You are on page 1of 11

ISSN 2338-4514 ISSN 2338-4514

14 JURNAL
JURNAL KEPERAWATAN
KEPERAWATAN NOTOKUSUMO
NOTOKUSUMO VOLUME
VOLUME VV NO
NO 1 AGUSTUS
1 AGUSTUS 2017 14
2017

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN


SKIZOFRENIA

Aprilia Rizky Arifiani1, Maryana2, Sarka Ade Susana3

1
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
2,3
Dosen Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

ABSTRACT

Background: Schizophrenia is a brain disease that resulted in persistent and serious psychotic behavior, concrete
thinking, and difficulty in information processing, interpersonal relationships as well as difficulties in solving problems.
The circumstances giving its own emotional distress, emotional level that arise as a reaction to the stressor may vary,
one of anxiety. The family with family member suffering from schizophrenia often feel anxiety in the face of a family
member suffering from schizophrenia.
Objective: The purpose of this research is to determine the level of anxiety the family of schizophrenia patients in
Puskesmas Gamping I Sleman 2015.
Method: This research is descriptive quantitative. The sampling technique used is consecutive sampling with 41
respondents. Data obtained from the questionnaires about anxiety response.
Results: The results showed that most respondents (80.49%) had mild anxiety and a small proportion of respondents
(19.51%) who experienced anxiety being counted and no respondents who experienced severe anxiety and panic.
Conclusion: it can be concluded that the majority of families with a family member suffering from schizophrenia have
mild anxiety.

Keywords: anxiety, schizophrenia


PENDAHULUAN diagnosis skizofrenia telah menjangkiti
Skizofrenia merupakan suatu penyakit kurang lebih 24 juta jiwa di seluruh dunia.
otak persisten dan serius yang mengakibatkan Skizofrenia merupakan suatu gangguan
perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan jiwa kronis yang dicirikan oleh suatu siklus
kesulitan dalam memproses informasi, kekambuhan dan remisi. Skizofrenia termasuk
hubungan interpersonal serta kesulitan dalam jenis psikosis yang menempati urutan atas
memecahkan masalah1. Berdasarkan data dari seluruh gangguan jiwa yang ada, selain
yang dikeluarkan World Health Organization karena angka insidennya di dunia cukup
(WHO), penderita gangguan psikis dengan tinggi (1 per 1000), hampir 80% penderita
ISSN 2338-4514 ISSN 2338-4514
15 JURNAL
JURNAL KEPERAWATAN
KEPERAWATAN NOTOKUSUMO
NOTOKUSUMO VOLUME
VOLUME VV NO
NO 1 AGUSTUS
1 AGUSTUS 2017 15
2017

