Professional Documents
Culture Documents
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
Anita Dwi Pratiwi
NIM 1110017000046
Pembirnbing I Pembimbing II
Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Model Process Oriented Guided Inquiry
Learning (POGIL) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa, adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
1. Nama Dr. Kadir, M.Pd
NIP 19674812 t99402 I 001
Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
2. Nama Eva Musyrifah, S.Pd, M.Si
NIP 19820528201101 20r1
Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakart4 18 April2016
Yang Menyatakan
i
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the Process Oriented Guided Inqiry
Learning (POGIL) model on the student’s ability of mathematical problem
solving. This research was conducted at SMP Islamic Ar-Rahman grade VIII,
academic year 2015/2016. The method used in this research is quasi experimental
method with two group post test only design. The samples are 57students, they are
28 student in experimental class and 29 student in control class that chosen by
jenuh sampling technique. Collecting data using a mathematical problem solving
ability test instrument.
The result of this research showed that student’s ability of mathematical problem
solving in learning by using Process Oriented Guided Inqiry Learning (POGIL)
model is higher than student’s ability of mathematical problem solving in learning
by using Direct Instruction model. The mathematical problem solving ability
include identifying the elements that are known and ask, create mathematical
models, choose and implement a strategy, and explaining and verify the result.
The conclusion of this research is the use of Process Oriented Guided Inqiry
Learning (POGIL) model could gave an effect on the student’s ability of
mathematical problem solving ( = 0,14).
Key words: Process Oriented Guided Inqiry Learning (POGIL), Student’s Ability
of Mathematical Problem Solving.
ii
KATA PENGANTAR
ﺑﺳﻢﺍﷲﺍﻟﺭﺤﻣﻦﺍﻟﺭﺤﻳﻢ
Alhamdulillah segala puji kehadirat illahirabbi Allah SWT yang telah
memberikan segala karunia, nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat kesehatan
yang berlimpah dari dunia sampai akhirat. Shalawat dan Salam senantiasa
dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, dan
para pengikutnya sampai akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja keras, doa,
perjuangan, kesungguhan hati dan dorongan serta masukan-masukan yang positif
dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh
sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus
sebagai dosen pembimbing I yang dengan penuh keikhlasan membimbing,
memberi saran, dan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan
skripsi ini. Terlepas dari segala perbaikan dan kebaikan yang diberikan,
Semoga Ibu selalu berada dalam kemuliaanNya.
3. Bapak Abdul Mu’in, S.Si., M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Eva Musyrifah, S.Pd., M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam
membimbing penulis selama ini. Terlepas dari segala perbaikan dan kebaikan
yang diberikan, Semoga Ibu selalu berada dalam kemuliaanNya.
5. Ibu Khairunnisa, S.Pd., M.Si., Dosen Pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan, motivasi, dan semangat dalam penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
iii
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan
Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
7. Kepala SMPI Ar-Rahman, Bapak Drs. Bambang, S.Pd yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian.
8. Seluruh dewan guru SMPI Ar-Rahman, khususnya ibu Uun Chaerunisa, S.Pd
selaku guru mata pelajaran matematika, serta siswa dan siswi SMPI Ar-
Rahman, khususnya kelas VIII-A dan VIII-B.
9. Teristimewa untuk keluarga tercinta Ayahanda Suprapto, Ibunda Suparmi
yang tak henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan
memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Mbaku tersayang
Anggareni Puspita Dewi, S.Pd, Abangku Willy Septana, S.T, adiku yang
keren Anggoro Tri Prasetyo yang tak henti memberikan dukungan dan do’a,
TRIO IDUTS nya ammah yang shalih dan shalihah Naufal Adzakwan Al-
Isham, Tsabitah Qotrunnada Salsabila, Fatimah Shaqila Khoirunnisa yang
menjadi penghiburnya ammah, serta semua keluarga yang selalu mendoakan,
mendorong penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-
cita.
10. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2010,
kelas A, kelas B, dan Kelas C, Terutama Washabee yang memberikan
kenangan dan pengalaman selama mengikuti kuliah bersama.
11. Sahabatku Hidayatul Husna, Kurniati Aisah, S.Pd, Ratu Rahma Felasiva,
S.Pd, Latifah, S.Pd, Husni Amalia, S.Pd, Uly Mar’atu Zakiyah, S.Pd., yang
selalu meluangkan waktu untuk menemani dan memberikan semangat dan
bersedia untuk direpotkan dan membantu penulis dalam mengalami kesulitan
selama proses penyusunan skripsi.
12. Kakak Kelas angkatan 2009 dan adik kelas angkatan 2011 yang telah
membantu memberikan saran dan motivasi kepada penulis.
Ucapan terima kasih juga ditunjukan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat memohon dan
berdoa mudah-mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan dan
iv
doa yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah
SWT di dunia dan akhirat. Amin yaa robbal’alamin.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, kitik dan saran dari siapa saja yang membaca skripsi ini akan
penulis terima dengan hati terbuka. Penulis berharap semoga skripsi ini akan
membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca sekalian umumnya.
Penulis
Anita Dwi Pratiwi
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 8
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 8
D. Rumusan Masalah ...................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 10
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN ................... 11
A. Deskripsi Teoritik ........................................................................ 11
1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ..................... 11
a. Pengertian Matematik ................................................... 11
b. Pengertian Masalah Matematik ..................................... 13
c. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik...................................................................... 15
d. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik...................................................................... 17
2. Model Process Oriented Guded Inquiry Learning
(POGIL)................................................................................ 19
3. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)............ 28
B. Hasil Penelitian Relevan ............................................................. 30
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 31
D. Hipotesis Penelitian .................................................................... 33
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 34
B. Metode dan Desain Penelitian................................................... 34
C. Populasi dan Sampel ............................................................... 35
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 36
E. Instrumen .................................................................................. 36
1. Uji Validitas ......................................................................... 39
2. Reliabilitas ............................................................................ 41
3. Taraf Kesukaran Soal ........................................................... 42
4. Daya Pembeda Soal .............................................................. 43
F. Teknik Analisis Data ................................................................ 44
1. Uji Prasyarat Analisis ........................................................... 45
a. Uji Normalitas ................................................................ 45
b. Uji Homogenitas............................................................. 46
2. Uji Hipotesis ......................................................................... 47
G. Menentukan Proporsi Varians (Effect Size) ............................. 48
H. Hipotesis Statistik ..................................................................... 49
vii
b. Uji Normalitas Kelas Kontrol .......................................... 59
2. Uji Homogenitas ....................................................................... 60
C. Pengujian Hipotesis ....................................................................... 61
D. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 62
E. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 78
A. Kesimpulan .................................................................................... 78
B. Saran .............................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 80
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 85
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
Lampiran 22 Soal Posttest Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ....... 245
Lampiran 23 Kunci Jawaban Posttest Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik .................................................................................... 247
Lampiran 24 Hasil Posttest Kelas Eksperimen ................................................. 253
Lampiran 25 Hasil Posttest Kelas Kontrol ....................................................... 255
Lampiran 26 Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen ...................................... 257
Lampiran 27 Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol ............................................. 262
Lampiran 28 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen ........................... 267
Lampiran 29 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol ................................. 269
Lampiran 30 Perhitungan Uji Homogenitas ..................................................... 271
Lampiran 31 Perhitungan Pengujian Hipotesis Statistik................................... 273
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Cocroft, Mathematics Counts, (London: Her Majesty's Stationery Office, 1982), h.1,
(http://www.educationengland.org.uk/documents/cockcroft/cockcroft1982.html) diakses pada 30
oktober 2014 pukul 19:08.
1
2
kehidupan sehari-hari. Pada salah satu point di atas, menyebutkan bahwa matematika
memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. Hal
tersebut menunjukkan bahwa proses memecahkan masalah tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan pembelajaran matematika. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering
dihadapkan dengan berbagai masalah. Permasalahan tersebut tentu saja tidak
semuanya merupakan permasalahan matematika. Namun, matematika dapat
menjadikan seseorang berpikir lebih teliti, logis, dan kritis dalam mempertimbangkan
solusi terbaik dari permasalahan yang dihadapinya. Hal tersebut memberikan
gambaran bahwa matematika dapat membantu proses pemecahan masalah yang
dihadapi oleh seseorang.
Proses pemecahan masalah itu sendiri bukan merupakan hal yang mudah. Karena
dalam memecahkan masalah melibatkan berbagai kemampuan berpikir yang ada pada
diri kita dari tingkat rendah sampai pada tingkat tinggi. Dimana pada kemampuan
berpikir tingkat rendah mencakup hal: ingatan, pemahaman dan penerapan,
sedangkan pada kemampuan berpikir tingkat tinggi mencakup hal: analisis, sintesis,
dan evaluasi.2 Jika pemecahan masalah bukanlah hal yang mudah, maka perlu kiranya
bagi seseorang yang hidup pada abad dua puluh satu ini melatih kemampuan
pemecahan masalah, dengan begitu diharapkan seseorang dapat menemukan alternatif
maupun solusi yang tepat atas permasalahan yang dihadapi bersamaan dengan
perkembangan IPTEK yang terjadi saat ini.
Berkaitan mengenai alasan seseorang perlu belajar memecahkan masalah,
Holmes beranggapan bahwa adanya fakta bahwa orang yang mampu memecahkan
masalah akan hidup dengan produktif dalam abad dua puluh satu ini. Menurutnya,
orang yang terampil dalam memecahkan masalah akan mampu berpacu dengan
kebutuhan hidupnya, menjadi pekerja yang lebih produktif, dan memahami isu-isu
2
Nahrowi Adjie dan Maulana, Pemecahan Masalah Matematika, (Bandung: UPI PRESS, 2006),
Cet. I, h. 4.
3
3
kompleks yang berkaitan dengan masyarakat global. Oleh karena itu, kemampuan
pemecahan masalah menjadi salah satu tujuan yang ingin dicapai dari proses
pembelajaran matematika di sekolah.
Berdasarkan hasil observasi di SMP Islam Ar-Rahman Karang Tengah Kota
Tangerang diperoleh nilai rata-rata ulangan matematika tengah semester ganjil tahun
2015 pada kelas VIII sebesar 46,22. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
bidang studi matematik diketahui bahwa nilai yang diperoleh para siswa akan lebih
rendah jika soal-soal yang diberikan berupa soal pemecahan masalah.
Dari hasil wawancara tersebut diperoleh informasi lainnya bahwa sebagian besar
siswa sering kali hanya mengikuti langkah guru dalam menyelesaikan soal, sehingga
siswa hanya mampu menyelesaikan jenis soal yang telah dicontohkan oleh guru.
Untuk jenis soal yang sifatnya non rutin dan menantang para siswa sering mengalami
kesulitan ketika mengerjakannya. Ditambah lagi dengan pola pikir atau mind set
sebagian siswa yang menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit.
Berawal dari anggapan tersebut yang menjadikan salah satu faktor siswa enggan
untuk mencoba dan lebih mendalami matematika itu sendiri, sehingga kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah lemah dan nilai yang diperolehpun kurang
memuaskan.
Telah banyak penelitian yang dilakukan terkait dengan pemecahan masalah.
Salah satunya yang dilakukan oleh Sudiarta, penelitian yang dilakukan oleh Sudiarta
merupakan penelitian pengembangan selama tiga tahun dengan tujuan umum untuk
mengembangkan model dan perangkat pembelajaran matematika berorientasi
pemecahan masalah kontekstual open-ended untuk sekolah dasar. Pada tahun
pertama berhasil diperoleh data yang menggambarkan masalah mendasar yang
dihadapi siswa SD di Provinsi Bali diantaranya, yaitu:
3
Sri Wardhani, dkk., Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Di SMP,
(Yogyakarta, PPPPTK Matematika, 2010), h.7.
4
550, standar menengah 475, dan standar rendah 400. Jika Indonesia memperoleh
capaian rata-rata 386, maka Indonesia menempatkan kategori level rendah.6 Dalam
TIMSS 2011 assessment framework terbagi atas dua dimensi, yaitu dimensi konten
yang menentukan materi pelajaran dan dimensi kognitif yang menentukan proses
berpikir yang digunakan peserta didik dan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
pengetahuan (knowing), penerapan (applying), dan penalaran (reasoning).
Berdasarkan data TIMSS 2011 persentase yang dicapai peserta didik Indonesia
pada domain kognitif bagian penerapan (applying) yaitu sebesar 23%, jika
dibandingkan dengan rata-rata Internasional yang mencapai 39% tentulah perolehan
presentase Indonesia masih dibawah rata-rata.7 Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan matematik peserta didik Indonesia dalam menerapkan pengetahuan yang
telah dimilikinya pada situasi yang baru atau pada kehidupan nyata masih rendah.
Sejalan dengan pendapat Lenchner yang menyatakan bahwa pemecahan masalah
adalah proses penerapan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya kedalam
situasi yang baru yang belum dikenal.8 Berdasarkan data yang diperoleh TIMSS
tersebut menggambarkan bahwa materi yang diujikan pada standar internasional
masih belum dikuasai dengan baik oleh para siswa.
Dari beberapa permasalahan yang telah diuraikan di atas, diketahui pula dari
hasil observasi yang telah peneliti lakukan bahwa ketika proses pembelajaran guru
menyampaikan konsep-konsep terkait dengan materi yang sedang dipelajari.
Gambaran dari proses pembelajaran tersebut tentulah kurang memberi kesempatan
bagi para siswa untuk bisa mengeksplorasi kemampuan yang dimilikinya karena
siswa hanya dituntut untuk memahami dan mengetahui konsep suatu materi. Selain
itu, proses pembelajaran yang terjadi belum optimal memfasilitasi siswa untuk
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematik. Hal tersebut diketahui
6
Rosnawati, Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP Indonesia Pada TIMSS 2011,
(Yogyakarta: UNY, 2013), h. 1, (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian./Makalah-Semnas-
2013-an-R-Rosnawati-FMIPA-UNY.pdf) diakses pada 30 oktober 2014 pukul 19:15.
7
Ibid., h. 2.
8
Sri Wardani, dkk, Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Di SD,
(Jogjakarta:PPPPTK Matematika, 2010), h.15.
6
dari pemaparan guru bidang studi matematika bahwa beliau lebih sering memberikan
latihan soal berupa teori dan pemahaman konsep meski terkadang sesekali
memberikan soal yang menantang. Tentulah hal tersebut berpengaruh terhadap
kemampuan siswa jika siswa menemukan soal non rutin yang dianggapnya sulit,
siswa menjadi tidak terlatih untuk menentukan masalah dan merumuskannya,
sehingga mereka mengalami kesulitan dalam pemecahan masalah pada soal latihan
tersebut.
Seiring dengan perkembangan zaman disertai dengan perkembangan IPTEK
maka perlu kiranya ada perubahan yang lebih baik dalam dunia pendidikan terutama
dari segi keberlangsungan proses pembelajaran, diantaranya yaitu mengenai
penggunaan metode atau model pembelajaran. Meskipun banyak model pembelajan
yang dapat digunakan oleh guru ketika penyampaian materi di dalam kelas, namun
untuk memilih model pembelajaran tidak bisa sembarangan, banyak faktor yang
harus dipertimbangkan. Pemilihan model pembelajaran yang salah dapat
menghambat pencapaian tujuan pembelajaran. Maka dari itu dalam menentukan
metode atau model pembelajaran para guru harus berpedoman pada tujuan
pembelajaran. Dalam hal ini tujuan pembelajaran yang akan dicapai adalah dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik para siswa. Salah satu
alternatif untuk pencapaian tujuan tersebut adalah dengan model pembelajaran
Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL).
Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) merupakan model
pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis. Konstruktivis bersifat membangun.9
Menurut teori ini, satu prinsip penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru
tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa harus
membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya.10 Pada penerapan Process
Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) di kelas, siswa memperoleh informasi,
9
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Pendidik Dalam Implementasi
Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Geoup, 2009), Cet.I,
h.143.
10
Ibid., h. 145.
7
konsep, dan dapat membangun pemahaman melalui Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
dikerjakannya secara berkelompok. Dalam implementasi Process Oriented Guided
Inquiry Learning (POGIL) aktivitas inkuiri terbimbing membantu siswa untuk
mengembangkan pemahamannya dengan menerapkan siklus belajar (learning cycle).
Siklus belajar ini terdiri dari tiga tahap atau tiga fase, yaitu eksplorasi (exploration),
penemuan konsep atau pembentukan konsep (concept invention or concept
formation), dan aplikasi (application).11 Tahapan atau fase siklus belajar ini terletak
di jantung atau tertanam di tengah dari tahap-tahap pembelajaran Process Oriented
Guided Inquiry Learning (POGIL). Jadi tahapan atau fase pembelajaran Process
Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) yang pertama adalah orientasi
(orientation) yaitu mempersiapkan para siswa untuk belajar, dengan cara
menciptakan minat dan rasa ingin tahu terkait dengan materi yang akan dibahas.
Tahap kedua adalah ekspolorasi (exploration) yaitu pemberian serangkaian
pertanyaan yang akan memandunya pada suatu proses untuk mengeksplorasi model,
hal tersebut dilakukan para siswa dengan cara mengidentifikasi, menjawab beberapa
daftar pertanyaan, dan membuat gambar. Langkah ketiga adalah penemuan konsep
atau pembentukan konsep (concept invention or concept formation), pada tahap ini
siswa menemukan konsep yang diperoleh melalui serangkai pertanyaan yang telah
diselesaikan sebelumnya. Tahap keempat adalah aplikasi (application) pada tahap ini
siswa mengaplikasikan konsep yang telah ditemukan pada latihan yang berupa soal
pemecahan masalah. Tahap keempat adalah penutup (closure), pada tahap ini siswa
memvalidasi hasil mereka, merenungkan apa yang telah mereka pelajari, dan
melakukan penilaian kinerja terkait dengan kinerja kelompok mereka.12 Dengan
begitu diharapkan kemampuan pemecahan masalah para siswa dapat meningkat
dengan penerapan Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) di kelas.
11
Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Assesmen, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset, 2012), Cet.I, h.98.
12
David Hanson, Designing Process –Oriented Guided-Inquiry Activities, (Stony Brook University :
Pacific Creast, 2005), 2nd ed, h.381.
