You are on page 1of 8

Vol. VII-1.

April 2011

RATIO PENGENCERAN SPERMA TERHADAP MOTILITAS SPERMATOZOA,


FERTILITAS DAN DAYA TETAS IKAN LELE (Clarias sp.)

Yulianty Adipu, Hengky Sinjal dan Juliaan Watung

Program Studi Budidaya Perairan,


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. UNSRAT. Manado 95115.

ABSTRACT

This study was aimed to determine the effect of the dilution ratio of sperm with
optimal NaCl and fructose on the motility of the catfish, Clarias sp., spermatozoa,
fertility and hatchability of eggs.
Catfish used in this study consisted of one parent pairs (male and female
weight of 1000 grams weight of 1500 g). NaCl and fructose solution were diluted with
aquabidest. The observation was conducted on the motility of spermatozoa, fertility
and hatchability of eggs. The experimental design used completely randomized design
(CRD). Dilution ratio is 1: 0, 1, 20, 1: 40, 1; 60, 1: 80, and 1: 100 with replicated 3
times. Observations were carried out soon after the sperm mixed with diluents. Fertility
occurred 12 hours after fertilization. Egg hatchability was observed after fertilization.
The results showed that the ratio of dilution gave significant effect on the
sperm motility, fertility and hatchability of the eggs. This research found that the
dilution ratio 1: 60 was the best treatment with the average sperm motility of 96. 66%,
fertility of 71, 66 5% and egg hatchability of 70%.

Key words: motility, egg fertility, egg hatchability, Clarias sp.

PENDAHULUAN spermatozoa untuk menembus lubang mik-


ropil pada sel telur rendah. Volume cairan
Ikan lele (Clarias sp.) merupakan spermatozoa dapat ditingkatkan dengan
salah satu ikan budidaya yang dapat dipi- rangsangan hormonal, sedangkan menurut
jahkan secara buatan yaitu dengan meng- Masrizal dan Efrizal (1997), volume cairan
gunakan hormon. Namun kesulitan yang spermatozoa dapat juga dilakukan dengan
sering dihadapi dalam pemijahan buatan pengenceran melalui penambahan larutan
adalah masih rendahnya fertilisasi sperma fisiologis.
yang akhirnya mengakibatkan rendahnya Fertilisasi dapat didukung oleh kuali-
daya tetas telur sehingga produksi larva tas spermatozoa yang baik. Untuk me-
rendah (Nurman, 1998) ngetahui tingkat ferilisasi yang lebih tinggi,
Salah satu permasalahan fertilisasi perlu dicari larutan fisiologis yang dapat
pada budidaya ikan air tawar adalah ren- menambah daya motilitas dan viabilitas
dahnya tingkat fertilisasi dari spermatozoa spermatozoa. Menurut Rustidja (1985),
di dalam air. Hal ini mengakibatkan banyak- penggunaan larutan fisiologis yang me-
nya sel telur yang tidak terbuahi secara ngandung NaCl dan urea dapat memperta-
sempurna (Masrizal dan Efrizal, 1997). Da- hankan daya hidup spermatozoa antara 20-
lam satu siklus reproduksi ikan dapat diha- 25 menit.
silkan sel telur sampai jutaan per ekor, teta- Rendahnya fertilisasi sperma dalam
pi yang terbuahi hanya mencapai 5%. pembenihan buatan disebabkan oleh ting-
Permasalahan lain adalah kurang- ginya konsentrasi sperma. Menurut Gwo et
nya ketersediaan cairan spermatozoa pada al. dalam Tang dan Affandi (1999), kon-
waktu pembuahan buatan. Rendahnya sentrasi sperma yang tinggi dapat meng-
pembuahan spermatozoa dalam fertilisasi hambat aktivitas spermatozoa, karena ber-
buatan ini juga disebabkan oleh aktivitas kurangnya daya gerak sehingga spermato-
spermatozoa yang relatif singkat (Nurman, zoa sukar menemukan atau menembus mi-
1998). Hal tersebut dapat disebabkan oleh krofil sel telur yang mengakibatkan rendah-
singkatnya waktu viabilitas dan motilitas nya fertilisasi sperma. Selanjutnya dijelas-
dari spermatozoa, sehingga kemampuan kan bahwa konsentrasi spermatozoa yang

