Professional Documents
Culture Documents
Struktur Kayu
Perencanaan Truss/Kuda
Kuda (2)
08
FTPD TEKNIK SIPIL MK 11029 RENDRA YUDHI AGUSTIAN, ST., MT.
Abstract Kompetensi
Mata kuliah struktur kayu berisi Tentang Mahasiswa dapat memahami
kareteristik kayu kaitannya dalam hal; Karakteristik bahan kayu, Kelebihan dan
Mutu da n K elas Kua t ka yu , Tegangan- kekurangan kayu sebagai bahan
regangan dalam kayu,desain balok lentur, konstruksi, mutu kayu, diagram
tarik dan Tekan serta beberapa tegangan-regangan, karakteristik dan
sambungan dari kayu metode perancangan, tegangan ijin
Desain dan Pembebanan Pada Kuda-kuda
Proses Perencanaan konstruksi kayu secara garis besar terdiri dari tiga tahap yaitu
perhitungan pembebanan, analisis struktur, dan yang terakhir adalah proses perancangan
dimensi elemen struktur beserta sambungannya seperti pada flowchart dibawah ini.
Analisis Struktur
Tidak
Perancangan Sambungan
Selesai
Pada pemodelan struktur ini, adapun urutan langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan geometrik rangka Kuda – kuda
2. Analisis pembebanan system truss
3. Analisis gaya Aksial Batang
4. Kontrol Dimensi Batang
5. Perencanaan Sambungan
Contoh Perencanaan Truss dalam perkuliahan ini adalah perencanaan kuda-kuda bangunan
sederhana bentang 6 m. Jarak antara kuda-kuda adalah 3 m, jarak mendatar antar dua
gording adalah 1 m, dan sudut kemiringan atap adalh 35⁰. Kayu yang digunakan memiliki
kode mutu E13. Rencana Kuda-Kuda dan rencana atap dapat dilihat pada Gambar berikut:
Panjang elemen batang kuda-kuda dapat diperoleh dari Gambar sebelumnya sebagai
berikut:
1. Beban Mati
Perhitungan beban mati pada kuda-kuda meliputi:
a. Berat Sendiri Kuda-Kuda
Asumsi awal dimensi kuda-kuda yang akan digunakan dalam perencanaan kayu 2 x
30/120 mm2 untuk batang atas dan batang bawah, dan kayu 60/120 mm2 untuk batang
Berat sendiri kuda-kuda yang bekerja pada satu titik buhul berasal dari perhitungan 0,5 x
berat sendiri semua batang kuda kuda yang terletak pada satu titik buhul. Berat
sambungan diperhitungkan sebesar 5% dari berat sendiri kuda-kuda
Sebagai Contoh: Perhitungan Berat Kuda-Kuda yang Bekerja pada titik buhul 1 adalah =
(0,5 x panjang batang 1 - 2 x lebar x tinggi x 1,05 berat batang 1 - 2)+ (0,5 x panjang
batang 1 -8 x lebar x tinggi x 1,05 berat batang 1 - 8)
(0,5 x 1 x 0,06 x 0,12 x 1,05 x 600)+ (0,5 x 1,22 x 0,06 x 0,12 x 1,05 x 600) = 5,035 kg.
Berat penutup atap yang bekerja pada satu titk buhul bergantung pada jenis penutup
atap, jarak kuda-kuda, dan jarak gording yang didapat dari berat penutup atap x luas
atap yang membebani tiap titik buhul kuda-kuda. Jenis penutup atap yang digunakan
pada perencanaan bangunan ini adalah penutup atap genting dengan berat 50 kg/m 2
Contoh Perhitungan berat penutup atap yang bekerja pada titik buhul 1
= (0,5 x panjang batang 1-8 x jarak kuda-kuda x berat penutup atap)
= (0,5 x 1,22 x 3 x 50)
= 91,5 kg.
c. Berat Gording
Berat gording yang berkerja pada satu titik buhul bergantung pada
i. Dimensi/ukuran gording
ii. Berat per satuan volume
Gording kayu yang akan digunakan dalam perencanaan adalah memiliki ukuran
60/80 mm2 dengan berat per satuan volume sebesar 400 kg/m3.
Berat sendiri gording yang bekerja pada satu titik buhul berasal dari 0,5 x jarak antar
kuda-kuda x lebar gording x tinggi gordingx berat per satuan volume kayu.
Luas langit-langit dan penggantung tersebut diperoleh dari jarak antar kuda-kuda x
jarak antar titik buhul bawah. Berat langit-langit dan penggantung berdasarkan
peraturan pembebanan adalah 18 kg/m2.
Contoh Perhitungan Berat langit-langit dan penggantung yang bekerja pada titik buhul 1
= (0,5 x jarak kuda-kuda x jarak antar titik buhul bawah x berat langit-langit dan
penggantung)
= (0,5 x 3 x 1 x 18)
= 27 kg.
2. Beban Hidup
Beban hidup atap harus diambil yang paling menentukan (paling besar) diantara beban
terbagi merata akibat air hujan dan beban terpusat yang berasal dari pekerja dan
perlengkapannya sebesar 100 kg.
Beban terbagi merata akibat air hujan sebesar (40 – 0,8 a) kg/m2 dan tidak perlu
diperhitungkan jika kemiringan atap lebih besar dari 50°.
Beban terpusat tiap-tiap buhul akibat air hujan diperoleh dengan perhitungan besar
beban hidup akibat air hujan x luas atap yang membebani tiap titik buhul kuda-kuda.
Contoh perhitungan beban hidup akibat air hujan pada titik buhul 1
= (0,5 x panjang batang 1-8 x jarak kuda-kuda x berat akibat air hujan)
= (0,5 x 1,22 x 3 x 12)
= 21,969 kg
3. Beban Angin
Beban angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan negatif yang
berkerja tegak lurus pada bidang-bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan negatif
ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dengan koefisien angin. Besarnya koefisien
angin untuk atap segitiga pada gedung tertutup dengan sudut kemiringan atap a dihitung
dengan persamaan dibawah ini:
Di pihak angin
a < 65° Koefisien angin : (0,02 a – 0,4)
65° < a < 90° Koefisien angin : 0,9
Jika diketahui nilai tekanan tiup angin dalam perencanaan ini sebesar 25 kg/m2 maka
tekanan positif angin yang terjadi pada bidang atap di pihak angin adalah 25 x 0,3 = 7,5
kg/m2, sedangkan tekanan negatif angin yang terjadi pada bidang atap di belakang angin
adalah 25 x -0,4 = -10 kg/m2 .
Beban angin (tekanan positif maupun negatif) yang berkerja pada satu titik buhul diperoleh
dari perhitungan besar tekanan angin (positif atau negatif) x luas atap yang membebani
titik buhul kuda-kuda.
Dalam analisis struktur baik secara manual maupun menggunakan bantuan software
komputer, beban angin tekan dan hisap tersebut sering diuraikan ke arah sumbu horizontal
dan vertikal. Gambar diatas menunjukkan bahwa beban angina tekan P 8 diuraikan terhadap
sumbu horizontal (P8x) dan sumbu vertikal (P8y) sedangkan beban angina hisap P11 diuraikan
terhadap sumbu horizontal (P11x) dan sumbu vertikal (P11y). Hasil Penguraian beban angin
dapat dilihat pada Tabel berikut:
Rekapitulasi beban untuk analisis struktur kuda- kuda berdasarkan analisis hitungan
sebelumnya secara lengkap dapat dilihat pada Tabel berikut