You are on page 1of 19

KELOMPOK MODEL PEMBELAJARAN

SISTEM PERILAKU
(THE BEHAVIOURAL SYSTEMS FAMILY)

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas


mata kuliah Pengembangan Kurikulum
yang diampu oleh Dr. Ali Muhtadi, S.Pd.,M.Pd.

Oleh :
Siti Any Maya Shulhah NIM. 16707251026
Nussree Areeyoo NIM. 16707259001

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
Kelompok Model Pembelajaran
Sistem Perilaku

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas


terselesaikannya makalah dengan judul: Kelompok Model Pembelajaran Sistem
Perilaku.

Makalah ini disusun bukan semata untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Kurikulum, namun lebih pada upaya untuk menggali pemahaman lebih
dalam mengenai prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam mendesain pesan untuk
pembelajaran.

Makalah ini telah disusun dengan secermat mungkin, namun jika terdapat kesalahan
dalam penulisan maupun konten materi mohon koreksi ke arah perbaikan makalah.

Akhirnya kami menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua


pihak yang bertanam budi, khususnya kepada Yth. Dr. Ali Muhtadi, S.Pd.,M.Pd selaku
Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum atas bimbingannya.

Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap langkah kita dalam studi.

Yogyakarta, 20 Maret 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
Kelompok Model Pembelajaran
Sistem Perilaku

Halaman Sampul ................................................................................................ i


Kata Pengantar ................................................................................................... ii
Daftar Isi .........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................. 3
D. Batasan Masalah............................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 4
A. Asumsi dan Prinsip dalam Desain Pembelajaran........................... 4
B. Pengertian dan Prinsip Desain Pesan Pembelajaran....................... 9
C. Keterkaitan antara Desain Pesan Pembelajaran
dalam Desain Pembelajaran........................................................... 16

BAB III KESIMPULAN.................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 18

iii
Kelompok Model Pembelajaran
Sistem Perilaku

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pengembangan kurikulum, minimal ada 4 (empat) teori pendidikan


yang banyak dibicarakan para ahli dan dipandang melandasi pelaksanaan pendidikan,
yaitu pendidikan klasik, pendidikan pribadi, pendidikan insteraksional, dan teknologi
pendidikan.1 Teori pendidikan inilah yang melandasi pengkategorian model konsep
kurikulum, meliputi: model kurikulum subyek akademik, humanistik, rekonstruksi
sosial dan model kurikulum berbasis kompetensi.

Khususnya dalam teori teknologi pendidikan, karena sifat ilmiahnya, konsep


pendidikan pada kategori ini mengutamakan segi-segi empiris, informasi objektif yang
dapat diamati dan diukur serta dihitung secara statistik. Untuk itu, pengembangan
model-model pembelajarannya bersifat individual serta menekankan kemampuan
penguasaan kompetensi, seperti: Computer Assisted Instruction (CAI), Individual
Prescribed Instruction (IPI), Competency Based Instruction, dan Behaviour
Modification. Kurikulum yang dikembangkan berlandaskan teori teknologi pendidikan
menekankan kompetensi atau kemampuan-kemampuan praktis, sehingga disebut
sebagai model kurikulum berbasis kompetensi.

Definisi kurikulum dalam dimensi proses mengandung pengertian yang


menjawab bagaimana pembelajaran itu berlangsung. Ansyar2 (2016: 37) menyebutkan
bahwa kurikulum merupakan keseluruhan pengalaman belajar (learning experiences)
yang dialami oleh peserta didik. Dan hal ini salah satunya meliputi: strategi dan
langkah-langkah tahapan atau model pembelajaran yang diterapkan dalam mencapai
tujuan pembelajaran.