48 Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis


Vol. VII-1, April 2011

lebih tinggi, kurang memberikan peluang Sperma ditampung dengan spuit


kepada spermatozoa untuk membuahi sel sebanyak 0,1 ml per unit percobaan, kemu-
telur, karena spermatozoa secara bersama- dian diencerkan dengan larutan pengencer
sama bersaing memasuki mikrofil sel telur. sesuai dengan perlakuan yang dicobakan.
Dalam penelitian Scott dan Baynes (1980), Percobaan ini dibuat menjadi 6 perlakuan
komposisi kimia semen ikan menyatakan dalam 3 kali ulangan yang masing-masing:
bahwa semen yang kental dengan konsen- - Perlakuan A=Ratio pengenceran 1:0
trasi tinggi mengandung kadar potassium - Perlakuan B=Ratio pengenceran 1:20
lebih tinggi yang dapat menghambat perge- - Perlakuan C=Ratio pengenceran 1:40
rakan spermatozoa, sehingga motilitasnya - Perlakuan D=Ratio pengenceran 1:60
rendah. - Perlakuan E=Ratio pengenceran 1:80
Penelitian ini bertujuan untuk me- - Perlakuan F=Ratio pengenceran 1:100
ngetahui ratio pengenceran sperma dengan Pengamatan motilitas sperma, diam-
bahan NaCL dan fruktosa terhadap kualitas bil 0,05 ml sperma dari setiap perlakuan
spermatozoa, fertilisasi dan daya tetas telur dan diamati di bawah mikroskop. Penga-
ikan lele (Clarias sp.). matan fertilisasi telur dilakukan dengan
mengambil telur sebanyak 100 butir telur.
METODE PENELITIAN Pada masing-masing sperma yang sudah
diencerkan ditambahkan larutan pembuah-
Wadah yang digunakan adalah lo- an sebanyak 2 ml. Proses pembuahan dila-
yang sebanyak 18 buah dan ayakan seba- kukan dengan mencampur sperma dan te-
nyak 18. Sperma diambil dari seekor untuk lur dalam mangkuk dan diaduk dengan bulu
ikan jantan matang gonad dengan berat ayam selama 2 menit. Kemudian telur yang
1.000 gram dan telur diambil dari seekor sudah dibuahi ditebarkan pada ayakan
induk betina matang gonad dengan berat yang terendam air dalam loyang yang diberi
1.500 gram. Bahan untuk pengenceran aerator.
sperma adalah NaCl, Fruktosa dan aqua- Pengamatan tingkat fertilisasi sper-
dest steril, dan larutan pembuahan adalah ma dilakukan 12 jam setelah pembuahan.
NaCl dan Urea yang dilarutkan dalam Penentuan tingkat berhasilnya fertilisasi pa-
aquadest. da telur dilihat pada perubahan warna telur,
dimana warna telur yang dibuahi nampak
Pembuatan larutan pengenceran dan terang dan terjadi perkembangan embrio.
larutan pembuahan Sedangkan telur yang tidak dibuahi berwar-
Larutan pengenceran terdiri dari na gelap dan tidak mengalami perkembang-
NaCl dan Fruktosa. Pembuatan larutan di- an pada 12 jam setelah pembuahan.
lakukan dengan cara melarutkan sebanyak Apabila tingkat fertilisasi telah dila-
7, 98 gram NaCl dan 30 gram fruktosa. Ke- kukan, air dalam loyang ditambah sampai
mudian larutan tersebut dimasukkan ke da- mencapai ¾ tinggi loyang lalu diaerasi. Se-
lam satu liter aquadest (syandri, 1993). Se- telah telur berumur 60 jam, maka penga-
dangkan larutan pembuahan terdiri dari matan tingkat penetasan telur segera dila-
NaCl dan Urea masing-masing diukur se- kukan yaitu dengan menghitung banyaknya
banyak 4 dan 3 gram, dilarutkan dalam satu larva yang menetas.
liter aquadest (Efrizal, 1988). Selama percobaan dilakukan pe-
mantauan kualitas air dan dipertahankan
Prosedur percobaan pada kondisi yang optimum (suhu 25-26 0C;
Ikan yang digunakan adalah induk pH 6,5-7,5; dan DO 5,1-6,4).
ikan yang telah matang gonad kemudian di-
suntik dengan ovaprim sebanyak dua kali Pengambilan data
secara intramaskular. Setelah 6 jam pe- Data yang diambil dalam penentuan
nyuntikan, pengambilan telur segera dilaku- motilitas sperma yaitu dengan mengamati
kan dengan cara stripping. Telur-telur yang tingkat pergerakan sperma di bawah mik-
diovulasi ditampung pada mangkuk yang roskop. Presentasi motilitas sperma dida-
steril. Sperma diperoleh dengan membedah sarkan pada kriteria Guest et al. dalam
perut ikan dan diambil kantong spermanya. Nurman (1998):