8
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Process
Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) Terdadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematik Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat
diidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar siswa.
2. Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa masih tergolong rendah yang
ditunjukkan dengan kemampuan siswa yang hanya mampu menyelesaikan jenis
soal rutin yang telah dicontohkan oleh guru dan masih mengalami kesulitan
dengan jenis soal yang sifatnya non rutin.
3. Terlanjur terbentuknya pola pikir atau mind set para siswa yang menganggap
bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Hal tersebut
menjadikan siswa enggan untuk lebih mendalami matematika itu sendiri,
sehingga nilai yang diperoleh kurang memuaskan.
4. Proses pembelajaran kurang memberikan kesempatan atau memfasilitasi para
siswa untuk mengeksplorasi kemampuan yang dimilikinya.
5. Proses pembelajaran yang terjadi belum optimal memfasilitasi siswa untuk
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematik.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak menimbulkan penafsiran yang
berbeda-beda, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Kemampuan pemecahan masalah yang di ukur adalah:
a. Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui dan ditanyakan
b. Membuat model matematika
c. Memilih dan menerapkan strategi
9
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka permasalahan dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang diajarkan
dengan menggunakan model Process Oriented Guided Inquiry Learning
(POGIL)?
2. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang diajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran langsung (Direct Instruction)?
3. Apakah kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang diajarkan
dengan menggunakan model Process Oriented Guided Inquiry Learning
(POGIL) lebih tinggi dari siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
langsung (Direct Instruction)?
E. Tujuan
1. Mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang diajarkan
dengan model Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL).
2. Mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran langsung (Direct Instruction).
10
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Siswa
Pembelajaran menggunakan model Process Oriented Guided Inquiry Learning
(POGIL) diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematik dan memberikan kesempatan para siswa untuk mengeksplorasi
kemampuan yang dimilikinya.
2. Guru
Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) dapat dijadikan sebagai
salah satu alternatif model pembelajaran matematika yang dapat diterapkan di
dalam kelas.
3. Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan. Selain itu,
peneliti lebih memahami mengenai model Process Oriented Guided Inquiry
Learning (POGIL) dan lebih termotivasi untuk lebih berinovasi dan kreatif dalam
pemilihan model pembelajaran ketika masuk kedalam dunia pendidikan yang
sebenarnya.
BAB II
A. Deskripsi Teoritik
Berikut akan dibahas beberapa kajian literatur terkait kemampuan pemecahan
masalah matematik dan model Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL).
1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
a. Pengertian Matematika
Matematika merupakan ilmu yang memiliki peranan penting dalam kehidupan,
karena banyak permasalahan kehidupan sehari-hari yang membutuhkan ilmu
matematika. Diantaranya adalah ketika melakukan transaksi jual beli, melakukan
kegiatan pengukuran, dan kegiatan lainnya. Selain itu, matematika merupakan ilmu
yang mendasari perkembangan teknologi modern dan merupakan dasar dari disiplin
ilmu lainnya.
Sampai saat ini belum ada definisi tunggal tentang matematika. Hal ini
dikarenakan definisi seseorang tentang matematika berbeda-beda, tergantung
kepada orang yang mendefinisikannya dan disesuaikan dengan pengalaman dan
pengetahuan masing-masing. Terbukti dengan adanya puluhan definisi matematika
yang belum mendapat kesepakatanan diantara para Matematikawan. Kesepakatan
pengertian dari matematika tersebut tidak mudah untuk disamakan persepsinya
karena banyaknya fungsi dan peranan matematika terhadap disiplin ilmu lainnya.
Berikut ini adalah pendapat para ahli mengenai pengertian atau hakekat matematika.
Istilah matematika berasal dari bahasa Latin mathematica yang mulanya
diambil dari bahasa Yunani mathematike yang berarti “relating to learning”. Kata
tersebut berakar dari kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Istilah
mathematike berkaitan dengan mathanein yang mengandung arti belajar atau
berpikir. Istilah mathematike dan mathematica kemudian diadaptasi dalam berbagai
11
12
1
Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung : JICA UPI,
2001), h. 17.
2
M.Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada), h.48.
3
Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Malang: Universitas
Negeri Malang(UM PRESS), 2005), h. 37.
4
Didi Suryadi, Membangun Budaya Baru dalam Berpikir Matematika, (Bandung: Rizqi Press,
2012), Cet. I, h. 36.
13
5
Rudi Kurniawan, “Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis”, Algoritma Jurnal
Pendidikan Matematika, Vol. 7 No. 2 Desember 2012, h. 145.
6
Herman Hudojo, op. cit., h.127.
7
Fadjar Shadiq, Kemahiran Matematika, (Yogyakarta: PPPPTK Matematika, 2009), h.4.
8
Ibid.
14
9
Nahrowi Adji dan Maulana, Pemecahan Masalah Matematika, (Bandung: UPI PRESS, 2006),
Cet.I, h. 7.
10
Herman Hudojo, op. cit., h.128.
11
Utari Sumarmo, “Proses Berpikir Matematika Apa Dan Mengapa Dikembangkan,” Bahan Belajar
Matakuliah Proses Berpikir Matematik Program S2 Pendidikan Matematika, STKIP, 2012. h. 439.
12
Ibid.
15
13
Nahrowi Adji dan Maulana, Op. cit., h. 4.
14
Utari Sumarmo.op.cit., h. 438.
16
15
Sri Wardani,dkk, Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Di SD,
(Jogjakarta:PPPPTK Matematika, 2010), h.15.
16
Ibid.
17
S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2003), Cet.ke-8, h.170.
18
Nahrowi adji dan Maulana, loc. cit.
19
Herman Hudojo, op. cit., h.130.
17
aturan dalam penyelesaian masalah, dan meneliti kembali hasil yang telah
diperolehnya sehingga dapat tercapainya tujuan yang dikehendaki.
20
James P.Byrnes ,Cognitive Development and Learning in Instructional Contexts,(USA:Temple
University, 2009), Third edition, h.82.
18
dapat diketahui bahwa model pembelajaran merupakan suatu rencana yang disusun
sehingga memungkinkan seorang guru mengatur terlaksananya proses belajar
mengajar di dalam kelas sehingga tercapainya tujuan dari proses pembelajaran
tersebut.
Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) ini berawal dari
implementasi pembelajaran kimia terutama pada pembelajaran kimia umum
(general chemistry). Selanjutnya, Process Oriented Guided Inquiry Learning
(POGIL) ini diterima secara luas di dalam pembelajaran sains, bahkan pada
perkembangannya juga diterapkan di luar pembelajaran sains. Process Oriented
Guided Inquiry Learning (POGIL) pertama kali dikembangkan di Franklin dan
Marshall College State University of New York pada tahun 1994 oleh sekumpulan
professor yang dipimpin oleh Richard S. Moog yang bekerja sama dengan professor
lain dari Stony Brook University, antara lain David M. Hanson.27
Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) dibangun di atas dasar
gagasan bahwa sebagian besar siswa belajar dengan baik ketika mereka:
a. Aktif terlibat dan berpikir di kelas dan laboratorium.
b. Menarik kesimpulan dengan menganalisis data, model, atau contoh-contoh dan
dengan mendiskusikan ide-ide.
c. Bekerja sama dalam tim di sekolah untuk memahami konsep dan untuk
memecahkan masalah.
d. Merefleksikan apa yang telah dipelajari dan meningkatkan kinerja mereka.
e. Berinteraksi dengan instruktur sebagai fasilitator pembelajaran.28
Tiga komponen pokok dari Process Oriented Guided Inquiry Learning
(POGIL) adalah pembelajaran kolaboratif (dalam konteks pembelajaran kooperatif),
inkuiri terbimbing (guided inquiry), dan metakognisi (metacognition).29 Salah satu
27
Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Assesmen, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset, 2012), Cet.I, h.97.
28
David M. Hanson, Instructor’s Guided to Process-Oriented Guided-Inquiry Learning, (Stony
Brook University: Suny, 2006), h.3.
29
Warsono dan Hariyanto,loc. cit.
21
30
Miftahul Huda, op. cit., h. 111.
31
Warsono dan Hariyanto,loc. cit.
32
Ibid., h.99.
33
Rainer Zawadzki ,”Is Process-Oriented Guided-Inquiry Learning (POGIL) Suitable as a teaching
method in Thailand’s higher Education?”, Asian Journal on Education and Learning, Vol.2, 2010,
h.67.
34
David M. Hanson, op. cit., h.49.
22
35
Warsono dan Hariyanto,loc. cit.
36
David M.Hanson dan Richard S.Moog, Introduction to POGIL, 2014,
(http://www.pcrest.com/pc/pub/POGIL.html), diakses pada 21 November 2014 pukul 18:59 WIB.
37
Warsono dan Hariyanto, loc. cit.
38
David Hanson, Designing Process –Oriented Guided-Inquiry Activities, (Stony Brook University
: Pacific Creast, 2005), 2nd ed, h.381.
39
Yatim Rianto, Paradigma Baru Pembelajaran:Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam
Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta:Kencana Prenada Media Grup,
2009), Cetakan 1, h.143.
23
Inquiry Learning (POGIL) setiap kegiatan terdiri dari lima tahap. Berikut ini adalah
kelima tahapan Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL):
1. Orientasi (Orientation)
Tahap ini mempersiapkan para siswa untuk belajar. Dengan memberikan
motivasi dan menciptakan minat, rasa ingin tahu dan membuat koneksi untuk
pengetahuan sebelumnya. Tujuan dan kriteria keberhasilan pembelajaran
diidentifikasi. Hal tersebut ditujukan agar adanya peningkatan pembelajaran
karena siswa merasa bahwa topik yang akan dibahas penting dan berharga.
Selain itu, adanya persiapkan mengenai segala sesuatu yang dibutuhkan dalam
proses pembelajaran.40
2. Eksplorasi (Exploration)
Pada tahap ini para siswa mengembangkan pemahamannya tentang konsep
dengan cara menanggapi serangkaian pertanyaan yang akan memandunya pada
suatu proses untuk mengeksplorasi model atau suatu tugas yang harus
diselesaikannya. Informasi yang diproses dengan cara ini dapat berupa diagram,
grafik, suatu tabel data, satu atau beberapa pertanyaan, suatu metode, beberapa
prosa dalam pembelajaran bahasa, simulasi komputer, suatu demonstrasi, atau
berbagai kombinasi dari hal-hal lainnya.41
3. Penemuan konsep atau pembentukan konsep (Concept Invention or Concept
Formation)
Pada tahap ini melibatkan penemuan konsep, pada tahap eksplorasi siswa
tidak menghadirkan konsep secara eksplisit. Para siswa secara efektif dipandu
dan didorong untuk mengeksplorasi, kemudian membuat kesimpulan dan
membuat prediksi. Setelah siswa terlibat dalam fase ini, informasi tambahan dan
nama konsepnya dapat diperkenalkan. Instruktur boleh saja mengemukakan
nama konsepnya tetapi harus siswa sendiri yang menemukan pola-pola konsep
tersebut. Kegiatan lain dirancang agar pada fase ini melibatkan pembentukan
40
David Hanson, loc. cit.
41
Warsono dan Hariyanto, op. cit, h.98.
24
42
Ibid.
43
David Hanson, loc. cit.
44
Ibid.
25
45
Rainer Zawadzki, op. cit., h.72.
46
David M. Hanson, op.cit., h.48.
26
47
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2013), Cet. IX, h.46.
48
Miftahul Huda, op. cit., h. 138.
49
Agus Suprijono, op. cit., h. 50.
50
Miftahul Huda, op. cit., h. 134.
51
Ali Hamzah,dkk, op. cit., h.24.
29
Menurut Joyce dan Weil, sintak atau langkah-langkah pelaksanaan dari model
pembelajaran langsung (Direct Instruction) adalah sebagai berikut:
1. Fase 1: Orientasi pembelajaran
Menyatakan tujuan pembelajaran
2. Fase 2 : Penyajian materi
a. Menjelaskan konsep dan keterampilan baru
b. Menyajikan contoh
c. Identifikasi langkah-langkah keterampilan atau diskusi tentang konsep
d. Mencetak pemahaman peserta didik
3. Fase 3 : Latihan terstruktur
a. Guru memandu peserta didik melalui contoh latihan
b. Peserta didik mengerjakan latihan secara kelompok
c. Guru memberikan umpan balik
4. Fase 4 : Membimbing pelatihan
a. Peserta didik melakukan latihan dengan bimbingan guru
b. Guru menilai kemampuan peserta didik
5. Fase 5 : Latihan mandiri
a. Peserta didik melakukan latihan tanpa bantuan guru
b. Guru melakukan evaluasi52
Terdapat beberapa keunggulan terpenting dari instruksi atau pembelajaran
langsung diantaranya adalah adanya fokus akademik, arahan dan kontrol guru,
harapan yang tinggi terhadap perkembangan siswa, sistem management waktu, dan
atmosfer akademik yang relatif stabil.53
52
Ridwan Abdullah Sani, op. cit., h. 125.
53
Miftahul Huda, op. cit.,h.136.
30
54
Rosidah, Keefektifan Pembelajaran POGIL Berbantu LKPD Terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Materi Pokok Peluang, (Semarang: UNNES, 2013), h. 73.
55
Nur Rahmawati Trisna Putri dan Bambang Sugiarto, Implementasi Process Oriented Guided
Inquiry Learning (POGIL) Untuk Melatih Keterampilan Metakognitif Pada Materi Pokok Reaksi
Reduksi-Oksidasi, (Surabaya: Unesa, 2014), h.151.
31
C. Kerangka Berpikir
Kemampuan pemecahan masalah merupakan kesanggupan seseorang dalam
menerima pertanyaan yang menantang dengan cara menerapkan pengetahuan dan
keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya dan dibantu oleh beberapa kegiatan
yang mencakup: penyelidikan informasi, penggunaan kombinasi aturan-aturan
dalam penyelesaian masalah, dan meneliti kembali hasil yang telah diperolehnya
sehingga dapat tercapainya tujuan yang dikehendaki. Dalam penelitian ini,
kemampuan pemecahan masalah yang akan diukur adalah: (1) mengidentifikasi
unsur-unsur yang diketahui dan ditanyakan, (2) membuat model matematik, (3)
memilih dan menerapkan strategi, (4) menjelaskan hasil dan memeriksa hasil.
Untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut dibutuhkan sebuah
model pembelajaran yang dapat memberikan akses kepada siswa untuk
mengembangkan pemikirannya ketika dihadapkan dengan permasalahan-
permasalahan matematika yang harus dipecahkan. Untuk memecahkan
permasalahan-permasalahan tersebut dapat dibantu dengan menggunakan Process
Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL). Terdapat tiga komponen pokok dari
Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) diantaranya adalah
pembelajaran kolaboratif (dalam konteks pembelajaran kooperatif), inkuiri
terbimbing (guided inquiry), dan metakognisi (metacognition).
56
Ningsih,dkk, Implementasi Model Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. (Semarang: Unnes, 2012), h.52.
32
Berdasarkan uraian diatas dan didukung oleh penelitian sebelumnya maka dapat
diasumsikan bahwa dengan menerapkan model Process oriented guided inquiry
learning (POGIL) memberikan pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa.
Mempengaruhi
Kemampuan
pemecahan masalah
matematik:
Model Orientation
Process 1. Mengidentifikasi
Oriented Exploration unsur diketahui dan
Guided ditanyakan
Concept
Inquiry 2. Membuat model
Invention
matematik
Learning
Application 3. Memilih dan
(POGIL) menerapkan strategi
Closure 4. Menjelaskan hasil
dan memeriksa hasil
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritik yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti
mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa yang diajarkan dengan menggunakan Process Oriented Guided
Inquiry Learning (POGIL) lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa dengan model pembelajaran langsung (Direct
Instruction).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung:Remaja Rosdakarya Offiset, 2011), Cet ke-1,
h.74.
34
35
berlangsung. Tes akan dilakukan baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas
kontrol. Adapun desain penelitian yang akan digunakan adalah sebagai berikut:2
Tabel 3.1
Rancangan Desain Penelitian
Kelompok Perlakuan Post Test
R (Eksperimen) X1 O
R (Kontrol) X2 O
Keterangan :
2
Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung : Alfabeta,2010),Cet ke-11,h.112.
3
Ibid., h. 117-118.
36
E. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal-soal berbentuk
uraian yang diberikan dalam bentuk posttest yang bertujuan untuk mengukur
4
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabet, 2011), Cet.
ke-14, h. 85.
5
Karina Arinda Reswariaji, dkk., Dampak Layanan Bimbinga Konseling Menggunakan
Lembar Kerja Siswa Terhadap Proses Dan Hasil, (Semarang: UNS, 2013), h. 24.
(http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijgs) diakses pada 13 Februari 2016 pukul 06:00.
37
6
Selvia Ermy Wijayanti, Pengaruh Model Pembelajaran Treffinger Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematik Siswa, (Jakarta: Skripsi UIN Jakarta, 2014), h. 176.