Model-model pembelajaran yang relevan dengan konsep kurikulum berbasis


kompetensi ini oleh Joyce, Weil & Calhoun 3 dikategorikan dalam rumpun atau
kelompok model sistem perilaku (Behavioral Systems Family of Models).
1
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Pengembangan Kurikulum- Teori dan Praktik. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
2
Ansyar, Mohammad. 2015. Kurikulum: Hakikat, Fondasi dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenamedia
Grup
3
Joyce, Bruce. Weil, Marsha & Calhoun, Emely. 2016. Models of Teaching. Terjemahan Edisi ke-9.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum


Halaman 1
Kelompok Model Pembelajaran
Sistem Perilaku

Kelompok model sistem perilaku terdiri dari 4 model, antara lain:


1. Model Pembelajaran Tuntas dan Instruksi Terprogram (Mastery Learning
and Programmed Instruction)
2. Model Instruksi yang Jelas (Explicit Instruction)
3. Model Instruksi Langsung (Direct Instruction)
4. Model Simulasi (Learning from Simulation)
Karena termasuk dalam kategori program pengajaran teknologis, kelompok
model sistem perilaku ini sangat menekankan efisiensi dan efektivitas dalam
penguasaan kompetensi sebagai capaian hasil pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Kajian dalam makalah ini akan menjawab pertanyaan:
1. Bagaimanakah karakteristik kelompok model sistem perilaku?
2. Bagaimanakah karakteristik model Mastery Learning and Programmed
Instruction?
3. Bagaimanakah karakteristik model Explicit Instruction?
4. Bagaimanakah karakteristik model Direct Instruction?
5. Bagaimanakah karakteristik model Learning for Simulation?

C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai
pengertian, prinsip dan karakteristik model-model pembelajaran yang termasuk dalam
kategori kelompok model sistem perilaku (the behavioural systems family)

D. Batasan Masalah
Terkait luasnya cakupan pembahasan mengenai kelompok model sistem
perilaku ini, maka kajian makalah dibatasi berdasarkan acuan pengkategorian oleh
Joyce & Weil dalam bukunya: Models of Teaching.4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Kelompok Model Sistem Perilaku


Kelompok model sistem perilaku mementingkan penciptaan sistem lingkungan
belajar yang memungkinkan manipulasi penguatan tingkah laku (reinforcement) secara
efektif sehingga terbentuk pola tingkah laku yang dikehendaki. Semua model dalam
kelompok ini memiliki dasar teoritis yang sama, yang merujuk pada teori behavioral
yang menekankan pada upaya untuk merubah perilaku yang tampak dari para peserta

4
Joyce, Bruce & Weil, Marsha. 2003. Models of Teaching. 5th Edition. New York: Prentice Hall

Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum


Halaman 2
Kelompok Model Pembelajaran
Sistem Perilaku

didik, atau dengan kata lain model ini memusatkan perhatian pada perilaku yang
terobservasi dengan memanfaatkan metode serta tugas yang diberikan untuk
menunjukkan ketercapaian tujuan pembelajaran.

1. Sejarah
Model pembelajarn perilaku dan instruksi diilhami dari eksperimen klasik
classical conditioning yang dilakukan oleh Pavlov (1927), kajian Thorndike (1911,
1913) mengenai law of effect dalam pembelajaran. Demikian juga teori-teori B.F.
Skinner tentang operant confitioning. Pada penerapannya, beberapa tipe
pembelajar tertentu dapat mencapai kesuksesan akademik dengan menggunakan
model ini.
Selama 35 tahun terakhir, sejumlah penelitian membuktikan bahwa perilaku
seseorang sebagai konsekuensi dari hasil belajar dapat dimanipulasi dengan
menggunakan seperangkat instruksi pembelajaran atau dengan menerapkan model
serta metode tertentu yang mengacu pada teori-teori tersebut di atas.