49 Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis


Pengenceran Sperma
Tabel 1. Kriteria tingkat pergerakan sperma.
Nilai
KRITERIA
(%)
Gerakan sangat progreasif, gelombang 100
sangat besar dan cepat menunjukkan
100% sperma motil
Gerakan progresif yang gesit dan segera 90
membentuk gelombang dengan 90 %
sperma motil
Antara 50-80 % sperma bergerak progresif 80
dan menghasilkan gerakan masa
Gerakan melingkar, kurang dari 50% 70
bergerak darn tidak ada gelombang
Gerakan spermatozoa berputar ditempat 60
Gerakan spermatozoa motil atau tidak 50
bergerak
Sumber: Guest et al. dalam Nurman (1998).

Untuk menentukan tingkat fertilisasi


sperma pada setiap perlakuan, persamaan Gambar 1. Grafik histogram persentase rata-rata
yang dilakukan adalah (Nurman, 1998): motilitas, fertilitas dan daya tetas telur
Jumlah telur yang dibuahi ikan lele akibat pengaruh perlakuan
Fertilisasi sperma= ×100% pengenceran sperma dengan NaCL dan
Jumlah telur sampel fruktosa.
Untuk menentukan tingkat penetas-
Untuk mengetahui pengaruh perla-
an telur dihitung dengan persamaan
kuan terhadap tingkat motilitas, dilakukan
(Effrizal, 1998):
analisis statistik (Tabel 1).
Jumlah telur yang menetas
Penetasan telur= ×100% Table 1. Analisis ragam motilitas spermatozoa
Jumlah telur sampel
pada ikan lele yang diberi perlakuan ratio
pengenceran sperma dengan NaCLdan
Analisis data Fruktosa.
Percobaan ini memiliki 6 perlakuan
dan 3 ulangan. Karena seluruh satuan per-
cobaan dianggap homogen, maka rancang-
an yang akan digunakan adalah Rancang-
an Acak Lengkap dan Analisis Ragam Ket. :** Berbeda Sangat Nyata
(Steel dan Torie, 1991). Hasil analisis ragam menunjukkan
Hasil dari analisis ragam menunjuk- bahwa perlakuan pengenceran dengan
kan hasil berbeda nyata (Fhitung>Ftabel). Ke- NaCl dan fruktosa memberikan pengaruh
mudian dilanjutkan dengan uji wilayah ber- sangat nyata terhadap motilitas sperma.
ganda Duncan untuk melihat beda nilai Pengenceran dengan ratio 1:60 (perlakuan
tengah antar perlakuan. D) memberikan motilitas yang tertinggi.
(96,66%), kemudian diikuti dengan perlaku-
HASIL DAN PEMBAHASAN an C (1:40) dan perlakuan E (1:80) kedua-
nya (66,66%), perlakuan B (1:20) 60%, per-
Motilitas spermatozoa lakuan F (1:100) 80 % dan hasil yang te-
Data-data hasil pengamatan dan rendah yaitu pada perlakuan A (1:0) yaitu
hasil analisis statistik semuanya menunjuk- rata-rata motilitas 53,33%.
kan perbedaan yang nyata, artinya perlaku-
an ratio pengenceran sperma dengan Tingkat fertilitas
menggunakan bahan NaCl dan Fruktosa Tingkat fertilisasi tertinggi ada pada
memberikan pengaruh terhadap motilitas ratio pengenceran 1:60 (perlakuan D) yaitu
spermatozoa, fertilitas dan daya tetas 71,66% dan terendah pada perlakuan A
(Gambar 1). Perlakuan ratio pengenceran (1:0) 55,33%. Secara statistik, ratio pe-
1:60 merupakan ratio pengenceran yang ngenceran 1:60 memberikan hasil yang ter-
paling tinggi perentasenya pada motilitas baik dan berpengaruh nyata terhadap per-
fertilitas dan daya tetas telur ikan lele. lakuan yang lain.