skizofrenia juga mengalami kekambuhan Puskesmas Gamping I menunjukkan bahwa


secara berulang.2 terdapat 132 pasien gangguan jiwa dengan
Menurut data Kementerian Kesehatan pasien menderita skizofrenia sebanyak 69
tahun 2013, prevalensi gangguan jiwa berat jiwa, sebagian besar penderita skizofrenia
pada penduduk Indonesia 1,7 per mil. termasuk keluarga dengan ekonomi
Ganguan jiwa terbanyak di DI Yogyakarta, menengah kebawah.
Aceh, Sulawesi Selatan, Bali dan Jawa Penelitian mengenai tingkat kecemasan
Tengah. DI Yogyakarta dan Aceh sebagai keluarga dengan pasien skizofrenia belum
prevalensi gangguan jiwa berat tertinggi di banyak dilakukan. Berdasarkan temuan
Indonesia dengan masing-masing prevalensi jumlah penderita skizofrenia dan status
3
2,7%. ekonomi penderita kebanyakan menengah
Skizofrenia juga memberikan dampak kebawah di Puskesmas Gamping 1 dan dampak
pada keluarga yaitu keluarga mendapat beban skizofrenia pada keluarga, serta risiko
ringan sampai sedang dalam merawat anggota kekambuhan yang tinggi, maka perawat
keluarga yang menderita skizofrenia. Beban sebagai caregiver dan fasilitator memiliki
tersebut antara lain keuangan, kegiatan peran penting untuk melakukan kolaborasi
keluarga yang terganggi, gangguan rekreasi dengan keluarga dalam penatalaksanaan pada
keluarga, gangguan interaksi keluarga, efek pasien skizofrenia, sehingga perawat perlu
pada kesehatan fisik dan mental. Keluarga mengetahui tingkat kecemasan keluarga
harus menghabiskan banyak waktu untuk dengan pasien skizofrenia
mengurus 3 hal untuk anggota keluarga yang
sakit yatu, biaya, pekerjaan rutin terganggu METODE PENELITIAN
dan juga mengabaikan kebutuhan anggota Jenis penelitian ini adalah penelitian
4
keluarga lainnya. deskriptif. Penelitian ini mendeskripsikan
Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grhasia tahun gambaran kecemasan keluarga dengan pasien
2013 menunjukkan bahwa dari 4 kabupaten skizofrenia di Puskesmas Gamping I Sleman
yang ada di provinsi Daerah Istimewa tahun 2015. Desain penelitian yang akan
Yogyakarta (DIY), kabupaten Sleman digunakan dalam penelitian ini adalah survei.
menjadi peringkat pertama dengan jumlah Pelaksanaan dalam penelitian ini adalah
pasien gangguan jiwa paling banyak, yaitu survei tentang gambaran tingkat kecemasan
sebanyak 3440 jiwa. Di kecamatan Gamping keluarga pasien skizofrenia di wilayah kerja
sendiri terdapat 190 pasien yang mengalami Puskesmas Gamping I.
gangguan jiwa. Laporan tahunan dari
ISSN 2338-4514 ISSN 2338-4514
16 JURNAL
JURNAL KEPERAWATAN
KEPERAWATAN NOTOKUSUMO
NOTOKUSUMO VOLUME
VOLUME VV NO
NO 1 AGUSTUS
1 AGUSTUS 2017 16
2017

Populasi pada penelitian ini adalah dan kuesioner B berupa pernyataan tertutup.
keluarga dari pasien skizofrenia di wilayah Kuesioner A berisi enam pertanyaan
kerja Puskemas Gamping I yang berjumlah 69 mengenai karakteristik responden yang
jiwa. Dalam penelitian ini sampel yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan,
digunakan adalah ayah/ibu/saudara kandung/ pekerjaan. Usia adalah Lama waktu hidup
anak kandung dari pasien dengan penyakit atau ada (sejak dilahirkan), jenis kelamin
skizofrenia. Cara pengambilan sampel pada adalah ciri untuk membedakan antara
penelitian ini menggunakan teknik perempuan dan laki-laki, tingkat pendidikan
consecutive sampling yaitu setiap pasien yang adalah Aktifitas dan usaha manusia untuk
memenuhi kriteria penelitian dimasukkan meningkatkan kepribadiannya dengan jalan
dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, membina potensi-potensi pribadi dan
sehingga jumlah pasien yang diperlukan jasmaninya, pekerjaan adalah suatu perbuatan
terpenuhi. Responden pada penelitian ini atau aktivitas yang dilakukan seseorang baik
sebnayak 41 responden. Lokasi yang secara rutin maupun tidak. Dalam rangka
digunakan untuk penelitian adalah wilayah untuk memenuhi kebutuhan hidup, hubungan
kerja Puskesmas Gamping I Kabupaten Sleman dengan pasien adalah Ikatan keluarga yang
yaitu Desa Ambarketawang dan Desa dimiliki dengan pasien Kuesioner B peneliti
Balecatur. Penelitian dilaksanakan mulai 02 memakai kuesioner mengenai respon
Maret – 30 April 2015. Variabel penelitian kecemasan yang mengacu pada kuesioner
merupakan karakteristik yang diamati yang Zung Self Anxiety Rating Scale (ZSAS).
mempunyai variasi nilai dan merupakan Kuesioner berisi checklist dengan
operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat menggunakan skala Likert. Kuesioner terdiri
diteliti secara empiris atau ditentukan dari 23 pertanyaan mengenai respon terhadap
tingkatannya. Variabel dalam penelitian ini kecemasan. Instrumen telah dilakukan uji
menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pemahaman kepada 5 responden dengan
kecemasan keluarga pasien skizofrenia. karakteristik yang sama di wilayah kerja
Instrumen penelitian yang dipakai pada Puskesmas Mlati 2.
penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
merupakan suatu cara pengumpulan data yang
dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar
pertanyaan yang berupa formulir. Bentuk
kuesioner pada penelitian ini ada dua macam
yaitu kuesioner A berupa pertanyaan terbuka
ISSN 2338-4514 ISSN 2338-4514
17 JURNAL
JURNAL KEPERAWATAN
KEPERAWATAN NOTOKUSUMO
NOTOKUSUMO VOLUME
VOLUME VV NO
NO 1 AGUSTUS
1 AGUSTUS 2017 17
2017

