Professional Documents
Culture Documents
SISTEM PERILAKU
(THE BEHAVIOURAL SYSTEMS FAMILY)
Oleh :
Siti Any Maya Shulhah NIM. 16707251026
Nussree Areeyoo NIM. 16707259001
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun bukan semata untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Kurikulum, namun lebih pada upaya untuk menggali pemahaman lebih
dalam mengenai prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam mendesain pesan untuk
pembelajaran.
Makalah ini telah disusun dengan secermat mungkin, namun jika terdapat kesalahan
dalam penulisan maupun konten materi mohon koreksi ke arah perbaikan makalah.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap langkah kita dalam studi.
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
Kelompok Model Pembelajaran
Sistem Perilaku
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................. 3
D. Batasan Masalah............................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 4
A. Asumsi dan Prinsip dalam Desain Pembelajaran........................... 4
B. Pengertian dan Prinsip Desain Pesan Pembelajaran....................... 9
C. Keterkaitan antara Desain Pesan Pembelajaran
dalam Desain Pembelajaran........................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 18
iii
Kelompok Model Pembelajaran
Sistem Perilaku
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Kajian dalam makalah ini akan menjawab pertanyaan:
1. Bagaimanakah karakteristik kelompok model sistem perilaku?
2. Bagaimanakah karakteristik model Mastery Learning and Programmed
Instruction?
3. Bagaimanakah karakteristik model Explicit Instruction?
4. Bagaimanakah karakteristik model Direct Instruction?
5. Bagaimanakah karakteristik model Learning for Simulation?
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai
pengertian, prinsip dan karakteristik model-model pembelajaran yang termasuk dalam
kategori kelompok model sistem perilaku (the behavioural systems family)
D. Batasan Masalah
Terkait luasnya cakupan pembahasan mengenai kelompok model sistem
perilaku ini, maka kajian makalah dibatasi berdasarkan acuan pengkategorian oleh
Joyce & Weil dalam bukunya: Models of Teaching.4
BAB II
PEMBAHASAN
4
Joyce, Bruce & Weil, Marsha. 2003. Models of Teaching. 5th Edition. New York: Prentice Hall
didik, atau dengan kata lain model ini memusatkan perhatian pada perilaku yang
terobservasi dengan memanfaatkan metode serta tugas yang diberikan untuk
menunjukkan ketercapaian tujuan pembelajaran.
1. Sejarah
Model pembelajarn perilaku dan instruksi diilhami dari eksperimen klasik
classical conditioning yang dilakukan oleh Pavlov (1927), kajian Thorndike (1911,
1913) mengenai law of effect dalam pembelajaran. Demikian juga teori-teori B.F.
Skinner tentang operant confitioning. Pada penerapannya, beberapa tipe
pembelajar tertentu dapat mencapai kesuksesan akademik dengan menggunakan
model ini.
Selama 35 tahun terakhir, sejumlah penelitian membuktikan bahwa perilaku
seseorang sebagai konsekuensi dari hasil belajar dapat dimanipulasi dengan
menggunakan seperangkat instruksi pembelajaran atau dengan menerapkan model
serta metode tertentu yang mengacu pada teori-teori tersebut di atas.
Dewasa ini, pelajaran jarak jauh dan online biasanya dirancang untuk dapat
mendorong peserta didik belajar dengan kecepatannya sendiri dalam
menguasai materi.
d) Teori perilaku fokus pada hal-hal yang ada di sini dan saat ini.
Penerapannya dalam proses pembelajaran adalah dengan menciptakan kondisi
dan strategi yang dapat mengoptimalkan serta membantu peserta didik
mengatasi masalah belajar saat ini. Masalah belajar yang semakin sulit
sebenarnya hanya membutuhkan upaya-upaya kecil untuk mengatasinya.
d) Masing-masing unit disertai dengan tes formatif serta umpan balik dan
motivasi untuk penguatan;
e) Data hasil evaluasi digunakan untuk perbaikan kinerja pembelajaran
selanjutnya.