50
Vol. VII-1, April 2011

Tabel 2. Analisis ragam tingkat fertilisasi pada ikan Tingginya motilitas sperma pada
lele yang diberi perlakuan ratio peng- pengenceran 1:60 ini disebabkan dalam
enceran sperma dengan NaCL dan
Fruktosa. campuran larutan pengencer dengan sper-
ma sudah dapat memberikan ruang gerak
yang baik pada spermatozoa untuk berge-
rak. Di samping itu, konsentrasi potassium
yang terkandung dalam cairan sperma me-
Ket.:** Berbeda Sangat Nyata lalui pengencer sehingga spermatozoa da-
Daya tetas telur pat lebih aktif. Menurut Scott dan Baynes
Dari hasil pengamatan, terlihat bah- dalam Nurman (1998), semen yang encer
wa daya tetas tertinggi terdapat pada ratio mengandung kadar potassium yang rendah
pengenceran 1:60 (perlakuan D) yaitu 70%, menyebabkan pergerakan spermatozoa le-
dan terendah pada pengenceran 1:0 (perla- bih aktif sehingga motilitasnya tinggi. Se-
kuan A) yaitu 35,33%. lanjutnya dinyatakan terdapat hubungan
antara volume semen dengan motilitas
Tabel 3. Analisis ragam tingkat daya tetas telur spermatozoa yaitu semakin encer semen
ikan lele yang diberi perlakuan ratio
pengenceran sperma dengan NaCL dan
ikan maka motilitas spermatozoa semakin
Fruktosa. tinggi karena spermatozoa memperoleh
makanan yang cukup melalui plasma se-
men. Menurut Mungkintrick dan Moccia
dalam Tang dan Affandi (1999), konsentrasi
spermatozoa yang tinggi dapat mengham-
Ket.: ** Berbeda Sangat Nyata bat aktifitas spermatozoa karena berku-
Hasil analisis statistik menunjukkan rangnya daya gerak sehingga motilitas
bahwa ratio pengenceran sperma memberi menjadi menjadi rendah. Dengan demikian
pengaruh nyata terhadap penetasan telur jika sperma dalam keadaan encer maka
(Tabel 4). Hasil Uji Duncan menunjukkan motilitasnya akan baik. Tetapi encernya la-
bahwa perlakuan pengenceran 1:60 mem- rutan sperma yang lebih tinggi dapat menu-
berikan yang terbaik. runkan motilitas sperma. Ini dapat dilihat
Berdasarkan data yang diperoleh pada pengenceran 1:80 dan 1:100 yang
pada pengamatan motilitas spermatozoa masing-masing 66,66%, 56,66%. Turunnya
ikan lele (Gambar 1) menunjukkan terjadi tingkat motilitas pada konsentrasi peng-
kenaikan tingkat motilitas seiring dengan enceran yang lebih tinggi ini belum dapat
penambahan jumlah larutan pengencer diketahui penyebabnya. Namun diduga
sampai pada taraf pengenceran 1:60. Ke- spermatozoa menjadi lemah karena ba-
mudian tingkat motilitas menurun setelah nyaknya larutan NaCl dan fruktosa.
ratio pengenceran melebihi 1:60, hingga ra- Dengan adanya penambahan larut-
tio pengenceran 1:100. Penurunan persen- an NaCl dan fruktosa pada pengenceran
tasi motilitas pada penambahan konsentra- sperma maka lama waktu aktivitas sperma
si pengenceran yang lebih tinggi tidak menjadi panjang, sehingga sperma dapat
memberikan pengaruh besar. memperoleh banyak waktu untuk menemu-
Pengenceran 1:0 dan 1:20, memiliki kan telur. Peningkatan waktu motilitas sper-
persentasi motilitas rendah disebabkan ka- matozoa dengan variasi rasio pengenceran
rena padatnya spermatozoa dalam cairan fruktosa tersebut diduga disebabkan karena
sperma. Menurut Piironen dan Hyvarinan fruktosa dapat dijadikan sebagai sumber
(1983) dalam Syandri (1993), semakin ba- energi dan nutrisi untuk spermatozoa. Ada-
nyak volume semen maka konsentrasi nya peningkatan waktu tersebut dapat
spermatozoa semakin sedikit. Sebaliknya ji- memperpanjang daya tahan hidup dan
ka cairan sperma sedikit maka terjadi ke- keaktifan gerak spermatozoa. Menurut
padatan spermatozoa. Dengan demikian, Soeparna (1980), pergerakan spermatozoa
rendahnya motilitas spermatozoa pada per- memerlukan energi seperti halnya pada sel-
lakuan ini, disebabkan masih kurangnya la- sel hidup lainnya.
rutan semen yang menyebabkan padatnya Menurut Soehartojo (1995), bahan
spermatozoa. utama yang dipakai spermatozoa sebagai