2. Prinsip-Prinsip Model Sistem Perilaku


Beberapa prinsip acuan pada penerapan model sistem perilaku ini antara lain:
a) Perilaku adalah hal yang dapat diamati dan diidentifikasi.
Penerapan dalam pembelajaran adalah dengan mengidentifikasi karakteristik
peserta didik, materi dan lingkungan belajar serta ketercapaian kompetensi
yang diharapkan. Jika peserta didik dikenai stimulus dengan strategi dan
waktu yang tepat, maka respon akan mengarah pada tercapainya tujuan
pembelajaran.
b) Perilaku yang tidak sesuai (maladaptive behaviour) didapatkan, bukan
diprogram.
Penerapan dalam pembelajaran adalah dengan fokus pada ketercapaian hasil
belajar dan menggunakan berbagai strategi untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara lebih efektif. Jika penerapan strategi dalam program
pembelajaran diterapkan, maka perubahan perilaku/kompetensi yang
diharapkan akan tercapai.
c) Tujuan perilaku sebaiknya bersifat spesifik dan individual.
Untuk mendapatkan respon sesuai tujuan pembelajaran, maka stimulus yang
diberikan sebaiknya bersifat spesifik. Setiap peserta didik memiliki
karakteristik dan gaya belajar masing-masing, sehingga strategi pembelajaran
yang digunakan seharusnya juga bersifat demikian.

Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum


Halaman 3
Kelompok Model Pembelajaran
Sistem Perilaku

Dewasa ini, pelajaran jarak jauh dan online biasanya dirancang untuk dapat
mendorong peserta didik belajar dengan kecepatannya sendiri dalam
menguasai materi.
d) Teori perilaku fokus pada hal-hal yang ada di sini dan saat ini.
Penerapannya dalam proses pembelajaran adalah dengan menciptakan kondisi
dan strategi yang dapat mengoptimalkan serta membantu peserta didik
mengatasi masalah belajar saat ini. Masalah belajar yang semakin sulit
sebenarnya hanya membutuhkan upaya-upaya kecil untuk mengatasinya.

3. Petunjuk untuk Melaksanakan Pembelajaran dengan Model Sistem


Perilaku
Beberapa hal yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran dengan model
sistem perilaku ini adalah:
a) Aturan Kelas.
Menerapkan aturan yang jelas di kelas serta memberikan penguatan
(reinforcement) dan pola bimbingan yang terarah, jauh lebih efektif
dibandingkan dengan memberikan sanksi atau hukuman untuk kesalahan.
b) Respon bagi Peserta Didik yang Enggan Mengikuti Instruksi.
Penguatan positif lebih ditekankan daripada hukuman. Untuk kejadian
demikian, maka beri penguatan berupa pujian pada peserta didik yang
mengerjakan tugas, untuk memotivasi agar yang lain ikut aktif dalam
pembelajaran.
c) Pembelajaran Mandiri
Masing-masing peserta didik memiliki karakteristik dan gaya belajar yang
berbeda. Untuk itu, sebaiknya peserta didik tidak dibatasi dalam pemanfaatan
sumber belajar.
d) Peserta didik Bermasalah
Bagi peserta didik bermasalah, memarahi dan memberikan hukuman tidak
akan menyelesaikan masalah. Untuk itu, guru harus berperan sebagai teman
dan motivator yang baik dalam pembelajaran.
e) Motivasi
Pemberian umpan balik terhadap hasil pembelajaran berupa umpan balik serta
kesempatan menilai diri sendiri (self assessmen) akan memotivasi peserta
didik untuk semakin meningkatkan kinerja dalam pembelajaran.

4. Unsur-Unsur Model Pembelajaran

Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum


Halaman 4
Kelompok Model Pembelajaran
Sistem Perilaku

Keempat rumpun model pembelajaran yang telah dikemukakan di atas,


menurut Joyce dan Weil5 memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
(1) Sintaks (Syntax), yaitu urutan langkah pengajaran yang menunjuk pada
fase-fase/tahapan yang harus dilakukan oleh guru bila menggunakan
model
pembelajaran tertentu.
(2) Prinsip Reaksi (Principles of Reaction), berkaitan dengan pola kegiatan
yang menggambarkan bagaimana seharusnya guru melihat dan
memperlakukan para peserta didik, termasuk bagaimana seharusnya guru
memberikan respon terhadap peserta didik. Prinsip ini memberi petunjuk
bagaimana seharusnya guru menggunakan aturan permainan yang berlaku
pada setiap model.
(3) Sistem Sosial (The Social System) adalah pola hubungan guru dengan
peserta didik pada saat terjadinya proses pembelajaran, dengan kata lain
situasi atau suasana serta norma yang berlaku dalam penerapan model
pembelajaran tersebut.
(4) Penerapan (Implementation) yaitu bentuk aplikasi model dalam kegiatan
pembelajaran.
(5) Dampak Instruksional (Instructional Effect) dan Dampak Pengasuhan
(Nurturant Effects). Dampak instruksional adalah hasil belajar yang
dicapai atau yang berkaitan langsung dengan materi pembelajaran,
sementara dampak pengiring adalah hasil belajar samapingan (iringan)
yang dicapai sebagai akibat dari penggunaan model pembelajaran tertentu.

