
1 3 Redup 2,6 0,34
2 6 Terang 5,0 0,50
3 9 Sangat Terang 7,8 0,64
Gambar 3. (a) rangkaian dengan metode Voltmeter –
Tabel 2. Hasil pengukuran daya listrik dengan metode Amperemeter Dc
Voltemeter-Amperemeter DC (Rangkaian (b)) Kemudian dengan memanipulasi sumber tegangan maka
No Vs Nyala Lampu (V ± 0,1 ) V ( I ± 0,01) A dihasilkan nilai tegangan pada voltmeter dan nilai arus pada
1 6 Redup 2,2 0,36 Amperemeter.
2 6 Terang 4,6 0,50 Pada percobaan 1, dengan tegangan sumber 3 v diperoleh
tegangan pada volt meter (2,6 ± 0,1) V, dan nilai arus pada
3 6 Sangat Terang 6,8 0,62
amperemeter sebesar (0,34 ± 0,01) A dan nyala bohlam yang
dihasilkan redup. Pada percobaan ke 2 dengan tegangan
2) Pengukuran daya listrik dengan metode 3 voltmeter- 3
sumber sebesar 6 V diperoleh nilai tegangan yang terbaca
amperemeter AC
pada voltmeter sebesar (5,0 ± 0,1) V, dan nilai arus yang
Tabel 3. Hasil pengukuran daya listrik dengan metode
terbaca pada amperemeter sebesar (0,50 ± 0,01)A, nyala
3Voltemeter AC (Rangkaian (a)
lampu yang dihasilkan terang. Pada percobaan ke 3 yaitu
No (𝑅)Ω (𝑉3 ±0,01)V (𝑉2 ±0,01)V (𝑉1 ±0,01)V
dengan tegangan sumber sebesar 9 V, nilai tegnagan yang
1 10 5,68 3,68 2,08 terbaca pada volmeter dan nilai yang terbaca pada
2 20 5,64 5,01 0,83 amperemeter sebesar (7,8 ± 0,1)V, (0,64 ± 0,01) A, nyala
3 30 5,73 3,96 0,41 lampu yang dihasilkan sangat terang. Dari hasil yang telah
Nyala lampu diperoleh terlihat bahwa semakin besar tegangan sumber
1. Redup maka nilai tegangan dan arus nya pun semakin besar begitu
2. Terang pula pada nyala lampu semakin terang.
3. Sangat Terang Dari hasil percobaan diatas dengan menggunakan
Tabel 4. Hasil pengukuran daya listrik dengan metode persamaan P = V I maka akan diperoleh daya pada setiap
3Amperemeter AC (Rangkaian (b)) percobaan. Adapun hasil daya pada tiap percobaan berturut –
No (𝑅)Ω (𝐼3 ±0,01)A (𝐼1 ±0,01)A (𝐼2 ±0,01)A turut sebagai berikut.
1 10 1,40 1,09 1,79 Tabel 5. Nilai daya yang diperoleh pada setiap percobaan
2 20 0,87 0,45 1,19 rangkaian a
3 30 0,77 0,31 0,95 No Vs ( p ± ∆p) watt KR % DK %
1 3 (0,884 ± 0,056) 6,7 % 93, 3%
IV. PEMBAHASAN 2 6 (2,50 ± 0,10) 4% 96%
3 9 (4,99 ± 0,14) 3% 97%
Pada percobaan pengukuran daya listrik ini bertujuan Dari hasil nilai daya yang diperoleh sudah sesuai teori atau
untuk menentukan daya listrik dengan metode voltmeter- hipotesis yakni tegangan berbanding lurus dengan daya. Jadi
ampermeter DC dan menentukan daya listrik dengan metode 3 semakin besar tegangan sumber yang di gunakan maka nilai
voltmeter- 3 amperemeter AC. Dalam percobaan ini kami daya yang diperoleh juga semakin besar.
melakukan 2 kegiatan, kegiatan 1 yaitu pengukuran daya Selanjutnya percobaan pengukuran daya listrik dengan
listrik dengan metode voltmeter-ampermeter DC, dengan metode Voltmeter – Amperemeter Dcdengan menggunakan
memanipulasi tegangan sumber yaitu 3 volt, 6 volt, dan 9 volt. rangkaian b. Perbedaan percobaan ini dengan percobaan 1
Untuk kegiatan 2 yaitu pengukuran daya listrik dengan metode (rangakaian a) yaitu terletak pada amperemeternya. Adapun
3 voltmeter- 3 amperemeter AC, dengan memanipulasi gambar rangkaian percobaannya adalah sebagai berikut:
tegangan sumber sebanyak 3 kali yaitu 3 V, 6V, dan 9v dan
memanipulasi nilai tahanan pada reostat/tahanan geser yang
diukur/terbaca melalui multimeter yaitu sebesar 10 Ω, 20Ω,
30Ω. Pada percobaan 1(rangkaian a) dan percobaan 2
(rangkaian b) tahan geser yang dimanipulasi sama.
Pada percobaan pengukuran daya listrik dengan metode
voltmeter – amperemeter Dc. Pada perobaan pertama yaitu
dengan menggunakan rangkaian (a) seperti berikut:
JURNAL PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR LISTRIK 5