51 Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis


Pengenceran Sperma
sumber energi dari luar testis adalah fruk- alami. Kerusakan ini tidak dapat diperbaiki
tosa yang diubah menjadi asam laktat dan dan bisa menyebabkan kematian dalam
energi dengan enzim fruktolisin. Faktor hitungan detik untuk beberapa jenis ikan air
kedua diduga terjadinya peningkatan waktu tawar (Jamieson, 1990).
motilitas dan viabilitas spermatozoa terse- Ratio optimal adalah ratio yang
but karena fruktosa dapat meningkatkan mempunyai pergerakan sperma yang paling
aktivitas protein yang terdapat pada ekor baik yaitu bergerak lincah sangat cepat de-
spermatozoa. Beberapa ahli mengatakan ngan arah maju ke depan untuk membuahi
bahwa bagian tengah ekor spermatozoa di- sel telur. Pada kondisi pergerakan sperma
susun oleh mikrotubulus yang mengandung aktif dan lincah dan sangat cepat (fast
substansi serat yang disusun oleh protein progressive) diperkirakan proses fertilisasi
dinein. Menurut Zaneveld (1978) dalam tertinggi terjadi 70%. Hal ini dikarenakan
Purwaningsih (2000), protein dinein ini pen- karena spermatozoa bergerak sangat aktif
ting karena mempunyai aktivitas ATP-ase. dan memiliki kemampuan dan energi (ATP)
ATP-ase akan lancar dan menyebabkan yang sangat besar untuk menembus lubang
peningkatan motilitas dan viabilitas mikropil sel telur. Kondisi motilitas lemah
spermatozoa. (slow progressive) mempunyai kemampuan
Faktor lain terjadinya peningkatan spermatozoa untuk menembus lubang mi-
waktu motilitas spermatozoa diduga karena kropil cukup lemah, pembuahan bisa saja
pemberian fruktosa dapat mengurangi ke- terjadi apabila jarak antara spermatozoa
cepatan rusaknya permeabilitas spermato- dan sel telur sangat dekat. Pada kondisi
zoa dibanding air sebagai larutan fertilisasi viabilitas, kemampuan spermatozoa untuk
yang terjadi di alam. Seperti diketahui melakukan fertilisasi sangat kecil. Kondisi
permeabilitas membran sangat berkaitan spermatozoa yang bergerak perlahan atau
dengan transportasi nutrisi yang penting berdenyut di tempat dalam mempertahan-
dalam metabolisme sel. Dengan mengu- kan viabilitasnya membutuhkan kecepatan
rangi kecepatan rusaknya permeabilitas dan energi yang besar untuk masuk ke
membran spermatozoa, maka kebutuhan saluran lubang mikropil sel telur.
akan nutrisi tidak terhambat dan selanjut- Menurut Hidayaturrahmah (2007),
nya sel spermatozoa tersebut dapat berta- langkah pertama dalam penentuan konsen-
han lama. Dalam hal ini Robertis and trasi optimal adalah dengan melihat lama-
Robertis (1979) menyatakan bahwa per- nya waktu motilitas fast progressive dari
meabilitas membran erat kaitannya dengan spermatozoa, dan yang terakhir adalah
transportasi nutrisi yang diperlukan pada waktu motilitas slow progressive dan viabi-
metabolisme sel dalam menghasilkan ener- litas spermatozoa tersebut. Waktu motilitas
gi. Hal ini didukung oleh Jeyendran (1986) dan viabilitas akan berbanding terbalik ya-
dalam Purwaningsih (2000) yang menyata- itu semakin meningkatnya waktu motilitas
kan bahwa permeabilitas membran sperma- maka waktu viabilitas akan menurun. Se-
tozoa erat kaitannya dengan motilitas dan lanjutnya dinyatakan bahwa Motilitas fast
viabilitas spermatozoa. progressive yang lama akan membutuhkan
Menurut Effendy (1997), kemampu- banyak energi untuk bergerak, sehingga
an spermatozoa hidup secara normal sete- mengakibatkan energi untuk bertahan hi-
lah keluar dari testis hanya berkisar antara dup dan metabolisme untuk memperoleh
1-2 menit. Suquest (1994) dalam Cosson et nutrisi akan semakin berkurangdan meng-
al. (1999), mengatakan bahwa di alam du- akibatkan viabilitasnya menurun.
rasi motilitas terjadi dalam periode yang sa- Menurut Billard (1978), komposisi
ngat pendek pada ikan air tawar. Motilitas cairan sperma organik (seminal plasma)
spermatozoa ikan dibatasi pada periode dari catfish dan carp mempunyai energi
detik dan menit pada pembuahan ikan air substrat seperti glukosa dan fruktosa, lakta-
tawar karena adanya osmotic injury se, piruvat, malat dan bahan yang lainnya
(Billard, 1978). Menurut Billard (1978) dan dalam jumlah yang kecil pada spermato-
Maggese, et al. (1984), osmotic injury da- zoa. Berdasarkan tipe spermatozoa terse-
pat diamati dalam spermatozoa setelah but, terdapat beberapa perbedaan susunan
pelepasan ke dalam medium pembuahan kimia yang terkandung di dalamnya.

52
Vol. VII-1, April 2011

Haurbruge et.al., (2000) mengatakan bah- dangkan komposisi kimia lain yang terkan-
wa ikan carp dan catfish mempunyai bioki- dung dalam cairan sperma terdiri dari Na +,
mia spermatozoa dan proses spermatoge- Mg +, Ca + dan glukosa dalam 100 ml sperma
nesis yang berbeda yaitu pada semen carp hanya mengandung masing-masing 216,
dapat dengan mudah dikeluarkan dengan 0,05, 50, dan 5,7 mg. Melihat tingginya
cara di stripping. konsentrasi potassium dibandingkan de-
Menurut Soehartojo (1995), di luar ngan unsur lain, cairan sperma tanpa ada-
testis sel spermatozoa mampu memakai lah paling berpengaruh pada pergerakan
sumber energi dari luar untuk melanjutkan spermatozoa karena di luar tubuh potas-
hidupnya. Bahan utama yang dipakai seba- sium merupakan racun bagi spermatozoa.
gai sumber energi dari luar adalah fruktosa Perlakuan pengencera 1:20 memiliki
yang akan diubah menjadi asam laktat dan tingkat fertilisasi lebih tinggi dari perlakuan
energi dengan bantuan enzim fruktolisin. yang tidak ada pengenceran yaitu 53,33%.
Pemberian larutan fruktosa sebagai pe- Pada perlakuan ini dosis yang diberikan
ngencer untuk spermatozoa ikan dimaksud- untuk mengencerkan potassium dan seba-
kan untuk memberikan energi dan nutrisi gai ruang gerak masih rendah, sehingga
untuk spermatozoa ikan agar dengan ener- tingkat fertilisasi yang dihasilkannya masih
gi yang berupa ATP tersebut dapat mening- tergolong rendah. Perlakuan pengenceran
katkan atau memperpanjang waktu motili- 1:60 memiliki tingkat fertilisasi tertinggi di-
tas dan viabilitas spermatozoa. bandingkan perlakuan lainnya yaitu 70%.
Tingkat fertilisasi nampaknya meng- Diduga bahwa pada pengenceran 1:60,
ikuti apa yang terjadi pada tingkat kualitas spermatozoa tidak dipengaruhi lagi oleh un-
sperma, dimana motilitas yang tinggi mem- sur potassium yang ada dan memiliki ruang
berikan fertilisasi yang tinggi pula. Menurut gerak yang sesuai dengan pergerakan
Gwo et al. dalam Tang dan Affandi (1999), spermatozoa untuk membuahi telur. Di
konsentrasi spermatozoa yang tinggi dapat samping itu, pada perlakuan ini diperkira-
menghambat aktivitas spermatozoa karena kan spermatozoa banyak memiliki sumber
berkurangnya daya gerak sehingga sper- energi dari cairan sperma dan fruktosa. Hal
matozoa sukar menemukan atau menem- ini sesuai dengan pernyataan Gardiner
bus mikrofil sel telur yang mengakibatkan dalam Tang dan Affandi (1999) bahwa
rendahnya fertilisasi spermatozoa. Kualitas semen yang encer banyak mengandung
semen, seperti cairan plasma semen, akan glukosa dan fruktosa, sehingga memberi-
mempengaruhi motilitas spermatozoa (Ass kan motilitas yang lebih baik dan dapat me-
dalam Nurman, 1998). Perlakuan tanpa la- ningkatkan fertilisasi. Selanjutnya diperkira-
rutan pengencer mengalami fertilisasi te- kan bahwa konsentrasi Na (sodium) sudah
rendah (37,16%) diduga disebabkan oleh sesuai dengan kebutuhan spermatozoa, ka-
tingginya konsentrasi spermatozoa dan rena menurut Syafei (1992) tinggi rendah-
tingginya kadar potassium dalam larutan nya nilai Na terhadap K (potassium) mem-
sperma. Tingginya konsentrasi spermato- pengaruhi spermatozoa untuk bergerak
zoa dalam proses pembuahan dapat meng- sehingga konsentrasi Na dalam larutan
akibatkan timbulnya persaingan antara sperma harus sesuai.
spermatozoa untuk memasuki mikrofil sel Menurut Hassanudin (1996), sper-
telur. Dengan adanya persaingan ini sper- matozoa pada tingkat konsentrasi larutan
matozoa gagal memasuki lubang mikrofil NaCl memiliki batas tertentu untuk hidup
sel telur. Di samping itu, konsentrasi potas- optimum. Bila konsentrasi optimum NaCl
sium yang tinggi dapat mengurangi lama terlalu tinggi dapat bersifat melemahkan
pergerakan dari spermatozoa sehingga ga- spermatozoa itu sendiri, sehingga menye-
gal mencapai mikrofil yang mengakibatkan babkan daya fertilisasi menjadi rendah.
rendanya fertilisasi. Selanjutnya Woynarovich dan Harvath da-
Konsentrasi potassium dalam cairan lam Hassanudin (1996) menyatakan bahwa
sperma telah diteliti oleh Scoot dan Baynes proses masuknya spermatozoa ke dalam
dan dikutip oleh Hasanudin (1996), ditemu- telur melalui mikrofil hanya berlangsung 40-
kan bahwa dalam 100 ml sperma mengan- 60 detik kemudian mikrofil tertutup. Pada
dung potassium (K+) sebanyak 265 mg. Se- perlakuan ratio pengenceran yang besar