HASIL PENELITIAN 2. Tingkat Kecemasan


1. Karakteristik Responden Tabel 2. Distribusi frekuensi tingkat kecemasan

Tabel 1. Karakteristik Responden No Kategori Frekuensi (%)


1. Cemas Ringan 33 80,49
No Karakteristik Frekuensi (%) 2. Cemas Sedang 8 19,51
1. Usia 3. Cemas Berat 0 0
a. < 45 tahun 10 24,39 4. Panik 0 0
b. 45 – 59 tahun 16 39,02 Jumlah 41 100
c. 60 – 69 tahun 12 29,27 Berdasarkan data tabel 2 diketahui bahwa
d. >70 tahun 3 7,32
Jumlah 41 100 mayoritas responden mengalami kecemasan
2. Jenis Kelamin
a. Laki - laki 18 43,9 ringan dan tidak ditemukan responden yang
b. Perempuan 23 56,1
Jumlah 41 100 mengalami kecemasan berat maupun panik
3. Pendidikan
a. Tidak sekolah 9 21,95
b. SD 4 9,756
c. SMP 8 19,51 3. Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien
d. SMA 14 34,15
e. Perguruan Skizofrenia berdasarkan Umur
6 14,63
tinggi
Jumlah 41 100 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Gambaran Tingkat
4. Pekerjaan Kecemasan Keluarga Pasien Skizofrenia
a. PNS 6 14,63 Berdasar Umur
b. Swasta 29 70,73

c. Tidak bekerja 6 14,63 Cemas Cemas


Total
Jumlah 41 100 No Umur Ringan Sedang

5. Hubungan dengan Pasien f % f % f %


a. Ayah 6 14,63 1. <45 tahun 8 80 2 20 10 100

b. Ibu 13 31,71 45 – 59
2. 13 81,2 3 18,8 16 100
c. Saudara tahun
19 46,34 60 – 69
kandung 3.
9 75 3 25 12 100
d. Anak kandung 3 7,317 tahun
Jumlah 41 100 4. >70 tahun 3 100 0 0 3 100
Jumlah 33 80,49 8 19,5 41 100

Berdasarkan data dari tabel 1 diketahui Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui


bahwa karakteristik umur responden bahwa mayoritas keluarga pasien berumur
mayoritas berusia antara 45–59 tahun, 45–59 tahun dengan cemas ringan terbanyak
berjenis kelamin perempuan, berpendidikan dan keluarga dengan cemas paling sedikit
terakhir SMA yaitu, dengan pekerjaan swasta adalah pada umur >70 tahun pada cemas
dan hubungan dengan pasien paling banyak ringan.
adalah saudara kandung pasien.
ISSN 2338-4514 ISSN 2338-4514
18 JURNAL
JURNAL KEPERAWATAN
KEPERAWATAN NOTOKUSUMO
NOTOKUSUMO VOLUME
VOLUME VV NO
NO 1 AGUSTUS
1 AGUSTUS 2017 18
2017

4. Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien dengan pendidikan terkahir SMA dan


Skizofrenia Berdasarkan Jenis mengalami kecemasan ringan sedangkan yang
Kelamin paling sedikit adalah responden dengan
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Gambaran Tingkat pendidikan terkahir tidak sekolah, SD dan
Kecemasan Keluarga Pasien Skizofrenia
Berdasar Jenis Kelamin Perguruan Tinggi pada tingkat kecemasan

Cemas Cemas cemas sedang.