1. Sintaks
Tahapan pembelajaran meliputi:
(1) Peserta didik disediakan waktu/jadwal yang berbeda untuk berlatih/praktik dan
menjadi terampil dengan instruksi tertentu dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya;
(2) Peserta didik diberi metode-metode khusus untuk dapat belajar sesuai gaya
belajar dan kecepatannya masing-masing;
(3) Ketika belajar secara mandiri, peserta didik dapat dibantu tutorial, namun
untuk peserta didik sekolah dasar, dapat belajar dengan bantuan instrksi guru
seminimal mungkin;
(4) Untuk dapat menguasai kompetensi baru, seorang peserta didik harus
menguasai kompetensi sebelumnya/kompetensi prasyaratnya;
(5) Peserta didik diberi evaluasi;
(6) Pembelajaran sebaiknya dilakukan dalam format individu atau kelompok kecil
untuk hasil yang efektif;
(7) Setiap peserta didik diberi bertanggungjawab untuk merencanakan dan
mengelola penguasaan kompetensinya sesuai dengan karakteristiknya;
(8) Pembelajaran dapat lebih optimal ketika siswa diberi kesempatan untuk saling
menjadi tutor bagi teman yang lain.
2. Prinsip Reaksi
Guru perlu selalu mendampingi dan mengarahkan peserta didik serta memberi
motivasi dalam penyelesaian serta memastikan bahwa peserta didik dapat
mencapai tujuan pembelajaran.
3. Sistem Sosial
Kecenderungannya adalah peserta didik belajar secara individual. Namun,
penting bagi peserta didik untuk memahami bahwa karakteristik setiap individu
berbeda, sehingga untuk bisa efektif dalam menguasai kompetensi diperlukan
strategi yang berbeda pula.
4. Penerapan
Model ini diterapkan pada hampir semua bidang studi untuk penguasaan
ketrampilan akademik dan relevan untuk semua bentuk pengetahuan.
INSTRUKSIONAL
Konten Ketrampilan
akademik di semua bidang
Mastery
Kemampuan mengajar sendiri Learning
6
Overview dari Buku: Models of Teaching . 9th Edition: Original Version dalam
https://catalogue.pearsoned.co.uk/assets/hip/gb/hip_gb_pearsonhighered/samplechapter/0133749304.pf
diakses tanggal 22 Maret 2017
2. Prinsip Reaksi
Penerapan strategi oleh peserta didik, secara langsung diikuti dengan
menentukan instruksi selanjutnya berdasarkan capaian yang ditunjukkan oleh
peserta didik.
3. Sistem Sosial
Guru mengarahkan pembelajaran dan memberikan latihan, tetapi pada
praktiknya siswa dilibatkan dalam memahami serta mempraktikkan secara
langsung instruksi yang diterimanya.
4. Penerapan
Model ini pada umumnya diterapkan pada peserta didik level usia dini yang
membutuhkan kompetensi pemahaman bacaan. Dan media pendukung utama yang
dibutuhkan adalah ketersediaan buku berkualitas, serta media pendukung lainnya
berupa akses internet, papan tulis interaktif dan sejenisnya.
Mengajarkan
Pemahaman
Penulis dan buku baru yang Jelas
Mendorong untuk
memahami
PENGASUHAN
Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum
Halaman 8
Gambar 2. Efek Instruksional dan Efek Pengasuhan
Model Explicit Instruction
Kelompok Model Pembelajaran
Sistem Perilaku
(2) Presentasi
Dalam tahap ini, guru menjelaskan konsep atau skill baru dan memberikan
pemeragaan serta contoh. Jika materi yang ada merupakan konsep yang baru,
maka guru harus mendiskusikan karakteristik-karakteristik dari konsep,
aturan-aturan pendefinisian, dan beberapa contoh. Jika materinya merupakan
skill baru, maka guru harus menyampaikan langkah-langkah untuk memiliki
skill tersebut dengan menyajikan contoh di setiap langkah. Guru hendaknya
mentransfer informasi materi atau skill yang baru, baik secara lisan maupun
visual, sehingga siswa akan dapat memiliki dan mempelajari representasi
visual sebagai referensi di awal pembelajaran. Selain itu, guru juga menguji
siswa dalam penguasaan informasi materi atau skill sebelum beralih ke tahap
selanjutnya.
(3) Praktek yang terstruktur
Dalam tahap ini, guru menuntun siswa melalui contoh-contoh praktek dan
langkah-langkah didalamnya. Biasanya, siswa menjalankan praktek dalam
sebuah kelompok, kemudian menawarkan diri untuk menulis jawaban. Cara
yang paling efektif yaitu dengan menyajikan contoh praktek secara transparan
dan terbuka, sehingga semua siswa bisa melihat bagaimana tahap-tahap
praktek dilalui. Peran guru disini, yaitu memberikan respon balik terhadap
respon siswa, baik untuk menguatkan respon yang sudah tepat maupun
memperbaiki kesalahan dan mengarahkan siswa pada performa praktek yang
tepat.