53 Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis


Pengenceran Sperma
mengalami penurunan fertilisasi, mungkin kan pengaruh nyata dan memberikan
disebabkan oleh faktor di atas, dimana hasil yang terbaik terhadap motilitas
spermatozoa menjadi lemah karena ba- spermatozoa, fertilitas dan daya tetas
nyaknya cairan NaCl. Tetapi jika dibanding- ikan lele. Hasil yang diperoleh dalam
kan dengan perlakuan pengenceran 1;0, motilitas, fertilitas dan penetasan telur
1:20 dan 1:40 dan dihubungkan dengan masing-masing 96,66%, 71,66%, dan
motilitas spermatozoa, ketiga perlakuan ini 70%.
memiliki motilitas yang lebih rendah tetapi - Kualitas spermatozoa mempengaruhi
mempunyai fertilisasi yang besar. Hal ini persentase tingkat fertilitasasi yang se-
terjadi karena pada ketiga perlakuan tidak lanjutnya memepengaruhi tingkat pene-
dipengaruhi lagi oleh konsentrasi potas- tasan telur.
sium. Sama halnya dengan tingkat fertilisa-
si, hasil yang diperoleh pada penetasan ju- DAFTAR PUSTAKA
ga ada pada pengenceran 1:60 jika dilihat
dari persentase fertilisasi ikan lele dengan Billard R. 1978. Changes in structure and
persentase daya tetas telur pada Gambar fertilizing ability of marine and freswater
1, ternyata dengan adanya persentase ferti- fish spermatozoa diluted in media of
lisasi yang tinggi akan diikuti oleh pene- various salinities Aquaculture 14: 187-198.
tasan yang tinggi pula. Dengan demikian
Cosson J, Billard R, Cibert C, Dreanno C.
tingkat penetasan telur dari masing-masing
1999. Ionic Factor regulating the Motility of
perlakuan mengikuti tingkat fertilisasi sper-
fish sperm.Villefranch.France.
matozoa. Menurut Oyen et al. (1991) dalam
Syardi (1993), faktor internal yang berpe- Effendy, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yaya-
ngaruh terhadap daya tetas telur adalah san Nusatama. Bogor.
perkembangan embrio yang terhambat ka- Erizal, 1998.Respon Ovulasi Ikan Lele Dumbo
rena kualitas spermatozoa dan telur. Se- (Clarias Gariepinus. B). Dari Berbagai
dangkan faktor eksternal yang berpengaruh Dosis Hormon LHRH-a, Fisheries Jurnal,
terhadap penetasan telur adalah lingkung- GARING. Vol. 7.No.2 Jurnal Fakultas
an di antaranya tempratur air, DO, pH dan Perikanan Universitas Bung Hatta. Padang.
amoniak.
Perlakuan dengan pengenceran Hassanudin, I. 1998. Pembekuan Dengan
1:60 ini, memberikan persentase motilitas, Sperma Dengan Nitrogen Cair Dalam
fertilisasi dan daya tetas tertinggi, hal ini Pemuliaan Ikan Mas Untuk Meningkatkan
disebabkan karena perlakuan itu dapat Kualitas Induk Dan Mutu Benih. Balai
mengencerkan potassium dan memberikan Benih Ikan Punten. Batu Malang.
ruang gerak yang baik pada spermatozoa Haubruge E, Petit F, Gage M, 2000.
dan energi untuk membuahi telur. Untuk ke- Reducedsperm counts in guppies (Poecilia
tiga pengamatan memiliki hasil terbaik sa- reticulata) following exposure to low levels
ma yaitu pada pengenceran 1:60, disebab- oftributyltin and bisphenol.Proc. R. Soc.
kan oleh ketiga pengamatan memiliki hu- Biol. Ser. B.267: 2333-2337.
bungan. Jika motilitas spermatozoa memili-
ki hasil yang baik, akan diikuti oleh fertilisa- Hidayahturrahmah, 2007. Waktu Motilitas dan
si dan penetasan telur yang baik. Viabilitas spermatozoa ikan mas (Cyprinus
carpio L) pada beberapa konsentrasi
KESIMPULAN larutan Fruktosa. Jurnal Bioscientiae Vol 4,
No. 1. Januari 2007 Hal. 9-18.
Dari hasil penelitian tentang peng- Jamieson, B.G. M. 1990. Fish Evolution and
enceran pada sperma untuk pembuahan Systematics: Evidence from Spermatozoa
buatan ikan lele (Clarias Sp.) dengan (With a survey of lophophorate, echino-
menggunakan larutan NaCl dan fruktosa, derm and protochordate sperm and an
dapat ditarik kesimpulan: account of gamete cryopreservation.
- Penambahan larutan pengencer NaCl Cambridge University Press. New York.
dan Fruktosa dengan ratio 1:60 ke
dalam cairan sperma ternyata memberi- Masrizal dan Efrizal. 1997. Pengaruh Rasio
Pengenceran Mani terhadap Fertlisasi