Jenis Total
No Ringan Sedang
Kelamin
f % f % f %

1.
Laki –
15 83,33 3 16,7 18 100
6. Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien
laki
Peremp Skizofrenia Berdasarkan Pekerjaan
2. 18 78,26 5 21,7 23 100
uan Tabel 6. Distribusi Frekuensi Gambaran Tingkat
Jumlah 33 80,49 8 19,5 41 100 Kecemasan Keluarga Pasien Skizofrenia
Berdasar Pekerjaan
Cemas Cemas
Berdasarkan dari tabel 4 diatas daat No Pekerjaan Ringan Sedang
Total

f % f % f %
diketahui bahwa mayoritas keluarga pasien
1. PNS 5 83,33 1 16,7 6 100
skizofrenia adalah perempuan dengan 2. Swasta 23 79,31 6 20,7 29 100

Tidak
3. 5 83,33 1 16,7 6 100
kecemasan ringan, sedangkan paling sedikit Bekerja
Jumlah 33 80,49 8 19,5 41 100
adalah laki-laki dengan cemas ringan.
Berdasarkan dari tabel 6 diatas daat
5. Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien diketahui bahwa mayoritas keluarga pasien
Skizofrneia Berdasarkan Pendidikan skizofrenia bekerja swasta.
Terakhir
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Gambaran Tingkat 7. Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien
Kecemasan Keluarga Pasien Skizofrenia
Berdasar Pendidikan Terakhir Skizofrenia Berdasarkan Hubungan

Cemas Cemas dengan Pasien


Pendidikan Total
No Ringan Sedang
Terakhir
f % f % f % Tabel 7. Distribusi Frekuensi Gambaran Tingkat
Tidak Kecemasan Keluarga Pasien Skizofrenia
1. 8 1
Sekolah 88,89 11,1 9 100 Berdasar Hubungan dengan Pasien
2. SD 3 75 1 25 4 100

3. SMP 6 75 2 25 8 100 Hubungan Cemas Cemas


Total

4. 11 3 No dengan Ringan Sedang


SMA 78,57 21,4 14 100
Pasien f % f % f %
Perguruan 1. Ayah 3 50 3 50 6 100
5. 5 83,33 1 16,7 6
Tinggi 100 2. Ibu 10 76,92 3 23,1 13 100
4
Jumlah 33 8 Saudara
80,49 19,5 1 100 3. 17 89,47 2 10,5 19 100
Kandung
Anak
4.
ISSN 2338-4514 ISSN 2338-4514
19 JURNAL
JURNAL KEPERAWATAN
KEPERAWATAN NOTOKUSUMO
NOTOKUSUMO VOLUME
VOLUME VV NO
NO 1 AGUSTUS
1 AGUSTUS 2017 19
2017
3 100 0 0 3 100
Kandung
Berdasarkan dari tabel 5 diatas dapat Jumlah 33 80,49 8 19,5 41 100

diketahui bahwa mayoritas keluarga pasien


skizofrenia memiliki pendidikan terakhir
ISSN 2338-4514 ISSN 2338-4514
20 JURNAL
JURNAL KEPERAWATAN
KEPERAWATAN NOTOKUSUMO
NOTOKUSUMO VOLUME
VOLUME VV NO
NO 1 AGUSTUS
1 AGUSTUS 2017 20
2017

Berdasarkan dari tabel 7 diatas daat seperti teori yang dikemukakan oleh bahwa
diketahui bahwa mayoritas hubungan individu menjadi waspada dan meningkatkan
keluarga dengan pasien adalah saudara lapang persepsinya. Individu melihat,
kandung dengan kecemasan ringan. mendengar dan menyerap lebih dari
sebelumnya, dan 8 keluarga pasien dengan
PEMBAHASAN kecemasan sedang juga merasakan benar-
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh benar berbeda dan individu menjadi
selanjutnya akan dilakukan pembahasan gugup/agitasi. Kecemasan sedang
untuk memberikan gambaran yang lebih jelas memungkinkan individu berfokus pada hal
tentang tingkat kecemasan keluarga pasien yang penting dan mempersempit lapang
skizofrenia : persepsi. Individu melihat, mendengar dan
menyerap lebih sedikit. Individu menjadi
1. Tingkat kecemasan keluarga pasien tidak perhatian yang selektif namun dapat
skizofrenia melakukan jika diarahkan.7
Keluarga sebagai responden yang ditemui Respon kecemasan yang diutarakan oleh
peneliti merupakan ibu, ayah, saudara 41 responden juga sesuai dengan teori bahwa
kandung dan anak dari pasien skizofrenia. kecemasan memperlihatkan 4 respon yaitu :
Keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini fisiologis, perilaku, kognitif dan emosional.
adalah keluarga dengan hubungan darah yang Data pada tabel 4 sendiri menampilkan bahwa
sesuai dengan teori bahwa keluarga terdiri dalam sebuah keluarga terdapat kecemasan
dari orang-orang yang disatukan dengan yang sesuai dengan salah satu teori
ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi.6 kecemasan yaitu teori keluarga. Teori
Berdasarkan penelitian ini didapatkan keluarga menunjukkan bahwa gangguan
hasil bahwa tingkat kecemasan keluarga kecemasan biasanya terjadi dalam keluarga.
pasien skizofrenia sebanyak 33 responden Gangguan kecemasan juga tumpang tindih
mengalami cemas ringan (80,49%) dan 8 antara gangguan kecemasan dan depresi.1
keluarga mengalami cemas sedang (19,51%)
sedangkan untuk cemas berat dan panik tidak 2. Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien
ditemukan. Jumlah keluarga pasien yang Skizofrenia berdasarkan Umur
merasa cemas ringan lebih banyak dari pada Berdasarkan penelitian yang telah
cemas sedang. Keluarga pasien dengan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
kecemasan ringan yang berjumlah 33 Gamping 1 dapat diketahui bahwa keluarga
responden mengutarakan tanda-tanda cemas pasien paling banyak ditemukan berumur 45–
ISSN 2338-4514 ISSN 2338-4514
21 JURNAL
JURNAL KEPERAWATAN
KEPERAWATAN NOTOKUSUMO
NOTOKUSUMO VOLUME
VOLUME VV NO
NO 1 AGUSTUS
1 AGUSTUS 2017 21
2017