38
Tabel 3.3
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa
Mengidentifikasi Membuat Memilih dan Menjelaskan
Skor unsur-unsur yang model menerapkan hasil dan
diketahui dan matematika strategi memeriksa
ditanyakan hasil
0 Tidak Tidak membuat Tidak melakukan Tidak ada
mengidentifikasi apa model perhitungan pemeriksaan
yang diketahui dan matematika sama sekali atau tidak ada
ditanyakan dari soal keterangan
apapun
1 Mengidentifikasi apa Membuat Salah memilih Ada
yang diketahui dan model strategi, pemeriksaan
ditanyakan dari soal matematika perhitungan tetapi tidak
namun kurang namun tidak salah lengkap
lengkap tepat hanyasebagia
n kecil jawaban
yang dituliskan,
tidak ada
penjelasan
jawaban,
jawaban dibuat
tetapi tidak benar
2 Mengidentifikasi apa Membuat Tidak memilih Pemeriksaan
yang diketahui dan model strategi yang dilaksanakan
ditanyakan dengan matematika sesuai untuk untuk melihat
lengkap dengan tepat menyelesaikan kebenaran hasil
dan akan masalah tetapi
mengarah menghasilkan
kepada jawaban yang
penyelesaian benar
yang benar bila
tidak ada
kesalahan
perhitungan
3 Memilih strategi
yang sesuai dan
menerapkannya
dengan benar
untuk
menyelesaikan
masalah namun
terdapat sedikit
kesalahan atau
kekurangan
dalam
perhitungan
sehingga hasil
akhir salah
4 Memilih strategi
yang sesuai dan
menerapkannya
39
untuk
menyelesaikan
masalah
kesalahan dalam
proses
perhitungan serta
menghasilkan
jawaban yang
benar dan tidak
terdapat
Skor 2 2 4 2
1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang
isi atau arti sebenarnya yang diukur.7 Dalam penelitian ini uji validitas yang
dilakukan melalui validitas isi (content validity) dan validitas empiris (empirical
validity). Pada validitas isi berkenaan dengan pertanyaan apakah aspek-aspek
dalam soal tersebut benar-benar tercakup dalam perumusan tentang apa yang
hendak diukur, selain itu penguji validitas harus dilakukan secara rasional dan
logis sehingga suatu tes hasil belajar dapat memiliki validitas yang sempurna.8
Sedangkan untuk validitas empiris menggunakan teknik statistik, yaitu analisis
korelasi. Hal tersebut disebabkan validitas empiris mencari hubungan antara skor
tes dengan suatu kriteria tertentu yang merupakan tolak ukur di luar tes yang
bersangkutan.9
Uji validitas isi dengan menggunakan metode Content Validity Ratio (CVR),
yaitu sebagai berikut:10
( )
CVR =
7
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta:PT. Rajagrafindo
Persada,2011),cet ke-2,h.59.
8
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013), cet ke-5, h. 248-249.
9
Ibid., h. 249.
10
C.H Lawshe, A Quantitative Approach To Content Validity, (Purdue University: Personnel
Psychology, 1975), p.567-568.
40
Keterangan:
CVR = Konten Validitas Rasio (Content Validity Ratio)
Ne = Jumlah penilai/para ahli yang menyatakan butir soal esensial
N = Jumlah penilai/para ahli
Pada tahap ini peneliti memberikan form penilaian instrumen tes kemampuan
pemecahan masalah matematik yang diberikan kepada 5 orang ahli dalam bidang
matematika yang berlatar belakang pendidikan minimal S2 yang terdiri dari 2
orang dosen dan 3 orang guru SMP.
Uji validitas isi dengan menggunakan metode CVR dilakukan pada setiap
butir soal. Jika nilai CVR memenuhi signifikansi yang telah ditentukan pada tabel
nilai CVR minimum yang disajikan oleh Lawshe (lihat pada lampiran), maka soal
tersebut valid sehingga soal dapat digunakan dan sebaliknya jika nilai CVR tidak
memenuhi signifikansi yang ditentukan pada tabel nilai CVR minimum (lihat
pada lampiran), maka soal tidak valid sehingga soal tersebut dihilangkan. Dari 9
soal yang diujicobakan secara validitas isi melalui CVR, didapat bahwa 6 soal
memenuhi signifikansi yang telah ditentukan pada tabel nilai CVR minimum
dengan minimum skor 0,99 (lihat pada lampiran). Oleh karena itu 6 soal tersebut
dikatakan valid dan dapat digunakan pada tahap selanjutnya yaitu uji validitas
empiris, reliabilitas, menentukan taraf kesukaran soal, dan daya pembeda soal.
Berikut disajikan tabel rekapitulasi hasil uji CVR:
Tabel 3.4
Rekapitulasi Hasil Uji CVR
Kategori
No Esensial Tidak Tidak CVR Kesimpulan
Soal Esensial Relevan
1 5 0 0 1 Valid
2 4 1 0 0,6 Tidak Valid
3 5 0 0 1 Valid
4 5 0 0 1 Valid
5 2 3 0 0,2 Tidak Valid
6 4 1 0 0,6 Tidak Valid
7 5 0 0 1 Valid
8 5 0 0 1 Valid
9 5 0 0 1 Valid
41
Pada tahap uji validitas empiris, soal yang telah di CVR diuji cobakan kepada
siswa kelas IX-A yang terdiri dari 30 siswa, dimana sebelumnya mereka sudah
mendapatkan materi teorema phytagoras. Pengukuran uji validitas empiris dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment yaitu sebagai
berikut.11
N XY ( X )( Y )
rXY
N X 2
( X ) 2 N Y 2 ( Y )
2
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang
dikorelasikan.
N = banyaknya siswa yang mengikuti tes.
X = Skor siswa pada setiap butir soal
Y = Skor total pada seluruh siswa
Uji validitas empiris tersebut dilakukan untuk membandingkan hasil
perhitungan dengan pada taraf signifikansi 5%, dengan terlebih dahulu
menetapkan derajat kebebasan yaitu dk = n – 2. Soal dikatakan valid jika nilai
. Sebaliknya soal dikatakan tidak valid jika nilai .
Setelah dilakukan uji validitas empiris, dari 6 butir soal yang diuji cobakan
pada 30 siswa kelas IX-A diperoleh 5 butir soal valid dan 1 soal tidak valid.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitiaan atau keakuratan yang
ditunjukkan oleh instrumen pengukuran.12 Dalam penelitian ini pengujian
reliabilitas yang digunakan untuk soal bentuk uraian adalah dengan menggunkan
rumus Alpha Crownbach.13
11
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. I,
h. 87.
12
Husein Umar,op.cit,h.58.
13
Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2014),
Cet.I,h.233.
42
∑
∑ ∑
( )( ) dengan ( )
Keterangan:
= Nilai reliabilitas
= Banyak item pertanyaan
∑ = Jumlah varians butir
= Varians total
= Skor tiap soal
= Banyaknya siswa
Klasifikasi interpretasi derajat reliabilitas yang digunakan adalah sebagai
berikut:14
Tabel 3.5
Klasifikasi Interpretasi Derajat Reliabilitas
Nilai Reliabilitas Interpretasi
0,00 < ≤ 0,20 Sangat rendah
0,20 < ≤ 0,40 Rendah
0,40 < ≤ 0,70 Sedang
0,70 < ≤ 0,90 Tinggi
0,90 < ≤ 1,00 Sangat tinggi
14
Erman, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Bandung: UPI, 2003), h. 139.
15
Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes
Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2009), Cet.4, h. 12.
43
Keterangan :
P = Proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran.
∑ = Banyak peserta tes yang menjawab benar.
= Skor maksimum
= Jumlah peserta tes
Klasifikasi interpretasi tingkat kesukaran soal yang digunakan adalah sebagai
berikut:16
Tabel 3.6
Klasifikasi Interpretasi Tingkat Kesukaran
Nilai Tingkat Kesukaran Interpretasi
P < 0,30 Sukar
0,30 ≤ P ≤ 0,70 Sedang
P > 0,70 Mudah
= -
Keterangan:
D = Daya Pembeda.
J = Jumlah peserta tes.
= Banyak peserta kelompok atas.
= Banyak peserta kelompok bawah.
16
Ibid.,h. 21.
17
Suharsimi Arikunto, Op.cit, h.228.
44
Setelah dilakukan perhitungan daya pembeda soal, dari 6 butir soal diketahui
bahwa berdasarkan kriteria pada Tabel 3.7 soal yang termasuk kriteria baik ada 1
butir soal, yaitu soal nomor 4, kriteria cukup ada 2 butir soal, yaitu soal nomor 2
dan 3, dan yang termasuk kriteria buruk ada 3 butir soal, yaitu soal nomor 1, 5,
dan 6.
Setelah dilakukan uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal, dan daya
pembeda soal, maka dapat diketahui rekapitulasinya sebagai berikut:
Tabel 3.8
Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen
Nomor Validitas Taraf Daya Kesimpulan
Soal Kesukaran Pembeda
1 Valid Sedang Buruk Digunakan
2 Valid Sukar Cukup Digunakan
3 Valid Sedang Cukup Digunakan
4 Valid Sukar Baik Digunakan
5 Valid Mudah Buruk Digunakan
6 Invalid Sedang Buruk Tidak Digunakan
Reliabilitas 0,726 (Tinggi)
18
Ibid.,h. 232.
45
diperoleh berupa angka-angka. Angka tersebut diperoleh dari skor hasil tes
kemampuan pemecahan masalah matematik para siswa. Penelitian ini
menggunakan dua jenis analisis kuantitatif, yaitu: analisis deskriptif dan analisis
inferensial. Pada penelitian ini terlebih dahulu dilakukan analisis deskriptif yang
dilakukan dengan statistika deskriptif yang mencakup: tabel distribusi frekuensi,
grafik, ukuran pemusatan (mean, median, modus, dan quartil), ukuran penyebaran
(rentang, standar deviasi, koefisien varians, skewness, dan curtosis).
Sedangkan pada analisis inferensial dilakukan bertujuan untuk
menggeneralisasi populasi berdasarkan hasil pengujian hipotesis dari data sampel.
Sebelum melakukan uji hipotesis akan dilakukan pemeriksaan data penelitian
melalui uji prasyarat analisis diantaranya adalah uji normalitas dan uji
homogenitas.
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi
sampel yang dipilih berasal dari sebuah distribusi normal atau tak normal. Dalam
penelitian ini, pengujian normalitas dengan uji Lilifors, dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:19
1) Perumusan hipotesis
: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdidtribusi normal
2) Pengamatan x1, x2, …., xn dijadikan bilangan baku z1, z2, z3, .. , zn , dengan
rumus:
̅
zi =
3) Untuk setiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang baku F(zi) = P(z< zi)
4) Menghitung proporsi z1, z2, z3, .. , zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika
proporsi dinyatakan oleh S(zi), maka
S(zi) =
19
Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: PT Rosemata Sampurna, 2010),
h.107-108.
46
20
Ibid., h.118.
47
db =
Keterangan:
t = Harga t hitung
̅ = Nilai rata-rata hitung data kelas eksperimen
̅ = Nilai rata-rata hitung data kelas kontrol
= Simpangan baku kedua kelas
= Jumlah siswa pada kelas eksperimen
= Jumlah siswa pada kelas kontrol
b. Untuk sampel yang tak homogen (heterogen) digunakan rumus:22
̅ ̅
Keterangan:
= varians data kelas eksperimen
= varians data kelas kontrol
21
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), Cet.1, h. 239.
22
Kadir, op.cit, h. 201.
48
Pertama :
Kedua :
Keterangan:
to2 = t hitung
db = derajat bebas
23
Ibid.,h. 274.
24
Kadir, Statistika Terapan (Konsep, Contoh, dan Analisis Data dengan Program SPSS/Lisrel
dalam Penelitian), (Jakarta:RajaGrafindo Persada, 20112015), Cet ke-2, h.296.
49
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang akan diuji pada penelitian ini adalah:
0 : ≤
:
Keterangan:
: rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematik pada kelompok
eksperimen.
: rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematik pada kelompok kontrol.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Ar-Rahman Karang Tengah kota
Tangerang. Penelitian tentang kemampuan pemecahan masalah matematik di
sekolah tersebut dilakukan terhadap dua kelas yang menjadi sampel penelitian
yaitu kelas VIII-A sebagai kelas kontrol, yang terdiri dari 29 orang siswa yang
diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran langsung dan kelas VIII-B
sebagai kelas eksperimen, yang terdiri dari 28 orang siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL).
Penelitian ini berlangsung pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 dan
memerlukan 9 pertemuan, dengan rincian 8 pertemuan digunakan untuk
melaksanakan proses pembelajaran matematika materi teorema phytagoras dan 1
pertemuan digunakan untuk mengerjakan soal posttest.
Posttest yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol
merupakan soal berbentuk uraian pokok bahasan teorema phytagoras, dimana soal
tersebut dibuat berdasarkan pada indikator kemampuan pemecahan masalah
matematik. Sebelum soal atau instrumen digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji
validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal, dan daya beda soal. Sebelum uji coba
tersebut diberikan kepada siswa kelas IX yang sebelumnya pernah mendapatkan
materi teorema phytagoras, dilakukan uji validitas isi instrumen melalui metode
Content Validity Ratio (CVR), dimana instrumen tersebut dinilai oleh 5 orang ahli
matematika. Setelah dilakukan uji validitas isi selanjutnya instrumen tersebut
diujicobakan kepada kelas IX. Berdasarkan perhitungan uji coba instrumen
diperoleh 5 butir soal yang akan digunakan dalam posttest.
Berikut ini akan disajikan data hasil penelitian berupa hasil perhitungan akhir.
Data penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil posttest siswa di kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
50
51
Frekuensi
Frekuensi
No Interval
(fi) f(%) Kumulatif
1 34-42 6 21,43 6
2 43-51 4 14,29 10
3 52-60 4 14,29 14
4 61-69 8 28,57 22
5 70-78 3 10,71 25
6 79-87 3 10,71 28
JUMLAH 28 100 -
Tabel 4.1 menunjukan bahwa nilai terbanyak terdapat pada interval 61-69
sebanyak 8 siswa dengan persentase 28,57%. Siswa yang memperoleh nilai
terendah berada pada interval 34-42 sebanyak 6 siswa dengan persentase 21,43%
sedangkan nilai tertinggi berada pada interval 79-87 sebanyak 3 siswa dengan
persentase 10,71%. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata
posttest kelas eksperimen sebesar 58,25 dengan nilai tertinggi 86 dan nilai
terendah 34. Nilai rata-rata kelas tersebut berada pada interval 52-60. Dari data
tersebut terlihat bahwa sekitar 18 siswa dengan presentase 64,28% yang
memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan rata-rata kelas. Sedangkan, sekitar
10 siswa dengan presentase 35,72% yang memperoleh nilai lebih kecil dari rata-
rata kelas. Hal tersebut menunjukan bahwa jumlah siswa yang mendapatkan nilai
lebih besar atau sama dengan rata-rata kelas lebih banyak dibandingkan siswa
yang memperoleh nilai dibawah rata-rata kelas. Selanjutnya dari hasil perhitungan
52
diketahui pula bahwa nilai median kelas eksperimen sebesar 60,5, nilai modus
sebesar 64,5, varians sebesar 219,75, simpangan baku sebesar 14,82, koefisien
kemiringan sebesar -0,42 (kurva landai ke kiri) dan ketajaman sebesar 0,28
(leptokurtis atau kurva runcing). Secara visual penyebaran data kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa kelas eksperimen dapat dilihat pada
histogram dan poligon pada Gambar 4.1 berikut:
9
8
7
6
5
Frekuensi
4
3
2
1
0
33,5 42,5 51,5 60,5 69,5 78,5 87,5
Nilai
Gambar 4.1
Grafik Histogram dan Poligon Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa Kelas Eksperimen
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa Kelas Kontrol
Frekuensi Frekuensi
No Interval
Kumulatif
(fi) f(%)
1 18-28 5 17,24 5
2 29-39 8 27,59 13
3 40-50 5 17,24 18
4 51-61 5 17,24 23
5 62-72 4 13,79 27
6 73-83 2 6,90 29
JUMLAH 29 100 -
Tabel 4.2 menunjukan bahwa nilai terbanyak terdapat pada interval 29-39
sebanyak 8 siswa dengan persentase 27,59%. Siswa yang memperoleh nilai
terendah berada pada interval 18-28 sebanyak 5 siswa dengan persentase 17,24%
sedangkan nilai tertinggi berada pada interval 73-83 sebanyak 2 siswa dengan
persentase 6,90%. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata posttest
kelas kontrol sebesar 45,38 dengan nilai tertinggi 82 dan nilai terndah 18. Nilai
rata-rata kelas tersebut berada pada interval 40-50. Dari data tersebut terlihat
bahwa sekitar 16 siswa dengan presentase 55,17% yang memperoleh nilai lebih
besar atau sama dengan rata-rata kelas. Sedangkan sekitar 13 siswa dengan
presentase 44,83% yang memperoleh nilai lebih kecil dari rata-rata kelas. Hal
tersebut menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapatkan nilai lebih besar
atau sama dengan rata-rata kelas lebih banyak dibandingkan siswa yang
memperoleh niali dibawah rata-rata kelas. Selanjutnya dari hasil perhitungan
diketahui pula bahwa nilai median kelas kontrol sebesar 42,2, nilai modus sebesar
33, varians sebesar 300,01, simpangan baku sebesar 17,32, koefisien kemiringan
sebesar 0,71 (kurva landai ke kanan), dan ketajaman sebesar 0,29 (leptokurtis atau
kurva runcing). Secara visual penyebaran data kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa kelas kontrol dapat dilihat pada histogram dan polygon pada
Gambar 4.2 berikut:
54
9
8
7
6
5
Frekuensi
4
3
2
1
0
17,5 28,5 39,5 50,5 61,5 72,5 83,5
Nilai
Gambar 4.2
Grafik Histogram dan Poligon Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa Kelas Kontrol
Berdasarkan uraian terkait dengan kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlihat adanya
perbedaan. Untuk lebih memperjelas adanya perbedaan kemampuan pemecahan
masalah matematik tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4. 3
Perbandingan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol
Kelompok
Statistik Deskriptif
Eksperimen Kontrol
Jumlah Siswa (n) 28 29
Maksimum (Xmax) 86 82
Minimum (Xmin) 34 18
Rata-rata ( X ) 58,25 45,38
Median (Md) 60,50 42,20
Modus (Mo) 64,50 33,00
Varian (S2) 219,75 300,10
Simpangan Baku (S) 14,82 17,32
Kemiringan (Sk) -0,42 0,71
Ketajaman (α4) 0,28 0,29
55
9
8
7
6
5
Series1
eksperimen
4
kontol
3
2
1
0
0 20 40 60 80 100
Nilai
Gambar 4.3
Kurva Perbandingan Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Pada Gambar 4.3 terlihat adanya perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematik antara siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol. Terlihat bahwa
kurva kelas eksperimen lebih bergeser ke kanan dibandingkan kelas kontrol. Hal
tersebut menunjukkan bahwa pencapaian nilai siswa pada kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan dengan pencapaian nilai siswa kelas kontrol. Penyebaran nilai
kemampuan pemecahan masalah matematik siswa kelas eksperimen (58,25)
cenderung mengumpul di atas nilai rata-rata kelas kontrol (45,38). Beberapa
penjabaran tersebut menunjukan bahwa kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
90
80
70
60
50
Kelas Eksperimen
40 Kelas Kontrol
30
20
10
0
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Gambar 4.4
Presentase Rata-Rata Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Keterangan:
Indikator 1 : Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui dan ditanyakan
Indikator 2 : Membuat model matematika
Indikator 3 : Memilih dan menerapkan strategi
Indikator 4 : Menjelaskan hasil dan memeriksa kebenaran hasil
59
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
L (Lilifors)
Jumlah
Kelas Tabel Kesimpulan
Sampel
Hitung ( 0,05 )
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelas
berasal dari populasi yang homogen atau heterogen. Dalam penelitian ini, uji
homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher (F). Kriteria pengujian yang
digunakan yaitu kedua kelas dikatakan homogen apabila diukur
pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu.