B. Karakteristik Model Mastery Learning and Programmed Instruction


Model Pembelajaran Tuntas dan Instruksi Terprogram (Mastery Learning and
Programmed Instruction) menekankan pada penguasaan kompetensi secara tuntas
dengan rumusan tujuan pembelajaran yang telah dijabarkan secara rinci. Model ini
dikembangkan oleh John B. Carrol dan Benjamin Bloom.
Karakteristik model Pembelajaran Tuntas dan Instruksi Terprogram, antara lain:
a) Tujuan pembelajatan direncanakan dan dirinci dengan jelas;
b) Materi pembelajaran dibagi-bagi menjadi pokok-pokok bahasan yang
setiap unitnya memiliki tujuan yang jelas;
c) Strategi pembelajaran ditetapkan berdasarkan hasil identifikasi
terhadap materi pembelajaran;
5
Joyce, Bruce. Weil, Marsha & Calhoun, Emely. 2016. Models of Teaching. Terjemahan Edisi ke-9.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum


Halaman 5
Kelompok Model Pembelajaran
Sistem Perilaku

d) Masing-masing unit disertai dengan tes formatif serta umpan balik dan
motivasi untuk penguatan;
e) Data hasil evaluasi digunakan untuk perbaikan kinerja pembelajaran
selanjutnya.
1. Sintaks
Tahapan pembelajaran meliputi:
(1) Peserta didik disediakan waktu/jadwal yang berbeda untuk berlatih/praktik dan
menjadi terampil dengan instruksi tertentu dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya;
(2) Peserta didik diberi metode-metode khusus untuk dapat belajar sesuai gaya
belajar dan kecepatannya masing-masing;
(3) Ketika belajar secara mandiri, peserta didik dapat dibantu tutorial, namun
untuk peserta didik sekolah dasar, dapat belajar dengan bantuan instrksi guru
seminimal mungkin;
(4) Untuk dapat menguasai kompetensi baru, seorang peserta didik harus
menguasai kompetensi sebelumnya/kompetensi prasyaratnya;
(5) Peserta didik diberi evaluasi;
(6) Pembelajaran sebaiknya dilakukan dalam format individu atau kelompok kecil
untuk hasil yang efektif;
(7) Setiap peserta didik diberi bertanggungjawab untuk merencanakan dan
mengelola penguasaan kompetensinya sesuai dengan karakteristiknya;
(8) Pembelajaran dapat lebih optimal ketika siswa diberi kesempatan untuk saling
menjadi tutor bagi teman yang lain.

2. Prinsip Reaksi
Guru perlu selalu mendampingi dan mengarahkan peserta didik serta memberi
motivasi dalam penyelesaian serta memastikan bahwa peserta didik dapat
mencapai tujuan pembelajaran.

3. Sistem Sosial
Kecenderungannya adalah peserta didik belajar secara individual. Namun,
penting bagi peserta didik untuk memahami bahwa karakteristik setiap individu
berbeda, sehingga untuk bisa efektif dalam menguasai kompetensi diperlukan
strategi yang berbeda pula.

4. Penerapan
Model ini diterapkan pada hampir semua bidang studi untuk penguasaan
ketrampilan akademik dan relevan untuk semua bentuk pengetahuan.