59 tahun sebanyak 16 responden, sedangkan memiliki selisih yang tidak jauh yaitu sebesar
yang paling sedikit adalah umur >70 tahun 5.07%. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4, data
yaitu 3 orang untuk dewasa muda sedangkan menunjukkan responden laki-laki yang
remaja kebawah tidak ditemukan, kecemasan mengalami cemas sedang berjumlah 3
sedang paling banyak ditemukan pada usia responden (16,67%) dari total 18 orang,
45–69 tahun, Maka dapat disimpulkan bahwa sedanglan pada responden perempuan dari
tingkat kecemasan akan bertambah pada usia total 23 responden yang mengalami
pertengahan (middle age) dan usia lanjut kecemasan sedang terdapat 5 responden
(elderly) dan tingkat kecemasan semakin (21,74%). Hasil tersebut sesuai dengan teori
menurun ketika usia juga bertambah. Ini yaitu gangguan kecemasan lebih banyak pada
sesuai dengan bahwa individu yang memiliki wanita8 dan didukung oleh pernyataan yang
kematangan akan lebih sukar mengalami mengatakan bahwa perempuan lebih cemas
gangguan akibat kecemasan, karena memiliki dibanding dengan laki-laki, laki-laki lebih
daya adaptasi yang lebih besar terhadap aktif, eksploratif, sedangkan perempuan lebih
kecemasan.7 Juga sesuai dengan teori bahwa sensitif.9
gangguan kecemasan dapat terjadi pada
semua usia, sebagian besar kecemasan terjadi 4. Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien
pada umur 21–45 tahun8 karena dari hasil Skizofrenia berdasarkan pendidikan
penelitian ditemukan bahwa pada lansia juga terakhir
dapat terjadi kecemasan, meskipun dari hasil Dari hasil penelitian yang ditampilkan
penelitian tingkat stress paling tinggi yaitu pada tabel 5 dapat diketahui bahwa yang
stress sedang banyak ditemukan di umur 45– ditemukan adalah mayoritas responden
69 tahun. berpendidikan terakhir SMA dengan tingkat
kecemasan ringan sebagai tingkat kecemasan
3. Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien paling banyak, yaitu sebanyak 11 responden
Skizofrenia berdasarkan jenis kelamin (26,83%). Perbedaan kecenderungan
Dari hasil penelitian pada responden yang menderita kecemasan pada tiap pendidikan
menderita kecemasn baik ringan maupun terakhir dilihat dari jumlah responden dengan
sedang, ditemukan jumlah responden yang kecemasan sedang dibandingkan dengan
berjenis kelamin perempuan lebih banyak jumlah responden tiap tingkat pendidikan
menderita kecemasan dibandingkan dengan terakhir.
responden laki-laki. Namun, perbedaan Pada responden yang tidak sekolah
tingkat kecemasan perempuandan laki-laki kecenderungan terkena cemas sedang paling
ISSN 2338-4514 ISSN 2338-4514
22 JURNAL
JURNAL KEPERAWATAN
KEPERAWATAN NOTOKUSUMO
NOTOKUSUMO VOLUME
VOLUME VV NO
NO 1 AGUSTUS
1 AGUSTUS 2017 22
2017

kecil yaitu sebanyak 11,11 % dapat dilihat pada diri sendiri termasuk mengontrol tingkat
tabel 4.5 dimana terdapat 1 dari total 9 kecemasan. Juga dengan penelitian bahwa
responden yang menderita cemas sedang, semakin tinggi pengetahuan maka tingkat
sedangkan yang paling tinggi adalah kecemasan semakin ringan.10
pendidikan terakhir tingkat SD dan SMP.
Keduanya sama-sama memiliki 5. Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien
kecenderungan cemas sedang sebanyak 25% Skizofrenia berdasarkan pekerjaan
dilihat dari jumlah responden dengan cemas Dari tabel 6 pada hasil penelitian
sedang pada pendidikan terakhir SD yaitu 1 diketahui bahwa ditemukan lebih banyak
dari 4 responden dan pada pendidikan terakhir anggota keluarga dengan kecemasan sedang
SMP yaitu 2 dari total 8 responden. Pada pada anggota keluarga yang bekerja swasta
tingkat pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 6 responden (14,6%)
kecenderungan menderita kecemasan ringan sedangkan untuk anggota keluarga yang
yaitu 21,43% dari total 14 responden 3 bekerja sebagai PNS maupun tidak bekerja
responden mengalami kecemasan sedang dan hasil untuk tingkat kecemasannya sama.
pada tingkat pendidikan perguruan tinggi Maka dapat diketahui bahwa anggota
kecenderungan mengalami kecemasan sedang keluarga dengan pendapatan yang tidak
adalah 16,67% dari total 6 responden 1 menentu atau swasta maka tingkat
mengalami cemas sedang. kecemasannya akan lebih berat, peneliti
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengasumsikan bahwa pekerjaan swasta
semakin tinggi tingkat pengetahuannya maka sebagai pekerjaan dengan penghasilan yang
kecenderungan mengalami kecemasan sedang tidak tetap, dilihat juga pada responden
akan menurun. Hasil tersebut tidak sesuai dengan pekerjaan swasta kebanyakan bekerja
dengan hasil penelitian Suwondo dengan sebagai petani maupun buruh tani yang
judul Hubungan antara Frekuensi pekerjaannya musiman, sehingga
Kekambuhan Pasien Skizofrenia dengan penghasilannya juga minim. Hasil tersebut
Tingkat Kecemasan Keluarga. Tingkat sesuai dengan hasil penelitian dari Suwondo
pendidikan setiap orang memiliki arti masing- yang berjudul Hubungan Frekuensi
masing. Pendidikan pada umumnya berguna Kekambuhan Pasien Skizofrenia Dengan
dalam merubah pola pikir, pola bertingkah Tingkat Kecemasan Pada Keluarga yang
laku dan pola pengambilan keputusan. menyatakan bahwa ekonomi berpengaruh
Tingkat pendidikan yang cukup akan lebih pada tingkat kecemasan. Pada keluarga pasien
mudah dalam mengidentifikasi stressor dalam yang pendapatannya rendah mereka hanya
ISSN 2338-4514 ISSN 2338-4514
23 JURNAL
JURNAL KEPERAWATAN
KEPERAWATAN NOTOKUSUMO
NOTOKUSUMO VOLUME
VOLUME VV NO
NO 1 AGUSTUS
1 AGUSTUS 2017 23
2017