Dari hasil perhitungan untuk kelas eksperimen memiliki varians sebesar =
219,75 dan untuk kelas kontrol memiliki varians sebesar = 300,10, sehingga
diperoleh nilai = 1,36. Dari tabel distribusi F dengan taraf signifikansi α =
5% dan db pembilang = 28, db penyebut = 27, diperoleh karena
(1,36 ≤ 1,89), maka Ho diterima dan tolak H1. Maka dapat
disimpulkan bahwa kedua kelas berasal dari popolasi yang homogeny.
Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada
Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Homogenitas
F (Fisher)
Jumlah Varians
Kelas Kesimpulan
Sampel (s2) Tabel
Hitung ( 0,05 )
Eksperimen 28 219,75 Varians
1,36 1,89
Kontrol 29 300,10 Homogen
61
C. Pengujian Hipotesis
Dari hasil perhitungan uji prasyarat menunjukan bahwa data kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdistribusi normal dan homogen. Untuk menguji perbedaan dua rata-rata kelas
eksperimen dan kelas kontrol digunakan uji t. Uji t tersebut bertujuan untuk
mengetahui apakah rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematik siswa
kelas eksperimen yang diajarkan menggunakan model pembelajaran Process
Oriented Guded Inquiry Learning (POGIL) lebih tinggi dibandingkan rata-rata
kemampuan pemecahan masalah matematik siswa kelas kontrol yang diajarkan
menggunakan model pembelajaran langsung. Sebelumnya, ditetapkan hipotesis
statistiknya sebagai berikut:
: ≤
:
Keterangan:
: rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematik pada kelas eksperimen.
: rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematik pada kelas kontrol.
Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan uji t maka diperoleh
thitung= 3,01 sedangkan pada tabel distribusi t pada taraf signifikansi 5% dan
derajat kebebasan (db) = 55, diperoleh harga ttabel (α= . 5) = 1,67. Hasil perhitungan
uji hipotesis disajikan pada Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4. 7
Hasil Uji Hipotesis
Kesimpulan
Kelas thitung ttabel (α=0.05)
Eksperimen
3,01 1,67 Tolak Ho
Kontrol
Gambaran sketsa kurva pada uji perbedaan kedua rata-rata pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Gambar 4.5. Berdasarkan gambar
tersebut dapat terlihat bahwa nilai thitung yaitu 3,01 lebih besar dari ttabel yaitu 1,67.
Selain itu terlihat pula bahwa thitung tidak berada pada daerah penerimaan Ho.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak dan terima H1. Hal tersebut
62
= 0,05
1,67 3,01
Gambar 4.5
Kurva Uji Perbedaan Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Gambar 4.6
Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Tahap Eksplorasi (Exploration)
Gambar 4.6 merupakan hasil pekerjaan salah satu kelompok, terlihat sejauh
mana para siswa dapat menjawab beberapa pertanyaan LKS pada tahap eksplorasi
(exploration). Jawaban tersebut sudah mengarah pada penemuan konsep dari
teorema phytagoras. Tahap yang ketiga adalah penemuan konsep (concept
invention), para siswa diminta untuk menemukan konsep melalui beberapa daftar
pertanyaan pada tahap eksplorasi (exploration). Hal tersebut dapat melatih
kemampuan siswa dalam membuat hasil dan memeriksa hasil, karena sebelum
menentukan konsep apa saja yang mereka temukan, para siswa haruslah melihat
kembali hasil pekerjaan mereka pada tahap eksplorasi (exploration). Gambar 4.7
adalah contoh hasil pekerjaan siswa pada tahap penemuan konsep (concept
invention), yang terdapat pada LKS 1, sebagai berikut:
Gambar 4.7
Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Tahap Penemuan Konsep
(Concept Invention)
65
Gambar 4.8
Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Tahap Aplikasi (Application)
Gambar 4.9
Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen
Gambar 4.10
Proses Pembelajaran Kelas Kontrol
Riri, Selvia, Fela, dan Husna pergi ke sekolah menggunakan sepeda. Untuk
sampai ke sekolah, ada dua jalur yang dapat mereka pilih untuk di lalui.
Jika kecepatan rata-rata pada jalan yang baik 20 km/jam dan pada jalan yang
kurang baik 15 km/jam. Maka melalui jalan manakah mereka sampai di
sekolah lebih cepat? Jelaskan!
70
Gambar 4.11
Perbandingan Jawaban Siswa (a) Kelas Eksperimen dan
(b) Kelas Kontrol Pada Indikator Pertama
Gambar 4.11 merupakan jawaban salah satu siswa kelas eksperiemen dan
kelas kontrol dengan hasil jawaban yang kurang tepat. Terlihat pada Gambar 4.11
(a) bahwa jawaban salah satu siswa kelas eksperimen dapat menuliskan apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan secara lengkap dan terstruktur. Sedangkan
pada Gambar 4.11(b) merupakan jawaban salah satu siswa kelas kontrol yang
terlihat mampu menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan, namun tidak
semua unsur dari apa yang diketahui dituliskan pada lembar jawaban, selain itu
siswa tersebut menuliskan unsur apa saja yang diketahui tetapi menyalin kata-kata
yang ada pada soal.
Gambar 4.12
Perbandingan Jawaban Siswa (a) Kelas Eksperimen dan
(b) Kelas Kontrol Pada Indikator Kedua
Gambar 4.12 merupakan contoh jawaban salah satu siswa kelas eksperiemen
dan kelas kontrol dengan hasil jawaban benar. Terlihat pada Gambar 4.12(a)
bahwa jawaban salah satu siswa kelas eksperimen yang dapat membuat model
matematika, yaitu dengan membuat permisalan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan menggunakan variabel, tentu hal tersebut akan lebih memudahkannya
dalam menyelesaikan soal. Selain itu siswa tersebut membuat model matematika
72
Gambar 4.13
Perbandingan Jawaban Siswa (a) Kelas Eksperimen dan
(b) Kelas Kontrol Pada Indikator Ketiga
Kedua gambar yang disajikan pada Gambar 4.9 merupakan contoh jawaban
salah satu siswa kelas eksperiemen dan kelas kontrol dengan hasil jawaban salah.
Terlihat pada Gambar 4.13(a) merupakan jawaban salah satu siswa kelas
eksperimen yang dapat memilih strategi dengan tepat, dimana tahap pertama yang
dilakukannya adalah menggunakan rumus keliling, kemudian memasukkan nilai
yang telah diketahui pada rumus tersebut, Setelah itu, menentukan nilai panjang
dan lebar, dimana panjang dan lebar tersebut masih mengandung variabel.
Kemudian, siswa tersebut menggunakan rumus teorema phytagoras dan
mensubstitusi nilai yang diketahui pada rumus teorema phytagoras tersebut.
Karena kurang ketelitian siswa tersebut, sehingga ketika menentukan nilai dari
variabel tersebut salah. Sehingga, salah pula ketika menentukan panjang dan lebar
kolam tersebut. Sedangkan pada Gambar 4.13(b) merupakan jawaban salah satu
siswa kelas kontrol, dimana pada proses memilih strategi sudah mengarah pada
proses penyelesaian, namun setelah siswa tersebut mendapatkan nilai panjang dan
lebar yang masih mengandung variabel, siswa tersebut tidak melanjutkan proses
penghitungan dengan menggunakan rumus teorema phytagoras. Sehingga siswa
tersebut belum secara tuntas menyelesaikan jawaban tersebut.
74
Gambar 4.14
Perbandingan Jawaban Siswa (a) Kelas Eksperimen dan
(b) Kelas Kontrol Pada Indikator Keempat
Kedua gambar yang disajikan pada Gambar 4.14 merupakan contoh jawaban
salah satu siswa kelas eksperiemen dan kelas kontrol dengan hasil jawaban benar.
Terlihat pada Gambar 4.14 (a) merupakan jawaban salah satu siswa kelas
eksperimen yang dapat menjelaskan hasil yang diperolehnya dan memeriksa
kembali hasil yang telah diperoleh sebelumnya menggunakan perbandingan
teorema khusus. Sedangkan pada Gambar 4.14 (b) merupakan jawaban salah satu
siswa kelas kontrol, dimana siswa tersebut hanya mencantukan hasil yang
diperolehnya dengan membuat kesimpulan tanpa melakukan pemeriksaan
kembali.
Berdasarkan beberapa temuan dari indikator-indikator kemampuan
pemecahan masalah matematik terlihat bahwa kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa kelas eksperimen lebih unggul daripada siswa pada kelas
kontrol. David M Hanson menyatakan bahwa dengan menggunakan model
pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) selain siswa
lebih terbantu dalam menguasai konten pembelajaran, siswa juga terlatih dalam
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematik. Hal tersebut
sejalan dengan tujuan utama dari implementasi Process Oriented Guided Inquiry
Learning (POGIL) yaitu membantu para siswa menguasai konten yang berkaitan
76
E. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan.
Berbagai upaya telah dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal. Namun
demikian, masih terdapat hal-hal yang tidak dapat terkontrol dan tidak dapat
dikendalikan sehingga hasil dari penelitian ini pun mempunyai keterbatasan. Hal
tersebut antara lain:
1. Penelitian ini hanya terbatas pada pokok bahasan teorema phytagoras saja,
sehingga belum bisa digeneralisasaikan pada pokok bahasan lainnya.
77
2. Kondisi siswa yang terbiasa dengan proses pembelajaran yang terpusat pada
guru, sehingga pada awal proses pembelajaran siswa cenderung sulit untuk
beradaptasi menggunakan model Process Oriented Guided Inquiry Learning
(POGIL).
3. Variabel seperti minat, motivasi, lingkungan, dan beberapa variabel lainnya
belum dilibatkan dalam penelitian ini.
4. Kurang maksimal dalam pembuatan LKS, yaitu pada tahap closure yang tidak
mengarahkan siswa untuk memeriksa hasil dan kebenaran hasil dari pekerjaan
yang telah mereka selesaikan.
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai pembelajaran
matematika dengan menggunakan model Process Oriented Guided Inquiry
Learning (POGIL) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa di
SMP Islam Ar-Rahman, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL)
memiliki nilai rata-rata 58,25. Persentase kemampuan pemecahan masalah
matematik yang dicapai pada indikator mengidentifikasi unsur-unsur yang
diketahui dan ditanyakan sebesar 85,71%, indikator membuat model
matematika sebesar 72,86%, indikator memilih dan menerapkan strategi
sebesar 51,96%, dan indikator menjelaskan dan memeriksa hasil sebesar
30,36%. Kemampuan pemecahan masalah matematik yang paling menonjol
pada kelas ini ada pada indikator mengidentifikasi unsur-unsur yang
diketahui dan ditanyakan.
2. Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) memiliki
nilai rata-rata 45,38. Persentase kemampuan pemecahan masalah matematik
yang dicapai pada indikator mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui dan
ditanyakan sebesar 54,83%, indikator membuat model matematika sebesar
52,07%, indikator memilih dan menerapkan strategi sebesar 49,14%, dan
indikator menjelaskan dan memeriksa hasil sebesar 22,76%. Kemampuan
mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui dan ditanyakan merupakan
kemampuan yang paling menonjol pada kelas ini.
3. Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang diajarkan
menggunakan model Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL)
lebih tinggi dari siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran
78
79
langsung (Direct Instruction) dengan hasil thitung = 3,01 dan ttabel = 1,67
sehingga thitung lebih besar dari ttabel (3,01 > 1,67) dan = 0,14. Dengan
demikian penggunaan model Process Oriented Guided Inquiry Learning
(POGIL) memberikan pengaruh yang cukup kuat terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa.
B. Saran
Berdasarkan temuan yang peneliti temukan dalam penelitian ini, terdapat
beberapa saran terkait dengan penelitian ini, diantaranya adalah:
1. Bagi pihak guru khususnya guru bidang studi matematika, Process Oriented
Guided Inquiry Learning (POGIL) dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif model pembelajaran matematika yang dapat diterapkan di dalam
kelas khususnya untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa.
2. Penelitian ini hanya fokus pada mata pelajaran matematika pada pokok
bahasan teorema phytagoras, oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya
lebih dikembangkan lagi pada pokok bahasan lain.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh model Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL)
terhadap kemampuan berpikir matematik lainnya.
4. Perlu adanya perbaikan dalam pembuatan LKS, terutama pada tahap closure.
DAFTAR PUSTAKA
Didi Suryadi, Membangun Budaya Baru dalam Berpikir Matematika, Bandung: Rizqi
Press, Cetakan 1, 2012.
80
81
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta:PT.
Rajagrafindo Persada, Cetakan 2, 2011.
Kadir, Statistika Terapan (Konsep, Contoh, dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian), Jakarta:RajaGrafindo Persada, Cetakan ke-2, 2015.
Nur Rahmawati Trisna Putri dan Bambang Sugiarto, Unnes Journal of Chemical
Education : Implementasi Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) Untuk
Melatih Keterampilan Metakognitif Pada Materi Pokok Reaksi Reduksi-Oksidasi,
Semarang: Universitas Negeri Semarang, Indonesia, 2014.
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian./Makalah-Semnas-2013-an-R-
Rosnawati-FMIPA-UNY.pdf) diakses pada 30 oktober 2014 pukul 19:15.
Sri Wardani, Analisis SI Dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/Mts Untuk
Optimalisasi Pencapaian Tujuan, Jogjakarta:PPPPTK Matematika, 2008.
Lampiran 1
A. Standar Kompetensi
3. Menggunakan teorema phytagoras dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menggunakan teorema phytagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga
siku-siku
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
5. Kemandirian
E. Materi Pembelajaran
Indikator Penilaian
Teknik Bentuk Instrumen Soal
Instrumen
1. Menemukan Tes tertulis Uraian 1. Presiden Amerika Serikat
konsep teorema ke-20 yaitu James Abram
phytagoras Garfield pernah melakukan
2. Menentukan pembuktian teorema
rumus teorema phytagoras.
phytagoras
Pembuktian tersebut
dilakukannya dengan cara
membuat 2 segitiga siku-
siku identik. Sisi alas
dinamakan a, sisi tinggi
dinamakan b, dan sisi
miring c. Lalu kedua
93
Lampiran 2
Bagaimanakah akhirnya
teorema phytagoras dapat
dibuktikan oleh Sang
Presiden ?
Tangerang,
Guru Pengampu Mata Pelajaran Peneliti
A. Standar Kompetensi
3. Menggunakan teorema phytagoras dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menggunakan teorema phytagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga
siku-siku.
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
E. Materi Pembelajaran
Indikator Penilaian
Teknik Bentuk Instrumen Soal
Instrumen
1. Menemukan Tes tertulis Uraian Terdapat dua persegi, dimana
salah satu ukuran persegi yang satu lebih
penggunaan besar dari persegi lain, seperti
teorema gambar berikut ini:
phytagoras pada
segitiga siku-
siku
99
Lampiran 2
Tangerang,
Guru Pengampu Mata Pelajaran Peneliti
A. Standar Kompetensi
3. Menggunakan teorema phytagoras dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menggunakan teorema phytagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga
siku-siku.
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
E. Materi Pembelajaran
Indikator Penilaian
Teknik Bentuk Instrumen Soal
Instrumen
1. Menemukan Tes tertulis Uraian Diketahui segitiga ABC, siku-
salah satu siku di A dengan titik A (1,2),
penggunaan B (6,2), dan C (1,y). Jika luas
teorema segitiga ABC adalah 15,
phytagoras pada Tentukanlah nilai dari y!
bidang
koordinat
kartesius
2. Menggunakan
rumus teorema
phytagoras pada
bidang
105
Lampiran 2
koordinat
kartesius untuk
menghitung
jarak dua titik
Tangerang,
Guru Pengampu Mata Pelajaran Peneliti
A. Standar Kompetensi
3. Menggunakan teorema phytagoras dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menggunakan teorema phytagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga
siku-siku.
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
E. Materi Pembelajaran
mengucapkan hamdalah
Indikator Penilaian
Teknik Bentuk Instrumen Soal
Instrumen
1. Menemukan Tes tertulis Uraian
Perhatikan
kriteria dalam bagian segi
menentukan empat
PQRS di
jenis-jenis
samping.
segitiga dengan Sisi
menggunakan PS=6cm,
PQ=7cm,
teorema
SR=4cm,
phytagoras dan
2. Menggunakan
111
Lampiran 2
rumus teorema
QR=√ .
phytagoras
Apakah
dalam segitiga QSR
menentukan merupakan
segitiga siku-
jenis-jenis
siku?
segitiga
Tangerang,
Guru Pengampu Mata Pelajaran Peneliti
A. Standar Kompetensi
3. Menggunakan teorema phytagoras dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menggunakan teorema phytagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga
siku-siku.