54
Vol. VII-1, April 2011

Sperma dan Daya Tetas Telur Ikan Mas Steel, R. G. D, and J. H. Torrie, 1991. Prinsip
(Cyprinus carpio L). Fisheries Journal Dasar dan Prosedur Statistika. PT.
Garing 6: 1-9. Gramedia. Jakarta.
Nurman, 1998. Pengaruh Penyuntikan Scoot A.P. and S.M. Baynes 1980. A rivieu
Ovaprim Terhadap Kualitas Spermatozoa Biology, handling and storage of Salmimid
Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariephynus. B). spermatozoa. J.. Fish Biol. 17: 707-739.
Fisheries Jurnal, GARING Vol. 7. No. 2
Soehartojo H. 1995. Ilmu Kemajiran Pada Ter-
Jurnal Fakultas Perikanan Universitas
nak. Airlangga University Press. Surabaya.
Bung Hatta. Padang. 2: 3-42.
Syandri, H. 1993. Berbagai Dosis Ekstrak
Purwaningsih E. 2000. Pengaruh Pemberian
Hipofisasi Dan Pengaruhnya Terhadap
Ekstrak juice Buah Oyong Muda tanpa biji
Mani Dan Daya Tetas Telur Ikan Mas
(Luffa acutangula R) secara in vitro
(Cyprinus carpio. L). Jurnal Terubuk. XIX.
terhadap kualitas spermatozoa. Jurnal
No. 55 Fakultas Peikanan Universitas Bung
Kedokteran YARSI 8: 70-74.
Hatta. Padang.
Robertis ED, Robertis EM. 1979. Cell and
Syafei. D. S, Rahardjo, R Affandi, M. Brojo,
Moleculer Biology. Philadelphia: Saydesr
Sulistiono. 1992. Fisiologi Ikan II.
College.
Reproduksi Ikan. IPB Bogor. 55: 26-37.
Rustidja. 1985. Pengantar Ilmu Repoduksi
Tang. U. M, dan Affandi. R. 1999. Biologi
Ikan. Fisheries Project Unibraw. Malang.
Reproduksi Ikan. IPB. Bogor.

55 Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis

You might also like