cukup untuk makan dan keperluan sehari-hari, KESIMPULAN


sehingga keluarga merasa terbebani jika Berdasarkan hasil penelitian dan
pasien harus berulang dirawat di rumah sakit pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
maupun membeli obat. mayoritas responden mengalami cemas ringan
yaitu 33 orang (80,49%) dan hanya 8 orang
6. Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien (19,51%) yang mengalami kecemasan sedang,
Skizofrenia berdasarkan hubungan sedangkan kecemasan berat dan panik tidak
dengan pasien ditemukan, dari hasil tersebut dapat ditarik
Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa kesimpulan khusus yaitu:
mayoritas hubungan keluarga dengan pasien 1. Responden mayoritas mengalami cemas
adalah saudara kandung dengan jumlah 19 berdasarkan umur adalah umur 45 – 59
responden dengan kecemasan ringan tahun yaitu sebanyak 16 responden (39%)
sebanyak 17 responden dengan pekerjaan dengan 13 responden mengalami cemas
swasta (41,46%). Sesuai dengan teori yang ringan (81,25%).
dikemukakan bahwa kecemasan dapat 2. Responden mayoritas mengalami cemas
dirasakan oleh individu ataupun sekelompok berdasarkan jenis kelamin adalah
orang termasuk keluarga, kecemasan meliputi perempuan yaitu sebanyak 16 responden
keluarga dan mereka sangat terbebani dengan (39%) dengan 13 responden mengalami
kondisi penderita10. Bahkan tidak sedikit cemas ringan (78,26%).
keluarga yang sama sekali tidak mengetahui 3. Responden mayoritas mengalami cemas
rencana apa yang harus mereka lakukan untuk berdasarkan tingkat pendidikan adalah
menghadapi masalah gangguan jiwa salah SMA yaitu sebanyak 14 responden
satu anggota keluarganya. Kecemasan akan (34,15%) dengan 11 responden
semakin meningkat tanpa pemahaman yang mengalami cemas ringan (78,57%).
jernih mengenai masalah besar yang dihadapi 4. Responden mayoritas mengalami cemas
keluarga. Terkadang masalah ini tidak dapat berdasarkan pekerjaan adalah swasta
dihadapi dan semakin membuat konflik di yaitu sebanyak 29 responden (70,73%)
dalam keluarga sehingga sering terjadi dengan 23 responden mengalami cemas
penolakan terhadap penderita gangguan jiwa ringan (79,31%).
dalam hal ini adalah skizofrenia. 5. Responden mayoritas mengalami cemas
berdasarkan hubungan dengan keluarga
adalah saudara kandung yaitu sebanyak
19 responden (46,34%) dengan 17
ISSN 2338-4514 ISSN 2338-4514
24 JURNAL
JURNAL KEPERAWATAN
KEPERAWATAN NOTOKUSUMO
NOTOKUSUMO VOLUME
VOLUME VV NO
NO 1 AGUSTUS
1 AGUSTUS 2017 24
2017

responden mengalami cemas ringan 7. Smeltzer, Buku Ajar Keperawatan


(89,47%). Medikal Bedah Edisi8 Vol.2. Jakarta:
EGC. 2002.
DAFTAR PUSTAKA 8. Kaplan H.I,Sadock B.J,Grebb J.A,
1. Stuart, G.W..Buku Saku Keperawatan Sinopsis Psikiatri Jilid 2 terjemahan
Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC. 2013 Widjaja Kusuma.Jakarta: Binarupa
2. Kusumowardhani, A, Majalah Aksara. 2010.
kedokteran Indonesia : Neurobiologi 9. Simanjuntak, I. T..Hubungan
Gangguan Kepribadian Ambang: Pengetahuan Keluarga Dengan Tingkat
Pendekatan Biologis Perilaku Impulsif Kecemasan Dalam Menghadapi Anggota
dan Agresif. volume 57/nomor 4/april Keluarga Yang Mengalami Gangguan
2007. Jakarta: Departemen Psikiatri, Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa. Jurnal
Fakultas Kedokteran Universitas Keperwawatan Rufaidah Sumatera Utara,
Indonesia, Rumah Sakit Dr. Cipto Volume 2 Nomor 1. 2006.
Mangunkusumo, Jakarta. 2007. 10. Brown J.J., Bradley, C.S, The Sensitivity
3. Kementerian Kesehatan,. Laporan Riset and Specificity of aa Simple Test to
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Distiinguish Between Urge and Stress
Jakarta: Badan Litbangkes Depkes R. Urinary Incontinence. 2002.
2013.
4. Magliano, dkkActa Psychiatrica
scandinavia :Patient functioning and
family burden in a controlled, real-world
trial of family psychoeducation for
schizophrenia. Italia: Departement of
psychiatric, University of Naples. 2006.
5. Dion, Y., & Yasinta BAsuhan
Keperawatan Keluarga Konsep dan
Praktik. Yogyakarta: Nuha Medika.
2013.
6. Videbeck, S.L, Psyciatric mental health
nursing. Philadephia:Lippincott Willliam
& Willkins. 2008.

You might also like