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
3. Bertanggung jawab
4. Kerja keras
5. Kemandirian
E. Materi Pembelajaran
Tripel Phytagoras
Kegiatan Penutup
5. Closure a. Juru bicara dari kelompok terpilih melalui pengambilan
undian menuliskan hasil diskusi kelompok di papan tulis
dan mempresentasikannya kepada teman-teman di kelasnya
b. Siswa bersama guru mengkonfirmasi dan menyamakan
persepsi mengenai pembahasan materi yang dipresentasikan
oleh kelompok terpilih
c. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan beberapa hal
yang belum dipahami
d. Siswa yang bertugas sebagai strategy analys / reflector 20menit
mengisi lembar refleksi berdasarkan masukan dari teman-
teman sekelompoknya
e. Siswa bersama dengan guru membuat rangkuman/simpulan
pelajaran pada pertemuaan hari ini
f. Siswa mengisi lembar penilaian kinerja atas keikut sertaan
teman satu kelompoknya selama diskusi berlangsung
g. Guru memberikan PR kepada para siswa
h. Guru memberitahukan materi yang akan dibahas
dipertemuaan selanjutnya
i. Siswa bersama guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan hamdalah
b. Sumber Belajar :
1. Buku dengan judul: Matematika Konsep dan Aplikasinya 2Untuk Kelas
VIII SMP dan Mts, Karangan: Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni
2. Buku dengan judul: Matematika 2 untuk SMP dan MTs Kelas VIII,
Karangan: J Dris dan Tasari
Indikator Penilaian
Teknik Bentuk Instrumen Soal
Instrumen
1. Menemukan Tes tertulis Uraian Jika diketahahui terdapat
konsep dari pasangan bilangan yaitu: 7n,
tripel phytagoras 24n,25n dan 8,10,12. Manakah
2. Menggunakan diantara pasangan tersebut
rumus teorema yang merupakan tripel
phytagoras phytagoras?
untuk
menentukan
tripel phytagoras
Tangerang,
Guru Pengampu Mata Pelajaran Peneliti
A. Standar Kompetensi
3. Menggunakan teorema phytagoras dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menggunakan teorema phytagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga
siku-siku.
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
E. Materi Pembelajaran
Indikator Penilaian
Teknik Bentuk Instrumen Soal
Instrumen
1. Menemukan Tes tertulis Uraian Diketahui segitiga PQR siku-
perbandingan siku di P dengan panjang sisi
sisi-sisi segitiga PQ = (3x-2) cm dan PR =(x+6)
siku-siku cm. Jika besar Q = 450,
dengan sudut tentukanlah PQ,PR, dan QR!
khusus
2. Menggunakan
perbandingan
sisi-sisi segitiga
siku-siku
dengan sudut
122
Lampiran 2
khusus untuk
menentukan
sisi-sisi yang
belum diketahui
Tangerang,
Guru Pengampu Mata Pelajaran Peneliti
A. Standar Kompetensi
3. Menggunakan teorema phytagoras dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
3.2 Memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan teorema
phytagoras
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
E. Materi Pembelajaran
mengucapkan hamdalah
Indikator Penilaian
Teknik Bentuk Instrumen Soal
Instrumen
1. Menemukan Tes tertulis Uraian Sebuah persegi panjang ABCD
salah satu memiliki perbandingan
penggunaan panjang : lebar = 4:3. Jika
teorema keliling persegi panjang
phytagoras tersebut 42 cm. Tentukanlah
dalam panjang diagonal sisi persegi
menentukan panjang tersebut!
diagonal pada
bidang dan
bangun ruang
2. Menggunakan
teorema
128
Lampiran 2
phytagoras
untuk
menghitung
panjang
diagonal bidang
datar
Tangerang,
Guru Pengampu Mata Pelajaran Peneliti
A. Standar Kompetensi
3. Menggunakan teorema phytagoras dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
3.2 Memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan teorema
phytagoras
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
E. Materi Pembelajaran
kondusif
3. Concept a. Setelah setiap kelompok mendiskusikan serangkaian 45 menit
Invention pertanyaan pada LKS-8, mereka dapat menemukan salah
satu penggunaan teorema phytagoras dalam memecahkan
masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
b. Siswa mendapatkan penemuan tersebut dalam bimbingan
guru
4. Application a. Siswa bersama kelompoknya mengerjakan soal latihan yang
ada pada LKS-8
b. Guru mengontrol aktivitas para siswa dalam mengerjakan
soal latihan
Kegiatan Penutup
5. Closure a. Juru bicara dari kelompok terpilih melalui pengambilan
undian menuliskan hasil diskusi kelompok di papan tulis
dan mempresentasikannya kepada teman-teman di kelasnya
b. Siswa bersama guru mengkonfirmasi dan menyamakan
persepsi mengenai pembahasan materi yang dipresentasikan
oleh kelompok terpilih
c. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan beberapa hal
yang belum dipahami
d. Siswa yang bertugas sebagai strategy analys / reflector 20menit
mengisi lembar refleksi berdasarkan masukan dari teman-
teman sekelompoknya
e. Siswa bersama dengan guru membuat rangkuman/simpulan
pelajaran pada pertemuaan hari ini
f. Siswa mengisi lembar penilaian kinerja atas keikut sertaan
teman satu kelompoknya selama diskusi berlangsung
g. Mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan hamdalah
133
Lampiran 2
Indikator Penilaian
Teknik Bentuk Instrumen Soal
Instrumen
1. Menemukan Tes tertulis Uraian Kota A, B, dan C merupakn
salah satu titik-titik sudut sebuah segitiga
penggunaan siku-siku, dengan sudut siku-
teorema siku di B. Garis AB dan BC
phytagoras merupakan jalan, masing-
dalam masing dengan panjang 300km
memecahkan dan 400km. Sebuah pesawat
masalah yang terbang dapat menerbangi rute
berkaitan AC yang bukan suatu jalan.
dengan Biaya pengiriman barang
kehidupan dengan truk adalah Rp 500,00
sehari-hari per km, sedangkan dengan
2. Menggunakan pesawat terbang Rp 700,00 per
teorema km. Tentukanlah mana yang
phytagoras lebih murah untuk mengirim
untuk barang dari kota A ke kota C,
134
Lampiran 2
A. Standar Kompetensi
3. Menggunakan teorema phytagoras dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menggunakan teorema phytagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga
siku-siku
C. Indikator
1. Menentukan sisi siku-siku dan hipotenusa dari bangun yang merupakan gabungan
dari beberapa segitiga
2. Menentukan rumus teorema phytagoras yang berlaku pada segitiga siku-siku jika
telah diketahui sisi siku-siku dan hipotenusanya
D. Tujuan Pembelajaran
1. Menentukan sisi siku-siku dan hipotenusa dari bangun yang merupakan gabungan
dari beberapa segitiga
2. Menentukan rumus teorema phytagoras yang berlaku pada segitiga siku-siku jika
telah diketahui sisi siku-siku dan hipotenusanya
136
Lampiran 3
E. Materi Pembelajaran
1. Teorema phytagoras
2. Teorema phytagoras dalam bentuk rumus
Indikator Penilaian
Teknik Bentuk Instrumen Soal
Instrumen
1. Menentukan sisi Tes tertulis Uraian 1. Perhatikan gambar di bawah ini!
siku-siku dan
hipotenusa dari
bangun yang
merupakan
gabungan dari a. Jika diketahui AB=p, BC=q,
beberapa segitiga BE=r, EC=s, DF=t, AF=u, dan
BD=v, maka sebutkan segitiga
siku-siku yang terdapat pada
gambar di atas dan sebutkan pula
sisi siku-siku dan hipotenusanya
Nama Sisi Hipotenusa
segitiga siku-siku
………… ……… ………….
…………. ………. …………..
…………... ………. ………….
…………... ………. ………….
diketahui sisi
siku-siku dan
hipotenusanya
2. Perhatikan gambar bangun datar di
bawah ini
Tangerang,
Guru Pengampu Mata Pelajaran Peneliti
A. Standar Kompetensi
3. Menggunakan teorema phytagoras dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menggunakan teorema phytagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga
siku-siku
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
3. Bertanggung jawab
4. Kerja keras
5. Kemandirian
E. Materi Pembelajaran
2. Buku dengan judul: Mudah Belajar Matematika untuk Kelas VIII Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah 2, Karangan: Nuniek Avianti
Agus
3. Buku dengan judul: Matematika SMP dan Mts Kelas VIII, Karangan:
Heru Nugroho dan Lisda Meisaroh
I. Penilaian Hasil Belajar
Indikator Penilaian
Teknik Bentuk Instrumen Soal
Instrumen
Menggunakan Tes tertulis Uraian 1. Gunakan teorema phytagoras untuk
rumus teorema menghitung niali x pada gambar
phytagoras untuk berikut ini:
menghitung panjang
sisi segitiga siku-
siku jika dua sisi
lain diketahui. 2. Panjang sisi miring suatu segitiga
siku-siku adalah 15 cm. Jika
panjang salah satu sisi siku-
sikunya 9 cm. Tentukanlah
panjang sisi segitiga siku-siku
yang lainnya!
3. Terdapat dua persegi, dimana
ukuran persegi yang satu lebih
besar dari persegi lain, seperti
gambar berikut ini:
146
Lampiran 3
Tangerang,
Guru Pengampu Mata Pelajaran Peneliti
A. Standar Kompetensi
3. Menggunakan teorema phytagoras dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menggunakan teorema phytagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga
siku-siku
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
3. Bertanggung jawab
4. Kerja keras
5. Kemandirian
E. Materi Pembelajaran
Indikator Penilaian
Teknik Bentuk Instrumen Soal
Instrumen
Menggunakan Tes tertulis Uraian 1. Dengan menggunakan rumus jarak,
rumus teorema tentukan panjang dari dua titik,
phytagoras pada yaitu P(2, 5) dan Q(5, 9)!
bidang koordinat 2. Diketahui A(-3, -6) dan B(-7, -9).
kartesius untuk Tentukanlah panjang AB!
menghitung jarak 3. Diketahui segitiga ABC, siku-siku
dua titik. di A dengan titik A (1,2), B (6,2),
dan C (1,y). Jika luas segitiga ABC
adalah 15, Tentukanlah nilai dari y!
Tangerang,
Guru Pengampu Mata Pelajaran Peneliti
A. Standar Kompetensi
3. Menggunakan teorema phytagoras dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menggunakan teorema phytagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga
siku-siku
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
5. Kemandirian
E. Materi Pembelajaran
Kegiatan Penutup
a. Guru bersama siswa yang lain mengkonfirmasi dan
menyamakan persepsi mengenai pembahasan materi yang
telah dibahas pada hari ini
b. Peserta didik menanyakan beberapa hal yang belum mereka 10 menit
pahami mengenai pembahasan hari ini
c. Guru bersama para siswa membuat rangkuman/simpulan
pelajaran pada pertemuaan hari ini
d. Guru memberikan PR kepada para siswa
e. Memberitahukan materi yang akan dibahas dipertemuan
selanjutnya.
f. Mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan hamdalah
Indikator Penilaian
Teknik Bentuk Instrumen Soal
Instrumen
Menggunakan Tes tertulis Uraian 1. Suatu segitiga panjang sisi-sisinya
rumus teorema diketahui adalah:
phytagoras dalam a. 6cm, 12cm, dan 15cm
menentukan jenis- b. 33cm, 44cm, dan 55cm
jenis segitiga Tentukanlah jenis dari segitiga
tersebut!
2. Diketahui segitiga ABC dengan
AB= 7cm, BC= 8cm, dan AC=
12cm.
a. Tunjukkan segitiga ABC adalah
segitiga tumpul!
b. Sudut manakah yang
merupakan sudut tumpul?
3. Perhatikan
bagian segi
empat PQRS
di samping.
Sisi PS=6cm,
PQ=7cm,
SR=4cm, dan
QR=√ .
Apakah
segitiga QSR
merupakan
segitiga siku-
siku?
157
Lampiran 3
Tangerang,
Guru Pengampu Mata Pelajaran Peneliti
A. Standar Kompetensi
3. Menggunakan teorema phytagoras dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menggunakan teorema phytagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga
siku-siku
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
5. Kemandirian
E. Materi Pembelajaran
Tripel phytagoras
Indikator Penilaian
Teknik Bentuk Instrumen Soal
Instrumen
Menggunakan Tes tertulis Uraian 1. Apakah bilangan berikut merupakan
rumus teorema bilangan tripel phytagoras:
phytagoras untuk a. 3 4 5
menentukan tripel b. 9 40 41
phytagoras 2. Misalkan bilangan-bilangan berikut
162
Lampiran 3
Tangerang,
Guru Pengampu Mata Pelajaran Peneliti
A. Standar Kompetensi
3. Menggunakan teorema phytagoras dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menggunakan teorema phytagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga
siku-siku
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
3. Bertanggung jawab
4. Kerja keras
5. Kemandirian
E. Materi Pembelajaran
Indikator Penilaian
Teknik Bentuk Instrumen Soal
Instrumen
Menggunakan Tes tertulis Uraian 1. Diketahui segitiga ABC siku-siku di
perbandingan sisi- A dengan panjang sisi AB =4cm.
sisi segitiga siku- Jika Jika sudut BCA=300,
siku dengan sudut tentukanlah panjang sisi BC dan
khusus untuk AC!
menentukan sisi-sisi 2. Tentukan nilai x dan y dari bangun
yang belum datar berikut ini!
diketahui
A. Standar Kompetensi
3. Menggunakan teorema phytagoras dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
3.2 Memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan teorema
phytagoras
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
3. Bertanggung jawab
4. Kerja keras
5. Kemandirian
E. Materi Pembelajaran
Indikator Penilaian
Teknik Bentuk Instrumen Soal
Instrumen
Menggunakan Tes tertulis Uraian 1. Tentukanlah diagonal bidang dan
teorema phytagoras diagonal ruang pada kubus berikut!
untuk menghitung
panjang diagonal
bidang dan diagonal
ruang
2. Diketahui volume sebuah kunus
adalah 216cm3. Tentukanlah
panjang diagonal bidang dan
diagonal ruang kubus tersebut!
3. Sebuah persegi panjang ABCD
memiliki perbandingan panjang :
lebar = 4:3. Jika keliling persegi
panjang tersebut 42 cm.
Tentukanlah panjang diagonal sisi
persegi panjang tersebut!
Tangerang,
Guru Pengampu Mata Pelajaran Peneliti
A. Standar Kompetensi
3. Menggunakan teorema phytagoras dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
3.2 Memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan teorema
phytagoras
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
3. Bertanggung jawab
4. Kerja keras
5. Kemandirian
E. Materi Pembelajaran
Indikator Penilaian
Teknik Bentuk Instrumen Soal
Instrumen
Menggunakan Tes tertulis Uraian 1. Sebuah tangga yang panjangnya 2,5
teorema phytagoras m disandarkan pada tembok dan
untuk memecahkan jarak ujung bawah tangga dengan
masalah yang tembok adalah 1,5 m. Tentukanlah
berkaitan dengan tinggi tembok!
kehidupan sehari- 2. Sebuah kapal berlayar ke arah timur
hari sejauh 150 km, kemudian ke arah
selatan sejauh 200 km. Hitunglah
jarak kapal sekarang dari tempat
semula!
3. Kota A, B, dan C merupakn titik-
titik sudut sebuah segitiga siku-siku,
dengan sudut siku-siku di B. Garis
AB dan BC merupakan jalan,
masing-masing dengan panjang
300km dan 400km. Sebuah pesawat
terbang dapat menerbangi rute AC
yang bukan suatu jalan. Biaya
pengiriman barang dengan truk
adalah Rp 500,00 per km,
sedangkan dengan pesawat terbang
Rp 700,00 per km. Tentukanlah
mana yang lebih murah untuk
mengirim barang dari kota A ke
178
Lampiran 3
Anggota Kelompok:
1………………………………………………… KELOMPOK:
Indikator Pembelajaran:
2…………………………………………………
1. Menemukan konsep
3………………………........................... KELAS : teorema phytagoras
2. Menentukan rumus
4………………………………………………...
teorema phytagoras
Orientation
Penerapan teorema Phytagoras dapat kalian temukan dalam banyak bidang. Seorang arsitek
menggunakan teorema phytagoras untuk mengukur kemiringan bangunan. Sedangkan tukang kayu
pun memanfaatkan teorema phytagoras untuk membuat segitiga penguat pilar kayu.
Dan pada pembahasan kali ini kita akan mempelajari lebih dalam mengenai teorema Phitagoras.
180
Lampiran 4 Exploration
1. Kertas origami
2. Pensil
3. Busur derajat
4. Penggaris
5. Gunting
6. Lem
Petunjuk!
4. Apakah persegi dan keempat segitiga yang telah disusun membentuk persegi baru dengan
ukuran yang lebih besar?………… , jika iya, coba uraikan luas persegi besar tersebut!
Diketahui : panjang sisi persegi besar adalah? ……………
= (………) x (……..)
= ……………
5. Persegi baru dengan ukuran yang lebih besar tersebut ternbemtuk dari persegi dengan ukuran
yang lebih kecil dan 4 segitiga siku-siku, coba uraikan luas dari bangun-bangun tersebut!
= 4 x ( x alas x tinggi )
= 4 x ( x ….. x ….. )
= ……
= (………) x (……..)
= ……………………
6. Cobalah kaitkan antara luas persegi besar, luas 4 segitiga siku-siku, dan luas persegi kecil untuk
mencari hubungan antara a, b, dan c
Maka akan diperoleh:
8. Selanjutnya, coba kalian tuliskan rumus teorema phytagoras untuk segitiga ABC dengan siku-siku
di A dan di B, dengan terlebih dahulu menggambarkan segitiganya!
Concept Invention
Berdasarkan EXPLORATION, konsep apakah yang kalian temukan mengenai teorema phytagoras?
………………..………………….….…………………………
…………………………………………………………………
…………………..................................................
.....................................................................
.....................................................................
.....................................................................
.....................................................................
.....................................................................
.....................................................................
.................................
Application 183
Lampiran 4
Presiden Amerika Serikat ke-20 yaitu James Abram Garfield pernah melakukan pembuktian
teorema phytagoras. Pembuktian tersebut dilakukannya dengan cara membuat 2 segitiga siku-siku
identik. Sisi alas dinamakan a, sisi tinggi dinamakan b, dan sisi miring c. Lalu kedua segitiga siku-siku
tersebut disusun dengan cara sisi tinggi salah satu segitiga siku-siku bertemu dan sejajar dengan sisi
alas segitiga siku-siku yang lain. Kemudian membuat garis lurus sehingga terbentuklah trapesium.
PENYELESAIAN
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Closure
v
Konsep apa saja yang sudah kalian dapatkan dari proses pembelajaran hari ini?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Sebutkan contoh yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari terkait konsep yang telah
kalian temukan!