(4) Praktek di bawah bimbingan guru
Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan praktek dengan kemampuan sendiri. Praktek dibawah bimbingan
dapat memudahkan guru dalam mempersiapkan untuk mengembangkan
kemamuan siswa dan menampilkan tugas pembelajaran. Hal ini biasa
dilakukan dengan meminimalisir jumlah dan ragam kesalahan yang dilakukan
siswa. Peran guru dalam tahap ini yaitu mengontrol kerja siswa dan
memberikan respon balik yang bersifat korektif ketika diperlukan.
(5) Praktek mandiri
Dalam tahap ini, siswa melakukan praktek dengan caranya sendiri tanpa
bantuan dan respon balik dari guru. Adapun tahap ini dilakukan ketika siswa
telah mencapai level akurasi 85% sampai 90% dalam praktek dibawah
bimbingan. Tujuan dari praktek mandiri adalah memberikan materi baru untuk
memastikan dan menguji pemahaman siswa terhadap praktek-praktek
sebelumnya. Praktek mandiri ini harus ditinjau sesegera mungkin setelah
siswa menyelesaikan semua proses. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan
dam mengetahui level akurasi siswa (stabil atau tidak), serta memberikan
respon balik yang bersifat korektif di akhir praktek kepada siswa yang
membutuhkan. Aktivitas praktek mandiri bisa dilakukan dengan waktu yang
singkat namun dalam satu waktu.
2. Prinsip Reaksi
Dalam model ini, reaksi sangat terkait dengan kemajuan. Dorongan dan
motivasi terus menerus diperlukan, namun sejalan dengan umpan balik yang
diberikan terhadap ketercapaian hasil belajar.
3. Sistem Sosial
Sistem sosial dalam model ini benar-benar terstruktur. Guru berfungsi sebagai
sumber informasi utama dan peserta didik harus mengikuti tahapan-tahapan yang
telah dirancang oleh guru.
4. Penerapan
Pada umumnya model ini diterapkan pada pembelajaran materi utama yang
meliputi ketrampilan dasar dalam kurikulum, misalnya pada kompetensi mata
pelajaran bahasa dan matematika.
Pelaksanaan pembelajaran melalui kelompok-kelompok kecil, maupun tatap
muka dengan instruksi langsung dari guru.
Motivasi
INSTRUKSIONAL
Ketuntasan materi akademik dan ketrampilan
Model
Instruksional
Langsung
Harga diri
Harga
PENGASUHAN
1. Sintaks
Terdapat 4 (empat) langkah pembelajaran dalam sintaks model simulasi, yang
meliputi:
(1) Orientasi
Guru menyajikan topik mengenai simulasi dan konsep yang akan dipakai
dalam aktivitas simulasi;
Guru menjelaskan simulasi dan permainan;
Guru menjelaskan konsep simulasi yang digunakan.
(2) Pelatihan bagi Peserta
Guru membuat skenario (aturan, peran dan prosedur, skor, tipe keputusan
yang dipilih dan tujuan);
Guru membagi tugas kepada peserta didik;
Peserta didik melaksanakan uji coba singkat.
(3) Pelaksanaan Simulasi
Guru memimpin aktivitas permainan dan administrasi permainan;
Peserta didik mendapatkan umpan balik dan evaluasi (mengenai
penampilan dan pengaruh keputusan);
Guru menjelaskan kesalahan konsepsi;
Peserta didik melanjutkan simulasi.
2. Prinsip Reaksi
Peran guru adalah sebagai fasilitator. Selama proses simulasi, guru harus
menunjukkan sikap yang tidak evaluatif namun tetap suportif. Guru bertugas
menyajikan, memfasilitasi pemahaman serta menyajikan penafsiran tentang aturan
simulasi.
3. Sistem Sosial
Proses interaksi yang terjadi dalam model simulasi adalah lingkungan
pembelajaran kooperatif . Keberhasilan model simulasi sangat ditentukan oleh
partisipasi aktif peserta didik serta kemauan untuk bekerjasama.
4. Penerapan
Model simulation dapat diterapkan pada pembelajaran yang membutuhkan atau
berkaitan dengan: (1) kompetisi, (2) kerjasama, (3) empati, (4) sistem sosial, (5)
konsep, (6) ketrampilan, (7) pembuktian, (8) bidang hukum, (9) aturan pengganti,
dan (10) kemampuan untuk berfikir kritis (menggunakan berbagai alternatif
strategi untuk pemecahan masalah dan pembuatan keputusan)
INSTRUKSIONAL
Kemampuan berfikir Kemampuan memecahkan masalah
kritis
Mengajarkan
Pemahaman yang
Jelas
Educational outcomes
Harga
PENGASUHAN
BAB 3
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA