You are on page 1of 2

1. Khairiyah. Zoonosis dan Upaya Pencegahannya (Kasus Sumatera Utara).

Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara : Medan. 2011.
2. Darmianto., Bahri, Sjamsul., Saepulloh, Muharam. Penyakit-Penyakit Zoonosis yang
Berkaitan dengan Encephalitis. Balai Penelitian Veteriner : Bogor. 1999.
3. Health Protection Scotland. Anthraxs in Human – Frequently Asked Question. National
Service Scotland 2008: 1-8.
4. Tanzil Kunandi. Aspek Bakteriologi Penyakit Anthrax. Jurnal Ilmiah WIDYA Kesehatan
Dan Lingkungan 2013 ;Vol 1; No 1: hal 1-5.
5. Pohan HT. Patogenesis, Diagnosis dan Penatalaksanaan Antraks. Majalah Kedokteran
Indonesia 2005; vol 55; no 1; hal 23-29.
6. World Health Organitation. Anthrax in Human and Animals. 4th ed. WHO : Geneva
2002: 53-56.
7. World Health Organitation. Anthrax in Human and Animals. 4th ed. WHO : Geneva
2002: 43-53.
8. Dutta Tarun, Sistla Sujatha, Sahoo Ratnakar. Anthrax – Update on Diagnosis and
Management. In : The Journal of the Association of Physician of India. JAPI September
2011 Vol.59 ; hal 573- 578.
9. Dit Jen PPM & PL RSPI Prof. DR. Sulianti Saroso. (2003). Pedoman Tatalaksana Kasus
dan Pemeriksaan Laboratorium Leptospirosis di Rumah Sakit. Departemen Kesehatan RI
: Jakarta.
10. Speelman, Peter. (2005). “Leptospirosis”, Harrison’s Principles of Internal Medicine,
16th ed, vol I. McGraw Hill : USA. Pg.988-991.
11. Dharmojono, Drh. Leptospirosis, Waspadailah Akibatnya!. Pustaka Populer Obor :
Jakarta. 2002.
12. Zein Umar. (2006). “Leptospirosis”, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, edisi 4.
FKUI : Jakarta. Hal.1845 - 1848.
13. World Health Organization/ International Leptospirosis Society. Human Leptospirosis
guidance for diagnosis, surveillance and control. Geneva : WHO.2003.109
14. Widarso, Yatim.F, 2000. Leptospirosis dan Ancamannya, Majalah Kesehatan No. 15
Tahun 2000. Departemen Kesahatan, Jakarta
15. Iskandar Z; Nelwan RHH; Suhendro, dkk. Leptospirosis Gambaran Klinis di RSUPNCM,
2002.
16. Setyawan Budiharta, 2002. Epidemiologi Leptospirosis. Seminar Nasional Bahaya Dan
Ancman Leptospirosis, Yogyakarta, 3 Juni 2002.
17. Riyanto B, Gasem MH, Pujianto B, Smits H. Leptospira sevoars in patients with severe
leptospirosis admitted to hospitals of Semarang. Buku Abstrak Konas VIII PETRI,
Malang, Juli 2002.
18. Lestariningsih. 2002. Gagal Ginjal Akut Pada Leptospirosis — Kumpulan Makalah Sim-
posium Leptospirosis. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
19. Harijanto, Gunawan, P.N. & Carta, A. Rabies. In : Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi 4.
Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2007, p.1736-1740.
20. Dr. R. Yoseph Budiman, Sp.S. Pedoman Standar Pelayanan Medik dan Standar
Operasional Prosedur Neurologi. Refika Aditama ; 2013.
21. Deptan.Patofisiologi Rabies. Available from: http://www.deptan.go.id/rabies.pdf .
Accessed on February 6th 2016.
22. Bagian Neurologi FKUH. Standar Pelayanan Medik Neurologi. Makassar: Bagian
Neurologi FKUH; 2011.
23. Chin, James. Manual Pemberantasan Penyakit Menular.Edisi 17. Jakarta: American
Public Health Association. 2000, p 427- 436.
24. Mardjono, M. & Sidharta, P. 2008. Neurologi Klinis Dasar. Cetakan Ke-13.Jakarta: PT.
Dian Rakyat. p 169-170.
25. Dr. R. Yoseph Budiman, Sp.S. Pedoman Standar Pelayanan Medik dan Standar
Operasional Prosedur Neurologi. Refika Aditama ; 2013.
26. Deptan. Patofisiologi Rabies. Available from: http://www.deptan.go.id/rabies.pdf .
Accessed on February 6th 2016.
27. Smith, Jean S.New Aspects of Rabies with Emphasis on Epidemiology, Diagnosis and
Prevention of the Disease in the United States. Clinical Microbiology Reviews, Vol. 9,
No.2. 27. 2000.
28. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Situasi dan Analisis Rabies 2014.

You might also like