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Apakah kalian senang dengan proses pembelajaran hari ini? Sertakan alasan kalian!
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
184
Lampiran 4
Indikator Pembelajaran:
Anggota Kelompok:
1. Menemukan salah satu
1……………………………………………… KELOMPOK: penggunaan teorema
phytagoras pada segitiga
2……………………………………………… siku-siku
2. Menggunakan rumus
3……………………………………………… KELAS: teorema phytagoras untuk
menghitung panjang sisi
4……………………………………………… segitiga jika kedua sisi lain
diketahui
Orientasi
Seorang nahkoda kapal melihat puncak mercusuar yang berjarak 80 meter dari kapal. Jika
diketahui tinggi mercusuar adalah 60 meter dari permukaan laut, dapatkah kalian menentukan jarak
nahkoda dari puncak mercusuar tersebut?
Hal di atas dapat dihitung dengan prinsip segitiga siku-siku. Jika panjang dua sisi segitiga
diketahui, maka sisi yang lain dapat dikataui pula, yaitu dengan Teorema Phytagoras.
185
Exploration
Lampiran 4
Ilustrasi
Pada gambar di atas terdapat dua atap yang berbentuk segitiga siku-siku. Kita akan coba menganalisa
panjang sisinya jika diketahui sebagai berikut:
Segitiga ABC seperti gambar di atas memiliki sudut B= 900. Jika panjang kedua sisi siku-siku
adalah 5cm dan 12 cm, maka panjang sisi miringnya dapat diperoleh dengan menggunakan
teorema?……………………...
1. Cobalah kalian buat sketsa segitiga ABC!
2. Kalian akan menggunakan rumus teorema phytagoras untuk menentukan sisi miring
AC2 = …… + ………
Jadi, panjang AC= …….. cm
AC = √……..
AC = ………..
186
Lampiran 4
b. Atap dengan kayu berwarna biru
Segitiga PQR seperti gambar di atas memiliki sudut P= 900. Jika panjang sisi miringnya
adalah 15cm dan salah satu sisi siku-sikunya 9cm, maka panjang salah satu sisi siku-siku
yang lain dapat diperoleh dengan menggunakan teorema? …………………
1. Cobalah kalian buat sketsa segitiga PQR!
PR2 = ….. 2 - …… 2
PR 2= ……. - …….
Jadi, panjang PR= …….. cm
Penemuan Konsep
Berdasarkan EXPLORATION, dapat kita ketahui bahwa salah satu penggunaan teorema phytagoras
adalah untuk menentukan?
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
Aplikasi 187
Lampiran 4
Terdapat dua persegi, dimana ukuran persegi yang satu lebih besar dari persegi lain, seperti
gambar berikut ini:
Jika diketahui panjang sisi persegi besar adalah 15 cm,
sedangkan luas persegi kecil adalah 25 cm2. Maka
tentukanlah nilai dari x!
PENYELESAIAN
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………….......................................................................................................................................
................................
Closure
Konsep apa saja yang sudah kalian dapatkan dari proses pembelajaran hari ini?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Sebutkan contoh yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari terkait konsep yang telah
kalian temukan!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Apakah kalian senang dengan proses pembelajaran hari ini? Sertakan alasan kalian!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
188
Lampiran 4
Indikator Pembelajaran:
Anggota Kelompok:
1. Menemukan salah satu
KELOMPOK :
1……………………………………………. penggunaan teorema
phytagoras pada bidang
2……………………………………………
koordinat kartesius
KELAS : 2. Menggunakan rumus
3……………………………………………
teorema phytagoras pada
4…………………………………………… bidang koordinat kartesius
untuk menghitung jarak
dua titik
Orientation
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, mari kita pelajari materi ini.
189
Exploration
Lampiran 4
2. Dari titik A ditarik garis sejajar sumbu? …… dan dari titik B ditarik garis sejajar sumbu? ……
, sehingga kedua garis tersebut berpotongan di titik? …………
3. Jarak titik A ke titik C adalah ….. - …..
Jarak titik B ke titik C adalah ….. - …..
4. Jarak dari titik manakah yang belum diketahui, yaitu jarak dari titik …….. ke titik ………
Dengan menggunakan teorema phytagoras, kalian dapat mencari jarak titik tersebut
tersebut, yaitu:
Concept Invention
Berdasarkan EXPLORATION, dapat kita ketahui bahwa salah satu penggunaan teorema
phytagoras adalah untuk menentukan?
………………..………………….….…………
……………………………………………………
………………………………………………......
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
...........................
190
Application
Lampiran 4
Diketahui segitiga ABC, siku-siku di A dengan titik A (1,2), B (6,2), dan C (1,y). Jika luas segitiga ABC
adalah 15, Tentukanlah nilai dari y!
PENYELESAIAN
………………….……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…
Closure
Konsep apa saja yang sudah kalian dapatkan dari proses pembelajaran hari ini?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
Sebutkan contoh yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari terkait konsep yang
telah kalian temukan!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
Apakah kalian senang dengan proses pembelajaran hari ini? Sertakan alasan kalian!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………
191
Lampiran 4
Orientation
Gambar di atas merupakan hasil karya seorang anak, dimana dalam karyanya anak tersebut
menggabungkan beberapa jenis segitiga dan akhirnya terbentuklah gambar mickey mouse dan
sebuah persegi panjang.
Dari beberapa bentuk segitiga di atas, pernahkah kalian meliahatnya?.................. dan dari
beberapa bentuk segitiga tersebut, tahukah kalian jenis segitiga apakah yang kalian lihat? ..............,
coba sebutkan!.......................................................................................................................................
Pada pertemuan sebelumnya kita telah mempelajari teorema phytagoras, dan kali ini kita
akan gunakan teorema phytagoras tersebut untuk mengetahui apakah segitiga tersebut segitiga
siku-siku, segitiga lancip, ataukah segitiga tumpul. Mari kita telusuri lebih dalam.
192
Lampiran 4 Exploration
Kegiatan 1
1. Gambarlah sebuah segitiga ABC yang salah satu sudutnya merupakan sudut siku-
siku!
c2 = a2 + b.2
Jadi, dipeoroleh bahwa:
…… 2= …….2 + …….2
…… = ……… + ……. c2 …… a2 + b.2
……. = ……….
A. Kegiatan 2
1. Gambarlah sebuah segitiga ABC yang ketiga sudutnta merupakan sudut lancip!
c2 = a2 + b.2
Jadi, dipeoroleh bahwa:
…… 2= …….2 + …….2
…… = ……… + ……. c2 …… a2 + b.2
……. ≠ ……….
……. < ……..
193
Lampiran 4
B. Kegiatan 3
1. Gambarlah sebuah segitiga ABC yang salah satu sudutnya merupakan sudut tumpul!
c2 = a2 + b.2
…… 2= …….2 + …….2 Jadi, dipeoroleh bahwa:
…… = ……… + …….
c2 …… a2 + b.2
……. ≠ ……….
……. > ……..
Concept Invention
Berdasarkan EXPLORATION, dapat kita ketahui bahwa salah satu penggunaan teorema phytagoras
adalah untuk mengidentifikasi jenis segitiga, dengan kriteria?
………………..………………….….……………………
………………………………………………………………
………………………….......................................
..................................................................
..................................................................
..................................................................
..................................................................
..................................................................
....
Application 194
Lampiran 4
PENYELESAIAN
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………......…………………
Closure
Konsep apa saja yang sudah kalian dapatkan dari proses pembelajaran hari ini?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
Sebutkan contoh yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari terkait konsep yang
telah kalian temukan!
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
Apakah kalian senang dengan proses pembelajaran hari ini? Sertakan alasan kalian!
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
195
Lampiran 4
Anggota Kelompok:
Indikator Pembelajaran:
KELOMPOK :
1…………………………………………………..
1. Menemukan konsep dari
2…………………………………………………… tripel phytagoras
KELAS : 2. Menggunakan rumus
3…………………………………………………… teorema phytagoras untuk
menentukan tripel
4…………………………………………………… phytagoras
Orientation
SUMBER INFORMASI:
Tukang ini selalu menggunakan pathokan 6-8-10 untuk membuat dinding rumah agar
tegak lurus dengan tanah di sekitarnya. Tanpa disadari ternyata pathokan 6-8-10 itu
sebenarnya merupakan konsep dari bilangan tripel phytagoras. Berdasarkan hasil wawancara
diperoleh keterangan bahwa pathokan tersebut didapatkan dari tukang bangunan seniornya.
Selain pathokan 6-8-10 ternyata tukang tersebut juga menggunakan 3-4-5.
Misalkan terdapat kelompok bilangan yang merupakan panjang sisi-sisi suatu segitiga, dapatkah
kalian menentukan kelompok bilangan mana yang termasuk bilangan tripel phytagoras? Selanjutnya,
kita akan menyelidikinya. Berikut ini adalah kelompok bilangan tersebut:
3, 5, 6
a. Panjang sisi-sisi segitiga yang diketahui adalah? ……, ……., dan ……
b. Tentukan sisi terpanjang? …………………………………………………………….
c. Jika kita menganggap c sebagai sisi terpanjang, dan sisi-sisi lainnya sebagai a dan b, maka
dengan teorema phytagoras kita akan memperoleh:
5, 12, 13
a. Panjang sisi-sisi segitiga yang diketahui adalah? ……, ……., dan ……
b. Tentukan sisi terpanjang? …………………………………………………………….
c. Jika kita menganggap c sebagai sisi terpanjang, dan sisi-sisi lainnya sebagai a dan b, maka
dengan teorema phytagoras kita akan memperoleh:
12, 16, 20
a. Panjang sisi-sisi segitiga yang diketahui adalah? ……, ……., dan ……
b. Tentukan sisi terpanjang? …………………………………………………………….
c. Jika kita menganggap c sebagai sisi terpanjang, dan sisi-sisi lainnya sebagai a dan b, maka
dengan teorema phytagoras kita akan memperoleh:
Dari uraian di atas, tampak bahwa kelompok tiga bilangan 5, 12, 13 dan 12, 16, 20 merupakan sisi-
sisi segitiga?…………………………………… , karena memenuhi teorema? …………………………………………………
Dan kelompok tiga bilangan tersebut merupakan? ………………………………………….
Kalian juga dapat mencari bilangan tripel phytagoras yang lain dengan cara sebagai berikut:
m n m2 + n2 m2 - n2 2mn Tripel
Phytagoras
2 1 5 …………… 4 5, 4, 3
3 1 10 8 ……….. 10, 8, ….
3 2 ……. 5 ……….. ….., 5, …..
4 2 20 ………… 16 20, …… , 16
4 3 25 ………… ……… 25, ….. , …..
SYARAT : “Jika m dan n sembarang bilangan asli dengan m > n”
Concept Invention
Berdasarkan EXPLORATION, konsep apa yang kalian peroleh mengenai tripel phytagoras?
………………..………………….….…………………
…………………………………………………………
…………………………………..........................
.............................................................
.............................................................
.............................................................
.............................................................
.............................................................
.............................................................
......................................
198
Application
Lampiran 4
Jika diketahahui terdapat pasangan bilangan yaitu: 7n, 24n,25n dan 8,10,12. Manakah diantara
pasangan tersebut yang merupakan tripel phytagoras?
PENYELESAIAN
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Closure
Konsep apa saja yang sudah kalian dapatkan dari proses pembelajaran hari ini?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
Sebutkan contoh yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari terkait konsep yang
telah kalian temukan!
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
Apakah kalian senang dengan proses pembelajaran hari ini? Sertakan alasan kalian!
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………
199
Lampiran 4
Orientation
Dari ketiga kondisi tersebut, petugas dapat mengetahui gedung terbakar mana yang paling
tinggi dan mereka juga dapat mengehaui ukuran tangga paling panjang yang pernah digunakan
dalam proses pemadaman api.
Kalau kalian penasaran dengan kejadian tersebut, ayo kita selidiki lebih dalam.
200
Lampiran 4 Exploration
A. Perbandingan sisi-sisi pada segitiga siku-siku dengan sudut khusus, yaitu sudut 450
1. Perhatikan segitiga siku-siku sama kaki berikut ini!
3. Sehingga diperoleh:
AB = ……
AC = …… Dengan demikian diperoleh perbandingan :
BC = ……
AB : AC : BC = ……. : ……… : ……... (Bagi dengan x)
B. Perbandingan sisi-sisi pada segitiga siku-siku dengan sudut khusus, yaitu sudut 300 dan
sudut 600
1. Perhatikan segitiga sama sisi berikut ini!
2. Garis CD merupakan garis tinggi segitiga, sehingga Garis CD membagi sudut C sama
besar dan tegak lurus terhadap alas AB. Sehingga diperoleh: ACD = BCD = ….. 0
ADC = BDC = ….. 0
3. Garis CD juga merupakan garis bagi, sehingga membagi panjang AB menjadi sama
panjang. Sehingga diperoleh: panjang sisi AD = DB = ….. cm
4. Coba kalian perhatikan segitiga CDB, Pada segitiga CBD panjang sisi manakah yang
belum diketahui? ……….
Dengan menggunakan teorema phytagoras, kalian dapat mencari sisi tersebut, yaitu:
DB = ……
CD = …… Dengan demikian diperoleh perbandingan:
BC = ……. DB : CD : BC = ……. : ……… : ……... (Bagi dengan x)
Concept Invention
………………..………………….….………………
…………………………………………………………
……………………………………......................
............................................................
............................................................
............................................................
............................................................
............................................................
...............................
202
Application
Lampiran 4
Diketahui segitiga PQR siku-siku di P dengan panjang sisi PQ = (3x-2) cm dan PR =(x+6) cm. Jika
besar Q = 450, tentukanlah PQ,PR, dan QR!
PENYELESAIAN
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………….
Closure
Konsep apa saja yang sudah kalian dapatkan dari proses pembelajaran hari ini?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
Sebutkan contoh yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari terkait konsep yang
telah kalian temukan!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
Apakah kalian senang dengan proses pembelajaran hari ini? Sertakan alasan kalian!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
203
Lampiran 4
Orientation
Untuk mengetahui diagonal suatu bidang datar dan bangun ruang, kita dapat
menggunakan teorema phytagoras untuk menyelesaikannya. Mari kita pelajari lebih
dalam...
Exploration 204
Lampiran 4
A. KEGIATAN 1
1. Perhatikan persegi ABCD berikut!
Berdasarkan gambar di samping diketahui bahwa:
2. Jika kalian perhatikan, persegi tersebut terbagi menjadi?……….. segitiga siku-siku, coba
kalian sebutkan! ……….. dan ………..
3. Untuk mencari diagonal, kita harus memilih salah satu segitiga siku-siku, misalkan saja
segitiga ABC. Coba kalian gambarkan segitiga ABC beserta ukurannya!
4. Berdasarkan gambar di atas, panjang sisi manakah yang belum diketahui? ……….
Dengan menggunakan teorema phytagoras, kalian dapat mencari sisi tersebut, yaitu:
B. KEGIATAN 2
1. Perhatikan kubus ABCD.EFGH berikut!
Berdasarkan gambar di samping diketahui bahwa:
3. Jika kalian perhatikan, persegi tersebut terbagi menjadi? ……….. segitiga siku-siku, coba
kalian sebutkan! ……….. dan ………..
4. Untuk mencari diagonal, kita harus memilih salah satu segitiga siku-siku, misalkan saja
segitiga EAC. Coba kalian gambarkan segitiga EAC beserta ukurannya!
5. Berdasarkan gambar di atas, panjang sisi manakah yang belum diketahui? ……….
Dengan menggunakan teorema phytagoras, kalian dapat mencari sisi tersebut, yaitu:
Concept Invention
Berdasarkan EXPLORATION, dapat kita ketahui bahwa salah satu penggunaan teorema
phytagoras adalah untuk menentukan?
………………..………………….….………………
………………………………………………………
………………………………………..................
...........................................................
...........................................................
...........................................................
..........................................................
Application 206
Lampiran 4
Sebuah persegi panjang ABCD memiliki perbandingan panjang : lebar = 4:3. Jika keliling persegi
panjang tersebut 42 cm. Tentukanlah panjang diagonal sisi persegi panjang tersebut!
PENYELESAIAN
………………….…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………
………….
Closure
Konsep apa saja yang sudah kalian dapatkan dari proses pembelajaran hari ini?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Sebutkan contoh yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari terkait konsep yang
telah kalian temukan!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
Apakah kalian senang dengan proses pembelajaran hari ini? Sertakan alasan kalian!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………
207
Lampiran 4
Indikator Pembelajaran:
Anggota Kelompok:
1. Menemukan salah satu
1……………………………………………… KELOMPOK : penggunaan teorema
phytagoras dalam
2……………………………………………… memecahkan masalah yang
berkaitan dengan kehidupan
3……………………………………………… KELAS : sehari-hari
2. Menggunakan teorema
4……………………………………………… phytagoras untuk
memecahkan masalah yang
berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari
Orientation
tersebut terjadi?
Untuk tahu alasannya mengapa hal tersebut terjadi tentu tak lepas dari penerapan teorema
phytagoras yang sudah kita bahas, dan tentunya masih banyak lagi penerapan dari teorema
phytagoras di sekitar kita. Untuk lebih dalam lagi, mari kita pelajari uraian materi berikut ini.
Exploration 208
Lampiran 4
Suatu hari Tyo dan Awan merencanakan akan pergi berlibur ke pantai. Namun dalam
rencana tersebut Tyo berharap bisa sampai di pantai dalam waktu yang lebih cepat. Terdapat
dua jalur alternatif menuju pantai. Alternatif pertama adalah Tyo menjemput Awan di
rumahnya untuk pergi bersama menuju pantai, dimana kondisi Rumah Tyo berada di sebelah
barat rumah Awan dan pantai yang akan mereka kunjungi berada tepat di sebelah utara rumah
Awan. Jarak rumah Tyo dan Awan adalah 20 km, sedangkan jarak antara rumah Awan dengan
pantai adalah 15 km. Alternatif kedua adalah Tyo berangkat sendiri dan janjian bertemu dengan
Awan di pantai dengan jalur lurus menuju pantai tersebut. Tentukan jarak tercepat yang
seharusnya di tempuh oleh Tyo supaya sampai di pantai dalam waktu yang lebih cepat dan
tentukan pula selisish jarak yang ditempuh antara kedua alternatif jalur tersebut!