percobaan ketiga diperoleh nilai teganagan sebesar V1 (0,41 ±


0,01), V2 (3,96 ± 0,01), V3 (5,73± 0,01) lampu yang dihasilkan
sangat terang. Seharusnya nyala lampu yang dihasilkan dari
sangat terang, terang dan redup karena semakin besar
hambatan yang digunakan nyala lampu akan semakin redup
atau mati.
Dari data yang telah diperoleh selama percobaan dengan
1
menggunakan persamaan 𝑃 = (𝑉3 2 − 𝑉2 2 − 𝑉1 2 ).
2𝑅
Diperoleh nilai daya pada setiap percobaan.
Tabel 7. Nilai daya pada metode 3Voltmeter
No Vs ( p ± ∆p) watt KR% DK%
Gambar 4. Rangkaian b percobaan daya listrik dengan
menggunkan metode voltmeter – amperemeter Dc 1 (0,72 ± 0,08) 12 82
2 6 (0,150 ± 0,013) 8,8 92,2
Pada percobaan 2 tegangan sumber yang dimanipulasi 3 (0,28 ± 0,013) 4,5 95,5
sama dengan percobaan 1 yaitu 3 V, 6 V, dan 9 V. Pada Dari hasil yang telah diperoleh terlihat bahwa nilai nilai
percobaan 1 dengan tegangan sumber sebesar 3 V, diperoleh daya yang diperoleh belum sesuai dengan teori, karena pada
nilai tegangan dan arus yang terbaca pada voltmeter dan percobaan ke 3 nilai daya yang diperoleh lebih besar dari pada
amperemeter sebesar , ( 2,2 ± 0,1)V, (0,36 ± 0,01) A dan nyala nilai daya pada percobaan 2 seharusnya semakin besar
lampu yang dihasilkan redup. Selanjutnya pada percobaan ke hambatan / resistor yang digunakan maka nilai daya yang
dua dengan tegangan sumber sebesar 6 V diperoleh nilai diperoleh akan semakin kecil. Kurang sesuainya data yang
tegangan dan arus sebesar (4,6 ± 0,1) V, (0,50 ± 0,01) A, dan diperoleh bisa dikarenakan kurang telitinya praktikan dalam
nyala lampu yang dihasilkan terang. Pada percobaan ketiga membaca alat ukur yang digunakan, serta pada metode 3
dengan tegangan tegangan sumber sebesar 9 V diperoleh nilai voltmeter ini tidak ditentukan secara spesifikasi mana V1, V2,
tegangan dan arus sebesar, (6,8 ± 0,1) V, (0,62 ± 0,01) A, dan dan V3 pada saat percobaan.
nyala lampu yang dihasilkan sangat terang. Sedangkan percobaan pada metode 3 Amperemeter Ac dengan
Dari hasil yang telah diperoleh, dengan menggunakan menggunakan tegangan sumber serta resistor yang sama
persamaan P = V I maka diperoleh nilai daya pada setiap seperti metode sebelumnya.
percobaan. Adapun hasil daya yang diperloh sebagai berikut Dengan menggunakan tegangan sumber sebesar 6 V
diperoleh nilai kuat arusnya I1 (0,54 ± 0,01) , I2 (0,72 ± 0,01),
Tabel 6. Nilai daya yang diperoleh pada setiap percobaan I3 (1,40 ± 0,01), nyala lampu yang dihasilkan sangat terang,
(rangkaian b) dan pada percobaan kedua . Diperoleh nilai kuat arus sebesar
I1 (0,27 ± 0,01), I2 (0,71 ± 0,01), I3 (0,87 ± 0,01) nyala lampu
No Vs ( p ± ∆p) watt KR % DK % yang dihasilkan terang sedangkan pada percobaan ke tiga
1 3 (0,792 ± 0,058) 7,3 % 92,7% diperoleh nilai kuat arus sebasar I1 (0,18 ± 0,01), I2 (0,70 ±
2 6 (2,30 ± 0,09) 4,17 % 95,83% 0,01), I3 (0,77 ± 0,01) nyala lampu yang diperoleh redup.
Dari data hasil percobaan tersebutdengan menggunakan
3 9 (4,22 ± 0,13) 3% 97% 𝑅
Hasil percobaan dengan menggunakan rangkaian b ini juga persamaan 𝑃 = (𝐼3 2 − 𝐼2 2 − 𝐼1 2 ) diperoleh daya pada
2
sama dengan percobaan dengan menggunakan rangkaian a, setiap percobaan yang dilakukan.
yaitu hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan teori / hipotesis
bahwa semakin besar tegangan sumber yang digunakan maka Tabel 8. Nilai daya pada metode 3 Amperemeter
semakin besar dayanya. Hal ini juga dibuktikan dengan urutan No Vs ( p ± ∆p) watt KR% DK%
nyala lampu dari redup, terang, dan sangat terang. 1 6 (5,8 ± 0,8) 14,5 85,5
Akan tetapai dari kedua percobaan dengan menggunakan 2 (1,7 ± 0,4) 25,5 74,5
rangkaian a atau pun b tegangan pada voltmeter tidak sama 3 (1,0 ± 0,5) 50 50
dengan tegangan sumbernya. Hal ini disebabkan pengaruh Dari nilai daya yang diperoleh terlihat bahwa semakin besar
kabel penghubung sebagai hambatan arus dan kabel hambatan atau resistor yang digunakan maka nilai daya yang
penghubungnya sering tidak stabil sehingga mempengaruhi diperoleh semakin mengecil, hal ini sudah sesuai teori
hasil percobaan. dimana, 𝑃~ .
1
Selanjutnya percobaan pengukuran daya listrik dengan 𝑅
metode 3 voltmeter Ac. Tegangan sumber yang digunakan
pada percobaan ini sebesar 6V. Dan resistor yang digunakan SIMPULAN
juga dimanipulasi sebanyak 3 kali yaitu 10 Ω 20Ω, dan 30Ω. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk untuk menentukan
Dengan menggunakan tegangan sumber 6V, pada daya listrik dengan metode voltmeter-ampermeter DC dan
percobaan pertama diperoleh nilai tegangan sebagai berikut V1 menentukan daya listrik dengan metode 3 voltmeter- 3
(2,08 ± 0,01), V2 (3,68 ± 0,01), dan V3 (5,68 ± 0,01) lampu amperemeter AC..
yang dihasilkan redup. Dan pada percobaan kedua diperoleh Pada percobaan dengan metode Voltmeter – Amperemeter
nilai tegangan sebesar V1 (0,83 ± 0,01), V2 (5,01 ± 0,01), V3 Dc dengan menggunakan persamaan P = V I diperoleh nilai
(5,67 ± 0,01) lampu yang dihasilkan terang. Sedangkan pada daya pada tiap masing – masing percobaan,
JURNAL PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR LISTRIK 6

Tabel 9. Nilai daya yang diperoleh pada setiap percobaan melakukan praktikum yang baik dan benar. Saya juga
rangkaian a mengucapkan terima kasih kepada Siti Hadijah selaku asisten
No Vs ( p ± ∆p) watt KR % DK % prakikum selama pengambilan data, pembimbingan praktikum
1 3 (0,884 ± 0,056) 6,7 % 93, 3% dan pembuatan laporan. Serta tidak lupa saya ucapan terima
2 6 (2,50 ± 0,10) 4% 96% kasih ditujukan kepada kedua orang tua yang selalu
3 9 (4,99 ± 0,14) 3% 97% mendukung dan mendoakan. Terakhir untuk teman-teman
seperjuangan PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS
Tabel 10. Nilai daya yang diperoleh pada setiap percobaan LAMBUNG MANGKURAT yang juga telah membantu
(rangkaian b) banyak hal dalam menyelesaikan laporan ini.

No Vs ( p ± ∆p) watt KR % DK % DAFTAR PUSTAKA


1 3 (0,792 ± 0,057) 7,3 % 92,7%
[1]Tim Dosen Alat-Alat Ukur Listrik. 2015. Penuntun
2 6 (2,30 ± 0,09) 4,17 % 95,83%
Praktikum Alat-Alat Ukur Listrik. Banjarmasin:
3 9 (4,99 ± 0,14) 3% 97%
PMIPA FKIP UNLAM
Dari hasil yang telah diperoleh diatas terlihat bahwa [2]Tipler . paul A. 1991. Fisika untuk sains , dan teknik :
semakin besar resistor atau hambatan yang digunakan maka jakarta . Erlangga
nilai daya yang diperoleh semakin bebsar, hal tersebut sudah [3] supiyanto . 2007. Fisika untuk SMA kelas X .
sesuai teori atau hipotesis. Nyala lampu yang dihasilkan yaitu Jakarta.:Phibeta
redup, terang, dan sangat terang [4] kanginan , marthen. 2006. Fisika Ib . Jakarta : Erlangga
Pada kegiatan dua dengan menggunakan metode 3 Voltmeter
– 3Amperemeter dengan menggunakan persamaan dibawah
akan diperoleh nilai daya pada setiap percobaan.
1
𝑃 = (𝑉3 2 − 𝑉2 2 − 𝑉1 2 ) (rangkaian 3 Voltemeter AC)
2𝑅

𝑅
𝑃 = (𝐼3 2 − 𝐼2 2 − 𝐼1 2 ) (rangkaian 3 Amperemeter AC)
2
Tabel 11. Nilai daya pada metode 3Voltmeter
No Vs ( p ± ∆p) watt KR% DK%
1 (0,71 ± 0,08) 12 82
2 6 (0,150 ± 0,013) 8,8 92,2
3 (0,28 ± 0,01) 4,5 95,5
Tabel 12. Nilai daya pada metode 3 Amperemeter
No Vs ( p ± ∆p) watt KR% DK%
1 (5,7 ± 0,8) 14,5 85,5
2 6 (1,7 ± 0,4) 25,5 74,5
3 (1,0 ± 0,5) 50 50
Dari tabel 11, nilai daya listrik yang diperoleh hasilnya
naik turun, padahal seharusnya nilai daya listrik apabila
resistansi/hambatannya diperbesar maka daya listriknya akan
semakin kecil.. nilai daya yang diperoleh dengan metode 3
voltmeter belum sesuai dengan teori atau hipotesis.
Ketidaksesuaian ini diakibatkan kesalahan praktikan dalam
membaca alat ukur serta pada saat percobaan dilakukan
spesifikasi menentukan tegangan 1, 2, dan 3 tidak ditentukan.
Berdasarkan hasil daya listrik yang diperoleh dengan
menggunakan metode 3 Amperemeter dapat diketahui bahwa
semakin besar resistansi/tahanan yang dipasang maka semakin
1
kecil nilai daya listrik yang dihasilkan atau dapat ditulis 𝑃~ .
𝑅
Hal tersebut sudah sesuai teori ataupun dengan hipotesis.

UCAPAN TERIMA KASIH


Saya menguacapkan rasa syukur kepada Allah SWT
karena berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan laporan
ini dengan lancar dan tepat waktu. Saya juga mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Abdul Salam M, M.pd selaku
dosen pembimbing yang telah mengajarkan saya dalam

You might also like