5. Efek Instruksional dan Efek Pengasuhan

Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum


Halaman 6
Kelompok Model Pembelajaran
Sistem Perilaku

Dapat dilihat pada bagan berikut:

INSTRUKSIONAL
Konten Ketrampilan
akademik di semua bidang

Mastery
Kemampuan mengajar sendiri Learning

Konsep percaya diri


positif

C. Karakteristik Model Explicit Instruction


PENGASUHAN
Explicit instruction adalah tahapan sistematis mengajar dengan penekanan berupa
tindakan dalamGambar 1. Efek Instruksional
langkah-langkah dan Efek
kecil, untuk Pengasuhan
memeriksa pemahaman dan partisipasi
Model Mastery Learning and Programmed Instruction
aktif peserta didik. Pada model explicit instruction, pembelajaran menekankan pada
penerapan strategi untuk dapat memahami materi melalui kegiatan membaca dan
menulis.
Model ini berawal dari kebutuhan yang sangat penting terhadap literasi. Kurangnya
kemampuan pemahaman dalam kompetensi membaca dan menulis serta melek huruf
melandasi pengembangan model explicit instruction yang dipelopori oleh P. David
Pearson & Margaret Gallagher, Ruth Garner, Gerald Duffy, Laura Roehler, dan
lainnya.6
Karakteristik model explicit instruction terletak pada pengintegrasian kemampuan
pemahaman/pengetahuan dengan ketrampilan, antara lain:
a) Mengidentifikasi strategi yang digunakan oleh pembaca
berkemampuan tinggi;
b) Mengatur instruksi untuk membuat model strategi bagi peserta didik
berdasarkan hasil identifikasi;
c) Meminta peserta didik untuk mempraktikannya secara sadar ketika
mereka membaca;

6
Overview dari Buku: Models of Teaching . 9th Edition: Original Version dalam
https://catalogue.pearsoned.co.uk/assets/hip/gb/hip_gb_pearsonhighered/samplechapter/0133749304.pf
diakses tanggal 22 Maret 2017

Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum


Halaman 7
Kelompok Model Pembelajaran
Sistem Perilaku

d) Mempelajari manfaat dan keefektifan strategi tersebut, untuk kemudian


dikembangkan pada tahapan berikutnya;
e) Membantu peserta didik menilai pemahaman bacaannya dan sejauh
mana mereka mengalami kemajuan.
1. Sintaks
Tahapan pembelajaran meliputi:
(1) Guru membaca untuk peserta didik;
(2) Secara periodik berhenti sebentar untuk menjelaskan kepada peserta didik
strategi yang digunakan untuk memahami bacaan atau bahkan kata yang tidak
familiar;
(3) Peserta didik membaca dengan mempraktikan ketrampilan yang diminta sesuai
bacaan;
(4) Peserta didik melakukan self assesmen mengenai ketercapaian pemahaman.

2. Prinsip Reaksi
Penerapan strategi oleh peserta didik, secara langsung diikuti dengan
menentukan instruksi selanjutnya berdasarkan capaian yang ditunjukkan oleh
peserta didik.

3. Sistem Sosial
Guru mengarahkan pembelajaran dan memberikan latihan, tetapi pada
praktiknya siswa dilibatkan dalam memahami serta mempraktikkan secara
langsung instruksi yang diterimanya.

4. Penerapan
Model ini pada umumnya diterapkan pada peserta didik level usia dini yang
membutuhkan kompetensi pemahaman bacaan. Dan media pendukung utama yang
dibutuhkan adalah ketersediaan buku berkualitas, serta media pendukung lainnya
berupa akses internet, papan tulis interaktif dan sejenisnya.

5. Efek Instruksional dan Efek Pengasuhan


Dapat dilihat pada bagan berikut:
INSTRUKSIONAL
Informasi Strategi pemahaman

Mengajarkan
Pemahaman
Penulis dan buku baru yang Jelas

Mendorong untuk
memahami

PENGASUHAN
Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum
Halaman 8
Gambar 2. Efek Instruksional dan Efek Pengasuhan
Model Explicit Instruction
Kelompok Model Pembelajaran
Sistem Perilaku

D. Karakteristik Model Direct Instruction


Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang menekankan pada
penguasaan konsep maupun perubahan perilaku dengan menggunakan pendekatan
deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Strategi penyampaian materi secara langsung dari guru kepada peserta
didik;
b) Pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu;
c) Materi pembelajaran yang telah terstuktur;
d) lingkungan belajar yang telah terstruktur;
e) Distruktur oleh guru. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan
dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang
sesuai, misalnya film, tape recorder, gambar, peragaan, dan
sebaganya.
Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan prosedural (yaitu
pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan deklaratif,
(yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau
generalisasi).
1. Sintaks
Langkah-langkah atau sintak Pembelajaran langsung menurut Joyce & Weil
(1972) terdiri dari lima tahap-tahap, yang meliputi:
(1) Orientasi
Dalam tahap ini, guru mulai membangun/membuat kerangka kerja
pelajaran. Guru menyampaikan harapan dan keinginannya, menjelaskan tugas-
tugas yang ada dalam pembelajaran, dan menentukan tanggung jawab siswa.
Terdapat 3 langkah yang menjadi syarat untuk dapat mencapai tujuan ini,
yakni:

1) Guru memaparkan maksud dari pelajaran dan tingkat-tingkat


performa dalam praktek.

Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum


Halaman 9
Kelompok Model Pembelajaran
Sistem Perilaku

2) Guru menggambarkan isi pelajaran dan hubungannya dengan


pengalaman sebelumnya.

3) Guru mendiskusikan prosedur-prosedur pembelajaran.

(2) Presentasi
Dalam tahap ini, guru menjelaskan konsep atau skill baru dan memberikan
pemeragaan serta contoh. Jika materi yang ada merupakan konsep yang baru,
maka guru harus mendiskusikan karakteristik-karakteristik dari konsep,
aturan-aturan pendefinisian, dan beberapa contoh. Jika materinya merupakan
skill baru, maka guru harus menyampaikan langkah-langkah untuk memiliki
skill tersebut dengan menyajikan contoh di setiap langkah. Guru hendaknya
mentransfer informasi materi atau skill yang baru, baik secara lisan maupun
visual, sehingga siswa akan dapat memiliki dan mempelajari representasi
visual sebagai referensi di awal pembelajaran. Selain itu, guru juga menguji
siswa dalam penguasaan informasi materi atau skill sebelum beralih ke tahap
selanjutnya.
(3) Praktek yang terstruktur
Dalam tahap ini, guru menuntun siswa melalui contoh-contoh praktek dan
langkah-langkah didalamnya. Biasanya, siswa menjalankan praktek dalam
sebuah kelompok, kemudian menawarkan diri untuk menulis jawaban. Cara
yang paling efektif yaitu dengan menyajikan contoh praktek secara transparan
dan terbuka, sehingga semua siswa bisa melihat bagaimana tahap-tahap
praktek dilalui. Peran guru disini, yaitu memberikan respon balik terhadap
respon siswa, baik untuk menguatkan respon yang sudah tepat maupun
memperbaiki kesalahan dan mengarahkan siswa pada performa praktek yang
tepat.
(4) Praktek di bawah bimbingan guru
Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan praktek dengan kemampuan sendiri. Praktek dibawah bimbingan
dapat memudahkan guru dalam mempersiapkan untuk mengembangkan
kemamuan siswa dan menampilkan tugas pembelajaran. Hal ini biasa
dilakukan dengan meminimalisir jumlah dan ragam kesalahan yang dilakukan

Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum


Halaman 10
Kelompok Model Pembelajaran
Sistem Perilaku

siswa. Peran guru dalam tahap ini yaitu mengontrol kerja siswa dan
memberikan respon balik yang bersifat korektif ketika diperlukan.
(5) Praktek mandiri
Dalam tahap ini, siswa melakukan praktek dengan caranya sendiri tanpa
bantuan dan respon balik dari guru. Adapun tahap ini dilakukan ketika siswa
telah mencapai level akurasi 85% sampai 90% dalam praktek dibawah
bimbingan. Tujuan dari praktek mandiri adalah memberikan materi baru untuk
memastikan dan menguji pemahaman siswa terhadap praktek-praktek
sebelumnya. Praktek mandiri ini harus ditinjau sesegera mungkin setelah
siswa menyelesaikan semua proses. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan
dam mengetahui level akurasi siswa (stabil atau tidak), serta memberikan
respon balik yang bersifat korektif di akhir praktek kepada siswa yang
membutuhkan. Aktivitas praktek mandiri bisa dilakukan dengan waktu yang
singkat namun dalam satu waktu.

2. Prinsip Reaksi
Dalam model ini, reaksi sangat terkait dengan kemajuan. Dorongan dan
motivasi terus menerus diperlukan, namun sejalan dengan umpan balik yang
diberikan terhadap ketercapaian hasil belajar.

3. Sistem Sosial
Sistem sosial dalam model ini benar-benar terstruktur. Guru berfungsi sebagai
sumber informasi utama dan peserta didik harus mengikuti tahapan-tahapan yang
telah dirancang oleh guru.

4. Penerapan
Pada umumnya model ini diterapkan pada pembelajaran materi utama yang
meliputi ketrampilan dasar dalam kurikulum, misalnya pada kompetensi mata
pelajaran bahasa dan matematika.
Pelaksanaan pembelajaran melalui kelompok-kelompok kecil, maupun tatap
muka dengan instruksi langsung dari guru.

5. Efek Instruksional dan Efek Pengasuhan


Dapat dilihat pada bagan berikut:

Motivasi
INSTRUKSIONAL
Ketuntasan materi akademik dan ketrampilan

Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum


Halaman 11
Kelompok Model Pembelajaran
Sistem Perilaku

Kemampuan mengukur dengan langkah diri

Model
Instruksional
Langsung

Harga diri

Harga
PENGASUHAN

Gambar 3. Efek Instruksional dan Efek Pengasuhan


Model Direct Instruction

E. Karakteristik Model Simulasi


Simulasi pada hakikatnya didasarkan pada prinsip sibernetik yang dihubungkan
dengan komputer. Fokus utama dalam teori ini adalah munculnya kesamaan antara
mekanisme kontrol timbal balik dari sistem elektronik dengan konsep kerja
lingkungan manusia.
Ada banyak bentuk simulasi yang berasal dari berbagai situasi riil dunia nyata,
seperti permainan, kompetisi, kerjasama, dan beberapa hal yang dilakukan secara
perseorangan dengan perspektif diri masing-masing. Kompetisi sangatlah penting
dalam simulasi kegiatan ekonomi berskala besar. Permainan Monopoli misalnya, bisa
mensimulasi aktivitas spekulator dalam bisnis dan menggabungkan dengan
pentingnya analisa bisnis dalam kehidupan nyata.
Dalam model simulasi, pembelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga siswa
secara mudah dan cepat menguasai kompetensi tertentu dengan menghadirkan tiruan
dari situasi yang sesungguhnya di dunia nyata.

Model pembelajaran simulasi bertujuan untuk:

 melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi


kehidupan sehari-hari,
 memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip,
 melatih memecahkan masalah,
 meningkatkan keaktifan belajar,
 memberikan motivasi belajar kepada siswa,
 melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok,
 menumbuhkan daya kreatif siswa, dan

Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum


Halaman 12
Kelompok Model Pembelajaran
Sistem Perilaku

 melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.

1. Sintaks
Terdapat 4 (empat) langkah pembelajaran dalam sintaks model simulasi, yang
meliputi:
(1) Orientasi
 Guru menyajikan topik mengenai simulasi dan konsep yang akan dipakai
dalam aktivitas simulasi;
 Guru menjelaskan simulasi dan permainan;
 Guru menjelaskan konsep simulasi yang digunakan.
(2) Pelatihan bagi Peserta
 Guru membuat skenario (aturan, peran dan prosedur, skor, tipe keputusan
yang dipilih dan tujuan);
 Guru membagi tugas kepada peserta didik;
 Peserta didik melaksanakan uji coba singkat.
(3) Pelaksanaan Simulasi
 Guru memimpin aktivitas permainan dan administrasi permainan;
 Peserta didik mendapatkan umpan balik dan evaluasi (mengenai
penampilan dan pengaruh keputusan);
 Guru menjelaskan kesalahan konsepsi;
 Peserta didik melanjutkan simulasi.

(4) Kesimpulan dan Umpan Balik


 Guru menyimpulkan kejadian dan persepsi;
 Peserta didik menyimpulkan kesulitan dan pandangannya;
 Guru dan peserta didik menganalisa proses;
 Guru dan peserta didik membandingkan aktivitas simulasi dan dunia
nyata;
 Peserta didik menghubungkan aktivitas simulasi dengan materi
pembelajaran;
 Guru menilai dan kembali merancang simulasi.

2. Prinsip Reaksi
Peran guru adalah sebagai fasilitator. Selama proses simulasi, guru harus
menunjukkan sikap yang tidak evaluatif namun tetap suportif. Guru bertugas
menyajikan, memfasilitasi pemahaman serta menyajikan penafsiran tentang aturan
simulasi.

3. Sistem Sosial
Proses interaksi yang terjadi dalam model simulasi adalah lingkungan
pembelajaran kooperatif . Keberhasilan model simulasi sangat ditentukan oleh
partisipasi aktif peserta didik serta kemauan untuk bekerjasama.

Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum


Halaman 13
Kelompok Model Pembelajaran
Sistem Perilaku

4. Penerapan
Model simulation dapat diterapkan pada pembelajaran yang membutuhkan atau
berkaitan dengan: (1) kompetisi, (2) kerjasama, (3) empati, (4) sistem sosial, (5)
konsep, (6) ketrampilan, (7) pembuktian, (8) bidang hukum, (9) aturan pengganti,
dan (10) kemampuan untuk berfikir kritis (menggunakan berbagai alternatif
strategi untuk pemecahan masalah dan pembuatan keputusan)

5. Efek Instruksional dan Efek Pengasuhan


Dapat dilihat pada bagan berikut:

INSTRUKSIONAL
Kemampuan berfikir Kemampuan memecahkan masalah
kritis

Mengajarkan
Pemahaman yang
Jelas

Educational outcomes

Harga
PENGASUHAN

Gambar 4. Efek Instruksional dan Efek Pengasuhan


Model Simulasi

BAB 3

Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum


Halaman 14
Kelompok Model Pembelajaran
Sistem Perilaku

KESIMPULAN

Dalam pengembangan kurikulum, minimal ada 4 (empat) teori pendidikan

Kelompok model pembelajaran sistem perilaku ini didasarkan pada suatu


pengetahuan yang mengacu pada teori perilaku, teori belajar, teori belajar sosial,
modifikasi perilaku, atau perilaku terapi. Model-model pembelajaran rumpun ini
mementingkan penciptaan lingkungan belajar yang memungkinkan manipulasi penguatan
perilaku secara efektif sehingga terbentuk pola perilaku yang dikehendaki. Adapun jenis-
jenis model pembelajaran sistem perilaku antara lain:

1. Model Pembelajaran Tuntas dan Instruksi Terprogram (Mastery Learning


and Programmed Instruction)
2. Model Instruksi yang Jelas (Explicit Instruction)
3. Model Instruksi Langsung (Direct Instruction)
4. Model Simulasi (Learning from Simulation)

DAFTAR PUSTAKA

Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum


Halaman 15
Kelompok Model Pembelajaran
Sistem Perilaku

Ansyar, Mohammad. 2015. Kurikulum: Hakikat, Fondasi dan Pengembangan. Jakarta:


Kencana Prenamedia Grup
Joyce, Bruce. Weil, Marsha & Calhoun, Emely. 2016. Models of Teaching. Terjemahan
Edisi ke-9. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Joyce, Bruce & Weil, Marsha. 2003. Models of Teaching. 5th Edition. New York: Prentice
Hall
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Pengembangan Kurikulum- Teori dan Praktik.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Erlangga
https://catalogue.pearsoned.co.uk/assets/hip/gb/hip_gb_pearsonhighered/samplechapter/01
33749304.pf diakses tanggal 22 Maret 2017

Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum


Halaman 16

You might also like