ILUSTRASI GAMBAR
3. a. Berdasarkan ilustrasi yang kalian buat, panjang sisi manakah yang belum diketahui? ………
b. Dengan menggunakan teorema phytagoras, kalian dapat mencari jarak tersebut, yaitu:
c. Sedangkan pada alternatif ke-1, jarak yang akan Tyo tempuh adalah:
Jarak menuju pantai = dari rumah Tyo ke rumah Awan + dari rumah Awan ke pantai
“Jadi, jarak tercepat yang seharusnya di tempuh oleh Tyo supaya sampai di pantai dalam
waktu yang lebih cepat adalah? ……………………………………………………....................................”
“Selisish jarak yang ditempuh antara kedua alternatif jalur tersebut yaitu ….. - .…. = …. Km”
Concept Invention
Berdasarkan EXPLORATION, dapat kita ketahui bahwa salah satu penggunaan teorema phytagoras
adalah untuk?
………………..………………….….……………………
………………………………………………………………
…………………………......................................
.................................................................
.................................................................
.................................................................
....................
210
Application
Lampiran 4
Kota A, B, dan C merupakn titik-titik sudut sebuah segitiga siku-siku, dengan sudut siku-siku di B.
Garis AB dan BC merupakan jalan, masing-masing dengan panjang 300km dan 400km. Sebuah
pesawat terbang dapat menerbangi rute AC yang bukan suatu jalan. Biaya pengiriman barang
dengan truk adalah Rp 500,00 per km, sedangkan dengan pesawat terbang Rp 700,00 per km.
Tentukanlah mana yang lebih murah untuk mengirim barang dari kota A ke kota C, dengan truk
atau pesawat dan tentukan biaya total dengan memakai metode yang lebih murah!
PENYELESAIAN
………………….………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………..............................................
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………….
Closure
Konsep apa saja yang sudah kalian dapatkan dari proses pembelajaran hari ini?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Sebutkan contoh yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari terkait konsep yang
telah kalian temukan!
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Apakah kalian senang dengan proses pembelajaran hari ini? Sertakan alasan kalian!
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………
211
Lampiran 5
KELOMPOK :
Berilah nilai kinerja teman sekelompokmu dengan memberi cek list (√) pada tabel di
bawah ini!
NO NAMA PENILAIAN
Kurang Cukup Baik Sangat
Baik
1
2
3
…………………………………………………………………………………………
………........
KELOMPOK :
Berilah nilai kinerja teman sekelompokmu dengan memberi cek list (√) pada tabel di
bawah ini!
NO NAMA PENILAIAN
Kurang Cukup Baik Sangat
Baik
1
2
3
…………………………………………………………………………………………
……………
KELOMPOK :
Berilah nilai kinerja teman sekelompokmu dengan memberi cek list (√) pada tabel di
bawah ini!
NO NAMA PENILAIAN
Kurang Cukup Baik Sangat
Baik
1
2
3
212
Lampiran 5
KELOMPOK :
Berilah nilai kinerja teman sekelompokmu dengan memberi cek list (√) pada tabel di
bawah ini!
NO NAMA PENILAIAN
Kurang Cukup Baik Sangat
Baik
1
2
3
…………………………………………………………………………………………
213
Lampiran 6
4. Menyelidiki tripel
phytagoras untuk
menentukan segitiga 5, 9
siku-siku
5. Memecahkan masalah
yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari
menggunakan teorema 4
phytagoras
JUMLAH SOAL 9
215
Lampiran 7
FORM PENILAIAN UJI VALIDITAS ISI INSTRUMEN TES
Untuk menguji validitas isi dari instrument tes kemampuan pemecahan masalah matematik, penilai diharapkan memberi
penilaian pada masing-masing soal yang berbentuk tes uraian di bawah ini dengan member tanda (√) pada kolom kategori yang telah
disediakan.
Keterangan:
E : Esensial (Soal tersebut sangat penting untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematik)
TE : Tidak Esensial (Soal tersebut tidak terlalu penting untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematik)
TR : Tidak Relevan (Soal tersebut tidak ada kaitannya dengan kemampuan pemecahan masalah matematik)
adalalah x x .
Jakarta,
Penilai
(………………………..)
226
Lampiran 8
SOAL PENILAI
1 2 3 4 5
1 E E E E E
2 E TE E E E
3 E E E E E
4 E E E E E
5 TE E E TE TE
6 TE E E E E
7 E E E E E
8 E E E E E
9 E E E E E
227
Lampiran 9
No Soal Esensial Tidak Tidak N Ne N/2 (Ne-N/2) ((Ne-N/2) / CVR Minimum Kesimpulan
Esensial Relevan (N/2)) Skor
1 5 0 0 5 5 2,5 2,5 1 1 0,99 Valid
2 4 1 0 5 4 2,5 1,5 0,6 0,6 0,99 Tidak Valid
3 5 0 0 5 5 2,5 2,5 1 1 0,99 Valid
4 5 0 0 5 5 2,5 2,5 1 1 0,99 Valid
5 2 3 0 5 2 2,5 0,5 0,2 0,2 0,99 Tidak Valid
6 4 1 0 5 4 2,5 1,5 0,6 0,6 0,99 Tidak Valid
7 5 0 0 5 5 2,5 2,5 1 1 0,99 Valid
8 5 0 0 5 5 2,5 2,5 1 1 0,99 Valid
9 5 0 0 5 5 2,5 2,5 1 1 0,99 Valid
227
Lampiran 9
228
Lampiran 10
KELAS : …………………………………………………………
adalalah x .
a. Apa saja yang diketahui dan ditanyakan dalam masalah tersebut?
b. Buatlah model matematika yang menggambarkan masalah tersebut!
c. Berapakah ukuran panjang seluncur dari kayu yang harus dibuat dan tentukan pula jarak
ujung seluncur dengan pangkal?
d. Kesimpulan apa yang kalian peroleh dan periksa kembali jawabanmu!
231
Lampiran 11
6. Seorang pengrajin akan membuat penggaris berbentuk segitiga siku-siku dari bahan alumunium. Jika
terdapat tiga buah alumunium dengan ukuran 24 cm, 30 cm, dan 42 cm. Tanpa adanya pemotongan atau
penambahan panjang dari alumunium tersebut.
a. Apa saja yang diketahui dan ditanyakan dalam masalah tersebut?
b. Buatlah model matematika yang menggambarkan masalah tersebut!
c. Apakah mungkin alumunium tersebut membentuk penggaris segitiga siku-siku?
d. Kesimpulan apa yang kalian peroleh dan periksa kembali jawabanmu!
233
Lampiran 12
(Diadaptasi dari pemberian skor pemecahan masalah model studi Schoen dan
Oehmke)
penyelesaian benar
yang benar
bila tidak ada
kesalahan
perhitungan
3 Memilih strategi
yang sesuai dan
menerapkannya
dengan benar
untuk
menyelesaikan
masalah namun
terdapat sedikit
kesalahan atau
kekurangan
dalam
perhitungan
sehingga hasil
akhir salah
4 Memilih strategi
yang sesuai dan
menerapkannya
untuk
menyelesaikan
masalah
kesalahan dalam
proses
perhitunganserta
menghasilkan
jawaban yang
benar dan tidak
terdapat
Skor 2 2 4 2
235
Lampiran 13
n x1 y x1 y
rxy
n x 1
2 2
x1 n y 2 y
2
305852 194 873
301358 194 3026963 (873)
2 2
175560 169362
40740 37636808890 762129
6198
3104 x 46761
6198
145146144
6198
12047,66
0,514
No Nama x1 x2 x3 x4 x5 x6 y x 12 x22 x32 x42 x52 x62 y2 x1y x2y x3y x4y x5y x6y
1 Siswa 1 7 5 4 3 9 2 30 49 25 16 9 81 4 900 210 150 120 90 270 60
2 Siswa 2 8 4 5 3 5 5 30 64 16 25 9 25 25 900 240 120 150 90 150 150
3 Siswa 3 8 4 4 8 8 9 41 64 16 16 64 64 81 1681 328 164 164 328 328 369
4 Siswa 4 7 0 3 0 7 8 25 49 0 9 0 49 64 625 175 0 75 0 175 200
5 Siswa 5 5 2 3 4 8 8 30 25 4 9 16 64 64 900 150 60 90 120 240 240
6 Siswa 6 8 4 4 6 8 10 40 64 16 16 36 64 100 1600 320 160 160 240 320 400
7 Siswa 7 6 3 5 0 9 9 32 36 9 25 0 81 81 1024 192 96 160 0 288 288
8 Siswa 8 7 2 4 2 6 8 29 49 4 16 4 36 64 841 203 58 116 58 174 232
9 Siswa 9 6 3 0 3 7 9 28 36 9 0 9 49 81 784 168 84 0 84 196 252
10 Siswa 10 2 2 3 0 8 6 21 4 4 9 0 64 36 441 42 42 63 0 168 126
11 Siswa 11 8 5 5 6 10 7 41 64 25 25 36 100 49 1681 328 205 205 246 410 287
12 Siswa 12 6 0 2 3 7 8 26 36 0 4 9 49 64 676 156 0 52 78 182 208
13 Siswa 13 7 0 2 0 7 9 25 49 0 4 0 49 81 625 175 0 50 0 175 225
14 Siswa 14 5 3 0 1 6 4 19 25 9 0 1 36 16 361 95 57 0 19 114 76
15 Siswa 15 4 7 5 8 7 8 39 16 49 25 64 49 64 1521 156 273 195 312 273 312
16 Siswa 16 9 5 8 8 7 7 44 81 25 64 64 49 49 1936 396 220 352 352 308 308
17 Siswa 17 9 2 3 0 6 8 28 81 4 9 0 36 64 784 252 56 84 0 168 224
18 Siswa 18 6 0 0 3 6 8 23 36 0 0 9 36 64 529 138 0 0 69 138 184
19 Siswa 19 8 6 2 6 8 5 35 64 36 4 36 64 25 1225 280 210 70 210 280 175
20 Siswa 20 8 0 3 1 6 8 26 64 0 9 1 36 64 676 208 0 78 26 156 208
21 Siswa 21 5 0 0 0 7 7 19 25 0 0 0 49 49 361 95 0 0 0 133 133
22 Siswa 22 10 4 5 5 7 5 36 100 16 25 25 49 25 1296 360 144 180 180 252 180
23 Siswa 23 5 4 5 5 8 9 36 25 16 25 25 64 81 1296 180 144 180 180 288 324
24 Siswa 24 8 0 4 0 5 8 25 64 0 16 0 25 64 625 200 0 100 0 125 200
25 Siswa 25 8 4 4 5 7 4 32 64 16 16 25 49 16 1024 256 128 128 160 224 128
26 Siswa 26 5 2 2 0 6 4 19 25 4 4 0 36 16 361 95 38 38 0 114 76
27 Siswa 27 5 4 0 5 6 9 29 25 16 0 25 36 81 841 145 116 0 145 174 261
28 Siswa 28 7 0 3 0 6 6 22 49 0 9 0 36 36 484 154 0 66 0 132 132
29 Siswa 29 4 4 2 2 7 7 26 16 16 4 4 49 49 676 104 104 52 52 182 182
30 Siswa 30 3 2 0 0 8 4 17 9 4 0 0 64 16 289 51 34 0 0 136 68
237
Lampiran 14
∑ 194 81 90 87 212 209 873 1358 339 384 471 1538 1573 26963 5852 2663 2928 3039 6273 6208
rhitung 0,514 0,706 0,733 0,869 0,416 0,295
rtabel 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374
kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Invalid
238
Lampiran 15
Tentukan nilai varian skor tiap soal, misal varians skor nomor 1
x x
2 2
1 2
1 1
n n
2
1358 194
12
30 30
12 3,449
Perhitungan nilai varian skor soal yang lainnya dan varian total menggunakan
software excel.
Didapat jumlah varian tiap soal ∑ = 19,878
Varian total t 2 47,449 , sehingga reliabilitasnya diperoleh:
∑
( )( )
5 19,878
1
5 1 47,449
1,250,581
0,726
berada pada interval 0,70 < ≤ 0,90 , sehingga realibitas soal yang
digunakan adalah Tinggi
239
Lampiran 16
3 Siswa 3 8 4 4 8 8 32
4 Siswa 4 7 0 3 0 7 17
5 Siswa 5 5 2 3 4 8 22
6 Siswa 6 8 4 4 6 8 30
7 Siswa 7 6 3 5 0 9 23
8 Siswa 8 7 2 4 2 6 21
9 Siswa 9 6 3 0 3 7 19
10 Siswa 10 2 2 3 0 8 15
11 Siswa 11 8 5 5 6 10 34
12 Siswa 12 6 0 2 3 7 18
13 Siswa 13 7 0 2 0 7 16
14 Siswa 14 5 3 0 1 6 15
15 Siswa 15 4 7 5 8 7 31
16 Siswa 16 9 5 8 8 7 37
17 Siswa 17 9 2 3 0 6 20
18 Siswa 18 6 0 0 3 6 15
19 Siswa 19 8 6 2 6 8 30
20 Siswa 20 8 0 3 1 6 18
21 Siswa 21 5 0 0 0 7 12
22 Siswa 22 10 4 5 5 7 31
23 Siswa 23 5 4 5 5 8 27
24 Siswa 24 8 0 4 0 5 17
25 Siswa 25 8 4 4 5 7 28
26 Siswa 26 5 2 2 0 6 15
27 Siswa 27 5 4 0 5 6 20
28 Siswa 28 7 0 3 0 6 16
29 Siswa 29 4 4 2 2 7 19
30 Siswa 30 3 2 0 0 8 13
Jumlah 194 81 90 87 212 664
si2 3,449 4,010 3,800 7,290 1,329 47,449
Σsi2 19,878
st2 47,449
rhitung 0,726
Kriteria Tinggi
240
Lampiran 17
∑
=( )( )
= 0,65
P = 0,65 berada pada interval 0,30 < P ≤ 0,70, maka soal nomor 1 memiliki
taraf kesukaran dengan kriteria sedang.
NOMOR SOAL
NO NAMA
1 2 3 4 5 6
1 Siswa 1 7 5 4 3 9 2
2 Siswa 2 8 4 5 3 5 5
3 Siswa 3 8 4 4 8 8 9
4 Siswa 4 7 0 3 0 7 8
5 Siswa 5 5 2 3 4 8 8
6 Siswa 6 8 4 4 6 8 10
7 Siswa 7 6 3 5 0 9 9
8 Siswa 8 7 2 4 2 6 8
9 Siswa 9 6 3 0 3 7 9
10 Siswa 10 2 2 3 0 8 6
11 Siswa 11 8 5 5 6 10 7
12 Siswa 12 6 0 2 3 7 8
13 Siswa 13 7 0 2 0 7 9
14 Siswa 14 5 3 0 1 6 4
15 Siswa 15 4 7 5 8 7 8
16 Siswa 16 9 5 8 8 7 7
17 Siswa 17 9 2 3 0 6 8
18 Siswa 18 6 0 0 3 6 8
19 Siswa 19 8 6 2 6 8 5
20 Siswa 20 8 0 3 1 6 8
21 Siswa 21 5 0 0 0 7 7
22 Siswa 22 10 4 5 5 7 5
23 Siswa 23 5 4 5 5 8 9
24 Siswa 24 8 0 4 0 5 8
25 Siswa 25 8 4 4 5 7 4
26 Siswa 26 5 2 2 0 6 4
27 Siswa 27 5 4 0 5 6 9
28 Siswa 28 7 0 3 0 6 6
29 Siswa 29 4 4 2 2 7 7
30 Siswa 30 3 2 0 0 8 4
194 81 90 87 212 209
P 0,65 0,27 0,30 0,29 0,71 0,70
Kriteria sedang sukar sedang sukar mudah sedang
242
Lampiran 19
B A BB
DP
JA JB
106 88
150 150
0,70 0,58
0,12
Dp = 0,12 berada pada interval 0,00 < Dp ≤ 0,20, maka soal nomor 1 memiliki
daya pembeda dengan kriteria BURUK
KELAS : …………………………………………………………
2.
Seorang tukang kayu mendapatkan pesanan untuk
membuat seluncuran/perosotan. Karena seluncur
diperuntukkan anak usia 4-6 tahun maka pihak sekolah
meminta dibuatkan seluncur dengan ketentuan sudut
kemiringan antara tanah dengan seluncurnya yaitu
membentuk sudut 300 dan tinggi 3 m, selain itu diketahui
pula bahwa jarak ujung seluncur dengan pangkal adalalah
5. Sebuah tangga yang panjangnya 28 m bersandar pada tembok sebuah gedung yang tingginya 16
m. Jika kaki tangga terletak 12 m dari tembok, maka hitunglah panjang bagian tangga yang
tersisa di atas tembok! Jelaskan!
247
Lampiran 23
36-x
x
24
Penyelesaian:
c2 = a2 + b2
1296-576 = 72x
720 = 72x
=x
x = 10
Periksa kembali:
36-x
x
24
248
Lampiran 23
x= 10 m
sisi miring = 36-x= 36-10=26m
c2 = a2 + b2
676=676 (BENAR)
3
M
A
x C
Penyelesaian:
AB:BC=2:1
AB:3 = 2:1
AB =6
B
Ilustrasi gambar:
6 3
M
A
x C
249
Lampiran 23
AC2= 36-9
AC2= 27
AC= 27
AC = 3 3
Pangkal adalah 3 3
B
Periksa kembali:
6
3
M
A
3 C
6:3 = 2
3:3=1
A
3 C
:3 =
Terlihat bahwa ukuran segitiga diatas sesuai dengan perbandingan segitiga khusus
3. Diketahui: ada dua jalan (1) Lintasan yang baik =3km dan 4 km
(2) Hipotenusa jalan (1) kondisi kurang baik
Kecepatan rata-rata (1) Jalan dengan kondisi baik 20 km/jam
(2)Jalan dengan kondisi kurang baik 15km/jam
Ditanya : Jalan manakah yang dapat ditempuh dengan waktu lebih cepat?
250
Lampiran 23
Jawab:
Misal: Jarak tempuh = s
Waktu tempuh= t
Penyelesaian:
Jadi, Jarak tercepat yang dapat ditempuh adalah jalan sepanjang hipotenusa
dari 3km dan 4 km dengan kondisi jalan kurang baik, yaitu dengan waktu
19,8 menit.
A D
B C
Penyelesaian:
56x = 2(p+l)
= (p+l)
Ilustrasi gambar: C
40 12x
MM
B
16x D
d2 = b2 + b2
1600 = 400 x2
= x2
x= 2
Jadi, panjang kolam renang adalah 32 meter dan lebar kolam renang 24 meter
Periksa kembali:
d2 = b2 + b2
1600=1600 (BENAR)
Ilustrasi gambar:
x
16
12
Penyelesaian:
x2 = 144+256
x= 20
*Sisa tangga=28m-20m=8m
Jadi, panjang bagian tangga yang tersisa diatas tembok adalah 8m.
HASIL POSTTEST KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA KELAS EKSPERIMEN
253
Lampiran 24
Nomor Soal Indikator Kemampuan
No Nama 1 3 42 5 Pemecahan Masalah Matematik Total Nilai
A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D
1 B1 2 2 3 1 2 2 3 1 2 0 4 2 2 1 0 0 2 1 1 1 10 6 11 5 32 64
2 B2 2 1 3 0 2 2 3 1 2 2 4 0 2 2 4 2 2 2 3 0 10 9 17 3 39 78
3 B3 2 2 4 2 2 0 1 1 2 2 0 0 2 0 1 0 2 2 3 1 10 6 9 4 29 58
4 B4 2 2 3 1 2 2 0 0 2 1 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 6 5 6 2 19 38
5 B5 2 2 0 0 2 2 1 0 2 2 1 0 2 1 1 1 2 2 3 1 10 9 6 2 27 54
6 B6 2 2 4 2 2 2 3 1 2 2 4 2 2 2 3 1 2 2 3 0 10 10 17 6 43 86
7 B7 2 2 4 2 2 2 3 1 2 2 4 0 0 0 0 0 2 2 4 2 8 8 15 5 36 72
8 B8 2 2 3 1 2 2 1 1 2 2 4 0 2 2 0 0 2 2 1 1 10 10 9 3 32 64
9 B9 2 2 0 0 2 0 1 1 2 1 1 0 2 2 4 2 0 0 0 0 8 5 6 3 22 44
10 B10 2 2 3 1 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 0 0 0 0 0 8 8 7 1 24 48
11 B11 2 2 0 0 2 2 3 1 2 2 3 0 2 2 1 0 0 0 0 0 8 8 7 1 24 48
12 B12 2 2 4 2 2 2 4 2 0 0 0 0 1 0 0 0 2 2 4 2 7 6 12 6 31 62
13 B13 1 2 3 0 2 2 4 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 4 7 1 17 34
14 B14 2 2 3 1 2 1 0 0 2 2 4 0 2 1 3 1 2 2 4 0 10 8 14 2 34 68
15 B15 2 2 3 0 1 1 4 1 0 0 0 0 2 0 3 0 2 2 1 1 7 5 11 2 25 50
16 B16 2 2 1 0 2 2 3 1 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 6 5 1 18 36
17 B17 2 2 4 2 1 0 4 2 2 2 4 2 2 2 4 2 1 1 3 0 8 7 19 8 42 84
18 B18 2 2 4 1 2 2 0 0 2 2 3 1 1 0 0 0 2 2 3 0 9 8 10 2 29 58
19 B19 2 1 0 0 2 2 1 0 1 0 0 0 2 2 0 0 2 1 3 1 9 6 4 1 20 40
20 B20 2 1 3 1 2 2 3 0 1 0 0 0 2 2 4 2 2 2 3 0 9 7 13 3 32 64
21 B21 2 1 3 1 2 2 4 0 2 2 3 1 2 2 1 0 0 2 4 1 8 9 15 3 35 70
22 B22 2 2 4 2 2 2 4 2 2 2 4 1 2 2 4 2 2 1 1 0 10 9 17 7 43 86
23 B23 2 2 4 2 2 2 0 0 2 2 3 1 2 2 3 0 2 2 0 0 10 10 10 3 33 66
24 B24 2 2 3 1 2 2 3 0 1 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 9 4 6 1 20 40
254
Lampiran 24
25 B25 2 2 3 0 2 2 3 1 1 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 7 6 6 1 20 40
26 B26 2 2 4 1 2 2 4 2 2 2 1 1 2 1 0 0 2 2 1 1 10 9 10 5 34 68
27 B27 2 2 4 2 2 2 0 0 2 2 4 0 2 2 3 0 0 0 0 0 8 8 11 2 29 58
28 B28 2 1 1 0 2 2 3 0 2 1 3 1 2 2 1 1 2 2 3 0 10 8 11 2 31 62
JUMLAH 240 204 291 85 820 1640
RATA-RATA 8.57 7.29 10.39 3.04
SKOR IDEAL 10 10 20 10
PERSENTASE (%) 85.71 72.86 51.96 30.36
Titik
Batas Batas Frekuensi Frekuensi
No. Interval Tengah Xi2 fiXi fiXi2
Bawah Atas (fi) f(%) Kumulatif (Xi)
21.43 1444 228 8664
1 34-42 33,5 42,5 6 6 38
14.29 2209 188 8836
2 43-51 42,5 51,5 4 10 47
14.29 3136 224 12544
3 52-60 51,5 60,5 4 14 56
28.57 4225 520 33800
4 61-69 60,5 69,5 8 22 65
10.71 5476 222 16428
5 70-78 69,5 78,5 3 25 74
10.71 6889 249 20667
6 79-87 78,5 87,5 3 28 83
Jumlah 28 100 - - 23379 1631 100939
Mean 58,25
Median 60,50
Modus 64,50
Varian 219,75
Simpangan Baku 14,82
B. Mean/ Nilai Rata-rata
∑
Mean ( X ) = ∑
= = 58,25
Keterangan:
X = Mean/ nilai rata-rata
∑ = Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-
masing interval dengan frekuensinya.
∑ = Jumlah frekuensi / banyak siswa
C. Median/ Nilai Tengah (Md)
Md = L + ( ) . i = 51,5 + ( ) 60,50
Keterangan:
Md = median/ nilai tengah
260
Lampiran 26
D. Modus (Mo)
Mo = L + ( ) . i = 60,5 + ( ) 64,50
Keterangan :
Mo = modus/ nilai yang paling banyak muncul
L = lower limit (batas bawah dari interval kelas modus)
= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
= interval kelas
∑ ∑
E. Varian (S2) = =
∑ ∑
F. Simpangan baku (S) = √ =√ = 14,82
Mo = Modus
S = Simpangan baku
Sk = 0 = Kurva normal
Sk > 0 = Kurva melandai ke kanan
Koefisien kemiringan (Sk) pada kelas eksperimen diperoleh sebagai berikut:
̅
=( ) - 0,42
( )
1. Perhitungan Quartil
Q1 = L + ( ) . i = 42,5+ ( ) 44,75
Q3 = L + ( ) . i = 60,5+ ( ) 68,375
Keterangan:
Q = Quartil
L = lower limit (batas bawah dari interval kelas quartil)
n = jumlah frekuensi/ banyak siswa
= frekuensi kumulatif yang terletak di bawah interval kelas quartil
= frekuensi kelas quartil
262
Lampiran 26
i = interval kelas
2. Perhitungan Persentil
Keterangan:
P = Persentil
L = lower limit (batas bawah dari interval kelas persentil)
n = jumlah frekuensi/ banyak siswa
= frekuensi kumulatif yang terletak di bawah interval kelas persentil
= frekuensi kelas persentil
i = interval kelas
Jadi, ( ) = ( ) = 0,28
Frekuensi Titik
Frekuensi
Batas Batas
No Interval Tengah Xi2 fiXi fiXi2
Bawah Atas (fi) f(%) Kumulatif (Xi)
1 18-28 17,5 28,5 5 17.24 5 23 529 115 2645
Keterangan:
Me = Mean/ nilai rata-rata
∑ = Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-
masing interval dengan frekuensinya.
∑ = Jumlah frekuensi / banyak siswa
Md = L + ( ) . i = 39,5 + ( ) 42, 20
Keterangan:
Md = median/ nilai tengah
264
Lampiran 27
D. Modus (Mo)
Mo = L + ( ) . i = 28,5 + ( ) 33,00
Keterangan :
Mo = modus/ nilai yang paling banyak muncul
L = lower limit (batas bawah dari interval kelas modus)
= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
= interval kelas
∑ ∑
E. Varian (S2) = =
∑ ∑
F. Simpangan baku (S) = √ =√ = 17,32
Mo = Modus
S = Simpangan baku
265
Lampiran 27
Sk = 0 = Kurva normal
Sk > 0 = Kurva melandai ke kanan
Koefisien kemiringan (Sk) pada kelas kontrol diperoleh sebagai berikut:
̅
=( ) 0,71
( )
1. Perhitungan Quartil
Q1 = L + ( ) . i = 28,5+ ( ) 31,03
Q3 = L + ( ) . i = 50,5+ ( ) 57,25
Keterangan:
Q = Quartil
L = lower limit (batas bawah dari interval kelas quartil)
n = jumlah frekuensi/ banyak siswa
266
Lampiran 27
2. Perhitungan Persentil
Keterangan:
P = Persentil
L = lower limit (batas bawah dari interval kelas persentil)
n = jumlah frekuensi/ banyak siswa
= frekuensi kumulatif yang terletak di bawah interval kelas persentil
= frekuensi kelas persentil
i = interval kelas
Jadi, ( ) = ( ) = 0,29
KELOMPOK EKSPERIMEN
1. Menentukan Hipotesis
H0 = Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 = Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
2. Menentukan
Dari tabel nilai kritis L untuk uji liliefors untuk jumlah sampel 28 pada taraf signifikansi
0,05, diperoleh 0,167
3. Menentukan
Skor | |
34 1 -1.6363 0.050888 0.03571 0.0152
Mean 58,25
Simpangan Baku 14,82
0,167
0,1052
4. Kriteria Pengujian
Jika maka H0 diterima dan H1 ditolak
Jika maka H0 ditolak dan H1 diterima
5. Membandingkan dengan
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh (0,1052 0,167)
6. Kesimpulan
Karena , maka maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal
269
Lampiran 29
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS
KELOMPOK KONTROL
1. Menentukan Hipotesis
H0 = Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 = Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
2. Menentukan
Dari tabel nilai kritis L untuk uji liliefors untuk jumlah sampel 29 pada taraf signifikansi
0,05, diperoleh 0,165
3. Menentukan
Skor | |
18 1 -1.58083 0.056958 0.034483 0.0225
Mean 45,38
Simpangan Baku 17,32
0,165
0,1249
4. Kriteria Pengujian
Jika maka H0 diterima dan H1 ditolak
Jika maka H0 ditolak dan H1 diterima
5. Membandingkan dengan
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh (0,1249 0,165)
6. Kesimpulan
Karena , maka maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal
271
Lampiran 30
Terima H0
7. Kesimpulan
Dari perhitungan di atas dapat diperoleh ,
artinya terima H0. Maka dapat disimpulkan bahwa populasi dari kedua kelas
(kelas eksperimen dan kelas kontrol) tersebut mempunyai varians yang sama
(homogen). Dengan demikian pengujian uji-t yang digunakan adalah uji-t
yang homogen.
273
Lampiran 31
s gab
n1 1s12 n2 1s2 2
(27 1)(219,75) (28 1)(300,01)
16,14
n1 n2 2 28 29 2
X1 X 2 58,25 45,38
t hitung 3,01
1 1 1 1
s gab 16,14
n1 n2 18 29
Keterangan:
X 1 dan X 2 : nilai rata-rata hitung data kelas eksperimen dan kontrol
2 2
s1 dan s 2 : varian data kelas eksperimen dan kontrol
sgab : simpangan baku kedua kelas
n1 dan n2 : jumlah siswa kelas eksperimen dan kontrol
5. Membandingkan thitung dengan ttabel
Dari hasil perhitungan diperoleh,
thitung > ttabel 3,01 > 1,67
6. Kesimpulan
Dari pengujian hipotesis dengan uji-t diperoleh thitung > ttabel maka H0 ditolak
dan H1 diterima atau dengan kata lain rata-rata kemampuan pemecahan
masalah matematik siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata
kemampuan pemecahan masalah matematik siswa pada kelompok kontrol.
d.f"
q196
gihr gxsr
:J I.353 5"Srt1
v37E 3"?t{? 7J73
5 z-571 3"365 5S33
6 .*"ffi? 3JS*
7 u 365 ?.gsE 3;#lg
n
1"3ts? eJs6 3"*55 '+-ru n
1,341 ? atra1
J,EJg 4.=57
t,3?l 3"195
r.7IE 3"lflfi
tr,78I :.47q
t3 I.,T}1 3.81}
I;97? 3J&7
9"13r I"5f,7
1.51?
t"333 I.11$ 3"Sffi
l,?3* nJttr A EEA
GlJ'& }"8}E
1.38 !.,72$ ess ],ffi1 3535
t0 t.t15 1.?25 T,ff86 I.588 I.Erl5 3551 3,EEN
21 35r?
T3
ai ,.t
t 1,3t8 3CS7
t5 !,318 1.rc& :,?B? 3$Sfr 3n?35
T5 1,3r_5 r"$56 ]"rfg 3S35 3,7{F'
17 1"334 1"ffi3 3.ft5I ;,77I 3S3r
1.331
Ig 1.331 e,'[E] r"75fi 33$6
r.31* 3-il{*; J.*57 :"75il 33.S5
IL I.3ffi r,451 3-375
32 3:,glt7 ?.738
33 [,#tr 3"fl35 3,4{5 t.713
1,3&7 3,il33 e,+{r :.7:8
I5 !..65* I.*3{} r,4:ffi E,?rj$
35 t,43d :,?!.9 1 :' r:t
J ET JJ
E3 I,3.ffi
3"{94
E1 1,Is5 3;rs
1.rs5 r."fi*g 1S97 ;"3&5 I",6$r*
s6 r,rg5 1.668 !557 I,3Eit r.553
4ler ].851
I^,887
7fr 3"e11 3"dtI$
?1 r,fi{? 3,4387
7a 1.;93 I,3?S
71 1.T97
3_4I?
?5 1.r93 I,3rJ lJsl 3.SeE
7S t"sgI I,tstrT
77 3J$9
1.:53 1,S91
?$ 1,trgr 3"3?4 3.397
1"35I 1.figd 3,fi39
,!"3?3 J,833
3,373 I"fi3? 3,L$3
3,fi35
t,3?l
1,fi63 e3?1 3J8S
1.tr91 ;"834
E7 r,131 I,37* t"6*$ 3Je?
1"587 2,3ffi ]"633 f t oE
1.trS1 1"861 J.IgJ
3.4ffi
3"4ftr
s3" ["86.r EJEI
3,39tg
1,586 r,3s-f
1";9! 3"367 3J79 3,39?
95 1.fifi1 E.ST9 3,X78 3"398
I"3S6 I.639 3J7? I 14q
x"rs} :,365 I"5I7 3"t94
7 lf;q 2,6r? 3J75 3,3*3
],365 2.8E6 3.175 3-:l$?
f .fiuE 3374 3"3H
UJI REFERENSI
Paraf
No Judul Buku dan Nama Pengarang
Pembimbine I Pembimbine II
BAB I
1 Cocroft, Mathematics Counts, (London:
Her Majesty's Stationery Offrce, 1982),
h. 1,(http ://www.educationengland.org.uk
/documents/cockcroft/cockcroft 1 982.htm ,q
!) diakses pada 30 oktober 2014 pukul
19:08.
3
Nahrowi Adjie dan Maulana, Pemecahan
Masalah Matematika, (Bandung: UPI
PRESS,2006). Cet. I. h. 4.
I'
6 R.osnawati, Kemampuan P enalaran
Matematiko Siswa SMP Indonesia Pada
TIMSS 201 l, (Yogyakarta: uNY, 2013),
h.|,h.2,
(http //staff. uny.
: id/sites/default/fi les/pe
ac. xn
nelitian./klakalah-Semnas-20 1 3 -an-R- )
Rosnawati-FMIPA-lINY.pdf) diakses
pada 30 oktober2014pukul 19:15.
BAB II
1 Erman Suherman, dkk, Strategi
fr
P embelai aran Matematika Kontempor er,
(Bandung : JICA UPI, 2001), h. 17.
4
2 M.Ali Hamzah dan Muhlisrarini,
P er encanaan dan Str at e gi P e mb e laj ar an
Matemat ika, (Jakarta: PT. Raj aGrafi ndo /
Persada), h.48, h. 1 54, h.24.
I
4
h.127 , h.128, h.130.
BAB III
I Zarnal Arifi n, P enel itian P endi dikan,
(Bandung Remaj a Rosd akarya Offi set,
:
7
Raiagrafindo Persada,20 1 1 ),cet ke-
2.h.59, h.58.
Jakafta, 15 April2016
Mengetahui,
Pe2Pimbins I Pembimbing II
(Y
AI
Dr. Kadir, M.Pd
NIP. 19670812 199402 I 001 20tt0t 2 0t
r .-
AR.RAHMAN
TERAKREDITASI
Sekretariat: Jl. Raden Saleh No. 20 Karang Tengah Kota Tangerang 15157
NPSN t2A60673, Telp. (021)7306211
SURAT KETERAI\GAN
N o. 422 I 087/SMPI-AR/XIUZArc
Yang berranda tangan di bawah ini Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam
Ar-Rahman menerangkan bahwa :
Bahwa nama tersebut di atas telah melaksanakan penelitian pada sekolah yang kami
pimpin guna memperoleh data-datadalam rangka penyusunan skripsi program S1 untuk
tugas akhir perkuliahan dengan judul skripsi : Pengaruh Model Process Oriented
Guidecl Inquiry Learning (POGIL) Terhadup Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa.
Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
15 Desember 2015